106 VALIDITAS DAN RELIABILITAS KARTU ANGKA UNTUK

advertisement
VALIDITAS DAN RELIABILITAS KARTU ANGKA UNTUK MENGUKUR
KEMAMPUAN MENGENALI ANGKA PADA SISWA PAUD
Ninuk Indriyani Indah Meidawati
Fakultas Psikologi Universitas Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kartu angka
untuk mengukur kemampuan mengenali angka pada siswa PAUD. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa PAUD yang menggunakan metode belajar alat
permainan edukatif, yaitu TK-RA Darussalam dan RA Gebanganom dan siswa
PAUD yang tidak menggunakan alat permainan edukatif, yaitu TK ABA 10 dan
TK Siwi Peni 02. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
cluster random sampling.
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data Kartu Angka Untuk
Mengukur Kemampuan Mengenali Angka pada Siswa PAUD. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa koefisien validitas kartu angka untuk mengukur kemampuan
mengenali angka berkisar antara 0,300 sampai dengan 0,834 dan reliabilitas yang
dicapai oleh kartu angka untuk mengukur kemampuan mengenali angka dalam
penelitian ini tinggi, yaitu sebesar 0.875.
Kata kunci : validitas, reliabilitas, kartu angka untuk mengukur kemampuan
mengenali angka pada siswa PAUD
THE VALIDITY AND RELIABILITY OF CARDS NUMBERS TO MEASURE THE
ABILITY TO RECOGNIZE NUMBERS ON THE KINDERGARTEN STUDENTS
ABSTRACT
Research aims to know validity and reliabilitas card figures for measures
the recognize figures on students paud. A subject in this research is students paud
that uses method learning an instrument of gaming educative, namely TK-RA
Darussalam and RA Gebanganom and students paud not wearing an instrument
of gaming educative, TK ABA- 10 and TK SIWI PENI 02. Technique the sample is
a technique used clusters random sampling.
This research used a gatherer cards data that figures for measures the
recognize figures on students paud. The result analysis of data show that
coefficient validity card figures for measures the recognize rate at between 0,300
up to 0,834 and reliabilitas reached by cards figures for measures the recognize
numbers in this research high, as that of 0.875.
Key words: validity, reliability, card numbers to measure the ability to recognize
numbers on students kindergarten
106
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang
sangat
penting
menjamin
dan keterampilan, kesehatan jasmani
kelangsungan
dan rohani, berkepribadian yang
kehidupan suatu bangsa. Pendidikan
mantap dan madiri serta tanggung
adalah
jawab
perkembangan
untuk
pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan
usaha
sadar
untuk
Kemasyarakatan
dan
menyiapkan peserta didik melalui
Kebangsaan. Salah satu upaya yang
kegiatan bimbingan, pengajaran atau
dilakukan
latihan bagi peranannya dimasa yang
kehidupan bangsa adalah memulai
akan datang. Setiap warga Negara
pendidikan sedini mungkin atau
Indonesia
dengan
berhak
memperoleh
untuk
adanya
pendidikan pada tahap manapun
Pendidikan
dalam
(selanjutnya
perjalanan
hidupnya.
mencerdaskan
penyelenggaraan
Anak
Usia
disingkat
Dini
PAUD).
Pendidikan dapat diperoleh baik
Undang-Undang nomor 20 tahun
melalui jalur pendidikan sekolah
2003 Bab VI Pasal 28 tentang
maupun
luar
pendidikan
dan
menyebutkan bahwa (1) Pendidikan
jalur
sekolah.
pendidikan
Peningkatan
dini
anak
salah satu aspek pembangunan yang
sebelum jenjang pendidikan dasar,
mendapat
(2) Pendidikan anak usia dini dapat
Pemerintah
utama
Indonesia.
dari
Sistem
dini
usia
pemerataan pendidikan merupakan
prioritas
usia
anak
diselenggarakan
diselenggarakan
melalui
Pendidikan Nasional yang sekarang
pendidikan
berlaku
dan/atau informal, (3) Pendidikan
diatur
melalui
Undang-
Undang Pendidikan Nasional.
