FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA

advertisement
FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA
SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR
(DOWN STREAM AGRIBUSINESS) PADA JANUR KUNING,
JAKARTA
Oleh
RENNA ROSDIANI
A 14105592
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
RINGKASAN
RENNA ROSDIANI, Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga sebagai
Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down Stream Agribusiness) pada Janur Kuning
Jakarta, dibawah bimbingan JOKO PURWONO.
Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari
jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat
ini sudah umum dibudidayakan.
Konsumen terbesar tanaman hias adalah
konsumen industri yaitu florist dan dekorator. Florist membeli tanaman hias
untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator,
tanaman hias digunakan sebagai input untuk membuat berbagi produk dekorasi.
Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan
seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai
dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk
menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi
harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang
dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi
mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk
dan pelayanan.
Salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha jasa dekorasi di Jakarta
adalah Janur Kuning. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi
lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan. Permasalahan dan resiko dalam
dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim dialami oleh perusahaan. Kendalakendala serta permasalahan yang dialami oleh Janur Kuning adalah banyaknya
jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di Jakarta dikategorikan pada
perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang sama yaitu kelas atas.
Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi akan mempengaruhi pendapatan
perusahaan, oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan
perusahaan dapat terus berjalan bahkan berkembang. tujuan yang ingin dicapai
melalui penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi
peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur
Kuning; (2)Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan
kelemahan bagi Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi;
(3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur
Kuning untuk mengembangkan usahanya.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan dekorasi Janur Kuning. Lokasi
Janur kuning adalah di Jalan Sulaiman No. 49A Rawa Belong Jakarta Barat. Data
yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang
digunakan bersumber dari data wawancara dan juga pengamatan langsung. Data
sekunder dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan. Data yang diperoleh dari
dalam perusahaan yaitu meliputi data yang relevan dengan kegiatan bisnis
dekorasi. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
secara kualitatif dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan produksi dekorasi.
Analisis data kuantitatif yaitu menggunakan perolehan data-data hasil dari
identifikasi faktor eksternal dan internal dengan menggunakan pembobotan. Alat
analisis yang digunakan yaitu analisis IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM.
Berdasarkan analisis faktor eksternal, maka terdapat enam faktor peluang
dan delapan faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1)
Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3)
Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5)
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk
substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi
Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat
persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5)
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan.
Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka terdapat enam faktor kunci
kekuatan internal dan lima faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktor-faktor
kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media
promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat
produk dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha
yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor
kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2)
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen
yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah. Hasil dari analisis IE
menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan
pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif
strategi yang dapat dijalankan Janur Kuning, yaitu: (1) Penetrasi pasar melalui
strategi promosi; (2) Diversifikasi paket dekorasi; (3) Melakukan kerjasama
dengan mitra; (4) Memaksimalkan fungsi gudang; (5) Perbaikan sistem
pembayaran dan pembukuan. Proses pengambilan keputusan dalam penentuan
alternatif strategi terbaik dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah
penetrasi pasar melalui strategi promosi dengan nilai STAS tertinggi yaitu
sebesar 3.116.
Janur Kuning dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan
dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap kondisi internal
perusahaan terutama faktor kelemahan yaitu tidak adanya spesialisasi pekerjaan,
belum melakukan pembukuan secara terorganisir, pembayaran konsumen yang
terlambat, serta lokasi gudang yang terpisah-pisah. Implementasi strategi utama
yang muncul dari hasil analisis harus ditunjang oleh strategi lainnya karena
merupakan satu kesatuan utuh dalam mengembangkan usaha jasa dekorasi. Janur
Kuning harus mampu berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang baik kepada
semua pihak terutama mitra usaha dan pesaing. Hal ini dilakukan dalam rangka
menciptakan iklim usaha dan persaingan yang sehat.
FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA
SEBAGAI SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR
(DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA JANUR KUNING,
JAKARTA
Oleh:
RENNA ROSDIANI
A 14105592
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”FORMULASI STRATEGI USAHA JASA MERANGKAI BUNGA SEBAGAI
SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR (DOWN STREAM AGRIBUSINES) PADA
JANUR KUNING, JAKARTA” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI
DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN
ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN.
Bogor, Agustus 2008
Renna Rosdiani
A14105592
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS
Kami menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :
Nama Mahasiswa
:
Renna Rosdiani
Nomor Pokok
:
A14105592
Judul
:
Formulasi Strategi Usaha Jasa Merangkai Bunga
sebagai Sub Sistem Agribisnis Hilir (Down
Stream
Agribusiness)
Pada
Janur
Kuning
Jakarta.
dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada Ekstensi Manajemen
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2008
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Ir. Joko Purwono, MS
NIP. 131 578 844
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan:
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Montpellier Perancis pada tanggal 21 Januari
1985 yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak
Ikhwanudin Mawardi dan Ibu Intan Hidayatin.
Pendidikan formal penulis dimulai di SDN 08 Pagi Jakarta dan lulus pada
tahun 1997. Selanjutnya penulis menimba ilmu di SMPIT Al-Hikmah Jakarta dan
SMU Bina Bangsa Sejahtera (BBS) Bogor. Pada tahun 2002, penulis diterima
pada Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selanjutnya penulis menempuh pendidikan sarjana di Program Ekstensi
Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada tahun
2005.
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif pada pelatihan motivasi
sumberdaya manusia, Emotional Spritual Quotient (ESQ) sebagai Alumni
Training Support (ATS) pada penyelenggaraan training ESQ. Penulis juga aktif
pada berbagai kegiatan kepanitian dan organisasi kemahasiswaan.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta
alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang
Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul ” Formulasi Strategi
Usaha Jasa Merangkai Bunga Sebagai Subsistem Agribisnis Hilir (Down Stream
Agribusiness) Pada Janur Kuning, Jakarta” dapat diselesaikan. Skripsi ini
diajukan untuk memenuhi syarat dalam menjalankan pendidikan pada Program
Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Topik dan judul penelitian ini dilatarbelakangi oleh minat penulis terhadap
tanaman hias dalam hal ini usaha jasa dekorasi. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari
besarnya potensi usaha jasa dekorasi yang didasari jumlah dan laju pertumbuhan
penduduk serta keragaman budaya yang ada di masyarakat Indonesia. Namun
demikian, potensi ini bukannya tanpa ancaman dan rintangan terutama
dihadapkan pada jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat. Untuk itu
diperlukan strategi yang tepat agar perusahaan mampu berkembang lebih maju
dalam menangkap potensi usaha jasa dekorasi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memerlukan penyempurnaan di
masa yang akan datang. Oleh karena itu, harapan adanya saran dan kritik
konstruktif dari pembaca untuk perbaikan. Akhir kata, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi Janur Kuning dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur dan segala kemuliaan hanya milik Allah SWT Tuhan semesta
alam. Dialah Allah Ar-Rasyid Yang Maha Cerdas dan Dialah Al-Alim Yang
Maha Berilmu Pengetahuan karena dengan kehendak, anugerah serta karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam untuk
Rosululloh SAW, seorang Nabi yang mengajarkan cinta pada ilmu pengetahuan
dan kasih sayang. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Mama, Papa dan adik-adikku (bang Azhar dan bang Allam) yang memberikan
doa, dukungan moril dan materil yang sangat berharga kepada penulis serta
Tante dan Om ku tersayang yang telah memberikan doa dan semangatnya.
2. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas arahan, masukan
serta doa yang diberikan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Ir. Netty Tinaprilla, MSi dan Ibu Ir. Popong Nurhayati, MSi selaku dosen
penguji utama dan penguji komisi pendidikan atas saran dan masukan bagi
perbaikan skripsi ini.
4. Pemilik Janur Kuning, Mas ferry yang telah memberikan kesempatan untuk
melakukan penelitian. Mas Anton, Mas Bahar, beserta seluruh kru yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
silaturahmi kita tetap terjaga.
5. Ka Budi beserta keluarga Sultika yang memberikan doa dan membantu
menyelesaikan skripsi ini dengan masukan, saran, doa dan arahan yang sangat
berarti bagi penulis. Staf Bappenas : Om Kardi, Aa Ferdi, Ka Dody dan Teh
Yuli atas saran, masukan dan bantuan dalam pengambilan data-data. Prof
Anwar Sunari atas doa dan masukannya.
6. Staf MAB dan Ekstensi MAB: Hamid, Pian, angga, Mba Rahmi, Mba Maya,
Mba Nur dan Mas Way atas dukungan, bantuan dan peminjaman buku-buku
yang berguna bagi penulisan skripsi ini.
7. Taufan Jamal yang telah memberikan semangat, masukan, saran dan doa bagi
penulis. Semoga Allah menbalas semua kebaikan kaka. Amien.
8. Sahabat-sahabatku seperjuangan: Liea, Thia, Eko, Renie, Wawan dan Ridwan
atas bantuannya dalam pengumpulan dan pengolahan data serta saran dan
kritikan.
9. Keluarga Bapak Soesiyanto: Tante Anggur, Aa, Baso, dan De’Andi, atas doa,
dukungan dan semangat yang diberikan selama ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikan Om sekeluarga.
10. Mas Arif saung atas sayur mayur gratisnya, Mba Ratih, Mang Pandi, Wa Dar
dan Rus yang telah banyak membantu menyiapkan semua kebutuhan penulis
dan semoga menjadi amal ibadah.
11. Rekan-rekan ekstensi yang turut membantu dan pihak-pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya,
semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan rekan-rekan mendapat balasan dari Allah SWT.
Bogor, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
LAMPIRAN .................................................................................................... v
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................
1.2. Perumusan Masalah ................................................................
1.3. Tujuan dan Kegunaan .............................................................
1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ..................................
1
6
9
10
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Tanaman Hias .........................................................
2.1.1. Berdasarkan Bagian Tanaman.......................................
2.1.2. Berdasarkan Panjang Harinya .......................................
2.1.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ..................
2.2. Penelitian Terdahulu ...............................................................
11
11
12
12
14
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ..................................................
3.1.1. Konsep Manajemen Strategis........................................
3.1.2. Proses Manajemen Strategis .........................................
3.1.3. Model Manajemen Strategis .........................................
3.1.4. Formulasi Strategis........................................................
3.1.5. Faktor Internal Perusahaan............................................
3.1.6. Faktor Eksternal Persahaan ...........................................
3.1.7. Alternatif Strategi Utama ..............................................
3.1.8. Matriks IFE, EFE dan IE...............................................
3.1.9. Matriks SWOT ..............................................................
3.1.10. Matriks QSPM ............................................................
3.2. Kerangka Pemikiran Konseptual ............................................
19
19
19
20
21
22
24
28
31
32
32
33
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................
4.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................
4.3. Pengumpulan Data ..................................................................
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................
4.4.1. Analisis EFE dan IFE ....................................................
4.4.2. Matriks IE .....................................................................
4.4.3. Analisis SWOT .............................................................
4.4.4. Matriks QSPM ..............................................................
36
36
37
37
38
41
43
46
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................
5.2. Visi dan Misi Perusahaan .......................................................
48
48
5.3. Struktur Organisasi ................................................................
5.4. Fasilitas Usaha .......................................................................
5.5. Aktivitas Usaha ......................................................................
5.5.1. Pengadaan Bahan Baku ................................................
5.5.2. Proses Produksi ............................................................
5.5.3. Pemasaran ....................................................................
5.6. Karakteristik Produk ..............................................................
49
51
53
53
54
56
59
BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN
INTERNAL PERUSAHAAN
6.1. Analisis Lingkungan Makro ...................................................
6.1.1. Politik dan Kebijakan Pemerintah ...............................
6.1.2. Ekonomi .......................................................................
6.1.3. Sosial Budaya dan Lingkungan ...................................
6.1.4. Teknologi .....................................................................
6.2. Analisis Lingkungan Industri ..................................................
6.2.1. Persaingan Usaha Jasa Dekorasi .................................
6.2.2 Ancaman Masuk Pendatang Baru ................................
6.2.3 Posisi Tawar Pemasok ..................................................
6.2.4 Posisi Tawar Pelanggan ...............................................
6.2.5 Ancaman Produk Substitusi.............................................
6.3. Analisis Lingkungan Perusahaan ...........................................
6.3.1 Analisis Manajemen .....................................................
6.3.2 Analisis Keuangan .......................................................
6.3.3 Analisis Pemasaran ......................................................
6.3.4 Analisis Sumberdaya Manusia ......................................
6.3.5 Analisis Produksi ………..............................................
6.4. Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal ..............................
6.4.1 Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan ............
6.4.2 Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ..........................
61
61
62
62
64
64
65
65
67
68
68
69
69
70
71
74
76
77
77
78
BAB VII FORMULASI STRATEGI
7.1. Analisis Matriks EFE dan IFE ...............................................
7.1.1. Analisis Matriks EFE ...................................................
7.1.2. Analisis Matriks IFE .....................................................
7.1.3. Analisis Matriks IE .....................................................
7.2. Analisis Matriks SWOT ..........................................................
7.3. Analisis QSPM ........................................................................
80
81
83
85
85
90
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan ............................................................................
8.2. Saran .......................................................................................
92
93
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
95
LAMPIRAN ....................................................................................................
96
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Data Permintaan Gedung di Jakarta Pada Tahun 2007 dan 2008 ........
2
2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, Produktifitas Tanaman
Hias di Indonesia Tahun 2001-2005 ....................................................
3
3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Tanaman Hias
Tahun 2001-2005 .................................................................................
4
4.
Jumlah Pengusaha Dekorasi di Lima Kota Besar dan Lainnya
Tahun 2006-2007 ................................................................................
7
5. Perusahaan Pesaing Dekorasi di Jakarta Tahun 2008 ..........................
8
6.
Penelitian Terdahulu ...........................................................................
18
7.
Matriks Evaluasi Faktor Internal .........................................................
39
8.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ......................................................
40
9. Matriks SWOT ....................................................................................
45
10. Matriks Perencanaan Kuantitatif (QSPM) ...........................................
47
11. Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun 2008
52
12. Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di Janur
Kuning Pada Tahun 2008 ..................................................................... 54
13. Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun 2008 ..
55
14. Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008 ......
60
15. Karakteristik Tenaga Kerja Tetap Pada Janur Kuning, Rawa Belong,
Jakarta Barat Tahun 2008.....................................................................
75
16. Identifikasi Faktor Eksternal Janur Kuning .........................................
78
17. Identifikasi Faktor Internal Janur Kuning ............................................
79
18. Faktor Strategis Eksternal Janur Kuning .............................................
81
19. Faktor Strategis Internal Janur Kuning ................................................
83
20. Analisis Matriks SWOT pada Janur Kuning 2008 .............................
86
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ..............................................
21
2. Model Lima kekuatan Porter......................................................................
26
3. Kerangka Pemikiran Operasional ..............................................................
35
4. Matriks IE ..................................................................................................
43
5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat 2008 ...
50
6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning....................
56
7. Proses Pemahatan Steriofoam Pada Janur Kuning.....................................
57
8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning................................
58
9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama
Pada Saat Acara Pernikahan Berlangsung .................................................
59
10. Analisis Matriks IE ....................................................................................
85
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Teks
Halaman
1. Contoh Media Promosi Janur Kuning Jakarta .............................................
96
2. Contoh Produk Dekorasi Pernikahan pada Janur Kuning Jakarta ...............
97
3. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman)
pada Janur Kuning .......................................................................................
99
4. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
pada Janur Kuning ....................................................................................... 100
5. Rating Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada
Janur Kuning ................................................................................................ 101
6. Rating Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada
Janur Kuning ................................................................................................ 102
7. Matriks QSPM pada Janur Kuning Jakarta .................................................. 103
8. Rekapitulasi Nilai STAS pada Matriks QSPM Janur Kuning Jakarta ......... 108
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris sangat berpotensi untuk pengembangan
usaha berbagai komoditas pertanian. Kondisi alam yang subur menjadi modal
dasar dalam usaha pertanian. Hortikultura, yang termasuk didalamnya buahbuahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan merupakan komoditas
pertanian yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dalam mendukung
peningkatan kesejahteraan petani maupun ekonomi secara nasional.
Tanaman hias (florikultura) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang berpotensi untuk dikembangkan. Berbagai ragam tanaman hias mulai dari
jenis bunga yang mudah berbunga hingga jenis yang tergolong sulit berbunga saat
ini sudah umum dibudidayakan. Produk tanaman hias dapat berupa bunga ataupun
daun. Bunga yang dihasilkan tanaman hias umumnya berupa bunga potong. Jenis
tanaman hias yang menghasilkan bunga antara lain krisan, mawar, anyelir,
garbera, anthurium, lily, anggrek dan lainnya. Berbagai jenis daun juga sering
digunakan sebagai pelengkap dekorasi, seperti phillo, lether leaf, gardenia, silver
dollar, dan lainnya.
Kemajuan teknologi dan tuntutan akan keindahan menyebabkan konsumsi
tanaman hias semakin meningkat terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan
makin pentingnya kebutuhan orang akan nilai estetika sebagai salah satu hiburan
dan bahkan kebutuhan. Unsur budaya juga turut menjadi pemicu kenaikan
konsumsi tanaman hias. Pada saat ini penggunaan tanaman hias dan bunga telah
menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat dan dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari mulai dari kelahiran, pesta, seminar, perkawinan, upacara adat hingga
kematian.
Budaya penggunaan tanaman hias mampu mengubah pola usahatani dari
sekedar hobi menjadi usaha komersial yang menjanjikan. Selain dijual di pasar
swalayan atau outlet dan disewakan sebagai tanaman pot penghias ruangan,
prospek bisnis tanaman hias adalah sebagai input dalam dekorasi ruangan.
Tanaman hias memberikan nilai tambah bagi para dekorator sehingga harga dapat
lebih tinggi apabila menggunakan tanaman hias yang beraneka ragam dan
berkualitas.
Tabel 1. Data Permintaan Gedung di Jakarta Pada Tahun 2007 dan 2008
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Dhanapala
(orang)
07
9
9
4
2
3
3
5
3
2
2
4
5
51
08
9
9
7
4
7
8
8
9
2
2
5
6
76
Balai
Sudirman
(orang)
07
08
20
20
16
18
18
17
18
13
15
20
18
20
18
18
16
18
6
10
10
10
12
15
14
19
181
198
Manggala
Wanabakti
(orang)
07
08
16
16
11
14
10
11
11
13
16
16
14
16
13
14
14
14
6
9
7
8
12
11
14
14
144
156
Masjid AtTin TMII
(orang)
07
08
7
9
5
7
5
8
7
7
8
9
8
9
7
7
7
9
2
4
6
8
8
6
10
74
89
Masjid
MPR DPR
(orang)
07
08
9
9
4
6
7
7
5
7
8
8
8
8
7
8
5
7
4
4
8
8
8
8
73
80
Sumber: Data Diolah, 2008
Meningkatnya jumlah gedung-gedung seperti perkantoran, convention
centre, hotel, apartemen, dan rumah sakit menyebabkan permintaan tanaman hias
sebagai penghias ruangan cenderung meningkat. Pemakaian gedung-gedung saat
ini lebih ditujukan untuk acara pernikahan. Jumlah permintaan di beberapa
gedung favorit di Jakarta menunjukkan peningkatan. Secara rinci permintaan
pemakaian gedung dapat dilihat pada Tabel 1 diatas.
Kecenderungan ini ikut menyebabkan semakin meningkatnya permintaan
akan tanaman hias dan produk-produknya baik satuan atau dalam berbentuk
rangkaian. Seiring dengan meningkatnya permintaan tanaman hias mengakibatkan
adanya peningkatan dalam produksi tanaman hias di Indonesia yang dapat dilihat
pada Tabel 2. Peningkatan permintaan tersebut membuat industri florikultura
semakin berkembang. Tahun 2001 luas panen tanaman hias di Indonesia sebesar
15.978.050 M2 dengan jumlah produksi 113.942.291 tangkai dan produktivitas
sebesar 7.13 tangkai/M2, walaupun tahun 2003 terjadi penurunan luas panen
sebesar 11.813.098 M2, produksi sebesar 115.739.880 tangkai/M2, akan tetapi
dalam tahun-tahun berikutnya kembali menunjukkan adanya peningkatan yang
fluktuatif.
Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman
Hias di Indonesia Tahun 2001-2005
Produktivitas
Tahun Luas Panen (M2) Produksi (Tangkai)
(Tangkai/M2)
2001
15.978.050
113.942.291
7.13
2002
16.825.586
118.855.089
7.06
2003
11.813.098
115.739.880
9.79
2004
15.219.133
158.522.843
10.41
2005
14.791.004
173.240.364
11.71
Sumber: Statistik Tanaman Obatan-obatan dan Hias, Badan Pusat Statistik, 2007
Tanaman hias Indonesia sangat potensial menjadi komoditas ekspor
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 yang menunjukan volume dan nilai ekspor
tanaman hias lebih tinggi dari impor. Dari tabel 3, dapat dilihat volume ekspor
tanaman hias cenderung fluktuatif, akan tetapi jumlahnya lebih besar daripada
impor. Perbedaan jumlah ekspor dan impor yang sangat signifikan terjadi pada
tahun 2001 yaitu dengan jumlah ekspor sebesar 16.662 ton dan jumlah impor 403
ton.
Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor-Impor Tanaman Hias
Tahun 2001-2005
Volume (Ton)
Nilai (000 US$)
Tahun
Ekspor
Impor
Ekspor
Impor
2001
16,662
403
9,834
1,054
2002
15,905
808
12,134
1,019
2003
14,671
818
13,871
1,151
2004
14,671
896
14,446
1,054
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007
Ditinjau dari sisi konsumennya, konsumen tanaman hias dapat dibagi
menjadi konsumen rumah tangga dan konsumen industri. Konsumen rumah
tangga adalah konsumen yang mengkonsumsi tanaman hias untuk kebutuhan
sendiri. Sementara konsumen industri yaitu konsumen yang menggunakan
tanaman hias kemudian disalurkan dan dijual dalam bentuk yang lebih menarik
seperti florist, dekorasi dan sebagainya.
Konsumen terbesar tanaman hias adalah konsumen industri yaitu florist
dan dekorator. Florist membeli tanaman hias untuk kemudian dijual kembali
kepada konsumen lainnya. Sementara dekorator, tanaman hias digunakan sebagai
input untuk membuat berbagi produk dekorasi. Produk dekorasi yang dibuat
antara lain rangkaian bunga, krans, letter dan dekorasi ruangan untuk berbagai
acara misalnya pesta pernikahan, ulang tahun, seminar dan lainnya.
Semakin besarnya prospek bunga potong maka akan membawa dampak
peluang pasar baik bagi para pelaku usaha bunga potong (perusahaan dekorator,
petani bunga, serta pihak-pihak yang terkait). Jumlah produsen bunga potong
dipercaya akan selalu bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sesungguhnya keadaan pasar masih relatif terbuka. Pengembangan industri
bunga potong juga didorong oleh kecenderungan meningkatnya konsumsi
masyarakat atas komoditas bunga terutama di ibu kota.
