Konsep Diri Positif - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
PENDIDIKAN ETIK UMB
Mengenal Potensi Diri
Fakultas
Program Studi
Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Abstract
Kompetensi
Pada pokok bahasan saat ini, akan
mendeskripsikan berkenaan dengan
konsep diri, cita-cita diri, citra diri,
harga diri dan tipe-tipe kepribadian
Mahasiswa diharapkan mampu
mendeskripsikan dan memahami
persoalan berkenaan dengan potensi
diri
Pendahuluan
“Kenalilah dirimu”, demikian kata-kata Socrates agar manusia berhasil di dunia. Untuk bisa
mengenali dirinya maka kita harus mempunyai konsep diri. Banyak ragam untuk bisa
mendefinisikan mengenai konsep diri. Perkins (1958) mengatakan bahwa konsep diri adalah
semua persepsi, kepercayaan, perilaku dan nilai-nilai yang digunakan diri seseorang untuk
mendeskripsikan dirinya sendiri, dan konsep diri seseorang berubah seiring dengan cara
pandang dirinya pada suatu periode waktu.
Sementara itu, Smith dkk (1977)
mengungkapkan bahwa konsep diri adalah suatu cara pandang yang kompleks dan dinamis
dalam diri seseorang terhadap dirinya sendiri dan konsep diri adalah sesuatu yang terukur.
Konsep diri berasal dari bahasa Inggris, yaitu self concept ; merupakan suatu konsep
mengenai diri individu itu sendiri yang meliputi bagaimana seseorang memandang,
memikirkan dan menilai dirinya sehingga tindakan-tindakannya sesuai dengan konsep
tentang dirinya tersebut.
Konsep diri diukur dalam dua area yaitu akademik dan non akademik. Gunawan (2005)
menyebutkan bahwa konsep diri akademik terkait dengan kemampuan verbal atau bahasa
dan matematika. Sedangkan untuk non akademik, menurut Marsh dalam Yan dan Haihui
(2005), konsep diri diukur melalui delapan parameter yang mencakup: penampilan fisik,
kemampuan fisik, hubungan sesama jenis, hubungan lain jenis, hubungan dengan orang
tua, kestabilan emosi, kepercayaan dan kejujuran, serta konsep diri secara umum.
Terkait dengan pembentukannya, konsep diri mulai berkembang sejak masa bayi dan akan
terus berkembang sejalan dengan perkembangan individu itu sendiri. Konsep diri individu
terbentuk melalui imajinasi individu tentang respon yang diberikan oleh orang lain. Dalam
proses tersebut, konsep diri dipengaruhi oleh beberapa factor. Puspasari (2007)
menyatakan bahwa perkembangan dari proses pengenalan diri sendiri dipengaruhi oleh
2012
2
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
factor yang mengikuti perkembangan seorang anak seperti pengaruh keterbatasan ekonomi,
isolasi lingkungan, ataupun pengaruh usia individu tersebut.
Sedangkan Rogers menginterpretasikan konsep diri sebagai kesadaran batin yang tetap,
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang
bukan aku. Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang
mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai
adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung
untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.
Konsep Diri
Konsep Diri memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Pengetahuan tentang diri anda
Adalah informasi yang anda miliki tentang diri anda. Misalkan jenis kelamin,
penampilan, dan sebagainya.
2. Pengharapan bagi anda
Adalah gagasan anda tentang kemungkinan menjadi apa kelak.
3. Penilaian terhadap diri anda
Adalah pengukuran anda tentang keadaan anda dibandingkan dengan apa yang
menurut anda dapat dan seharusnya terjadi pada diri anda. Hasil pengukuran tersebut
adalah rasa harga diri.
Konsep diri memiliki tiga kecondongan, yaitu:
1.
Konsep Diri Negatif
2.
Konsep Diri Sedang
3.
Konsep Diri Positif
2012
3
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsep Diri Negatif
Dalam hal ini seseorang memiliki penilaian negatif pada diri sendiri. Seseorang tidak merasa
cukup baik dengan apapun yang dimiliki dan merasa tidak mampu mencapai suatu apapun
yang berharga. Jika hal ini terus berlanjut, maka seseorang tersebut akan menuntun dirinya
ke arah kelemahan emosional. Seseorang tersebut mungkin akan mengalami depresi atau
kecemasan secara tetap, kekecewaan emosional yang lebih parah dan kualitasnya mungkin
mengarah ke keangkuhan dan keegoisan. Seseorang tersebut telah menciptakan suatu
penghancuran-diri.
