PERBEDAAN PERKEMBANGAN BALITA PADA PAUD PERDESAAN DAN PAUD PERKOTAAN Yuni Aisah1), Rini Susanti2), Joyo Minardo3) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Email : [email protected] ABSTRAK PERBEDAAN PERKEMBANGAN BALITA PADA PAUD PERDESAAN DAN PAUD PERKOTAAN. Di indonesia jumlah balita 10% dari jumlah penduduk, di mana prevelensi (ratarata) gangguan perkembangan bervariasi 12,8% s/d 16% sehingga pentingnya pemantauan perkembangan balita pada usia dini dan hal tersebut dapat di pengaruhi beberapa faktor lingkungan yang salah satunya sekolah/pendidikan. Di tinjau dari sarana prasarana, ketersediaan tenaga pendidik/terpenuhinya rasio perbandingan antara jumlah pendidik dengan jumlah siswa, aktivitas anak selama mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebutlah yang dapat membedakan perkembangan balita di Perdesaan dan di perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggetahui perbedaan perkembangan balita pada PAUd perdesaan dan PAUD perkotaan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan study perbandingan (comparative study). Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 3-5 tahun pada PAUD pedesaan dan PAUD pekotaan bulan juli 201 yaitu 24 balita. Pengambilan semple dengan totol sampling. 1 PAUD pedesaan, 1 PAUD pekotaan, 12 balita pedesaan dan 50 balita pekotaan. Hasil penelitian menunjukan perkembangan balita PAUD pedesaan sebagian besar perkembangan normal 10 responden (83,3%) dan 2 responden abnormal(16,7%). Sedangkan perkembangan balita pada PAUD pekotaan memiliki perkembangan normal 50 responden (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan peran pendidikan anak usia dini pada PAUD pedesaan dan PAUD pekotann terhadap perkembangan balita. Kata kunci : Perkembangan, PAUD pedesaan dan PAUD pekotaan, ABSTRACT THE DIFFERENCES CHILDREN DEVELOPMENT OF EARLY CHILDHOOD EDUCATION (PAUD) IN RURAL AND URBAN AREAS TOWARD UNDER-FIVE. In Indonesia, the number of under-five children is 10% of the population, where the prevalence (on average) developmental disorder varied by 12.8% to 16% so that it is important to monitor on early childhood development at an early age. It can be influenced by several environmental factors, one of them is education, in terms of infrastructure, availability of teachers or fulfillment of ratio between the number of educators and students, the activity of children during the learning process. This is exactly what can distinguish early childhood development in the rural and urban areas. The purpose of this study is to find the differences children development of early childhood education in the rural and urban areas toward the under-five. This was a descriptive-comparative study. The population in this study was children aged 3-5 years in early childhood education both in the rural and urban areas in July 2013 as many as 24 children. Data sampling used total sampling technique at a rural and an urban early childhood education (PAUD), which 12 children at rural and 50 children at urban areas. The results of this study indicate that the children development at rural early childhood equation, there are 10 respondents (83.3%) with normal development and 2 respondents (16.7%) abnormal development. While for the early childhood development at urban area all of 50 respondents (100%) have normal development. Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 1 It can be concluded that there no differences in the roles of early childhood education at the rural and urban areas toward the under-five children development. Keywords : rural and urban early childhood education PENDAHULUAN Latar Belakang Upaya pembangunan kesehatan anak dapat dilakukan sejak dini, dari anak masih dalam kandungan. Ini ditujukan untuk menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir dengan selamat, sampai lima tahun pertama kehidupannya, hal ini ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar dapat mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi genetiknya, (Depkes RI, 2010). Memiliki anak dengan tumbuh kembang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu orang tua harus selalu memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak berjalan secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara independen, saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang murni berdiri sendiri, (Mansur H,2009). Periode tumbuh kembang yang paling penting adalah pada masa balita, Karena pada masa ini pertumbuhan dasar sangat mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini kemampuan perkembangan berbahasa, kreativitas, kesadaran social, emosional, dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasarn perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasardasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini, (Soetjiningsih, 2002). Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya remaja. Hal inilah yang membedakan anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa lain bentuk kecil (nendra MB,dkk, 2002). Banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak , selain faktor genetik juga faktor lingkungan. Lingkungan yang menunjang akan mengoptimalkan potensi genetik yang dipunyai seorang anak. Pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan secara rutin, antara lain dengan menggunakan KMS untuk memantau pertumbuhannya atau dengan KKA (Kartu Kembang Anak). Dengan demikian setiap ada penyimpangan tumbuh kembang dapat segera diketahui, (soetjiningsih, 2003). Faktor keturunan meliliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir kedunia ini membawa berbagai ragam warisan dan berasal dari kedua ibu bapak atau nenek dan kakek. Sedangkan faktor lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluaraga yang mengasuh dan membesarkan anak, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora, dan faunaya, (Monus FJ, 2006). Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita (bawah lima tahun) lebih plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang adekuat, kurang stimulasi dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “ jendela kesempatan” (window of oppertunity) dan Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 2 “masa kritis” (critical periode), sehingga perlu upaya pendidikan untuk meningkatkan tumbuh kembangnya di usia Balita, (Depkes RI,2010). Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan. Proses pembelajaran di PAUD seperti bermain, bernyanyi atau musik dan bercerita atau berkisah, (Suyadi, 2011). Pada dasarnya pendidikan sama, namun ada hal yang membedakan dari segi lingkungan yaitu perdesaan dan perkotaan. Pendidikan di perkotaan lebih berkembang di bandingkan dengan pendidikan di perdesaan yaitu dilihat dari segi pendidik, ruangan/kelas, sarana prasarana, dan pelaksanaan kurikulum. Karena di perkotaan pendidik setiap kelas sudah sesuai dengan rasio perbandingan, ruang kelas memadai, sarana prasarana guna menstimulasi perkembangan gerakan kasar, gerakan halus, bicara & bahasa, sosialisasi & mandiri lengkap, dan pedoman kurikulum yang di gunakan selalu mengikuti perubahan yang ada. Di bandingakn dengan pendidikan di perdesaan yaitu adanya keterbatasan pendidik, ruangan, sarana prasarana dan update pedoman kurikulum terlambat. Dengan adanya teori tersebut diharapkan perkembangan balita di perkotaan lebih maju dibandingkan perkembangan balita diperdesaan, (suyadi, 2011). Berhubungan dengan wilayah kerja bidan bahwa bidan juga turut berperan dalam mengajarkan cara stimulasi ataupun cara pemantauan tumbuh kembang balita terhadap PAUD, sehingga Pendidikan Anak Usia Dini dapat memanatu kelangsungan tumbuh kembang balita yang sesuai dengan usianya. Karena itu, lingkungan pendidikan yang dianggap orang tua memiliki peranan peting dalam pertumbuhan balita selain bersama dengan orang tua. Oleh itu, peneliti tertarik untuk meneliti peran pendidikan pada PAUD pedesaan dan PAUD pekotaan terhadap perkembangan balita. Berdasarkan study pendahuluan tanggal 10 Desember 2012 pada PAUD Perdesaan di TK Permata Bunda dan PAUD Perkotaan di PP-PAUDNI dengan balita usia 3-5 tahun. Pada PAUD Perkotaan di PP-PAUDNI, dari 10 balita setelah dideteksi perkembangan tidak ada yang mengalami keterlambatan perkembangan, sedangkan pada PAUD perdesaan di TK Permata Bunda setelah dideteksi perkembangan diperoleh 2 balita (20%) yang perkembangannya abnormal. Mengingat pentingnya perkembangan anak, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan fokus pada perbedaan perkembangan balita pada PUAD perdesaan dan PAUD perkotaan. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Table 1 Definisi Operasional No Variabel 1 Perkembangan Definisi Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian Desain penelitian yang digunakan dengan menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu metode cara penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan obyektif. Alat Ukur KPSP - Motorik kasar Motorik halus Bicara/bahasa Sosialisasi/mandiri Hasil Ukur Dikategorikan menjadi: -Perkembangan normal -Perkembangan meragukan -Perkembangan abnormal Skala ordinal Jenis penelitian yang digunakan dengan studi perbandingan (Comparative Study) yaitu dengan membandingkan perkembangan balita di PAUD Perdesaan dan di PAUD perkotaan. Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 3 Penelitian ini dilaksanakan di PAUD perkotaan pada tanggal 18 juli 2013 dengan populasi sejumlah 50 balita, sedangkan di PAUD perdesaan pada 20 juli 2013 dengan polupasi sejumlah 12 balita. Teknik sampling untuk PAUD perdesaan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 12 balita dari populasi yang ada dan pada PAUD perkotaan menggunakan simple rondom sampling yaitu dengan menggambil 12 balita dari 50 populasi yang tersedia, maka secara acak melinting kertas, mengkocok dan menggambil 12 kertas. Variabel dalam penelitian ini adalah Perkembangan Balita di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Perdesaan dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Perkotaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar KPSP. Pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara menstimulasi perkembangan balita yaitu usia 3-5 tahun. Analisis Univariat adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik yang digunakan untuk mengetahui perkembangan balita yang di PAUD Pedesaan dan di PAUD Perkotaan. Analisis Bivariat penelitian ini menggunakan t-test. Sebelum dilakukan analisis bivariat maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Jika berdistribusi normal maka menggunakan uji t-test, jika berdistribusi tidak normal maka menggunakan mann-whiteny test. Etika Penelitian 1. Informed Consent (Lembar Perstujuan) Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberi lembar persetujuan. 2. Confidentiality (Kerahasian) Merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. 3. Anonimity (Kerahasiaan nama) Merupakan masalah yang memberikan jaminan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Analisis Univariat Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Balita pada PAUD Pedesaan di desa Langensari kecatatan Ungaran tahun 2013 Perkembangan Normal Abnormal Total Frekuensi 12 0 12 Persentase (%) 100,0 0 100,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa di PAUD pedesaan yaitu di Tk Permata Bunda kelurahan Langensari kecamatan Ungaran sebanyak 12 responden dengan perkembangan normal sebanyak 10 responden (83,3%) dan Perkembangan abnormal 2 responden (16,7%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perkembangan Balita pada PAUD Pekotaan di desa Langensari Kecamatan Ungaran Tahun 2013 Perkembangan Normal Abnormal Total Frekuensi 10 2 12 Persentase (%) 83,3 16,7 100,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa Balita di PAUD Pekotaan yaitu di PP-PAUDNI Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran sebanyak 12 responden dengan pekembangan normal sebanyak 12 responden (100%). Analisis Bivariat Tabel 4. Tabel silang Perbedaan Perkembangan balita pada PAUD perdesaan dan PAUD perkotaan. Perkembangan Balita P Tidak Normal Total Normal Value f % f % f % Perdesaan 10 83,3 2 16,7 12 100 0,514 Perkotaan 12 100 0 0 12 100 Jumlah 24 91,7 2 16,7 100 100 Lokasi PAUD Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 4 Tabel 4 menunjukan bahwa uji statistik menggunakan mann whitney test didapatkan hasil bahwa p value = 0,514 ≥ 0,05, sehingga tidak ada perbedaan perkembangan balita pada PAUD perdesaan di TK Permata Bunda kelurahan Langensari kecamatan ungaran Kabupaten Semarang dan PAUD Perkotaan di PP-PAUDNI Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Pembahasan Analisis Univariat 1. Perkembangan Balita di PAUD Perdesaan PAUD perdesaan yang terletak di desa langensari kecamatan ungaran setelah dilakukan analisis pada perkembangan balita terdapat balita yang memiliki keterlambatan perkembangan. Dari hasil penelitian, diketahui terdapat 10 balita (83,3%) yang memiliki perkembangan normal, sementara 2 (16,7%) yang lainnya mengalami perkembangan abnormal. Dari hasil penelitian dapat digambarkan perkembangan balita usia 35 tahun masih ada yang mengalami keterlambatan. Dimana pada usia ini anak harus bisa berdiri dengan satu kaki, menyebut namanya dengan lengkap, melompat dengan satu kaki, menggambar tanda silang, menggambar lingkaran, memakai baju dan sepatu sendiri, bisa membedakan di atas, di bawah, di samping dan di belakang. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut yaitu faktor lingkungan, meliputi keluarga, sekolah/pendidikan, masyarakat dan keadaan alam sekitar. Namun yang paling berpengaruh yaitu keluarga, karena anak sehari-harinya lebih banyak bersama keluarga, selain itu sekolah/pendidikan yang dapat membantu stiumulasi tumbuh kembang anak sesuai dengan kriteria perkembangan yang semestinya anak alami. Ditinjau dari lokasi sekolah yaitu ada yang di desa, dimana fasilitas/sarana prasarana yang masih kurang, yang dapat menghambat/kurang maksimal dalam stimulasi tumbuh kembang anak. Sesuai dengan teori Narendra,M.B (2003) bahwa perkembangan motorik anak karena sedikitnya rangsangan yang diterima anak baik oleh pengaruh/orang tua, guru atau melalui mainannya. 