Sistem
Pendidikan
nonformal,
anak usia dini pada jalur pendidikan
Nasional
formal berbentuk taman kanak-kanak
Pendidikan
(TK), raudatul athfal (RA), atau
bertujuan mencerdaskan
bentuk lain yang sederajat, (4)
menyatakan
Nasional
formal,
jalur
bahwa
kehidupan
Bangsa
dan
Pendidikan anak usia dini pada jalur
mengembangkan manusia Indonesia
pendidikan
seutuhnya,
kelompok bermain (KB),
beriman
yaitu
dan
manusia
bertaqwa
yang
terhadap
nonformal
berbentuk
taman
penitipan anak (TPA), atau bentuk
107
lain yang sederajat, (5) Pendidikan
mampu berperan serta aktif kedalam
anak usia dini pada jalur pendidikan
pembangunan.
informal
keluarga
berbentuk
atau
pendidikan
diselenggarakan
serta
(6)
pendidikan
oleh
lingkungan,
Ketentuan
pendidikan
anak
yang
mengenai
dalam rangka menghasilkan sumber
daya
manusia
Indonesia
yang
berkualitas, akan ditentukan oleh
dini
banyak faktor antara lain, peserta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
didik, tenaga pendidik, kurikulum,
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur
manajemen pendidikan dan fasilitas
lebih
peraturan
pendidikan.
Di
pemerintah (Undang-Undang nomor
lingkungan
juga
20 tahun 2003).
berpengaruh
untuk
mendukung
keberhasilan
proses
pendidikan,
keluarga,
masyarakat,
lanjut
usia
Keberhasilan proses Pendidikan
dengan
Pengembangan
sektor
samping
akan
itu
sangat
Pendidikan sejak semula memang
terutama
diarahkan untuk menjadi tanggung
Pemerintah dan swasta (dunia usaha
jawab bersama antara orang tua,
dan dunia industri). Kajian terhadap
masyarakat dan Pemerintah. Ki Hajar
pengembangan sumber daya manusia
Dewantara
pernah
adalah
sebagai
upaya
merespon
menegaskan tanggung jawab tersebut
secara
efektif
atas
persoalan-
dengan
Pusat
persoalan yang dihadapi organisasi,
Pendidikan”, orangtua, masyarakat
bahkan prediksi terhadap dimensi
dan Pemerintah dituntut untuk saling
persoalan
bekerja sama mengantarkan anak
organisasi pada perspektif jangka
didik
panjang.
bahkan
istilah
mencapai
“Tri
kedewasaannya.
Pendekatan ini dapat dilaksanakan
dengan
People
yang
akan
dihadapi
Kualitas sumber daya manusia
Centered
pada dasarnya terdiri dari dua aspek,
Development yang dapat mengubah
yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan
peran masyarakat dari penerima pasif
aspek non fisik (kualitas non fisik)
pelayan Pemerintah yang bertujuan
yang
untuk memenuhi kebutuhan pokok
bekerja, berpikir, dan ketrampilan-
menjadi anggota masyarakat yang
ketrampilan lain. Oleh karenanya
menyangkut
kemampuan
108
usaha meningkatkan kualitas sumber
dibidang sarana, seperti perbaikan
daya
sebatisnya
gedung,
diorientasikan pada kedua aspek
praktek,
tersebut.
penyediaan
manusia
ini
Untuk
meningkatkan
pengadaan
peralatan
pengadaan
biaya
buku,
operasional,
kualitas bisa diarahkan pada melalui
peningkatan kemampuan profesional
program-program peningkatan gizi
guru melalui berbagai penataran.
dan kesehatan. Sedangkan untuk
meningkatkan
kualitas
Pada
sektor
pendidikan,
atau
pengembangan sumber daya manusia
kemampuan non fisik tersebut maka
tidak dapat dilepaskan dari upaya
upaya
pendidikan
untuk
meningkatkan
kemampuan
adalah
yang
guru
terhadap
peningkatan
dan
paling
pelatihan
dibutuhkan.