Meningkatnya penghasilan perkembangan pembangunan kota dan ilmu
pengetahuan turut mendukung peningkatan permintaan konsumen akan nilai serta
kualitas bunga potong yang dibeli. Konsumen bunga potong mulai mencari florist
yang mampu menyediakan bunga potong dalam bentuk rangkaian yang beraneka
ragam. Hal tersebut dicermati oleh para pelaku bisnis bunga potong, salah satunya
adalah usaha dekorasi.
Usaha dekorasi adalah suatu usaha yang mengkombinasikan keterampilan
seseorang untuk menghasilkan produk berupa rangkaian bunga yang sesuai
dengan permintaaan konsumen. Faktor estetika menjadi sangat penting untuk
menarik konsumen agar membeli rangkaian bunga yang dijual. Usaha dekorasi
harus memiliki pengetahuan mengenai prilaku konsumen terhadap output yang
dihasilkan dalam kegiatan penjualannya. Pengetahuan ini diperlukan demi
mempertahankan pasar yang dimiliki, serta untuk meningkatkan kualitas produk
dan pelayanan.
Jumlah gedung pertemuan dan penyelenggara pernikahan di Jakarta saat
ini berjumlah 185 gedung1. Gedung tersebut sebagai tempat pertemuan serta
pernikahan baik untuk kelas menengah dan kelas atas. Acara-acara yang
diselenggarakan membutuhkan jasa dekorasi sebagai penghias dan pemanis
ruangan, oleh karena itu usaha jasa dekorasi pernikahan sangat prospektif.
Dekorasi yang digunakan pada acara pesta pernikahan atau lainnya dapat
1
http//www.weddingku.com. tanggal 20 April 2008
meningkatkan prestise pihak penyelenggara acara. Pengusaha dekorasi baik kelas
menengah dan kelas atas masing-masing akan menunjukkan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki dalam persaingan usaha.
Salah satu perusahaan yang bergerak di usaha jasa dekorasi di Jakarta
adalah Janur Kuning. Perusahaan tersebut yang didirikan oleh Ferry Azhari pada
23 Agustus 2002. Pendiri Janur Kuning dapat membaca peluang bahwa prospek
bisnis di bidang usaha dekorasi lebih menguntungkan dan memiliki resiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan membudidayakan. Selain itu diprediksikan
permintaan usaha dekorasi pesta berpeluang baik untuk dikembangkan.
Perusahaan tersebut mengutamakan kualitas dalam penggunaan bahan baku serta
kreatifitas desain sehingga sasaran konsumen dari Janur Kuning adalah konsumen
menengah keatas.
1.2.
Perumusan Masalah
Perkembangan usaha komoditas tanaman hias mengalami pertumbuhan
yang cukup baik. Komoditas bunga adalah komoditas yang membutuhkan
penanganan lebih baik daripada komoditas lainnya karena komoditas ini memiliki
resiko usaha yang lebih besar. Komoditas bunga potong diminati karena
kesegarannya, warna yang indah, bentuk mahkota yang baik dan tidak memiliki
bercak, jumlah atau panjang tangkai yang sesuai dan sebagainya, memerlukan
penanganan yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk agribisnis lainnya
mulai dari panen, grading dan sortasi, penyimpanan dan pengangkutan. Produk
ini sangat sensitif terhadap perubahan cuaca, suhu, bahkan sentuhan.
Bisnis bunga tampak berkembang seiring dengan banyaknya permintaan
terhadap bunga dan pesanan rangkaian bunga, terutama dikota-kota besar. Trend
dekorasi bunga yang sedang berkembang adalah rangkaian minimalis. Rangkaian
ini sederhana dan tidak terlalu banyak menggunakan bunga tetapi dikombinasikan
dengan berbagai jenis daun.
Bisnis yang bergerak di bidang jasa dekorasi pernikahan dan party
equipment sangat prospektif untuk dijalankan. Hal tersebut dapat dilihat dengan
adanya peningkatan jumlah pengusaha dekorasi di lima kota besar dan kota
lainnya periode tahun 2006-2008. Tabel 4 menunjukkan Jakarta merupakan kota
dengan jumlah pengusaha dekorasi terbesar. Jumlah tersebut berdampak pada
tingginya persaingan di dunia usaha dekorasi pernikahan.
Tabel 4. Jumlah Pengusaha Dekorasi di Lima Kota Besar dan Lainnya
Tahun 2006-2008
JUMLAH PENGUSAHA DEKORASI
NO
KOTA
2006
2007
2008*
(pengusaha)
(pengusaha)
(pengusaha)
1 Jakarta
217
229
244
2 Bandung
23
30
32
3 Surabaya
61
63
66
4 Semarang
27
28
31
5 Bali
10
11
15
6 Lainnya
14
15
16
Sumber: Weddingku.com
Keterangan: * sampai dengan bulan Maret 2008
Sebagai perusahaan baru yang bergerak dalam bidang jasa merangkai
bunga, Janur Kuning merupakan perusahaan dekorasi yang sudah mempunyai
peran dalam memenuhi tingkat permintaan di pasar di tengah persaingan yang
cukup ketat. Perusahaan berupaya memenuhi permintaan konsumen dengan cara
membuat rangkaian sesuai dengan pesanan atau tema yang diinginkan oleh
konsumen. Namun demikian, upaya untuk menjadikan Janur Kuning sebagai
perusahaan yang kompetitif menemui beberapa kendala baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Perusahaan harus selalu siap untuk menghadapi kondisi
lingkungan yang selalu berubah-ubah baik internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan strategi perusahaan.
Permasalahan dan resiko dalam dunia usaha menjadi suatu hal yang lazim
dialami oleh perusahaan. Kendala-kendala serta permasalahan yang dialami oleh
Janur Kuning adalah banyaknya jumlah pesaing. Pesaing dari Janur Kuning di
Jakarta dikategorikan pada perusahaan dekorasi dengan sasaran konsumen yang
sama yaitu kelas atas. Perusahaan pesaing Janur Kuning terdapat pada Tabel 5.
Tingginya persaingan bisnis jasa dekorasi mempengaruhi pendapatan perusahaan,
oleh karena itu perlu menerapkan strategi alternatif agar kegiatan perusahaan
dapat terus berjalan bahkan berkembang.
Tabel 5. Perusahaan Pesaing Dekorasi di Jakarta Tahun 2008
No
Nama Perusahaan Pesaing
Lokasi Usaha
1
Suryanto Decoration
Jakarta Selatan
2
Agung Decoration
Jakarta Selatan
3
Meriah Decoration
Jakarta Selatan
4
Nancy Decoration
Jakarta Barat
5
Rumah Bunga
Jakarta Barat
6
Dewa Decoration
Jakarta Selatan
7
Rumah Kampung
Jakarta Selatan
8
Ebimoekti
Jakarta Selatan
9
Des Iskandar
Jakarta Timur
Sumber: Janur Kuning, 2008
Janur Kuning perlu meminimalkan berbagai kelemahan dan memanfaatkan
kekuatan untuk menghindari ancaman dan meraih peluang dalam mencapai posisi
yang diinginkan. Perusahaan diharapkan dapat merumuskan formulasi strategi
pengembangan usaha, dengan mengenali kondisi internal dan eksternal
perusahaan, sehingga kebijakan strategi yang akan dipilih perusahaan dapat
meningkatkan posisi bersaing.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang akan dikaji
adalah sebagai berikut:
(1) Faktor eskternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang
berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning?
(2) Faktor internal apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh
terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning?
(3) Alternatif strategi apa yang paling sesuai bagi Janur Kuning untuk
mengembangkan usahanya?
1.3.
Tujuan Dan Kegunaan
Sejalan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
(1) Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang
berpengaruh terhadap usaha jasa dekorasi Janur Kuning;
(2) Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi
Janur Kuning dalam menjalankan aktivititas usaha jasa dekorasi;
(3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi yang paling sesuai bagi Janur
Kuning untuk mengembangkan usahanya;
Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini adalah:
(1) Bagi Janur Kuning, yaitu sebagai bahan rujukan, implementasi strategi, serta
alat pengambilan keputusan untuk pengembangan usaha;
(2) Bagi penulis, yaitu agar mampu mengimplementasikan teori-teori yang
diberikan saat kuliah dengan praktek yang terjadi di lapangan;
(3) Bagi dunia akademis adalah sebagai bahan bacaan dan sumbangan informasi
bagi para peminat pengembangan usaha pada usaha merangkai bunga dan
dekorasi.
1.4. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Penelitian ini terfokus pada tahap kondisi internal dan eksternal
perusahaan. Penelitian dilaksanakan sampai pada tahap rekomendasi strategi
pengembangan usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan, sedangkan
implementasinya diserahkan kepada Janur Kuning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Deskripsi Tanaman Hias
Pada umumnya tanaman hias dapat digolongkan menjadi tanaman hias
bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar
rumah atau taman adalah jenis yang memiliki keindahan pada daun selain
kemampuannya berbunga. Akan tetapi tanaman hias yang ditanam dalam pot
umumnya dipilih dari jenis yang memiliki kemampuan berbunga dan berfungsi
sebagai penghias ruangan (Endah, 2002).
2.1.1 Berdasarkan Bagian Tanaman
(1)
Tanaman Hias Daun
Tanaman hias daun adalah tanaman hias yang memiliki warna warni daun
yang indah dengan bentuk daun atau tajuk bervariasi, unik, dan eksotik.
Meskipun tidak berbunga tetapi keindahan warna dan bentuk daunnya mampu
menghadirkan keasrian di lingkungan sekitar rumah, perkantoran, dan apartemen.
Tanaman hias daun umumnya merupakan tanaman semi naungan. Sehingga dapat
ditempatkan dalam ruangan atau ditempatkan di antara pepohonan yang masih
memungkinkan mendapatkan cahaya matahari.
(2)
Tanaman Hias Bunga
Tanaman hias bunga tanaman hias yang memiliki kemampuan
menghasilkan bunga dengan aneka warna, ukuran dan keharuman yang unik.
Keanekaragaman bung yang dihasilkan sangat indah dan pantas dinikmati dan
ditempatkan sebagai komponen untuk mempercantik halaman rumah, perkantoran
atau apartemen.
Tantangan terbesar untuk mendapatkan tanaman hias bunga
adalah proses dan kontinuitas pembungaannya.
2.1.2 Berdasarkan Panjang Harinya
(1)
Tanaman Hari Panjang
Tanaman hias hari panjang adalah tanaman hias yang proses
pembungaannya akan terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam sehari
atau mendapatkan siang hari yang panjangnya lebih dari 14 jam. Seperti
Spathiphyllum dan Anthurium.
(2)
Tanaman Hari Pendek
Tanaman
hias
hari
pendek
adalah
tanaman
hias
yang
proses
pembungaannya akan terjadi bila memperoleh penyinaran kurang dari 12 jam
sehari atau mendapatkan siang hari yang panjangnya kurangdari 12 jam. Seperti
krisan dan garbera.
(3)
Tanaman Hari Netral
Tanaman hias hari netral adalah tanaman hias yang proses pembungaannya
tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran atau pendeknya siang hari.
Proses pembungaan tanaman hias hari netral dapat dirangsang dengan rekayasa
penyinaran terhadapnya.
2.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman
Tanaman hias memiliki fase-fase tertentu dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pengetahuan mengenai
kedua fase tersebut dapat menjadi pedoman dalam memperlakukan tanaman hias,
sehingga ketepatan usaha perawatan yang dilakukan sesuai dengan perilaku
tumbuh dan berkembangnya.
(1)
Fase Vegetatif
Fase
Vegetatif
adalah
fase
pertumbuhan
yang
dimulai
sejak
perkecambahan biji hingga tanaman menjadi besar atau dewasa. Pada fase ini
terjadi pembentukan akar, batang, dan daun. Dalam fase ini tanaman
mempergunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuk melalui proses
fotosintesa untuk pembelahan sel, perpanjangan sel dan pembentukan jaringan.
(2)
Fase Generatif atau Fase Reproduktif
Fase generatif adalah fase pertumbuhan yang terjadi pada saat
pembentukan dan perkembangan kuncup-kuncup bunga, bunga, buah, dan biji
atau pada pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar,
dan batang. Pada fase ini dibutuhkan suplai karbohidrat yang diperoleh dari hasil
penimbunan ketika fase vegetatif berlangsung.
Kedua fase tersebut tidak terjadi secara terpisah. Sehingga pada saat fase
generatif berlangsung maka fase vegetatifnya pun berlangsung, hanya lebih
dominan pertumbuhan generatif. Fase vegetatif dan fase generatif dapat
dipengaruhi oleh keadaan luar. Peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif
ditentukan oleh faktor dalam, yaitu sifat turun temurun, dan faktor luar seperti
suhu, cahaya, jumlah air, pupuk dan sebagainya. Bila salah satu syarat yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya tidak terpenuhi, tanaman akan
cenderung pada fase vegetatif terus menerus.
2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai tanaman hias sudah banyak dilakukan. Bisnis
tanaman hias prospektif untuk dijalankan, terlihat dengan banyaknya perusahaan
yang bergerak di bidang tanaman hias. Perusahaan yang bergerak di bidang
tanaman hias atau menggunakan tanaman hias sebagai bahan baku misalnya
produsen bunga, florist, usaha dekorasi, dan lain-lain.
Imran (2003) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan
Usaha Kecil Dodol Nenas Mekar Sari di Desa Tambak Mekar, Subang, Jawa
Barat” menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan PHA. Besdasarkan
matriks IFE dan EFE, menempatkan industri pada posisi kuadran V pada matriks
IE yang merupakan tahapan hold and maintain. Berdasarkan matriks SWOT
dihasilkan strategi SO yang terdiri dari memperluas jaringan distribusi dan
pemasaran, merekrut tenaga kerja pemasaran, dan memaksimalkan penjualan di
sepanjang jalur lalu lintas utama. Pada strategi WO diperoleh strategi membuat
promosi dan iklan serta menerapkan sistem akuntansi secara bertahap dalam
keuangan. Strategi ST menghasilkan strategi meningkatkan kualitas produk dan
melakukan pengembangan produk. Strategi WT menghasilkan strategi melakukan
efisiensi biaya dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam
kemampuan manajemen dan teknologi. Berdasarkan PHA, strategi yang memiliki
prioritas tertinggi adalah SOP yang merupakan strategi prioritas yang
menggunakan kekuatan internal industri dalam memanfaatkan peluang eksternal.
Penelitian yang dilakukan Safitri (2004) dengan judul “Hubungan FaktorFaktor Internal Perusahaan yang Menpengaruhi Harga Jual dengan Keuntungan
Pada Usaha Perdagangan Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu
Kencana, Bandung”, menyimpulkan berdasarkan analisis uji korelasi rank
spearman dengan tingkat alpha 5 persen faktor-faktor internal yang memiliki
hubungan dengan keuntungan buket Habras adalah strategi bauran pemasaran dan
biaya organisasi. Berdasarkan analisis korelasi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi harga jual dengan keuntungan buket Hebras, keuntungan yang
lebih tinggi dapat diperoleh dengan pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang
lebih baik khususnya harga, strategi produk dan strategi promosi.
Syarif (2005) melakukan penelitian di perusahaan florist S Bogor
mengenai analisis kepuasan konsumen bunga potong dalam bentuk rangkaian.
Hasil penelitian menggunakan Importance Performance Analisys (IPA) pada
analisis kepuasan konsumen atribut yang harus diprioritaskan perusahaan adalah
ketahanan dan kualitas bunga, harga dan kesesuaian rangkaian berdasarkan
pesanan. Atribut yang kinerjanya harus dipertahankan adalah keramahan dan
kesopanan operator/resepsionis dan kecepatan pengantaran bunga.
Pesona Daun Mas Asri merupakan perusahaan yang memproduksi daun
potong sebagai pelengkap dekorasi. Penelitian Rositasari (2006) melakukan
penelitian mengenai analisis strategi pemasaran tanaman hias daun pada
perusahaan tersebut. Berdasarkan analisis menggunakan metode Proses Hierarki
Analitik (PHA) prioritas strategi perusahaan secara berturut-turut adalah (1)
menetapkan kebijakan harga yang fleksibel, (2) diversifikasi dan pengembangan
produk, (3) memperhatikan kontinuitas produksi, (4) membuka retail daun potong
di akarta, (5) membentuk bagian riset pemasaran, (6) penetrasi pasar di wilayah
DKI Jakarta dan, (7) membuat kebijakan SDM.
Pengukuran kinerja manajemen penting untuk dilakukan. Sari (2006)
melakukan penelitian menggunakan Balance Scorecard sebagai alternatif sistem
manajemen strategis dan instrumen pengukuran kinerja pada Papa Ron’s Pizza.
Berdasarkan hasil penelitian pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan saat
ini menggunakan ukuran finansial, kepuasan pelanggan, pengukuran jumlah
pelanggan tetap, dan pengukuran prestasi karyawan. Berdasarkan analisis matriks
IE diketahui bahwa Papa Ron’s Pizza sedang berada pada tahap pertumbuhan,
sehingga sasaran strategis perspektif keuangan yaitu pertumbuhan profit melalui
peningkatan penjualan. Balance scorecard menjadi pilihan terbaik sebagai sistem
manajemen strategis, karena menggunakan pengukuran yang menunjang bagi
keberhasilan finansial perusahaan dalam jangka panjang.
Sinulingga (2006) melakukan penelitian analisis manajemen strategis pada
PT Anggrek Persada. Tingkat persaingan dalam bisnis anggrek potong semakin
ketat sehingga diperlukan melakukan analisis manajemen strategis dan
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan. Berdasarkan
nilai EFE dan IFE pada matriks IE perusahaan dapat menggunakan strategi
pertahankan dan pelihara. Berdasarkan analisis QSPM alternatif strategi yang
dilaksanakan terlebih dahulu adalah memaksimumkan kapasitas pasokan produk
untuk memasuki pasar-pasar potensial yang belum dimasuki.
Budiman (2007) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Strategi
Pengembangan Usaha PT Madu Pramuka, Jakarta”. Berdasarkan matriks IFE
menggambarkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi internal rata-rata,
berdasarkan matriks EFE menggambarkan bahwa respon perusahaan terhadap
lingkungan eksternal tergolong sedang. Selain matriks IFE dan EFE penulis
menggunakan matriks SWOT yang menghasilkan strategi SO (1) Memperluas
daerah pemasaran, (2) Mempromosikan jasa pendidikan dan pelatihan serta terapi
sengat lebah, dan (3) Meningkatkan mutu pelayanan terhadap konsumen. Strategi
WO (1) Melakukan kegiatan promosi melalui media massa dan internet dan (2)
Mengoptimalkan divisi litbang dalam melakukan diversifikasi produk. Strategi ST
(1) Memperkuat hubungan dengan para peternak binaan dan pengecer serta (2)
Melakukan lobi kepada pemerintah agar lebih serius dalam memperhatikan
industri perlebahan. Strategi WT (1) Memperbaiki dan meningkatkan kinerja
kegiatan produksi. Berdasarkan Proses Hierarki Analisis (PHA) diperoleh empat
kriteria strategi, yaitu (1) strategi meningkatkan profit perusahaan, (2) mengatasi
persaingan, (3) SDM dan manajemen yang professional, serta (4) pusat
pendidikan dan informasi perlebahan.
Penelitian-penelitian terdahulu di atas mengenai strategi pengembangan,
bisnis tanaman hias dan usaha dekorasi. Berdasarkan penelitian tersebut penelitian
di Janur Kuning belum pernah dilakukan. Penelitian mengenai strategi
pengembangan usaha dekorasi ditempat lain pun belum pernah dilakukan.
Ringkasan mengenai penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penelitian Terdahulu
No
1
Nama
/Tahun
Imran
/2003
2
Safitri
/2004
3
Syarif
/2005
4
Rositasari
/2006
5
Sari
/2006
6
Sinulingga
/2006
7.
Budiman
/2007
Judul
Hasil
Strategi Pengembangan Usaha
Kecil Dodol Nenas Mekar Sari di
Desa Tambak Mekar, Subang,
Jawa Barat
Berdasarkan
matriks
IFE&EFE
menempatkan
industri pada kuadran V pada
matriks IE
yaitu tahapan
hold&maintain
Berdasarkan analisis korelasi
keutungan yang lebih tinggi
dapat
diperoleh
dengan
pelaksanaan strategi bauran
pemasaran
Hubungan Faktor-faktor Internal
Perusahaan yang Mempengaruhi
Harga Jual dengan Keuntungan
Pada Usaha Perdagangan Buket
Bunga Hebras Holland di Pasar
Bunga Wastu Kencana, Bandung.
Analisis Kepuasan Konsumen Berdasarkan Analisis IPA
Bunga Potong Dalam Bentuk pada kepuasan konsumen
Rangkaian Pada Florist S Bogor.
atribut yang diprioritaskan
adalah ketahanan, kualitas,
dan harga
Analisis
Strategi
Pemasaran Berdasarkan analisis PHA
strategi
adalah
Tanaman Hias Daun Dalam prioritas
Pemanfaatan
Sebagai
Daun kebijakan harga, diversivikasi,
Potong Pada Pesona Daun Mas kontinuitas produk, membuka
retail,
membentuk
riset
Asri, Ciawi Kabupaten Bogor.
pemasaran,
penetrasi
pasar&kebijakan SDM
Balanced
Scorecard
Sebagai
Alternatif Sistem Manajemen
Strategis
dan
Instrumen
Pengukuran
Kinerja
Pada
Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor
Analisis manajemen strategis pada
PT Anggrek Persada. “Analisis
Strategi Pengembangan Usaha PT
Madu Pramuka, Jakarta”.
Matriks IE menunjukkan
perusahaan berada pada tahap
pertumbuhan yaitu dengan
meningkatkan penjualan.
Tingkat persaingan dalam
bisnis
anggrek
potong
semakin
ketat
sehingga
diperlukan melakukan analisis
manajemen strategis dan
mengidentifikasi faktor-faktor
internal
dan
eksternal
perusahaan.
“Analisis Strategi Pengembangan
Berdasarkan Proses
Usaha PT Madu Pramuka,
Hierarki Analisis (PHA)
Jakarta”.
diperoleh empat kriteria
strategi, yaitu (1)strategi
meningkatkan profit
perusahaan,
(2) mengatasi persaingan,
(3) SDM dan
manajemen yang
professional, serta (4)
pusat pendidikan dan
informasi perlebahan.
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
Kerangka Troritis
3.1.1 Konsep Manajemen Strategis
Menurut David (2006) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai
tujuannya.
Fokus
manajemen
strategis
terletak
pada
mengintegrasikan
manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi. Proses manajemen strategis adalah usaha untuk
mengurangi apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas, intuisi yang mengetahui
bisnis dan mengaitkannya dengan analisis. Tujuan manajemen strategis adalah
untuk mengeksploitasi serta memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang
baru untuk masa depan, meliputi aktivitas membuat perumusan sasaran-sasaran
organisasi, strategi-strategi, dan pengembangan rencana-rencana tindakan, dan
kebijakan untuk mencapai sasaran.
