III. ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS Arah ke mana sebuah institusi publik hendak diwujudkan pendidikan, dan penelitiannya di masa mendatang. Untuk di masa depan akan sangat tergantung pada dinamika kepentingan ini, bagian ini akan menyajikan informasi tuntutan key stakeholders terhadap keberadaan institusi tentang proyeksi tuntutan key stakeholdersdan benchmark publik tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi RSUP yang kelak menentukan arah dan prioritas strategis renstra Persahabatan RSUP Persahabatan pada kurun waktu tahun 2015-2019. dalam mewujudkan visi dan misi. Kemampuan mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran key stakeholders sebagai bagian dari tuntutan utama key 3.1.Tuntutan Key Stakeholders stakeholders merupakan salah satu tahap kritis awal dalam Bagian ini menyajikan informasi tentang harapan dan menentukan arah dan prioritas strategis pengelolaan RSUP kekhawatiran utama dari para key stakeholders RSUP Persahabatan di tahun-tahun mendatang. Selain itu, Persahabatan pada kurun waktu tahun 2015 – 2019. Tabel informasi tentang patok duga (benchmark) juga ikut 3.1.di bawah ini menyajikan informasi harapan dan menentukan arah dan prioritas strategis pengelolaan RSUP kekhawatiran utama para key stakeholders terhadap RSUP Persahabatan Persahabatan (RSP). dalam menjalankan misi layanan, Tabel 3.1. Harapan dan Kekhawatiran UtamaKey Stakeholder No StakeholdersKunci 1 Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 2 Dekan FKUI 3 Dewan Pengawas RSUP Persahabatan 4 Karyawan 5 Pasien 6 Peserta didik (pendidikan) 7 SMF/Departemen Paru Harapan Kekhawatiran RSP dapat berintegrasi dengan FK UI sbg RS Tidak tersedianya Sumber daya Pendidikan yang menjadi Rujukan Nasional yang cukup. respirasi dan berstandar internasional Budaya Kinerja yang kurang RSP belum mampu melakukan RSP dapat menjadi bagian dari AHS FKUI, integrasi pelayanan, pendidikan dengan fokus pada respirasi dan penelitian Tata kelola RS yang baik. Transformasi menuju budaya kinerja Tata kelola RS yg tdk baik. yangexcellent dengan memperhatikan bioBudaya kinerja yg tidak optimal. etika & humaniora Team work tidak solid. Team work yg solid. Insentif meningkat. Insentif turun. Keadilan dan kesejahteraan meningkat. Adanya jaminan karir Jaminan karir tidak terlihat Transparansi manajemen Pelayanan yang memuaskan, nyaman dan Pelayanan yang tidak aman memuaskan, tidak aman dan Kejelasan alur pelayanan tidaklengkap Kemudahan dan kelengkapan pelayanan Penurunan mutu Pendidikan, Mendapatkan proses pendidikan dengan baik Dokter atau Dokter kualitas terbaik Spesialis Paru Proses pendidikan, penelitian dan Menurunnya mutu pendidikan, pelayanan/sesuai standar serta terjalinnya pelayanan serta tidak kerjasama untuk pengembangan kesehatan terjalinnya kerjasama untuk respirasi. Adanya dukungan dan kolaborasi pengembangan kesehatan dengan SMF yang lain respirasi 8 SMF dan unit kerja lain Kerjasama yang harmonis dan sinergis dalam pengembangan RSP sebagai rujukan respirasi 9 Mitra Strategis (Organisasi profesi, WHO, ATS) Kerjasama strategis dalam pengembangan RSP sebagai rujukan nasional respirasi. Tidak tercapainya kerjasama strategis Debirokratisasi Inkosistensi dalam komitmen dan proses bisnis Disparitas kemampuan SDM 10 Rekanan Tidak harmonis dan sinergisnya dalam mewujudkan visi dan misi RSP 1. Sebagai rujukan nasional dalam layanan respirasi 3..Tantangan Strategis (SDM, alat, outcome pelayanan terbaik) Fungsi sebagai RS Pusat Respirasi: - 2. Integrasi pelayanan dengan pendidikan dan penelitian