Langkah inilah yang dimaksudkan
pengembangan
sebagai wujud dari pengembangan
dalam
sumber daya manusia.
Fungsi
proses
pengetahuannya
belajar
mengajar.
pengembangan
ini
Lembaga Pendidikan formal atau
memusatkan
perhatian
pada
sekolah sebagai suatu organisasi
peningkatan
kemampuan
dan
kerja diselenggarakan secara sengaja,
motivasi
para
sistematik
dan
melaksanakan
organisasi
kerja, setiap personal
sarana
dan
dikendalikan
terarah.
programnya
guna
Sebagai
dari
guru
untuk
pekerjaannya.
Berdasarkan pada Undang-Undang
harus
Nomor 2 Tahun 1989 itu pula guru
menciptakan
berkewajiban untuk meningkatkan
proses atau serangkaian kegiatan
profesionalnya.
yang terarah pada tujuan tertentu
beban guru yang diakibatkan oleh
untuk menghasilkan lulusan yang
makin
berkualitas.
dihadapi dan makin beratnya beban
Untuk mewujudkan hal tersebut,
Namun
banyaknya
siswa
yang
memenuhi
kebutuhan
hidupnya,
serta
cepatnya
strategis misalnya : penyempurnaan
perkembangan
Ilmu
Pengetahuan
kurikukulum, mengadakan analisis
dan
yang lebih seksama terhadap tujuan-
kewajiban
tujuan pendidikan, pengembangan
terpenuhi secara baik dan tuntas. Hal
telah
dilakukan
langkah-langkah
untuk
syaratnya
Teknologi,
tersebut
menyebabkan
belum
dapat
109
ini
justru
sering
mengakibatkan
pengetahuan guru ketinggalan.
Usaha
pemerintah
proses
dilakukan
untuk
mempercepat
pemerataan
dalam
tantangan
pembelajaran,
yang
peningkatan
mutu,
menghadapi
perkembangan
proses pembelajaran, menilai hasil
melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan
penelitian
pengabdian
terutama
kepada
bagi
dan
masyarakat
pendidik
pada
zaman
pendidikan dasar, menengah dan
khususnya untuk menyongsong abad
perguruan tinggi (Undang-Undang
XXI yang merupakan abad yang
No. 20 tahun 2003 Bab XI Pasal 39).
dipenuhi
arus
Sehubungan dengan hal tersebut
reformasi, pengetahuan baru dan
pengembangan sumber daya manusia
perubahan yang cukup drastis pada
merupakan
setiap aspek kehidupan manusia,
mendapat perhatian karena untuk
maka diperlukan guru yang benar-
mencapai terwujudnya masyarakat
benar
Pembaharuan
maju, adil, makmur dan mandiri
Nasional
berdasarkan Pancasila, perlu adanya
dengan
ledakan
profesional.
Sistem
Pendidikan
sesutu
penting
dilakukan untuk memperbaharui visi,
sumber
misi dan strategi pengembangan
berkualitas, oleh karena itu aparatur
Pendidikan
Pemerintah sebagai
Nasional.
Pendidikan
Nasional
mempunyai
terwujudnya
sistem
daya
yang
manusia
yang
subyek atau
visi
pelaksana pembangunan khususnya
pendidikan
guru-guru sangat dibutuhkan sumber
sebagai pranata sosial yang kuat dan
daya manusia yang handal dan
berwibawa untuk memperdayakan
profesional
semua
bahwa
warga
negara
Indonesia
dibidang
pembangunan
tugasnya,
tanpa
berkembang menjadi manusia yang
pengembangan kemampuan sumber
berkualitas sehingga mampu dan pro
daya manusia tidak dianggap sebagai
akif menjawab zaman yang selalu
pembangunan, sebab itu keberhasilan
berubah.
suatu pembangunan pada dirinya
Pendidik
merupakan
profesional
yang
merencanakan
dan
tenaga
bertugas
melaksanakan
pertama-tama
diukur
keberhasilan
pada
meningkatkan
kemampuan manusia.
