10 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Sosial

advertisement
10
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Komunikasi Pemasaran Sosial
Dalam kegiatan kampanye #iuRUN terdapat kegiatan komunikasi social
marketing merupakan instrumen pendekatan baru dalam menanggulangi masalah
sosial. Konsep komunikasi social marketing digunakan untuk menangani
permasalahan sosial terhadap penyebaran ide atau gagasan baru dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dilihat dari hal tersebut maka
social
marketing memang digunakan penyebaran ide atau gagasan baru yaitu Kampanye
#IuRUN
Pemasaran sosial merupakan disiplin ilmu pemasaran yang berbeda sejak
awal 1970-an dan difokuskan untuk mempengaruhi perilaku untuk meningkatkan
kesehatan, mencegah cedera, melindungi lingkungan, memberikan kontribusi
kepada masyarakat, dan, baru-baru ini untuk meningkatkan
kesejahteraan
finansial. Philip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya SOCIAL MARKETING :
changing Behaviors for Good mengungkapkan pandanganya dan beberapa orang
ahli dalam bidang pemasaran. Menurutnya pemasaran sosial adalah tentang (a)
mempengaruhi perilaku, (b) memanfaatkan proses perencanaan sistematis yang
berlaku pada prinsip-prinsip pemasaran dan teknik, (c) fokus pada prioritas target
yaitu masyarakat dan (d) memberikan manfaat positif bagi masyarakat.
Pemasaran sosial adalah proses yang menggunakan prinsip-prinsip
pemasaran dan teknik untuk pengaruh perilaku khalayak sasaran yang akan
menguntungkan masyarakat serta individu. disiplin ini berorientasi strategis
bergantung pada menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar
penawaran yang memiliki nilai positif bagi individu, klien, mitra, dan masyarakat
pada umumnya.
(Lee,Nancy Dkk :2011)
11
Pemasaran sosial adalah penerapan konsep pemasaran komersial dan alat
untuk mempengaruhi perilaku secara sukarela
terhadap khalayak untuk
memperbaiki kehidupan mereka atau bagian dari masyarakat tersebut.(Alan
Andreasen, 2011)
Pemasaran sosial adalah penerapan prinsip-prinsip pemasaran untuk
membentuk pasar yang lebih efektif, efisien, berkelanjutan, dan hanya dalam
memajukan kesejahteraan masyarakat dan kesejahteraan Sosial. (Craig Lefebvre,
2011) .
Pemasaran sosial adalah cara untuk mengurangi hambatan dan
meningkatkan
kualitas
hidup
bagi
perilaku
individu
dan
masyarakat.
Menggunakan konsep dan proses perencanaan dari pemasaran komersial untuk
menciptakan perilaku "menyenangkan, mudah, dan populer." tidak melampaui
komunikasi, iklan layanan masyarakat, dan
pendidikan
untuk memberikan
persepsi 360-derajat penyebab potensial dan solusi untuk masalah kesehatan dan
pelayanan manusia. (Mike Newton-Ward, 2011). Pemasaran sosial adalah
aktivitas dan proses untuk memahami, menciptakan, berkomunikasi, dan
memberikan penawaran yang unik dan inovatif untuk mengatasi masalah
sosial.(Sharyn Rundle-Thiele 2011) ( Kotler dan Nancy Lee 2016:7-8)
Menurut Kotler dan Roberto (1989:80) pemasaran sosial memiliki tiga
unsur yakni ide atau praktek sosial, satu atau lebih target adopsi dan manajemen
teknologi perubahan social. Kotler dan Roberto (1989:119) juga mengatakan
bahwa ide dan kebiasaan adalah produk yang akan dipasarkan. Produk
didefinisikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan
kebutuhan atau keinginan. Produk bisa berupa barang, jasa, orang, tempat,
organisasi, ide. Adapun defenisi dari produk-produk sosial adalah produk yang
akan dipasarkan kepada masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku
masyarakat tersebut.Membuat sebuah produk di pemasaran sosial lebih sulit
dibandingkan dengan komersial, oleh karena:
a.
Inflexibility. Pemasar komersial lebih mudah mendesain ulang
produknya dibandingkan pemasar sosial. Mereka bisa dengan
mudah merubah warna, bentuk, desain, atau fitur yang lain.
Pemasar sosial lebih sulit dalam merubah produknya.
12
b.
Intangibility. Produk di pemasaran komersial bentuknya lebih jelas
dan mudah diamati. Produk di pemasaran sosial lebih sulit diamati
keluarannya (output) karena sering memberikan pemahaman di
dalam kesadaran manusia.
c.
Complexity. Produk sosial lebih kompleks dibandingan produk
komersial oleh karena produk komersial dapat fokus pada satu
manfaat. Produk sosial mempunyai manfaat lebih banyak, tetapi
tidak nampak jelas dan harus tetap dijelaskan efek negatifnya pada
masyarakat.
d.
Controversial. Produk sosial sering kontradiksi dengan nilai atau
norma yang ada di masyarakat.
e.
Weak personal benefit. Pada produk sosial, manfaat yang
didapatkan seringkali untuk masyarakat, dan jarang untuk pribadi.
f.
Negative frame. Produk sosial, terutama yang merubah perilaku,
sering terdengar negatif dan tidak nyaman dilakukan.
Untuk membedakan sebuah produk dengan produk dari kompetitor lain,
dibutuhkan sebuah nama, simbol, terminologi, desain, atau kombinasi dari itu
semua yang disebut brand. Simbol ini haruslah mudah diingat, mudah dikenali,
mudah diucapkan, unik, dan memberikan manfaat. Branding ini tidak sekedar
memberikan nama sebuah produk, tapi juga membangun semua atribut yang
melekat di seluruh elemen bauran pemasaran.
Ide dan perilaku merupakan
produk yang jual pada pemasaran sosial. Menurut kotler dan Roberto (1989:139)
produk sosial marketing terbagi atas 3 yaitu ide, praktek dan objek berwujud.
a.
Ide sosial adalah sebuah gagasan yang muncul karena adanya
permasalahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Produk yang berbentuk ide akan membentuk tiga hal yakni
kepercayaan (belief), sikap (attitude) dan nilai (value).
1. Kepercayaan (belief) adalah sebuah persepsi yang diambil
sekitar hal-hal faktual, suatu hal yang tidak membutuhkan
evaluasi secara kritis. Bentuk produk yang menghasilkan
kepercayaan adalah kampanye “merokok merusak kesehatan”
13
dimana akan terbentuk kepercayaan masyarakat tentang
kesehatan. Untuk ide yang membentuk sikap dapat berupa
kampanye program perencanaan keluarga, dari hasil kampanye
tersebut dapat menghasilkan sebuah sikap dari keluarga yang
merencanakan kehidupan keluargannya. Sedangkan untuk yang
membentuk nilai dapat berupa kampanye hak asasi manusia
dimana nilai kemanusiaan diangkat sehingga terbentuk sebuah
opini yang menyatakan tentang kebenaran. Nilai merupakan
keseluruhan ide yang menyatakan benar atau salah.
2. Sikap (attitude) adalah evaluasi positif atau negatif terhadap
orang, objek, ide atau peristiwa. Misalnya, iklan layanan
masyarakat yang dibuat oleh PLN. Dalam iklan tersebut
masyarakat dianjurkan untuk mematikan lampu pada pukul
17.00-22.00. Iklan tersebut menghimbau masyarakat untuk
menentukan sikap dalam rangka penghematan Bahan Bakar
Minyak.
3. Nilai (value) adalah keseluruhan ide mengenai suatu hal yang
baik atau salah. Masalah nilai biasanya menyangkut masalah
hak asasi manusia. Misalnya, konflik ras yang terjadi di
Amerika. Ras kulit hitam dipandang lebih rendah dari ras kulit
putih. Oleh karena itu, dibuatlah kampanye anti rasialisme
dimana semua ras dipandang sama tanpa membeda-bedakan
satu sama lain. Selain itu, banyak artis-artis mancanegara
menuangkan ide anti rasialisme di dalam lirik lagunya untuk
mengubah nilai-nilai yang selama ini dianut oleh masyarakat.
b. Praktek Sosial atau pelatihan sosial pada dasarnya bukanlah produk
sosial, melainkan cara untuk mempromosikan ide sosial.
1.
Act : Act atau aksi adalah tindakan yang dilakukan untuk
menyampaikan kampanye sosial tersebut kepada publik.
14
a. Single Act atau aksi perorangan adalah tindakan yang
dilakukan individu secara perseorangan. Misalnya, dalam
sosialisasi Pemilihan Umum diharapkan keikutsertaan
individu untuk memberikan hak pilihnya kepada salah satu
kandidat calon legislatif dan calon presiden. Hal ini tentu
dapat mengajak orang lain untuk ikut memberikan suara
pada pemilu.
1.b
Sustain Act cenderung kepada tindakan tambahan
untuk menyokong suatu kampanye sosial yang dilakukan
terus menerus atau berkelanjutan. Misalnya, seminarseminar atau kampanye mengenai pelaksanaan Keluarga
Berencana terus digalakkan untuk menekan angka kelahiran
bayi di Indonesia.