Sebagai rujukan nasional dalam layanan respirasi (SDM, alat, outcome pelayanan terbaik) - Kuning - respirasi 3. Model kolaborasi layanan respirasi yang melibatkan Integrasi pelayanan dengan pendidikan dan penelitian lintas SMF dan unit kerja respirasi – Kuning/Merah 4. Sebagai leader dalam respiration registry Model kolaborasi layanan respirasi yang melibatkan 5. Sebagai lintas SMF dan unit kerja - Merah penapis penerapan teknologi kesehatan respirasi - Mengampu faskes layanan respirasi – Kuning/Hijau 6. Menjadi bagian dari AHS FKUI. - Mengusulkan kebijakan nasional dalam respirasi – 7. Membangun network dan kerjasama internasional Kuning/Hijau secara melembaga - Sebagai leader dalam respiration registry - Kuning - Sebagai penapis penerapan teknologi 8. Tuntutan pemenuhan standar Akreditasi International kesehatan respirasi - Merah Memerhatikan dinamika (JCI). 9. Mewujudkan SIRS yang terintegrasi. tuntutan keystakeholders dan informasi dari benchmark, maka tantangan strategis yang akan dihadapi oleh RSUP Persahabatan untuk periode tahun 2015 – 2019 sebagai berikut: 10. Meningkatkan kepuasan stakeholder. 11. Mewujudkan budaya kerja, budaya melayani dan budaya kinerja yang excellent. 12. Meningkatkan kesejahteraan pegawai. 3.3 Rumusan Visi, Misi dan Tata Nilai Rumusan Visi sampai tahun 2019 adalah: “Menjadi Rumah SakitPusat Respirasi Terkemuka di Asia Pasifik” RSUP Persahabatan telah menetapkan duainstitusi di bawah Rumusan Misi adalah: ini sebagai acuan patok duga kinerjanya. 1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. 2. Melaksanakan 3.4 Patok Duga (Benchmark) pendidikan, penelitian a) RS Toranomon, Jepang b) RS Centre Hospitalier Universitaire de Grenoble,Perancis & pelatihan kedokteran dan tenaga kesehatan lain. Alasan Pemilihan RS Toranomon sebagai acuan patok duga ialah: 3. Mengembangkan pelayanan yang terintegrasi dengan penelitian, dan pendidikan dalam bidang kesehatan respirasi. 4. Melaksanakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang berstandar internasional. Rumusan Tata Nilai adalah: 1. RS Toranomon merupakan Rumah Sakit Pendidikan ternama dalam bidang respirasi. 2. Fasilitas dan jenis dan jenis peralatan mirip dengan RSUP Persahabatan, walaupun dari sisi jumlah masih terbatas 3. Sudah terjalin kerjasama dengan RSUP Persahabatan. 4. Memiliki sistem one stop service dalam bidang intervensi 1. Profesionalisme 2. Integritas 3. Kolaborasi 4. Kesempurnaan merepresentasikan berbagai faktor eksternal yang dinilai 5. Orientasi pada Pelanggan sebagian tidak sepenuhnya bisa dikendalikan dan bahkan Disingkat PIKKO respirasi 3.5. Analisis SWOT Analisis SWOT yang dilakukan merupakan upaya sebagian sisa lainnya di luar kendali RSUP Persahabatan dan berbagai faktor internal yang sepenuhnya dapat dikendalikan oleh RSUP Persahabatan dalam rangka mewujudkan visi organisasinya. Faktor eksternal direpresentasikan dalam analisis SWOT melalui Kesempatan (Opportunities) dan ancaman (Threats), sedangkan Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)merepresentasikan faktor internal RSUP Persahabatan. faktor eksternal organisasi yang akan memengaruhi jalannya organisasi RSUP Persahabatan dan kemudian berdasarkan pemahaman atas faktor eksternal tersebut dilanjutkan dengan menganalisa faktor internal organisasi RSUP Persahabatan dalam mewujudkan visi RSUP Persahabatan untuk periode tahun 2015-2019. Berikut ini disajikan analisis faktor eksternal dan internal yang dinilai faktor-faktor Kesempatan dan Ancaman serta Kekuatan dan Kelemahan dalam mewujudkan visi periode 2011-2015. 