PENGARUH PROGRAM SEKOLAHKU TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PENDERITA KANKER “YAYASAN KASIH ANAK KANKER INDONESIA” Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh MEGASARI NIM: 106054102078 KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya nyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 31 Mei 2010 MEGASARI 106054102078 PENGARUH PROGRAM SEKOLAHKU TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PENDERITA KANKER “YAYASAN KASIH ANAK KANKER INDONESIA” Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh MEGASARI NIM: 106054102078 Pembimbing Nurul Hidayati,S.Ag.,M.Pd NIP: 196903221996032001 KONSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H ABSTRAK Megasari Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) adalah salah satu yayasan yang peduli dengan anak-anak penderita kanker. Kanker itu sendiri adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Salah satu program dari YKAKI adalah Program sekolah-Ku. Tujuan dari program ini adalah memberikan kepada anak-anak kanker untuk mengikuti pelajaran sekolahnya, dan bila mereka sudah selesai menjalankan pengobatan maka mereka dapat melanjutkan pelajaran disekolahnya, selain itu bagi anak-anak pra TK dan TK diberikan aktivitas agar mereka terhindarkan dari kebosanan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh program Sekolah-Ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian survai dan jenis penelitian kausalitas, dan hipotesis yang peneliti ajukan adalah H0 =µ1 = µ2 =µ3 = Tidak ada perbedaan (identik) psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit. Dan H1 ≠ µ1 ≠ µ2 = µ3, ada perbedaan (tidak identik) psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah menggunakan kuesioner, dimana kuesioner diberikan kepada anak-anak penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku di rumah singgah. Dari hasil penelitian dan pengolahan data yang peneliti lakukan untuk mengetahui pengaruh perkembangan psikososial anak penderita kanker, maka dapat diketahui bahwa H1, ditolak dan H0, diterima, yaitu tidak ada perbedaan (identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit, dengan arti lain tidak ada pengaruh antara program sekolah-ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker. i KATA PENGANTAR Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam-Nya serta memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat serta para pengikutnya. Harus peneliti akui, dengan serba keterbatasan yang ada sangatlah berat menyelesaikan Skripsi ini namun pada akhirnya penulis dapat bersyukur karena skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia”, dapat penulis selesaikan dengan baik sesuai arahan dan bimbingan. Untuk itu selayaknya peneliti sampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas Islam Negeri, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri, UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial UIN Syarief Hidayatullah Jakarta. 4. Bu Nafsiyah, MSW sebagai Ketua Jurusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial yang baru, selamat bertugas ya bu. 5. Bapak Ismet Firdaus, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta yang selalu memberikan motivasi dan arahannya kepada mahasiswa KESOS, dan kepada Pak Zaki, M.Si Sebagai Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial yang baru, Selamat ya Pak. ii 6. Bu Nurul Hidayati, S.Ag.,M.Pd sebagai pembimbing skripsi peneliti, yang telah sabar memberikan bimbingannya dan arahannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Keluarga yang selalu mensupport peneliti khususnya kepada kedua orangtua peneliti yaitu Ayah-ku (H. Sanusi) dan Bunda-ku (Castinah) yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus kepada peneliti, yang selalu mendoakan peneliti didalam sujudnya, kalian adalah kekuatan bagi Ku. Tidak lupa juga untuk kakak-Ku (Tea Cici), adikKu (Meizi), dan kepada kedua jagoan keponakan-Ku (Raihan dan Mirza) aku sayang kalian. 8. Pihak YKAKI yang sudah mengizinkan peneliti untuk menjalankan penelitian (ibu Ira, ibu Pinta, dan bu Ica) dan kakak-kakak tutor, ka Lisna, ka Dido, ka Rissi, Ka Ina, ka Laura, ka Lina, ka Nur, ka Irma, ka nania, dll yang baik dan ramah-ramah. Bu Inggrid, bu Neni dan Pak Jana terimakasih .Tidak lupa juga kepada adik-adik YKAKI makasih atas semuanya 9. Pihak RS. Dharmais khususnya suster Luki dan mbak Yuni yang telah membantu peneliti. 10. Seluruh dosen-dosen UIN yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama kuliah. 11. Teman-teman Kesos 2006 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, peneliti harap kita tetap kompak dalam segala apapun, khususnya teman-teman Hang out ku, Christ, Jali, dan Alwi walaupun udah lulus kita tetap bisa hang out bareng ya. Kepada teman seperjuangan-Ku Afrieda dan Melisa yang telah bersama-sama dengan peneliti menjalankan skripsi ini, terimakasih ya atas supportnya. iii 12. Kepada teman seperjuanganku dalam melakukan Praktikum II, ka Fira dan ka Lidya, terimakasih atas supportnya selama ini. 13. Teman-teman kesos 2007-2009 tetap semangat ya kuliahnya jangan malas-malas dan untuk kakak-kakak Kesos 2005 terimakasih atas informasi dan berbagi pengalamannya selama ini. 14. Sepupuku (Yuna) dan temanku (Lia), makasih ya atas dukungannya. 15. Kepada semua pihak yang telah mendukung proses penyusunan skripsi ini. semoga saja Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin…. Jakarta, 31 Mei 2010 MEGASARI 106054102078 iv DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR…………………………………………………… ii DAFTAR ISI…………………………………………………………….. v DAFTAR TABEL………………………………………………………. x DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xi DAFTAR DIAGRAM…………………………………………………….xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………. 1 B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah…………… 7 1. Pembatasan Masalah…………………………………. 7 2. Perumusan Masalah………………………………….. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………. 8 1. Tujuan Penelitian ……………………………………... 8 2. Manfaat Penelitian…………………………………….. 8 D. Tinjauan Pustaka………………………………………….. 9 E. Metodologi Penelitian …………………………………….. 12 1. Jenis Penelitian………………………………………… 12 2. Pendekatan Penelitian…………………………………. 13 3. Metode Penelitian……………………………………… 14 4. Subjek dan objek Penelitian…………………………… 14 a. Subjek Penelitian………………………………… 14 b. Objek Penelitian…………………………………. v 14 5. Populasi dan Sampel …………………………………. 15 a. Populasi Penelitian………………………………… 15 b. Sampel Penelitian………………………………… 15 6. Variabel Penelitian……………………………………. 15 7. Hipotesis Penelitian…………………………………… 16 8. Kuesioner yang digunakan……………………………. 18 9. Uji coba Instrumen…………………………………… 20 a. Uji Validitas………………………………………. 20 b. Uji Reliabilitas……………………………………. 20 10. Tehnik Pengumpulan Data……………………………. 21 11. Tehnik Analisa Data………………………………….. 21 12. Sumber Data………………………………………….. 22 13. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………. 22 F. Sistematika Penulisan……………………………………. 23 BAB II TINJAUAN TEORI A. Program…………………………………………………… 25 1. Pengertian Program…………………………………… 25 2. Macam-macam Program……………………………… 25 3. Tujuan Program……………………………………….. 27 B. Sekolah…………………………………………………….. 28 1. Pengertian Sekolah …………………………………….. 28 C. Anak……………………………………………………… 30 1. Pengertian Anak……………………………………….. 30 D. Perkembangan ……………………………………………. 31 1. Pengertian Perkembangan………………………………. 31 2. Perkembangan Anak……………………………………. 32 a. Perkembangan Fisik………………………………….. 33 vi b. Perkembangan Motorik……………………………….. 33 c. Perkembangan Kognitif………………………………. 35 d. Perkembangan Psikososial…………………………… 38 E. Pertimbangan terhadap Konsep Kematian………………… 42 F. Kanker …………………………………………………….. 48 1. Pengertian Kanker …………………………………….. 47 2. Faktor Penyebab Kanker……………………………….. 48 a. Faktor Keturunan…………………………………... 48 b. Faktor Lingkungan………………………………… 49 c. Faktor Makanan…………………………………… 49 d. Virus………………………………………………. 50 3. Jenis-jenis Kanker……………………………………. 50 a. Tumor Otak……………………………………….. 50 b. Retinoblastoma (Kanker Mata)……………………. 51 c. Limfoma (Kanker Getah Bening)…………………. 51 d. Neuroblastoma (Kanker Syaraf)…………………… 52 e. Tumor Wilms (Kanker Ginjal)……………………... 52 f. Rabdomisarkoma (Kanker Jaringan Lurik)……….... 52 g. Osteosarkoma (Kanker Tulang)…………………… 53 h. Leukimia (Kanker Darah)…………………………... 53 G. Hubungan antara fisik, psikologis, dan sosial (Biopsikososial)…………………………………………55 1. Kesehatan Fisik………………………………………… 56 2. Kesehatan Mental……………………………………… 56 3. Kesehatan Sosial………………………………………. .57 H. Kerangka Pemikiran………………………………………... 58 vii BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Profil Lembaga……………………………………………...60 1. Sejarah YKAKI…………………………………………61 2. Visi dan Misi YKAKI………………………………….. 63 a. Visi YKAKI……………………………………….. 63 b. Misi YKAKI……………………………………….. 63 B. Organisasi YKAKI………………………………………… 64 C. Program YKAKI…………………………………………… 64 1. Rumah Kita…………………………………………….. 64 a. Latarbelakang……………………………………… 65 b. YKAKI Peduli…………………………………….. 65 c. Persyaratan untuk Menempati RK………………… 65 2. SekolahKu ………………………………………………67 a. Dasar Pemikiran……………………………………. 