2. Behavior;behavior mengacu pada perilkau seseorang atau
masyarakat terhadap suatu permasalahan sosial. Misalnya, tindakan
orang yang memberhentikan dirinya dari merokok dan tidak akan
mengulangi perilakunya tersebut.
c. Objek berwujud (tangible object) adalah produk fisik yang menyertai
kampanye sosial. Tangible object ini merupakan alat yang dilibatkan
untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial. Jenis ini mengharapkan
masyarakat dapat menggunakan produk tersebut sehingga terjadinya
keselamatan atau terhindar dari hal yang dapat merugikan baik
langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya. Pada jenis ini dapat
dicontohkan untuk penggunaan sabuk pengaman sebuah produk
berwujud yang seharusnya digunakan oleh masyarakat ketika sedang
berkendaraan. Produk publik merupakan produk bersama dimana dalam
pemenuhan konsumsinya tidak dapat dilakukan oleh pribadi masyarakat
saja sehingga produk ini dikelola oleh pemerintah.
15
Dalam pemasaran sosial produk yang dijual (dipasarkan) adalah produk
sosial atau produk yang secara sosial bermanfaat, yakni :‟prilaku baru‟. Produk
sosial berbeda dengan produk komersial dalam.arti.:
a. produk sosial lebih rumit penggunaannya dibanding dengan produk
komersial
b. produk sosial sering lebih kontroversial
c. keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan
d. saluran distribusi produk sosial lebih sukar digunakan dan di kontrol
e. pasar
produk
sosial
sukar
dianalisis
f. ukuran keberhasilan “penjualan” atau adopsi produk sosial lebih berat
dari produk komersial
Dalam social marketing (pemasaran sosial) yang dimaksud dengan produk
adalah sesuatu yang ditawarkan untuk dibeli, yang berbentuk perilaku yang
diharapkan dan manfaat perilaku tersebut. Hal yang ditawarkan tersebut bisa
termasuk juga sebuah barang dan layanan untuk mendukung perubahan perilaku
dari sasaran. Dalam pemasaran komersial hal tersebut sering dikatakan sebagai
paket manfaat yang ditawarkan.pada.pasar.untuk.memenuhi.kebutuhan.pasar
Pada prinsipnya, pemasaran sosial adalah penerapan teknik dan langkah
pemasaran komersial untuk tujuan sosial. Tetapi ada beberapa hal yang berbeda
pada keduanya, yaitu:
Perbedaan
a. Mendefinisikan&
Komersial
Sosial
Mudah
Sulit
b. Bentuk produk
Barang atau jasa
Ide, konsep
c. Manfaat yang diperoleh
Langsung
Jangka lama
d. Proses pertukaran
Mudah
Sulit
e. Perubahan perilaku
Menyenangkan
Membuat
mengkomunikasikan
nyaman
f.
Kontradiksi dengan norma
Jarang ada
Seringkali
tidak
16
g. Pertimbangan politis
Jarang terjadi
Sering terjadi
h. Keterlibatan struktur social
Jarang
Seringkali
Tabel 2.1 Perbedaan Pemasaran Sosial dan komersil
Pemasaran sosial
ini
merupakan bagian
dari pemasaran secara
keseluruhan. Hanya saja, di dalam pemasaran sosial para pemasar (marketers) dan
praktisi
perubah
kondisi
sosial
menerapkan
teknik
pemasaran
untuk
mempromosikan program atau kegiatan sosial. Seringkali promosi kegiatan sosial
ini gagal ketika menerapkan teknik pemasaran, bukan karena teknik pemasaran
tidak tepat digunakan untuk kegiatan ini tetapi karena interpretasi dan penerapan
tekniknya yang salah. Jadi berdasarkan definisi menurut Kotler dan Zaltman,
Pemasaran Sosial
adalah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi teknik
pemasaran yang digunakan untuk mempengaruhi orang agar menerima sebuah ide
dan terlibat dalam sebuah program.
Sedangkan menurut Andreasen, definisi pemasaran sosial adalah
penerapan teknik pemasaran komersial mulai dari analisis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program untuk mempengaruhi perilaku yang disadari
oleh target audiens agar status kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
meningkat. Tetapi definisi ini terlalu sempit, karena hanya fokus pada perilaku
yang disadari (voluntary behaviour) sedangkan perilaku yang tidak disadari
(unvoluntary behaviour) tidak dipertimbangkan. Domain pemasaran sosial ini
tidak hanya merubah perilaku yang disadari dan lingkungannya, tetapi juga
merubah struktur sosial dan meningkatkan potensi individu. Artinya, pemasaran
sosial bahkan sampai mendorong individu agar dapat mengakses pelayanan
kesehatan, memperbaiki kondisi rumah, mendapatkan pendidikan yang baik,
menjangkau transportasi, dan kebutuhan lain yang dapat meningkatkan status
kesehatan.
Di dalam pemasaran sosial, ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan, yaitu pendidikan (memberikan informasi), motivasi (persuasi),
dan advokasi (melakukan aksi sosial politik). Edukasi dan persuasi ditujukan
untuk merubah perilaku, sedangkan advokasi bertujuan untuk melakukan
perubahan struktural pada level sosial, fisik dan legislatif. Edukasi sangat
17
bermanfaat di dalam promosi kesehatan jika hambatan utama dalam pemasaran
sosial adalah ketidaktahuan masyarakat.
Persuasi digunakan jika tujuan
pemasaran sosial adalah menginginkan masyarakat mengadopsi ide yang
diberikan. Sedangkan jika tujuan pemasaran sosial menginginkan dampak yang
lebih luas dan lebih terintegrasi maka advokasi adalah pilihan metodenya.
Dalam merubah kondisi sosial, selain pemasaran sosial dikenal pula istilah
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tidak hanya memberikan pengetahuan,
tetapi juga „membujuk‟ (melakukan persuasi) kepada masyarakat untuk
menghindari perilaku yang tidak sehat dan berubah melakukan perilaku sehat.
Jika pendidikan kesehatan fokus pada informasi biomedik, faktor resiko, dan
penyakit yang ada di masyarakat, promosi kesehatan lebih mengajak masyarakat
untuk merubah perilaku kesehatannya dari kurang baik menuju ke perilaku sehat.
Di dalam pelaksanaannya, perilaku kesehatan ini melibatkan beberapa disiplin
ilmu antara lain psikologi, sosiologi, riset sosial dan komunikasi.
Kotler dan Roberto (1989:24)
menyatakan pemasaran sosial adalah
strategi untuk mengubah perilaku yang mengkombinasikan elemen-elemen
terbaik pendekatan tradisonal dan perubahan sosial dalam sebuah kerangka karya
perencanaan dan pelaksanaan teringresai serta memanfaatkan kemajuan teknologi
komunikasi dan keterampilan pemasaran.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam memasarkan sebuah ide atau produk
sosial adalah :
1. Analizing the social marketing environment
Tahapan
pertama dalam proses pemasaran sosial adalah
melakukan analisa atau situasi yang terkait dengan kampanye
sosial, disini komunikator melihat keadaaan lingkungan yang
sesungguhnya. Perlu diketahui bahwa masalah yang sebenarnya
dialami oleh target adopter itu sendiri. Agar dapat di identifikasi
dengan jelas, maka dalam menganalisis masalah hendaknya
dilakukan secara terstruktur.
2. Researching and selecting the target adopter population
18
Pemasar sosial memerlukan sebuah penelitian atau riset yang
cermat dan terstruktur dengan baik. Riset tersebut digunakan untuk
memahami keingginan (want) dan kebutuhan (need) dari target
adopter. Selain itu riset pasar bertujuan untuk mempelajari
khalayak sasaran dan bagaimana khalayak sesaran itu berfikir dan
bertindak yang berhubungan dengan isu. Riset tersebut meliputi
aspek pengetahuan, sikap dan perilaku. Untuk keefektifan dalam
kegiatan pemasaran sosial, dalam suatu program harus tepat dalam
menetapkan khalayak sasaran dan metode penggunaan yang
disesuaikan untuk menjangkau khalayak sasaran.
3. Designing social marketing objetives and strategies
Strategi pemasaran sosial menetapkan rancangan untuk
pencapaian tujuan. Strategi tersebut mencakup total biaya
pemasaran, bausan pemasaran dan alokasi pemasaran yang
diharapkan dapat mencapai tujuan pada target adopter. Untuk
mengembangkan strategi yang menyeluruh, pemasar sosial harus
mengalokasikan anggaran kepada aspek-aspek dalam bauran
pemasaran sosial untuk mencapai tujuan dari target adopter. Aspekaspek tersebut dikenal sebagai 4 P diantaranya:
a. Product diartikan sebagai produk yang bermanfaat secara
sosial. Produk tersebut merupakan ide atau gagasan.
b. Price
(harga),
harga
produk
pemasaran
sosial
ini
dipengaruhi oleh manfaat dan kemudahan yang dapat
dinikmati oleh konsumen. Harga bisa berupa pengorbanan
yang berbentuk uang, kesempatan dan waktu konsumen.
c. Place (tempat) merujuk pada cara untuk menjangkau
konsumen. Selain itu tempat merupakan saluran-saluran
untuk mencapai konsumen-konsumen dalam memberikan
informasi atau pelatihan seperti puskesmas, balai desa dan
sebagainya.
19
d. Promotion
(Promosi),
merujuk
kepada
kampanye
pemasaran untuk mempromosikan keuntungan-keuntungan
dari
pertukaran
kepada
khalayak
sasaran
seperti
penggunaan media radio, surat kabar dan lain sebagainya.