4. JKN untuk semua rakyat indonesia. 5. Kebijakan dan UU di Indonesia yang mendukung tentang otonomi daerah, UU BPJS, UU Pendidikan Kedokteran). 6. Bantuan alkes dari pihak ketiga. 7. Belum ada pusat rujukan kesehatan respirasi nasional. 8. Peningkatan kebutuhan ambulatory respiratory care. 9. Dukungan pemerintah pusat dan daerah. Ancaman (Threats) 1. Kebijakan yang berubah-ubah dari pemerintah. 2. Pertumbuhan rumah sakit swasta termasuk rumah sakit asing. 3. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di rumah sakit Peluang (Opportunity) 1. Jumlah luar negeri. pengembangan tata kelola dan visi RS (UU RS, UU Analisis dilakukan pertama-tama dengan menganalisa faktorroda 3. Kerjasama dengan Institusi dan instansi dalam dan kasus respirasi di Indonesia cenderung meningkat. 2. Banyak ditemukan penyakit respirasi new emerging disease dalam dan luar negeri. 4. Sistem rujukan nasional belum optimal. 5. Semakin besarnya tuntutan kemandirian finansial. 6. Keterlambatan pembayaran piutang dari pihak ketiga 7. Pembiayaan kasus tersier untuk pasien JKN masih rendah. Kekuatan (Strengths) 1. RS Pendidikan 3. Publikasi penelitian masih belum optimal. kelas A dengan unggulan layanankesehatan respirasi (dengan 6 divisi). 2. Memiliki pelayanan RICU dan ruang isolasi khusus penyakit respirasi. 3. Sebagai rujukan nasional pelayanan khusus AI dan TB-MDR. 4. Memiliki pemeriksaan laboratorium mikrobiologi penunjang kesehatan respirasi berstandar WHO. 5. Sebagai pusat pendidikan dokter spesialis paru FK-UI. 6. Mempunyai tenaga medis sub spesialis respirasi dengan kompetensi yang memadai. 7. Alat medis penunjang respirasi lengkap dan canggih. Kelemahan (Weaknesses) 1. Belum terakreditasi internasional. 2. Proses bisnis yang belum terintegrasi. 4. Secara umum jumlah dan keandalan sarana prasarana pendukung pelayanan yang belum memadai. 5. Secara umum jumlah tenaga medis dan non medis yang belum mencukupi. 6. Komitmen dan budaya kinerja pegawai belum optimal 7. Sistem tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinik belum optimal. 8. SIM RS belum terintegrasi. 3.6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis Tujuan bagian ini adalah untuk menentukan posisi Berikut ini disajikan analisa posisi bersaing RSUP Persahabatan untuk periode tahun 2015 – 2019. bersaing RSUP Persahabatan untuk mewujudkan visi periode tahun 2015 – 2019. Penilaian posisi bersaing ini dilakukan dengan memperhatikan benchmark (patok duga). Posisi bersaing RSUP Persahabatan dilakukan dengan memperhatikan hasil analisa SWOT dan benchmark. Tabel 3.2.Peluang (Opportunity) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PELUANG Jumlah kasus respirasi di Indonesia cenderung meningkat Banyak ditemukan penyakit respirasi dalam kategori PINERE dalam dan luar negeri Kerjasama dengan institusi dan instansi dalam dan luar negeri JKN untuk semua rakyat Indonesia Terbentuknya AHS (UU Pendidikan Kedokteran) Pemenuhan kebutuhan sarpras melalui kerjasama pihak ketiga Belum ada pusat rujukan kesehatan respirasi nasional di Indonesia Peningkatan kebutuhan ambulatory respiration care Dukungan pemerintah pusat (kebijakan, dana, program nasional) TOTAL BOBOT 0,1 0,1 0,15 0,1 0,1 0,15 0,05 0,1 0,15 1 RATING 70 60 80 60 60 80 90 60 50 NILAI 7 6 12 6 6 12 4,5 6 7,5 67 Tabel 3.3.Ancaman (Threat) No 1 ANCAMAN BOBOT RATING NILAI Kebijakan yang berubah-ubah dari pemerintah 0,1 50 5 2 Pertumbuhan rumah sakit swasta termasuk rumah sakit asing 0,1 60 6 3 Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit yang berkualitas 0,2 50 10 4 Sistem rujukan nasional belum optimal 