3290 - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi Waluyo

advertisement
PERBEDAAN PERKEMBANGAN BALITA PADA PAUD PERDESAAN
DAN PAUD PERKOTAAN
Yuni Aisah1), Rini Susanti2), Joyo Minardo3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email : [email protected]
ABSTRAK
PERBEDAAN PERKEMBANGAN BALITA PADA PAUD PERDESAAN DAN PAUD
PERKOTAAN. Di indonesia jumlah balita 10% dari jumlah penduduk, di mana prevelensi (ratarata) gangguan perkembangan bervariasi 12,8% s/d 16% sehingga pentingnya pemantauan
perkembangan balita pada usia dini dan hal tersebut dapat di pengaruhi beberapa faktor lingkungan
yang salah satunya sekolah/pendidikan. Di tinjau dari sarana prasarana, ketersediaan tenaga
pendidik/terpenuhinya rasio perbandingan antara jumlah pendidik dengan jumlah siswa, aktivitas
anak selama mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebutlah yang dapat membedakan
perkembangan balita di Perdesaan dan di perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menggetahui perbedaan perkembangan balita pada PAUd perdesaan dan PAUD perkotaan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan study perbandingan (comparative study).
Populasi dalam penelitian ini adalah balita usia 3-5 tahun pada PAUD pedesaan dan PAUD
pekotaan bulan juli 201 yaitu 24 balita. Pengambilan semple dengan totol sampling. 1 PAUD
pedesaan, 1 PAUD pekotaan, 12 balita pedesaan dan 50 balita pekotaan.
Hasil penelitian menunjukan perkembangan balita PAUD pedesaan sebagian besar
perkembangan normal 10 responden (83,3%) dan 2 responden abnormal(16,7%). Sedangkan
perkembangan balita pada PAUD pekotaan memiliki perkembangan normal 50 responden (100%).
Simpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan peran pendidikan anak usia dini pada
PAUD pedesaan dan PAUD pekotann terhadap perkembangan balita.
Kata kunci : Perkembangan, PAUD pedesaan dan PAUD pekotaan,
ABSTRACT
THE DIFFERENCES CHILDREN DEVELOPMENT OF EARLY CHILDHOOD
EDUCATION (PAUD) IN RURAL AND URBAN AREAS TOWARD UNDER-FIVE. In
Indonesia, the number of under-five children is 10% of the population, where the prevalence (on
average) developmental disorder varied by 12.8% to 16% so that it is important to monitor on early
childhood development at an early age. It can be influenced by several environmental factors, one
of them is education, in terms of infrastructure, availability of teachers or fulfillment of ratio
between the number of educators and students, the activity of children during the learning process.
This is exactly what can distinguish early childhood development in the rural and urban areas. The
purpose of this study is to find the differences children development of early childhood education in
the rural and urban areas toward the under-five.
This was a descriptive-comparative study. The population in this study was children aged 3-5
years in early childhood education both in the rural and urban areas in July 2013 as many as 24
children. Data sampling used total sampling technique at a rural and an urban early childhood
education (PAUD), which 12 children at rural and 50 children at urban areas.
The results of this study indicate that the children development at rural early childhood equation,
there are 10 respondents (83.3%) with normal development and 2 respondents (16.7%) abnormal
development. While for the early childhood development at urban area all of 50 respondents
(100%) have normal development.
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
1
It can be concluded that there no differences in the roles of early childhood education at the rural
and urban areas toward the under-five children development.
Keywords
: rural and urban early childhood education
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Upaya pembangunan kesehatan anak
dapat dilakukan sejak dini, dari anak masih
dalam kandungan. Ini ditujukan untuk
menghasilkan keturunan yang sehat dan lahir
dengan selamat, sampai lima tahun pertama
kehidupannya, hal ini ditujukan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak
agar dapat mencapai tumbuh kembang
optimal baik fisik, mental, emosional maupun
sosial serta memiliki intelegensi majemuk
sesuai dengan potensi genetiknya, (Depkes
RI, 2010).
Memiliki anak dengan tumbuh kembang
optimal adalah dambaan setiap orang tua.
Untuk mewujudkannya tentu orang tua harus
selalu memperhatikan, mengawasi, dan
merawat anak secara seksama. Proses tumbuh
kembang anak berjalan secara alamiah, tetapi
proses tersebut sangat tergantung kepada
orang dewasa atau orang tua. Dalam
kehidupan anak ada dua proses yang
beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Kedua proses ini
berlangsung secara independen, saling
bergantung satu sama lain. Kedua proses ini
tidak dapat dipisahkan dalam bentuk-bentuk
yang murni berdiri sendiri, (Mansur H,2009).
