PAPER KERUPUK IKAN LELE Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Pangan Doses pengampu: Dewi Nur Azizah S.T.P., M.P. DISUSUN OLEH: Ghina Anzalina 1500769 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah dan tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Paper yang berjudul “Kerupuk Ikan Lele” ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan. Dalam penulisan paper ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan paper ini, khususnya kepada ibu Dewi Nur Azizah S.T.P., M.P. selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Teknologi Pengolahan Pangan yang telah membimbing selama ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun paper ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan paper ini di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga paper ini bisa bermanfaat dalam rangka menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Bandung, Mei 2016 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2 A. Ikan Lele (Clarias gariepinus) ...................................................... 2 B. Kerupuk ......................................................................................... 5 BAB III METODE .......................................................................................... 8 A. Alat ............................................................................................... 8 B. Bahan ............................................................................................. 8 C. Prosedur Pembuatan ...................................................................... 8 BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 10 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11 ii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar Ikan Lele .......................................................................... 3 Gambar 2. Kandungan Gizi Ikan Lele ............................................................ 4 Gambar 3. Gambar Kerupuk ............................................................................ 5 Gambar 4. Diagram Proses Pembuatan Kerupuk Ikan Lele ........................... 8 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurangnya kandungan gizi dalam kerupuk sehingga perlu adanya peningkatan kandungan gizi khusunya protein di dalam kerupuk dengan cara menambahkan berbagai bahan yang memiliki kandungan protein tinggi. Kerupuk merupakan produk makanan kering yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia dari berbagai kalangan. Kerupuk biasanya dikonsumsi sebagai makanan ringan, cemilan atau makanan pelengkap saja. Selain harganya yang murah dan rasanya yang enak, kerupuk juga sangat ringan sehingga mudah untuk dibawa kemanapun. Oleh karena itu, banyak masyarakat indonesia yang menyukai kerupuk. Kerupuk sangat disukai oleh berbagai kalangan masyarakat indonesia. Kerupuk yang beredar di pasaran biasanya hanya terbuat dari tepung terigu dan tepung tapioka yang diberi bumbu kemudian digoreng. sehingga komponen utama yang ada didalamnya terdiri dari pati yang menyebabkan kerupuk mempunyai kandungan protein yang rendah. Pembuatan kerupuk perlu dilakukan dengan menambahkan bahan yang memiliki gizi tinggi seperti ikan lele. Sehingga kerupuk sebagai makanan ringan, selain harganya yang relatif murah dan enak juga bisa menyumbang asupan gizi bagi konsumen khususnya kandungan protein sebagai zat pembangun bagi tubuh serta adanya penganekaragaman makanan (disversifikasi pangan) yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kerupuk. Oleh karena itu, paper ini dibuat karena untuk penganekaragaman makanan dengan tujuan meningkatkan kandungan gizi yang ada di dalam kerupuk khususnya kandungan protein dengan menggunakan bahan ikan lele. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Lele (Clarias gariepinus) Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat. Ikan ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Lele dumbo termasuk ikan yang paling mudah diterima masyarakat karena berbagai kelebihannya. Kelebihan tersebut diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan gizinya cukup tinggi serta harganya murah. Komposisi gizi ikan lele meliputi kandungan protein (17,7 %), lemak (4,8 %), mineral (1,2 %), dan air (76 %) (Astawan, 2008 dalam Ubadillah, 2010). Keunggulan ikan lele dibandingkan dengan produk hewani lainnya adalah kaya akan leusin dan lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen. Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Sedangkan lisin merupakan salah satu dari 9 asam amino esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan dibutuhkan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak (Zaki, 2009 dalam Ubadillah, 2010). Ikan lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah di kenal banyak masyarakat indonesia. Ikan lele ini berfamili Claridae yang memiliki kumis di bagian depan. Ikan lele ini besaral dari afrika dan india dan sudah menyebar luar keberbagai pelosok, salah satunya terdapat di indonesia. Berikut ini merupakan klasifikasi ikan lele : Filum : Chordata Kelas : Actinopterygi Ordo : Ostariophysi Famili : Claridae Genus : Clarias Spesies: Clarias Sp 2 Gambar 1. Gambar Ikan Lele Sumber : fredikurniawan.com Morfologi Ikan Lele 1. Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat dan memanjang. 2. Kulitnya licin, berlendir, namun tidak bersisik. 3. Tubuhnya memiliki warna yang berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap lele mempunyai warna khas yang membalut tubuhnya. 4. Ikan lele memiliki ukuran mulut yang relatif lebar dan hampir membelah setengah dari lebar kepalanya. 5. Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis ini pula yang menyebabkan ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk meraba pada saat mencari makan atau bergerak biasa. 6. Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah sirip tunggal, yaitu sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung. 7. Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip yang berpasangan, yaitu sirip perut dan sirip dada. Disamping digunakan sebagai alat bantu berenang, sirip juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh ikan lele saat diam atau tidak bergerak. 8. Pada bagian sirip dada terdapat sirip yang runcing dan keras yang disebut patil yang digunakan sebagai senjata. 9. Disamping itu, patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat tanpa air dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh. (Sumber : 1001budidaya.com) 3 Menururt Djatmiko Hertami (1986) dalam Apriyana (2014) Lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang (kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh. Berikut kandungan gizi yang terdapat dalam ikan lele : Gambar 2. Kandungan Gizi Ikan Lele Sumber : mothernature.com Nilai Gizi Ikan Lele 1. Omega 3, Untuk proses perkembangan otak dan fungsi syaraf bayi. 2. Mengandung serat protein yang pendek sehingga mudah di cerna. 3. Kaya akan asam amino untuk merangsang pertumbuhan sel otak balita. 4. Vitamin A dalam minyak hati ikan untuk mencegah kebutaan pada anak. 5. Vitamin D dalam daging dan minyak hati ikan untuk kekuatan tulang. 6. Vitamin B6 membantu metabolisme asam amino dan lemak serta mencegah anemia dan kerusakan syaraf. 7. Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, membantu metabolisme lemak, dan melindungi jantung juga kerusakan syaraf. 8. Zat besi yang mudah di serap oleh tubuh. 9. Selenium untuk membantu metabolisme tubuh dan sebagian anti oksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas. 10. Seng yang membantu kerja enzim dan hormon. (jelajahinformasi.com) 4 B. Kerupuk Kerupuk merupakan produk makanan kering yang popular yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Konsumsi kerupuk biasanya bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan kecil, makanan ringan atau sebagai pelengkap hidangan yang umumnya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan banyak penikmatnya. Jenis makanan ini hampir digemari oleh hampir semua lapisan masyarakat (Wahyuningtias dkk., 2014). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), kerupuk diartikan sebagai makanan yang dibuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan, setelah dikukus dan disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak, kemudian sebagai jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume dan membentuk produk yang berongga setelah mengalami proses penggorengan. Menurut Siaw et al., (1985) kerupuk merupakan salah satu jenis makanan kecil yang mengalami pengembangan volume dan membentuk produk yang porus serta mempunyai densitas rendah selama penggorengan. Pada dasarnya kerupuk diproduksi melalui proses gelatinisasi pati pada tahap pengukusan, selanjutnya dicetak dan dikeringkan. Berikut gambar dari kerupuk: Gambar 3. Gambar Kerupuk Sumber : akusehatku.com Kerupuk merupakan makanan kudapan yang bersifat kering, ringan yang terbuat dari bahan yang mengandung pati yang cukup tinggi. Kerupuk merupakan makanan kudapan yang popular, mudah cara membuatnya beragam warna dan rasa, disukai oleh segala lapisan usia. 5 Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar matahari dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak (Soemarmo, 2005). Kerupuk pada dasarnya dibagi menjadi dua jenis yaitu kerupuk halus dan kerupuk kasar. Kerupuk kasar dibuat hanya dari bahan pati yang ditambahkan bumbu, sedangkan kerupuk halus ditambah lagi dengan bahan berprotein seperti ikan sebagai bahan tambahan. Kerupuk tapioka mempunyai kandungan protein yang rendah. Hal ini dikarenakan kadar protein bahan baku yang digunakan (tepung tapioka) rendah. Penambahan ikan, tepung udang dan sumber protein lainnya pada adonan kerupuk diharapkan akan meningkatkan kandungan protein kerupuk yang dihasilkan (Wijandi et al., 1975). Pembuatan adonan merupakan tahap yang penting dalam pembuatan kerupuk mentah. Adonan dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan utama dan bahan-bahan tambahan yang diaduk hingga diperoleh adonan yang liat dan homogen (Wijandi et al., 1975). Kerupuk memiliki tekstur berongga dan renyah, hal ini merupakan salah satu mutu dari kerupuk. Sifat renyah pada produk kerupuk dan crackers berpengaruh terhadap kualitas produk pangan dan berperan dalam metode penyimpanan suatu produk pangan. Sifat kerupuk mudah melempem, hal ini berkaitan dengan kelembaban udara lingkungan dan tingkat penyerapan air pada produk kerupuk. Bahan pengemas tahan uap air dan udara yang sering digunakan untuk produk kerupuk adalah plastik, kaleng, dan gelas (Syarief, 1993). Bahan pembuat kerupuk dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam jumlah besar dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh bahan lain. Bahan tambahan adalah bahan yang diperlukan untuk melengkapi bahan baku dalam proses pembuatan kerupuk. Bahan tambahan dari kerupuk adalah garam, bumbu, bahan pengembang dan air. Bumbu yang digunakan dalam pembuatan kerupuk berfungsi untuk memperbaiki dan menambah cita rasa kerupuk (Djumali et al., 1982) 6 Bahan Baku Pembuatan Kerupuk 1. Tepung Tapioka Menurut SNI (1994) Tepung tapioka adalah tepung yang diperoleh dari ubi kayu segar setelah melalui cara pengolahan tertentu, dibersihkan dan dikeringkan. Pati merupakan komponen tapioka dan merupakan senyawa yang tidak mempunyai rasa dan bau sehingga modifikasi tepung tapioka mudah dilakukan. 2. Air Jumlah air yang digunakan dalam adonan kerupuk akan mempengaruhi tingkat adonan kerupuk, penyerapan minyak dan kerenyahan produk akhir. Bila jumlah air kurang, tidak terjadi gelatinisasi sempurna selama pengukusan sehingga kerupuk tidak dapat mengembang dengan baik. Apabila jumlah air yang digunakan berlebih, adonan menjadi lembek sehingga adonan sulit dibentuk dan kerupuk sulit diiris. Bahan Tambahan Pembuatan Kerupuk 1. Bahan Pengembang Bahan pengembang yang biasa digunakan dalam pembuatan kerupuk adalah soda kue atau natrium bikarbonat (NaHCO3) karena harganya relatif murah, kemurnian tinggi, cepat larut dalam air pada suhu kamar dan toksisitasnya rendah. Penggunaan bahan pengembang natrium bikarbonat (NaHCO3) pada prinsipnya menghasilkan gas CO2 sehingga kerupuk menjadi mekar ketika kerupuk digoreng (Wiriano, 1984). 2. Garam Penambahan garam pada konsentrasi tertentu berfungsi sebagai penambah cita rasa pada pangan (Soeparno, 1992). 3. Gula Gula berperan penting dalam memberikan rasa manis pada kerupuk. Pemakaian gula biasanya 2-2,5%, pemakaian gula berlebih menyebabkan makin sedikit air terserap tepung dalam adonan sehingga pengembangan dapat berkurang (Wiriano, 1984). 7 BAB III METODE A. Alat Alat yang digunakan pada pembuatan kerupuk ikan lele yaitu: 1. Penggiling daging : untuk menghaluskan ikan lele supaya mudah diolah 2. Baskom : sebagai tempat pada saat menguleni adonan 3. Plastik dan karet : untuk membungkus dan mengikat adonan saat dikukus 4. Kompor : sebagai sumber api dan panas 5. Nampan : sebagai tempat pada saat menjemur adonan kerupuk 6. panci : untuk mengukus adonan hingga matang 7. pisau dan talenan : untuk memotong adonan yang sudah dijemur dan kering 8. Wajan : untuk menggoreng kerupuk hingga matang B. Bahan Bahan yang digunakan pada pembuatan kerupuk ikan lele terdiri dari: 1. Bahan baku : Tepung tapioka dan air 2. Bahan tambahan : Daging ikan lele, gula, garam dan telur C. Prosedur Pembuatan 8 Gambar 3. Diagram Proses Pembuatan Kerupuk Ikan Lele 1. Sortasi, ikan lele disortasi antara ikan yang bagus dan tidak untuk memastikan ikan yang akan digunakan baik untuk diolah. 