110
Berbicara masalah pendidikan
bukanlah
hal
yang mudah
dan
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia,
serta
keterampilan
sederhana, karena selain sifatnya
diperlukan
yang
bangsa dan negara. Peserta didik
komplek,
dinamis
dan
dirinya,
yang
masyarakat,
kontekstual, pendidikan merupakan
diharapkan
wahana untuk pembentukan diri
berbagai keterampilan yang salah
seseorang
satunya
secara
keseluruhan.
Melalui pendidikan akan didapatkan
kemajuan-kemajuan dan tingkat yang
diinginkan
oleh
Peran
pendidikan
adalah
menguasai
keterampilan
mengenali angka.
Pengenalan angka bagi siswa
manusia.
PAUD adalah hal utama, sehingga
dalam
ketika nantinya siswa masuk ke
pembentukan diri manusia begitu
jenjang pendidikan selanjutnya sudah
dominan karena di dalam pendidikan
menguasainya. Dibutuhkan berbagai
itu terdapat aspek kognitif berupa
metode
ketrampilan
akademik
memberikan
ketrampilan
berpikir,
psikomotorik
setiap
dapat
dan
dan
aspek
tercakup
pula
tertentu
bahan
untuk
dapat
ajar
terkait
pengenalan angka. Sekolah perlu
sekali
mengajarkan
pengenalan
aspek pengembangan pribadi melalui
angka sebagai bagian dari pelajaran
penanaman nilai-nilai dan sikap.
matematika kepada siswanya agar
Dalam
kondisi
konteks
siswa
mempunyai
kemampuan
pendidikan di Indonesia, diharapkan
berhitung. Pelajaran yang berkaitan
melahirkan sosok manusia sebagai
dengan angka tidak mudah diterima
sebagai
oleh setiap siswa, banyak siswa yang
dirumuskan
dalam
UU
No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1,
menganggap
pendidikan adalah usaha sadar dan
berkaitan dengan angka merupakan
terencana
pelajaran yang sulit bagi setiap siswa
suasana
untuk
belajar
mewujudkan
yang
proses
di sekolah (Sunarto, 2003). Peran
didik
pendidik dalam memberikan materi
secara aktif mengembangkan potensi
yang berkaitan dengan pemahaman
dirinya untuk memiliki kekuatan
siswa
spiritual keagamaan, pengendalian
penting. Pendidik yang memiliki
pembelajaran
agar
dan
pelajaran
peserta
terhadap
angka
sangatlah
111
keterampilan dan kemampuan dalam
lebih baik (Iswidharmanjaya dan
mengembangkan bahan ajarlah yang
Svastiningrum,
dapat mencapai kesuksesan dalam
karena itu, pada pendidikan anak
memberikan
usia dini seorang anak diharapkan
pengajaran
terkait
angka.
2005:
89).
Oleh
dapat menguasai berbagai materi
Kurikulum PAUD pada dasarnya
yang diberikan oleh guru termasuk
menggunakan pendekatan holistic
materi pengenalan angka pada usia
curriculum mencakup semua aspek
PAUD.
perkembangan.
belajar
dalam mengenali angka terlihat dari
integrated
adanya kesalahan dalam identifikasi
Proses
dilaksanakan
secara
Rendahnya
learning mencakup semua konsep
angka.
pengetahuan
bilangan,
kemampuan dalam mengenali angka
sains, ilmu sosial, seni), Kegiatan
pada siswa juga berkaitan dengan
pembelajaran
melalui
rendahnya kualitas yang dimiliki
bermain. Berdasarkan Permendiknas
oleh guru PAUD karena jenis metode
No.58 Tahun 2009 tentang standar
belajar yang diterapkan guru PAUD
PAUD
berpengaruh terhadap kemampuan
(bahasa,
dilakukan
terkait
dengan
pedoman
penyusunan perangkat pembelajaran,
kemampuan mengenal angka pada
siswa
PAUD
berkaitan
dengan
Satu
sisi,
kemampuan
rendahnya
mengenali angka siswa.
