VALIDITAS DAN RELIABILITAS KARTU ANGKA UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN MENGENALI ANGKA PADA SISWA PAUD Ninuk Indriyani Indah Meidawati Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kartu angka untuk mengukur kemampuan mengenali angka pada siswa PAUD. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa PAUD yang menggunakan metode belajar alat permainan edukatif, yaitu TK-RA Darussalam dan RA Gebanganom dan siswa PAUD yang tidak menggunakan alat permainan edukatif, yaitu TK ABA 10 dan TK Siwi Peni 02. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data Kartu Angka Untuk Mengukur Kemampuan Mengenali Angka pada Siswa PAUD. Hasil analisis data menunjukkan bahwa koefisien validitas kartu angka untuk mengukur kemampuan mengenali angka berkisar antara 0,300 sampai dengan 0,834 dan reliabilitas yang dicapai oleh kartu angka untuk mengukur kemampuan mengenali angka dalam penelitian ini tinggi, yaitu sebesar 0.875. Kata kunci : validitas, reliabilitas, kartu angka untuk mengukur kemampuan mengenali angka pada siswa PAUD THE VALIDITY AND RELIABILITY OF CARDS NUMBERS TO MEASURE THE ABILITY TO RECOGNIZE NUMBERS ON THE KINDERGARTEN STUDENTS ABSTRACT Research aims to know validity and reliabilitas card figures for measures the recognize figures on students paud. A subject in this research is students paud that uses method learning an instrument of gaming educative, namely TK-RA Darussalam and RA Gebanganom and students paud not wearing an instrument of gaming educative, TK ABA- 10 and TK SIWI PENI 02. Technique the sample is a technique used clusters random sampling. This research used a gatherer cards data that figures for measures the recognize figures on students paud. The result analysis of data show that coefficient validity card figures for measures the recognize rate at between 0,300 up to 0,834 and reliabilitas reached by cards figures for measures the recognize numbers in this research high, as that of 0.875. Key words: validity, reliability, card numbers to measure the ability to recognize numbers on students kindergarten 106 Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting menjamin dan keterampilan, kesehatan jasmani kelangsungan dan rohani, berkepribadian yang kehidupan suatu bangsa. Pendidikan mantap dan madiri serta tanggung adalah jawab perkembangan untuk pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan usaha sadar untuk Kemasyarakatan dan menyiapkan peserta didik melalui Kebangsaan. Salah satu upaya yang kegiatan bimbingan, pengajaran atau dilakukan latihan bagi peranannya dimasa yang kehidupan bangsa adalah memulai akan datang. Setiap warga Negara pendidikan sedini mungkin atau Indonesia dengan berhak memperoleh untuk adanya pendidikan pada tahap manapun Pendidikan dalam (selanjutnya perjalanan hidupnya. mencerdaskan penyelenggaraan Anak Usia disingkat Dini PAUD). Pendidikan dapat diperoleh baik Undang-Undang nomor 20 tahun melalui jalur pendidikan sekolah 2003 Bab VI Pasal 28 tentang maupun luar pendidikan dan menyebutkan bahwa (1) Pendidikan jalur sekolah. pendidikan Peningkatan dini anak salah satu aspek pembangunan yang sebelum jenjang pendidikan dasar, mendapat (2) Pendidikan anak usia dini dapat Pemerintah utama Indonesia. dari Sistem dini usia pemerataan pendidikan merupakan prioritas usia anak diselenggarakan diselenggarakan melalui Pendidikan Nasional yang sekarang pendidikan berlaku dan/atau informal, (3) Pendidikan diatur melalui Undang- Undang Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan nonformal, anak usia dini pada jalur pendidikan Nasional formal berbentuk taman kanak-kanak Pendidikan (TK), raudatul athfal (RA), atau bertujuan