3.1.2
Proses Manajemen Strategis
David (2006), menyatakan proses manajemen strategis terdiri dari tiga
tahap yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Formulasi strategi termasuk pengembangan visi dan misi bisnis, mengidentifikasi
peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan
memilih strategi yang cocok dilaksanakan.
Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumberdaya sehingga strategi yang diformulasikan dapat dilaksanakan. Evaluasi
strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Dalam tahap ini akan
mengevaluasi hasil pelaksanaan dan strategi yang telah dirumuskan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi
strategi adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal, (2) mengukur
kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif.
3.1.3
Model Manajemen Strategis
David (2006), menyatakan proses manajemen strategi yang paling baik
dipelajari dan diterapkan adalah dengan menggunakan satu model yang
menggambarkan suatu proses. Model ini tidak menjamin keberhasilan yang diraih,
tetapi menggambarkan pendekatan yang jelas dan praktis dalam merumuskan,
melaksanakan, dan mengevaluasi strategi.
Perubahan yang terjadi pada komponen utama dalam model, dapat
memaksa perubahan komponen lainnya. Kerangka kerja yang terdapat pada
Gambar 1 menampilkan hubungan antar bagian-bagian utama dalam proses
manajemen strategis.
Melakukan
Audit
Eksternal
Membuat
Pernyataan
Visi dan Misi
Menetapkan
Sasaran
Jangka
Panjang
Membuat,
Mengevaluasi
Dan Memilih
Strategi
Melaksanakan
Strategi: Isu-Isu
Manajemen
Melaksanakan
Strategi : Isu-Isu
Pemasaran,
Keuangan,
Litbang,
Akuntansi, SIM
Mengukur
Dan
Mengevalusi
Kinerja
Melakukan
Audit
Internal
Sumber David, 2006
Gambar 1. Model Koprehensif Manajemen Strategis
3.1.4 Formulasi Strategi
Penentuan visi dan misi perusahaan merupakan langkah awal dalam proses
perencanaan. Kedua komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling
menunjang. Menurut Umar (2003), visi adalah suatu cita-cita tentang keadaan di
masa mendatang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel
perusahaan, mulai dari jenjang paling atas sampai yang paling bawah.
Merumuskan strategi diperlukan pernyataan misi. Pernyataan misi adalah
pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan sebuah bisnis dari
perusahaan lain yang serupa. Pernyataan misi yang baik menggambarkan tujuan
organisasi pelanggan, produk atau jasa, pasar, falsafah, dan teknologi pasar.
Menurut Vern McGinnis dalam David (2006), suatu pernyataan misi harus:
(1) Menetapkan apa sebenarnya organisasi dan tujuan organisasi;
(2) Dibatasi lingkup ruang usaha dan menonjolkan kreatifitas;
(3) Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya;
(4) Digunkan sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi aktifitas saat ini dan
masa depan;
(5) Cukup jelas untuk dipahami secara meluas di seluruh organisasi.
3.1.5
Faktor Internal Perusahaan
Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam berbagai
bidang fungsional bisnis. Sasaran dan srategi ditetapkan dengan maksud
memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Strategi sebagian di
desain untuk memperbaiki kelemahan perusahaan, mengubahnya menjadi
kekuatan, dan mungkin bahkan menjadi kompetensi pembeda.
David (2006) membagi bidang fungsional bisnis menjadi beberapa
variabel dalam analisis lingkungan internal, antara lain:
(a)
Manajemen
Manajemen merupakan suatu sistem pengaturan organisasi yang mencakup
sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia, dan keuangan.
Fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas dasar yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf, dan pengendalian.
(b)
Pemasaran
Pemasaran dapat diuraikan sebagai proses menetapkan, menciptakan, dan
memenuhi kebutuhan serta keiinginan pelanggan akan produk. Tujuh fungsi dasar
pemasaran yaitu analisis pelanggan, menjual produk, merencanakan produk dan
jasa, menetapkan harga, distribusi, dan analisis peluang.
(c)
Keuangan
Kondisi keuangan yang baik akan mempengaruhi posisi bersaing perusahaan
dan daya tarik bagi investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan sangat
penting untuk merumuskan strategi secara efektif.
(d)
Produksi dan Operasi
Fungsi produksi terdiri dari aktifitas yang mengubah input atau masukan
menjadi output (barang dan jasa). Manajemen produksi dan operasi mnangani
masukan, pengubahan dan keluaran yang bervariasi.
(e)
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan digunakan unutk menggambarkan berbagai
kekuatan. Para ilmuwan melakukan penelitian dan pengembangan dasar di
laboratorium dan berkonsentrasi pada masalah teoritis, sementara diperusahaan
para ahli melakukan pengembangan produk dengan berkonsentrasi pada
peningkatan kualitas produk.
(f)
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan.
Strategi yang baik akan dapat berjalan jika suatu perusahaan memiliki sumber
daya manusia yang terampil dan handal. Kualitas sumber daya manusia
berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan, dan perputaran tenaga kerja.
(g)
Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meninkatkan kinerja
perusahaan dengan cara menigkatkan
kualitas keputusan manajerial. Sistem
informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode,
menyimpan, mensitesa, dan menyajikan informasi database, sehingga dapat
melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi yang tepat.
3.1.6
Faktor Eksternal Perusahaan
Menurut David (2006), analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan,
sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu
strategi. Menurut Umar (2003), analisis lingkungan eksternal menekankan kepada
evaluasi terhadap peristiwa di luar kendali sebuah perusahaan. Lingkungan
eksternal terdiri dari :
(1) Lingkungan Jauh
Lingkangan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di
luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa
diperhatikan adalah faktor politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi; yang
sering disingkat (PEST). Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar
dari perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman
untuk maju.
(a) Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi
para perusahaan untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan
berdampak negatif bagi dunia usaha, begitupun sebalilknya. Beberapa hal
utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat
berkembang dengan baik yaitu Undang-undang tentang lingkungan dan
perburuhan, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan
kesejahteraan kerja, dan sistem perpajakan.
(b)
Faktor Ekonomi
Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi
suatu daerah atau negara yaitu siklus bisnis, ketersediaan energi, harga-harga
produk dan jasa, produktivitas, dan tenaga kerja
(c)
Faktor Sosial
Faktor sosial sangat penting untuk disadari oleh pengambil keputusan
strategis. Berbagai faktor seperti keyakinan, nilai dan sistem sosial, sikap,
opini, dan gaya hidup. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari
kondisi kultural, demografis religius, etnis, dan pendidikan. Proses
pengenalan ini tidak mudah karena kenyataan menunjukkan bahwa faktorfaktor tersebut selalu berubah dengan intensitas yang tinggi.
(d)
Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang
bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak
hanya mencakup penemuan-penemuan baru tetapi juga meliputi cara
pelaksanaan atau metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Setiap
kegiatan usaha harus selalu mengikuti perkembangan teknologi yang dapat
diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan.
(2) Lingkungan Industri
Menurut David (2006), lingkungan industri merupakan faktor-faktor yang
yang dapat mempengaruhi eksistensi dan kerja suatu industri, namun secara
relatif masih berada dalam wilayah kontrol perusahaan. Lingkungan industri
meliputi pelanggan, pesaing, dan pemasok. Selain itu, yang harus
diperhatikan adalah pihak-pihak yang berkepintingan di luar pihak yang
terkait langsung dengan aktivitas-aktivitas pelaku bisnis (stakeholder).
Lima hal dalam kondisi industri (kekuatan persaingan) yang harus dinilai dan
diperhitungkan, yaitu: (1) Persaingan antar perusahaan dalam industri, (2)
Kemungkinan masuknya pesaing baru, (3) Potensi pengembangan produk
substitusi, (4) Kekuatan tawar menawar penjual atau pemasok, dan (5)
Kekuatan taawar menawar pembeli atau konsumen.
Model lima kekuatan persaingan Porter dapat dilihat pada Gambar 2.
Potensi pengembangan produk substitusi
Kekuatan tawar-menawar
Penjual atau pemasok
Persaingan
antar perusahaan sejenis
Kekuatan tawar-menawar
Pembeli atau konsumen
Kemungkinan masuknya pesaing baru
Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter
Sumber: David, 2006
Melakukan evaluasi peluang dan ancaman eksternal membuat organisasi
mampu mengembangkan misi yang jelas serta merancang strategi untuk mencapai
sasaran jangka panjang. Kekuatan eksternal mempengaruhi secara langsung
pemasok dan distributor. Porter dalam David (2006) mengemukakan bahwa sifat
persaingan dalam suatu industri dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan
yaitu:
(1) Persaingan antara perusahaan
Intensitas persaingan di antara perusahaan bersaing cenderung meningkat
apabila jumlah pesaing bertambah. Tingkat persaingan juga bertambah apabila
konsumen dengan mudah beralih ke produk lain, hambatan untuk
meninggalkan tinggi, serta harga yang tinggi.
(2) Kemungkinan masuknya pesaing baru
Apabila ada perusahaan baru dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu,
maka intensitas persaingan di antara perusahaan meningkat. Walaupun adanya
hambatan untuk masuk ke dalam persaingan, masuknya pendatang baru ke
dalam industri dengan membuat kualitas produk lebih tinggi, harga lebih
rendah, dan pemasaran yang luas. Oleh karena itu pihak manajemen harus
mengenali perusahaan baru yang potensial memasuki pasar, memonitor
strategi perusahaan baru yang menjadi pesaing, serta memanfaatkan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki.
(3) Potensi pengembangan produk stubtitusi atau pengganti
Perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti dalam industri
lain. Tekanan persaingan dari produk pengganti meningkat apabila harga
relatif dari produk pengganti turun. Kekuatan persaingan dari produk dari
produk pengganti paling baik diukur dengan pangsa pasar yang telah direbut
oleh pesaing.
(4) Kekuatan menawar penjual atau pemasok
Kekuatan menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam
suatu industri terutama apabila jumlah pemasok banyak. Perusahaan
menjalankan strategi dan pendekatan untuk memperoleh kendali atau
kepemilikan pemasok.
(5) Kekuatan menawar dari pembeli atau konsumen
Kekuatan menawar konsumen akan lebih besar apabila produk yang dibeli
standart atau tidak berbeda. Konsumen akan dapat melakukan negosiasi harga
jual, jaminan, dan aksesori kemasan sampai tingkat tertentu.
3.1.7
Alternatif Strategi Utama
Menurut David (2006), strategi alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan, dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu strategi integrasi,
intensif, diversifikasi, dan defensif. Strategi tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
(1)
Strategi Integrasi
Strategi integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya memiliki
atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer. Integrasi ke depan
berkaitan dengan tindakan mengubah sifat distribusi hasil dari perusahaan menuju
pemakai terakhir.
Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk
mencoba memiliki atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok.
Integrasi ini berhubungan dengan strategi yang mempengaruhi pasokan
perusahaan. Strategi ini dapat diterapkan ketika pemasok tidak dapat diandalkan,
terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
Integrasi horisontal adalah strategi yang mencoba memiliki atau
meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Bentuk integrasi ini berupa merger,
akusisi, dan pengambil alihan pesaing, yang bertujuan unutk menigkatkan skala
ekonomis dan alih sumber daya secara kompetensi.
(2)
Strategi Intensif
Strategi penetrasi pasar (market penetration) meningkatkan pangsa pasar
untuk produk yang telah ada di pasar, melalui usaha pamasaran yang maksimal.
Strategi penetrasi pasar terdiri dari upaya untuk menambah pramuniaga,
menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan intensif.
Pengembangan
pasar
(market
development)
merupakan
upaya
memperkenalkan produk yang telah ada ke wilayah geografis baru dengan cara
memperluas penjualan produknya dengan mencari jenis pelanggan tambahan atau
bergerak ke dalam wilayah geografis tambahan. Strategi ini dilakukan ketika
perusahaan memiliki jaringan dan pasar yang belum jenuh.
Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang
mengupayakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk yang sudah ada dan yang terkait dengan proses rekayasa produk.Strategi
pengembangan produk seringkali digunakan untuk memperpanjang daur hidup
produk yang sudah ada ataupun untuk memanfaatkan reputasi atau merk favorit.
(3)
Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi konsentris adalah kegiatan menambah produk baru,
namun masih berkaitan. Pada umumnya strategi ini diterapkan ketika perusahaan
berada pada industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat. Strategi
diversifikasi horisontal adalah kegiatan dengan menambah produk baru, tetapi
tidak saling berkaitan untuk ditawarkan kepada para pelanggan yang sudah ada.
Strategi diversifikasi konglomerat adalah kegiatan menambah produk baru
yang tidak terkait. Strategi ini dapat diterapkan, ketika perusahaan sedang
mengalami penjualan dan laba tahunan yang merosot (pasar yang jenuh), namun
mempunyai modal dan SDM yang diperlukan untuk bersaing dalam industri baru
yang dianggap berprospek.
(4)
Strategi Defensif
Strategi defensif atau pasif adalah strategi yang memiliki ciri utama
dimana perencana strategi bereaksi terhadap tekanan lingkungan akibat keadaan
yang memaksa. Strategi-strategi yang dapat di masukan ke dalam kategori
defensif antara lain rasionalisasi biaya, divestasi, dan likuidasi,
Strategi penyusutan dilakukan melalui penghematan biaya dan aset
perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan laba yang menurun. Strategi ini
dilakukan, ketika perusahaan sering mengalami kegagalan, padahal sumberdaya
yang dimiliki cukup tersedia, kurang efisien, atau diperlukan reorganisasi internal.
Strategi kolaborasi terjadi, apabila dua atau lebih perusahaan yang terpisah
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini, dilakukan ketika
perusahaan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain yang lebih besar, atau
bermaksud mendaptkan kemudahan-kemudahan lain.
Strategi divestasi adalah kegiatan menjual suatu divisi atau bagian dari
perusahaan dengan tujuan untuk menigkatkan model, yang selanjutnya akan
digunakan dalam akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Strategi divestasi
biasanya disebabkan oleh ketidakcocokan antara perusahaan atau unit bisnis
dengan perusahaan induk.
Strategi likuidasi adalah kegiatan menjual semua aset perusahaan secara
bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan pilihan terakhir
untuk mengantisipasi kerugian yang akan menimpa perusahaan, sehigga secara
emosional merupakan strategi yang sulit dilakukan. Hal ini tetap dilakukan,
apabila perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya.
3.1.8
Matriks IFE, EFE dan IE
David (2006) menyatakan, perumusan strategi yang dilakukan dapat
menggunakan matriks IFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
matriks EFE untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal. Matriks IFE
merupakan alat formulasi strategi dalam meringkas dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan utama dalam fungsional bisnis perusahaan, matriks ini menjadi
dasar untuk mengevaluasi hubungan di bidang-bidang tersebut. Matriks EFE
merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi umtuk merangkum
dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, lingkungan politik,
pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks IE merupakan
penggabungan nilai-nilai dari IFE dan EFE untuk menentukan strategi
berdasarkan nilai-nilai tersebut.
3.1.9
Matriks Strengths, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi organisasi dalam memaksimalkan kekuatan dan peluang,
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
David (2006) menyatakan, matriks SWOT dapat dilakukan dengan
memfokuskan pada dua hal yaitu :
(1)
Mengidentifikasi peluang, yaitu situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan, dan ancaman yaitu situasi penting yang tidak
menguntungkan perusahaan.
(2)
Identifikasi terhadap kekuatan internal yaitu keunggulan relatif perusahaan
terhadap pesaing, serta kelemahan internal yaitu kekurangan yang dimiliki
perusahaan.
3.1.10 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk
mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan
kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi. Teknik ini secara objektif
mengidinkasikan alternatif strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan input
dari analisis tahap pertama dan hasil pencocokan dari analisis tahap kedua. Yaitu
matriks IFE dan EFE yang membentuk tahap pertama, kemudian digabungkan
dengan matriks SWOT yang membentuk tahap kedua, tahapan terakhir yaitu
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membuat QSPM (David, 2006).
3.2.
Kerangka Pemikiran Oprasional
Proses perumusan strategi pengembangan usaha di Janur Kuning
dilakukan melalui analisis yang diawali dengan analisis deskriptif dalam
mengidentifikasi visi dan misi perusahaan. Identifikasi ini diperlukan untuk
mengetahui sasaran atau target yang ingin dicapai perusahaan.
Berbagai acara seperti seremonial maupun non seremonial seperti pesta
perkawinan, seminar, rapat, pameran memerlukan dekorasi yang menggunakan
tanaman hias. Seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan jasa
dekorasi maka semakin bertambah jumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini
khususnya di kota Jakarta. Hal tersebut menimbulkan persaingan di bidang usaha
jasa dekorasi menjadi tinggi sehingga mengharuskan perusahaan melakukan
proses manajemen strategisnya dengan baik.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa dekorasi adalah
Janur Kuning. Pendapatan pada perusahaan tersebut berfluktuasi disebabkan
karena tidak menentunya jumlah pesanan setiap bulannya. Oleh karena itu perlu
dilakukan evaluasi atau audit internal perusahaan untuk menekan biaya dan
memaksimalkan keuntungan.
Dari hasil identifikasi tersebut akan dimasukkan ke dalam kerangka kerja
perumusan strategi yang terdiri dari tiga tahap, antara lain:
(1) Tahap Masukan (Input Stage)
Tahap ini meringkas informasi atau input dasar yang diperlukan dalam
merumuskan strategi dan dihasilkan matriks IFE dan EFE. Analisis ini
dilakukan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memiliki
pengaruh terhadap perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(2) Tahap Pencocokan (Matching Stage)
Tahap pencocokan yaitu tahap memfokuskan dan menghasilkan alternatif
strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Tahap ini dihasilkan matriks
IE dari hasil gabungan matriks IFE dan EFE serta matriks SWOT yang
mengidentifikasi serangkaian kombinasi strategi yang dapat dilakukan
perusahaan terhadap peluang-ancaman dan kekuatan-kelemahan.
(3) Tahap Pemilihan Strategi (Decision Stage)
Pada tahap ini akan ditetapkan formulasi strategi mana yang paling baik dan
sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Alat yang digunakan
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi faktor kunci keberhasilan internal
dan eksternal perusahaan adalah QSPM. Secara diagramatis kerangka
pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Janur Kuning
Visi dan Misi Perusahaan
Pengembangan usaha Janur Kuning
Identifikasi Permasalahan Janur Kuning
Kondisi Eksternal
Kondisi Internal
1. Lingkungan Jauh (Politik,
Ekonomi, Sosial
Teknologi);
2. Lingkungan Industri
(potensi pengembangan
produk substitusi, kekuatan
tawar-menawar penjualpemasok, kemungkinan
masuknya pesaing baru,
persaingan antar
perusahaan sejenis dan
kekuatan tawar-menawar
pembeli atau konsumen)
Matriks IFE
Matriks EFE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Matriks IE dan SWOT
Analisis Metode
QSPM
Rekomendasi Formulasi Strategi Pengembangan
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
Manajemen
Pemasaran
Keuangan
Produksi
Penelitian
Pengembangan
Sistem Informasi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan dekorasi Janur Kuning.
Lokasi Janur kuning adalah di jalan Sulaiman No. 49A Rawa Belong Jakarta
Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan
pertimbangan bahwa Janur Kuning merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang jasa dekorasi yang cukup besar di daerah Rawa Belong, Jakarta Barat.
Selain itu, saat ini perusahaan sedang menghadapi persaingan yang tinggi di
bidang usaha dekorasi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juli
2008.
Topik yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai proses
pelaksanaan kegiatan bisnis di Janur Kuning dan penilaian internal perusahaan
serta memformulasikan strategi untuk menghadapi persaingan. Penilaian internal
perusahaan penting untuk dilakukan karena untuk mengetahui sejauh mana kinerja
perusahaan yang telah dijalankan.
4.2.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
yang digunakan bersumber dari data wawancara dan juga pengamatan langsung.
Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan yaitu pemilik perusahaan 1 orang
serta manajer yang berkaitan dengan proses kegiatan bisnis yaitu bagian
pemasaran 2 orang dan keuangan 1 orang. Pencarian data primer pada pihak
perusahaan yaitu informasi mengenai proses pelaksanaan kegiatan bisnis yang
telah dijalankan.
Data sekunder dikumpulkan dari dalam dan luar perusahaan. Data yang
diperoleh dari dalam perusahaan yaitu meliputi data yang relevan dengan kegiatan
bisnis dekorasi. Data sekunder yang berasal dari luar perusahaan meliputi data
bersumber dari instansi pemerintah maupun swasta, penelitian terdahulu, studi
literatur di perpustakaan IPB yang mencakup skripsi, buku-buku dan majalah
yang berkaitan dengan kegiatan usaha dekorasi.
4.3.
Metode Pengumpulan Data
Data primer yang digunakan diperoleh dan dikumpulkan dengan
metode wawancara menggunakan kuesioner, serta dengan melakukan
pengamatan langsung pada kegiatan bisnis perusahaan. Pencarian informasi
pada perusahaan mengenai manajemen perusahaan dipilih orang yang paling
mengetahui manajemen yaitu pemilik perusahaan. Informasi mengenai proses
pelaksanaan kegiatan produksi dilakukan wawancara kepada karyawan
perusahaan yang berjumlah tujuh orang yang terdiri dari bagian pemasaran,
keuangan dan perangkai.
4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis
Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya akan diolah untuk
dilakukan analisa. Analisis data ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis secara kualitatif dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan produksi
dekorasi. Analisis data kuantitatif yaitu menggunakan perolehan data-data hasil
dari identifikasi faktor eksternal dan internal dengan menyebarkan kuesioner
kepada pihak Janur Kuning dan menghitung pembobotan.
4.4.1
Matriks IFE dan EFE
Matriks
IFE
digunakan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Data dan informasi aspek internal perusahaan didapat dari beberapa fungsional
perusahaan, seperti aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem
informasi, dan produksi. Tahapan pembuatan matriks IFE antara lain:
(1)
Pembuatan daftar aspek internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan
bagi perusahaan;
(2)
Tentukan bobot yang berkisar dari 1 sampai 3 untuk masing-masing faktor.
Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan
tingkat penting relatif terhadap keberhasilan perusahaan. Faktor yang
dianggap memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus
diberikan bobot yang paling tinggi. Penjumlahan dari seluruh bobot yang
diberikan pada semua faktor harus sama dengan 1.0;
(3)
Tentukan peringkat berdasarkan efektifitas strategi perusahaan dari setiap
faktor-faktor tersebut antara 1 sampai 4, dengan penilaian 1 = sangat lemah,
2 = lemah, 3 = kuat, dan 4 = sangat kuat;
(4)
kalikan nilai bobot dengan peringkat untuk mendapatkan rata-rata
tertimbang untuk masing-masing variabel;
(5)
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Gambar matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Matriks Evaluasi Faktor Internal
Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Peringkat
(1)
(2)
(3)
Kekuatan
1.