0,1 70 7 5 Semakin besarnya tuntutan kemandirian finansial 0,15 70 10,5 6 Keterlambatan pembayaran piutang dari pihak ketiga 0,15 60 9 7 Pembiayaan kasus tersier untuk pasien JKN masih rendah 0,2 60 12 TOTAL 1 59,5 Tabel 3.4.Kekuatan (Strength) No 1 2 3 4 5 6 7 KEKUATAN RS Pendidikan dengan unggulan layanan kesehatan respirasi (dengan 6 subdivisi) Memiliki pelayanan RICU dan ruang isolasi khusus penyakit respirasi Sebagai rujukan nasional pelayanan khusus AI dan TB-MDR Memiliki pemeriksaan laboratorium mikrobiologi TB berstandar WHO Sebagai pusat pendidikan dokter spesialis paru FK-UI Mempunyai x tenaga medis sub spesialis respirasi dengan kompetensi yang memadai Alat medis penunjang respirasi lengkap dan canggih TOTAL BOBOT 0.2 0,1 0,15 0,1 0,1 0,2 0,15 1 RATING 60 50 70 60 70 60 60 NILAI 12 5 10,5 6 7 12 9 61,5 Tabel 3.5.Kelemahan (Weakness) No 1 2 3 4 5 6 7 8 KELEMAHAN Belum terimplementasinya prosedur dan standar secara konsisten Proses bisnis yang belum terintegrasi Penelitian masih belum melembaga Secara umum jumlah dan keandalan sarana prasarana pendukung pelayanan belum memadai Secara umum jumlah dokter, perawat dan tenaga penunjang medis belum mencukupi Komitmen dan budaya berkinerja pegawai belum terbangun Sistem tata kelola RS dan tata kelola klinik belum baik SIMRS belum terintegrasi dan belum mendukung pengambilan keputusan TOTAL BOBOT 0,15 0,1 0,1 RATING -70 -70 -50 NILAI -10,5 -7 -5 0,15 0,1 0,15 0,1 0,15 1 -70 -70 -80 -70 -80 -10,5 -7 -12 - 10,5 -12 -74,5 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.2 hingga 3.5, kelembagaansebagai arah strategis yang ditekankan dalam posisi bersaing RSUP Persahabatan untuk periode tahun mewujudkan visinya hingga tahun 2019. 2015 – 2019 berada di kuadran 2pada diagram kartesius(lihat gambar 3.1). Dalam hal ini, skor nilai kelemahan RSUP Persahabatan masih lebih besar dibandingkan dengan skor nilai kekuatan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa strategi RSUP Persahabatan perlu untuk memfokuskan pada penguatan mutu Kemudian apabila dilihat dari sisi eksternal, nilai kesempatan atau peluan RSUP Persahabatan lebih besar dibandingkan dengan nilai ancamannya.Hal tersebut membuat strategi yang dapat ditempuh ialah dengan menggapai peluang sekaligus untuk penguatan mutu kelembagaan (stability). 100 Opportunity 80 60 40 (-10,5; 10,5) 20 Weakness -100 -80 Strength -60 -40 20 -20 40 60 -20 -40 -60 -80 Threat -100 Gambar 3.1.Diagram Kartesius Pilihan Prioritas 80 100 (iv) 3.7. Analisa TOWS Berdasarkan posisi bersaing RSUP Persahabatan untuk periode tahun 2015 – 2019, maka analisa TOWS dilakukan dengan menekankan arah strategis pada penguatan mutu kelembagaannya. Berikut disajikan hasil analisa TOWS (Tabel 3.6). Setiap sel matriks TOWS diisi oleh sasaran strategi yang menunjukkan prioritas strategis yang dipilih oleh RSUP Persahabatan pada kurun waktu tahun 2015 – 2019 dalam menghadapi salah satu dari 4 (empat) keadaan berikut: (i) Memanfaatkan strength tertentu untuk tertentu untuk menghadapi suatu threat. (ii) Memanfaatkan strength menggapai opportunity. (iii) Meminimalisi atau meniadakan weakness tertentu dengan menghadapi threat tertentu. Meminimalisi tertentu tertentu. atau dengan meniadakan memanfaatkan weakness opportunity Tabel 3.6.Hasil Analisis TOWS STRENGTH ANALISIS TOWS 1. RS Pendidikan kelas A dengan unggulan layanan kesehatan respirasi (dengan 6 subdivisi) 2. Memiliki pelayanan RICU dan ruang isolasi khusus penyakit respirasi 3. Sebagai rujukan nasional pelayanan khusus AI dan TB-MDR 4. Memiliki pemeriksaan laboratorium