Periode tumbuh kembang yang paling
penting adalah pada masa balita, Karena pada
masa ini pertumbuhan dasar sangat
mempengaruhi
dan
menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa
ini kemampuan perkembangan berbahasa,
kreativitas, kesadaran social, emosional, dan
intelegensi berjalan sangat cepat dan
merupakan
landasarn
perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral serta dasardasar kepribadian juga dibentuk pada masa
ini, (Soetjiningsih, 2002).
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu
yang selalu tumbuh dan berkembang sejak
saat konsepsi sampai berakhirnya remaja. Hal
inilah yang membedakan anak dari orang
dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan
dengan dewasa lain bentuk kecil (nendra
MB,dkk, 2002). Banyak faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak , selain
faktor genetik juga faktor lingkungan.
Lingkungan
yang
menunjang
akan
mengoptimalkan potensi genetik yang
dipunyai seorang anak. Pemantauan tumbuh
kembang anak dilakukan secara rutin, antara
lain dengan menggunakan KMS untuk
memantau pertumbuhannya atau dengan
KKA (Kartu Kembang Anak). Dengan
demikian setiap ada penyimpangan tumbuh
kembang
dapat
segera
diketahui,
(soetjiningsih, 2003).
Faktor keturunan meliliki peranan
penting
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Ia lahir kedunia ini
membawa berbagai ragam warisan dan
berasal dari kedua ibu bapak atau nenek dan
kakek. Sedangkan faktor lingkungan sangat
berperan
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan anak. Lingkungan adalah
keluaraga yang mengasuh dan membesarkan
anak, masyarakat tempat anak bergaul juga
bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar
dengan iklimnya, flora, dan faunaya, (Monus
FJ, 2006).
Berbeda dengan otak orang dewasa, otak
balita (bawah lima tahun) lebih plastis.
Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi
positif dan negatifnya. Sisi positifnya, otak
balita
lebih
terbuka
untuk
proses
pembelajaran
dan
pengkayaan.
Sisi
negatifnya, otak balita lebih peka terhadap
lingkungan utamanya lingkungan yang tidak
mendukung seperti asupan gizi yang adekuat,
kurang stimulasi dan tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh
karena itu masa lima tahun pertama
kehidupan merupakan masa yang sangat peka
terhadap
lingkungan
dan
masa
ini
berlangsung sangat pendek serta tidak dapat
diulang lagi, maka masa balita disebut sebagai
“masa keemasan” (golden period), “ jendela
kesempatan” (window of oppertunity) dan
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
2
“masa kritis” (critical periode), sehingga
perlu upaya pendidikan untuk meningkatkan
tumbuh kembangnya di usia Balita, (Depkes
RI,2010).
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang
dilakukan
melalui
pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani
maupun rohani agar anak memiliki kesiapan
memasuki
pendidikan
lebih
lanjut.
Pendidikan. Proses pembelajaran di PAUD
seperti bermain, bernyanyi atau musik dan
bercerita atau berkisah, (Suyadi, 2011).
Pada dasarnya pendidikan sama, namun
ada hal yang membedakan dari segi
lingkungan yaitu perdesaan dan perkotaan.
Pendidikan di perkotaan lebih berkembang di
bandingkan dengan pendidikan di perdesaan
yaitu dilihat dari segi pendidik, ruangan/kelas,
sarana prasarana, dan pelaksanaan kurikulum.
Karena di perkotaan pendidik setiap kelas
sudah sesuai dengan rasio perbandingan,
ruang kelas memadai, sarana prasarana guna
menstimulasi perkembangan gerakan kasar,
gerakan halus, bicara & bahasa, sosialisasi &
mandiri lengkap, dan pedoman kurikulum
yang di gunakan selalu mengikuti perubahan
yang ada. Di bandingakn dengan pendidikan
di perdesaan yaitu adanya keterbatasan
pendidik, ruangan, sarana prasarana dan
update pedoman kurikulum terlambat.
Dengan adanya teori tersebut diharapkan
perkembangan balita di perkotaan lebih maju
dibandingkan
perkembangan
balita
diperdesaan, (suyadi, 2011).
Berhubungan dengan wilayah kerja bidan
bahwa bidan juga turut berperan dalam
mengajarkan cara stimulasi ataupun cara
pemantauan tumbuh kembang balita terhadap
PAUD, sehingga Pendidikan Anak Usia Dini
dapat memanatu kelangsungan tumbuh
kembang balita yang sesuai dengan usianya.