Kurikulum
PAUD
pada
yang
berlaku
dasarnya
di
kurang
konsep banyak sedikit, memilah
memperhatikan tahap perkembangan
benda
anak. Para pembuat Undang-Undang
satu
mengenal
sampai
konsep
sepuluh,
dan
dan pengurus sekolah mengubah
mengenal lambang bilangan. Siswa
kurikulum tradisional menjadi wadah
PAUD diharapkan dapat memiliki
bagi keterampilan berbasis akademis
kemampuan
angka
yang mencakup keterampilan yang
dapat
dulunya disediakan bagi anak-anak
ketika
usia
mengenal
tersebut
sehingga
menunjukkan
nantinya
bilangan
kesiapan
memasuki
lima
tahun.
Perubahan
pendidikan
kurikulum tersebut kurang memberi
sekolah dasar. Pada saat usia dini,
kesempatan kepada anak-anak untuk
anak memiliki daya serap yang jauh
mengalami pertumbuhan akademis,
112
intelektual, sosial, emosional dan
yang konvensional. Pada prosesnya
fisik (Holloway, dalam Seefeld dan
guru menerangkan materi dengan
Wasik, 2008: 51). Menurut Monks,
metode ceramah, memaksakan anak
dkk (2002: 221-222) anak usia dini
untuk
berada pada tahap stadium pra-
menghitung
operasional, dimana anak belum
Dengan langkah ini siswa cepat
mampu
persepsual,
merasa bosan, sehingga siswa tidak
dan
mempunyai gairah dan minat dalam
secara
emosional-motivasional,
konsepsual).
Ketidaksesuaian
belajar.
menghafal
angka
dengan
Hal
ini
jari
dan
tangan.
mengakibatkan
kurikulum pendidikan anak usia dini
pelajaran yang diberikan guru tidak
dengan tahap perkembangan adalah
diserap oleh siswa.
kurikulum telah menyusun suatu
Hasil penelitian yang dilakukan
bentuk pembelajaran yang menuntut
oleh
anak usia dini untuk dapat mengenal
menunjukkan
konsep banyak-sedikit, lebih-kurang,
menggairahkan peserta didik pada
sama-tidak sama. Kondisi tersebut
pendidikan anak usia dini diperlukan
dapat
penghambat
adanya ragi belajar, yang bertujuan
penerimaan anak usia dini terhadap
untuk memotivasi peserta didik agar
materi pelajaran karena beban yang
bergairah dalam mengikuti kegiatan
tidak
belajar
menjadi
sesuai
dengan
kemampuannya.
batas
Berdasarkan
Hiryanto
(2011:
10)
bahwa
atau
menghindarkan
bermain,
serta
kejenuhan
atau
permasalahan yang terjadi tersebut,
kebosanan
penulis
untuk
peserta didik dalam mengikuti proses
mengembangkan kartu angka yang
pembelajaran. Bentuk ragi belajar
dapat digunakan untuk mengukur
antara
kemampuan mengenali angka pada
pembelajaran
siswa PAUD.
penggunaan berbagai jenis saran
berupaya
Hasil penelitian yang dilakukan
Inawati
(2011:
9)
menunjukkan
serta
guna
lain,
menggairahkan
penggunaan
yang
metode
bervariasi,
belajar dan pengaturan setting tempat
duduk, dari hasil wawancara maupun
bahwa masih banyak guru dan orang
pengamatan
tua yang menerapkan pembelajaran
tenaga
telah
beberapa
mencoba
tutor
atau
berbagai
113
pengaturan ruang yang bervariasi
siswa PAUD belum teruji. Namun
maupun menggunakan media/metode
demikian validitas dan reliabilitas
yang bervariasi pula.
dari kartu angka yang belum teruji
Pendidikan anak usia dini harus
mendorong
peneliti
untuk
memperhatikan tahap perkembangan
mengetahui validitas dan reliabilitas
anak, karena banyaknya kurikulum
dari kartu angka untuk mengukur
yang dikembangkan tidak sesuai
kemampuan mengenali angka pada
dengan tahap perkembangan anak
siswa PAUD?
