LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR PERCOBAAN 7 MORFOLOGI MIKROBA OLEH : Ange Cindi Angriani (1506354) Laurensius Wilfran Nainggolan (1505339) Muhammad Zainul Arifin (1504013) Nadhira Auliya Shabrina (1505533) Nita Septa Dilla (1505406) Kelompok 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 I. TEORI Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan mata kita, karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Morfologi suatu mikroba dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati. Pemeriksaan morfologi ini penting untuk mengenal nama bakteri, pengenalan sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor penentu dalam mengenal nama spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu memberi warna dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa. Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain (Alcamo, 2001). Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm. bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5 – 1 x 2-5 µm. sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5-1 µm dan panjang 2-3 µm. Sel beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar dari 0,1-0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil demikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1-0,3 µm (Atlas, 1995). Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relatif mudah serta tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan mikroskop ocular, suatu piringan yang diukir dengan garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan berpedomankan micrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop yang dilengkapi mikroskop ocular akan menampakkan garis-garis yang sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan mudah (Martinko dan Madigan, 2005). Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang, atau spiral.Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada spesiesnya. Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus.Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadangkadang basilus tetap saling melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai (Funke et al, 2004). Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat. Tercakup di dalam kelompok morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi manusia.Individuindividu sel dari spesies yang berbeda-beda menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai bakteri koma, atau vibrio (Holt dan Bergey, 1994). II. TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut. - Mengetahui bentuk dan morfologi sel dan koloni bakteri - Mengamati motilitas bakteri - Mengamati morfologi koloni yeast (khamir) III. Mengamati morfologi sel yeast (khamir) ALAT DAN BAHAN Alat : - Bunsen - Mikroskop cahaya - Object glass - Jarum ose Bahan : - Cristal violet - Lugol/ iodine - Alkohol (etanol) 95% - Safranin - Aquades - Biakan murni - Fuchin IV. PROSEDUR KERJA A. Melihat Morfologi Bakteri Pertama-tama diletakan preparat jadi yang sudah diberi minyak imersi pada mikroskop. Bakteri diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran sesuai. Bakteri yang telah diamati kemudian dicatat dan digambar sesuai dengan apa yang terlihat. B. Melihat morfologi khamir Khamir atau ragi yang digunakan adalah Saccharomyces cereviceae yang biasa digunakan untuk membuat roti. Pertama-tama gelas objek dibersihkan dengan menggunakan kapas beralkohol. Suspensi khamir yang telah disediakan lalu letakkan di atas gelas objek. Gelas objek kemudian ditutup dengan gelas penutup. Khamir diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran yang telahdisesuaikan. Terakhir khamir yang telah diamati kemudian dicatat dan digambar sesuai dengan apa yang terlihat. V. HASIL PENGAMATAN Nama : Ange Cindi Angriani Tanggal praktikum : 17 Nopember 2015 NIM Tanggal laporan : 24 Nopember 2015 : 1506354 MORFOLOGI MIKROBA VI. PEMBAHASAN Pada praktikum “Morfologi Mikroba” yang dilaksanakan pada Hari Selasa Tanggal 17 November 2015, dilakukan untuk mengenal bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme. Adapun mikroba yang diteliti yaitu Bacillus subtilis, Streptococcus thermophilus, Saccharomyces cereviceae. Praktikum dilakukan dengan mengamati mikrobiologi pada preparat yang telah melalui proses pewarnaan, preparat yang telah diberi minyak imersi diamati dengan bantuan mikroskop. Yang terlihat di mikroskop untuk Bacillus subtilis yaitu terdapat bentuk batang dan coccus, Streptococcus thermophilus yaitu terdapat bentuk batang dan coccus yang saling menempel membentuk rantai, Saccharomyces cereviceae yaitu banyak koloni yang bentuknya coccus. Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai +10 km di atas bumi), di dalam lumpur, dan di laut (Regobiz, 2010 dalam Muina, 2013). Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu dan lingkungan. Bakteri juga dapat mengalami pleomofil, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat prtumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 µm (Regobiz, 2010 dalam Muina, 2013). Bentuk dan ukuran bakteri dapat diamati dengan cara yaitu dengan mengamati sel-sel pewarnaan (Muina, 2013). Menurut Sutedjo (1991) dalam Anita (2013), tujuan dari pewarnaan yaitu: 1. untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, 2. memperjelas ukuran dan bentuk sel, 3. melihat struktur luar dan dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, 4. menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas pada bakteri dengan zat warna. Menurut Ahira (2010) dalam Muina (2013), ada dua macam bakteri berdasarkan pewarnanaan gram yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Perbedaan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif berdasar pada struktur dinding sel keduanya. Bakteri gram positif hanya memiliki satu membran plasma dengan dinding sel yang tersusun atas peptidoglikan. Sebagian besar dinding sel bakteri memang dibangun dari peptidoglikan, sedangkan sebagian kecil terdiri atas asam teikoat. Sementara itu, bakteri gram negatif mempunyai susunan membran sel yang rangkap dua atau memiliki membran ganda. Selain terdiri atas peptidoglikan, membran plasmanya diselubungi oleh membran luar yang permeable atau membran yang mudah dilewati oleh air. Taksonomi Bacillus subtilis menurut MikrobeWiki yaitu domain: Bacteria, phylum: Firmicutes, class: Bacilli, order: Bacillales, family: Bacillaceae (Entrez Genome Project), genus: Bacillus subtilis. Gambar 1. Bacillus subtilis Sumber: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Bacillus_subtilis. Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh diberbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celcius. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol. Bakteri ini hanya memiliki satu molekul DNA yang berisi seperangkat sel kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Junaidi, 2010 dalam Muina, 2013). Taksonomi Streptococcus thermophilus menurut MirobeWiki yaitu kingdom: Bacteria, phylum: Firmicutes, class: Bacilli, order: Lactobacillales, family: Streptococcaceae, genus: Streptococuss, species: Streptococcus thermophilus. Gambar 2. Streptococcus thermophilus Sumber: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Streptococcus_thermophilus. Bakteri Streptococcus thermophilus adalah organisme yang serupa dengan Lactobacillus yang merupakan bakteri yang dikembangkan karena fungsinya. Karakteristik bakteri Streptococcus thermophilus ini adalah bentuknya yang elips atau bulat memanjang secara berantai atau seperti bergandengan (anonim, ). Bakteri ini juga mirip seperti sel karena bersifat uniseluler dan tidak membentuk spora. Karena bakteri ini merupakan bakteri positif dan berkatalase negatif, maka tingkat pertumbuhannya bergantung pada tingkat keasaman atau pH. Selain itu diperlukan juga suhu secara optimal berkisar antara 37˚ hingga 42˚C untuk pertumbuhan bakteri Streptococcus thermophilus ini (anonim, ). Menurut Wikipedia fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi fungi. Taksonomi Saccharomyces cereviceae menurut MikrobeWiki yaitu domain: Eukarya, kingdom: Fungi, subkingdom: Dikarya, phylum: Ascomycota, subphylum: Saccharomycotina, Saccharomycetales, family: class: Saccharomycetes, Saccharomycetaceae, genus: order: Saccharomyces, spesies: Cerevisiae. Gambar 3. Saccharomyces cereviceae Sumber: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Saccharomyces_cerevisiae Menurut Wikipedia Saccharomyces cereviceae berkembang biak dengan cara: 1. Pertunasan multipolar, dimana tunas muncul dari sekitar ujung sel 2. Pembelahan tunas, yaitu gabungan antara pertunasan dan pembelahan 3. Pembentukan askospora. Spora berbentuk bulat atau oval dengan permukaan halus. Menurut Wikipedia Saccharomyces cereviceae adalah nama spesies yang termasuk dalam khamir berbentuk oval. Saccharomyces cereviceae mempunyai mikrostruktur yang terdiri dari: 1. Kapsul 2. Dinding sel Dinding sel khamir pada sel-sel yang muda sangat tipis, namun semakin lama semakin