2. Pembersihan tulang bertujuan untuk menghilangkan tulang pada ikan dan juga memudahkan pada saat penggilingan ikan. 3. Pencucian, ikan lele yang sudah disortasi dan dibersihkan tulangnya kemudian dicuci hingga bersih menggunakan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada ikan. 4. Pengukusan, ikan lele dikukus tidak terlalu lama didalam panci supaya teksturnya lunak dan akan memudahkan pada saat proses selanjutnya 5. Penggilingan daging, ikan lele yang sudah dikukus kemudian dimasukkan ke dalam mesin penggiling daging hingga halus dan dipastikan tidak ada duri. 6. Penambahan tepung tapioka dan air yang akan membentuk adonan pada kerupuk karena adanya pati. 7. Penambahan gula, garam dan telur untuk memberikan cita rasa pada kerupuk juga telur bisa memberikan efek pengembangan pada kerupuk. 8. Pengulenan adonan merupakan hal penting dan harus dilakukan secara merata karena akan mempengaruhi keseragaman produk kerupuk yang dihasilkan. 9. Pemasukan adonan dan pengukusan, adonan dimasukkan ke dalam plastik dan diikat menggunakan karet atau benang supaya adonan terikat. Proses pengukusan menggunakan panci dengan suhu 100oC. Pengukusan merupakan tahap penting karena pada tahap ini terjadi proses gelatinisasi pati yang berkaitan erat dengan pengembangan kerupuk saat digoreng (Suarman, 1996). 10. Pendinginan bisa memberikan tekstur pada kerupuk yang dihasilkan. 11. Penjemuran dengan sinar matahari untuk mengeluarkan sebagian air sehingga menjadi lebih awet dengan volume yang lebih kecil sehingga menghemat ruang dan distribusi juga memberikan tekstur renyah pada kerupuk. 12. Penggorengan kerupuk dilakukan dengan menggoreng kerupuk langsung di dalam minyak panas dengan menggunakan minyak yang banyak sehingga kerupuk terendam sampai kerupuk matang. 9 BAB IV KESIMPULAN Kerupuk ikan lele merupakan produk makanan kering yang memiliki kandungan gizi juga memiliki tekstur renyah. Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi seperti kandungan protein, lemak, mineral, asam amino, omega 3, kalsium, posfor, zat besi dan berbagai vitamin yang sudah pasti baik bagi tubuh. Tidak hanya sebagai makanan ringan, kerupuk ikan lele juga bisa dijadikan sebagai cemilan, makanan kecil atau sebagai pelengkap hidangan yang bisa dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat. Selain harganya yang murah dan rasanya yang enak, kerupuk ikan lele juga sangat ringan sehingga mudah untuk dibawa kemanapun. Dengan adanya penggunaan bahan tambahan ikan lele, produk kerupuk yang dihasilkan bisa memberikan kandungan gizi khusunya pada kandungan protein. Proses pembuatan kerupuk ikan lele mudah dilakukan, terbuat dari tepung tapioka dan air yang diberi bahan tambahan daging ikan lele juga bumbu kemudian dijemur dan digoreng. Sehingga kerupuk ikan lele sebagai makanan ringan, selain harganya yang relatif murah dan enak juga bisa menyumbang asupan gizi bagi konsumen khususnya kandungan protein sebagai zat pembangun bagi tubuh serta adanya penganekaragaman makanan (disversifikasi pangan) yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kerupuk. 10 DAFTAR PUSTAKA Apriyana, Ika. 2014. Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Ikan Lele (Clarias sp) dalam Pembuatan Cilok Terhadap Kadar Protein dan Sifat Organoleptiknya. Unnes Journal of Public Health. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. Semarang Djumali, Z., dkk. 1982. Teknologi Kerupuk. Institut Pertanian Bogor. Bogor Kamus Besar bahasa Indonesia. 1996. Jakarta: Balai Pustaka. SNI. 1994. Tepung Tapioka. SNI 01-3451-1994. Badan Standardisasi Nasional Soemarmo. 2005. Kerupuk Udang. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. UGM: Yogyakarta. Syarief, R. dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan: Jakarta. Suarman, W. 1996. Kajian pembuatan dan kerupuk secara mekanis. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor Ubadillah, Anas dan Wikanastri Hersoelistyorini. 2010. Kadar Protein dan Sifat Organoleptik Nugget Rajungan dengan Substitusi Ikan Lele (Clarias gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi Vol 01 No. 02 Tahun 2010. Program Studi Teknologi Pangan. Universitas Muhammadiyah. Semarang Wahyuningtias, Nanin, Basito dan Windi Atmaka. 2014. Kajian Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Kerupuk Berbahan Baku Tepung Terigu, Tepung Tapioka dan Tepung Pisang Kepok Kuning. Jurnal Teknosains Pangan Vol 3. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Wijandi, S., B. Djatmiko, Y. Haryadi, D. Muchtadi, Setijahartini, H. Syarif dan Kusupiyanti. 1975. Pengolahan kerupuk di Sidoharjo. Institut Pertanian Bogor. Bogor Wiriano, H. 1984. Mekanisme Teknologi Pembuatan Kerupuk. Balai Pengembangan Makanan Phytokimia, Badan Penelitian Pengembangan Indusrti Departemen Perindustrian. Jakarta 11 dan