4. Planning social marketing mix programs
Tahap perencanaan ini untuk menciptakan suatu program
pemasaran sosial yang efektif. Dimana pemasar sosial akan
merencanakan program kampanye sosial dan menetapkan program
kerja organisasi yang sejalan dengan pihak yang berkepentingan,
ini memungkinkan organisasi untuk memetakan kegiatan yang
akan dilaksanakan secara fokus. Hal ini dilakukan agar
mempermudah pemasar sosial menentukan kegiatan dan program
yang cocok untuk segmentasi khalayak.
5. Organizing, Implementing, controlling, and evaluating the
social marketing effort.
Didalam proses manajemen pemasaran sosial, langkah terakhir
adalah mengorganisir sumber daya pemasaran, melaksanakan
program bauran pemasaran sosial, mengawasi atau mengontrol
kinerja dari program-program, dan mengevaluasi hasil dari
pelaksanaan program.
Organizing itu sendiri maksudnya adalah alokasi pembebanan
tugas-tugas yang telah ditetapkan
membuat
bagian-bagian,
membuat
meliputi pemberian tugas,
jaringan
komando
dan
koordinasi kegiatan staff yang bertujuan agar tercapai dalam
mengembangkan atau mengelola sebuah struktur organisasi.
Setelah pemasar sosial yang menyiapkan struktur organisasi untuk
menerapkan sebuah perencanaan pemasaran, maka organisasi harus
melakukan pengukuran atau penilaian atas bagaimana organisasi
tersebut menjalankan rencana pemasaran secara efektif.
Implementing adalah pelaksanaan kampanye sosial yang
merupakan penerapan dari konstruksi rancangan program yang
20
telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian maka proses
pelaksanaan kampanye sosial harus secara konsisten berpedoman
kepada rancangan yang ada. Organisasi membutuhkan suatu
pemantauan kontinyu pada program kampanye sosial agar
memungkinkan peninjauan setiap perkembangan strateginya dan
mengoreksi setiap penyimpangan yang terjadi tindakan ini disebut
sebagai kontrol pemasaran sosial.
Dalam proses pengaturan pemasaran sosial, langkah akhirnya
adalah
mengorganisasi
sumber-sumber
daya
pemasaran,
melaksanakan program sosial marketing-mix, mengontrol kinerja
pelaksanaan program serta mengevaluasi hasil (pengaruh sosial
etik) dari kegiatan di lapangan. Prinsip manajemen tersebut
menekankan
bahwa
hasil
yang
terbaik
disebabkan
oleh
perencanaan yang dilaksanakan dan diawasi secara efektif
membutuhkan data akurat tentang tanggapan kelompok target
adopter atas pelaksanaan program pemasaran sosial tersebut.
Konsep pemasaran berwawasan
sosial menutut pemasar untuk
memasukan pertimbangan sosial dan etika ke dalam praktik pemasaran sehingga
perusahan melakukan inisiatif sosial antara lain
Jenis
Deskripsi
Pemasaran sosial perubahan
Mendukung
kampanye
perubahan
perilaku
Pemasaran amal
Mempromosikan isu-isu sosial melalui
usaha-usaha
seperti
persponsoran,
perjanjian lisensi, dan iklan
Pemasaran terkait gerakan amal
Menyumbangkan persentase tertentu
dari
penjualan untuk tujuan tertentu,
didasarkan atas penjualan yang terjadi
selama periode dukungan tertentu
Filantropi Perusahaan
Menyumbangkan uang, barang, dan
21
waktu
untuk
membantu
organisasi
nirlaba, kelompok, atau individu.
Keterlibatan
perusahan
dalam Memberikan
komunitas
Praktik
pelayanan
sukarela
didalam komunitas
perusahaan
yang
memiliki Mengadaptasikan
dan
menjalankan
praktik
yang
melindungi
tanggung jawab sosial
bisnis
lingkungan dan hak manusia serta
binatang.
Tabel 2.2 Konsep pemasaran Sosial Philip Kotler dan Nancy Lee (2002:29)
Deskripsi Proses Perencanaan Pemasara Sosial menurut Philip Kotler dan
Nancy Lee dalam Quick Reference Guide Social Marketing Influencing Behavior
For Good yaitu sepuluh langkah dalam proses perencanaan :
1.
Menjelaskan Latar belakang, Tujuan dan Fokus untuk Usaha
Perencanaan
Catatan isu sosial yang direncanakan untuk menangani masalah
(misalnya, obesitas). Meringkas faktor-faktor yang menyebabkan
perkembangan dari rencana. Kemudian mengembangkan pernyataan
tujuan yang mencerminkan manfaat dari sukses nya sebuah kampanye
(misalnya, mengurangi obesitas) dan fokus yang mempersempit ruang
lingkup rencana ini bertujuan ke salah satu rencana untuk
mengatasinya (misalnya, aktivitas fisik).
2.
Melakukan Analisis Situasi
Sesuai dengan tujuan dan fokus dari rencana, menjelaskan faktorfaktor dan kekuatan dalam lingkungan internal dan eksternal yang
diantisipasi untuk memiliki beberapa dampak pada keputusan
perencanaan.
Faktor Organisasi
Kekuatan Lingkungan
(Kekuatan dan Kelamahan)
(Peluang dan Ancaman)
Sumber
Publik Eksternal
Kinerja Masa lalu
Kekuatan Politik/hukum
22
Aliansi dan Mitra saat ini
Kekuatan Ekonomi
Jasa Pengiriman
Kekuatan alam
Publik internal
Kekuatan Demografi
Tabel 2.3 : Analisis Situasi
3.
Memilih dan menjelaskan Target audience
Pusat sasaran Target audience di pilih dan dijelaskan untuk
pengaruh pemasaran . Sebuah rencana pemasaran strategis berfokus
pada khalayak yang merupakan target utama, meskipun secondary
audiens
tambahan
sering
diidentifikasi
dan
strategi
yang
dikembangkan untuk mereka juga.
Prosesnya ada tiga langkah yaitu:
a. Segmen pasar.
b. Evaluasi segmen.
c.
4.
Pilih satu atau lebih sebagai titik fokus.
Mengatur Objek Pemasaran dan
Tujuan (Perilaku, Pengetahuan,
Keyakinan)
Rencana pemasaran sosial selalu menyertakan tujuan perilaku,
sesuatu yang ingin mempengaruhi target audiens untuk melakukan
serta memberikan pengetahuan yang mencakup informasi atau fakta
agar masyarakat menyadari yang membuat mereka lebih mungkin
untuk melakukan perilaku yang diinginkan.
5.
Mengidentifikasi Hambatan Audiens , Manfaat dan Pesaing.
Hambatan merupakan alasan target audiens yang tidak mudah atau
tidak ingin mengadopsi tingkah laku yang direncenakan.
Manfaat yaitu target audiens mungkin akan tertarik dalam mengadopsi
perilaku atau apa yang akan memotivasi mereka untuk melakukannya.
Pesaing yaitu perilaku-perilaku target audiens yang lebih suka atau
mendukung organisasi atau
diinginkan
mempromosikan perilaku yang tidak
23
6.
Membuat positioning yang diinginkan
Positioning adalah tindakan merancang organisasi yang sebenarnya
dan yang dirasakan target sedemikian rupa agar dapat menempati
tempat khusus dalam pikiran yang menjadi target pasar. Mengisi
kekosongan untuk:
"Kami ingin (TARGET AUDIENCE) untuk melihat ( PERILAKU
YANG DIINGINKAN) sebagai (FRASA DESKRIPTIF) dan yang
lebih menguntungkan daripada (KOMPETISI)”
7.
Mengembangkan Bauran Pemasaran Strategis (The 4P)
• Produk Sebuah produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Dalam
pemasaran sosial, unsur produk utama meliputi: Inti manfaat perilaku,
Barang atau jasa
mempromosikan adopsi dan elemen produk
tambahan untuk membantu dalam penerapan perilaku
• Harga adalah biaya asosiasi target pasar dengan mengadopsi perilaku
yang diinginkan. strategi terkait penetapan harga untuk mengurangi
biaya dan meningkatkan keuntungan menyertakan 6:
a. Meningkatkan
manfaat
moneter
untuk
perilaku
yang
diinginkan
b. Penurunan biaya moneter untuk perilaku yang diinginkan.
c. Meningkatkan manfaat non-moneter untuk perilaku yang
diinginkan.
d. Penurunan biaya non-moneter untuk perilaku yang diinginkan.
e. Meningkatkan biaya moneter untuk perilaku bersaing
f. Meningkatkan biaya non-moneter untuk perilaku bersaing.
• Tempat di mana dan kapan target pasar akan melakukan perilaku
yang diinginkan, memperoleh benda nyata terkait, dan menerima
layanan terkait. Pilihan meliputi:
a.
lokasi pelaksanaan
b. Telepon / perangkat Ponsel
c.
Mail
24
d. Fax
e. Internet
f. Mobile Unit
g. Tempat orang belanja
h. Tempat orang nongkrong
i. Drive-through
j. Home Delivery
k.
Kios
l. Mesin vending
• Promosi
Promosi
adalah
komunikasi
persuasif
yang
dirancang
dan
disampaikan untuk menginspirasi target audiens untuk bertindak. Pada
langkah ini menentukan pesan, pengantar pesan , strategi kreatif, dan
saluran
komunikasi.
saluran
a.
komunikasi
pemasaran
sosial
utama
termasuk:
Iklan
b. Hubungan Masyarakat
8.
c.