2.
10.
Kelemahan
1.
2.
10.
Nilai yang diperoleh
(2) x (3)
Sumber: David, 2006
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,
pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan
berada, serta data eksternal relevan lainnya. Faktor eksternal dapat berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan (Umar, 2001).
Tahapan pembuatan matriks EFE antara lain yaitu:
(1)
Pembuatan daftar faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit
eksternal
dengan
memasukan
faktor
peluang
dan
ancaman
yang
mempengaruhi perusahaan.
(2)
Tentukan bobot yang berkisar 1 sampai 3 untuk masing-masing faktor.
Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor mengindikasikan
tingkat penting relatif terhadap keberhasilan perusahaan. Penjumlahan dari
seluruh bobot yang diberikan pada semua faktor harus sama dengan 1.0.
(3)
Tentukan peringkat berdasarkan efektifitas strategi perusahaan dari setiap
faktor-faktor tersebut antara 1 sampai 4, dengan penilaian 1 = respon
perusahaan kurang baik, 2 = respon perusahaan rata-rata, 3 = respon
perusahaan di atas rata-rata, dan 4 = respon perusahaan sangat bagus.
(4)
Kalikan nilai bobot dengan peringkat untuk mendapatkan nilai tertimbang
untuk masing-masing variabel.
(5)
Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang
dinilai. Skor perolehan sebesar 4.0 mengindikasikan bahwa perusahaan
merespons dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada
dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya, sedangkan untuk
skor 1.0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan
peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal. Kerangka matriks EFE
disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal
Faktor-faktor Eksternal Kunci
(1)
Peluang
1.
2.
10.
Ancaman
1.
2.
10.
Sumber: David, 2006
Bobot
(2)
Peringkat
(3)
Nilai yang diperoleh
(2) x (3)
4.4.2 Matriks IE
Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari suatu organisasi dalam
sembilan sel. Perumusan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dapat
menggunakan matriks IFE dan EFE. Dilakukan pembobotan terhadap faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan
dalam suatu industri. Matriks IFE meliputi faktor-faktor internal perusahaan
sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan yang merupakan
petunjuk dasar untuk menentukan posisi perusahaan. Matriks IE didssarkan pada
dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total
nilai EFE yang dibei bobot pada sumbu Y (David, 2002).
Total skor untuk matriks IFE berkisar antara 1.0 (terendah) hingga 4.0
(tertinggi) dan skor rata-rata 2.5. total skor lebih tinggi dari 2.5 menunjukkan
bahwa perusahaan dalam posisi yang cukup baik sedangkan bila total skor lebih
rendah dari 2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan lemah. Total skor
sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi respon yang
sangat bagus terhadap kekuatan dan kelemahan yang ada dalam industrinya. Total
skor 1,0 menunjukkan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan kekuatan
atau menghindari kelemahan internal.
Matriks EFE meliputi faktor-faktor eksternal perusahaan sehingga dapat
diketahui peluang dan ancaman perusahaan yang merupakan petunjuk dasar untuk
menentukanposisi perusahaan. Total skor untuk matriks EFE berkisar antara 1.0
(terendah) hingga 4.0 (tertinggi) dan skor rata-rata 2.5. total skor lebih tinggi dari
2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam posisi yang cukup baik sedangkan bila
total skor lebih rendah dari 2.5 menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan
lemah. Total skor sama dengan 4,0 menunjukkan bahwa suatu organisasi memberi
respon yang sangat bagus terhadap peluangdan ancaman yang ada dalam
industrinya. Total skor sama dengan menunjukkan bahwa strategi perusahaan
tidak memanfaatkan peluang atau menghindari ancaman eksternal.
Matriks IE terdiri dari dua dimensi, yaitu total skor dari matriks IFE pada
sumbu X dan total skor dari matriks EFE pada sumbu Y. Masing-masing strategi
unit bisnis perusahaan harus membentuk matriks IFE dan matriks EFE. Pada
sumbu X dari matriks IE, terdapat tiga skor yaitu 1,0 - 1,99 menyatakan bahwa
posisi internal atau perusahaan dalam posisi lemah, skor 2,0 - 2,99 posisinya
adalah rata-rata, dan skor 3,0 - 4,0 menunjukkan posisi internal kuat. Dengan cara
yang sama pada sumbu Y yang dipakai untuk matriks EFE, skor 1,0 – 1,99 adalah
rendah, skor 2,0 – 2,99 adalah sedang, dan 3,0 – 4,0 adalah tinggi.
Matriks IE dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak
strategi berbeda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut
tumbuh dan bina. Strategi yang sesuai yaitu strategi intensif dan integratif.
Strategi
intensif
misalnya
penetrasi
pasar,
pengembangan
pasar,
dan
pengembangan produk. Strategi integratif terdiri dari integrasi ke belakang,
integrasi ke depan, dan integrasi horisontal mungkin paling tetap untuk semua
divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat
dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan
pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak dilakukan untuk
tipe-tipe divisi ini. Ketiga, divisi yang umum masuk dalam sel VI, VIII, atau IX
adalah panen atau divestasi. Organisasi yang sukses dapat mencapai portofolio
bisnis yang diposisikan dalam atau di sekitar sel I dalam matriks IE. Matriks IE
dapat dilihat pada Gambar 4.
MATRIKS IE
TOTAL NILAI EFE
4.00
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3.00
2.00
1.00
1.00
2.00
3.00
4.00
TOTAL NILAI IFE
Gambar 4. Matriks IE
Sumber: David, 2002
4.4.3
Analisis SWOT
Lingkungan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lingkungan internal
dan eksternal. Melakukan analisis lingkungan perusahaan perlu digolongkan ke
dalam enam faktor yaitu faktor ekonomi, pemerintah, pesaing, pemasok, geografi,
dan sosial. Setelah melakukan analisis internal dan eksternal, tahap berikutnya
adalah mengembangkan alternatif strategi. Hal yang terpenting dalam perumusan
strategi yang baik adalah bahwa strategi yang dibuat harus berpijak pada situasi
yang riil dilingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Untuk
melakukan hal tersebut dapat digunakan alat bantu berupa matriks SWOT.
Analisis SWOT merupakan salah satu alat analisis kualitatif yang digunakan
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam melakukan suatu kegiatan
dengan mengacu pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang terpenting dan
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya (Rangkuti, 1997). Keempat strategi tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
(1) Strategi S-O, strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan;
(2) Strategi W-O, strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahankelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang
eksternal;
(3) Strategi S-T, melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau
mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan
kekuatan yang dimilikinya;
(4) Strategi W-T, strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman;
(5) Metode yang digunakan dalam penulisan kajian lingkungan bisnis adalah
analisis SWOT untuk dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta
ancaman suatu perusahaan;
Skema matriks SWOT terdiri dari sembilan sel, yaitu empat sel faktor
utama yang menentukan dan satu sel dibiarkan kosong. Empat sel strategi
dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci. Untuk lebih jelasnya
contoh matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Matriks SWOT
Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
( Strength )
( Weakness )
S
W
Faktor Eksternal
Peluang
( Opportunitys )
O
Ancaman
( Threat )
T
Strategi S-O
Strategi ini menggunakan
kekuatan
internal
perusahaan untuk meraih
peluang-peluang yang ada
di luar perusahaan
Strategi W-O
Strategi yang bertujuan
untuk
memperkecil
kelemahan-kelemahan
internal
perusahaan
dengan
memanfaatkan
peluang-peluang eksternal
Strategi S-T
Strategi W-T
Strategi
menggunakan Strategi meminimumkan
kekuatan
untuk kelemahan
dan
mengantisipasi ancaman
mengantisipasi ancaman
Sumber : David, 2006
Langkah-langkah untuk menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut :
(1)
Masukan peluang eksternal perusahaan;
(2)
Masukan ancaman eksternal perusahaan;
(3)
Masukan kekuatan internal perusahaan;
(4)
Masukan kelemahan internal perusahaan yang menentukan;
(5)
Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
hasil strategi SO dalam sel yang tepat;
(6)
Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat
resultan strategi WO dalam sel yang tepat;
(7)
Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan strategi ST dalam sel yang tepat;
(8)
Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat
resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
4.4.4
Quantitative Strategies Planning Matriks (QSPM)
Tahap akhir dari formulasi strategi adalah tahap keputusan. Analisis yang
digunakan adalah analisis matriks QSPM atau matriks perencanaan strategis
kuantitatif. QSPM adalah alat yang direkomendasikan untuk melakukan evaluasi
pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan critical succes factor
eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Tujuan QSPM adalah
untuk
menentukan
strategi
mana
yang
dianggap
paling
baik
untuk
diimplementasikan. Langkah-langkah pembuatan QSPM yaitu sebagai berikut:
(1)
Pembuatan internal dan eksternal critical succes factor yang diperoleh dari
matriks EFE dan IFE;
(2)
Isi kolom weight yang diperoleh dari EFE matriks dan IFE matriks;
(3)
Identifikasi strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan
perusahaan;
(4)
Tetapkan attractiveness score (AS), yaitu nilai yang menunjukkan
kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih ditetapkan
dengan cara meneliti masing-masing external and internal key succes factor.
Nilai AS harus berada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan
kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai
AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = kurang menarik, 3 = menarik, 4 = sangat
menarik;
(5)
Hitunglah Total Actractiveness Score (TAS). TAS diperoleh dari perkalian
weight dengan AS pada masing-masing baris. TAS menunjukkan relative
actractiveness dari masing-masing alternatif strategi;
(6)
Hitung Sum Total Actractiveness score (STAS). Jumlahkan semua TAS
pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang diperoleh,
nilai tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi menjadi pilihan
utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi menjadi
pilihan terakhir. Formulasi matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Matriks Perencanaan Kuantitatif (QSPM)
Alternatif Strategi
Faktor Utama
Weight
Strategi
Strategi
I
II
Faktor Eksternal
(Lingkungan Jauh)
1. Ekonomi
2. Politik/Hukum
3. Sosial
4. Demografi
5. Teknologi
6. Persaingan
(Lingkungan Industri)
1. Kekuatan
tawar
pemasok
2. Potensi
produk
substitusi
3. Persaingan
perusahaan sejenis
4. Kekuatan
tawar
konsumen
5. Masuknya pesaing
baru
Faktor Internal:
1. Manajemen
2. Pemasaran
3. Keuangan
4. Produksi
5. Penelitian
Pengembangan
6. Sistem Informasi
Sumber: Umar, 2001
Strategi
III
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1.
Sejarah Singkat Perusahaan
Janur Kuning didirikan oleh Ferry Azhari pada tanggal 23 Agustus 2002.
Perusahaan ini bergerak di bidang pemasaran tanaman hias khususnya dekorasi
dan penyewaan peralatan pendukung pesta. Pada awal pendiriannya Janur Kuning
hanya mendekorasi pernikahan tradisional.
Pada akhir tahun 2003 pendiri mulai mendiversifikasi usahanya dengan
mendekorasi pernikahan tradisional modifikasi, internasional, sesuai tema yang
diinginkan pelanggan, pesta ulang tahun, dan penyewaan peralatan pendukung
pesta kepada florist dan dekorator. Selain itu, Janur Kuning mulai melakukan
kerjasama dengan pihak katering, foto dan video shooting, rias pengantin,musik
pendukung, souvenir pernikahan dan kartu undangan.
Janur Kuning berlokasi di Jl. Sulaiman No.49 A Rawa Belong, Jakarta
Barat. Pemasaran hanya dilakukan di kota Jakarta, akan tetapi pelanggan jasa
dekorasi meliputi berbagai kota yaitu Pontianak, Makasar, dan sebagainya.
5.2
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Janur Kuning adalah menjadi leader di bidang wedding decoration
dan party equipment dengan mengedepankan mutu dan kualitas. Sedangkan misi
perusahaan adalah:
(1)
Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumberdaya manusia,
dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan;
(2)
Menghasilkan karya dekorasi dengan kreativitas tinggi yang menggunakan
bahan baku berkualitas.
5.3
Struktur Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Organization Theory,
organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batas
yang relatif dapat ditentukan dan berfungsi secara berkesinambungan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam suatu organisasi dan segala aktivitasnya,
terdapat hubungan diantara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan suatu organisasi semakin kompleks
hubungan yang ada, untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan
tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan
atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan struktur organisasi.
Pengelolaan masih dilakukan secara sederhana, pimpinan bertindak
sebagai pengambil keputusan dalam semua kegiatan dan sebagai sumber gagasan
untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Dalam menjalankan kegiatan,
perusahaan masih menganut sistem kekeluargaan. Pembagian banyak dilakukan
secara bersama-sama. Janur Kuning memiliki struktur organisasi yang sederhana
dimana Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan dan kemudian
membawahi bagian pemasaran, bagian keuangan dan tenaga kerja lainnya.
Adapun struktur organisasi Janur Kuning dapat dilihat dalam bagan berikut:
Pemilik atau Pemimpin Perusahaan
Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran
Tenaga Kerja
Gambar 5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta
Barat
Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka dapat diuraikan pembagian
kerja sebagai berikut:
(a)
Pemilik Perusahaan
Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas pemilik perusahaan
adalah menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, mengatur, menggerakkan.
Tugas pemilik perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemimpin perusahaan.
2. Menetapkan visi, misi, tujuan dan kebijakan perusahaan.
3. Menentukan dan mengontrol jalannya perusahaan.
4. Membuat keputusan yang bersifat strategis bagi perusahaan.
(b)
Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas memasarkan produk dekorasi. Bagian ini
ditempati oleh dua orang tenaga kerja tetap dan memiliki tugas sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran perusahaan.
2. Memperluas dan membina hubungan dengan pelanggan serta mitra
perusahaan.
3. Melakukan promosi produk dekorasi.
4. Melayani konsumen dan memberikan informasi yang dibutuhkan
konsumen seperti harga paket dan sebagainya.
(c)
Bagian Keuangan
Bagian keuangan dipegang oleh satu orang tenaga kerja tetap dan memiliki
tugas sebagai berikut:
1. Mengelola keuangan perusahaan.
2. Mencatat pengeluaran dan pemasukan perusahaan.
3. Menangani tagihan konsumen
(d)
Tenaga Kerja
Tugas dari tenaga kerja adalah sebagai berikut:
1. Menangani dan merawat pelengkapan dan peralatan dekorasi.
2. Membuat produk antara lain krans letter, rangkaian bunga dalam vas,
hand bouqet dan sebagainya.
3. Menangani dekorasi acara siraman, pernikahan, pesta dan sebagainya.
5.4
Fasilitas Usaha
Sumberdaya
perusahaan
adalah
keseluruhan
aset
yang
dimiliki
perusahaan. Seluruh aset yang dimiliki perusahaan masih dalam kondisi baik
sehingga dapat digunakan untuk memperancar kegiatan usaha. Bangunan toko ini
digunakan sebagai kantor, tempat memasarkan produk, gudang peralatan, dan
mess pegawai. Akan tetapi Janur Kuning memiliki dua gudang yang terpisah
dengan lokasi usaha utama. Kendaraan digunakan untuk mengantar pesanan
pelanggan serta untuk mengangkut berbagai peralatan dekorasi. Peralatan kantor
digunakan untuk menunjang kegiatan pemasaran dan keuangan. Perlengkapan
dekorasi digunakan untuk membuat berbagai rangkaian dekorasi seperti pesta
pernikahan, siraman, ulang tahun, dan sebagainya. Sedangkan peralatan dekorasi
digunakan untuk menunjang berbagai kegiatan dekorasi. Daftar sumberdaya
perusahaan dapat dilihat Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun
2008
No
Aset
Jenis
Jumlah Satuan
Nilai (Rp)
1
2
3
4
5
Bangunan
Kendaraan
Peralatan
kantor
Pick up
1. Komputer
2. Printer
3. Fax
4. Alat tulis
5. Kamera
6. Handycam
Perlengkapan 1. Gebyok pelaminan
dekorasi
2. Pergola
3. Standing flower
4. Standing lampu
5. Kursi pengantin
6. Karpet
7. Air mancur
8. Kain
9. Kursi
10. Cover kursi
11. Lampu kristal
12. Lampu betawi
13. Lampu bajak
14. Lampu tenda
15. Vas besar
16. Sepeda ontel
17. Lampion
18. Payung
19. Kotak uang
20. Sangkar burung
21. Lesung
22. Standing foto
Peralatan
dekorasi
1. Kater
2. Gunting
3. Cat air
4. Cat emas
5. Ember plastik
JUMLAH
Sumber: Janur Kuning, 2008
160
1
1
1
1
1
1
1
3
5
45
35
5
800
3
2000
250
250
3
3
18
16
24
8
175
20
10
20
2
10
meter
unit
Unit
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Set
Set
Unit
Unit
Set
Meter
Unit
Meter
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
1.100.000.000,50.000.000,5.000.000,1.000.000,550.000,65.000,3.550.000,5.700.000,85.000.000,4.500.000,5.625.000,22.500.000,45.200.000,26.500.000,3.750.000,70.000.000,21.250.000,4.000.000,25.500.000,1.050.000,1.440.000,4.800.000,2.760.000,2.400.000,190.000.000,500.000,2.500.000,500.000,4.000.000,1.800.000,-
20
12
24
24
12
Buah
Buah
Kg
Kg
Buah
300.000,120.000,600.000,840.000,780.000,1.748.080.000,-
5.5.
Aktivitas Usaha
Aktivitas usaha yang dibahas pada kajian ini meliputi pengadaan bahan
baku, produksi dan pemasaran. Deskripsi masing-masing kegiatan bisnis pada
Janur Kuning akan diuraikan di bawah ini:
5.5.1
Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan yang penting karena menjadi
awal penentuan mutu produk yang akan dihasilkan. Kegiatan pengadaan bahan
baku meliputi pembelian bahan baku dan sortasi. Pengadaan bahan baku
didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan pesanan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan menumpuknya bahan baku di gudang karena sifat bunga yang
cepat rusak. Selama ini bahan baku sangat mudah diperoleh sehingga perusahaan
belum menemukan kendala dalam pengadaan bahan baku. Bunga yang dijadikan
bahan baku merupakan bunga lokal dan bunga impor. Secara rinci jenis bunga dan
harganya dapat dilihat pada Tabel 12.
Janur Kuning memiliki standar kualitas dan harga dalam pengadaan bahan
baku, yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan pemasok. Sortasi
sederhana terhadap bahan baku dilakukan untuk menghindari adanya bahan yang
dibawah standar mutu.
Tabel 12. Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di
Janur Kuning Pada Tahun 2008
No
Nama Bunga
Bunga Lokal
1
Krisan
2
Aster
3
Garbera
4
Puma
5
Peacock
6
Mawar
7
Melati untai
8
Cellucya
9
Hortensia
10
Gladiol
11
Balon
12
Amarantus
Bunga Impor
1
Cymbidium
2
Brasica
3
Rose
4
Baby Braith
5
Lily Casablanca
6
Lily Red Sumatra
7
Tulip
8
Piony
9
Alium
Sumber: Janur Kuning, 2008
Harga/ikat (Rp)
15.000
12.000
12.000
12.000
15.000
35.000
35.000
15.000
50.000
25.000
15.000
17.000
175.000
85.000
8500
15.000
35.000
45.000
15.000
55.000
45.000
5.5.2 Proses Produksi
Produksi adalah suatu proses transformasi produk menjadi produk lain
yang memiliki nilai tambah (value added). Suatu produk yang dihasilkan dalam
suatu kegiatan produksi dapat berupa barang atau jasa. Janur Kuning adalah
perusahaan yang bergerak di bidang dekorasi. Sehingga produk yang diproduksi
perusahaan berbentuk jasa. Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang outputnya
bukan konstruksi fisik yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan
pada waktu yang sama dan nilai tambah yang diberikan secara fisik bentuknya
intanjible.
Pada Tabel 13. dapat dilihat alokasi waktu kegiatan dekorasi pernikahan.
Kegiatan dengan alokasi paling lama yaitu pemesanan produk dekorasi oleh
konsumen dilakukan dua bulan sebelum acara berlangsung. Rangkaian kegiatan
aktivitas Janur Kuning dalam melayani pesanan konsumen diakhiri proses
pembongkaran dan pembersihan setelah acara berlangsung.
Tabel 13. Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun
2008
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
1
Pemesanan produk dekorasi oleh konsumen
2
3
Pembayaran 30 persen oleh konsumen
Pertemuan dengan para pengisi acara dan keluarga
calon pengantin
Pelunasan pembayaran jasa dekorasi
Pemahatan styrofoam (jika menggunakan tema)
Persiapan kebutuhan input
Proses pembuatan jasa dekorasi
Proses pembongkaran dan pembersihan setelah acara
4
5
6
7
8
2 bulan
2 bulan
1 minggu
1 minggu
1 minggu
1 hari
4 jam
2 jam
Proses pembuatan jasa tidak sama dengan proses pembuatan barang. Pada
proses jasa dekorasi terjadi interaksi antara Janur Kuning dengan konsumen.
Keterlibatan konsumen hampir di seluruh kegiatan proses pembuatan jasa. Proses
jasa dekorasi dimulai saat pemesanan produk dekorasi oleh konsumen, umumnya
untuk dekorasi pernikahan, konsumen akan memesan jasa dekorasi dua bulan
sebelum acara dilangsungkan. Selain itu konsumen wajib menandatangani surat
penawaran dan melakukan pembayaran uang muka sebesar 30 persen dari total
biaya dekorasi. Penciptaan ide tema dekorasi dapat dibuat berdasarkan keinginan
konsumen, adat istiadat, profesi calon pengantin, profesi orang tua calon
pengantin, trend dekorasi, dan hobi calon pengantin sekurang-kurangnya satu
bulan sebelum acara berlangsung. Setelah tema ditentukan maka Janur Kuning
membuat ide dekorasi dan perencanaan kebutuhan input. Kebutuhan input dibuat
berdasarkan tema dekorasi, luas ruangan acara, jenis tanaman hias yang
digunakan untuk rangakaian dan taman, peralatan dan perlengkapan dekorasi yang
dibutuhkan.
Gambar 6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning
Satu minggu sebelum acara dilangsungkan, bagian pemasaran Janur
Kuning mengadakan pertemuan dengan calon pengantin beserta keluarga, panitia
pelaksana, dan pihak katering guna membahas persiapan acara, prosesi upacara
adat, posisi letak panggung, pelaminan, meja katering, dan sebagainya. Sedangkan
tim dekorasi mengerjakan pemahatan styrofoam jika konsumen memesan tema
minimalis atau tema lainnya. Pelunasan pembayaran dapat dilakukan satu minggu
sebelum acara berlangsung atau selambat-lambatnya dua hari sebelum acara
berlangsung.