67 b. Tujuan Program……………………………………. 68 c. Mereka yang Terlibat ………………………………69 d. Lokasi……………………………………………….69 3. Transportasi……………………………………………. 70 4. Program Cancer Registry……………………………… 71 BAB IV ANALISA DATA A. Uji Validasi dan Reliabilitas…………………………………73 B. Distribusi Data……………………………………………… 74 C. Analisa dan Interpretasi Data……………………………… 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………… 100 viii B. Saran……………………………………………………….101 DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 104 LAMPIRAN………………………………………………………………107 ix DAFTAR TABEL Tabel 1. Skala Likert……………………………………………….. 19 Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……………… 75 Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……. 76 Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit... 77 Tabel 5. Saya Senang Pelajaran Menempel Gambar…………………78 Tabel 6. Saya Berani Bernyanyi didepan Teman-teman…………… 80 Tabel 7. Saya Senang bekerjasama dengan teman saya kalau bermain puzzle……………………………………………………… 81 Tabel 8. Saya Marah Kalau Pensil Saya dipinjam Teman…………....83 Tabel 9. Saya Senang Menyapa kakak tutor lebih dulu………………84 Tabel 10. Saya Selalu Ingin Menjadi Juara Satu disegala Bidang……. 86 Tabel 11. Jika Ada Pelajaran yang Sulit, saya akan Bertanya kepada teman atau kakak tutor………………………………........ 87 Tabel 12. Saya Tetap Tersenyum Walaupun Teman-teman Mengejek 88 Tabel 13. Saya selalu Mengerjakan tugas dari kakak tutor………… 90 Tabel 14. Buku yang saya pinjam selalu kondisi baik……………… Tabel 15. Saya iri jika ada teman yang mendapatkan nilai bagus…… 93 x 91 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Paradigma Penelitian Hubungan Variabel X dan Y………16 xi DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Prosentase Responden berdasarkan Usia………….. 75 Diagram 2. Prosentase Responden berdasarkan Jenis Kelamin….76 Diagram 3. Prosentase Responden berdasarkan Penyakit………..77 Diagram 4. Prosentase Jawaban Responden no 1………………...79 Diagram 5. Prosentase Jawaban Responden no 2……………… 80 Diagram 6. Prosentase Jawaban Responden no 3…………………82 Diagram 7. Prosentase Jawaban Responden no 4…………………83 Diagram 8. Prosentase Jawaban Responden no 5…………………85 Diagram 9. Prosentase Jawaban Responden no 6…………………86 Diagram 10. Prosentase Jawaban Responden no 7…………………88 Diagram 11. Prosentase Jawaban Responden no 8…………………89 Diagram 12. Prosentase Jawaban Responden no 9…………………90 Diagram 13. Prosentase Jawaban Responden no 10………………. 92 Diagram 14. Prosentase Jawaban Responden no 11………………. 93 xii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada setiap orangtua melalui rahim seorang ibu selama sembilan bulan lamanya. Anak bagi mereka adalah titipan sang khalik yang harus di jaga dan diperhatikan dunianya. Dunia yang layak bagi anak adalah dunia dimana semua anak mendapatkan awal kehidupan yang sebaik mungkin, baik secara fisik, psikologis, spiritual, sosial, emosional, kognitif, dan budaya. Seperti dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Mukminun ayat 1214: Artinya :” Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasuci Allah Pencipta yang paling baik.” (QS Al Mukminun:12-14) Anak adalah masa depan bangsa dimasa yang akan datang. Namun sekarang tinggal harapan saja. Jika ada beberapa dari mereka menderita kanker stadium lanjut, kanker pada anak diperkirakan mencapai 1% dari jumlah penyakit kanker secara menyeluruh, kanker pada anak dapat disembuhkan bila dideteksi secara dini dan pengobatan serta 2 perawatannya. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut. 1 Kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat terserang penyakit yang paling banyak ditakuti ini. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di Negara berkembang. Kanker itu sendiri adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak stabil tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi digen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasimutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter dari keganasan dan 1 Media, Indonesia. “ Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak”artikel diakses Sabtu, 14 Februari 2004 dari http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid1076909088,48242, 3 apakah ada metastasis. Sebuah diagnosis yang menentukan biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. 2 Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal serta pola makan dan pola hidup yang tidak sehat, meskipun diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Kanker termasuk penyakit yang tidak menular. Resiko terkena kanker sangat besar jika salah satu anggota keluarga terkena kanker. 3 Menurut pendapat dr. Maria Abdulsalam pentingnya deteksi dini kanker pada anak. Selama ini keluarga atau masyarakat belum mengetahui tentang bagaimana tanda-tanda kanker pada anak. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kanker menyebabkan penanganan penyakit keganasan itu lambat di Indonesia. “ keluarga baru membawa anaknya ke rumah sakit umumnya sudah dalam kondisi stadium lanjut atau parah. Di RSUPN lebih dari 60% kasus semacam ini,” jelas spesialis anak ini. Meskipun angka kejadian kanker pada anak relatif jarang, yakni 1% sampai 3 % dari seluruh kanker manusia, tetapi masyarakat perlu mengetahui adanya informasi yang benar dan jelas mengenai penyakit kanker. Hingga kini penyebab kanker sendiri belum diketahui dengan pasti. Namun penyakit ini bisa dilihat dari factor resiko, seperti genetika 2 Wikipedia. “ Kanker”, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kanker Lina Mardiana, Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat, hal 5 3 4 (keturunan) dan lingkungan antara lain infeksi virus, bahan kimia atau obat, radiasi, makanan, dsb. 4 . Bila dilihat dari faktor penyebab terjadinya kanker pada anak itu sendiri , seharusnya mulai dari orang terdekat mereka mulai menyadari bahwa betapa pentingnya hidup sehat mulai dari hal terkecil. Hidup sehat itu tidak harus mahal dan mengeluarkan uang yang banyak untuk mendapatkannya, hanya cukup hidup bersih dan peduli dengan lingkungan sekitar. Tidak mudah bagi keluarga untuk benar-benar dapat menerima kabar bahwa salah satu dari anaknya menderita kanker leukemia. Mereka mungkin sangat terpukul sekali dari segi psikologi mereka mungkin mengalami gangguan seperti halnya sedih atau bisa lebih dari itu yaitu depresi. Tetapi bila dibandingkan dengan si penderita itu sendiri mungkin mereka secara psikologis mengalami perasaan kecewa ataupun sedih dan begitu juga secara kehidupan sosialnya, mereka tidak dapat langsung bersosialisasi dengan masyarakat seperti biasanya. Butuh beberapa waktu untuk mereka untuk dapat menerima jika mereka sedang mengalami penyakit kanker. Menurut pendapat Dra Indria L. Gamayanti proses penyembuhan dengan cara ilmu kesehatan saja tidak cukup tanpa memperhatikan aspek 4 Media, Indonesia. “ Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak”artikel diakses Sabtu, 14 Februari 2004 dari http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newssid1076909088,48242, 5 psikologi dan sosial, Ungkapan Dra. Indria L. Gamayanti (seorang ahli Ilmu kesehatan Anak) menarik untuk dikutip. “Mengingat pengobatan penyakit kanker membutuhkan waktu yang lama dan berulang, serta kemungkinan kambuhnya cukup besar, bahkan terkadang meninggalkan dampak menetap, maka pengobatan dan perawatan dengan hanya mengandalkan ilmu kesehatan mutakhir dan alat-alat canggih tanpa memperhatikan aspek psikologi dan sosial dianggap kuno, terlebih bila yang mengalami penderitaan ini adalah anak-anak,” kata Dra Indria L. Gamayanti, Msi dari agains ilmu Kesehatan anak RSUP Dr. Sardjito/fak kedokteran UGM.Hal ini tidak terlepas dari pengertian anak tentang penyakit, yang dipengaruhi oleh tingkat perkembangan kemampuan berfikir anak dan tingkah lakunya terhadap penyakit, rasa dan program pengobatan, yang menyebabkan timbulnya stress selama anak tersebut dirawat dirumah sakit. Karena itu kata Indria, pendekatan psikologis sangat diperlukan untuk menghindari anak-anak yang menderita kanker ini dari stress yang bisa mengahambat proses penyembuhanya. Pendekatan yang dapat dilakukan terhadap anak diantaranya mengurangi trauma psikis, memberikan semangat senantiasa bersikap hangat terhadap anak, pemantauan dan stimulasi terhadap perkembangan dan pentingnya mengajak mereka bermain bersama, sehingga anak-anak ini tidak merasa ditinggalkan. Bukan hanya itu, orang tua juga harus berusaha untuk memahami emosi anak yang muncul, dan menandai emosi ini baik yang negative maupun positif diharapkan dapat menghambat atau menunjang tujuan pengobatan. Karena emosi positif dapat membantu proses penyembuhan. Selain itu anakanak penderita kanker ini harus dibantu untuk berperilaku dan berfikir positif dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan akibat sakit yang dideritanya. 