Acara Khusus
d.
Bahan Cetak
e.
Produk Promosi Khusus
f.
Tanda dan Display
g.
Personal Selling
h.
Media Sosial
i.
Populer / Entertainment Media
Menentukan Rencana Evaluasi
Rencana
garis
besar
evaluasi
menjelaskan
mengapa
akan
mengevaluasi, apa yang akan diukur, bagaimana dan kapan. Apa yang
diukur sering masuk ke salah satu kategori di bawah:
Input
Output
Outcomes
Impact
Return and
investment
Sumber
kegiatan
Tanggapa
Indikator
Peningkata
25
daya
yang program yang n audiens yang
dialokasika
n
untuk untuk
kampanye
dan
dilakukan
terhadap
menunjukka
output
n
mempengaruh
usaha i
program
n
dalam
kondisi
tingkat sosial
dampak
khalayak
untuk
melakukan
perilaku yang
diinginkan
Tabel 2.4 : Rencana Evaluasi
9.
Membentuk Anggaran Kampanye dan mencari Pendanaan
Mengidentifikasi daftar harga
untuk strategi dan kegiatan dengan
biaya yang terkait
implikasi.
a. biaya Produk terkait
b.
biaya-Harga terkait
c. biaya yang terkait dengan Tempat
d. biaya yang terkait dengan Promosi
e.
biaya terkait Evaluasi
10. Garis besar Rencana Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan fungsi sebagai dokumen kerja untuk berbagi dan
melacak upaya yang direncanakan. Paling umum, rencana mewakili
minimal kegiatan 1 tahun, dan idealnya 2 atau 3 tahun.
What
Who
When
How much
Tabel 2.5 : Rencana Pelaksanaan
2.2 Word Of Mouth
Sebagai bagian dari bauran komunikasi pemasaran, word of mouth
communication menjadi salah satu strategi yang sangat berpengaruh didalam
keputusan konsumen dalam menggunakan produk atau jasa. Secara lisan word or
mouth adalah medium yang paling kuat merupakan tindakan berbagi pendapat
26
yang nyata mengenai sebuah produk atau jasa antara dua atau lebih konsumen.
Word of mouth adalah ketika orang-orang secara sukarela menjadi brand
advocacy sebuah produk atau jasa. Kunci kesuksesan word of mouth adalah alami
dan jujur. Menurut Sernovitz (2009:1) bahwa pemasaran WOM ialah, “giving
people a reason to talk about your stuff, and making it easier for that
conversation to take place,” yaitu memberikan orang alasan untuk berbicara
mengenai produk dan membuat berlangsungnya pembicaraan itu lebih mudah.
Perkembangan WOM dalam perkembangan teknologi dengan adanya
internet menciptakan sebuah paradigma baru dalam komunikasi Word Of Mouth
dan inilah awal munculnya istilah electronic Word of Mouth (eWOM.). Fenomena
eWOM dianggap sebagai evolusi dari komunikasi tradisional interpersonal
menuju generasi baru dari cyberspace. Kemajuan teknologi informasi,
menyebabkan semakin banyak konsumen mencari informasi yang dibutuhkan terhadap suatu produk sebelum melakukan pembelian seperti contoh TokoBagus
(Online shop), KASKUS (Online Community), blog, Facebook (Social Media).
Journal The Effectiveness of Electronic Word-of-Mouth Communication:
A Literature Analysis oleh Christy M.K. & Dimple R. Thadani June 20 - 23,
2010 mengungkapkan hal yang berbeda dari WOM tradisional di beberapa
dimensi dengan diimensi keunikan komunikasi eWOM. Pertama, tidak seperti
WOM tradisional, komunikasi eWOM memiliki skalabilitas belum pernah terjadi
dari
sebelumnya
dan
kecepatan
Efektivitas
Elektronik
Word-of-Mouth.
Penggunaan berbagai teknologi elektronik seperti forum diskusi online, papan
buletin, newsgroup, blog, situs review elektronik dan situs jejaring sosial
memfasilitasi pertukaran informasi di antara komunikator (Goldsmith, 2006).
Kedua, berlawanan dengan WOM tradisional, komunikasi eWOM lebih
ketekunan dan diakses. Sebagian besar informasi berbasis teks yang disajikan di
Internet diarsipkan dan sehingga akan tersedia untuk waktu yang tidak terbatas
Ketiga, komunikasi eWOM lebih terukur dari WOM tradisional (Lee, Taman dan
Hen, 2008; Park and Kim, 2008). Presentasi Format, kuantitas dan ketekunan
komunikasi eWOM telah membuat mereka lebih tampak. Word-of-mouth
informasi yang tersedia secara online jauh lebih produktif di kuantitas
27
dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari kontak tradisional di dunia
offline (Chatterjee, 2001). Terakhir, WOM tradisional berasal dari pengirim yang
dikenal penerima informasi, sehingga kredibilitas komunikator dan Pesan
diketahui penerima. Sebaliknya, sifat elektronik eWOM disebagian besar aplikasi
menghilangkan kemampuan penerima untuk menilai kredibilitas pengirim dan
atau pesannya.
Selanjutnya eWOM juga dibahas dalam Jurnal Manajemen Pemasaran ,
Vol. 8, No. 2, Oktober 2014 ANALISIS eWOM, BRAND IMAGE, BRAND
TRUST DAN MINAT BELI PRODUK SMARTPHONE DI SURABAYA
Hatane Semuel; Adi Suryanata Lianto yang membahas pengaruh eWOM melalui
media internet terhadap Brand Image, Brand Trust dan Minat Beli. Tujuan yang
lebih spesifik dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh eWOM
terhadap brand image, brand trust dan minat beli smartphone. Penelitian dilakukan
terhadap 250 konsumen sebagai purposif sampling, dan dianalisis menggunakan
program SPSS Version 13 untuk melihat profil konsumen, ukuran pemusatan
serta variasi tiap indikator variabel penelitian, dan SmartPLS Version 2.00 untuk
menguji hubungan pengaruh dalam model SEM. Hasil penelitian yang didapat,
eWOM berpengaruh langsung terhadap brand image, brand trust dan minat beli,
sedangkan brand image berpengaruh langsung terhadap brand trust dan minat
beli, serta brand trust berpengaruh langsung terhadap minat beli. Brand image,
brand trust merupakan mediasi antara eWOM terhadap minat beli, sehingga
secara total memperkuat pengaruh tersebut. Jalur yang menyatakan hubungan
pengaruh yang paling kuat adalah eWOM berpengaruh positif terhadap brand
image dan kemudian berpengaruh positif terhadap minat beli
Dari kedua jurnal tersebut menjelaskan bahwa eWOM sangat membantu
dalam meningkatkan Brand Image sebuah perusahaan/ institusi hal ini yang juga
dilakukan oleh Indonesia Mengajar dalam gerakan iuran publik yang dilakukan
melalui kampanye sosial#iuRUN yang bertujuan membuat keriuhan dan sebagai
brand awareness dalam sosial media
28
2.3 Tinjauan Tentang Kampanye Sosial
Kampanye sebagai suatu kegiatan komunikasi yang didefinisikan oleh
beberapa ahli sebagai suatu kegiatan penyampaian informasi yang terencana,
bertahap dan terkadang memuncak pada suatu saat bertujuan mempengaruhi
sikap, pendapat dan opini seseorang atau massa.
Kampanye menurut Kotler dan Roberto (dalam Cangara 2014:229) “
Campaign is an organized effort conducted by one group (the change agent)
which intends to persuade other (the target adopters), to accept, modify or
abandon certain ideas, attitudes, practise and behavior.” Kampanye ialah sebuah
upaya yang di organisasi oleh satu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan
untuk memersuasi target sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau
membuang ide , sikap dan perilaku tertentu.
Kampanye menurut Pfau dan Parrot 1993 ( dalam venus 2004 :8) suatu
proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjuta yang dilaksanakan
pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang
telah ditetapkan (A campaign is conscious, sustained and indremental process
designed to be implemented over a specified periode of time for purpuse of
influencing a specified audience)
Helbert Siemens menyebutkan campaign is organized of people throught a
series of message. Selanjutnya William Paisley menyebutkan “Campaign or
communication campaign
are only means of influencing public knowledge,
attitude, and behavior” (Rich & Paisley, 1981 :23)
Kampanye
merupakan
upaya
yang
disengaja
yang
bertujuan
menginformasikan, mempersuasi atau memotivasi perubahan perilaku dari
khalayak tertentu atau khalayak luas yang bermanfaat demi keuntungan
nonkomersil dari individu dan/atau masyarakat umum. Pada umumnya kampanye
berlangsung dalam jangkaa waktu tertentu melalui aktivitas komunikasi yang di
organisasi dengan melibatkan media massa (defines campaigns as purposive
attempts to inform, persuade or motivate behavioural changes in a relatively welldefinedand large audience, generally for non-commercial benefits to the
individual and/or society at large. Campaigns typically take place within a given
29
time period using organized communication activities involving mass media) Rice
&atkin (dalam Liliweri 2011:675)
Jadi dari
pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa
kampanye merupakan tindakan komunikasi yang terorganisasi mengajak khalayak
untuk terlibat dalam suatu kegiatan yang membawa perubahan dan tidak hanya
dilakukan dalam satu tindakan, tetapi kombinasi dari beberapa tindakan,
pelaporan, dan event yang saling berbeda, pada periode waktu tertentu guna
mencapai tujuan tertentu untuk perubahan di masa mendatang
Kampanye bersangkut paut dengan perilaku yang dilembagakan. Perilaku
itu cenderung sejalan dengan nilai yang ada. Kampanye seringkali menyangkut
soal pengarahan, pemerkuatan, dan penggerakaan kecenderungan kearah tujuan
yang diperkenalkan secara sosial.