Gambar 7. Proses Pemahatan Styrofoam Pada Janur Kuning
Satu hari sebelum acara dilangsungkan, Janur Kuning mempersiapkan
seluruh input yang dibutuhkan. Seluruh input berupa bunga impor, bunga lokal,
daun, ranting, oasis, styrofoam, dan kain di dapat dari pemasok utama, akan tetapi
apabila ada kekurangan input, maka Janur Kuning dapat memesan kepada
pemasok lain. Selain itu, Janur Kuning juga menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang akan digunakan.
Proses pembuatan jasa dekorasi dimulai dengan pembuatan dekorasi
pelaminan, taman, pergola jalan, pemasangan tenda dan pemasangan lampu.
Kelima kegiatan ini dapat dilakukan secara bersama-sama. Rangkaian standing
flower, ranting, rangkaian pintu masuk, pemasangan karpet dan pemasangan
standing foto dapat dilakukan jika kelima kegiatan diatas sudah selesai dilakukan.
Tahapan terakhir adalah pemasangan meja penerima tamu dan pemasangan kotak
uang. Secara visual proses pembuatan dekorasi dapat dilhat pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi oleh Janur Kuning pada Salah
Satu Konsumen
Setelah acara selesai, kegiatan selanjutnya adalah pembongkaran dan
pembersihan. Selain itu, manajemen Janur Kuning melakukan wawancara
langsung kepada keluarga dan pengantin, wawancara ini dimaksudkan untuk
menanyakan kepuasan konsumen dalam pelayanan jasa dekorasi dan selanjutnya
dijadikan masukan guna memperbaiki kualitas pelayanan jasa dekorasi.
5.5.3. Pemasaran
Pemasaran jasa Janur Kuning meliputi wilayah Jakarta. Pelayanan yang
memuaskan telah membuat Janur Kuning dikenal sampai ke Kalimantan dan
Sulawesi. Sementara Janur Kuning sendiri melakukan promosi melalui
pemasangan iklan di majalah dan internet serta penyebaran brosur dan kartu nama
pada setiap event yang diselenggarakan oleh Janur Kuning sendiri. Selain caracara promosi diatas, Janur Kuning juga melakukan promosi melalui kerjasama
dengan pengelola gedung dan mitra pendukung acara pernikahan agar memberi
rekomendasi. Media promosi berupa brosur dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama Pada Saat Acara
Pernikahan Berlangsung.
5.6.
Karakteristik Produk
Produk yang dihasilkan oleh Janur Kuning adalah dekorasi spesialisasi
pernikahan, namun Janur Kuning juga dapat melakukan dekorasi untuk acara yang
lainnya seperti ulang tahun, seminar dan sebagainya. Selain itu, Janur Kuning juga
menyewakan perlengkapan pendukung pesta pernikahan seperti tenda, standing
flower, lampu dan sebagainya. Contoh produk dekorasi dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Janur Kuning memiliki berbagai paket jasa dekorasi. Perbedaan paket
tersebut didasarkan pada harga, jenis input yang digunakan serta jumlah tamu
undangan. Secara lengkap paket jasa dekorasi di Janur Kuning dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14. Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008
1
Fasilitas yang
Didapatkan
Dekorasi
Pelaminan
2
Katering
3
Tata Rias
4
Foto dan Video
5
Musik atau
Organ Tunggal
Harga
No
6
Paket 500
Undangan
Pelaminan 1 set
Taman depan
pelaminan
Pergola jalan 1
buah
Standing flower 3
pasang
Janur atau umbulumbul jalan 1
pasang
Paket 1000
Undangan
- Pelaminan 1 set
- Taman depan
pelaminan
- Pergola jalan 2
buah
- Standing flower
4 pasang
- Janur atau
umbul-umbul
jalan 1 pasang
- Karpet jalan
- Kotak uang
- Standing foto
- Buffet 400 porsi
- Buffet 600 porsi
- Buffet 800 porsi
- Pondokan 600
- Pondokan 1000
- Pondokan 1200
porsi
porsi
porsi
- Rias pengantin
- Rias pengantin
- Rias pengantin
- Rias pendamping - Rias pendamping - Rias pendamping
2 pasang
2 pasang
2 pasang
- Rias pagar ayu
- Rias pagar ayu
- Rias pagar ayu
dan pagar bagus 6
dan pagar bagus 6
dan pagar bagus
pasang
pasang
6 pasang
- Rias penerima
- Rias penerima
- Rias penerima
tamu 4 0rang
tamu 4 0rang
tamu 4 0rang
- Foto liputan
- Foto liputan
- Foto liputan
- Album variasi 1
- Album variasi 1
- Album variasi 1
buah dan foto 20
buah dan foto 20
buah dan foto 20
lembar
lembar
lembar
- Video transfer
- Video transfer
- Video transfer
dvd
dvd
dvd
- Foto kanvas
- Foto kanvas
ukuran 50 x 60
ukuran 50 x 60
Sesuai permintaan
Sesuai permintaan Sesuai permintaan
Rp 45.000.000,-
Sumber: Janur Kuning, 2008
Paket 800
Undangan
Pelaminan 1 set
Taman depan
pelaminan
Pergola jalan 1
buah
Standing flower 3
pasang
Janur atau umbulumbul jalan 1
pasang
Karpet jalan
Rp 65.000.000,-
Rp 75.000.000,-
BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1.
Sejarah Singkat Perusahaan
Janur Kuning didirikan oleh Ferry Azhari pada tanggal 23 Agustus 2002.
Perusahaan ini bergerak di bidang pemasaran tanaman hias khususnya dekorasi
dan penyewaan peralatan pendukung pesta. Pada awal pendiriannya Janur Kuning
hanya mendekorasi pernikahan tradisional.
Pada akhir tahun 2003 pendiri mulai mendiversifikasi usahanya dengan
mendekorasi pernikahan tradisional modifikasi, internasional, sesuai tema yang
diinginkan pelanggan, pesta ulang tahun, dan penyewaan peralatan pendukung
pesta kepada florist dan dekorator. Selain itu, Janur Kuning mulai melakukan
kerjasama dengan pihak katering, foto dan video shooting, rias pengantin,musik
pendukung, souvenir pernikahan dan kartu undangan.
Janur Kuning berlokasi di Jl. Sulaiman No.49 A Rawa Belong, Jakarta
Barat. Pemasaran hanya dilakukan di kota Jakarta, akan tetapi pelanggan jasa
dekorasi meliputi berbagai kota yaitu Pontianak, Makasar, dan sebagainya.
5.2
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Janur Kuning adalah menjadi leader di bidang wedding decoration
dan party equipment dengan mengedepankan mutu dan kualitas. Sedangkan misi
perusahaan adalah:
(3)
Senantiasa meningkatkan kualitas produk, kualitas sumberdaya manusia,
dan kualitas pelayanan untuk memberikan kepuasan pelanggan;
(4)
Menghasilkan karya dekorasi dengan kreativitas tinggi yang menggunakan
bahan baku berkualitas.
5.3
Struktur Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Organization Theory,
organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan batas
yang relatif dapat ditentukan dan berfungsi secara berkesinambungan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam suatu organisasi dan segala aktivitasnya,
terdapat hubungan diantara orang-orang yang menjalankan aktivitas tersebut.
Semakin banyak kegiatan yang dilakukan suatu organisasi semakin kompleks
hubungan yang ada, untuk itu perlu dibuat suatu bagan yang menggambarkan
tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing-masing kegiatan
atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan struktur organisasi.
Pengelolaan masih dilakukan secara sederhana, pimpinan bertindak
sebagai pengambil keputusan dalam semua kegiatan dan sebagai sumber gagasan
untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Dalam menjalankan kegiatan,
perusahaan masih menganut sistem kekeluargaan. Pembagian banyak dilakukan
secara bersama-sama. Janur Kuning memiliki struktur organisasi yang sederhana
dimana Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan dan kemudian
membawahi bagian pemasaran, bagian keuangan dan tenaga kerja lainnya.
Adapun struktur organisasi Janur Kuning dapat dilihat dalam bagan berikut:
Pemilik atau Pemimpin Perusahaan
Bagian Keuangan
Bagian Pemasaran
Tenaga Kerja
Gambar 5. Struktur Organisasi Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta
Barat
Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka dapat diuraikan pembagian
kerja sebagai berikut:
(e)
Pemilik Perusahaan
Janur Kuning dipimpin oleh pemilik perusahaan. Tugas pemilik perusahaan
adalah menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, mengatur, menggerakkan.
Tugas pemilik perusahaan adalah sebagai berikut:
5. Sebagai pemimpin perusahaan.
6. Menetapkan visi, misi, tujuan dan kebijakan perusahaan.
7. Menentukan dan mengontrol jalannya perusahaan.
8. Membuat keputusan yang bersifat strategis bagi perusahaan.
(f)
Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas memasarkan produk dekorasi. Bagian ini
ditempati oleh dua orang tenaga kerja tetap dan memiliki tugas sebagai berikut:
5. Bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran perusahaan.
6. Memperluas dan membina hubungan dengan pelanggan serta mitra
perusahaan.
7. Melakukan promosi produk dekorasi.
8. Melayani konsumen dan memberikan informasi yang dibutuhkan
konsumen seperti harga paket dan sebagainya.
(g)
Bagian Keuangan
Bagian keuangan dipegang oleh satu orang tenaga kerja tetap dan memiliki
tugas sebagai berikut:
4. Mengelola keuangan perusahaan.
5. Mencatat pengeluaran dan pemasukan perusahaan.
6. Menangani tagihan konsumen
(h)
Tenaga Kerja
Tugas dari tenaga kerja adalah sebagai berikut:
4. Menangani dan merawat pelengkapan dan peralatan dekorasi.
5. Membuat produk antara lain krans letter, rangkaian bunga dalam vas,
hand bouqet dan sebagainya.
6. Menangani dekorasi acara siraman, pernikahan, pesta dan sebagainya.
5.4
Fasilitas Usaha
Sumberdaya
perusahaan
adalah
keseluruhan
aset
yang
dimiliki
perusahaan. Seluruh aset yang dimiliki perusahaan masih dalam kondisi baik
sehingga dapat digunakan untuk memperancar kegiatan usaha. Bangunan toko ini
digunakan sebagai kantor, tempat memasarkan produk, gudang peralatan, dan
mess pegawai. Akan tetapi Janur Kuning memiliki dua gudang yang terpisah
dengan lokasi usaha utama. Kendaraan digunakan untuk mengantar pesanan
pelanggan serta untuk mengangkut berbagai peralatan dekorasi. Peralatan kantor
digunakan untuk menunjang kegiatan pemasaran dan keuangan. Perlengkapan
dekorasi digunakan untuk membuat berbagai rangkaian dekorasi seperti pesta
pernikahan, siraman, ulang tahun, dan sebagainya. Sedangkan peralatan dekorasi
digunakan untuk menunjang berbagai kegiatan dekorasi. Daftar sumberdaya
perusahaan dapat dilihat Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Daftar Aset Janur Kuning di Rawa Belong, Jakarta Barat Tahun
2008
No
Aset
Jenis
Jumlah Satuan
Nilai (Rp)
1
2
3
4
5
Bangunan
Kendaraan
Peralatan
kantor
Pick up
7. Komputer
8. Printer
9. Fax
10.
Alat tulis
11.
Kamera
12.
Handycam
Perlengkapan 1. Gebyok pelaminan
dekorasi
2. Pergola
3. Standing flower
4. Standing lampu
5. Kursi pengantin
6. Karpet
7. Air mancur
8. Kain
9. Kursi
10. Cover kursi
11. Lampu kristal
12. Lampu betawi
13. Lampu bajak
14. Lampu tenda
15. Vas besar
16. Sepeda ontel
17. Lampion
18. Payung
19. Kotak uang
20. Sangkar burung
21. Lesung
22. Standing foto
Peralatan
dekorasi
6. Kater
7. Gunting
8. Cat air
9. Cat emas
10. Ember plastik
JUMLAH
Sumber: Janur Kuning, 2008
160
1
1
1
1
1
1
1
3
5
45
35
5
800
3
2000
250
250
3
3
18
16
24
8
175
20
10
20
2
10
meter
unit
Unit
Unit
Unit
Set
Unit
Unit
Set
Set
Unit
Unit
Set
Meter
Unit
Meter
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
1.100.000.000,50.000.000,5.000.000,1.000.000,550.000,65.000,3.550.000,5.700.000,85.000.000,4.500.000,5.625.000,22.500.000,45.200.000,26.500.000,3.750.000,70.000.000,21.250.000,4.000.000,25.500.000,1.050.000,1.440.000,4.800.000,2.760.000,2.400.000,190.000.000,500.000,2.500.000,500.000,4.000.000,1.800.000,-
20
12
24
24
12
Buah
Buah
Kg
Kg
Buah
300.000,120.000,600.000,840.000,780.000,1.748.080.000,-
5.5.
Aktivitas Usaha
Aktivitas usaha yang dibahas pada kajian ini meliputi pengadaan bahan
baku, produksi dan pemasaran. Deskripsi masing-masing kegiatan bisnis pada
Janur Kuning akan diuraikan di bawah ini:
5.5.1
Pengadaan Bahan Baku
Pengadaan bahan baku merupakan kegiatan yang penting karena menjadi
awal penentuan mutu produk yang akan dihasilkan. Kegiatan pengadaan bahan
baku meliputi pembelian bahan baku dan sortasi. Pengadaan bahan baku
didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan pesanan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan menumpuknya bahan baku di gudang karena sifat bunga yang
cepat rusak. Selama ini bahan baku sangat mudah diperoleh sehingga perusahaan
belum menemukan kendala dalam pengadaan bahan baku. Bunga yang dijadikan
bahan baku merupakan bunga lokal dan bunga impor. Secara rinci jenis bunga dan
harganya dapat dilihat pada Tabel 12.
Janur Kuning memiliki standar kualitas dan harga dalam pengadaan bahan
baku, yang telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan pemasok. Sortasi
sederhana terhadap bahan baku dilakukan untuk menghindari adanya bahan yang
dibawah standar mutu.
Tabel 12. Jenis dan Harga Bunga yang Digunakan Sebagai Bahan Baku di
Janur Kuning Pada Tahun 2008
No
Nama Bunga
Bunga Lokal
1
Krisan
2
Aster
3
Garbera
4
Puma
5
Peacock
6
Mawar
7
Melati untai
8
Cellucya
9
Hortensia
10
Gladiol
11
Balon
12
Amarantus
Bunga Impor
1
Cymbidium
2
Brasica
3
Rose
4
Baby Braith
5
Lily Casablanca
6
Lily Red Sumatra
7
Tulip
8
Piony
9
Alium
Sumber: Janur Kuning, 2008
Harga/ikat (Rp)
15.000
12.000
12.000
12.000
15.000
35.000
35.000
15.000
50.000
25.000
15.000
17.000
175.000
85.000
8500
15.000
35.000
45.000
15.000
55.000
45.000
5.5.2 Proses Produksi
Produksi adalah suatu proses transformasi produk menjadi produk lain
yang memiliki nilai tambah (value added). Suatu produk yang dihasilkan dalam
suatu kegiatan produksi dapat berupa barang atau jasa. Janur Kuning adalah
perusahaan yang bergerak di bidang dekorasi. Sehingga produk yang diproduksi
perusahaan berbentuk jasa. Jasa adalah semua aktivitas ekonomi yang outputnya
bukan konstruksi fisik yang secara umum konsumsi dan produksinya dilakukan
pada waktu yang sama dan nilai tambah yang diberikan secara fisik bentuknya
intanjible.
Pada Tabel 13. dapat dilihat alokasi waktu kegiatan dekorasi pernikahan.
Kegiatan dengan alokasi paling lama yaitu pemesanan produk dekorasi oleh
konsumen dilakukan dua bulan sebelum acara berlangsung. Rangkaian kegiatan
aktivitas Janur Kuning dalam melayani pesanan konsumen diakhiri proses
pembongkaran dan pembersihan setelah acara berlangsung.
Tabel 13. Alokasi Waktu Jasa Dekorasi di Janur Kuning, Jakarta Tahun
2008
No
Kegiatan
Alokasi Waktu
1
Pemesanan produk dekorasi oleh konsumen
2
3
Pembayaran 30 persen oleh konsumen
Pertemuan dengan para pengisi acara dan keluarga
calon pengantin
Pelunasan pembayaran jasa dekorasi
Pemahatan styrofoam (jika menggunakan tema)
Persiapan kebutuhan input
Proses pembuatan jasa dekorasi
Proses pembongkaran dan pembersihan setelah acara
4
5
6
7
8
2 bulan
2 bulan
1 minggu
1 minggu
1 minggu
1 hari
4 jam
2 jam
Proses pembuatan jasa tidak sama dengan proses pembuatan barang. Pada
proses jasa dekorasi terjadi interaksi antara Janur Kuning dengan konsumen.
Keterlibatan konsumen hampir di seluruh kegiatan proses pembuatan jasa. Proses
jasa dekorasi dimulai saat pemesanan produk dekorasi oleh konsumen, umumnya
untuk dekorasi pernikahan, konsumen akan memesan jasa dekorasi dua bulan
sebelum acara dilangsungkan. Selain itu konsumen wajib menandatangani surat
penawaran dan melakukan pembayaran uang muka sebesar 30 persen dari total
biaya dekorasi. Penciptaan ide tema dekorasi dapat dibuat berdasarkan keinginan
konsumen, adat istiadat, profesi calon pengantin, profesi orang tua calon
pengantin, trend dekorasi, dan hobi calon pengantin sekurang-kurangnya satu
bulan sebelum acara berlangsung. Setelah tema ditentukan maka Janur Kuning
membuat ide dekorasi dan perencanaan kebutuhan input. Kebutuhan input dibuat
berdasarkan tema dekorasi, luas ruangan acara, jenis tanaman hias yang
digunakan untuk rangakaian dan taman, peralatan dan perlengkapan dekorasi yang
dibutuhkan.
Gambar 6. Proses Pemesanan Produk Jasa Dekorasi Pada Janur Kuning
Satu minggu sebelum acara dilangsungkan, bagian pemasaran Janur
Kuning mengadakan pertemuan dengan calon pengantin beserta keluarga, panitia
pelaksana, dan pihak katering guna membahas persiapan acara, prosesi upacara
adat, posisi letak panggung, pelaminan, meja katering, dan sebagainya. Sedangkan
tim dekorasi mengerjakan pemahatan styrofoam jika konsumen memesan tema
minimalis atau tema lainnya. Pelunasan pembayaran dapat dilakukan satu minggu
sebelum acara berlangsung atau selambat-lambatnya dua hari sebelum acara
berlangsung.
Gambar 7. Proses Pemahatan Styrofoam Pada Janur Kuning
Satu hari sebelum acara dilangsungkan, Janur Kuning mempersiapkan
seluruh input yang dibutuhkan. Seluruh input berupa bunga impor, bunga lokal,
daun, ranting, oasis, styrofoam, dan kain di dapat dari pemasok utama, akan tetapi
apabila ada kekurangan input, maka Janur Kuning dapat memesan kepada
pemasok lain. Selain itu, Janur Kuning juga menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang akan digunakan.
Proses pembuatan jasa dekorasi dimulai dengan pembuatan dekorasi
pelaminan, taman, pergola jalan, pemasangan tenda dan pemasangan lampu.
Kelima kegiatan ini dapat dilakukan secara bersama-sama. Rangkaian standing
flower, ranting, rangkaian pintu masuk, pemasangan karpet dan pemasangan
standing foto dapat dilakukan jika kelima kegiatan diatas sudah selesai dilakukan.
Tahapan terakhir adalah pemasangan meja penerima tamu dan pemasangan kotak
uang. Secara visual proses pembuatan dekorasi dapat dilhat pada Gambar 8.
Gambar 8. Proses Pembuatan Jasa Dekorasi oleh Janur Kuning pada Salah
Satu Konsumen
Setelah acara selesai, kegiatan selanjutnya adalah pembongkaran dan
pembersihan. Selain itu, manajemen Janur Kuning melakukan wawancara
langsung kepada keluarga dan pengantin, wawancara ini dimaksudkan untuk
menanyakan kepuasan konsumen dalam pelayanan jasa dekorasi dan selanjutnya
dijadikan masukan guna memperbaiki kualitas pelayanan jasa dekorasi.
5.5.3. Pemasaran
Pemasaran jasa Janur Kuning meliputi wilayah Jakarta. Pelayanan yang
memuaskan telah membuat Janur Kuning dikenal sampai ke Kalimantan dan
Sulawesi. Sementara Janur Kuning sendiri melakukan promosi melalui
pemasangan iklan di majalah dan internet serta penyebaran brosur dan kartu nama
pada setiap event yang diselenggarakan oleh Janur Kuning sendiri. Selain caracara promosi diatas, Janur Kuning juga melakukan promosi melalui kerjasama
dengan pengelola gedung dan mitra pendukung acara pernikahan agar memberi
rekomendasi. Media promosi berupa brosur dapat dilihat pada Lampiran 1.
Gambar 9. Contoh Penyebaran Brosur dan Kartu Nama Pada Saat Acara
Pernikahan Berlangsung.
5.6.
Karakteristik Produk
Produk yang dihasilkan oleh Janur Kuning adalah dekorasi spesialisasi
pernikahan, namun Janur Kuning juga dapat melakukan dekorasi untuk acara yang
lainnya seperti ulang tahun, seminar dan sebagainya. Selain itu, Janur Kuning juga
menyewakan perlengkapan pendukung pesta pernikahan seperti tenda, standing
flower, lampu dan sebagainya. Contoh produk dekorasi dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Janur Kuning memiliki berbagai paket jasa dekorasi. Perbedaan paket
tersebut didasarkan pada harga, jenis input yang digunakan serta jumlah tamu
undangan. Secara lengkap paket jasa dekorasi di Janur Kuning dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 14. Paket Jasa Dekorasi yang Ditawarkan Janur Kuning Tahun 2008
1
Fasilitas yang
Didapatkan
Dekorasi
Pelaminan
2
Katering
3
Tata Rias
4
Foto dan Video
5
Musik atau
Organ Tunggal
Harga
No
6
Paket 500
Undangan
Pelaminan 1 set
Taman depan
pelaminan
Pergola jalan 1
buah
Standing flower 3
pasang
Janur atau umbulumbul jalan 1
pasang
Paket 1000
Undangan
- Pelaminan 1 set
- Taman depan
pelaminan
- Pergola jalan 2
buah
- Standing flower
4 pasang
- Janur atau
umbul-umbul
jalan 1 pasang
- Karpet jalan
- Kotak uang
- Standing foto
- Buffet 400 porsi
- Buffet 600 porsi
- Buffet 800 porsi
- Pondokan 600
- Pondokan 1000
- Pondokan 1200
porsi
porsi
porsi
- Rias pengantin
- Rias pengantin
- Rias pengantin
- Rias pendamping - Rias pendamping - Rias pendamping
2 pasang
2 pasang
2 pasang
- Rias pagar ayu
- Rias pagar ayu
- Rias pagar ayu
dan pagar bagus 6
dan pagar bagus 6
dan pagar bagus
pasang
pasang
6 pasang
- Rias penerima
- Rias penerima
- Rias penerima
tamu 4 0rang
tamu 4 0rang
tamu 4 0rang
- Foto liputan
- Foto liputan
- Foto liputan
- Album variasi 1
- Album variasi 1
- Album variasi 1
buah dan foto 20
buah dan foto 20
buah dan foto 20
lembar
lembar
lembar
- Video transfer
- Video transfer
- Video transfer
dvd
dvd
dvd
- Foto kanvas
- Foto kanvas
ukuran 50 x 60
ukuran 50 x 60
Sesuai permintaan
Sesuai permintaan Sesuai permintaan
Rp 45.000.000,-
Sumber: Janur Kuning, 2008
Paket 800
Undangan
Pelaminan 1 set
Taman depan
pelaminan
Pergola jalan 1
buah
Standing flower 3
pasang
Janur atau umbulumbul jalan 1
pasang
Karpet jalan
Rp 65.000.000,-
Rp 75.000.000,-
BAB VI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL
DAN INTERNAL PERUSAHAAN
6.1.