5 Anak-anak penderita kanker juga mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan mereka yang tidak mengalami sakit. Walaupun mereka menderita penyakit yang dapat 5 KBI Gemari,” Penderita Kanker Anak Meningkat tajam di Indonesia.” Artikel diakses 28 January 2002 dari http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488 6 membuat mereka tidak lama lagi hidup didunia ini tetapi itu semua tidak menghalangi mereka untuk mempunyai cita-cita yang tinggi dan mempunyai impian yang tinggi tentang masa depan mereka. Itu semua bisa didapat mereka melalui sekolah. Menurut Emile Durkeim seorang sosiolog mengatakan “From this facts it follows that each society sets up a certain ideal man of what he should be, as much from this intellectual point it become differentiated according to the particular milleux that every society certain in its structure”. “ Fakta-fakta menunjukan bahwa setiap masyarakat membentuk suatu gambaran mengenai manusia ideal yang dicita-citakan, yaitu bagaimana seharusnya manusia menjadi apa yang sebaiknya, baik dari segi intelektual, maupun dari segi fisik dan moral. Citra ini sampai pada tertentu akan sama bagi semua warga masyarakat, tetapi diluar tingkat tertentu itu dapat terjadi perbedaan sesuai dengan lingkungan khusus yang terdapat Dalam struktur masyarakat tersebut”. 6 Hal ini yang membuat penulis tertarik mengambil tema kanker pada anak, karena anak yang seharusnya menghabiskan waktunya dengan bermain dan belajar serta mempunyai cita-cita yang tinggi harus berhadapan dengan penyakit yang mengancam mereka untuk lebih cepat meninggalkan dunia ini. Bila dilihat dari segi psikologi sosial mereka, mungkin tidak mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan ini bahwa mereka sekarang sedang mengalami penyakit mematikan walaupun kanker itu sendiri dapat disembuhkan. Dalam penelitian ini juga peneliti 6 Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung : PT.Remaja Rodaskarya, 1995, hal 18 7 terfokus kepada perkembangan psikososial anak penderita kanker karena dalam tahap penyembuhan faktor psikososial juga penting. Sosialisasi mereka terhadap lingkungan sekitar dapat membantu mereka untuk melupakan sejenak penyakit yang diderita mereka. karena dalam hal ini faktor fisik, psikologis, sosial, dan religi sangat erat kaitannya. Orang dikatakan sehat apabila faktor-faktor tersebut terpenuhi dengan baik. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk memperdalam tentang hubungan antara program sekolahku dengan psikososial anak yang menderita kanker yaitu tentang “ Pengaruh Program Sekolahku Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia”. B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Mengingat terbatasnya waktu, dana dan demi terfokusnya pikiran maka peneliti membatasi masalah pada tahap perkembangan psikososial anak penderita kanker yang sedang mengikuti program sekolah-ku di Rumah Kita (Rumah Singgah). 8 2. Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan peneliti lakukan adalah: a. Bagaimanakah keadaan psikososial anak penderita kanker ? b. Adakah pengaruh program sekolahku dalam perkembangan psikososial anak penderita kanker? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui keadaan psikososial anak penderita kanker. b. Untuk mengetahui adakah pengaruh program sekolahku dengan psikososial anak penderita kanker. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara Akademik Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit kanker dan dapat mengetahui program yang sesuai untuk psikososial anak penderita kanker serta diharapkan menjadi masukan untuk lembaga yang perduli dengan kanker anak. 9 b. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat menambah ilmu pengetahuan masyarakat khususnya bagi keluarga yang mempunyai anak atau kerabat yang menderita penyakit kanker. D. Tinjauan Pustaka Sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut , peneliti kemukakan suatu tinjauan pustaka sebagai langkah awal dari penyusunan skripsi yang peneliti buat agar terhindar dari kesamaan judul dan lain-lainya dari skripsi-skripsi sebelumnya. Setelah mengadakan suatu kajian kepustakaan, maka peneliti menemukan beberapa skripsi yang hampir sama dengan peneliti buat, tetapi dari beberapa segi berbeda, lebih lanjut akan peneliti paparkan. Skripsi pertama Nama : Lulu Paputungan Universitas : Mahasisiwi Universitas Indonesia Judul : Judul “Anak yang ditrafik oleh Keluarga: Penyebab dan Dampak Psikososial (studi kasus terhadap tiga klien pada one stop crisis center international organization for migration Jakarta, UI depok 2007 Walaupun sama-sama mengambil objek kajiannya yaitu psikososial tetapi berbeda dengan skripsi yang peneliti kaji yaitu terletak 10 pada subjek kajiannya. Lulu Paputungan mengambil subjek anak korban trafficking dan peneliti mengambil subjek anak-anak penderita Kanker. Tidak hanya itu saja perbedaan itu juga terletak di tempat penelitian. Lulu Paputungan melaksanakan penelitian di IOM Jakarta, sedangkan peneliti melaksanakan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Skripsi Kedua Nama : Aris Miarti Universitas : Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Kesejahteraan Sosial Judul : Pelayanan Psikososial dalam Menangani Anak yang Mengalami Trauma Akibat Kekerasan (child abuse) (studi kasus terhadap 3 klien korban kekerasan di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA Bambu Apus), Depok Juli 2009), Sama seperti skripsi sebelumnya persamaanya terletak pada objek yaitu dari segi psikososial. Dan perbedaanya terletak pada subjek penelitian dan tempat penelitian. Aris Miarti terfokus pada pelayanan Psikososial dalam menangani anak korban kekerasan dan melakukan penelitian di RSPA Bambu Apus sedangkan peneliti terfokus dengan pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker dan peneliti melakukan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. 11 Skripsi Ketiga Nama : Trijadi Risnanto Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Tahun 2008 Judul : Judul skripsi Peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu. Dalam skripsi ini Trijadi membahas mengenai peranan sekolah kandank jurang doank dalam pengembangan kreatifitas anak, walaupun sama-sama mengambil tema mengenai sekolah tetapi berbeda dengan skripsi yang peneliti kaji dalam hal ini, perbedaannya terletak dari objek yang diteliti Trijadi mengambil objek pengembangan kreatifitas anak. Walaupun subjek dalam penelitiannya sama yaitu sama-sama anak tetapi terdapat perbedaan yaitu jika Trijadi mengambil subjek hanya anak sedangkan subjek yang peneliti ambil adalah anak-anak penderita kanker. Perbedaanya juga terdapat dalam metode penelitian yang diambil jika Trijadi menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif. Skripsi Keempat Nama : Supriyanti Universitas : UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan 12 Masyarakat Islam, Konsentrasi Kesejahteraan Sosial. Tahun 2009 Judul : Judul Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Membantu Perkembangan Psikososial Anak Terlantar di Taman Balita Sejahtera Dalam skripsi ini Supriyanti membahas Peran Yayasan Sayap Ibu dalam Membantu Perkembangan Psikososial Anak Terlantar, dalam skripsi ini persamaannya terletak pada perkembangan psikososial anak. Walaupun sama-sama mengambil objek perkembangan psikososial anak tetapi terdapat perbedaan dengan skripsi yang peneliti buat. Perbedaan itu terletak pada judul skripsi peneliti mengambil judul pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak kanker, selain itu perbedaanya juga terletak pada tempat penelitian, peneliti melakukan penelitian di YKAKI, dan perbedaan itu juga terletak pada sumber data yaitu sumber data yang Supriyanti adalah anak-anak yang terlantar sedangkan sumber data yang peneliti peroleh adalah anak-anak penderita kanker. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kausalitas yang dilihat dari taraf pemberian informasinya. Penelitian ini bermaksud mencari kemungkinan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang sekarang ada dan mencoba mencari kemungkinan sebabnya 13 dari data yang dikumpulkan. 7 Penelitian kausal merupakan penelitian yang dapat memberikan penjelasan secara konkrit (eksplisit) tentang variabel yang merupakan penyebab dan variabel yang merupakan akibat melalui pengujian hipotesa. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan sebab akibat antara program sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. 2. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang peneliti dapatkan berupa angka-angka, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan asumsi-asumsi pendekatan positivis karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, karena digunakan untuk meneliti pada populasi dan sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif /statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.8 Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relativ tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang refresentatif. Proses penelitian bersifat 7 Prof.Dr.Husaini Usman, M.Pd.,MT, Metodologi Penelitian Sosial, edisi II(Jakarta:PT Bumi Aksara), hal 5 8 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 8 14 deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis, hipotesis selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. 