Kampanye komunikasi secara teoritis ialah untuk memberi informasi dan
memperngaruhi masyarakat merupakan bagian yang dikenal dan tidak dapat
dipisahkan dari program pelayanan masyarakat, melalui berbagai poster,
pemberitaan majalah, iklan di televisi, radio, berbicara dengan pemuka
masyarakat, dan selebaran-selebaran mengenai keluarga berencana, hemat energi,
kampanye anti rokok dan kampanye kesehatan reproduksi. Kampanye komunikasi
itu mempunyai tujuan untuk memberitahu, membujuk dan memotivasi perubahan
perilaku khalayak, dalam arti sempit dan luas.
Dalam sebuah kampanye unsur komunikasi merupakan hal yang paling
penting. Menurut Lasswell
(dalam Effendy, 2004 :10) bahwa komunikasi
meliputi lima komponen, yaitu;
1.
Who? (siapa/sumber)
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai
kebutuhan
untuk
berkomunikasi
atau
yang
memulai
suatu
komunikasi,bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun
suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima
(komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi.
30
Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili
perasaan, nilai, gagasan / maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan
yaitu
makna,
symbol
untuk
menyampaikan
makna,
dan
bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber)
kepada komunikan(penerima) baik secara langsung (tatap muka)
,maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari
sumber. Disebut tujuan (destination) /pendengar (listener) /khalayak
(audience) / komunikan /penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah
menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya
pengetahuan, dll.
Sedangkan aspek-aspek penting dalam komunikasi menurut Em Griffin
(2012 :6-7) tentang aspek-aspek penting komunikasi dapat dilihat dari beberapa
konsep yaitu :
1. Message (pesan)
Message atau pesan adalah satu aspek inti dalam prosesn komunikasi
menurut Robert T. Craig seorang Profesor Ilmu Komunikasi dari
University of colorado menyebut bahwasannya komunikasi meliputi
berbicara dan menulis, menulis dan membaca, menampilkan dan
menyaksikan, atau secara umum melakukan apapun yang melibatkan
“pesan” dalam berbagai media dan situasi.
2. Creation of Message (Penciptaan pesan)
Pada proses ini seseorang akan melakukan proses menyusun,
membentuk, merangkai, mengadopsi dan memilih pesan mana yang
akan dia sampaikan pada orang lain.
3. Interpretation of message (Interpretasi pesan)
31
Messages do not interpret themselve. Pesan tidak menginterpretasikan
dirinya sendiri, orang lah yang memberi arti kepadanya.
Tujuan komunikasi dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye dan
propaganda, baik untuk keperluan promosi maupun publikasi. Misalnya, tujuan
komunikasi dalam dunia periklanan (advertising communication) adalah selain
memberikan informasi produk yang dikampanyekan, juga menitikberatkan
bujukan (persuasif) dan menanamkan awareness dalam benak konsumen sebagai
upaya memotivasi pembelian. Pemasaran (marketing) berupaya meluaskan
pasaran suatu produk, sedangkan kampanye PR ( Public relations campaign)
dalam komunikasi bertujuan menciptakan pengetahuan, pengertian,pemahaman ,
kesadaran, minat, dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi
lembaga atau organisasi yand diwalikinya.
Sedangkan Alo Liliweri berpendapat tujuan kampanye adalah untuk:
1. Memobilisasi dan melibatkan orang-orang untuk terlibat dalam
menyebarluaskan informasi tertulis melalui media atau media tidak
tertulis (langsung dengan publik) untuk mencegah dan mendorong
sikap individu atau publik untuk melakukan dan tidak melakukan suatu
tindakan tertentu demi kesejahteraan individu maupun publik pada
umumnya.
2. Memberikan tekanan kepada para pemegang kekuasaaan atau
kewenangan dari para pembuat keputusan (pressurising decision
making) untuk mencari solusi yang bermanfaat bagi kesejahteraan
individu atau publik pada umumnya.
3. Menginformasikan dan memberikan pendudukan kepada individu atau
publik.
4. Melakukan perubahan terhadap perilaku dan sikap demi kesejahteraan
hidup.
5. Mempersuasi orang-orang untuk mengerti, memahami, dan melakukan
suatu tindakan tertentu. (Liliweri, 2011:676)
32
Perbedaan Kampanye Dengan Propaganda
ASPEK
KAMPANYE
PROPAGANDA
Sumber
Selalu Jelas
Cenderung samar-samar
Waktu
Terikat dan dibatasi oleh
Tidak terikat waktu
waktu
Tujuan
Sifat gagasan
Modus
Tegas, Spesifik, dan
Umum dan ditujukan mengubah
variatif
sistem kepercayaan
Terbuka untuk
Tertutup dan dianggap sudah
diperdebatkan khalayak
mutlak benar
Kesukarelaan/ persuasi
Tidak menekankan kesukarelaan
penerimaan pesan
Modus tindakan
dan melibatkan paksaan koersi
Diatur kode
Tanpa aturan etis
bertindak/etika
Sifat kepentingan
Mempertimbangkan
Kepentingan sepihak
kepentingan kedua belah
pihak
Tabel 2.3 Perbedaan kampanye dan propaganda : Pfau dan Parrot, 1993 (dalam
Venus 2004 : 7)
Sudah banyak penelitian tentang kampanye politik yang difokuskan untuk
memahami peranan organisasi tertentu melukukan kampanye seperti partai
politik, kelompok-kelompok kepentingan tradisional, dan kelompok-kelompok
gerakan sosial dan kultural yang bekerja keras untuk mencapai tujuan strategis
mereka.
Peranan
organisasi
dalam
rangka
kampanye
ini
antara
lain
mempersiapkan dan mengembangkan para komunikator dan juru bicara yang
benar-benar andal, mengembangkan pesan politik, memilih media yang terbaik
karena media tersebut merupakan media yang paling banyak diakses oleh
masyarakat yang dalam keseluruhan proses komunikasi diharapkan akan
berdampak pada perubahan sikap khalayak sasaran.
Ada dua tipe kampanye berdasarkan tujuan yaitu: (1) Individual behavior
change campaigns atau kampanye perubahan perilaku individu; dan (2) Public
33
will campaigns atau yang sering value attitude campaigns ( Dungan & Seaver :
Henry & Rivera 1998)
Tujuan
Tipe Kampanye
Perubahan Perilaku Individu
Tujuan
1.
Mempengaruhi
keyakinan
tentang
dan
perilaku
1.
wawasan publik terhadap
dan
suatu kepentingan atau isu
segala
tertentu
Mempengaruhi
yang
Meningkatkan
pengetahuan
akibatnya
2.
Public Will
mendukung
sikap
perilaku
2.
Mempengaruhi
persepsi publik terhadap isu
persuasif.
sosial
3.
tanggung jawab seseorang
Mempengaruhi individu
untuk menerima norma sosial
dan
selanjutnya
menjadi
inti
individu
penggerak
3.
yang
menjadi
Mempengaruhi
terbentuknya kriteria solusi
bagi
para
penentu
perubahan.
kebijakan dalam pembuat
4.
keputusan
Mempengaruhi individu
untuk
menampilkan
perilaku
4.
Menentukan
jenis
yang dikehendaki
pelayanan publik yang akan
5.
ditetapkan
Menghasilkan perubahan
perilaku individu yang tampil
sebagai pendukung utama suatu
program
serta
sumber
dana pelayanan publik
5.
Memobilisasi
masyarakat
untuk
bertindak, menerima, atau
menolak isu tertentu demi
kepentingan publik
Khalayak
Segmen individu dari populasi Masyarakat umum yang akan
sasaran
yang perilakuya akan diubah
dimobilisasi untuk berubah,
para penentu kebijakan dan
pembuatan keputusan
34
Strategi
Pemasaran sosial
Adfokasi
media,
pengorganisasian
komunitas
dan mobilisasi
Media yang Bahan cetakan atau publisitas, Bahan cetakan atau publisitas,
digunakan
surat
kabar,
majalah,
radio, surat kabar, majalah, radio,
televisi, dan iklan
Contoh isu
Anti
rokok,
televisi, dan iklan
penggunaan Mendukung
gerakan
kondom, menjauhkan alkohol, lingkungan bebas rokok, bebas
penggunaan sabuk pengaman alkohol
dipesawat
terbang,
dan
narkoba,
dan
menjadi bebas malaria dan TBC
orang tua yang baik, cara hidup
sehat
Tabel 2.4 : Tipe Kampanye
2.4 Jenis-jenis Kampanye
Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi
yang melatarbelakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi
tersebut pada gilirannya akan menentukan ke arah kampanye akan digerakkan dan
apa tujuan yang akan dicapai. Jadi secara inheren ada keterkaitan antara motivasi
dan tujuan kampanye.