mencerdaskan bentuk lain yang sederajat, (4) menyatakan Nasional formal, jalur bahwa kehidupan Bangsa dan Pendidikan anak usia dini pada jalur mengembangkan manusia Indonesia pendidikan seutuhnya, kelompok bermain (KB), beriman yaitu dan manusia bertaqwa yang terhadap nonformal berbentuk taman penitipan anak (TPA), atau bentuk 107 lain yang sederajat, (5) Pendidikan mampu berperan serta aktif kedalam anak usia dini pada jalur pendidikan pembangunan. informal keluarga berbentuk atau pendidikan diselenggarakan serta (6) pendidikan oleh lingkungan, Ketentuan pendidikan anak yang mengenai dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, akan ditentukan oleh dini banyak faktor antara lain, peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didik, tenaga pendidik, kurikulum, ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur manajemen pendidikan dan fasilitas lebih peraturan pendidikan. Di pemerintah (Undang-Undang nomor lingkungan juga 20 tahun 2003). berpengaruh untuk mendukung keberhasilan proses pendidikan, keluarga, masyarakat, lanjut usia Keberhasilan proses Pendidikan dengan Pengembangan sektor samping akan itu sangat Pendidikan sejak semula memang terutama diarahkan untuk menjadi tanggung Pemerintah dan swasta (dunia usaha jawab bersama antara orang tua, dan dunia industri). Kajian terhadap masyarakat dan Pemerintah. Ki Hajar pengembangan sumber daya manusia Dewantara pernah adalah sebagai upaya merespon menegaskan tanggung jawab tersebut secara efektif atas persoalan- dengan Pusat persoalan yang dihadapi organisasi, Pendidikan”, orangtua, masyarakat bahkan prediksi terhadap dimensi dan Pemerintah dituntut untuk saling persoalan bekerja sama mengantarkan anak organisasi pada perspektif jangka didik panjang. bahkan istilah mencapai “Tri kedewasaannya. Pendekatan ini dapat dilaksanakan dengan People yang akan dihadapi Kualitas sumber daya manusia Centered pada dasarnya terdiri dari dua aspek, Development yang dapat mengubah yakni aspek fisik (kualitas fisik) dan peran masyarakat dari penerima pasif aspek non fisik (kualitas non fisik) pelayan Pemerintah yang bertujuan yang untuk memenuhi kebutuhan pokok bekerja, berpikir, dan ketrampilan- menjadi anggota masyarakat yang ketrampilan lain. Oleh karenanya menyangkut kemampuan 108 usaha meningkatkan kualitas sumber dibidang sarana, seperti perbaikan daya sebatisnya gedung, diorientasikan pada kedua aspek praktek, tersebut. penyediaan manusia ini Untuk meningkatkan pengadaan peralatan pengadaan biaya buku, operasional, kualitas bisa diarahkan pada melalui peningkatan kemampuan profesional program-program peningkatan gizi guru melalui berbagai penataran. dan kesehatan. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas Pada sektor pendidikan, atau pengembangan sumber daya manusia kemampuan non fisik tersebut maka tidak dapat dilepaskan dari upaya upaya pendidikan untuk meningkatkan kemampuan adalah yang guru terhadap peningkatan dan paling pelatihan dibutuhkan. Langkah inilah yang dimaksudkan pengembangan sebagai wujud dari pengembangan dalam sumber daya manusia. Fungsi proses pengetahuannya belajar mengajar. pengembangan ini Lembaga Pendidikan formal atau memusatkan perhatian pada sekolah sebagai suatu organisasi peningkatan kemampuan dan kerja diselenggarakan secara sengaja, motivasi para sistematik dan melaksanakan organisasi kerja, setiap personal sarana dan dikendalikan terarah. programnya guna Sebagai dari guru untuk pekerjaannya. Berdasarkan pada Undang-Undang harus Nomor 2 Tahun 1989 itu pula guru menciptakan berkewajiban untuk meningkatkan proses atau serangkaian kegiatan profesionalnya. yang terarah pada tujuan tertentu beban guru