Karena itu, lingkungan pendidikan yang
dianggap orang tua memiliki peranan peting
dalam pertumbuhan balita selain bersama
dengan orang tua. Oleh itu, peneliti tertarik
untuk meneliti peran pendidikan pada PAUD
pedesaan dan PAUD pekotaan terhadap
perkembangan balita.
Berdasarkan study pendahuluan tanggal
10 Desember 2012 pada PAUD Perdesaan di
TK Permata Bunda dan PAUD Perkotaan di
PP-PAUDNI dengan balita usia 3-5 tahun.
Pada PAUD Perkotaan di PP-PAUDNI, dari
10 balita setelah dideteksi perkembangan
tidak ada yang mengalami keterlambatan
perkembangan, sedangkan pada PAUD
perdesaan di TK Permata Bunda setelah
dideteksi perkembangan diperoleh 2 balita
(20%) yang perkembangannya abnormal.
Mengingat pentingnya perkembangan anak,
maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan fokus pada
perbedaan perkembangan balita pada PUAD
perdesaan dan PAUD perkotaan.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional
Table 1 Definisi Operasional
No
Variabel
1
Perkembangan
Definisi
Bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam
kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan
bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian
Desain penelitian yang digunakan dengan
menggunakan penelitian deskriptif
yaitu
suatu metode cara penelitian yang digunakan
dengan tujuan untuk membuat gambaran atau
deskriptif tentang suatu keadaan obyektif.
Alat Ukur
KPSP
-
Motorik kasar
Motorik halus
Bicara/bahasa
Sosialisasi/mandiri
Hasil Ukur
Dikategorikan menjadi:
-Perkembangan normal
-Perkembangan
meragukan
-Perkembangan abnormal
Skala
ordinal
Jenis penelitian yang digunakan dengan studi
perbandingan (Comparative Study) yaitu
dengan membandingkan perkembangan balita
di PAUD Perdesaan dan di PAUD perkotaan.
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
3
Penelitian ini dilaksanakan di PAUD
perkotaan pada tanggal 18 juli 2013 dengan
populasi sejumlah 50 balita, sedangkan di
PAUD perdesaan pada 20 juli 2013 dengan
polupasi sejumlah 12 balita. Teknik sampling
untuk PAUD perdesaan menggunakan total
sampling yaitu sebanyak 12 balita dari
populasi yang ada dan pada PAUD perkotaan
menggunakan simple rondom sampling yaitu
dengan menggambil 12 balita dari 50 populasi
yang tersedia, maka secara acak melinting
kertas, mengkocok dan menggambil 12
kertas.
Variabel dalam penelitian ini adalah
Perkembangan Balita di PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) Perdesaan dan PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini) Perkotaan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lembar KPSP. Pengumpulan data
pada penelitian ini dengan cara menstimulasi
perkembangan balita yaitu usia 3-5 tahun.
Analisis Univariat adalah data yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data
disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik
yang
digunakan
untuk
mengetahui
perkembangan balita yang di PAUD Pedesaan
dan di PAUD Perkotaan. Analisis Bivariat
penelitian ini menggunakan t-test. Sebelum
dilakukan analisis bivariat maka dilakukan uji
normalitas terlebih dahulu. Jika berdistribusi
normal maka menggunakan uji t-test, jika
berdistribusi
tidak
normal
maka
menggunakan mann-whiteny test.
Etika Penelitian
1. Informed Consent (Lembar Perstujuan)
Merupakan bentuk persetujuan
antara
peneliti
dengan
responden
penelitian dengan memberi lembar
persetujuan.
2. Confidentiality (Kerahasian)
Merupakan masalah etika dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya.
3. Anonimity (Kerahasiaan nama)
Merupakan
masalah
yang
memberikan jaminan dengan cara tidak
memberikan nama responden pada lembar
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Perkembangan
Balita pada PAUD Pedesaan di
desa
Langensari
kecatatan
Ungaran tahun 2013
Perkembangan
Normal
Abnormal
Total
Frekuensi
12
0
12
Persentase (%)
100,0
0
100,0
Tabel 2 menunjukkan bahwa di PAUD
pedesaan yaitu di Tk Permata Bunda
kelurahan Langensari kecamatan Ungaran
sebanyak
12
responden
dengan
perkembangan normal sebanyak 10 responden
(83,3%) dan Perkembangan abnormal 2
responden (16,7%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan
Perkembangan
Balita pada PAUD Pekotaan di
desa Langensari Kecamatan
Ungaran Tahun 2013
Perkembangan
Normal
Abnormal
Total
Frekuensi
10
2
12
Persentase (%)
83,3
16,7
100,0
Tabel 3 menunjukkan bahwa Balita di
PAUD Pekotaan yaitu di PP-PAUDNI
Kelurahan Genuk Kecamatan Ungaran
sebanyak 12 responden dengan pekembangan
normal sebanyak 12 responden (100%).