(Megawangi, 2005, dkk: 1). Metode
pembelajaran
hendaknya
tidak
dimaksudkan
mencuri
start
mengenai
yang
apa
seharusnya
diperoleh pada jenjang pendidikan
sekolah
dasar,
melainkan
untuk
memfasilitasi pendidikan yang sesuai
bagi anak, agar anak pada saatnya
memiliki kesiapan baik secara fisik,
mental,
maupun
sosial/emosional
dalam rangka memasuki pendidikan
lebih lanjut (Departemen Pendidikan
Penelitian tentang reliabilitas dan
kartu
angka
untuk
mengukur kemampuan mengenali
angka pada siswa PAUD penting
mengingat permasalahan mengenai
kemampuan mengenali angka masih
terjadi dan juga reliabilitas dan
validitas
kartu
dipergunakan
Karakteristik
subjek
dalam
penelitian ini adalah siswa PAUD di
wilayah
Semarang
Timur,
yang
menggunakan metode belajar alat
permainan
edukatif
dan
tidak
menggunakan metode belajar alat
permainan
edukatif.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu cluster
random sampling.
Kemampuan mengenali angka
Nasional, 2006).
validitas
METODE PENELITIAN
angka
dalam
yang
mengukur
kemampuan mengenali angka pada
pada siswa dalam penelitian ini akan
diukur dengan menggunakan tes
kemampuan mengenali angka yang
disusun dengan berpedoman pada
tahap
perkembangan
anak
dan
mengacu pada tiga domain (ranah),
yaitu 1) kognitif, yang meliputi
pengetahuan atau yang mencakup
kecerdasan
berbahasa
dan
kecerdasan logika-matematika, 2)
114
afektif, yang meliputi sikap dan nilai
hal ini antara peneliti dan pengumpul
yang
data.
mencakup
antarpribadi
kecerdasan
dan intrapribadi, 3)
psikomotor.
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Metode
analisis
digunakan
adalah
HASIL
dalam
metode
data
yang
penelitian
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa validitas dan relibilitas Kartu
karena
Angka
metode
Kemampuan Mengenali Angka pada
ilmiah, pengumpulan, menyajikan
Siswa PAUD adalah baik. Hasil
serta menganalisis data penelitian
penelitian
yang berbentuk angka. Selain itu,
pendapat
dengan metode statistik dapat ditarik
Adams (2006: 60) bahwa membuat
kesimpulan
kartu angka untuk anak-anak dalam
metode
ini
statistik,
ini
merupakan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Mengukur
tersebut
yang
mendukung
diutarakan
oleh
memahami angka adalah cara yang
Hal
berdasarkan
Untuk
ini
karena
perhitungan
yang
sangat bermanfaat. Kartu angka yang
didesain
secara
menarik,
dapat
ketertarikan
siswa
teratur, teliti dan tepat. Penelitian ini
meningkatkan
bertujuan untuk mengetahui validitas
PAUD untuk mempelajari angka,
dan reliabilitas kartu angka untuk
sehingga siswa mampu menerima
mengukur kemampuan mengenali
materi yang disajikan dengan kartu
angka pada siswa PAUD.
angka. Penyajian kartu angka yang
Validitas
kartu
angka
untuk
disesuaikan
dengan
tahap
mengukur kemampuan mengenali
perkembangan siswa akan dapat
angka
mengukur sejauh mana kemampuan
pada
siswa
menggunakan
profesional
judgement,
sedangkan
reliabilitas
kartu
menggunakan
PAUD
pengujian
angka
Penelitian
dan
Pengembangan
Pendidikan mengungkapkan bahwa
coefficient
salah satu cara untuk meningkatkan
merupakan jenis uji yang digunakan
perhatian dan keterlibatan siswa
untuk menyamakan persepsi dalam
dalam aktifitas belajar diperlukan
correlation
antar
Shin (2006: 3) dalam Jurnal
rater
interclass
uji
dengan
siswa dalam mengenali angka.