yang diakibatkan oleh untuk menghasilkan lulusan yang makin berkualitas. dihadapi dan makin beratnya beban Untuk mewujudkan hal tersebut, Namun banyaknya siswa yang memenuhi kebutuhan hidupnya, serta cepatnya strategis misalnya : penyempurnaan perkembangan Ilmu Pengetahuan kurikukulum, mengadakan analisis dan yang lebih seksama terhadap tujuan- kewajiban tujuan pendidikan, pengembangan terpenuhi secara baik dan tuntas. Hal telah dilakukan langkah-langkah untuk syaratnya Teknologi, tersebut menyebabkan belum dapat 109 ini justru sering mengakibatkan pengetahuan guru ketinggalan. Usaha pemerintah proses dilakukan untuk mempercepat pemerataan dalam tantangan pembelajaran, yang peningkatan mutu, menghadapi perkembangan proses pembelajaran, menilai hasil melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian pengabdian terutama kepada bagi dan masyarakat pendidik pada zaman pendidikan dasar, menengah dan khususnya untuk menyongsong abad perguruan tinggi (Undang-Undang XXI yang merupakan abad yang No. 20 tahun 2003 Bab XI Pasal 39). dipenuhi arus Sehubungan dengan hal tersebut reformasi, pengetahuan baru dan pengembangan sumber daya manusia perubahan yang cukup drastis pada merupakan setiap aspek kehidupan manusia, mendapat perhatian karena untuk maka diperlukan guru yang benar- mencapai terwujudnya masyarakat benar Pembaharuan maju, adil, makmur dan mandiri Nasional berdasarkan Pancasila, perlu adanya dengan ledakan profesional. Sistem Pendidikan sesutu penting dilakukan untuk memperbaharui visi, sumber misi dan strategi pengembangan berkualitas, oleh karena itu aparatur Pendidikan Pemerintah sebagai Nasional. Pendidikan Nasional mempunyai terwujudnya sistem daya yang manusia yang subyek atau visi pelaksana pembangunan khususnya pendidikan guru-guru sangat dibutuhkan sumber sebagai pranata sosial yang kuat dan daya manusia yang handal dan berwibawa untuk memperdayakan profesional semua bahwa warga negara Indonesia dibidang pembangunan tugasnya, tanpa berkembang menjadi manusia yang pengembangan kemampuan sumber berkualitas sehingga mampu dan pro daya manusia tidak dianggap sebagai akif menjawab zaman yang selalu pembangunan, sebab itu keberhasilan berubah. suatu pembangunan pada dirinya Pendidik merupakan profesional yang merencanakan dan tenaga bertugas melaksanakan pertama-tama diukur keberhasilan pada meningkatkan kemampuan manusia. 110 Berbicara masalah pendidikan bukanlah hal yang mudah dan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan sederhana, karena selain sifatnya diperlukan yang bangsa dan negara. Peserta didik komplek, dinamis dan dirinya, yang masyarakat, kontekstual, pendidikan merupakan diharapkan wahana untuk pembentukan diri berbagai keterampilan yang salah seseorang satunya secara keseluruhan. Melalui pendidikan akan didapatkan kemajuan-kemajuan dan tingkat yang diinginkan oleh Peran pendidikan adalah menguasai keterampilan mengenali angka. Pengenalan angka bagi siswa manusia. PAUD adalah hal utama, sehingga dalam ketika nantinya siswa masuk ke pembentukan diri manusia begitu jenjang pendidikan selanjutnya sudah dominan karena di dalam pendidikan menguasainya. Dibutuhkan berbagai itu terdapat aspek kognitif berupa metode ketrampilan akademik memberikan ketrampilan berpikir, psikomotorik setiap dapat dan dan aspek tercakup pula tertentu bahan untuk dapat ajar terkait pengenalan angka. Sekolah perlu sekali mengajarkan pengenalan aspek pengembangan pribadi melalui angka sebagai bagian dari pelajaran penanaman nilai-nilai dan sikap. matematika kepada siswanya agar Dalam kondisi konteks siswa mempunyai kemampuan pendidikan di Indonesia, diharapkan berhitung. Pelajaran yang berkaitan