menebal seiring dengan waktu. Pada dinding sel terdapat struktur yang disebut bekas lahir (bekas yang timbul dari pembentukan oleh sel induk) dan bekas tunas (bekas yang timbul akibat pembentukan anak sel). Setiap sel hanya dapat memiliki satu bekas lahir, namun bisa membentuk banyak bekas tunas. Saccharomyces cereviceae dapat membentuk 9 sampai 43 tunas dengan rata-rata 24 tunas per sel dan paling banyak lahir pada kedua ujung sel yang memanjang. Dinding sel khamir terdiri dari komponenkomponen sebagai berikut: glukan khamir (30-35% berat kering dinding sel), mannan (30% dari berat kering dinding khamir), protein (6% berat kering dinding sel), kitin (1-2%), lipid (8,5-13,5%). 3. Membran sitoplasma 4. Nukleus 5. Vakuola 6. Mitokondria 7. Grobula lipid Saccharomyces cereviceae mengandung lipid dalam jumlah sangat sedikit. Lipid ini disimpan dalam bentuk grobula yang dapat dilihat dengan mikroskop setelah diberi pewarna lemak seperti Hitam Sudan atau Merah Sudan. 8. Sitoplasma. VII . KESIMPULAN - Yang terlihat di mikroskop untuk Bacillus subtilis yaitu terdapat bentuk batang dan coccus. - Yang terlihat di mikroskop untuk Streptococcus thermophilus yaitu terdapat bentuk batang dan coccus yang saling menempel membentuk rantai. - Yang terlihat di mikroskop untuk Saccharomyces cereviceae yaitu banyak koloni yang bentuknya coccus. Nama : Laurensius Wilfran N Tanggal Praktikum : 17 Nopember 2015 NIM Tanggal Laporan : 24 Nopember 2015 : 1505339 MORFOLOGI MIKROBA VI. PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini yang menjadi pembahasan yakni mengenai morfologi mikroba. Morfologi itu sendiri merupakan cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari selukbeluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi (Basariyadi, 2015). Arti dari bakteri, bakteri berasal dari kata "bakterion" (bahasa Yunani) yang berarti tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak dipakai untuk tiap mikroba yang bersel satu. Bakteri ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Belanda bernama Anthony van Leewenhoek. Leeuwenhoek kemudian menerbitkan aneka ragam gambar bentuk bakteri pada tahun 1684. Sejak saat itu, ilmu yang mempelajari bakteri mulai berkembang. Ilmu yang mempelajari bakteri disebut bakteriologi. Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan tersebar luas dibandingkan makhluk hidup lainnya. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di gurun pasir, salju atau es, hingga lautan. Bagi manusia, bakteri ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Bakteri memiliki ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Bakteri adalah organisme uniseluler, prokariot, dan umumnya tidak memiliki klorofil. Ukuran tubuh bakteri bervariasi, dari berdiameter 0,12 mikron sampai yang panjangnya ratusan mikron. Bakteri dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Bakteri yang paling renik adalah Mycoplasma yang berukuran 0,12 mikron. Sebaliknya bakteri terbesar adalah Thiomargarita yang berukuran 200 mikron. Bentuk dasar bakteri beraneka ragam, yaitu kokus (bulat), basil (batang), dan spirilia (spiral) (Zaka, 2013). Sedangkan khamir, Khamir adalah mikroorganisme eukariotik bersel tunggal yang tergolong fungi. Berukuran antara 5 dan 20 mikron. Khamir termasuk organisme uniseluler yang bersifat aerob. Tetapi jenis khamir fermentatif dapat hidup secara anaerob meski pertumbuhannya lambat. Khamir termasuk organisme uniseluler namun memiliki ukuran yang lebih besar daripada bakteri. Dapat membentuk miselium palsu sehingga disebut sebagai pseudomiselium. Berdasarkan alat perkembangbiakannya, khamir dibagi menjadi: 1) khamir sejati (true yeast) yang berkembang biak dengan spora dan khamir yang tidak membentuk spora dan; 2) khamir palsu (false yeast) yang berkembang biak dengan pertunasan, pembelahan atau kombinasi pertunasan dan pembelahan. Klasifikasi khamir menggunakan karakteristik ascospore, sel dan koloni. Karakteristik Fisiologis juga digunakan untuk mengidentifikasi spesies. Salah satu karakteristik yang terkenal adalah kemampuan untuk memfermentasi gula untuk produksi etanol. Budding yeast adalah khamir sejati dari filum Ascomycetes , kelas Saccharomycetes (disebut Hemiascomycetes juga). Khamir sejati dipisahkan menjadi satu urutan utama Saccharomycetales. (Pranadi, 2011). Pada praktikum kali ini ada tiga macam mikroba yang diteliti Bacillus subtilis, Streptococcus thermophyllus, Saccharomyces cerevisiae. A. Bacillus Subtilis