115
adanya alat pendukung berupa alat-
angka berkisar antara 0,300 sampai
alat visual, mainan, boneka ataupun
dengan 0,834 dan reliabilitas yang
obyek-obyek lain yang berwarna
dicapai oleh kartu angka untuk
warni, yang sesuai dengan cerita atau
mengukur kemampuan mengenali
lagu
angka dalam penelitian ini tinggi,
yang
digunakan
pembelajaran.
Agar
dalam
siswa-siswa
yaitu sebesar 0.875.
mengerti dan senang dengan apa
yang guru sampaikan, maka guru
DAFTAR PUSTAKA
harus kreatif dalam membawakan
Adams, K. 2006. Semua Anak
Jenius. Alih Bahasa: Ariavita
Purnamasari. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
pembelajaran, salah satunya dapat
menggunakan media kartu bilangan
agar siswa tidak merasa terbebani
dengan konsep yang guru sampaikan.
Melalui kartu angka siswa juga akan
merasa nyaman dan senang karena
materi
pembelajaran
yang
dengan
cara
disampaikan
menyenangkan. Kartu angka sebagai
salah satu instrumen yang dapat
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan siswa PAUD dalam
mengenali angka diharapkan juga
dapat
semakin
meningkatkan
kemampuan yang dimiliki siswa
PAUD dalam mengenali angka.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil
penelitian
maka dapat diambil simpulan bahwa
koefisien validitas kartu angka untuk
Departemen Pendidikan Nasional.
2006. Pedoman Penerapan
Pendekatan Beyond Centers
and Circle Time (BCCT)
dalam Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta.
Hadi, S. 2004. Statistik. Jilid Dua.
Yogyakarta: ANDI.
Hiryanto. 2011. Pemetaan Tingkat
Pencapaian Mutu Program
Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di Propinsi DIY.
Hasil Penelitian Research
Grant
Inawati, M. 2011. Meningkatkan
Minat Mengenal Konsep
Bilangan Melalui Metode
Bermain Alat Manipulatif.
Jurnal Pendidikan Penabur.
No.16/Tahun ke-10. Hal.
/Juni 2011. Jakarta: BPK
Penabur.
Iswidharmanjaya,
D.,
dan
Svastiningrum, B. S. 2005.
Bila
Anak
Usia
Dini
mengukur kemampuan mengenali
116
Bersekolah. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Megawangi, R., Dona, R., Yulisinta,
F., dan Dina, W. F. 2005.
Pendidikan yang Patut dan
Menyenangkan: Penerapan
Teori
Developmentally
Appropriate Pracices (DAP).
Jakarta: Viscom Pratama.
Monks, F.J, Knoers A.M.P &
Haditono,
S.R.
2002.
Psikologi
Perkembangan
Pengantar Dalam Berbagai
Bagiannya.
Yogyakarta:
University Press.
Permendiknas No. 58 Tahun 2009.
Tentang Standar PAUD.
Kementrian Agama Kantor
Wilayah
Provinsi
Jawa
Tengah.
Seefeld, C., dan Wasik, B. A. 2008.
Pendidikan Anak Usia Dini:
Menyiapkan Anak Usia Tiga,
Empat, dan Lima Tahun
Masuk Sekolah. Alih Bahasa:
Pius Nasar. Jakarta: PT.
Macanan Jaya Cemerlang.
Shin, J.K. 2006. Ten Helpful Ideas
For Teaching English To
Young
Learners
Englis
Teaching Forum. 44(2).2-7
JPPP. Lembaga Penelitian
Undiksha, hal 78 sampai
95,Desember
2007.
http:// www.pdii .lipi.go.id /
index.php/Search.html?
Undang-Undang nomor 20 tahun
2003.
Tentang
Sistem
Pendidikan Nasional.
117
Download