melahirkan sosok manusia sebagai dengan angka tidak mudah diterima sebagai oleh setiap siswa, banyak siswa yang dirumuskan dalam UU No.20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1, menganggap pendidikan adalah usaha sadar dan berkaitan dengan angka merupakan terencana pelajaran yang sulit bagi setiap siswa suasana untuk belajar mewujudkan yang proses di sekolah (Sunarto, 2003). Peran didik pendidik dalam memberikan materi secara aktif mengembangkan potensi yang berkaitan dengan pemahaman dirinya untuk memiliki kekuatan siswa spiritual keagamaan, pengendalian penting. Pendidik yang memiliki pembelajaran agar dan pelajaran peserta terhadap angka sangatlah 111 keterampilan dan kemampuan dalam lebih baik (Iswidharmanjaya dan mengembangkan bahan ajarlah yang Svastiningrum, dapat mencapai kesuksesan dalam karena itu, pada pendidikan anak memberikan usia dini seorang anak diharapkan pengajaran terkait angka. 2005: 89). Oleh dapat menguasai berbagai materi Kurikulum PAUD pada dasarnya yang diberikan oleh guru termasuk menggunakan pendekatan holistic materi pengenalan angka pada usia curriculum mencakup semua aspek PAUD. perkembangan. belajar dalam mengenali angka terlihat dari integrated adanya kesalahan dalam identifikasi Proses dilaksanakan secara Rendahnya learning mencakup semua konsep angka. pengetahuan bilangan, kemampuan dalam mengenali angka sains, ilmu sosial, seni), Kegiatan pada siswa juga berkaitan dengan pembelajaran melalui rendahnya kualitas yang dimiliki bermain. Berdasarkan Permendiknas oleh guru PAUD karena jenis metode No.58 Tahun 2009 tentang standar belajar yang diterapkan guru PAUD PAUD berpengaruh terhadap kemampuan (bahasa, dilakukan terkait dengan pedoman penyusunan perangkat pembelajaran, kemampuan mengenal angka pada siswa PAUD berkaitan dengan Satu sisi, kemampuan rendahnya mengenali angka siswa. Kurikulum PAUD pada yang berlaku dasarnya di kurang konsep banyak sedikit, memilah memperhatikan tahap perkembangan benda anak. Para pembuat Undang-Undang satu mengenal sampai konsep sepuluh, dan dan pengurus sekolah mengubah mengenal lambang bilangan. Siswa kurikulum tradisional menjadi wadah PAUD diharapkan dapat memiliki bagi keterampilan berbasis akademis kemampuan angka yang mencakup keterampilan yang dapat dulunya disediakan bagi anak-anak ketika usia mengenal tersebut sehingga menunjukkan nantinya bilangan kesiapan memasuki lima tahun. Perubahan pendidikan kurikulum tersebut kurang memberi sekolah dasar. Pada saat usia dini, kesempatan kepada anak-anak untuk anak memiliki daya serap yang jauh mengalami pertumbuhan akademis, 112 intelektual, sosial, emosional dan yang konvensional. Pada prosesnya fisik (Holloway, dalam Seefeld dan guru menerangkan materi dengan Wasik, 2008: 51). Menurut Monks, metode ceramah, memaksakan anak dkk (2002: 221-222) anak usia dini untuk berada pada tahap stadium pra- menghitung operasional, dimana anak belum Dengan langkah ini siswa cepat mampu persepsual, merasa bosan, sehingga siswa tidak dan mempunyai gairah dan minat dalam secara emosional-motivasional, konsepsual). Ketidaksesuaian belajar. menghafal angka dengan Hal ini jari dan tangan. mengakibatkan kurikulum pendidikan anak usia dini pelajaran yang diberikan guru tidak dengan tahap perkembangan adalah diserap oleh siswa. kurikulum telah menyusun suatu Hasil penelitian yang dilakukan bentuk pembelajaran yang menuntut oleh anak usia dini untuk dapat mengenal menunjukkan konsep banyak-sedikit, lebih-kurang, menggairahkan peserta didik pada sama-tidak sama. Kondisi tersebut pendidikan anak usia dini diperlukan dapat penghambat adanya ragi belajar, yang bertujuan penerimaan anak usia dini terhadap