9 3. Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian survai, penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 10 Alasan peneliti menggunakan metode penelitian survai karena dalam tahap pengumpulan data peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. 4. Subjek dan Objek a. Subjek Penelitian Penentuan subjek dalam penelitian ini menggunakan populasi dan sampel yang sedang menetap dirumah Kita (Rumah singgah yang didirikan YKAKI untuk anak-anak penderita yang berasal dari luar daerah yang sedang menjalankan perawatan di RS) b. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek yang digunakan peneliti adalah Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker . 9 Ibid, hal 8 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 3 10 15 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan. 11 Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa-siswi sekolahku yang menderita penyakit kanker yang berjumlah 15 orang yang sedang menetap dirumah kita (Rumah Singgah yang didirikan YKAKI untuk anak-anak penderita kanker yang berasal dari luar daerah yang sedang menjalankan perawatan diRS. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 12 Dalam hal ini sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu penelitian yang menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian. Alasan peneliti menggunakan sampel jenuh karena jumlah populasi yang ingin diteliti relativ kecil yaitu kurang dari 30 orang. 6. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan veriabel terhadap objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independent dan variabel dependen. Variabel independent 11 12 Prof.Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 80 Ibid, hal 81 16 (variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi 13 . Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel independent adalah program Sekolahku. Sedangkan variabel dependen adalah variabel respon, output, kriteria, konsekuen, dan sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas 14 . Dan dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel dependen adalah perkembangan psikososial anak penderita kanker. X (variabel Independent) = Program Sekolah-ku Y (variabel Dependen) = Perkembangan Psikososial Gambar. 1 Paradigma Penelitian Hubungan Variabel X dan Y X Y 7. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban 13 14 DR. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian,(Bandung: CV.Alfabeta (1999), hal 3 Ibid, hal 3 17 yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 15 Dan dalam penelitian ini akan dicari seberapa besarkah pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen yaitu Apakah terdapat Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker. Dan adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Hipotesis nol (H0) : µ1 = µ2 = µ3: Tidak adanya perbedaan (identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan dari segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. Dengan kata lain bahwa tidak ada pengaruh antara program sekolah-ku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker. Hipotesis Kerja (H1) : µ1 ≠µ2 ≠ µ3: Adanya perbedaan (tidak identik) perkembangan psikososial anak penderita kanker berdasarkan dari segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. Dengan kata lain bahwa ada pengaruh antara program sekolah-ku dengan perkebangan psikososial anak penderita kanker. 15 Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuentitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: CV Alfabeta, 2008),hal 63-64 18 8. Kuesioner yang digunakan Kuesioner merupakan instrument pengumpulan data dalam penelitian sosial. Dengan kuesioner tersebut peneliti menggali informasi dari responden (orang yang menjadi subyek penelitian). Dengan demikian pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan informasi (data) yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menguji hipotesis penelitian. 16 Tujuan pokok pembuatan kuesioner menurut Singarimbun dan Handayani, selain untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, juga untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. 17 Dalam penelitian ini kuesioner yang peneliti gunakan adalah jenis kuesioner tertutup yakni pertanyaan yang jawabannya sudah ditentukan, artinya peneliti sudah menyediakan pilihan jawaban bagi responden. Tugas responden hanyalah menjawab pertanyaan peneliti dan memilih salah satu dari beberapa jawaban yang telah disediakan. Dalam hal ini responden tidak diperkenankan memberikan jawaban lain diluar jawabanjawaban yang telah disediakan peneliti. Alasan peneliti menggunakan kuesioner tertutup adalah agar lebih mudah dalam pengolahan data. Dalam pembuatan kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang 16 17 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, hal 77 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 130 19 fenomena sosial. 18 Alasan peneliti menggunakan skala Likert dalam penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat perkembangan psikososial anak penderita kanker. Tabel.1 Skala Likert No Alternatif Jawaban Positif Negatif 1. Sangat Setuju 5 1 2. Setuju 4 2 3. Ragu-ragu 3 3 4. Tidak Setuju 2 4 5. Sangat Tidak Setuju 1 5 Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (variability of Score) sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan anak-anak penderita leukemia mengekspresikan pendapat mereka dalam nilai yang mereka terima, lebih mendekati kenyataan sebenarnya. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak” 19 18 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, hal 93 Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009) hal 38 19 20 9. Uji Coba Instrumen Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.20 a. Uji Validitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. Jika seorang peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusunnya harus dapat mengukur apa yang diukurnya 21 , sementara itu jenis validitas pengukuran dalam penelitian ini validitas isi yaitu suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauh mana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. 22 Dalam perhitungan validitas data ini peneliti menggunakan rumus Korelasion Product Moment untuk mengukur korelasi antara masing-masing pernyataan. Pengujian validitas dilakukan di RS Dharmais. Dengan menggunakan SPSS. 18 for Windows. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut 20 Ibid, hal 102 Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”( Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009) hal 36-37 22 Masri, Singarimbun, Metode Penelitian Survai, hal 128 21 21 reliabel. 23 Dalam tehnik perhitungan reliabel ini peneliti menggunakan tehnik Internal Consistency yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen 24 Dalam perhitungan ini peneliti menggunakan bantuan komputerisasi SPSS. 18 For Windows dengan menggunakan Cronbach’s Alpha. 10. Tehnik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode penelitian survei dengan teknik yang digunakan yaitu kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data, yaitu peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden. Bentuk angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup dengan alternativ jawaban telah tersedia oleh penulis. 11. Tehnik Analisa Data Tehnik analisa data dalam penulisan skripsi ini adalah tehnik analisa statistik inferensial. Tehnik analisa statistik inferensial adalah tehnik yang digunakan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. 25 Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya ialah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, 23 Ibid, hal 140 Prof.DR. Sugiyono, Metode Penelitian kantitatif, kualitatif dan R&Di, hal 131 25 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal 148 24 22 menyajikan data tiap variabel yang diteliti, data kemudian dianalisa sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, setelah itu disajikan dalam laporan ilmiah. Dalam tehnik analisa ini peneliti menggunakan bantuan komputerisasi yaitu dengan menggunakan SPSS. 18 for windows yaitu menggunakan uji Anova dua faktor. (Two Way Anova). 12. Sumber Data a. Data Primer, yaitu berupa data yang diperoleh langsung dari responden penelitian, yaitu para anak penderita kanker yaitu berjumlah 15 orang, orangtua anak penderita kanker berjumlah 15 orang , penghuni rumah singgah dan tutor atau pengajar Sekolah-Ku yang berjumlah 15 orang yang berada di Rumah Kita Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). b. Data Sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari buku, skripsi, artikel, majalah atau internet yang berkaitan dengan penelitian 13. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia, yang bertempat di Rumah Kita yang beralamat di Jl. Percetakan Negara IX no.3 Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kode Pos 10570 Telp : 021-4243128. Dan untuk melakukan penelitian uji coba instrument validitas dan reliabilitas peneliti melakukan penelitian di RS Dharmais. 