Charles U Larson (dalam Venus 2004:11) membagi jenis kampanye
kedalam tiga kategori yakni :
1. Product Oriented campaign atau kampanye yang berorientasu pada
produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang sering
dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial
campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya
adalah memperoleh keuntungan yang diharapkan.
2. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada
kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan
politik.
3. Ideologically or cause oriented campaignss adalah jenis kampanye
yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan
35
seringkali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini
dalam istilah kotler disebut sebagai kampanye pemasaran sosial, yakni
kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial
melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.
Kampanye dalam ruang lingkup penelitian ini diposisikan dalam makna
yang lebih luas sebagai kegiatan komunikasi yang terorganisasi bersifat persuasif.
Kampanye ditergetkan untu kalangan terbuka.
2.5 Atribut Dalam Kampanye
Dalam menjalankan sebuah kampanye, tentunya dibutuhkan sinkronisasi
dari berbagai elemen agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk itu
berkaitan dengan lima kriteria yang menjadi inti sebuah kampanye sosial. Terdiri
dari pelaku kampanye, pesan kampanye, saluran kampanye, targer kampanye,
strategi kampanye.
1. Pelaku kampanye
Pelaku kampanye merupakan
yang terlibat dalam mengagas,
merancang mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam
sebuah kegiatan kampanye dapat disebut pelaku kampanye. Hal ini
berarti kegiatan kampanye tidak dikerjakan oleh pelaku tunggal
melainkan tim kerja (teamwork). Zalmant dkk (dalam venus 2004:54)
membagi tim kerja kampanye dalam dua kelompok, yaitu leaders
(pemimpin atau tokoh) dan supporters (pendukung di tingkat
grassroot). Leaders diantaranya koordinator pelaksana, penyandang
dana, petugas administrasi kampanye, dan pelaksana teknis. Sementara
dalam kelompok suporters diantaranya petugass lapangan atau kader,
penyumbang, dan simpatisan yang meramaikan kampanye.
Untuk menjalankan peran sebagai pelaku kampanye, seseorang
membutuhkan kredibilitas. Kreedibilitas seorang pelaku kampanye
bergantung pada siapakan dia, topik atau objek kampanye yang
dibicarakan, bagaimana situasinya, dan siapakan khalayak sasarannya.
Makin tinggi kredibilitas sumber yang mengirimkan pesan, maka
makin besar pula kemampuan sumber mempengaruhi khalayak
36
Bettinghaus (dalam venus 2004:57). Oleh karena itu kredibitas sumber
kampanye haruslah diperhitungkan dengan hati-hati agar aktivitas
kampanye tidak berakhir sia-sia. Ada tiga aspek yang mempengaruhi
kredibitas sumber menurut Hovland dan Kelley (dalam Venus
2004:57) yaitu : (a). Keterpercayaan (trustworthiness), (b) Keahlian
(expertise) dan (c) daya tarik (attractiveness). Selain itu terdapat faktor
pendukung seperti kedinamisan (dynamism), Kompusur, Sosiabilitas
dan karisma
Faktor keterpercayaan berkaitan dengan penilaian khalayak bahwa
sumber informasi dianggap jujur, adil, tulus, objektif, memiliki
tanggung jawab sosial yang tinggi dan mempunyai integritas pribadi.
Faktor kepercayaan merupakan faktor yang paling penting dalam
kredibilitas sumber. Faktor keahlian, berkaitan dengan penelitian
dimana sumber dianggap berpengeetahuan, cerdas, berpengalaman,
memiliki kewenangan tertentu dan menguasai skill yang bisa
diandalkan. Untuk bisa dikatakan ahli, seseorang tidak perlu memiliki
semua kualitas, satu atau dua sifat saja umumnya sudah dianggap
sudah mencukupi. Dalam konteks kampanye, keahlian sumber dimata
khalayak dapat merentang dari kategori ahli hingga bukan ahli. Jika
khalayak memersepsi komunikator dianggap tidak memiliki keahlian,
maka khalayak akan mengabaikan pesan tersebut.
Faktor pendukung kredibilitas lainnya diantaranya keterbukaan
(extroversion),
ketenangan (composure), kemampuan bersosialisasi
(sociability) dan karisma (Larson, 1992;
Bettinghaus, 1976 dalam
venus, 2004:65). Keterbukaan yang sering disebut sebagai dinamisme,
merupakan pertimbangan khalayak dimana sumber dianggap sebagai
seorang yang kuat, berani, aktif, berkuasa, sehat, energik, tegas,
progresif, dan mendukung terhadap perubahan sosialisasi lebih
mengacu pada anggapan khalayak bahwa sember dipandang baik hati,
ramah, dan pandai bergaul. Faktor ketenangan berhubungan dengan
bagaimana khalayak menganggap sumbernya sebagai seseorang yang
37
percaya diri, pandai mengungkapkan gagasan dengan tenang
dan
tepat, dan dapat mengontrol perkataaanya sehingga tidak terbata-bata
atau gagap saat menyampaikan pesan. Disisi lain, aspek compusure
yang tidak direkayasa, alamiah akan berakibat positif bagi pelaku
kampanye.
Faktor pendukung terakhir adalah karisma. Konsep ini seringkali
disamakan dengan kedinamisan, tapi pada umumnya karisma diartikan
sebagai kualitas kepribadian seseorang atau kepemimpinan yang
mampu memikat dan mengikat orang-orang sekitarnya. Karisma
mungkin sulit dipelajari karena hal ini bersifat alamian dan menyatu
dengan kepribadian seseorang.
2. Pesan Kampanye
Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari
pengiriman kepada khalayak. Pesan-pesan tersebur dapat disampaikan
dalam berbagai bentuk mulai dari poster, spanduk, baliho,pidato,
diskusi, iklan hingga selebaran. Apapun bentuknya, pesan-pesan selalu
menggunakan simbol, baik verbal maupun non verbal, yang
diharapkan dapat memancing respons khalayak. Setidaknya ada dua
aspek penting yang harus diperhatikan yakni isi pesan dan struktur
pesan
a. Isi pesan
Banyak hal yang terkait dengan isi pesan, mulai dari materi
pendukungnya, visualisasi pesan, isi negatif pesan, pendekatan
emosional pendekatan rasa takut, kreativitas dan humor, serta
pendekatan kelompok rujukan.
Isi pesan kampanye juga harus menyertakan visualisasi dampak
positif atas respon tertentu yang diharapkan muncul dari khalayak
sasaran. Makin nyata visualisasi konsekuensi pesan makin mudah
khalayak mengevaluasi pesan tersebut dan makin cepat mereka
menentukan sikap untuk menerima atau menolak isi pesan. Pelaku
38
kampanye dapat menentukan pengambaran seperti apa yang akan
mendukung kesuksesan kampanye agar diterima oleh khalayaknya.
Di sisi lain, pelaku kampanye juga harus melihat pesan dari
pendekatan emosional, rasa takut, kreativitas dan humor, serta
pendekatan kelompok rujukan. Melalui pendekatan emosional orang
akan lebih meneria pesan berdasarkan dimensi afektif yang
dimilikinya. Jika seseorang merasa terancam dengan isi pesan maka ia
tidak akan merespon pesan tersebut.
Hal terakhir dalam isi pesan adalah pendekatan kelompok rujukan
khalayaknya.kelompok rujukan adalah sekumpulan orang yang
memberikan inspirasi tertentu pada orang lain dan mereka menjadi
panutan atau
model untuk dicontoh. Pesan kampanye akan lebih
efektif bila memperlihatkan orang-orang yang menjadi rujukan bagi
orang lainnya sebagai orang mengadopsi isi pesan kampanye.
Seseorang akan lebih mudah menerima isi pesan jika orang lain yang
menjadi rujukannya juga menerima pesan tersebut.
b. Struktur pesan
Istilah struktur pesan merujuk pada bagaimana pesan merujuk pada
bagaimana unsur-unsur pesan di organisasikan. Secara umum ada tiga
aspek yang terkait langsung dengan pengorganisasian pesan kampanye
yakni sisi pesan (Message sidedness) susunan penyajian (order of
presentation) dan pernyataan kesimpulan (drawing conclusion).
Aspek penting struktur pesan lainya berkaitan dengan pertanyaan
apakah pelaku kampanye perlu menyajikan kesimpulan pesan secara
eksplisit atau membiarkan khalayak menyimpulkan pesan sendiri.
Pelaku kampanye yang cermat dapat menentukan apakah kesimpulan
isi pesan perlu dinyatakan secara eksplisit atau cukup secara implisit
saja dimana khalayak menyimpulkan sendiri apa isi pesan tersebut
secara keseluruhan. Menyajikan kesimpulan menurut stiff 1993 (dalam
venus 2004: 77) harus memperhitungkan karakteristik khalayak yang
39
meliputi tingkat pendidikan, kepribadian dan tingkat keterlibatan
khalayak dalam kegiatan kampanye yang dilakukan.
c. Saluran Kampanye
Menurut Kotler dan Roberto (1989:190) saluran komunikasi untuk
menyampaikan pesan terbagi dalam tiga bentuk, yaitu komunikasi
massa, komunikasi selektif, dan komunikasi personal. Tapi langkah
pertama yang harus dilakukan adalah dengan membedakan
target
sasaran sebagai massa atau individu.jika target sasaran dianggap
sebagai massa, maka komunikasi massa merupakan komunikasi yang
cocok untuk menjangkau kaum ini, yaitu masyarakat luas. Bisa berupa
media seperti Televisi, radio, film, koran, dan lainnya. Sedangkan
komunikasi yang ditujukan untuk individu (selektif dan personal),
selektif digunakan melalui surat dan telemarketing, sementara
komunikasi personal berupa word-of mouth dan one to one (dalam
jangkauan)
d. Target kampanye
Target kampanye atau bisajuga disebut dengan khalayak sasaran
adalah
sejumlah
besar
orang
berpengetahuan,
sikap
dan
perilakunya akan diubah melalui kegiatan kampanye (McQuail &
Windahl dalam venus 2004:98).