2. Perkembangan balita di PAUD Perkotaan Sementara PAUD perkotaan yang terletak di kelurahan Genuk kecamatan ungaran setelah dianalisis diperoleh hasil perkembangan balita di PAUD tersebut semua normal,sebanyak 12 balita (100 %). Berdasarkan analisis didapatkan hasil bahwa PAUD diperkotaan perkembangan balita dalam batas normal, hal ini dikarenakan sarana prasarana yang mendukung/lengkap, perbandingan guru yang sesuai dengan jumlah balita dan pendidik yaitu 1:8, ruangan yang memadai. Hal ini sesuai dengan teori suyadi (2011) bahwa perkembangan balita dapat pengengaruhi sarana prasarana yaitu indoor dan outdoor, peran pendidik, ruang stimulasi motorik kasar,morotik halus, bahasa, sosial/kemandirian. Analisis Bivariat Berdasarkan analisis bivariat, pada PAUD Perkotaan hasil dari analisa perkembangannya diketahui normal yaitu sebanyak 12 balita (100%). Sedangkan pada PAUD perdesaan diketahui banyak balita yang mengalami perkembangan normal sebanyak 10 orang (83,3%), namun ada balita yang mengalami perkembangan abnormal sebayak 2 orang (16,7%). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada Perbedaan Perkembangan balita pada PAUD Perdesaan dan PAUD perekotaan dengan p value = 0,514 (p ≥ 0,05) Dilihat dari fasilitas pendidikan yang ada antara PAUD perdesaan dan PAUD perkotaan jelas berbeda. Pada PAUD perdesaan terlihat kurangnya fasilitas yang mendukung stimulasi perkembangan balita seperti sarana prasarana (alat bermain), ruangan, peran pendidik dan kegiatan ekstrakulikuler. Sedangkan pada PAUD perkotaan fasilitasnya sangat mendukung dimana terdapat sarana prasarana anak bermain lebih lengkap, peran pendidik yang sesuai rasio perbandingan antara jumlah guru dengan jumlah murid, ruangan yang memadai dan adanya ekstrakulikuler untuk menstimulasi Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 5 perkembangan anak. Ke dua balita mengalami ketrelambatan pada PAUD pedesaan dapat dimungkinkan karena karakter anaknya seperti itu, kurangnya stimulasi dari guru dan orang tua. Namun dari analisis di atas bahwa tidak ada perbedaan perkembangan balita pada PAUD perdesaan dan PAUD perkotaan. Perekmbangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagian hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferenisasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sisitem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, (soetjiningsih, 2003). Saran 1. 2. 3. PENUTUP 4. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden balita pada PAUD pedesaan di TK Permata Bunda kelurahan langensari kecamatan ungaran dan pada PAUd pekotaan di PP-PAUDNI keluragan genuk kecamatan ungaran kabupaten semarang dapat diambil kesimpulan : 1. Perkembangan balita pada PAUD perdesaan di TK Permata Bunda Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang sebagaian besar baik, namun ada perkembangannya abnormal. 2. Perkembangan balita pada PAUD perkotaan di PP-PAUDNI kelurahan Genuk kecamatan ungaran kabupaten semarang semuannya normal. 3. Tidak ada perbedaan perkembangan balita pada PAUD perdesaan di TK Permata Bunda Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dan PAUD Perkotaan di PPPAUDNI Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang. Bagi Bidan a. Meningkatkan kunjungan rutin secara berkala sehingga dapat diketahui ada keterlambatan dan keabnormalan pada anak dan dapat diatasi sejak dini. b. Bidan dapat mengajarkan pada guru TK untuk melakukan deteksi dini perkembangan. Bagi tempat penelitian Perlu menambah sarana dan prasarana guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan stimulasi tumbuh kembanng anak. Bagi Masyarakat Hendaknya para orang tua banyak mengikuti informasi-informasi kesehatan misalnya melalui penyuluhan-penyuluhan oleh kader dan petugas kesehatan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang anak. Bagi peneliti Dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya tentang peran pendidikan anak usia dini pada PAUD pedesaan dan PAUD pekotaan terhadap perkembangan balita. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Siti.2008.Pembelajaran Terpadu Buku materi Pokok PGTK2501/25KS/Modul 1-6. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktk. Jakarta : Rineka Cipta. Dahlan,Djawad.2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Depkes RI.2010.Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Depkes. Hidayat. A aziz alimul. 2003. Buku Riset Keperawatan dan Teknik Penulsan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 6 Hidayat, A.Aziz alimul. 2003. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Mansur H.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.jakarta : salemba Medika. Nursalam.2008.Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Monus FJ.2006.Psikologi Perkembangan, yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Nursalam. 2003. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika. Soetjiningsih.2003.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Suyadi.2011.Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nerendra MB,dkk.2003.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto. Syani A.2003. Skema Teori dan Terapan. Jakarta : Bumi Aksara Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Setyawan A, Saryono. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika. Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan 7