23 Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai dari tanggal 5 April 2010 s/d 10 Mei 2010. F. Sistematika Penulisan Dalam hal sistematika penulisan ini penulis menggunakan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi penelitian, Tempat dan waktu penelitian, dan Sistematika penelitian. BAB II Landasan Teori Pengertian Sekolah, Pengertian Anak, Pengertian Kanker, Pengertian Psikososial, Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kanker, Hubungan antara penyakit kanker dengan Psikososial seseorang, Faktor-faktor yang Mendukung Proses Penyembuhan Kanker. BAB III Gambaran Umum Lembaga Sejarah Singkat Lembaga, Profil Lembaga, Visi dan Misi Lembaga, Struktur organisasi lembaga, Program – 24 programYKAKI, Sarana dan Prasarana, Hubungan dengan Lembaga Lain, Struktur Tutor (Tenaga Pengajar), sejarah didirikannya program sekolahku oleh YKAKI BAB IV Analisa Data Memuat pelaksanaan penelitian dengan lingkungan rumah singgah, keluarga klien dan kliennya sendiri, serta hasil analisa data mengenai Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Kanker. BAB V Penutup Kesimpulan Saran Psikososial Anak Penderita 25 BAB II TINJAUAN TEORI A. Program 1. Pengertian Program Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi, seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program. Suharsimi Aritkunto mengemukakan program adalah: ”sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu kegiatan.” 26 2. Macam-macam Program Jenis-jenis program dapat bermacam-macam wujud, jika ditinjau dari berbagai aspek. Program ditinjau dari: a. Tujuan Ada tujuan mencari keuntungan (kegiatan komersial). Jika program tersebut mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah memberikan keuntungan dan jika program tersebut 26 Putri Megawati,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, hal 12 26 bertujuan sukarela, maka ukuranya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. 27 b. Jenis Ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan dan sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari isi program bersangkutan. c. Jangka Waktu Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. d. Keluasan Terbagi menjadi 2 macam: 1. Program sempit adalah hanya menyangkut program yang terbatas 2. Program luas adalah menyangkut banyak variabel. e. Pelaksanaannya Terbagi menjadi 2 macam: 1. Program kecil: hanya dilaksanakan beberapa orang. 2. Program besar dilaksanakan oleh banyak orang. f. Sifatnya Terbagi menjadi 2 macam: 1. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak dan menyangkut hal-hal yang vital. 2. Program kurang penting adalah hal sebaliknya. 27 Ibid, hal 13 27 3. Tujuan Program Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, sebagai berikut: 28 “Tujuan Program merupakan suatu pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan atau tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih.” Tujuan program dibagi menjadi 2 bagian: yaitu umum dan tujuan khusus (objectives). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang, sedangkan tujuan khusus outputnya jangka pendek. Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajarmengajar, sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa kurikulum adalah “Sejumlah mata pelajaran atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijaza.” 29 28 Putri Megawati,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, hal 13 29 Ibid, hal 14 28 B. Sekolah 1. Pengertian Sekolah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. 30 Sekolah adalah lembaga formal yang diberikan keabsahannya oleh pemerintah untuk mendidik masyarakat sehingga mereka mampu mengenali dan mengetahui berbagai persoalan yang dihadapinya. Didalam kelembagaan sekolah terdapat kepala sekolah, komite orang tua sekolah, guru, wali/orangtua siswa, guru, dan siswa. Masing-masing memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Seorang kepala sekolah biasanya berperan sebagai orang tua yang membawahi dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berlangsung di lembaga sekolah. 31 Komite orang tua sekolah berperan sebagai kelompok individu yang bertugas mengawasi dan bersama-sama mengontrol pendidikan yang berlangsung disekolah. Wali/orang tua siswa adalah orang yang mengajar. Sekolah merupakan salah satu tempat mencari ilmu, mencari ilmu adalah wajib hukumnya dan Allah SWT akan meninggikan derajat orang-orang yang mempunyai ilmu, seperti yang dijelaskan dalam AlQuran surat Al-Mujadalah: 11 30 31 KBBI, hal 1013 Trijadi, Risnanto,” Peran Sekolah Alam Kandank Jurank Doank dalam Pengembangan Kreatifitas Anak di Kelurahan Jurang Mangu,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 29 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Lembaga yang sama, yang juga memberikan pengajaran dan pendidikan diantaranya seperti lembaga kursus/lembaga professional, pesantren, dan surau. Perbedaannya dengan lembaga sekolah terletak pada jenjang lamanya pendidikan dan sistem majerial pendidikannya. Bila disekolah seorang anak akan lulus setelah mengikuti jenjang kelas paling rendah hingga paling tinggi, dengan lama waktu yang telah ditentukan. Untuk jenjang sekolah dasar misalnya, seorang akan dinyatakan lulus setelah menempuh pendidikan dalam waktu yang telah ditentukan. Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan tujuan penyelenggara pendidikan. 32 Sebuah sekolah mungkin sangat sederhana dimana sebuah lokasi tempat bertemu seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau mungkin, sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dan puluhan ribu tenaga kependidikan dan peserta didik. Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang sering ditemui pada institusi yang ada di Indonesia, berdasarkan kegunaannya: ruang belajar seperti ruang kelas, ruang laboratorium, ruang kantor, perpustakaan , halaman. 32 ibid 30 Menurut status sekolah terbagi dari: sekolah Negeri Public School, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah, mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Sekolah swasta Private School, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non pemerintah/ swasta, penyelenggara pendidikan masih berupa yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah. Selama ini, pengembangan sekolah hanya terbatas pada lembaga formal yang didalamnya terdapat guru, dan kurikulum , dan mata pelajaran diajarkan diruang kelas. Namun, belakangan mulai banyak berkembang jenis-jenis sekolah yang lebih mengembangkan variasinya. C. Pengertian Anak Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan anak, Menurut undangundang anak didefinisikan sebagai seorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah menikah. Hal ini berarti bahwa yang termasuk kategori anak adalah sejak lahir sampai akhir 21 tahun. Namun rentang usia 0 sampai 21 tahun tersebut, apabila seseorang telah menikah maka bukan lagi kategori anak. 33 Menurut UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Bab II, pasal 2 bahwa:” Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih 33 Undang-undang Negara (UU RI No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak) (Jakarta : sinar grafika, 2005) 31 sayang baik dalam keluarga maupun didalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar. Menurut kartono, maka kanakkanak dimulai sejak usia 2 tahun sampai 12 tahun, yang dibagi dalam dua fase yaitu masa anak-anak awal yang berusia 2 sampai 6 tahun. Menurut pendapat ini usia 1 sampai 2 tahun dikategorikan bayi karena tingkat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap orang lain disekitarnya. Sedangkan usia 2 sampai 6 tahun diklasifikasikan sebagai awal masa asa kanak-kanak, sedangkan usia 6 sampai 12 tahun dikategorikan sebagai akhir masa kanak-kanak.34 Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembangan, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasaan dan diskriminasi. 35 D. Perkembangan 1 Pengertian Perkembangan Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele” perkembangan berarti perubahan secara kualitatif “. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan 34 Kartini,Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, Jakarta; Rajawali press, 1990, hal 84 35 Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal. 11 32 seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang komplek. 36 Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan, sekalipun perubahan-perubahan yang bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin. Manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologi. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu” tidak pernah statis dan sudah ada semenjak awal”.dengan kata lain, organisme yang matang selalu mengalami pembuahan yang progresif sebagai tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahanperubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi yang majemuk. 