untuk memotivasi peserta didik agar materi pelajaran karena beban yang bergairah dalam mengikuti kegiatan tidak belajar menjadi sesuai dengan kemampuannya. batas Berdasarkan Hiryanto (2011: 10) bahwa atau menghindarkan bermain, serta kejenuhan atau permasalahan yang terjadi tersebut, kebosanan penulis untuk peserta didik dalam mengikuti proses mengembangkan kartu angka yang pembelajaran. Bentuk ragi belajar dapat digunakan untuk mengukur antara kemampuan mengenali angka pada pembelajaran siswa PAUD. penggunaan berbagai jenis saran berupaya Hasil penelitian yang dilakukan Inawati (2011: 9) menunjukkan serta guna lain, menggairahkan penggunaan yang metode bervariasi, belajar dan pengaturan setting tempat duduk, dari hasil wawancara maupun bahwa masih banyak guru dan orang pengamatan tua yang menerapkan pembelajaran tenaga telah beberapa mencoba tutor atau berbagai 113 pengaturan ruang yang bervariasi siswa PAUD belum teruji. Namun maupun menggunakan media/metode demikian validitas dan reliabilitas yang bervariasi pula. dari kartu angka yang belum teruji Pendidikan anak usia dini harus mendorong peneliti untuk memperhatikan tahap perkembangan mengetahui validitas dan reliabilitas anak, karena banyaknya kurikulum dari kartu angka untuk mengukur yang dikembangkan tidak sesuai kemampuan mengenali angka pada dengan tahap perkembangan anak siswa PAUD? (Megawangi, 2005, dkk: 1). Metode pembelajaran hendaknya tidak dimaksudkan mencuri start mengenai yang apa seharusnya diperoleh pada jenjang pendidikan sekolah dasar, melainkan untuk memfasilitasi pendidikan yang sesuai bagi anak, agar anak pada saatnya memiliki kesiapan baik secara fisik, mental, maupun sosial/emosional dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut (Departemen Pendidikan Penelitian tentang reliabilitas dan kartu angka untuk mengukur kemampuan mengenali angka pada siswa PAUD penting mengingat permasalahan mengenai kemampuan mengenali angka masih terjadi dan juga reliabilitas dan validitas kartu dipergunakan Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah siswa PAUD di wilayah Semarang Timur, yang menggunakan metode belajar alat permainan edukatif dan tidak menggunakan metode belajar alat permainan edukatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster random sampling. Kemampuan mengenali angka Nasional, 2006). validitas METODE PENELITIAN angka dalam yang mengukur kemampuan mengenali angka pada pada siswa dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan tes kemampuan mengenali angka yang disusun dengan berpedoman pada tahap perkembangan anak dan mengacu pada tiga domain (ranah), yaitu 1) kognitif, yang meliputi pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika-matematika, 2) 114 afektif, yang meliputi sikap dan nilai hal ini antara peneliti dan pengumpul yang data. mencakup antarpribadi kecerdasan dan intrapribadi, 3) psikomotor. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Metode analisis digunakan adalah HASIL dalam metode data yang penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas dan relibilitas Kartu karena Angka metode Kemampuan Mengenali Angka pada ilmiah, pengumpulan, menyajikan Siswa PAUD adalah baik. Hasil serta menganalisis data penelitian penelitian yang berbentuk angka. Selain itu, pendapat dengan metode statistik dapat ditarik Adams (2006: 60) bahwa membuat kesimpulan kartu angka untuk anak-anak dalam metode ini statistik, ini merupakan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Mengukur tersebut yang mendukung diutarakan oleh memahami angka adalah cara yang Hal berdasarkan Untuk ini karena perhitungan yang sangat bermanfaat. Kartu angka yang didesain secara menarik, dapat