2.6 Strategi Kampanye
Hal terpenting dalam sebuah kampanye adalah bagaimana strategi disusun
dengan perencanaan yang baik untuk mencapai sukses kampanye. Jika kampanye
bertujuan untuk mengubah perilaku individu dan mengubah kebijakan publik
maka menetapkan strategi kampanye ibarat menggambarkan sebuah teotorial
sebagi “medan tempur” yang harus direbut dalam suatu perang. Peta yang
ditawarkan itu bisa sangat sederhana namun juga bisa sangat kompleks. Dapat
dikatakan kompleks jika kampanye memiliki suatu strategi yang tersusun rapi
yang diharapkan akan memberikan kontribusi bagi suatu perubahan. Sebaliknya
dikatakan sederhana jika kampanye hanya berisi semacam rancangan untuk
40
memilih taktik tertentu untuk berkomunikasi. Sedangkan langkah-langkah yang
strategis menurut Sullivan yaitu (Sullivan, 2003:17-117):
1.
Melakukan analisis situasi yang terdiri dari pemahaman terhadap
masalah, menentukan khalayak, mengidentifikasi sumber-sumber
komunikasi yang potensial serta mengevaluasi kelebihan dan
kekurangannya.
2.
Menentukan segmentasi khalayak. Khalayak di sini berkaitan dengan
khalayak primer, sekunder dan tertier serta pihakpihak yang
mempunyai peran untuk mendorong perubahann perilaku
3.
Menentukan tujuan perubahan perilaku yang diharapkan, bagaimana
kebutuhan khalayak bisa dipertemukan dengan pesan yang ingin
disampaikan.
4.
Menentukan pesan dan media sesuai dengan khalayak dantujuan
perubahan yang diinginkan.
2.7 Komponen-komponen komunikasi dalam Kampanye
Kegiatan komunikasi kampanye tidak hanya informatif, yaitu agar orang
lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain mau menerima
suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lainlain. Komunikasi merupakan suatu merupakan sebuah proses yang melibatkan
banyak komponen. Sumber dalam sebuah proses komunikasi menyusun pesan
melalui media yang telah dipilih untuk menyampaikan pesan tersebut kepada
penerima. Pesan tersebut dikirim dengan tujuan tertentu. Lasswell (dalam efendy,
2004 : 10) mengemukakan bahwa komunikasi meliputi lima komponen, yaitu :
1. Komunikator
(Communicant, Source, Sender)
2. Pesan
( Message)
3. Media
( Channel, Media)
4. Komunikan
( Communicant, Communicatee, receiver, recipient)
5. Efek
( Effect, Impact, Influence)
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Melalui gambar proses
komunikasi sangat terlihat bahwa suatu komunikasi merupakan suatu proses
41
penyampaian pesan dari seorang komunikator (encoder) kepada komunikan
(decoder). Sebuah proses komunikasi memuat beberapa komponen serta elemen
yang mempengaruhi kelangsungan serta kelancaran proses yang berlangsung itu
sendiri.
Seorang komunikator ketika berniat untuk menyampaikan suatu proses.
Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu isi pesan dan lambang. Isi pesan
umumnya adalah pikiran, dan lambang umumnya adalah bahasa. Proses
mengemas pikiran dengan bahasa yang dilakukan oleh komunikator itu dalam
bahasa komunikai dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu
kemudian ditansmisikan pada komunikan.
Selanjutnya komunikan terlibat dalam proses komunikasi interpersonal.
Proses dalam diri komunikan disebut decoding. Komunikasi terjadi bila
komunikan paham isi pesan komunikator, dan pada komunikasi tersebut terjadi
bila komunikan paham isi pesan komunikator, dan pada komunikasi tersebut
terjadi proses dialektika. Sebaliknya bila komunikan tidak paham, maka
komunikasi tidak akan terjadi. Sedangkan berdasarkan Philip Kotler (dalam
Effendy, 2004 : 18) Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu
adalah sebagai berikut :
- Source
: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang
- Encoding
: Penyandian, yaitu proses pengalihan pikiran ke dalam
bentuk lambang
- Mesagge
: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna
yaang disampaikan oleh komunikator
- Channel
: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
Komunikator kepada komunikan
- Decoding
: Pengawasansandian, yaitu proses dimana komunikan
menetapkan makna pada lambang yang disampaikan
Oleh komunikator kepadanya
-
Receiver
: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
42
-
Response
:
Tanggapan,
yaitu
seperangkat
reaksi
pada
komunukasi
- Feedback
: Umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila
tersampaian atau disampaikan kepada komunikator.
- Noise
: Gangguan tak berencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh
komunikan yang berbeda dengan
pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Pesan- pesan komunikasi pada umumnya menurut Krech (dalam
Muhtadi, 2008 :9) dirumuskan dengan mempertimbangkan konteks verbal dan
konteks nonverbal. Kedua konteks ini dipertimbangkan karena pada
tahap
simbol-simbol yang digunakannya. Secara verbal,kata-kata pada dasarnya tidak
berdiri sendiri. Selain berfungsi sebagai media yang mentransformasikan pesanpesan, kata dan juga berpengaruh terhadap proses pembentukan sikap dan
kepribadian seseorang. Setiap rumusan variabel-variabel lain, seperti struktur
pesan, makna yang terkandung yang terkandung didalamnya, dan sebagainya.
Selain itu, konteks nonverbal dapat menjadi salah satu kekuatan pendorong
munculnya persepsi individual sebelum seseorang bersikap dan berperilaku atas
dasar stimulus yang diterimanya.
Media merupakan aspek yang sangat menonjol berkenaan dengan
media massa terkait dengan politik adalah fungsi media massa dalam kehidupan
politik. Media massa memiliki fungsi penting dan strategi. Kajian sistemis yang
tergolong awal mengenai fungsi media massa, misalnya Lasswell (dalam pawito,
2009:93). Dia mengindentifikasi tiga fungsi pokok media : (a) The surveillance of
the environment (pengawasan terhadap keadaan lingkungan), (b) The corlelation
of the society in responding to the environtment (menghubungkan bagian-bagian
masyarakat dalam merespon lingkungan), dan (c) the transmission of the social
heritage from one generation to the next (mentranmisikan warisan sosial dari satu
generasi ke generasi berikutnya)
Pada umumnya media massa menyajikan pesan yang menarik
perhatian, namun apa pun akibatnya, gagasan bahwa komunikasi massa melayani
43
fungsi difusi persuasi. Dalam teori informasi, komunikasi massa terdiri atas
serangkaian sistem yang menyampaikan informasi dengan cara bersambung dan
berurutan (1) dari sebuah sumber, (2) melalui penyandi yang menerjamahkan
unsur-unsur pesan kedalam serangkaian tanda (kata, gambar, dsb) kedalam impuls
elektronik, (3) Melalui sebuah saluran, (4) melalui penyandian balik dan (5)
kepada penerima (Nimmo, 2005:173)
Khalayak
komunikasi
yaitu
publik
yang
merupakan
“kepada
siapa”pesan komunikasi disampaikan. Menurut Dan Nimmo ( 2006:34), sebagian
khalayak yang pluralis dari publik tertentu dan sebagian lagi adalah khalayak
yang tersusun dari target individu.
Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan, termasuk kampanye
memiliki tujuan, yakni memengaruhi target sasaran. Pengaruh (effect) komunikasi
kadang kala dapat diprediksi, tetapi kadang kala sulit diprediksi. Pengaruh
kampanye dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku.