mikrobiologi penunjang kesehatan respirasi berstandar WHO 5. Sebagai pusat pendidikan dokter spesialis paru FK-UI 6. Mempunyai x tenaga medis sub spesialis respirasi dengan kompetensi yang memadai 7. Alat medis penunjang respirasi lengkap dan canggih 1. Belum terakreditasi JCI WEAKNESS 2. Proses bisnis yang belum terintegrasi 3. Publikasi penelitian masih belum optimal 4. Secara umum jumlah dan keandalan sarana prasarana pendukung pelayanan yang belum memadai 5. Secara umum jumlah tenaga medis dan non medis yang belum mencukupi 6. Komitmen dan budaya kinerja pegawai belum optimal 7. Sistem tata kelola RS dan tata kelola klinik belum optimal 8. SIM RS belum terintegrasi OPPORTUNITY 1. Jumlah kasus respirasi di Indonesia cenderung meningkat 2. Banyak ditemukan penyakit respirasi new emerging disease dalam dan luar negeri THREAT 1. Kebijakan yang berubah-ubah dari pemerintah 3. Kerjasama dengan Institusi dan instansi dalam dan luar negeri 3. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di RS 4. JKN untuk semua rakyat indonesia 5. Kebijakan dan UU di Indonesia yang mendukung pengembangan tata kelola dan visi RS (UU RS, UU tentang otonomi daerah, UU BPJS, UU Pendidikan Kedokteran) 6. Bantuan alkes dari pihak ketiga 7. Belum ada pusat rujukan kesehatan respirasi nasional 8. Peningkatan kebutuhan ambulatory respiratory care 9. Dukungan pemerintah pusat dan daerah 4. Sistem rujukan nasional belum optimal O1, O2, O3, O4, O5, O9, S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7: Mewujudkan sistem jejaring dan rujukan kesehatan respirasi secara nasional 2. Pertumbuhan RS swasta termasuk RS asing 5. Ketidaksesuaian realisasi penerimaan dana APBN dengan perencanaan RS 6. Keterlambatan pembayaran piutang dari pihak ketiga 7. Masih ada tarif INACBG’s dibawah tarif RS 9. Aturan pengadaan barang dan jasa yang tidak fleksibel T2, T3, T4, S1,S2, S3,S4, S5, S6, S7: Mewujudkan sistem jejaring pelayanan dan pendidikan kesehatan respirasi T2, T3, T4, S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7: Mewujudkan Respiratory Institute O1, O2, O3, O5, S1, S2, S3, S4, S5, S6: Mewujudkan penguatan AHS O1, O2, O3, O4, O6, O7, O8, O9, S1, S2, S3, S4, S5, S6, S7: Mewujudkan Respiratory Institute O5,W1 : mewujudkan akreditasi internasional T1, T8, W1, W2, W6, W7, W8 : Mewujudkan tata kelola korporasi dan klinis yang baik T3, T8, W2 : Mewujudkan proses bisnis terintegrasi O3 , W3 : mewujudkan respiratory institute T3, T8, W2: Mewujudkan IT RS terintegrasi O3,O6 , O9 W4 : Mewujudkan kehandalan sarana dan prasarana T2, T3, W6: Mewujudkan budaya kinerja excellent T2, T3, W1: Mewujudkan akreditasi internasional O1, O2, O3, W5: Mewujudkan sistem manajemen SDM yang terintegrasi T5, T6, T7, W4, W5: Mewujudkan sistem kendali mutu, kendali biaya T5, 6, T7, W3, W4, W5: Mewujudkan Respiratory Institute termasuk research center 7. Terwujudnya network dan kerjasama elsternal yang 3.8.Peta Strategi Berdasarkan hasil analisa posisi bersaing dan analisa TOWS, maka dapat disusun peta strategi. Dalam buku ini, peta strategi menggambarkan jalinan hubungan sebab dan akibat atas berbagai sasaran strategis pada 4 (empat) perspektif, yakni perspektif stakeholders, perspektif proses bisnis, perspektif learning & growth, dan perspektif finansial. Peta strategi yang disusun diadaptasi dari pendekatan Balanced Scorecard. Peta strategi RSUP Persahabatan periode tahun 2015 – 2019 disusun atas 14 (empat belas)jenis sasaran strategis yang dikembangkan berdasarkan pada analisa TOWS sebagai berikut: 1. Meningkatnya keberhasilan penganganan kasus respirasi tersier di Indonesia 2. Terwujudnya kepuasan stakeholders. 