BAHAYA PELUMAS Pelumas adalah zat yang dipakai dalam pemeliharaan mesin untuk melumasi mesin kendaraan bermotor (mobil dan motor), kendaraan diesel, mesin industri, engine kapal,dll. Fungsi utamanya adalah untuk melumasi dan mengurangi gesekan, meningkatkan efisiensi dan mengurangi keausan mesin, sebagai pendingin mesin dari panas yang timbul akibat gesekan dan pada mesin otomotif juga berfungsi sebagai detergen untuk melarutkan kotoran hasil pembakaran sehingga turut membantu perawatan mesin. Pelumas yang beredar di pasar merupakan campuran pelumas dasar/Lube Base Oil (LOB) dan aditif. LOB merupakan zat alami yang ditambang dari dalam bumi. Aditif merupakan senyawa kimia yang ditambahkan pada LOB, agar pelumas sesuai dengan kebutuhan mesin. Jenis dan spesifikasi aditif yang membedakan pelumas menurut jenisnya. Diantara aditif tersebut terdapat deterjen, dispersan, anti oksidasi, anti aus dan aditif peningkat indeks kekentalan (viscosity index). Nama lain dari pelumas adalah lubricating oils (Petroleum), C20-50, Hydrotreated neutral oil-based; severely hydroteated parafinic oil (C23-35), Lube oil; Hydroteated neutral oil based lubricating oil. Dilihat dari jenis bahan baku LOB yang pada umumnya digunakan, pelumas digolongkan menjadi Lube Base Oil Synthetic, Semi Synthetic dan Non Synthetic. Jenis bahan baku yang terbaik adalah Synthetic Lube Base Oil karena tingkat kekentalannya lebih tinggi. GEJALA – GEJALA YANG TERLIHAT BILA TERJADI KERACUNAN MINYAK PELUMAS 1. Bila terhirup : Paparan akut : semprotan/kabut dari minyak pelumas biasanya tidak berbahaya pada saluran pernafasan, meskipun semprotan dengan konsentrasi 5 mg/m3 tidak nyaman bagi pekerja. Paparan kronik : paparan yang berulang atau kontak dalam jangka waktu yang lama dengan minyak pelumas, dapat menyebabkan gangguan paru - paru seperti peradangan paru – paru dan pembentukan massa menyerupai tumor yang berisi sel lemak. 2. Bila terkena kulit : Paparan akut : Biasanya respon mukosa terhadap pelumas menyebabkan kerusakan kulit, iritasi dan rambut kulit mudah rontok karena kerusakan akar. Ditandai dengan mulainya reaksi akut pada permukaan punggung tangan, jari, dan kaki, dapat berkembang kemudian menjadi gangguan kulit, yang disebut dengan perifoliculate papules. Pada beberapa individu dapat menyebabkan sensitisasi kulit. Paparan kronik : paparan yang berulang atau dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, misalnya menyebabkan dermatitis, dan efek seperti pada paparan akut. 3. Bila terkena mata : Paparan akut : iritasi ringan. 4. Bila tertelan : Paparan akut : dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare. Bila aspirasi ke paru-paru, dapat menyebabkan gangguan paru-paru seperti peradangan paru – paru dan pembentukan massa menyerupai tumor yang berisi sel lemak. PENANGANAN KERACUNAN PELUMAS 1. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum anda membersihkan kulit. a. Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. b. Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan air suam-suam kuku yang banyak atau larutan NaCl 0,9% perlahan selama 15-20 menit. c. Hindari bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. d. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. e. Jangan biarkan pasien menggosok matanya. f. Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera kirim/konsul ke dokter mata. g. Dan lakukan pemeriksaan fluorescein terhadap kerusakan kornea. 2. Dekontaminasi kulit : (termasuk rambut dan kuku) a. Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. b. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dingin atau hangat dengan sabun minimal 10 menit. Jika tidak ada air, sekalah bagian kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. c. Lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. d. Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. e. Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. 3. Dekontaminasi pulmonal : a. Pindahkan/jauhkan korban dari tempat kejadian ke tempat dengan udara yang lebih segar. b. Monitor adanya kemungkinan gawat nafas. c. Jika diperlukan berikan bantuan nafas dan oksigen. 4. Dekontaminasi gastrointestinal : a. Jangan rangsang muntah karena dapat menyebabkan bahaya aspirasi (masuk ke paru-paru) sehingga dapat menyebabkan terjadinya kejang dan koma yang terjadi secara cepat dan tiba – tiba. b. Aspirasi dan kumbah lambung hanya dapat dilakukan di sarana kesehatan c. Efektif bila dilakukan 2 – 4 jam pertama dan dengan teknik yang baik. Hanya dikerjakan setelah pemasangan pipa endotrakheal. d. Arang aktif e. Berikan arang aktif jika tersedia dengan dosis dewasa 30 – 100 gram dan dosis anak – anak 15 – 30 gram. Cara pemberian dicampur rata dengan perbandingan 5 – 10 gram arang aktif dengan 100 – 200 ml air sehingga seperti sup kental. f. Pencahar Referensi 1. Olson, K.R, Poisoning and Drug Overdoses, Fifth Edition, Mc Graw Hill Lange, 2007. 2. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1637209-sekilas-tentang-minyakpelumas/