Analisis Bivariat
Tabel 4. Tabel
silang
Perbedaan
Perkembangan
balita
pada
PAUD perdesaan dan PAUD
perkotaan.
Perkembangan Balita
P
Tidak
Normal
Total
Normal
Value
f
% f
%
f
%
Perdesaan 10 83,3 2 16,7 12
100 0,514
Perkotaan 12 100 0 0
12
100
Jumlah 24 91,7 2 16,7 100 100
Lokasi
PAUD
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
4
Tabel 4 menunjukan bahwa uji
statistik menggunakan mann whitney test
didapatkan hasil bahwa p value = 0,514 ≥
0,05, sehingga tidak ada perbedaan
perkembangan balita pada PAUD perdesaan
di TK Permata Bunda kelurahan Langensari
kecamatan ungaran Kabupaten Semarang dan
PAUD Perkotaan di PP-PAUDNI Kelurahan
Genuk Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang.
Pembahasan
Analisis Univariat
1. Perkembangan Balita di PAUD Perdesaan
PAUD perdesaan yang terletak di desa
langensari kecamatan ungaran setelah
dilakukan analisis pada perkembangan
balita terdapat balita yang memiliki
keterlambatan perkembangan. Dari hasil
penelitian, diketahui terdapat 10 balita
(83,3%) yang memiliki perkembangan
normal, sementara 2 (16,7%) yang lainnya
mengalami perkembangan abnormal.
Dari
hasil
penelitian
dapat
digambarkan perkembangan balita usia 35 tahun masih ada yang mengalami
keterlambatan. Dimana pada usia ini anak
harus bisa berdiri dengan satu kaki,
menyebut namanya dengan lengkap,
melompat dengan satu kaki, menggambar
tanda silang, menggambar lingkaran,
memakai baju dan sepatu sendiri, bisa
membedakan di atas, di bawah, di samping
dan di belakang. Adapun faktor yang
dapat mempengaruhi hal tersebut yaitu
faktor lingkungan, meliputi keluarga,
sekolah/pendidikan,
masyarakat
dan
keadaan alam sekitar. Namun yang paling
berpengaruh yaitu keluarga, karena anak
sehari-harinya lebih banyak bersama
keluarga, selain itu sekolah/pendidikan
yang dapat membantu stiumulasi tumbuh
kembang anak sesuai dengan kriteria
perkembangan yang semestinya anak
alami. Ditinjau dari lokasi sekolah yaitu
ada yang di desa, dimana fasilitas/sarana
prasarana yang masih kurang, yang dapat
menghambat/kurang maksimal dalam
stimulasi tumbuh kembang anak. Sesuai
dengan teori Narendra,M.B (2003) bahwa
perkembangan motorik anak karena
sedikitnya rangsangan yang diterima anak
baik oleh pengaruh/orang tua, guru atau
melalui mainannya.
2. Perkembangan balita di PAUD Perkotaan
Sementara PAUD perkotaan yang
terletak di kelurahan Genuk kecamatan
ungaran setelah dianalisis diperoleh hasil
perkembangan balita di PAUD tersebut
semua normal,sebanyak 12 balita (100 %).
Berdasarkan analisis didapatkan hasil
bahwa PAUD diperkotaan perkembangan
balita dalam batas normal, hal ini
dikarenakan sarana prasarana yang
mendukung/lengkap, perbandingan guru
yang sesuai dengan jumlah balita dan
pendidik yaitu 1:8, ruangan yang
memadai. Hal ini sesuai dengan teori
suyadi (2011) bahwa perkembangan balita
dapat pengengaruhi sarana prasarana yaitu
indoor dan outdoor, peran pendidik, ruang
stimulasi motorik kasar,morotik halus,
bahasa, sosial/kemandirian.
Analisis Bivariat
Berdasarkan analisis bivariat, pada PAUD
Perkotaan hasil dari analisa perkembangannya
diketahui normal yaitu sebanyak 12 balita
(100%). Sedangkan pada PAUD perdesaan
diketahui banyak balita yang mengalami
perkembangan normal sebanyak 10 orang
(83,3%), namun ada balita yang mengalami
perkembangan abnormal sebayak 2 orang
(16,7%). Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa tidak ada Perbedaan Perkembangan
balita pada PAUD Perdesaan dan PAUD
perekotaan dengan p value = 0,514 (p ≥ 0,05)
Dilihat dari fasilitas pendidikan yang ada
antara PAUD perdesaan dan PAUD perkotaan
jelas berbeda. Pada PAUD perdesaan terlihat
kurangnya
fasilitas
yang
mendukung
stimulasi perkembangan balita seperti sarana
prasarana (alat bermain), ruangan, peran
pendidik dan kegiatan ekstrakulikuler.