3. Terwujudnya pelayanan, pendidikan dan penelitian respirasi yang excellent. 4. Terwujudnya Pusat Respirasi. 5. Terwujudnya penguatan AHS UI. 6. Terwujudnya jejaring dan sistem rujukan kesehatan respirasi melembaga 8. Terwujudnya kolaborasi layanan respirasi. 9. Terwujudnya penyempurnaan proses bisnis dan tata kelola klinis. 10. Terwujudnya budaya melayani dan budaya berkinerja. 11. Terwujudnya SDM yang kompeten dan sistem manajemen SDM. 12. Terwujudnya keandalan sarana dan prasarana. 13. Terwujudnya IT Rumah Sakit terintegrasi. 14. Terwujudnya peningkatan revenue dan kendali biaya. Berikut ini disajikan peta strategi RSUP Persahabatan untuk periode tahun 2015 – 2019 (Gambar 3.2). VISI RSUP Persahabatan 2019 Menjadi RS Pusat Respirasi Terkemuka di Asia Pasifik Perspektif Stakeholder Perspektif Finansial Terwujudnya kepuasan stakeholder Perspektif BPI Terwujudnya peningkatan pendapatan dan kendali biaya Meningkatnya keberhasilan penanganan kasus respirasi tersier di Indonesia Terwujudnya pelayanan, pendidikan dan penelitian respirasi yang ekselen Terwujudnya jejaring dan sistem rujukan respirasi nasional Terwujudnya Respiratory center Terwujudnya Network & Kerjasama Eksternal secara melembaga Terwujudnya Penguatan AHS Terwujudnya Kolaborasi layanan respirasi lintas SMF & Unit Kerja Terwujudnya penyempurnaan proses bisnis dan tata kelola klinis Perspektif L&G Terwujudnya budaya melayani dan budaya berkinerja Terwujudnya Keandalan Sarana dan Prasarana Terwujudnya SDM yang kompeten dan Sistem Manajemen Kinerja Gambar 3.2. Peta Strategi Terwujudnya IT Rumah Sakit yang terintegrasi Peta strategi berikut.Peta dijelaskan di atas, maka RSUP Persahabatan perlu visi RSUP mewujudkan berbagai sasaran strategis di perspektif Rumah Sakit learning & growth sebagai fondasi dasar perwujudan visi Sahabat Masyarakat dan Rujukan Nasional Di Bidang organisasi. Sasaran strategis pada perspektif learning & Kesehatan Respirasi”. Dalam rangka mewujudkan visi growth ialah terwujudnya budaya melayani dan budaya tersebut, sasaran strategis yang diperlukan pada perspektif kinerja. Budaya ini dapat diwujudkan jika terwujudnya stakeholderadalah SDM strategi disusun Persahabatan yang tersebut dimaknai hanya untuk 2019, mewujudkan yakni “Menjadi terwujudnya bisa sebagai terjadi kepuasan bila RSUP stakeholder, Persahabatan mewujudkan sasaran strategis terwujudnya pelayanan, pendidikan, dan penelitian yang excellent serta terakreditasi internasional. yang kompeten terwujudnya keandalan dan sistem sarana manajemen dan prasarana, SDM, dan terwujudnya SIRS terintegrasi Perspektif finansial pada peta strategi berfungsi sebagai enabler yang memampukan percepatan perwujudan ketiga Pada perspektif proses bisnis internal, sasaran strategis jenis perspektif lainnya (perspektif stakeholder, perspektif yang perlu diwujudkan ialah terwujudnya penguatan AHS proses bisnis internal, dan perspektif learning & growth). dan terwujudnya respiratory institute yang membutuhkan Sasaran strategis yang perlu direalisasikan oleh RSUP terwujudnya Persahabatan sistem jejaring dan rujukan kesehatan respirasi.Sistem jejaring dan rujukan kesehatan nasional ini hanya dapat terjadi dengan baik jika terwujudnya sistem respiratory care, terwujudnya layanan unggulan, terwujudnya revitalisasi proses bisnis dan tata kelola klinis. Untuk mampu mewujudkan berbagai sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal sebagaimana dalam perspektif finansial, terwujudnya peningkatan revenue dan kendali biaya. yakni