37 2. Perkembangan Anak Periode ini adalah kelanjutan dari masa bayi (lahir – usia 4 tahun) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan 36 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Ciracas, Jakarta: Erlangga, Hal. 2 37 Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal 2 33 Anak, no.11 ( Maret 2007), hal, nilai, dan perilaku), psikososial serta diikuti oleh perubahan-perubahan yang lain. Menurut Zastrow, anak yang berkembangnya normal memiliki keterampilan tertentu sesuai dengan tingkat usianya. Adapun standar keterampilan yang secara umum dimiliki oleh anak usia 6 sampai 8 tahun yaitu : pada pola permainan anak-anak senang mencoba melakukan ketangkasan fisik, mulai berminat pada pertandingan, senang mengumpulkan barang dan menyukai permainan drama (imajinasi) 38 a. Perkembangan Fisik Pertumbuhan fisik pada masa ini lambat dan relativ seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama kerena bertambahnya ukuran system rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya. b. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak-anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang 38 Zastrow, charles and Karen k Kirst-A Shaman, Understanding human behavior and the sosial Environment(Chicago: Nelson-hall Publiser, 1993) hal 69 34 bersifat formal, seperti senam, berenang, dll. Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain: 1. Anak usia 5 tahun mampu meloncat dan menari menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan dapat menghitung jari-jarinya, mendengar dan mengulang hal-hal penting dan mampu bercerita, mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya, bila dilarang apa yang menjadi keinginannya, mampu membedakan besar dan kecil. 2. Anak usia 6 tahun. Ketangkasan meningkat melompat tali, bermain sepeda, mengetahui kanan dan kiri, mungkin bertindak menentang dan tidak sopan, mampu menguraikan objek-objek dengan gambar. 3. Anak usia 7 tahun. Mulai membaca dengan lancar, cemas terhadap kegagalan, peningkatan minat pada bidang spiritual, kadang malu atau sedih. 4. Anak usia 8-9 tahun. Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat, mampu menggunakan peralatan rumah tangga. Keterampilan lebih individual, ingin terlibat dalam sesuatu, menyukai kelompok dan mode, mencari teman secar aktif. 5. Anak usia 10-12 tahun. Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak, mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri, dll, adanya keinginan anak untuk 35 menyenangkan dan membantu oranglain, mulai tertarik dengan lawan jenis. c. Perkembangan Kognitif Dalam keadaan normal, pada periode ini pikiran anak berkembang secara berangsur-angsur. Jika pada periode sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar. Menurut teori piaget, pemikiran anak-anak usia dasar disebut pemikiran Operasional Konkrit (Concret operasional Thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, membedakan karena apa ia yang mulai tampak mempunyai kemampuan oleh dengan mata untuk kenyataan sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu: 1. Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu dengan benda atau keadaan yang lain. 2. Hubungan timbal balik (Resipprok), yaitu anak telah mengetahui hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan. 36 3. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu dengan benda-benda yang adalah operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukan. Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu tindakan, tanpa ia sendiri bertindak secara nyata. a. Perkembangan Memori Selama periode ini, memori jangka pendek anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan-keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan tersebut, anak berusaha menggunakan strategi memori (Memory Strategy), yaitu merupakan perilaku disengaja yang digunakan untuk meningkatkan memori. Matlin (1994) menyebutkan 4 macam strategi memori yang penting, yaitu: 1. Rehearsal (Pengulangan) : Suatu strategi meningkatkan memori dengan cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan. 2. Organization (Organisasi) : Pengelompokan dan pengkategorian sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti, anak SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan dimana mereka duduk dalam satu kelas. 37 3. Image (Perbandingan) : Membandingkan sesuatu dengan tipe dari karakteristik pembanyangan dari seseorang. 4. Restieval (Pemunculan kembali): Proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatuu isyarat yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah memori, mereka akan menggunakan secara spontan. selain strategi-strategi diatas, terdapat hal lain yang mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk sikap, kesehatan dan motivasi), serta pengetahuan yang diperoleh anak sebelumnya. b. Perkembangan Pemikiran Perkembangan pemikiran kritis yaitu pemahaman atau refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-inforamasi yang datang dari berbagai sumber serta mampu berfikir secara reflektif dan evaluatif. c. Perkembangan Kreativitas Perkembangan kreativitas dalam tahap ini, anak-anak mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah. d. Perkembangan Bahasa Selama masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa kata dan cara menggunakan kalimat 38 bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat dalam cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih dsingkat dan padat, serta dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat 39 d. Perkembangan Psikososial Pendekatan psikososial menurut Newman (1991) pada dasarnya memfokuskan pada pengalaman internal sebagai hasil interaksi antara proses somatic, ego, dan sosial. Proses somatic memfokuskan pada dampak dari atribut fisik dan perubahan fisik seseorang terhadap perasaan dan hubungan sosialnya. Proses ego memfokuskan pada representasi kita akan informasi dan hubungan kita mengkategorikan dan menginterpretasikan pengalaman. Sedangkan proses sosial menekankan pada cara kita terlibat dalam suatu kelompok daripada penggunaan pemikiran, perasaan dan perilaku kita. Pendekatan psikososial berkembang untuk mendukung well-being seorang individu dan keluarga dan untuk merespon kebutuhan manusia agar bisa memulihkan fungsi sosialnya kembali dan untuk memperbaiki hubungan interpersonal mereka dan kehidupannya. Walaupun telah terjadi perubahan setelah beberapa tahun, pendekatan psikososial tetap mengakui pengaruh dari faktor biologi, internal psikologi dan proses emosional, kondisi sosial dan fisik eksternal dan saling mempengaruhi didalamnya. 39 G excess .” Perkembangan anak” dari <a href=http://www.gexcess.com/content/view/446/title=”Perkembangan anak”>Perkembangan anak(Perkembangan Fisik,Perkembangan motorik,Perkembangan Kognitif,Perkembangan psikososial)” 39 Tahapan dasar yang digunakan dalam pendekatan ini adalah pemahaman akan individu dan keluarga, sikap mereka terhadap lingkungan, dan peran “person- in situation gestalt” ( perilaku seseorang dalam situasi) sehingga penilaian yang berarti atau diagnosanya dapat disusun dengan baik (Woods and Robinson, 1996). Istilah psikososial kemudian digunakan untuk mencerminkan perkembangan intervensi psikologi yang mengakui pentingnya aspekaspek sosial dalam pengalaman manusia, sekaligus menjauhi istilah kesehatan mental (mental health) yang dapat menstigmasi (Laugghy dan Eyber, 2003 dalam Irwanto 2007, h 27) Tahap psikososial merupakan tahap perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor sosial dan kultur. Erikson menemukan bahwa dalam tahap-tahap kehidupan setiap individu, terdapat tugas-tugas perkembangan penting yang perlu diiselesaikan dengan baik. Keberhasilan individu dalam menyelesaikan suatu tugas perkembangan awal akan menjadi dasar bagi tugas perkembangan selanjutnya, sehingga kemungkinan individu untuk dapat menyelesaikan tugas berikutnya akan lebih besar. Namun sebaliknya, kegagalan individu dalam menyelesaikan tugas dalam suatu tahap perkembangan akan cenderung menghambat individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada tahap selanjutnya. Seorang anak harus melewati tahapan perkembangan 40 psikososial ini secara urut dan masing-masing tahapan harus diselesaikan dengan baik. 40 Menurut Erik Erickson (1963), ada 4 tahap perkembangan psikososial anak: 1. Usia 0-12/18 bulan Basic trust vs mistrust ( percaya vs tidak percaya) Pada fase ini anak mulai mengembangkan sense mengenai dunia yang baik dan aman. Pada masa ini penting bagi bayi untuk menyeimbangkan trust (yang memampukan mereka untuk menjalin hubungan yang intim dengan orang lain) dan mistrust (yang memampukan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri, baik dari orang asing maupun dari benda asing). Jika trust mendominasi maka anak akan mengembangkan “the virtue of hope” kepercayaan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan dan desire yang mereka miliki (Erikson, 1982). Jika mistrust yang mendominasi maka anak akan mempersepsi dunia sebagai tidak bersahabat dan tidak dapat diprediksi dan dikemudian hari anak akan mengalami kesulitan dalam hubungan sosial. Pertanyaanya adalah bagaimana agar anak dapat mengembangkan trust? Critical element dari trust ini adalah pengasuhan yang sensitive, responsive dan konsisten. Misalnya dalam hal memenuhi kebutuhan makan si bayi, dalam hal ini ibu menjadi representasi dari dunia. 