Calhoun & Acocella (1990) membagi konsep diri ke dalam tiga dimensi, yaitu:
1. Dimensi pengetahuan, yaitu deskripsi seseorang terhadap dirinya. Misalnya
jenis kelamin, etnis, ras, usia, berat badan, atau pekerjaan.
2. Dimensi harapan, yaitu kepemilikan seseorang terhadap satu set pandangan
mengenai kemungkinan akan menjadi apa dirinya kelak.
3. Dimensi penilaian, yaitu penilai tentang diri sendiri. Berdasarkan hasil
penelitiannya, Marsh (1987) menyimpulkan bahwa evaluasi atau penilaian
seseorang terhadap dirinya sendiri dalam rangka untuk memperbaiki diri sendiri
di masa mendatang akan memunculkan konsep diri yang sangat kuat.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memiliki konsep diri yang positif :
1. Bersikap obyektif dalam mengenali diri sendiri
Jangan abaikan pengalaman positif atau pun keberhasilan sekecil apapun yang pernah
dicapai. Lihatlah talenta, bakat dan potensi diri dan carilah cara dan kesempatan untuk
mengembangkannya. Janganlah terlalu berharap bahwa Anda dapat membahagiakan
semua orang atau melakukan segala sesuatu sekaligus.
“You can’t be all things to all people, you can’t do all things at once, you just do the best
you could in every way....”
2. Hargailah diri sendiri
2012
4
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tidak ada orang lain yang lebih menghargai diri kita selain diri sendiri. Jikalau kita tidak
bisa menghargai diri sendiri, tidak dapat melihat kebaikan yang ada pada diri sendiri,
tidak mampu memandang hal-hal baik dan positif terhadap diri, bagaimana kita bisa
menghargai orang lain dan melihat hal-hal baik yang ada dalam diri orang lain secara
positif. Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain bisa
menghargai diri kita?
3. Jangan memusuhi diri sendiri
Peperangan terbesar dan paling melelahkan adalah peperangan yang terjadi dalam diri
sendiri. Sikap menyalahkan diri sendiri secara berlebihan merupakan pertanda bahwa
ada permusuhan dan peperangan antara harapan ideal dengan kenyataan diri sejati
(real self). Akibatnya, akan timbul kelelahan mental dan rasa frustrasi yang dalam serta
makin lemah dan negatif konsep dirinya.
4. Berpikir positif dan rasional
“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts, we
make the world”.
Jadi, semua itu banyak tergantung pada cara kita memandang segala sesuatu, baik itu
persoalan maupun terhadap seseorang. Jadi, kendalikan pikiran kita jika pikiran itu
mulai menyesatkan jiwa dan raga.
Konsep Diri Sedang
Seseorang sedang berada di persimpangan antara kepemilikan konsep diri positif dan
konsep diri negatif. Adakalanya seseorang bisa dan tidak bisa menerima keadaan diri
sendiri. Jika konsep diri negatif semakin berkembang daripada konsep diri positif, maka
seseorang tersebut akan menuntun dirinya sendiri ke arah kelemahan emosional. Hal yang
perlu dilakukan adalah bagaimana caranya sekuat tenaga untuk mengarahkan ke sisi
konsep diri positif.
Konsep Diri Positif
2012
5
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Seseorang yang mengenal dirinya secara baik, memiliki penerimaan diri yang kualitasnya
lebih mungkin mengarah ke kerendahan hati dan kedermawanan. Seseorang yang dapat
menyimpan informasi tentang diri sendiri, baik informasi negatif maupun positif. Seseorang
yang optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga
terhadap kegagalan yang dialaminya. Seseorang yang menganggap hidup adalah suatu
proses penemuan, berharap kehidupan dapat membuat dirinya senang, dapat memberikan
kejutan
dan memberikan imbalan. Dengan menerima semua keadaan diri, seseorang
tersebut dapat menerima semua keadaan orang lain.