Klasifikasi taksonomi dari Bacillus subtilis adalah sebagai berikut (Madigan, 2005). Kingdom :Bacteria Phylum :Firmicutes Class :Bacilli Ordo :Bacillales Family :Bacillaceae Genus :Bacillus Species : Bacillus Subtilis Karakteristik dari bakteri Bacillus Subtilis (Gaumann, 2007). Karakter Bentuk Bacillus Subtilis Batang (tebal maupun tipis), rantai maupun tunggal Gram Positif Sumber tanah, air, udara dan materi tumbuhan yang terdekomposisi Berdasarkan spora Bakteri penghasil endospora Respirasi Aerob obligat Pergerakan Motil dengan adanya flagella Suhu Optimum Pertumbuhan 25-350C pH Optimum Pertumbuhan 7-8 Katalase Positif Media perantara pertumbuhan Bacillus subtilis antara lain adalah tanah, air, udara dan materi tumbuhan yang terdekomposisi. Selain itu, B.subtilis juga ditemukan pada produk makanan seperti produk susu, daging, nasi dan pasta. Bakteri ini dapat tumbuh pada produk makanan karena produk-produk makanan tersebut menyediakan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan Bacillus subtilis. B. Streptococcus thermophyllus Klasifikasi taksonomi dari Bacillus subtilis adalah sebagai berikut. Kingdom :Bacteria Phylum :Firmicutes Class : Cocci Ordo : Lactobacillales Family :Streptococcaceae Genus :Streptococcus Species : S. salivarius Subspecies:S. salivarius subsp. Thermophiles Streptococcus thermophilus memiliki bentuk sel yang bulat atau elips dengan diameter 0,7-0,9 run, tumbuh secara berpasangan atau berbentuk rantai pendek. Suhu pertumbuhan optimum untuk Streptococcus thermophilus adalah 37-42°C. Streptococcus thermophilus merupakan bakteri gram positif, katalase negatif, tidak berspora, uniseluler, anaerob, heterotropik, tumbuh baik pada media berisi karbohidrat dan ekstrak yeast. Tumbuh optimum pada pH 6,5 dan akan terhenti pertumbuhanrya pada pH 4,2-4,4 C. Saccharomyces cerevisiae Taksonomi Saccharomyces spp. menurut SANGER (dalam Ahmad, 2005), sebagai berikut: Super Kingdom : Eukaryota Phylum : Fungi Subphylum : Ascomycota Class : Saccharomycetes Order : Saccharomycetales Family : Saccharomycetaceae Genus : Saccharomyces Species : Saccharomyces cerevisiae S. Cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir (yeast). S. Cereviceae secara morfologis umumnya memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang tidak besar, hanya sekitar 1-3µm sampai 1-7µm. Yeast yang sangat berperan dalam pembuatan roti ini termasuk eukariota uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu mudah dikulturkan, pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat dipetakan dengan jelas serta mudah menerima transfer gen. S. Cerevisiae dapat ditumbuhkan di laboratorium dengan menumbuhkannya pada media tertentu, baik media padat maupun media cair. Dari segi warna, yeast yang juga sangat berperan dalam proses fermentasi alkohol ini mempunyai warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni, sehingga tidak seperti khamir lainnya yang seringkali tidak terlihat dibawah miskroskop karena tidak kontras dengan mediumnya. Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah. Dilihat dari dinding selnya, S.Cerevisiae memiliki dinding sel yang mengandung a-D-Glukan, kitin, dan manoprotein. Dinding selnya ini diketahui mempunyai 3 lapisan, yaitu lapisan dalam alkali in-soluble (30-35%), lapisan tengah alkali-soluble a glukan (20-22%), serta lapisan luar adalah glikoprotein(30%) yaitu suatu karbohidrat yang tersusun dari manan yang terfosforilasi3. Saccahromyses Cerevisiae bersifat fakultatif anaerobik mengandung 68-83% air, nitrogen, karbohidrat, lipid, vitamin, mineral dan 2,5-14% kadar N total. Cara hidupnya kosmopolitan dan mudah dijumpai pada permukaan buah-buahan, nektar bunga dan dalam cairan yang mengandung gula, namun ada pula yang ditemukan pada tanah dan serangga. Selain kosmopolitan, S. Cerevisiae ini dapat pula hidup secara saprofit maupun bersimbiosis. VII. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari pembuatan laporan praktikum tentang morfologi mikroba adalah: a. Bacillus subtilis tergolong ke dalam jenis bakteri. Bacillus subtilismerupaka salah satu anggota genus Bacillus yang diketahui mampu memproduksi berbagai macam zat antimikrob, spesies ini dapat memproduksi lebih dari 24 jenis antibiotik dengan berbagai struktur dan bakteriosin.Media perantara pertumbuhan Bacillus subtilis antara lain adalah tanah, air, udara dan materi tumbuhan yang terdekomposisi. b. Streptococcus thermophyllus memiliki bentuk sel yang bulat atau elips dengan diameter 0,7-0,9 run, tumbuh secara berpasangan atau berbentuk rantai pendek. Suhu pertumbuhan optimum untuk Streptococcus thermophilus adalah 37-42°C. Streptococcus thermophilus merupakan bakteri gram positif, katalase negatif, tidak berspora, uniseluler, anaerob, heterotropik, tumbuh baik pada media berisi karbohidrat dan ekstrak yeast. Tumbuh optimum pada pH 6,5 dan akan terhenti pertumbuhanrya pada pH 4,2-4,4 c. Saccharomyces cerevisiaemerupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara morfologi hanya membentuk blastospora dan pada enampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah. Reproduksinya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar khamir ini serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan selnya untuk membelah diri. Nama : Muhammad Zainul Arifn Tanggal Praktikum : 17 Nopember 2015 NIM Tanggal Laporan : 24 Nopember 2015 : 1504013 MORFOLOGI MIKROBA VI. PEMBAHASAN VII. KESIMPULAN Nama : Nadhira Auliya Shabrina Tanggal praktikum : 17 Nopember 2015 NIM Tanggal laporan : 24Nopember 2015 :1505533 MORFOLOGI BAKTERI VI. PEMBAHASAN D. Bacillus Subtilis Klasifikasi taksonomi dari Bacillus subtilis adalah sebagai berikut. Kingdom :Bacteria Phylum :Firmicutes Class :Bacilli Ordo :Bacillales Family :Bacillaceae Genus :Bacillus Species : Bacillus Subtilis Genus Bacillus merupakanbakteri yang sangat baik digunakan segagai agen biokontrol (Jack dalam Sopyan, 2009). Bakteri ini merupakan bakteri gram positif berbentuk batang, bersifat aerobik, serta dapat menghasilkan endospora (Schilinger dalam Sopyan, 2009). Bacillus subtilis merupaka salah satu anggota genus Bacillus yang diketahui mampu memproduksi berbagai macam zat antimikrob, spesies ini dapat memproduksi lebih dari 24 jenis antibiotik dengan berbagai struktur dan bakteriosin (Sopyan, 2009). Bakteriosin yang banyak diproduksi oleh Bacillus subtilis ialah subtilin, ericin, mersacidin, sublancin, dan subtilosin A (Stein dalam Sopyan, 2009). Bacillus subtilis dari tanah juga diketahui dapat menghasilkan antibiotik dan antifungi seperti: subtilin, aterimin, basitrasin, subtilosin, mycobacillin, subsporin, ituirin, Cerexin, surfactin, bacillomycin, bacilysin, asam 10 sianida, fengymycin dan bacilysocin (Katz and Demain dalam Erivina, 2012). Bacillus subtilis adalah salah satu bakteri yang bersifat termofilik fakultatif (Kosim, 2010). Protease merupakan enzim proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada protein (Kosim, 2010). Pada penelitian ini, protease diisolasi dari Bacillus subtilis dan diuji pengaruh suhu pada aktivitasnya yaitu pada 35o C-50oC dengan menggunakan kasein sebagai substrat. Protease dipekatkan dengan metode liofilisasi (Kosim, 2010). Kadar protein diuji dengan metode Bradford, sedangkan aktivitasnya diuji dengan metode Nakanishi menggunakan spektrofotometer (Kosim, 2010). Kadar protein diperoleh 1.68 mg tiap 1 mg sel kering. Aktivitas optimumnya adalah 0.278 U/mg dan dicapai pada suhu 40oC (Kosim, 2010).Keuntungan dari bakteri ini adalah memiliki protein yang dapat bekerja pada kondisi lingkungan dengan suhu tinggi dimana protein/ enzim lain dapat mengalami denaturasi(Kosim, 2010). Salah satu protease termostabil dapat dihasilkan dari mikroorganisme termofilik yaitu Bacillus subtilis(Kosim, 2010). E. Streptococcus thermophyllus Klasifikasi taksonomi dari Bacillus subtilis adalah sebagai berikut. Kingdom :Bacteria Phylum :Firmicutes Class : Cocci Ordo : Lactobacillales Family :Streptococcaceae Genus :Streptococcus Species : S. salivarius Subspecies:S. salivarius subsp. thermophilus Yoghurt pada umumnya menggunakan starter kultur strain campuran, yakni S. thermophillus dan L. bulgaricus. Saat ini, sudah ada yoghurt yang juga mengandung bifidiobacteria dan kadang-kadang L. acidophilus (Ranken dalam Sibarani, 2010).Streptococcus salivarius sub sp.thermophilus (sebelumnya nama Streptococcus thermophilus) adalah bakteri Gram-positif anaerob fakultatif dan homofermentative, dari kelompok viridans (Alisandi, 2011). Menurut Crawford (dalam Yunita, 2011) aktivitas proteolitik Streptococcus thermophilus menghasilkan asam formiat yang dapat merangsang pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus. Selanjutnya Lactobacillus bulgaricus menghasilkan asam amino glisin dan histidin yang dibutuhkan oleh Streptococcus thermophiles (Yunita, 2011).Silvia (dalam Agustina, 2010) melaporkan bahwa Strepcoccus thermophilus dapat tumbuh baik pada susu kedelai dan meghasilkan flavor yang paling baik. F. Saccharomyces cerevisiae Taksonomi Saccharomyces spp. menurut SANGER (dalam Ahmad, 2005), sebagai berikut: Super Kingdom : Eukaryota Phylum : Fungi Subphylum : Ascomycota Class : Saccharomycetes Order : Saccharomycetales Family : Saccharomycetaceae Genus : Saccharomyces Species : Saccharomyces cerevisiae S. cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya (Ahmad, 2005). Dapat berkembang biak dengan membelah diri melalui "budding cell" (Ahmad, 2005). Reproduksinya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar khamir ini serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan selnya untuk membelah diri.Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu jenis cendawan tergolong khamir yang bermanfaat untuk manusia dan ternak (Ahmad, 2005). Pertamakali dimanfaatkan untuk pembuatan makanan namun seiring dengan berjalannya waktu. Saccharomyces cerevisiaekemudian mulai dipakai untuk keperluan bioteknologi dan industri. S. cerevisiae dipakai sebagai probiotik dan imunostimulan untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak seperti ruminansia, unggas ataupun ikan (Ahmad, 2005).Saccharomyces cerevisiae (S. cerevisiae) merupakan jenis khamir yang diketahui dapat mensintesis β-glukan pada dinding selnya (Kusmiati, 2007).Fermentasi atau konversi glukosa menjadi etanol menggunakan jenis khamir Saccharomyces cerevisiae. Yeast atau khamir ini merupakan mikroorganisme yeast atau kamir yang memiliki kemampuan untuk menghidrolisis suatu polisakarida menjadi monomer monosakarida yang selanjutnya monosakarida tersebut diubah menjadi etanol dan karbondioksida. Saccharomyces cerevisiae juga tahan terhadap alkohol dari hasil fermentasi yang cukup tinggi (12-18% v/v), tahan terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melakukan fermentasi pada suhu 432oC (Zely, 2014). VII. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat daitarik dari pembuatan laporan praktikum tentang morfologi mikroba adalah: d. Bacillus subtilis tergolong ke dalam jenis bakteri. Bacillus subtilismerupaka salah satu anggota genus Bacillus yang diketahui mampu memproduksi berbagai macam zat antimikrob, spesies ini dapat memproduksi lebih dari 24 jenis antibiotik dengan berbagai struktur dan bakteriosin. e. Streptococcus thermophyllus termasuk ke dalam golongan bakteri. Streptococcus thermophyllus adalah bakteri Gram-positif anaerob fakultatif dan homofermentative, dari kelompok viridans. aktivitas proteolitik Streptococcus thermophilus menghasilkan asam formiat yang dapat merangsang pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus. Selanjutnya Lactobacillus bulgaricus menghasilkan asam amino glisin dan histidin yang dibutuhkan oleh Streptococcus thermophiles. f. Saccharomyces cerevisiaemerupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Reproduksinya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar khamir ini serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan selnya untuk membelah diri.Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu jenis cendawan tergolong khamir yang bermanfaat untuk manusia dan ternak. Nama : Nita Septa Dilla Tanggal Praktikum : 17 Nopember 2015 NIM Tanggal Laporan : 24 Nopember 2015 : 1505406 MORFOLOGI MIKROBA VI. PEMBAHASAN Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen pada manusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur. Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, dan lingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang (silindris) atau spiral (heliks). Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Bakteri ini terdapat dalam beberapa pola atau pengelompokan yang berbeda, dan karena pengelompokkan sel yang khusus ini mungkin merupakan ciri marga tertentu maka pengetahuan tentang pengelompokan ini akan membantu dalam mengidentifikasi organisme tidak dikenal. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni. Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Dapat juga dilihat dari elevasi koloni bakteri yang bisa berupa datar, timbul, cembung, sepertitetesan, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh ke dalam medium, dan seperti kawah. Koloni bakteri mempunyai bermacam-macam bentuk, diantaranya adalah berbentuk bundar, bundar dengan tepian kerang, bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak beraturan dan menyebar, berbenang-benang, bentuk L, bundar dengan tepian menyebar, filliform, rizoid dan kompleks. Tepian koloni bakteri ada yang licin, berombak, berlekuk, tak beraturan, sikat, bercabang, seperti wol, seperti benang dan seperti ikat rambut. Sedangkan elevasinya ada yang datar, timbul, cembung, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh ke dalam medium dan seperti kawah (Hadioetomo, 1985). Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai "koloni morfologi" khas bagi tiap jenis bakteri (Waluyo, 2004). Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif, motil, menghasilkan spora yang biasanya resisten pada panas, bersifat aerob (beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif), katalase positif, dan oksidasi bervariasi. Tiap spesies berbeda dalam penggunaan gula, sebagian melakukan fermentasi dan sebagian tidak (Barrow, 1993). Ditambahkan Claus & Barkeley (1986) genus Bacillus mempunyai sifat fisiologis yang menarik karena tiap-tiap jenis mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, diantaranya : (1) mampu mengdegradasi senyawa organik seperti protein, pati, selulosa, hidrokarbon dan agar, (2) mampu menghasilkan antibiotik; (3) berperan dalam nitrifikasi dan dentrifikasi; (4) pengikat nitrogen; (7) bersifat khemolitotrof, aerob atau fakultatif anaerob, asidofilik, psikoprifilik, atau thermofilik. (http://digilib.unila.ac.id/2807/13/BAB%20II.pdf) Streptococcus thermophilus merupakan bakteri termofilik yang dapat tumbuh pada suhu 45o C. Perbedaan suhu tersebut membedakan bakteri ini dari spesies Streptococci lainnya. Akan tetapi menurut Waspodo (2001) S. thermophilus tidak digolongkan ke dalam bakteri probiotik karena tidak dapat hidup dalam usus manusia. Karakteristik S. thermophilus antara lain : berbentuk bulat yang membentuk rantai, gram positif, katalase negatif, dapat mereduksi litmus milk, tidak toleran terhadap konsentrasi garam yang lebih besar dari 6.5 %, tidak berspora, bersifat termodurik, tidak dapat tumbuh pada suhu 10o C, dan menyukai suasana mendekati netral dengan pH optimum untuk pertumbuhan adalah 6.5 (Helferich dan Westhoff, 1980). Selain itu suhu pertumbuhannya berkisar antara 40 – 45o C (Chaitow dan Trener, 1990). Streptococcus thermophilus merupakan pasangan dari L. bulgaricus dalam pembuatan yogurt secara tradisional. Bakteri ini bukan mikroflora alami dari usus manusia dan tidak tergolong bakteri probiotik karena hanya mampu bertahan selama sekitar dua jam setelah masuk ke dalam usus bersama dengan yogurt yang diminum (Tirtasujana, 1998). S. thermophilus merupakan BAL homofermentatif yang menghasilkan asam laktat sebagai produk utama. S. thermophilus merupakan satusatunya spesies bakteri dalam genus Streptococci yang menghasilkan enzim laktase (Chaitow dan Trener, 1990). Efek menguntungkan dari S. thermophilus selain menghasilkan asam laktat, 15 yaitu menghasilkan enzim laktase yang berfungsi mencerna laktosa dalam susu. Saccharomyces adalah genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak jenis ragi. Saccharomyces berasal dari bahasa Latin yang berarti gula jamur. Banyak anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam produksi makanan. Salah satu contoh adalah Saccharomyces cerevisiae,yang digunakan dalam pembuatan anggur, roti, dan bir. Anggota lain dari genus ini termasuk Saccharomyces bayanus, digunakan dalam pembuatan anggur, dan Saccharomyces boulardii, digunakan dalam obat-obatan. Koloni dari Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam tiga hari. Mereka rata, mulus, basah, glistening atau kuyu, dan cream untuk cream tannish dalam warna. Ketidakmampuan untuk memanfaatkan nitrat dan kemampuan untuk berbagai menfermentasi karbohidrat adalah karakteristik khas dari Saccharomyces. Blastoconidia (sel tunas sisi) yang diamati. Mereka adalah unicellular, bundar, dan ellipsoid untuk memperpanjang dalam bentuk. Multilateral (multipolar) budding ciri khasnya. Pseudohyphae, jika ada, yang belum sempurna. Hyphae yang absen. Saccharomyces memproduksi ascospores, khususnya bila tumbuh di V-8 media, asetat ascospor agar, atau Gorodkowa media. Ascospores ini adalah bundar dan terletak di asci. Setiap ascus berisi 1-4 ascospores. Asci tidak menimbulkan perpecahan pada saat jatuh tempo. Ascospores yang berwarna dengan Kinyoun noda dan ascospore noda. Bila dikotori dengan noda Gram, ascospores adalah gram-negatif sedangkan sel vegetatif adalah gram positif. Tentu saja kegunaan mikroorganisme ini pun menjadi semakin penting di dunia industri fermentasi. Saat ini S. cerevisiae tidak saja digunakan dalam bidang fermentasi tradisional, tetapi mikroorganisme-mikroorganisme S. cerevisiae baru yang didapatkan dari riset dan aplikasi bioteknologi telah merambah sektor-sektor komersial yang penting, termasuk makanan, minuman, biofuel, kimia, industri enzim, pharmaceutical, agrikultur, dan lingkungan. Di masa depan, terutama karena krisis energi yang semakin sering terjadi, etanol yang diproduksi oleh fermentasi jamur ragi ini agaknya akan mendapat perhatian khusus karena potensinya sebagai biofuel. VII. Kesimpulan 1. Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang (silindris) atau spiral (heliks). Masing-masing ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies. 2. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni. 3. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. 4. Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif, motil, menghasilkan spora yang biasanya resisten pada panas, bersifat aerob (beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif), katalase positif, dan oksidasi bervariasi. 5. Streptococcus thermophilus merupakan bakteri termofilik yang dapat tumbuh pada suhu 45o C.berbentuk bulat yang membentuk rantai, gram positif, katalase negatif, dapat mereduksi litmus milk, tidak toleran terhadap konsentrasi garam yang lebih besar dari 6.5 %, tidak berspora, bersifat termodurik, tidak dapat tumbuh pada suhu 10o C, dan menyukai suasana mendekati netral 6. Koloni dari Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam tiga hari. Mereka rata, mulus, basah, glistening atau kuyu, dan cream untuk cream tannish dalam warna. Ketidakmampuan untuk memanfaatkan nitrat dan kemampuan untuk berbagai menfermentasi karbohidrat adalah karakteristik khas dari Saccharomyces. DOKUMENTASI DAFTAR PUSTAKA Agustina, Wawan dan Yusuf Andriana. 2010. Karakterisasi Produk Yoghurt Susu Nabati Kacang Hijau(Phaseolus radiatus L.). Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan” ISSN 1693 – 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Ahmad, Riza Zainuddin. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae untuk Ternak. WARTAZOA Vot. 15 No . I Th. 2005. Alisandi, Aristia. (2011). Mikrobiologi Industri. Universitas Sriwijaya Indralaya. Anonim. (). Bacillus subtilis. [Online]. Diakses dari: https://microbewiki.kenyon.edu/index.php/Bacillus_subtilis. Basariyadi, Abdi (2015). Pengertian Morfologi. [Online] Diakses dari http://www.medrec07.com/2015/02/pengertian-morfologi.html Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta. Ervina, Yeni Vida. 2012. Pengaruh Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis terhadap Pertumbuhan Jamur Phytohthora palmivora Penyebab Penyakit Busuk Buah Kakao. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember, Jember. Kosim, Mukhamad dan Surya Rosa Putra. 2010. Pengaruh Suhu pada Protease dari Bacillus subtilis. Prosiding Skripsi Semester Genap 2009-2010. SK-091304. Kuntarso, Andal. 2007. Pengembangan Teknologi Pembuatan Low-Fat Fruity BioYogurt (Lo-Bio F). [Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kusmiati. Swasono R.Tamat Dkk. 2007. Produksi dan Penetapan Kadar β-glukan dari Tiga Galur Saccharomyces cerevisiae dalam Media Mengandung Molase. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, April 2007, hal. 7-16 Vol. 5, No. 1 ISSN 1693-1831. Muchtadi Tien R. dan Fitriyono Ayustaningwarno. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. Bandung: Alfabeta; 2010 Pelczar dan Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta. Pranadi, Bot (2011). Apa itu khamir? .[Online] Diakses dari http://www.gagaspertanian.com/2011/05/apa-itu-khamir.html#axzz3sK94Z0V4 Sibarani, ED. 2010. Sumatera Chapter II. Pdf-USU Institutional Repository-Universitas Utara. (Online). Diakses dari repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17233/4/Chapter%20II.pdf Sopyan, Ade Satria. 2009. Karakterisasi Fisiologi dan Identifikasi Molekuler Isolatisolat Bacillus spp Penghasil Bakteriosin Asal Hutan Wana Wisata Cangkuang. (Skripsi). Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang Press : Malang. Yunita, Dewi Dkk. 2011. Pembuatan Niyoghurt dengan Perbedaan Perbandingan Streptococcus Thermophilus dan Lactobacillus Bulgaricus serta Perubahan Mutunya Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 2 (Agustus 2011) 83-90. Zaka (2013). Apa pengertian bakteri dan jenis-jenis bakteri. [Online] Diakses dari http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-bakteri-dan-jenis-jenis.html