40 Jossie.”Perkembangan Psikososial anak” dari http://jossie08.blog.friendster.com/ 41 2. Usia 12/18 bulan-3 tahun autonomy vs shame& doubt (otonomy vs rasa malu atau ragu) Tahap kedua ini ditandai dengan peralihan kemampuan bayi yang awalnya dikontrol oleh faktor eksternal (ibu) ke self control. Toilet traning menjadi issue yang penting pada masa ini. Toilet training yang kurang berhasil pada tahap ini dipercaya berpengaruh terhadap kemandirian, self control dan kebiasaan anak menjaga kebersihan. Fase yang disebut negativistic ada pada masa ini (meningkatkan pada usia 3 – 4 tahun dan akan menurun pada usia sekitar 6 tahun). itulah sebabnya orangtua perlu menghindari “ teriakan-teriakan TIDAK dan JANGAN” karena menurut penelitian hal itu akan ikut berpengaruh terhadap self control anak dan sense of competency. 3. Usia 3-6 tahun initiative vs guilt ( inisiatif vs rasa bersalah) Pada masa ini anak belajar memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu/mencapai goal tanpa dihalangi ataupun tanpa perasaan bersalah dan takut dihukum (Erikson,1982). Dengan kata lain penting sekali untuk mendorong anak untuk mancapai tujuan tertentu dan memberikan pujian ketika ia berhasil melakukannya (hal ini sangat berguna untuk menumbuhkan motivasi internal si anak. Jika anak tidak dapat menyelesaikan krisis pada masa ini dengan baik (misalnya: anak selalu dipersalahkan ketika melakukan sesuatu ‘tuh kan kamu sih jadi berantakan deh”, “ tuh kan mama bilang juga apa, pecah deh piring mama”) anak dapat menjadi seorang dewasa yang 42 mempersepsikan kesuksesan sebagai showing off bukan sesuatu datang dari dalam dirinya, anak juga akan menjadi pribadii dewasa yang intoleran, tidak spontan, dan sering mengalami psikosomatis. (psikosomatis ini adalah sakit yang disebabkan karena psikis bukan fisik, misalnya: anak sakit perut karena mau ulangan matematika, sakit kepala karena takut dimarahi, dsb) 4. Usia 6-12 tahun Industry vs inferiority ( industri vs inferitas) Pada fase ini penting bagi seorang anak yang beranjak untuk memiliki pandangan bahwa diri memilki kemampuan untuk menguasai skill tertentu dan mampu menyelesaikan tugas (disebut juga dengan self esteem). Anak harus sudah mulai mempelajari keterampilan-keterampilan yang baik sesuai dengan lingkungan masyarakat mereka (misalnya di kota Jakarta, pada masa ini anak mulai belajar untuk membaca dan menulis, di Alaska, anak pada masa ini belajar untuk berburu dan menangkap ikan). 41 E. Pertimbangan Tumbuh Kembang terhadap Konsep Kematian Perkembangan kognitif dan usia membentuk dasar pengertian anak terhadap konsep kematian. Pengertian muncul melalui waktu dalam pola sekuensial, akan tetapi prosesnya bervariasi pada setiap anak. Terdapat beberapa pemikiran dalam mengasuh anak berbagai usia pada akhir hidup mereka.(Rando, 1984) 42 41 ibid KBI Gemari,” Penderita Kanker Anak Meningkat Tajam”. Artikel diakses 28 January 2002” dari http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488 42 43 1. 0-2 Tahun Bayi Perkembangan normal untuk bayi meliputi pembentukan kepercayaan pada orang tua sementara mendapatkan rasa untuk membedakan. Perpisahan dengan orang tua adalah perasaan takut yang utama. Bayi yang berada diakhir kehidupan tidak mempunyai konsep tentang kematian, serta sangat dipengaruhi keadaan fisik dan emosi keluarga. Reaksi terjadi berhubungan dengan perpisahan dari pengasuh dan perubahan rutin atau lingkungan. Untuk mendukung anak seusia ini, orangtua dianjurkan tinggal bersama anak sebanyak mungkin sambil memberikan kelegaan dan kenyamanan fisik. pembentukan Perkembangan kemandirian diri anak orangtua kecil (toddler) sedikit demi meliputi sedikit, menginginkan rasa kendali terhadap lingkungan, dan mempelajari keterampilan dasar mengurus diri. Anak dibawah dua tahun dengan sakit terminal mempunyai pengertian terbatas tentang proses kematian. Oleh karena perbedaan dari orang lain tidak lengkap, maka anak usia dini ini dipengaruhi oleh emosi orang lain, sering bereaksi sewaktu melihat orang tuanya bereaksi. Perawatan rumah sakit adalah hal yang sangat menekan (stressful). Mengurangi perpisahan anak dari orang tua sebanyak mungkin akan sangat mendukung, mendorong aktivitas bermain secara teratur dan memberikan rasa lega fisik dan kenyamanan yang maksimal. 44 2. Masa Kanak-kanak (3-5 tahun) Pada usia ini mulai terbentuk kesadaran dan anak menikmati membuat keputusan serta ekspresi sendiri. Perasaan untuk menjelajahi dan mengagumi mendorong maju anak, dan menjadi lebih dibedakan dari orangtua serta menikmati pencukupan diri. Dunia dilihat dari baik dan jahat, dan berpikir magic membuat anak percaya bahwa mereka mempunyai dampak langsung terhadap kejadian dalam hidupnya. Konsep kematian terbatas bagi anak kecil pra sekolah dan kematian mungkin dipandang sementara atau reversible. Sakit atau perpisahan dari orang tua dapat dianggap sebagai hukuman karena pikiran atau perbuatan buruk, perasaan bersalah dan tanggung jawab atas terjadinya sakit/kematian dapat muncul. Anak dapat mundur secara perilaku dalam upaya untuk merasa aman. Untuk mendukung maka perlu meyakinkan anak bahwa mereka tidak dihukum, beri penjelasan yang jujur dan jelas tentang penyakit dan meyakinkan anak bahwa mereka tidak dihukum, beri penjelasan yang jujur dan jelas tentang penyakit dan pengobatannya. Minimalkan perpisahan dari orang tua dan buat perubahan seminimal mungkin. Menyediakan pembuangan/ pelampiasan bagi impuls dan emosi normal anak serta juga lingkungan yang mendorong rasa ingin tau. Berikan kelegaan dan kenyamanan fisik. 45 3. Masa Kanak-kanak Menengah (6-9 tahun) Sahabat adalah penting pada usia ini, namun demikian, anak kembali kepada rasa aman dirumah dan keluarga untuk kenyamanan. Anak mempunyai kemampuan belajar dan menguasai, aktivitas konstan adalah normal. Rasa kemandirian, percaya diri dan kepribadian mulai muncul. Setiap tindakan dianggap mempunyai penghargaan atau hukuman. Perawatan rumah sakit atau penyakit dapat dilihat sebagai hukuman akibat kesalahan masa lampau. Rasa diri (sense of self) yang sedang berkembang pada anak dapat dipengaruhi penyakit tersebut dan mengakibatkan rasa marah dan bingung. Orangtua dapat dituntut bertanggung jawab atas penyakitnya. Anak harus diberikan penjelasan secara rinci dan jujur dengan komunikasi yang terbuka tentang penyakitnya. Berikan anak kesempatan menggunakan keterampilan dan kemampuan sisa sehingga mereka dapat merasakan suatu keberhasilan, pencapaian dan penguasaan serta kendali. Interaksi dengan teman harus dipertahankan dan perpisahan dari orangtua harus diminimalkan sedapat mungkin biarkan anak terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaan prosedur pengobatan. berikan kelegaan dan kenyamanan fisik maksimal. 4. Masa Kanak-Kanak Lanjut (Usia 10-12 tahun) Melalui sosialisasi dengan teman dan awitan pubertas maka anak mulai membentuk jati diri percaya diri dan identitas diri. Teman adalah kritis dan privacy sangat penting. Remaja mulai menggabungkan 46 informasi untuk memecahkan masalah dan ingin kemandirian dari orang tuanya. Anak usia ini mempunyai pandangan realistik tentang kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindarkan (inevitable), tidak dapat kembali (irreversible) dan universal. Mereka mengerti bahwa kehidupan biologis berakhir dengan kematian. Ketika sakit terminal, remaja muda akan berjuang antara kebutuhan perkembangan untuk mulai berpisah dari orang tua dengan kecenderungan alami untuk mundur akibat penyakit. Kelompok peer dapat merasakan kemandiriannya sendiri terancam dan dapat menarik diri, meninggalkan perasaan remaja terasing dari orang tua dan ditolak oleh teman kelompok (peer). Remaja muda perlu diikut sertakan dalam proses membuat keputusan dan diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan staf medik. Mereka perlu diizinkan atau didorong untuk membagi perasaan dan bertanya sehingga mereka merasakan cara untuk mengendalikan situasi. Remaja diperlakukan dengan rasa hormat dan bangga, disediakan komunikasi yang jelas, jujur dan langsung. Dorongan untuk asosiasi dengan teman dan berikan anak sebanyak mungkin kendali dan kemandirian. Berikan privacy dan kenyamanan serta kelegaan fisik maksimal. 