Untuk membentuk Konsep Diri menjadi lebih baik lagi, maka seseorang harus lebih dulu
mengetahui hal apa yang mempengaruhi Konsep Diri. Konsep diri dipengaruhi oleh 3 (tiga)
hal, yaitu:
1. Cita-cita Diri,
2. Citra Diri
3. Harga Diri
Cita-cita Diri
Cita-cita Diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan atau keinginan pribadi, dan itu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, orang tua, teman ataupun tetangga. Hal ini
biasanya akan sangat kuat pengaruhnya terhadap seseorang di masa depan. Seringkali
terjadi bahwa cita-cita diri bukanlah merupakan cita-cita pribadi sebenarnya. Tetapi karena
itu sudah terjadi dan dijalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa yang saat
ini sudah terjadi. Misalnya, seseorang yang tidak ada cita-cita untuk menjadi seorang dokter,
tetapi karena orang tua sangat menginginkan punya anak seorang dokter, maka akhirnya di
dalam perjalanan pendidikan seseorang tersebut sudah terarah untuk menjadi dokter, dan
menjadi kenyataannya sekarang. Hal ini tidak mungkin diubah secara fisik. Seseorang
tersebut pasti dan tetap menjadi seorang dokter, insinyur atau guru dan lainnya lagi. Hal ini
sebenarnya tidak begitu berpengaruh pada kehidupan pribadi seseorang, jadi jangan terlalu
2012
6
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dipikirkan. Kehidupan sejatinya tidak harus terkait dengan berbagai sebutan-sebutan profesi
awal seseorang. Tetapi penting di sini dipahami, bahwa kehidupan pribadi seseorang sangat
dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri yang diyakini, yaitu Citra
Diri.
Citra Diri
Citra Diri
perlu dipahami lebih dulu maknanya, karena merupakan suatu produk dari
pengalaman masa lalu beserta sukses dan kegagalannya. Dari sini seseorang membangun
sebuah gambaran tentang dirinya sendiri, yang menurut keyakinannya benar. Citra Diri
sebenarnya adalah "Konsepsi seseorang terhadap dirinya mengenai seperti apakah dirinya
sebenarnya".
Seringkali keyakinan seseorang tentang dirinya sendiri itu tidak tepat; dan sesungguhnya itu
memang salah. Tetapi yang sering terjadi di sini adalah "Seseorang telah bersikap seakanakan semua itu adalah benar". Seseorang bisa menjadikan hal itu sebuah kisah sukses,
atau sebaliknya suatu kisah penuh kegagalan, kesialan, ketidakmujuran. Semuanya
tergantung pada apa yang akan dilakukan terhadap citra di dalam dirinya; citra yang
merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan.
Untuk mengubah, memperbaiki dan meningkatkan citra diri; Seseorang tersebut harus
bersedia menggunakan kekuatan pikirannya dan mau bekerja keras dengan sebuah
wawasan baru, sebuah cara pandang dan cara berpikir baru.
Satu hal yang harus dimiliki adalah keyakinan. Seseorang tersebut harus memilikinya,
karena sangat penting. Seseorang tersebut harus memiliki keyakinan cukup untuk
melakukan mau melakukan perbaikan di dalam dirinya sendiri, agar manfaatnya bisa segera
dirasakan secara nyata dalam bentuk fisik.
2012
7
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kembali kepada "citra diri"; lebih lanjut, semua tindakan dan emosi kita akan selalu
konsisten dengan citra diri kita. Seseorang akan bertindak sesuai dengan macam pribadi
yang menurut pikiranya adalah dirinya sendiri. Seseorang tidak bisa bertindak selain dari itu,
meskipun mungkin sudah melatih seluruh daya kemampuannya. Jika orang berpikir dengan
keyakinan bahwa dirinya "tipe orang gagal", maka pasti dirinya akan menemukan cara untuk
mendapatkan kegagalan; biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang
yang berpikir dirinya "tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia
memang selalu ditimpa kesialan atau kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu
mencoba berusaha agar berhasil.
Hal penting untuk selalu diingat, adalah: Citra diri merupakan batu fondasi sekaligus tiang
penyanggah untuk seluruh kepribadian kita. Secara harfiah, batu fondasi dan tiang
penyanggah masih memungkinkan untuk direnovasi, diubah sesuai kehendak kita. Begitu
pula halnya dengan citra diri.
Satu hal kebenaran mendasar yang perlu dipahami, yaitu: citra diri bisa diubah. Seseorang
tidak pernah terlalu tua atau terlalu muda untuk bisa mengubah citra dirinya; dan memulai
hidup baru yang lebih produktif, kreatif, inovatif serta berani mengambil risiko.