ketertarikan siswa teratur, teliti dan tepat. Penelitian ini meningkatkan bertujuan untuk mengetahui validitas PAUD untuk mempelajari angka, dan reliabilitas kartu angka untuk sehingga siswa mampu menerima mengukur kemampuan mengenali materi yang disajikan dengan kartu angka pada siswa PAUD. angka. Penyajian kartu angka yang Validitas kartu angka untuk disesuaikan dengan tahap mengukur kemampuan mengenali perkembangan siswa akan dapat angka mengukur sejauh mana kemampuan pada siswa menggunakan profesional judgement, sedangkan reliabilitas kartu menggunakan PAUD pengujian angka Penelitian dan Pengembangan Pendidikan mengungkapkan bahwa coefficient salah satu cara untuk meningkatkan merupakan jenis uji yang digunakan perhatian dan keterlibatan siswa untuk menyamakan persepsi dalam dalam aktifitas belajar diperlukan correlation antar Shin (2006: 3) dalam Jurnal rater interclass uji dengan siswa dalam mengenali angka. 115 adanya alat pendukung berupa alat- angka berkisar antara 0,300 sampai alat visual, mainan, boneka ataupun dengan 0,834 dan reliabilitas yang obyek-obyek lain yang berwarna dicapai oleh kartu angka untuk warni, yang sesuai dengan cerita atau mengukur kemampuan mengenali lagu angka dalam penelitian ini tinggi, yang digunakan pembelajaran. Agar dalam siswa-siswa yaitu sebesar 0.875. mengerti dan senang dengan apa yang guru sampaikan, maka guru DAFTAR PUSTAKA harus kreatif dalam membawakan Adams, K. 2006. Semua Anak Jenius. Alih Bahasa: Ariavita Purnamasari. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. pembelajaran, salah satunya dapat menggunakan media kartu bilangan agar siswa tidak merasa terbebani dengan konsep yang guru sampaikan. Melalui kartu angka siswa juga akan merasa nyaman dan senang karena materi pembelajaran yang dengan cara disampaikan menyenangkan. Kartu angka sebagai salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa PAUD dalam mengenali angka diharapkan juga dapat semakin meningkatkan kemampuan yang dimiliki siswa PAUD dalam mengenali angka. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan bahwa koefisien validitas kartu angka untuk Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Hadi, S. 2004. Statistik. Jilid Dua. Yogyakarta: ANDI. Hiryanto. 2011. Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Propinsi DIY. Hasil Penelitian Research Grant Inawati, M. 2011. Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan Melalui Metode Bermain Alat Manipulatif. Jurnal Pendidikan Penabur. No.16/Tahun ke-10. Hal. /Juni 2011. Jakarta: BPK Penabur. Iswidharmanjaya, D., dan Svastiningrum, B. S. 2005. Bila Anak Usia Dini mengukur kemampuan mengenali 116 Bersekolah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Megawangi, R., Dona, R., Yulisinta, F., dan Dina, W. F. 2005. Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan: Penerapan Teori Developmentally Appropriate Pracices (DAP). Jakarta: Viscom Pratama. Monks, F.J, Knoers A.M.P & Haditono, S.R. 2002. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: University Press. Permendiknas No. 58 Tahun 2009. Tentang Standar PAUD. Kementrian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Seefeld, C., dan Wasik, B. A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini: Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Alih Bahasa: Pius Nasar. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Shin, J.K. 2006. Ten Helpful Ideas For Teaching English To Young Learners Englis Teaching Forum. 44(2).2-7 JPPP. Lembaga Penelitian Undiksha, hal 78 sampai 95,Desember 2007. http:// www.pdii .lipi.go.id / index.php/Search.html? Undang-Undang nomor 20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 117