Pada tingkat pengetahuan bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan
perubahan pendapat (opinion) (canggara,2009:411)
2.8 Media Sosial Sebagai Media Kampanye
Menurut McLuhan, kehadiran New Media dapat membuat sebuah
proses komunikasi menjadi global, sehingga menyebabkan mengapa dunia saat ini
disebut dengan Global Village) . McLuhan mengatakan bahwa dunia akan
menjadi satu desa global (Global Village) dimana produk produk yang ada akan
menjadi cita rasa semua orang. Global Village menjelaskan bahwa tidak ada lagi
batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke
belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat dengan menggunakan
teknologi internet. Global Village adalah konsep mengenai perkembangan
teknologi komunikasi di mana dunia dianalogikan menjadi sebuah desa yang
sangat besar. (Mc Luhan 1994:106) . Menurut Mc Luhan dunia ini sudah semakin
mengecil dan dapat di ibaratkan dengan global villages (dunia bagai desa kecil
yang mudah dijangka). Di era globalisasi sekarang ini, orang sudah tidak
memandang lagi manusia dari hubungan antarsuku, bangsa dan negara. mereka
sudah memandang tentang ekspansi dan penugasaan terhadap pasar dunia secara
44
global. Tak heran bila akhirnya banyak perusahaan melakukanperluasan pasarnya
dengan membuka cabang dibeberapa tempat di bumi ini. Perubahan orientasi
tersebut memerlukan strategi komunikasi pemasaran yang bersifat global dan
internasional pula. Semua strategi komunikasi pemasaran harus berpatokan dan
berpandangan pada pemasaran global, terutama penentuan harga, distribusi,
merek,kemasan dan iklan dengan konsep yang sama. Dalam artian, semua ini
harus ada sentuhan global guna penyusunan strategi pemasaran yang
internasional. Inti dari strategi komunikasi pemasaran global adalah kesamaan
pandangan pelanggan dan khalayak, diantara beberapa negara tentang suatu
produk. Jadi dalam memahami fenomena global, perubahan cara pandang yang
global tidak selalu hanya berorientasi pada produk, tetapi lebih kepada bagaimana
reaksi dan respons pasar global .Sedangkan dalam buku Marketing Management:
Kotler Keller (Kotler & Keller. 2012: 570), tertulis bahwa media sosial untuk
para pemakainya merupakan media untuk membagikan informasi teks, gambar,
audio dan video dengan pemakai lainnya dan dengan perusahaan dan lain
sebagainya. Media sosial memberikan kesempatan bagi para pemakainya untuk
memberikan opini publik dan melakukan aktivitas komunikasi. Media sosial pun
sudah mulai dipakai oleh banyak perusahaan untuk kegiatan marketing maupun
public relations. Terdapat tiga jenis utama dari media sosial:
a) Komunitas online dan forum
b) Bloggers (individual dan networks seperti Sugar dan Gawker)
c) Social Network (seperti Facebook, Twitter,instagram, Youtube dll)
Kampanye internet merupakan kampanye jenis baru yang relatif di
mainkan oleh para pemain yang dapat memanfaatkan internet dengan baik melalui
sema perangkat lunak yang tersedia dalam suatu sistem. Kampanye internet kini
semakin populer didalam masyarakat informasi. Banyak pesan kampanye kini
dirancang dalam bentuk iklan, tulisan, desain, logo dan stiker yang semuanya
ditampilkan melalui internet. Bahkan internet menampilkan campuran media
(surat kabar, majalah, jurnal, dan video klip) yang sekaligus berperan sebagai
media kampanye.
45
Internet kini menjadi inti dari kampanye modern. Teknologi komunikasi
yang meliputi inti internet antara lain e-mail, situs web, dan podcast, media cetak
yang “berubah” menjadi surat kabar atau majalah elektronik, dan videoklip kini
digunakan sebagai media penyalur informasi. Adapun pemanfaatan teknologi
modern seperti ini memungkinkan seluruh proses penyampaian dan persebaran
pesan dapat menjangkau jumlah audiens yang lebih besar dan tersebar di berbagai
ruang geografis dan waktu yang berbeda-beda. Yang penting untuk diketahui
bahwa teknologi internet digunakan dalam rangka pengumpulan dana fundraising,
lobbying, volunteering, community building, dan organizing.
Dalam proses komunikasi ada komponen-komponen yang terlibat
diantaranya sumber, pesan, saluran, dan komunikasi. Bahwa saat ini
perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi kita untuk menutupnutupi suatu fakta. Maka dengan komunikasi itu menjadi muncul adanya saling
pengertian dan kepercayaan.
Media sosial adalah istilah untuk situs jejaring sosial yang menggunakan
media baru, misalnya internet. Media sosial misalnya facebook, twitter, , dan
sebagainya. Tujuan awal dibuat adalah untuk menghubungkan orang dengan
kawannya yang terpisah jarak jauh.
Perkembangan Media sosial di Indonesia sangatlah pesat penggunaannya
berbeda dengan media tradisional semisal televisi, koran, radio dan majalah
adalah media yang memberikan teknologi informasi statis dan monolog kepada
konsumennya. Hanya satu arah dan membutuhkan waktu yang lama untuk
memberikan feedback kepada media tersebut.
Media sosial sangat aktif memberikan informasi. Teknologi- teknologi
web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang paling terpenting
menyebarluaskan konten yang mereka buat sendiri. Post diblog, tweet, facebook
serta forum online lainnya yang dapat diakses dan dilihat oleh jutaan orang secara
gratis. Media sosial sangat banyak yang berkembang yang dapat digunakan
memperoleh citra positif di masyarakat luas.
Dalam pelaksanaanya kampanye ini, media sosial merupakan wadah yang
dimanfaatkan dalam penyebaran informasi kepada khalayak. Hal ini dapat dilihat
46
dari mulai promosi kampanye sampai dengan pasca kampanye melalui website, email, facebook, blog, twitter dan instagram.
2.9 Evaluasi Kampanye
Terdapat dua tujuan evaluasi program kampanye komunikasi adalah (1)
menemukan apakah implementasi program berjalan sesuai dengan rencana dan (2)
menentukan apa tujuan yang sudah disusun dalam strategi dapat dicapai. Pada
level yang lebih kompleks dan level strategi evaluasi hendaknya 1) Menilai
ketepatan strategi yang dipilih; 2) Menilai wilayah-wilayah penting yang
mempunyai dampak tinggi dan rendah dari hasil kampanye komunikasi yang
telah dilakukan ; 3) mengindentifikasi tidak hanya perubahan perilaku individu
atau kelompok namun juga mengukur outcomes secara sosial dan statistik. 4)
menemukan cara-cara untuk meningkatkan pelaksanaan program dan 5)
mengukur kefektifan biaya (Sullivan, 2003:10-11)
Ketika melakukan evaluasi sangat penting untuk menentukan indikatorindikator keberhasilan sebuah program, apakah objectives dari program yang
dijalankan bisa dicapai. Untuk mengukur perubahan perilaku dapat diamati pada
perubahan sosial. Indikator perubahan perilaku pada level individual dapat
diamati dari 1) Percent of audience with a specific attitude ; 2) Percent of
audience who believe that family, local government, friends, community approve
or disapprove of a idea, service or product ; 3) percent of non user who intend to
adopt a certain praktice in the future ; 4) Percent of audience who are confident
that they can adopt a particular behavior.
Evaluasi kampanye merupakan kegiatan untuk memeriksa kembali apakah
“segala sesuatu” yang telah dilaksanakan atau yang diimplementasikan sesuai
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, tabel berikut menunjukan
keempat evaluasi kampanye tersebut.(Coffman, J. Public Communication
campaign evaluation: An Enviromental Scan of Challenges, Critisms, Practice,
and Oppurtunities. Cambrige, MA: Harvard Family Research Project, 2002)
Tipe
Definisi / Tujuan
Contoh pertanyaan
Evaluasi
1. formatif
Menilai kekuatan dan kelemahan "Bagaimana
target
47
bahan
dan
strategi
kampanye kampanye utnuk berpikir
sebelum atau selama pelaksanaan tentang masalah ini?
kampanye.
"Pesan apa yang bekerja
dengan khalayak?
"Siapa komunikator ?
2. Proses
Lalangkah-langkah upaya dan output "Berapa banyak bahan
langsung kampanye-apa dan berapa telah dikeluarkan?
banyak
yang
dicapai.
pelaksanaan
Meneliti "Apa yang telah dicapai
kampanye
dan kampanye?
bagaimana kegiatan yang terlibat "Berapa
bekerja.
3. Hasil
banyak
orang
telah dicapai?
Tindakan efek dan perubahan yang "Apakah ada perubahan
dihasilkan dari kampanye. Menilai afektif (keyakinan, sikap,
hasil dalam target populasi atau norma-norma sosial)?
komunitas yang terjadi sebagai "Apakah ada perubahan
akibat dari strategi dan kegiatan perilaku?
penerima hibah. Juga mengukur "Apakah kebijakan setiap
perubahan kebijakan.
4. Dampak
berubah?
Tindakan perubahan di tingkat "Apakah
masyarakat
atau
hasil
perilaku
jangka mengakibatkan
panjang yang dicapai sebagai hasil yang
hasil
dimaksudkan
dari efek agregat kampanye pada (misalnya, tingkat kanker
perilaku individu dan keberlanjutan yang
perilaku
menentukan
ini.
Upaya
apakah
yang disebabkan efek.
lebih
untuk kekerasan
kurang
di
kampanye sekolah)
"Apakah ada perubahan
sistem-tingkat?
Tabel 2.5 : Evaluasi Kampanye
rendah,
48
2.10
Kerangka Pikir
Skema kerangka pikir analisis strategi komunikasi Kampanye #iuRUN
dalam promosi Iuran Publik yang dilakukan Gerakan Indonesia Mengajar.
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Gambaran kerangka pikir menjelaskan bahwa dalam kampanye #iuRUN
dirumuskan setelah adalah komunikator
yang merancang pesan
untuk
disampaikan melalui saluran yang akan digunakan serta komunikan yang menjadi
target adopter kegiatan kampanye dan efek yang diharapkan.
Kampanye #iuRUN menggunakan strategi berlari dari berbagai titik yang
tersebar di Indonesia dan Luar negeri lalu dihubungkan melalui media sosial.
Kegiatan ini ingin membuat brand awareness terhadap iuran publik dan membuat
49
kesadaran masyarakat untuk ambil bagian dalam gerakan Indonesia Mengajar.
Hasil kampanye dan evaluasi menjadi temuan dalam penelitian ini.
Download