Sedangkan pada PAUD perkotaan fasilitasnya
sangat mendukung dimana terdapat sarana
prasarana anak bermain lebih lengkap, peran
pendidik yang sesuai rasio perbandingan
antara jumlah guru dengan jumlah murid,
ruangan yang memadai dan adanya
ekstrakulikuler
untuk
menstimulasi
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
5
perkembangan anak. Ke dua balita mengalami
ketrelambatan pada PAUD pedesaan dapat
dimungkinkan karena karakter anaknya
seperti itu, kurangnya stimulasi dari guru dan
orang tua. Namun dari analisis di atas bahwa
tidak ada perbedaan perkembangan balita
pada PAUD perdesaan dan PAUD perkotaan.
Perekmbangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagian
hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferenisasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan sisitem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi
dengan
lingkungannya,
(soetjiningsih, 2003).
Saran
1.
2.
3.
PENUTUP
4.
Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap responden balita pada PAUD
pedesaan di TK Permata Bunda kelurahan
langensari kecamatan ungaran dan pada
PAUd pekotaan di PP-PAUDNI keluragan
genuk
kecamatan
ungaran
kabupaten
semarang dapat diambil kesimpulan :
1. Perkembangan balita pada PAUD
perdesaan di TK Permata Bunda
Kelurahan
Langensari
Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang sebagaian
besar baik, namun ada perkembangannya
abnormal.
2. Perkembangan balita pada PAUD
perkotaan di PP-PAUDNI kelurahan
Genuk kecamatan ungaran kabupaten
semarang semuannya normal.
3. Tidak ada perbedaan perkembangan
balita pada PAUD perdesaan di TK
Permata Bunda Kelurahan Langensari
Kecamatan
Ungaran
Kabupaten
Semarang dan PAUD Perkotaan di PPPAUDNI Kelurahan Genuk Kecamatan
Ungaran Kabupaten Semarang.
Bagi Bidan
a. Meningkatkan kunjungan rutin secara
berkala sehingga dapat diketahui ada
keterlambatan dan keabnormalan
pada anak dan dapat diatasi sejak
dini.
b. Bidan dapat mengajarkan pada guru
TK untuk melakukan deteksi dini
perkembangan.
Bagi tempat penelitian
Perlu menambah sarana dan prasarana
guna mengembangkan ilmu pengetahuan
dan stimulasi tumbuh kembanng anak.
Bagi Masyarakat
Hendaknya para orang tua banyak
mengikuti informasi-informasi kesehatan
misalnya melalui penyuluhan-penyuluhan
oleh kader dan petugas kesehatan
sehingga
dapat
meningkatkan
pengetahuan orang tua tentang stimulasi
tumbuh kembang anak.
Bagi peneliti
Dapat dikembangkan untuk penelitian
selanjutnya tentang peran pendidikan
anak usia dini pada PAUD pedesaan dan
PAUD pekotaan terhadap perkembangan
balita.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti.2008.Pembelajaran Terpadu
Buku
materi
Pokok
PGTK2501/25KS/Modul 1-6. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Arikunto, suharsimi.Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktk. Jakarta :
Rineka Cipta.
Dahlan,Djawad.2010.
Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Depkes RI.2010.Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : Depkes.
Hidayat. A aziz alimul. 2003. Buku Riset
Keperawatan dan Teknik Penulsan
Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
6
Hidayat, A.Aziz alimul. 2003. Metodologi
Penelitian Keperawatan dan Tehnik
Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S.2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Mansur H.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk
Kebidanan.jakarta : salemba Medika.
Nursalam.2008.Konsep
dan
Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Monus FJ.2006.Psikologi Perkembangan,
yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Nursalam.
2003.
Metodologi
Riset
Keperawatan. Jakarta : Infomedika.
Soetjiningsih.2003.Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta : EGC.
Suyadi.2011.Manajemen Pendidikan Anak
Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nerendra MB,dkk.2003.Tumbuh Kembang
Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.
Syani A.2003. Skema Teori dan Terapan.
Jakarta : Bumi Aksara
Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Setyawan A, Saryono. Metodologi Penelitian
Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika.
Perbedaan Perkembangan Balita Pada Paud Perdesaan dan Paud Perkotaan
7
Download