Analisis Lingkungan Eksternal Makro
Identifikasi faktor-faktor eksternal, meliputi faktor politik, ekonomi,
sosial, dan teknologi (PEST) serta faktor lingkungan industri yang merupakan
analis model lima kekuatan persaingan porter. Secara umum identifikasi faktor
eksternal yang memiliki ruang lingkup luas dan pada dasarnya berada di luar
wilayah operasi perusahaan.
6.1.1
Politik dan Kebijakan Pemerintah
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam mengendalikan laju roda
perekonomian. Peran ini diimplementasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan
yang mengikat semua pihak. Salah satu kebijakan terbaru mengenai pengaturan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah kenaikan harga yang tertuang dalam
Peraturan Menteri ESDM No. 16 Tahun 2008 Tentang Harga Jual Eceran Bahan
Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosin), Bensin Premium dan Minyak Solar
(Gas Oil) Untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan,
Transportasi dan Pelayanan Umum. Kenaikan harga BBM merupakan suatu
ancaman bagi perusahaan. Kenaikan ini menyebabkan biaya operasional menjadi
tinggi yang pada akhirnya berdampak kepada penurunan laba. Kenaikan harga
BBM juga mengakibatkan banyaknya penolakan dalam bentuk demonstrasi yang
menjurus perbuatan anarkis. Kondisi ini menyebabkan adanya kekhawatiran bagi
kalangan dunia usaha karena kurangnya keamanan dalam menjalankan usahanya.
Keberpihakan pemerintah yang rendah ditandai dengan belum adanya
regulasi yang mengatur usaha jasa dekorasi menjadikan pelaku berjalan sendiri
tanpa adanya aturan yang mengikat. Hal ini mengakibatkan adanya ketidakpastian
dalam menjalankan usaha. Ketersediaan bahan baku dan permintaan pasar yang
menjadi faktor penting dalam usaha jasa dekorasi diserahkan kepada mekanisme
pasar. Dengan demikian menjadi sangat sulit untuk memperkirakan kedua faktor
tersebut.
6.1.2 Ekonomi
Kondisi perekonomian akan berpengaruh kepada perusahaan untuk saat ini
dan masa yang akan datang. Selain itu, ekonomi akan sangat mempengaruhi
strategi yang diterapkan perusahaan. Indonesia saat ini sedang dalam tahap
perbaikan perekonomian (recovery) akibat krisis moneter di tahun 1998.
Membaiknya situasi ekonomi memberikan peluang kepada perusahaan karena
kesejahteraan masyarakat membaik dengan meningkatnya tingkat daya beli.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan permintaan terhadap tanaman hias dan
produk dekorasi. Permintaan produk dekorasi Janur Kuning dapat dilihat pada
Lampiran 3.
6.1.3
Sosial Budaya dan Lingkungan
Pertumbuhan jumlah penduduk yang cukup besar disertai dengan tingkat
pendidikan yang semakin tinggi, akan menyebabkan perubahan pada perilaku
gaya hidup masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk juga memberikan peluang
yang besar kepada perusahaan. Dari tahun ke tahun penduduk Indonesia semakin
meningkat. Hal ini menyebabkan semakin banyak orang yang membutuhkan
pekerjaan dan meningkatnya konsumsi. Sehingga perusahaan dapat lebih mudah
dalam memperoleh tenaga kerja. Selain itu peningkatan penduduk berdampak
pada meningkatnya permintaan akan produk dekorasi.
Perkembangan gaya hidup masyarakat di kota besar juga memberikan
peluang bagi perusahaan. Kini masyarakat terutama di kota besar menganggap
tanaman hias terutama bunga tidak hanya sebagai hiasan belaka, tetapi juga
sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan. Barbagai bentuk ucapan dapat
diwakilkan denga bunga seperti ucapan duka cita, selamat dan sukses, dan
ungkapan pribadi lainnya. Generasi muda saat ini juga mulai mengenal budaya
merayakan hari kasih sayang dimana mereka saling bertukar bunga kepada orang
yang disayangi. Hal ini menyebabkan permintaan terhadap tanaman hias semakin
meningkat.
Perkembangan gaya hidup masyarakat di kota besar saat ini cenderung
lebih menyukai penyelenggaraan pesta dan acara pernikahan. Acara pesta dan
pernikahan tersebut cenderung menggunakan jasa dekorasi atau wedding
organizer. Kecenderungan tersebut disebabkan masyarakat lebih menginginkan
kepraktisan dalam penyelenggaraan pesta. Pernikahan merupakan acara penting
dan sekali dalam seumur hidup sehingga acara tersebut diharapkan dapat
berkesan. Masyarakat cenderung menggunakan jasa wedding organizer karena
menginginkan acara berjalan sesuai harapan.
Keanekaragaman suku dalam masyarakat merupakan peluang yang
terbuka, mengingat banyaknya budaya yang melekat dalam suku-suku tersebut.
Keragaman budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk menciptakan desaindesain dekorasi baru. Seperti dalam hal pernikahan, setiap suku akan memiliki
perbedaan dalam tata cara pelaksanaannya. Demikian halnya dengan bunga yang
dipakai, sangat bervariasi dan sesuai dengan selera.
6.1.4
Teknologi
Kemajuan teknologi informasi memiliki dampak terhadap perusahaan,
bagi Janur Kuning, teknologi yang dominan memberikan dampak positif adalah
internet. Janur Kuning telah menggunakan internet sebagai media untuk
melakukan promosi. Hal lain yang diperoleh dari penggunaan internet adalah
mudahnya mengakses informasi mengenai trend dekorasi dari berbagai negara.
Janur Kuning memodifikasi trend dekorasi dengan penyesuaian budaya-budaya
lokal, namun demikian, kemajuan teknologi ini dapat menjadi ancaman.
Mengingat pesaing dapat melakukan hal yang serupa dalam mengetahui akses
selera pasar. Teknologi lain yang dipergunakan Janur Kuning dalam kegiatan
bisnisnya adalah komputer, mesin fax, lampu gantung klasik, pergola jalan,
gebyok, standing flower, standing lamp. Teknologi peralatan dekorasi tersebut
sangat mendukung bagi kegiatan dekorasi Janur Kuning.
6.2.
Analisis Lingkungan Industri
Analisis lingkungan industri dilakukan dengan melakukan analisis strategi
lima kekuatan persaingan dari Porter, yaitu persaingan antar anggota industri,
ancaman masuknya pendatang baru, posisi tawar pemasok, posisi tawar pembeli,
dan ancaman produk stubtitusi. Secara rinci analisis lingkungan industri dibahas
sebagai berikut.
6.2.1
Persaingan Usaha Jasa Dekorasi
Usaha jasa dekorasi yang berada di Jakarta diramaikan dengan adanya
pelaku-pelaku bisnis yang bergerak dibidang usaha ini. Janur Kuning sebagai
salah satu pelaku usaha harus bersaing dengan beberapa perusahaan yang
bergerak dalam bidang yang sama seperti Suryanto Decoration, Agung
Decoration, Meriah, Des Iskandar, Ebimoekti, Dewa Decoration, dan Rumah
Kampung. Persaingan ini mengharuskan Janur Kuning untuk selalu berinovasi
agar memiliki kelebihan dibandingkan dengan para pesaing lainnya.
Produk yang dihasilkan memiliki persamaan, hanya sedikit sekali faktor
pembedanya, sehingga anggota industri mengutamakan persaingan harga,
pelayanan, jenis bunga dan bahan baku yang digunakan, sistem pembayaran,
kualitas hasil, dan model atau tema yang ditawarkan untuk menarik pelanggan.
Selain itu, Janur Kuning dan pesaing lainnya menggunakan media promosi untuk
memperkenalkan produk kepada masyarakat.
6.2.2
Ancaman Masuk Pendatang Baru
Mengacu pada teori Porter (1987) terdapat enam faktor yang menjadi
penghambat bagi masuknya perusahaan pendatang baru kedalam industri, yaitu:
skala industri, permodalan, regulasi pemerintah, biaya beralih pemasok, akses ke
saluran distribusi serta diferensiasi produk.
Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam usaha jasa dekorasi bila
dilihat dari skala industri dan ekonomi relatif rendah, karena memulai usaha ini
tidak diperlukan skala ekonomi yang besar dan permodalan yang tidak terlalu
besar. Secara legal formal, masalah regulasi pemerintah tidak berpengaruh kepada
pendatang baru yang ingin memasuki bisnis ini karena pemerintah tidak
membatasi atau menghambat kepada pendatang baru dengan peraturan-peraturan
tertentu. Bagi pendatang baru, legalitas yang diperlukan hanya ijin mendirikan
usaha. Hambatan masuk juga dapat bersumber dari kreativitas dan pengalaman
melakukan usaha dekorasi. Kreativitas dalam membuat desain dekorasi yang
menarik hingga menata layout ruang tentu tidak dimiliki oleh setiap orang.
Pengalaman juga dapat menjadi penghambat bagi pendatang baru dalam bisnis
dekorasi tersebut. Pengalaman tersebut tidak dapat diperoleh dalam waktu singkat,
sehingga pendatang baru harus mampu bersaing dengan pemain lama yang sudah
berpengalaman.
Biaya beralih pemasok bagi pendatang baru relatif besar mengingat
permintaan bunga dan bahan baku yang masih besar dari perusahaan yang ada.
Hal ini disebabkan banyak bunga dan bahan baku yang diimpor sehingga
memerlukan pemasok yang benar-benar mampu menjaga kesinambungan bahan
baku sesuai dengan pesanan dari konsumen.
Usaha jasa dekorasi tidak memerlukan saluran distribusi untuk
menyampaikan produk ke konsumen. Pelaku usaha hanya menggunakan media
untuk promosi. Untuk itu akses terhadap saluran distribusi tidak menjadi
penghambat bagi pendatang baru.
Sementara itu untuk diferensiasi produk tidak banyak berpengaruh
mengingat cakupan usaha hanya pada dekorasi pernikahan, dekorasi pesta ulang
tahun, seminar dan acara-acara peresmian. Hal terpenting yang harus dilakukan
adalah inovasi produk dengan mengadopsi model-model yang sesuai dengan trend
dan memodifikasi dengan kebudayaan Indonesia.
6.2.3
Posisi Tawar Pemasok
Pemasok memiliki peran yang signifikan bagi perusahaan sebagai mitra
kerja usahanya. Banyak perusahaan yang tidak menguasai sumber-sumber suplai
bunga dan bahan baku sebagai input usaha jasa dekorasi. Oleh karenanya terdapat
ketergantungan antara satu perusahaan yang menghasilkan satu produk tertentu
dengan para pemasoknya. Pemasok berada pada posisi tawar menawar yang kuat
dalam arti dapat mengatur jumlah pasokan serta menaikkan atau menurunkan
harga yang dipesan perusahaan pelanggan.
Kekuatan tawar menawar pemasok dipengaruhi sejumlah kondisi.
Kekuatan tawar menawar pemasok menjadi besar apabila jumlah pemasok
terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran produk yang dipasok bagi
perusahaan serta besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk beralih ke
perusahaan lainnya.
Pemasok pada Janur Kuning terbagi menjadi dua yaitu pemasok tetap dan
pemasok tidak tetap. Pemasok tetap untuk bunga impor adalah Sukarno Florist,
bunga lokal adalah Sweet Unique Florist, daun-daunan adalah Aulia Jaya, oasis
adalah Awing Jaya, styrofoam adalah Sentosa dan kain adalah Azis Mulia.
Sedangkan pemasok tidak tetap untuk bunga impor adalah Chepi Florist, bunga
lokal adalah Toko Bunga Fajar, daun-daunan adalah Ayi Florist.
Kesinambungan bunga dan bahan baku sangat penting terutama bunga
impor. Selama ini belum ada masalah pasokan bunga dan bahan baku bagi Janur
Kuning karena perjanjian kerjasama yang jelas serta kepercayaan mitra terhadap
Janur Kuning. Kepercayaan yang tinggi terhadap Janur Kuning dapat dilihat dari
pembayaran atas pemakaian bunga atau bahan baku yang bisa dibayar sebelum
acara pernikahan atau pada saat bahan baku dikirim.
6.2.4
Posisi Tawar Pelanggan
Pelanggan baru mempengaruhi usaha jasa dekorasi melalui kemampuan
mereka untuk menekan harga, permintaan terhadap kualitas atau pelayanan yang
lebih baik dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dengan lainnya.
Jumlah pelaku usaha yang semakin banyak memberikan kemudahan bagi
pelanggan baru untuk menentukan pilihannya sehingga kekuatan pelanggan cukup
besar dalam mempengaruhi usaha jasa dekorasi.
6.2.5
Ancaman Produk Substitusi
Perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk subtitusi dalam
industri yang sama. Produk substitusi dapat menciptakan batas harga tertinggi
terhadap suatu produk sebelum konsumen beralih ke produk substitusi. Cara
terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan
memantau pangsa pasar yang didapat produk-produk tersebut serta rencana
perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar (David, 2006).
Untuk usaha jasa dekorasi tidak memiliki produk substitusi, dengan
demikian persaingan dalam bidang ini menjadi berkurang. Acara pesta pernikahan
atau acara pesta lainnya umumnya menggunakan jasa dekorasi walaupun hanya
dengan desain yang sederhana. Oleh karena itu jasa dekorasi tidak dapat
digantikan sehingga Janur Kuning tetap dibutuhkan sebagai perusahaan penyedia
jasa dekorasi. Adapun penggunaan bunga-bunga sintetik hanya berpengaruh
terhadap pemasok bunga dan bahan baku lainnya.
6.3.
Analisis Lingkungan Perusahaan
Identifikasi faktor-faktor internal perusahaan meliputi: (1) Manajemen, (2)
Pemasaran, (3) Keuangan, (4) Sumberdaya Manusia, (5) Produksi dan (6)
Penelitian dan Pengembangan.
6.3.1
Analisis Manajemen
Setiap perusahaan baik perusahaan besar atau kecil selalu berlandaskan
atas kerjasama antar karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Jumlah
karyawan yang relatif sedikit dan intensitas pertemuan yang rutin berdampak pada
tingginya kualitas dan kuantitas hubungan antar karyawan. Hubungan personal
antar karyawan terjalin sangat erat melalui interaksi pelaksanaan pekerjaan,
memecahkan permasalahan, dan sebagainya.
Pelaksanaan tugas sehari-hari masih bersifat kekeluargaan sehingga dapat
dilakukan secara bersama-sama. Sistem pengambilan keputusan pada Janur
Kuning masih bersifat terpusat yang dilakukan oleh pemilik sekaligus pemimpin
perusahaan, tetapi dalam pengambilan keputusan pemilik perusahaan berusaha
untuk mengadakan rapat atau diskusi terlebih dahulu dengan seluruh tenaga kerja.
Pemilik perusahaan memiliki kemampuan manajerial yang kompeten, sehingga
dapat mengambil keputusan yang tepat. Permintaan konsumen disesuaikan dengan
kemampuan peralatan dan jumlah karyawan Janur Kuning agar lebih
terkonsentrasi. Rapat evaluasi diadakan setiap satu bulan satu kali untuk
mengevaluasi strategi yang sudah dilaksanakan serta merumuskan strategi baru
guna mempertahankan posisi bersaing di pasar.
Dasar-dasar pengambilan keputusan dalam perusahaan terutama yang
berkaitan dengan hubungan internal perusahaan tidak didasarkan kepada
kebutuhan perusahaan itu sendiri. Selain itu adanya rangkap jabatan
mengakibatkan tidak fokusnya dalam menyelesaikan masalah serta mengurangi
inovasi dan kreatifitas untuk memajukan perusahaan karena terlalu banyak
masalah yang harus dihadapi.
6.3.2
Analisis Keuangan
Sejak awal berdiri tahun 2002, modal perusahaan berasal dari modal milik
sendiri dan belum pernah melakukan pinjaman dana atau kredit kepada bank. Hal
ini disebabkan karena perusahaan masih mampu menjalankan kegiatan
operasional dengan menggunakan keuangan milik sendiri, bahkan hingga saat ini
perusahaan belum pernah mengalami kerugian. Berdasarkan nilai beban hutang
yang tidak dimiliki, dapat dinilai bahwa rasio leverage Janur Kuning sangat kecil
sedangkan rasio likuiditasnya sangat tinggi. Rasio leverage menunjukkan sampai
seberapa jauh suatu perusahaan dalam hal ini Janur Kuning dibiayai oleh pihak
luar (hutang), sedangkan rasio likuiditas bermanfaat untuk mengetahui sampai
seberapa jauh perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Kondisi
tersebut menjadi kekuatan Janur Kuning karena setiap keuntungan yang diperoleh
dapat digunakan kembali untuk menambah modal.
Janur Kuning melakukan pencatatan secara sederhana dengan pembukuan
yang belum dilakukan secara komputerisasi. Semua transaksi keuangan dipegang
oleh bagian keuangan yang meliputi pencatatan laporan penjualan dan menjadi
kasir gaji setiap awal bulan. Sumber pemasukan yang diperoleh Janur Kuning
berasal dari penjualan produk dekorasi dan penyewaan peralatan pendukung
pesta.
Sistem pembayaran pada Janur Kuning terdiri dari dua periode, pada
periode
pertama
30
persen
dibayarkan
setelah
rincian
disetujui
dan
ditandatangani, pada periode kedua adalah pelunasan atau 70 persen dan
dibayarkan paling lambat satu minggu hingga dua hari menjelang acara.
Pembayaran dapat berupa tunai, transfer dan melalui giro. Namun demikian,
sistem pembayaran seperti diatas memungkinkan adanya keterlambatan
pembayaran terutama pada periode kedua. Hal ini mengakibatkan perusahaan
mengalami hambatan untuk memutarkan modal berjalan.
6.3.3
Analisis Pemasaran
Pemasaran adalah hal yang terpenting dalam suatu usaha karena melalui
kegiatan ini akan berdampak langsung pada pendapatan dan eksistensi perusahaan
di pasar. Kegiatan pemasaran pada Janur Kuning dilakukan oleh dua orang tenaga
kerja. Secara rinci pemasaran yang dilakukan oleh Janur Kuning adalah sebagai
berikut:
(a)
Bauran Produk
Janur Kuning menghasilkan produk dengan kualitas baik yang bisa dilihat
dari jenis bunga dan bahan yang digunakan, bentuk rangkaian sesuai dengan
permintaan konsumen dan bisa menghadirkan trend dekorasi terkini. Kualitas
pelayanan Janur Kuning telah mengikat pelanggan yang loyal. Sebuah keuntungan
karena konsumen yang puas dapat menjadi media promosi dari mulut ke mulut.
(b)
Bauran Tempat
Janur Kuning berlokasi di jalan Sulaiman No.49A Rawa Belong, Jakarta
Barat. Lokasi perusahaan sangat strategis karena dekat dengan pusat penjualan
bunga dan tanaman hias di wilayah Jakarta. Sifat alami bunga yang mudah rusak
mengharuskan Janur Kuning memiliki tempat untuk menyimpan bunga dan
perlengkapan dekorasi. Akan tetapi lokasi utama tidak memungkinkan perusahaan
memiliki tempat penyimpanan karena keterbatasan lahan. Oleh karena itu untuk
mengatasi hal ini, Janur Kuning memiliki tempat atau gudang di tempat lain untuk
menyimpan perlengkapan dekorasi yang tidak tertampung di lokasi usaha utama.
Jarak lokasi gudang yang jauh dari lokasi usaha utama memungkinkan adanya
hambatan terutama apabila membutuhkan perlengkapan dalam waktu yang cepat.
(c)
Bauran Harga
Penentuan harga Janur Kuning didasarkan luas gedung, tema dekorasi, dan
jenis input yang digunakan. Pada momen-momen tertentu seperti bulan haji,
sebelum bulan ramadhan, tahun baru, dan tanggal-tanggal cantik, harga yang
ditetapkan Janur Kuning mengalami kenaikan hampir 30 persen karena bunga dan
bahan baku yang digunakan juga mengalami kenaikan.
Konsumen Janur kuning adalah konsumen menengah dan atas. Kesepakatan
harga tidak hanya dari perusahaan saja, tetapi konsumen juga turut mengambil
bagian dalam menetapkan harga jasa dekorasi. Hal ini berlaku bagi konsumen
yang ingin menentukan tema acaranya sendiri. Sedangkan bagi konsumen yang
tidak ingin menentukan tema, Janur Kuning menawarkan paket dekorasi yaitu
paket A (500 orang) Rp 45.000.000, paket B (800 orang)
Rp 65.000.000, dan
paket C (1000 orang) Rp 75.000.000. Paket-paket tersebut sudah termasuk
dekorasi pelaminan, dekorasi tambahan, katering, foto dan video shooting, rias
pengantin, dan musik atau organ tunggal. Selain itu perusahaan memberikan
bonus-bonus bagi konsumen seperti dekorasi kamar pengantin, hand bouqet,
ekstra dekorasi panggung musik, dan janur lengkung pintu masuk sesuai dengan
perjanjian dan negosiasi dari pihak konsumen dan perusahaan.
(d)
Bauran Promosi
Wilayah pemasaran mencakup Jakarta dan sekitarnya serta pemesanan jasa
dekorasi ke berbagai kota seperti Kalimantan, Sulawesi dan sebagainya. Janur
Kuning memiliki keunggulan yaitu memiliki mitra katering, foto dan video
shooting, rias pengantin, souvenir pernikahan dan kartu undangan yang
memudahkan konsumen dalam melaksanakan pesta pernikahan. Citra perusahaan
yang baik di mata konsumenya karena palayanan yang memuaskan, bonus yang
diberikan, sistem pembayaran yang mudah serta mengutamakan kualitas
rangkaian produk dekorasi untuk memuaskan konsumen.