Sesungguhnya siapapun bisa mengubah citra dirinya. Oleh karena itu pada umumnya orang
jarang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaiannya atas diri sendiri. Begitu banyak
di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.
Harga Diri
Seberapa besar seseorang bisa memberikan penghargaan kepada dirinya sendiri akan
menentukan seberapa tinggi harga diri seseorang tersebut. Jika seseorang seringkali sangat
tidak menghargai diri sendiri, menganggap remeh diri sendiri, maka orang lainpun bisa
dipastikan tidak dapat menghargainya sebagaimana mestinya. Citra Diri seseorang juga
sangat kuat pengaruhnya terhadap Harga Diri orang tersebut. Oleh karena itu, langkah awal
2012
8
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
yang harus diperhatikan adalah bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga harga
dirinya menjadi lebih baik lagi.
Keberhasilan seseorang dalam memperbaiki atau membentuk kembali konsep diri yang
benar sesuai keinginannya, sangat ditentukan oleh sikap pribadinya. Sikap adalah tidak
lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan itu dapat diperoleh, sehingga sikap itu dapat
dibentuk dan dipelajari. Sikap yang sehat secara pasti akan membimbing seseorang menuju
kesuksesan. Sikap yang sehat harus terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam
keseharian.
Sekarang saatnya bagi semua pihak untuk mulai membentuk citra diri lebih baik, yaitu
dengan mengubah cara berpikir yang lama, menjadi cara berpikir baru dan memikirkan
cara-cara baru dalam memandang segala hal yang ada di sekeliling. Mengubah cara
berpikir bukanlah dengan agama atau kurikulum pendidikan, tetapi dengan jalan mengubah
diri, melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri, memahami sepenuhnya siapa diri kita;
termasuk unsur penunjang kehidupan diri kita. Para ahli sepakat bahwa perbaikan keadaan
mental, dapat dicapai dengan mengubah pikiran tidak sehat menjadi sehat.
Tipe-Tipe Kepribadian
Namun selain konsep di atas, penting bagi kita semua untuk mengenal lebih jauh mengenai
kepribadian kita masing-masing.
 Tipe Kepribadian dalam pergaulan:
Ekstrovert
: suka pergaulan
Introvert
: kurang percaya diri, kurang bergaul
 Tipe Kepribadian dalam penyampaian informasi:
2012
Jujur
: lurus hati dapat dipercaya
Pembohong
: dusta dan palsu
9
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Tipe Kepribadian dalam Pribadi:
Romantis
: mendamba cinta pada satu orang
Prosmikuaitas
: pikirannya seks saja
 Tipe Kepribadian terhadap Pertanggung jawaban:
Bertanggung jawab
: Berani mengambil tanggung jawab tidak mencari kambing
hitam
Pengecut
: Tidak mau mengambil resiko atas perbuatannya
 Tipe Kepribadian terhadap Karir :
Manajer / Pemimpin
: Mengarahkan pencapaian pada satu tujuan
Staf
: Setia, pekerja yang tekun, mengerjakan sesuatu dengan
baik
Kesimpulan
Perubahan pasti memerlukan waktu dan usaha. Sangat diperlukan kesabaran dan
ketekunan sehingga segalanya akan berjalan lancar. Ketika seseorang menggunakan
keyakinan secara positif, seseorang tersebut pasti bisa mengubah cita-cita diri, citra diri,
harga dirinya untuk menikmati kehidupan dengan penuh kebahagiaan.
Sebagaimana Aldous Huxley; seorang pujangga besar Inggris mengatakan bahwa, "Hanya
ada satu sudut di alam semesta yang pasti akan bisa Anda perbaiki; itu adalah diri Anda
sendiri".
Pokok terpenting di sini adalah harus adanya keinginan dan kemauan diri sendiri untuk bisa
berubah dan menjadi lebih baik. Orang lain, bahkan Tuhanpun tidak bisa menjadikan diri
seseorang lebih baik, jika tidak ada keinginan disertai kemauan kuat untuk benar-benar mau
berubah lebih baik.
2012
10
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Srijanti, dkk. Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana. Edisi 2. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2009.
Referensi Lainnya :
http://aikesari.multiply.com
http://www.gsn-soeki.com
http://wangmuba.com
http://www.shoutmix.com
http://images.google.co.id
2012
11
Pendidikan Kewarganegaraan-Negara
dan Sistem Pemerintahan
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download