Janur Kuning melakukan berbagai kegiatan promosi untuk memperluas
pasarnya. Promosi yang dilakukan yaitu pemasangan iklan di media cetak dan
internet. Pada media cetak seperti majalah Anggun dan Perkawinan. Sedangkan
pada internet Janur Kuning memasang iklan di www.weddingku.com. Promosi
lain yang dilakukan perusahaan adalah mencetak brosur dan menyebarkan pada
setiap acara berlangsung serta menitipkan kepada pengelola gedung-gedung di
Jakarta dan sekitarnya.
Selain itu perusahaan sering mengikuti pameran-pameran pernikahan yang
diadakan di Jakarta dan sekitarnya serta menjalin hubungan baik dengan wedding
organizer dan mitra. Bagian pemasaran juga melakukan survei untuk mengetahui
kepuasan konsumen dengan cara menanyakan secara langsung kepada konsumen
pada saat melakukan transaksi dan satu hari setelah acara berlangsung. Selebihnya
promosi Janur Kuning kebanyakan dilakukan oleh konsumen sendiri dengan
mempromosikan produk dekorasi kepada keluarga, rekan-rekan, dan lingkungan
mereka. Hal ini terjadi karena kepuasan konsumen terhadap pelayanan Janur
Kuning dan produk dekorasi yang memuaskan dan mengedepankan kualitas
produk.
6.3.4
Analisis Sumberdaya Manusia
Usaha jasa dekorasi memerlukan tenaga kerja yang terampil dan memiliki
kreatifitas yang tinggi. Hal ini diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar yang
dinamis. Janur Kuning menyadari pentingnya tenaga kerja sehingga pemenuhan
tenaga kerja terutama perangkai bunga didasarkan pada kemampuan dan
kapasitas. Secara rinci tenaga kerja pada Janur Kuning terdiri dari:
(a)
Tenaga Kerja Tetap
Tenaga kerja tetap berjumlah tujuh orang yang keseluruhannya adalah laki-
laki. Tingkat pendidikan tenaga kerja antara tingkat SMA sampai S1 dengan usia
27 sampai 42 tahun. Tenaga kerja diseleksi sesuai dengan bagian yang dibutuhkan
perusahaan. Pengalaman kerja paling lama adalah Antoni dan Dedi dengan
pengalaman kerja lima tahun. Janur Kuning mempunyai tenaga kerja yang
terampil, yang ditunjukkan dengan pengalaman kerja. Ketrampilan perangkai
bunga juga selalu ditingkatkan dengan cara mengikutsertakan mereka pada
perlombaan dekorasi pada acara wedding expo yang diadakan dua kali dalam
setahun. Ketrampilan tenaga kerja Janur Kuning juga dapat ditunjukkan dari
tingkat kesulitan setiap desain, maupun kreativitas dalam membuat desain tema
yang selalu berbeda untuk setiap konsumen.
Tabel 15. Karakteristik Tenaga Kerja Tetap Pada Janur Kuning, Rawa
Belong, Jakarta Barat Tahun 2008
Umur
Pengalaman
No Nama
Pendidikan
Jabatan
(Tahun) Bekerja (Tahun)
1. Bahar
42
3
S1
Keuangan
2. Antoni
35
5
S1
Pemasaran
3. Haroji
33
1
D3
Pemasaran
4. Angga
30
1
SMA
Perangkai
5. Emon
30
1
SMA
Perangkai
6. Dedi
36
5
SMA
Perangkai
7. Deni
27
3
SMA
Perangkai
(b)
Tenaga Kerja Tidak Tetap
Tenaga kerja tidak tetap jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dekorasi.
Apabila tenaga kerja tetap yang dimiliki Janur Kuning tidak mencukupi untuk
mengerjakan dekorasi, maka akan diambil tenaga kerja tidak tetap. Tingkat
pendidikan tenaga kerja antara lulusan SMP sampai SMA dengan usia 25 sampai
35 tahun.
Jam kerja bagi semua tenaga kerja tidak terbatas karena tergantung dari
pesanan dekorasi dari konsumen. Jika konsumen melakukan pemesanan dekorasi
di pagi hari maka tenaga kerja mulai mengerjakan dekorasi pada malam hingga
menjelang pagi hari. Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan adalah tempat
tinggal di toko dan makan tiga kali sehari.
Adapun sistem upah yang diberlakukan di Janur Kuning adalah sebagai
berikut:
(a)
Upah Kerja
Upah kerja adalah kompensasi yang diberikan untuk tenaga kerja. Upah
yang diberikan kepada tenaga kerja tetap sebesar Rp 600.000- Rp 1.500.000 per
bulan. Selain upah kerja pokok, tenaga kerja tetap akan mendapatkan upah
tambahan Rp 100.000 – Rp 300.000 setiap kali mengerjakan dekorasi, upah ini
juga akan diterima oleh tenaga kerja tidak tetap setiap kali mengerjakan dekorasi.
(b)
Bonus
Bonus adalah kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja pada saat
mengerjakan dekorasi. Bonus yang diberikan kepada tenaga kerja berkisar
Rp 75.000 – Rp 150.000. Bonus dapat diambil setelah pembongkaran dekorasi
atau satu hari setelah acara berlangsung.
Dilihat dari jumlah karyawan, Janur Kuning belum memenuhi kapasitas
seharusnya. Indikasi ini dapat dilihat dari adanya rangkap jabatan pada setiap
posisi terutama ketika adanya pemesanan dalam jumlah yang besar dan lebih dari
satu acara dekorasi. Dalam kegiatan sehari-hari juga terjadinya rangkap tugas
seperti bagian keuangan yang merangkap bagian pemasaran begitu pun
sebaliknya.
6.3.5
Analisis Produksi
Janur Kuning beroperasi dengan kondisi dan fasilitas yang sederhana.
Proses produksi mulai dilakukan dengan penciptaan ide tema dekorasi sesuai
keinginan konsumen, adat istiadat, profesi calon pengantin, profesi orang tua
calon pengantin, trend dekorasi, dan hobi calon pengantin sekurang-kurangnya
satu bulan sebelum acara berlangsung. Setelah tema ditentukan maka Janur
Kuning membuat ide dekorasi dan perencanaan kebutuhan input.
Satu minggu sebelum acara dilangsungkan, bagian pemasaran Janur
Kuning mengadakan pertemuan dengan calon pengantin beserta keluarga, panitia
pelaksana, dan pihak katering untuk membicarakan konsep acara. Tim dekorasi
mengerjakan pemahatan styrofoam jika konsumen memesan tema yang tidak
menggunakan gebyok.
Satu hari sebelum acara dilangsungkan, Janur Kuning mempersiapkan
seluruh input yang dibutuhkan. Janur Kuning juga menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang akan digunakan. Proses pembuatan jasa dekorasi dimulai
dengan pembuatan dekorasi pelaminan, taman, pergola jalan, pemasangan tenda
dan pemasangan lampu.
6.4.
Identifikasi Faktor Eksternal dan Internal
Faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan
ancaman serta kekuatan dan kelemahan perusahaan berasal dari identifikasi
terhadap lingkungan internal dan eksternal Janur Kuning seperti yang dilakukan
sebelumnya. Hasil identifikasi tersebut akan digunakan matriks EFE dan IFE.
6.4.1
Identifikasi Peluang dan Ancaman Perusahaan
Berdasarkan analisis terhadap lingkungan eksternal Janur Kuning maka
diperoleh peluang dan ancaman yang terkait dengan situasi persaingan serta
kondisi eksternal perusahaan saat ini. Sejumlah peluang dan ancaman yang
diperoleh dari hasil analisis terhadap situasi politik, ekonomi, sosial budaya dan
lingkungan, serta teknologi (PEST) dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Identifikasi Faktor Eksternal Janur Kuning
Aspek
Politik dan
Kebijakan
Pemerintah
Ekonomi
Sosial, Budaya
dan Demografi
Teknologi
Persaingan
Usaha Jasa
Dekorasi
Ancaman
Pendatang Baru
Ancaman
Produk
Substitusi
Pemasok
Peluang
Ancaman
-
Kebijakan kenaikan tarif bahan
bakar minyak;
-
- Keanekaragaman budaya;
- Wilayah pemasaran yang
masih luas
- Kecenderungan
masyarakat
dalam menggunakan jasa
wedding organizer
Perkembangan
teknologi
informasi melalui internet
yang
kurang
-
-
-
Jumlah pesaing dan tingkat
persaingan yang ketat.
-
Hambatan masuk usaha yang
masih kecil.
Tidak adanya produk substitusi
untuk jasa dekorasi
-
Keterjaminan pasokan bahan
baku
-
-
Konsumen
baru
memiliki
kekuatan menentukan pilihan
Konsumen
6.4.2
Iklim usaha
kondusif
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan internal yang mengacu
pada aktifitas Janur Kuning yang terdiri dari sistem manajemen, keuangan,
pemasaran, sumberdaya manusia, produksi serta penelitian dan pengembangan
perusahaan diperoleh sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terkait pada setiap
aktivitas tersebut seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Identifikasi Faktor Internal Janur Kuning
Aspek
Manajemen
Sumberdaya Manusia
Sumberdaya Keuangan
Produksi
Pemasaran
Kekuatan
Sumberdaya manusia yang
terampil dalam membuat
produk dekorasi
Kemampuan modal usaha
yang memadai
Kualitas produk yang baik
- Media promosi yang
beragam;
- Mitra kerja yang memiliki
spesifikasi;
- Lokasi usaha yang
strategis.
Kelemahan
Tidak adanya spesifikasi
pekerjaan
- Belum melakukan
pembukuan secara
terorganisir.
- Pembayaran konsumen
yang terlambat.
-
Lokasi gudang yang
terpisah-pisah
BAB VII
FORMULASI STRATEGI
7.1.
Analisis Matriks EFE Dan IFE
Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
perusahaan maka dibuat matriks EFE dan matriks IFE. Matriks EFE berisi
peluang dan ancaman, sedangkan matriks IFE berisi faktor kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Bobot dalam matriks EFE dan IFE mengacu pada
pengembangan usaha jasa dekorasi Janur Kuning. Penetapan bobot dilakukan oleh
pihak Janur Kuning dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Selanjutnya
data diolah dengan membandingkan kepentingan relatifnya satu sama lain
sehingga dapat diketahui nilai faktor yang berpengaruh terhadap Janur Kuning.
Nilai relatif untuk setiap faktor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai faktor,
kemudian nilai total faktor pada masing-masing variabel dibagi dengan nilai
keseluruhan faktor yang diidentifikasi sehingga dihasilkan besarnya bobot yang
diperlukan.
Rating pada matriks EFE dan IFE berdasarkan efektifitas strategi Janur
Kuning. Penetapan rating dilakukan dengan melihat kondisi Janur Kuning sebagi
respon terhadap strategi yang dijalankan dengan cara mengadakan wawancara dan
menyebarkan kuesioner kepada pihak manajemen. Pemberian rating pada setiap
faktor-faktor strategis yang terdapat pada matriks EFE dan IFE dilakukan oleh
pihak manajemen Janur Kuning.
7.1.1
Analisis Matriks EFE
Matriks EFE merangkum faktor kunci yang terkait dengan serangkaian
peluang dan ancaman yang dihadapi Janur Kuning pada kondisi aktual saat ini
yang diperoleh dari analisis deskriptif pada tahapan sebelumnya (input stage).
Elemen strategis eksternal terdiri dari enam peluang dan delapan ancaman dalam
usaha jasa dekorasi yang dihadapi Janur Kuning dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Faktor Strategis Eksternal Janur Kuning
No
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Rating
Skor
PELUANG
1
Wilayah pasar yang masih luas
0.102
2.50
0.25
2
Teknologi informasi melalui internet
0.079
3.75
0.30
3
Keterjaminan pasokan bahan baku
0.079
3.75
0.30
4
Keanekaragaman budaya
0.077
3.75
0.29
0.079
3.50
0.28
0.099
2.50
0.25
5
6
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa
WO
Tidak adanya produk substitusi untuk jasa
dekorasi
ANCAMAN
1
Iklim usaha yang kurang kondusif
0.094
3.25
0.31
2
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM)
0.081
3.25
0.26
3
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang
ketat
0.106
2.75
0.29
0.100
2.00
0.20
0.103
2.25
0.23
4
5
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
Konsumen baru memiliki kekuatan
menentukan pilihan
1
2.96
Sumber: Data Primer (Diolah), 2008
Tabel 18 menunjukkan bahwa Janur Kuning memiliki enam faktor
peluang dan enam faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah:
(1) Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3)
Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman budaya; (5)
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6) Tidak adanya produk
substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancaman bagi
Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang kondusif; (2) Kebijakan
kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3) Jumlah pesaing dan tingkat
persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk usaha yang masih kecil; (5)
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap bobot relatif untuk masing-masing
faktor menunjukkan bahwa faktor strategis eksternal yang merupakan peluang
relatif tertinggi adalah wilayah pasar yang masih luas dengan nilai bobot 0.102,.
Nilai rating 2.50 menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memanfaatkan
peluang belum maksimal.
Berdasarkan hasil respondensi, faktor kunci strategis eksternal yang
merupakan ancaman terbesar bagi Janur Kuning adalah jumlah pesaing dan
tingkat persaingan yang ketat dengan nilai bobot sebesar 0.106. Sementara untuk
mengukur respon Janur Kuning dalam mengatasi ancaman dapat dilihat dari nilai
rating. Nilai rating untuk jumlah pesaing dan tingkat persaingan bagi Janur
Kuning adalah 2.75 artinya Janur Kuning belum mampu mengatasi dengan baik.
Hasil analisis matriks EFE pada Janur Kuning yang meliputi seluruh faktor
strategis eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman diperoleh jumlah nilai
yang dibobot (skor) sebesar 2.96. Total nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kemampuan rata-rata dalam usahanya untuk menjalankan strategi yang
memanfaatkan peluang atau ancaman eksternal.
7.1.2
Analisis Matriks IFE
Matriks IFE memuat seluruh faktor internal utama yang meliputi kekuatan
serta kelemahan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini terkait dengan
kompetensi strategis yang dimilikinya. Elemen strategis internal yang terdiri dari
delapan kekuatan dan lima kelemahan dalam usaha jasa dekorasi yang dihadapi
Janur Kuning dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Faktor Strategis Internal Janur Kuning
No Faktor Strategis Internal
[
Bobot Rating Skor
KEKUATAN
1
2
3
4
5
6
Kualitas produk yang baik
0.089
4.00
0.36
Media promosi yang beragam
0.089
3.75
0.33
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat
produk dekorasi
0.085
4.00
0.34
Kemampuan modal usaha yang memadai
0.101
3.50
0.36
Lokasi usaha yang strategis
0.096
3.75
0.36
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
0.086
4.00
0.34
KELEMAHAN
1
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
0.119
1.25
0.15
2
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
0.115
1.50
0.17
3
Pembayaran konsumen yang terlambat
0.094
1.75
0.16
4
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
0.126
1.25
0.16
Total
1
2.73
Pada Tabel 19 menunjukkan bahwa terdapat enam faktor kunci kekuatan
internal dan empat faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktor-faktor kunci
kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik; (2) Media promosi
yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk
dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang memadai; (5) Lokasi usaha yang
strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor
kelemahan Janur Kuning adalah (1) Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2)
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen
yang terlambat; (4) Lokasi gudang yang terpisah-pisah.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa faktor kunci strategis internal
dengan pengaruh kekuatan tertinggi terhadap Janur Kuning adalah kemampuan
modal usaha yang memadai dengan bobot 0.101. Faktor kunci ini merupakan
kekuatan utama bagi Janur Kuning karena memiliki kepentingan terbesar dalam
mengembangkan usaha untuk masa yang akan datang. Dilihat dari nilai rating
sebesar 3.50, maka Janur Kuning belum memanfaatkan secara optimal kekuatan
yang paling berpengaruh kepada perusahaan. Sementara itu untuk faktor
kelemahan terbesar perusahaan adalah lokasi gudang yang terpisah-pisah dengan
nilai bobot 0.126. Untuk pengembangan perusahaan harus memperhatikan dan
memperbaiki faktor ini. Dilihat dari nilai rating sebesar 1.25, maka Janur Kuning
belum optimal dalam meminimalkan faktor kelemahan ini.
Hasil analisis matriks IFE pada Janur Kuning meliputi seluruh faktor
strategis internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan diperoleh jumlah nilai
skor sebesar 2.73. Total nilai menunjukkan bahwa perusahaan berada pada tingkat
rata-rata didalam kekuatan internal keseluruhannya. Kondisi ini mengisyaratkan
bahwa Janur Kuning dituntut lebih optimal dalam memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki serta mereduksi berbagai kelemahan dalam rangka menunjang
keberhasilan usaha.
7.1.3 Analisis Matriks IE
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang
diberi bobot pada sumbu X dan total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu Y.
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE maka diperoleh skor sebesar 2,73 dan
analisis EFE diperoleh skor sebesar 2,96. Gabungan nilai tersebut menempatkan
perusahaan pada kuadaran V yaitu strategi pertahankan dan pelihara, sehingga
strategi yang sesuai untuk dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan
produk.
MATRIKS IE
TOTAL NILAI EFE
4.00
3.00
2.00
1.00
1.00
2.00
3.00
4.00
TOTAL NILAI IFE
Gambar 10. Analisis Matriks IE
7.2.
ANALISIS MATRIKS SWOT
Analisis matriks SWOT yang dilakukan terhadap Janur Kuning
menghasilkan 8 (delapan) macam strategi yang dikelompokkan ke dalam empat
sel. Representatif skematis dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Analisis Matriks SWOT pada Janur Kuning 2008
Internal
Eksternal
(O)
Peluang:
1. Wilayah pemasaran yang masih
luas
2. Perkembangan teknologi informasi
3. Keterjaminan pasokan bahan baku
4. Stabilitas nilai kurs
5. Keanekaragaman budaya
6. Kecenderungan
masyarakat
menggunakan jasa WO
7. Tidak adanya produk substitusi
untuk jasa dekorasi
(T)
Ancaman:
1. Iklim usaha yang kurang kondusif
2. Kebijakan kenaikan harga BBM
3. Jumlah pesaing dan tingkat
persaingan yang ketat
4. Hambatan masuk usaha yang masih
kecil
5. Konsumen baru memiliki kekuatan
menentukan pilihan
Strategi S – O
(W)
Kelemahan:
1. Tidak
adanya
spesialisasi
pekerjaan
2. Belum melakukan pembukuan
dengan terorganisir
3. Pembayaran konsumen yang
terlambat
4. Lokasi gudang yang terpisahpisah
Strategi W – O
1. Diversifikasi paket dekorasi (S1, S2,
S3, S4, S5, S6, O1, O3, O5, O6)
1. Memaksimalkan fungsi gudang
(W4, O1)
(S)
Kekuatan:
1. Kualitas produk yang baik.
2. Media promosi yang beragam
3. Sumberdaya
manusia
yang
terampil
4. Kemampuan modal usaha yang
memadai
5. Lokasi usaha yang strategis
6. Mitra kerja yang memiliki
spesialisasi
2. Penetrasi pasar melalui strategi
promosi (S1, S2, S3, S4, S5, S6, O1,
O2, O3, O5, O7)
Strategi S – T
1. Melakukan kerjasama dengan mitra
(S4, S5, S6, T1, T2, T3)
Strategi W- T
1. Perbaikan sistem pembayaran
dan pembukuan (W1, W2, W3,
W4, T3, T4, T5)
Selanjutnya deskripsi terhadap keempat kelompok strategi tersebut
diuraikan pada penjelasan di bawah ini
i.
Strategi S-O
Melalui strategi S-O ini Janur Kuning menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang. Terdapat dua strategi yang sangat mungkin dilakukan
yaitu:
1. Diversifikasi paket dekorasi.
Sejumlah kekuatan yang dimiliki Janur Kuning seperti kualitas
produk yang baik serta bentuk dekorasi yang mengikuti selera pelanggan,
sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan modal usaha yang
memadai. Strategi diversifikasi dekorasi diperolah dari penyesuaian
kekuatan-kekuatan tersebut dengan beberapa peluang dilingkungan
eksternal. Peluang yang dimaksud terdiri dari wilayah pasar yang masih
terbuka, teknologi informasi merangkai bunga yang terus berkembang,
kemudahan pasokan bahan baku, dan keanekaragaman budaya yang
dimiliki bangsa Indonesia pada umumnya dan budaya masyarakat yang
berdomisili di wilayah Jabodetabek pada
khususnya. Trend dekorasi
terkini menurut keanekaragaman budaya dengan mudah dapat diakses
melalui media elektronik maupun media cetak.
Bentuk diversifikasi yang dilakukan oleh Janur Kuning adalah
strategi diversifikasi konsentris yaitu menambah produk baru namun
masih berkaitan, seperti menambah pilihan paket-paket jasa dekorasi
berdasarkan jumlah tamu dan kisaran harga yang lebih terjangkau dengan
tujuan membuka segmentasi pasar yang lebih luas.
2. Penetrasi pasar melalui strategi promosi.
Kemampuan menjalin hubungan baik dengan mitra kerja yang
memilki spesialisasi serta
strategi pemasaran yang dimiliki dapat
dimanfaatkan Janur Kuning untuk penetrasi pasar. Kegiatan ini didukung
oleh potensi pasar yang masih luas. Sementara ini usaha Janur Kuning
masih menggarap pasar di wilayah Jakarta, sehingga masih ada peluang
untuk melakukan pengembangan namun tetap mempertahankan pasar yang
ada. Adapun wilayah yang menjadi sasaran pengembangan pasar adalah
Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi. Pengembangan pasar Janur
Kuning dapat dilakukan melalui strategi promosi yang lebih gencar dengan
memanfaatkan
media cetak dan elektronik. Teknologi informasi yang
terus berkembang menjadi alat promosi yang murah dan cepat serta dapat
diakses oleh semua tingkatan konsumen. Memelihara hubungan baik
dengan mitra juga harus terus dibina karena merupakan alat yang cukup
efektif sebagai media promosi.
(2) Strategi S-T
Strategi ini digunakan oleh Janur Kuning untuk mengatasi ancaman atas
kekuatan yang dimiliki perusahaan melalui melakukan kerjasama dengan
mitra. Adanya kecendrungan iklim usaha yang tidak kondusif ditambah
dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terus melambung ini tentunya
akan sangat berpengaruh terhadap usaha Janur Kuning, terutama masalah
pengembangan usaha dan naiknya harga produk dekorasi yang akan
berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha. Hal diatas diperberat dengan
semakin ketatnya persaingan produk jasa dekorasi dan banyaknya pendatang
baru.
Permasalahan diatas dapat diatasi apabila Janur Kuning dapat
meningkatkan kemampuan
perencanaan yang mempertimbangkan semua
aspek yang mempengaruhi dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan
berupa kepemilikan
Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang terampil,
permodalan usaha yang memadai, dan memiliki lokasi usaha yang strategis
serta peningkatkan kerjasama dengan semua mitra terutama mitra katering
dikarenakan faktor terhadap kualitas makanan menjadi salah indikator
terpenting didalam penilaian suatu wedding organizer. Berhubungan dengan
hal ini sebaiknya Janur Kuning melakukan langkah kerjasama dengan
membuat kontrak kerja dengan mitra yang memiliki spesialisasi khusus yang
didalamnya memuat beberapa ketentuan yang saling menguntungkan kedua
belah pihak.
(3) Strategi W-O
Strategi ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan perusahaan dengan
memanfaatkan peluang yang dimiliki dengan menerapkan strategi yaitu
memaksimalkan fungsi gudang. Lokasi gudang yang terpisah-pisah atau
berjauhan dengan lokasi usaha utama dapat mengurangi kemampuan
produktifitas dan efisiensi waktu serta biaya yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kemampuan dan kecepatan pelayanan terhadap konsumen.
sehingga diperlukan kebijakan untuk lebih memaksimalkan fungsi gudang,
jika sebelumnya hanya sebagai tempat penyimpanan peralatan tetapi gudang
yang ada juga dapat digunakan sebagai tempat promosi dalam rangka
memperluas wilayah pasar.
(4) Strategi W-T
Strategi ini dilakukan untuk mengatasi kelemahan sekaligus ancaman yang
dimiliki Janur Kuning. Strategi yang dapat diterapkan adalah perbaikan
sistem pembayaran dan pembukuan. Kelemahan selama ini yang terdapat di
Janur Kuning adalah tidak adanyaa spesialisasi pekerjaan, belum melakukan
pembukuan dengan teratur, serta pembayaran konsumen yang terlambat. Hal
ini merupakan tantangan perusahaan kedepan untuk itu diperlukan perbaikan
sistem pembayaran dan pembukuan.
7.3.
Analisis QSPM
Proses selanjutnya yang merupakan tahap akhir dari perumusan strategi
adalah pemilihan strategi terbaik dengan menggunakan alat analisis QSPM
berdasarkan hasil analisis SWOT. Penggunaan QSPM didasarkan pada tujuan
untuk memperoleh strategi alternatif terbaik yang dapat diimplementasikan serta
sesuai dengan arah kebijakan dan kondisi riil perusahaan.
Faktor-faktor kunci dalam matriks QSPM merupakan seluruh lingkup
faktor strategi ekternal dan internal yang terkait dengan keberadaan perusahaan
dan kondisi riil yang tengah dihadapi perusahaan yang memberikan serangkaian
peluang dan ancaman serta identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Bobot penilaian merupakan total nilai terbobot dari masing-masing
faktor yang telah dirata-ratakan, dimana bobot tersebut besarnya sama dengan
yang digunakan pada matriks EFE dan IFE.
Nilai AS menunjukkan daya tarik masing-masing strategi terhadap faktor
kunci yang dimiliki, nilai AS diperoleh melalui kuesioner yang ditujukan kepada
responden, yaitu pimpinan Janur Kuning yang memiliki tanggung jawab penuh
terhadap proses manajemen dan aktifitas Janur Kuning. Masing-masing
responden memberikan nilai daya tarik terhadap setiap strategi. Nilai TAS
diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan AS dari tiap faktor kunci strategis.
Hasil dari kedua responden tersebut kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan
nilai total TAS.
Berdasarkan hasil analisis QSPM maka strategi terbaik yang harus
dilakukan Janur Kuning saat ini adalah dengan nilai STAS tertinggi yaitu
penetrasi pasar melalui strategi promosi sebesar 3.116. Dengan demikian Janur
Kuning harus mampu memperluas cakupan pasar yang saat ini hanya berfokus
pada Jabodetabek. Selain itu perluasan pasar juga dilakukan pada segmentasi
pelanggan. Jika saat ini Janur Kuning hanya berfokus pada konsumen kelas atas,
maka kedepan Janur Kuning harus mampu menangkap konsumen menengah
kebawah. Selengkapnya strategi yang dapat diimplementasikan Janur Kuning
berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut:
1.
Penetrasi pasar melalui strategi promosi (3.116);
2. Diversifikasi paket dekorasi (2.813);
3. Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan (2.291);
4. Melakukan kerjasama dengan mitra (2.172);
5. Memaksimalkan fungsi gudang (2.025).
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis faktor eksternal, maka terdapat enam faktor peluang
dan delapan faktor ancaman. Faktor-faktor yang menjadi peluang adalah: (1)
Wilayah pasar yang masih luas; (2) Teknologi informasi melalui internet; (3)
Kemudahan mendapatkan pasokan bahan baku; (4) Keanekaragaman
budaya; (5) Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO serta (6)
Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi. Sedangkan faktor yang
menjadi ancaman bagi Janur Kuning adalah: (1) Iklim usaha yang kurang
kondusif; (2) Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM); (3)
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat; (4) Hambatan masuk
usaha yang masih kecil; (5) Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan
pilihan.
2.
Berdasarkan hasil analisis faktor internal, maka terdapat enam faktor kunci
kekuatan internal dan lima faktor kunci kelemahan Janur Kuning. Faktorfaktor kunci kekuatan Janur Kuning adalah: (1) Kualitas produk yang baik;
(2) Media promosi yang beragam; (3) Sumberdaya manusia yang terampil
dalam membuat produk dekorasi; (4) Kemampuan modal usaha yang
memadai; (5) Lokasi usaha yang strategis; (6) Mitra kerja yang meiliki
spesialisasi. Sedangkan faktor-faktor kelemahan Janur Kuning adalah (1)
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan; (2) Belum melakukan pembukuan
secara terorganisir; (3) Pembayaran konsumen yang terlambat; (4) Lokasi
gudang yang terpisah-pisah.
3.
Hasil dari analisis IE menempatkan perusahaan pada kuadaran V yaitu
strategi pertahankan dan pelihara, sehingga strategi yang sesuai untuk
dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat
dijalankan Janur Kuning, yaitu: (1) Penetrasi pasar melalui strategi
promosi; (2) Diversifikasi paket dekorasi; (3) Melakukan kerjasama dengan
mitra; (4) Memaksimalkan fungsi gudang; (5) Perbaikan sistem pembayaran
dan pembukuan.
4.
Proses pengambilan keputusan dalam penentuan alternatif strategi terbaik
dilakukan melalui analisis QSPM. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah penetrasi pasar melalui
strategi promosi dengan nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 3.116.
8.2
1.
Saran
Janur Kuning dapat mengimplementasikan strategi yang direkomendasikan
dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian terhadap kondisi internal
perusahaan terutama faktor kelemahan yaitu tidak adanya spesialisasi
pekerjaan, belum melakukan pembukuan secara terorganisir, pembayaran
konsumen yang terlambat, serta lokasi gudang yang terpisah-pisah.
2.
Implementasi strategi utama yang muncul dari hasil analisis harus ditunjang
oleh strategi lainnya karena merupakan satu kesatuan utuh dalam
mengembangkan usaha jasa dekorasi;
3.
Janur Kuning harus mampu berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang
baik kepada semua pihak terutama mitra usaha dan pesaing. Hal ini
dilakukan dalam rangka menciptakan iklim usaha dan persaingan yang
sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Widia. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan
Berbahan Baku Biofarmaka Pada Home Industry Lisna Agung, Kabupaten
Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Tanaman Obat-obatan dan Hias.
Budiman, Arif. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha PT. Madu Pramuka
Jakarta. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
David, Fred.R. 2006. Manajemen Strategis. Edisis ke Sembilan. Salemba 4.
Jakarta
Endah, Joesi. 2002. Membuat Tanaman Hias Rajin Berbunga. AgroMedia
Pustaka. Jakarta
Imran, Findri Miranty. 2003. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nenas
Mekarsari. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Rositasari, Winda Eka.2006. Analisis Strategi Pemasaran Tanaman Hias Daun
Dalam Pemanfaatan SebagaiDaun Potong Pada Pesona Daun Emas Asri,
Ciawi Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Safitri, Deviriana. 2004. Hubungan Faktor-Faktor Internal Perusahaan Yang
Mempengarui Harga Jual Dengan Keuntungan Pada Usaha Perdagangan
Buket Bunga Hebras Holland di Pasar Bunga Wastu Kencan Bnadung.
Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sari, Wulan. 2006. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Sistem Manajemen
Strategis dan Istrumen Pengukuran Kinerja Pada Restoran Papa Ron’s Pizza
Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sinulingga, Masta Herawati. 2006. Analisis Manajemen Strategis PT Anggrek
Persada Indah Dalam Menghadapi Persaiangan Bisnis Anggrek
Dendrobium. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Syarif, Annisa. 2005. Analisis Kepuasan Konsumen Bunga Potong Dalam Bentuk
Rangkaian Pada Florist S Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Umar, Husein. 2003. Strategic Management In Action. Cetakan ke tiga. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Media Promosi Janur Kuning Jakarta
Lampiran 2. Contoh Produk Dekorasi Pernikahan pada Janur Kuning Jakarta
Lampiran 3. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning
Faktor Strategis Eksternal
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Bobot Rata-Rata
PELUANG
Wilayah pasar yang masih luas
0.074
0.080
0.078
0.077
0.077
Teknologi informasi melalui internet
0.078
0.077
0.082
0.080
0.079
Keterjaminan pasokan bahan baku
0.074
0.084
0.078
0.080
0.079
Keanekaragaman budaya
0.071
0.080
0.139
0.117
0.102
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
0.078
0.080
0.082
0.077
0.079
Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi
0.097
0.084
0.089
0.128
0.099
Iklim usaha yang kurang kondusif
0.112
0.109
0.082
0.120
0.106
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
0.086
0.080
0.082
0.077
0.081
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
0.115
0.091
0.082
0.088
0.094
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
0.089
0.106
0.121
0.084
0.100
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
0.126
0.128
0.085
0.073
0.103
1
1
1
1
1
ANCAMAN
Jumlah
Lampiran 4. Pembobotan Terhadap Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning
Faktor Strategis Internal
KEKUATAN
Kualitas produk yang baik
Media promosi yang beragam
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi
Kemampuan modal usaha yang memadai
Lokasi usaha yang strategis
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
KELEMAHAN
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
Pembayaran konsumen yang terlambat
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
Jumlah
Responden
1
Responden
2
Responden
3
Responden
4
Bobot RataRata
0.0837
0.0837
0.0837
0.1381
0.0837
0.0837
0.093
0.105
0.089
0.089
0.076
0.093
0.087
0.079
0.075
0.087
0.137
0.079
0.092
0.088
0.092
0.092
0.088
0.088
0.089
0.089
0.085
0.101
0.096
0.086
0.1381
0.1381
0.0837
0.0837
1
0.110
0.097
0.101
0.148
1
0.104
0.108
0.095
0.149
1
0.126
0.117
0.096
0.121
1
0.119
0.115
0.094
0.126
1
Lampiran 5. Rating Faktor Strategis Eksternal (Peluang dan Ancaman) pada Janur Kuning
Faktor Strategis Eksternal
PELUANG
Wilayah pasar yang masih luas
Teknologi informasi melalui internet
Keterjaminan pasokan bahan baku
Keanekaragaman budaya
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
Tidak adanya produk substitusi untuk jasa dekorasi
ANCAMAN
Iklim usaha yang kurang kondusif
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
Jumlah
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Responden 4
Skala
3
3
3
2
3
2
4
4
4
3
4
3
4
4
4
2
3
2
4
4
4
3
4
3
3.75
3.75
3.75
2.50
3.50
2.50
3
4
4
2
2
31
2
2
3
1
2
32
3
4
4
3
3
36
3
3
2
2
2
34
2.75
3.25
3.25
2.00
2.25
3.02
Lampiran 6. Rating Faktor Strategis Internal (Kekuatan dan Kelemahan) pada Janur Kuning
No
Faktor Strategis Internal
KEKUATAN
1 Kualitas produk yang baik
2 Media promosi yang beragam
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk dekorasi
3
4 Kemampuan modal usaha yang memadai
5 Lokasi usaha yang strategis
6 Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
KELEMAHAN
7 Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
8 Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
9 Pembayaran konsumen yang terlambat
10 Lokasi gudang yang terpisah-pisah
Jumlah
Responden Responden Responden Responden
1
2
3
4
Rating RataRata
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4.00
3.75
4.00
3.50
3.75
4.00
1
2
2
2
31
2
1
1
1
26
1
2
2
1
30
1
1
2
1
28
1.25
1.50
1.75
1.25
2.88
Lampiran 7. Matriks QSPM pada Janur Kuning, Jakarta
Responden 1
S1
No
Faktor-Faktor Kunci
KEKUATAN
1
Kualitas produk yang baik
2
Media promosi yang beragam
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk
3
dekorasi
4
Kemampuan modal usaha yang memadai
5
Lokasi usaha yang strategis
6
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
KELEMAHAN
1
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
2
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
3
Pembayaran konsumen yang terlambat
4
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
PELUANG
1
Wilayah pasar yang masih luas
2
Teknologi informasi melalui internet
3
Keterjaminan pasokan bahan baku
4
Keanekaragaman budaya
5
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
ANCAMAN
1
Iklim usaha yang kurang kondusif
2
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
3
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
4
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
5
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
JUMLAH
S2
S3
S4
S5
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.068
0.068
3
3
0.204
0.204
3
3
0.204
0.204
1
1
0.068
0.068
0
0
0.000
0.000
3
3
0.204
0.204
0.065
0.074
0.072
0.066
3
2
2
2
0.195
0.148
0.144
0.132
1
3
3
3
0.065
0.222
0.216
0.198
3
1
1
1
0.195
0.074
0.072
0.066
0
0
4
0
0.000
0.000
0.288
0.000
3
3
1
1
0.195
0.222
0.072
0.066
0.091
0.088
0.073
0.096
1
1
1
0
0.091
0.088
0.073
0.000
1
1
1
0
0.091
0.088
0.073
0.000
3
3
3
1
0.273
0.264
0.219
0.096
0
1
1
3
0.000
0.088
0.073
0.288
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
0.077
0.06
0.06
0.06
0.075
3
1
1
3
2
0.231
0.060
0.060
0.180
0.150
3
3
0
3
2
0.231
0.180
0.000
0.180
0.150
1
3
1
3
2
0.077
0.180
0.060
0.180
0.150
1
0
3
2
2
0.077
0.000
0.180
0.120
0.150
0
0
0
3
2
0.000
0.000
0.000
0.180
0.150
0.08
0.061
0.093
0.076
0.078
2
2
3
3
2
0.160
0.122
0.279
0.228
0.156
2.905
2
3
2
2
2
0.160
0.183
0.186
0.152
0.156
2.939
2
3
2
2
1
0.160
0.183
0.186
0.152
0.078
2.801
2
3
2
3
2
0.160
0.183
0.186
0.228
0.156
2.177
2
2
2
3
1
0.160
0.122
0.186
0.228
0.078
2.067
Responden 2
S1
No
Faktor-Faktor Kunci
KEKUATAN
1
Kualitas produk yang baik
2
Media promosi yang beragam
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk
3
dekorasi
4
Kemampuan modal usaha yang memadai
5
Lokasi usaha yang strategis
6
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
KELEMAHAN
1
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
2
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
3
Pembayaran konsumen yang terlambat
4
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
PELUANG
1
Wilayah pasar yang masih luas
2
Teknologi informasi melalui internet
3
Keterjaminan pasokan bahan baku
4
Keanekaragaman budaya
5
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
ANCAMAN
1
Iklim usaha yang kurang kondusif
2
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
3
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
4
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
5
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
JUMLAH
S2
S3
S4
S5
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.068
0.068
4
3
0.272
0.204
3
4
0.204
0.272
1
2
0.068
0.136
0
0
0.000
0.000
3
2
0.204
0.136
0.065
0.074
0.072
0.066
3
2
1
1
0.195
0.148
0.072
0.066
1
3
3
3
0.065
0.222
0.216
0.198
3
0
0
0
0.195
0.000
0.000
0.000
0
0
3
0
0.000
0.000
0.216
0.000
3
3
0
0
0.195
0.222
0.000
0.000
0.091
0.088
0.073
0.096
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
3
3
3
0
0.273
0.264
0.219
0.000
0
0
0
3
0.000
0.000
0.000
0.288
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
0.077
0.06
0.06
0.06
0.075
3
1
2
3
0
0.231
0.060
0.120
0.180
0.000
4
3
1
3
3
0.308
0.180
0.060
0.180
0.225
0
3
0
0
0
0.000
0.180
0.000
0.000
0.000
0
0
3
0
0
0.000
0.000
0.180
0.000
0.000
0
0
0
0
2
0.000
0.000
0.000
0.000
0.150
0.08
0.061
0.093
0.076
0.078
0
0
3
0
0
0.000
0.000
0.279
0.000
0.000
1.827
0
0
3
3
3
0.000
0.000
0.279
0.228
0.234
2.871
0
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
1.335
0
0
0
2
0
0.000
0.000
0.000
0.152
0.000
0.836
2
2
2
0
0
0.160
0.122
0.186
0.000
0.000
1.375
Responden 3
No
Faktor-Faktor Kunci
KEKUATAN
1
Kualitas produk yang baik
2
Media promosi yang beragam
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk
3
dekorasi
4
Kemampuan modal usaha yang memadai
5
Lokasi usaha yang strategis
6
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
KELEMAHAN
1
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
2
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
3
Pembayaran konsumen yang terlambat
4
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
PELUANG
1
Wilayah pasar yang masih luas
2
Teknologi informasi melalui internet
3
Keterjaminan pasokan bahan baku
4
Keanekaragaman budaya
5
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
ANCAMAN
1
Iklim usaha yang kurang kondusif
2
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
3
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
4
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
5
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
JUMLAH
S1
TAS
AS
S2
TAS
AS
S3
TAS
AS
S4
TAS
AS
S5
TAS
Bobot
AS
0.068
0.068
4
3
0.272
0.204
4
3
0.272
0.204
0
1
0
0.068
0
1
0
0.068
3
1
0.204
0.068
0.065
0.074
0.072
0.066
4
2
3
3
0.26
0.148
0.216
0.198
4
2
3
3
0.26
0.148
0.216
0.198
3
1
2
2
0.195
0.074
0.144
0.132
1
1
1
2
0.065
0.074
0.072
0.132
1
2
2
2
0.065
0.148
0.144
0.132
0.091
0.088
0.073
0.096
1
1
2
2
0.091
0.088
0.146
0.192
1
1
2
2
0.091
0.088
0.146
0.192
2
2
2
2
0.182
0.176
0.146
0.192
2
1
2
2
0.182
0.088
0.146
0.192
1
1
1
1
0.091
0.088
0.073
0.096
0.077
0.06
0.06
0.06
0.075
3
2
3
3
1
0.231
0.120
0.180
0.180
0.075
3
2
3
3
1
0.231
0.120
0.180
0.180
0.075
1
1
1
0
1
0.077
0.060
0.060
0.000
0.075
1
1
1
3
1
0.077
0.060
0.060
0.180
0.075
3
2
3
3
1
0.231
0.120
0.180
0.180
0.075
0.08
0.061
0.093
0.076
0.078
2
2
3
3
3
0.160
0.122
0.279
0.228
0.234
3.624
2
2
3
3
3
0.160
0.122
0.279
0.228
0.234
3.624
0
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
1.581
2
2
2
2
2
0.160
0.122
0.186
0.152
0.156
2.247
2
2
2
2
2
0.160
0.122
0.186
0.152
0.156
2.671
Responden 4
No
Faktor-Faktor Kunci
KEKUATAN
Kualitas produk yang baik
1
Media promosi yang beragam
2
Sumberdaya manusia yang terampil dalam membuat produk
3
dekorasi
Kemampuan modal usaha yang memadai
4
Lokasi usaha yang strategis
5
Mitra kerja yang memiliki spesilisasi
6
KELEMAHAN
Tidak adanya spesialisasi pekerjaan
1
Belum melakukan pembukuan secara terorganisir
2
Pembayaran konsumen yang terlambat
3
Lokasi gudang yang terpisah-pisah
4
PELUANG
1
Wilayah pasar yang masih luas
2
Teknologi informasi melalui internet
3
Keterjaminan pasokan bahan baku
4
Keanekaragaman budaya
5
Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa WO
ANCAMAN
1
Iklim usaha yang kurang kondusif
2
Kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
3
Jumlah pesaing dan tingkat persaingan yang ketat
4
Hambatan masuk usaha yang masih kecil
5
Konsumen baru memiliki kekuatan menentukan pilihan
JUMLAH
S1
TAS
AS
S2
TAS
AS
S3
TAS
AS
S4
TAS
S5
Bobot
AS
AS
TAS
0.068
0.068
3
4
0.204
0.272
3
4
0.204
0.272
2
3
0.136
0.204
4
3
0.272
0.204
3
3
0.204
0.204
0.065
0.074
0.072
0.066
3
2
3
3
0.195
0.148
0.216
0.198
3
1
4
3
0.195
0.074
0.288
0.198
3
2
3
3
0.195
0.148
0.216
0.198
3
2
3
2
0.195
0.148
0.216
0.132
2
3
4
2
0.130
0.222
0.288
0.132
0.091
0.088
0.073
0.096
0
0
0
0
0.000
0.000
0.000
0.000
1
0
1
0
0.091
0.000
0.073
0.000
3
1
1
0
0.273
0.088
0.073
0.000
1
1
0
0
0.091
0.088
0.000
0.000
3
1
0
0
0.273
0.088
0.000
0.000
0.077
0.060
0.060
0.060
0.075
3
4
3
4
1
0.231
0.240
0.180
0.240
0.075
3
4
3
3
1
0.231
0.240
0.180
0.180
0.075
2
3
2
2
1
0.154
0.180
0.120
0.120
0.075
2
3
4
2
2
0.154
0.180
0.240
0.120
0.150
2
3
3
3
2
0.154
0.180
0.180
0.180
0.150
0.080
0.061
0.093
0.076
0.078
1
2
2
2
2
0.080
0.122
0.186
0.152
0.156
2.895
1
1
3
2
2
0.080
0.061
0.279
0.152
0.156
3.029
1
2
3
2
2
0.080
0.122
0.279
0.152
0.156
2.969
0
1
3
2
2
0.000
0.061
0.279
0.152
0.156
2.838
0
0
3
2
3
0.000
0.000
0.279
0.152
0.234
3.050
Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai STAS pada Matriks QSPM Janur Kuning
Nilai STAS
Responden
S1
S2
S3
S4
S5
I
2.905
2.939
2.801
2.177
2.067
II
1.827
2.871
1.335
0.836
1.375
III
3.624
3.624
1.581
2.247
2.671
IV
2.895
3.029
2.969
2.838
3.050
Jumlah
11.251
12.463
8.686
8.098
9.163
Jumlah Rata-Rata
2.813
3.116
2.172
2.025
2.291
Prioritas Strategi
2
1
4
5
3
Keterangan
S1
: Diversifikasi paket dekorasi
S2
: Memperluas wilayah pasar
S3
: Melakukan kerjasama dengan mitra
S4
: Memaksimalkan fungsi gudang
S5
: Perbaikan sistem pembayaran dan pembukuan
Download