5. Remaja (Usia 13-18 tahun) Perkembangan jati diri, percaya diri dan identitas diri berlanjut, dan sebagai tambahan mulai dibentuk identitas seksual. Anak muda usia 47 ini mencari untuk menetapkan kemandirian emosional dan ekonomi dari orang tua. Terjadi pandangan dewasa tentang kematian, namun demikian, remaja sering menganggap mereka immortal (tidak bisa mati). Remaja dengan sakit terminal cemas tidak mampu memikat lawan jenisnya dan kelompok teman/peer akan menolak mereka. remaja akan lebih mementingkan efek samping fisik pengobatan daripada kematian. Mereka merasa cemas bahwa kemandiriannya dari orang tua akan dihambat. Sewaktu penyakit memberikan efek terhadap tubuhnya mereka merasakan kehilangan kendali. Remaja harus diperlakukan dengan rasa hormat, menyediakan komunikasi yang jelas, jujur dan langsung. Berikan privacy, dan carikan cara untuk mengenali dan mendukung identitas unik remaja tersebut. Menawarkan kesempatan mengekpresikan emosi dan dorongan asosiasi dengan teman sangat penting. Berikan kendali dan kemandirian sebanyak mungkin dan mengenali serta membicarakan masalah seksualitas. Berikan kelegaan fisik dan kenyamanan maksimal F. Kanker 1. Pengertian Kanker Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainya, baik dengan pertumbuhan langsung dijaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan DNA, menyebabkan mutasi digen vital yang mengontrol 48 pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). 43 Kanker merupakan salah satu penyakit yang mematikan didunia. Seperti dalam surat An-Nahl:70 Artinya:”Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi.” (Al-Quran surat An-Nahl:70) 2. Faktor-faktor Penyebab Kanker Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti kerena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker sebagai berikut: a. Faktor Keturunan Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, 43 Wikipedia. “ Kanker”, dari http://id.wikipedia.org/wiki/kanker 49 kanker indung indung teluur, kanker kulit, dan kanker usus besar. 44 b. Faktor Lingkungan 1. Meroko Sigaret meningkatkan resikko terjadinya kanker paruparu, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih. 2. Sinar Ultraviolet dari Matahari 3. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar roentgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. c. Faktor Makanan yang Mengandung Bahan Makanan Makanan juga dapat menjadi faktor reesiko penting lain penyebab kanker terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang menyebabkan kanker adalah: 1. Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko kanker lambung 2. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan resiko tinggi terhadap kanker kerongkongan 3. Zat pewarna makanan 4. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar 44 Berbagai sumber.” Penyebab Kanker”, artikel diakses tanggal 21 April 2010. dari http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm 50 5. Berbagai makanan (manis, tepung) yang diproses berlebihan. 45 d. Virus 1. Virus Paphiloma menyebabkan kutil alat kelamin (genital) agaknya merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita. 2. Virus Sitomegalo menyebankan sarcoma Kaposi (kanker system pembulu darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah) 3. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati 4. Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkit, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetic. 5. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah lainya. 46 3. Jenis-jenis Kanker pada Anak a. Tumor Otak Tumor pada otak dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur susunan saraf pusat, karena terletak didalam rongga yang terbatas (rongga tengkorak). Gejala yang harus diwaspadai pada tumor otak adalah sakit 45 ibid Berbagai sumber.” Penyebab Kanker”, artikel diakses tanggal 21 April 2010. dari http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm 46 51 disertai mual sampai muntah-muntah. Dapat pula disertai daya penglihatan berkurang, penurunan kesadaran atau perubahan perilaku. Pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol. Hal lain yang perlu dicurigai ialah bila terdapat gangguan bicara dan keseimbangan tubuh, anggota gerak melemah atau kejang. 47 b. Retinoblastoma (kanker mata) Retinoblastoma adalah ka 48 nker mata yang sering dijumpai pada anak. Gejala yang perlu diawasi ialah adanya bercak putih dibagian tengah mata kucing. Hal lain yang perlu diperhatikan ialah penglihatan yang terganggu, mata menjadi juling, dan bila telah lanjut maka bola mata menonjol keluar. c. Limfoma (kanker getah bening) Limfoma maligna adalah kanker kelenjar getah bening, kanker ini biasanya ditandai dengan pembesaran dan pembengkakan kelenjar getah bening yang cepat tanpa disertai rasa nyeri. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher, ketiak atau selangkangan, usus tanpa disertai nyeri. Bila timbulnya dikelenjar getah bening dalam usus maka dapat menyebabkan sumbatan pada usus dengan gejala sakit perut, muntah, tidak bisa buang air besar, demam berdarah. Bila tumbuh didaerah dada 47 Titah Rahayu.”gejala kanker pada anak”, artikel diakses 11 april 2010, dari http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=artikel&id=64:gejalakanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&itemid= 48 ibid 52 maka dapat mendorong atau menekan saluran nafas. Menyebabkan sesak nafas dan muka membiru. 49 d. Neuroblastoma (termasuk golongan kanker syaraf) Neuroblastoma adalah suatu jenis kanker saraf yang dapat menunjukan banyak gejala, tergantung pada lokasinya. Neuroblastoma dapat terjadi didaerah leher atau rongga dada dan mata. Bila terdapat didaerah mata dapat menyebabkan bola mata menonjol, kelopak mata turun dan pupil melebar. Bila terdapat ditulang belakang dan mengakibatkan kelumpuhan yang cepat. Tumor didaerah perut akan teraba bila sudah besar. Penyebaran pada tulang dapat menyebabkan patah tulang tanpa sebab, tanpa nyeri sehingga penderitanya pincang mendadak. e. Tumor Wilms (kanker ginjal) Tumor Wilms adalah kenker ginjal yang paling sering dijumpai pada anak. Kanker ini dapat ditandai dengan kencing berdarah, rasa tidak enak dalam perut, dan bila sudah cukup besar teraba keras, biasanya diketahui ketika anak dimandikan. f. Rabdomiosarkoma (kanker jaringan otot lurik) Kanker ini dijumpai pada otot dimana saja, biasanya pada anak didaerah kepala, leher, kandung kemih, prostate (kelenjar kelamin pria) dan vagina. Gejala yang ditimbulkan bergantunng letak kanker. Pada rongga mata menyebabkan mata menonjol keluar. Ditelinga menyebabkan 49 Titah Rahayu.”gejala kanker pada anak”, artikel diakses 11 april 2010, dari http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=artikel&id=64:gejalakanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&itemid= 53 nyeri atau keluarnya darah dan lubang telinga. Ditenggorokan menyebabkan sumbatan jalan nafas, radang sinus (rongga sekitar hidung), keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan. Disaluran kandung kemih menyebabkan gangguan buang air kecil atau air seni berdarah. Bila mengenai otot anggota gerak akan membengkak. 50 g. Osteosarkoma (kanker tulang) Osteosarkoma adalah kanker pada tulang. Pembengkakan yang cepat apabila disertai rasa nyeri pada tulang perlu diwaspadai sebagai kemungkinan adanya kanker tulang. Kanker tulang dapat menyerang setiap bagian tulang. Tetapi yang terbanyak ditemukan pada tungkai lengan dan pinggul. Kadang-kadang didahului oleh radapaksa (benturan keras) seperti jatuh dan sebagainya. h. Leukimia (kanker darah) Leukimia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum belakang (bone marrow). Sumsum tulang belakang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan platelet (bagian kecil sel darah yang membawa proses pembekuan darah) 51 . 50 51 ibid http://jundul.wordpress.com/2008/07/27/leukimia-kanker-darah/ 54 Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya, sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi ulang bila tubuh memerlukanya atau ada tempat bagi sel darah itu sendiri. tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali. 1. Penyakit Leukimia Akut dan Kronis Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memilliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun. 52 2. Leukimia diklasifikasikan Berdasarkan Jenis Sel Ketika pada pemeriksaan diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut Leukimia Limfofisitik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel miloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut Leukimia Mielositik. 53 52 53 ibid http://jundul.wordpress.com/2008/07/27/leukimia-kanker-darah/ 55 Dari klasifikasi ini, maka Leukimia dibagi menjadi empat type sebutan: a. Leukimia Limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih. b. Leukimia mielositik akut. (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut. c. Leukemia Limfositik Kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. kadang-kadang juga diderita oleh deewasa muda, dan hampir tidak ada pada anakanak. d. Leukimia Mielositik kronis (LMK). Sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit. G. Hubungan antara fisik, psikologis, dan sosial (Biopsikososial) Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai 56 makhluk sosial, untuk mencapai kepuasannya dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif. 54 Undang-undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan: Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam meningkatkan kesehatan pada seseorang, kelompok, atau masyarakat mencakup beberapa aspek yaitu Fisik (badan), Psikologi (mental/jiwa), Sosial, Ekonomi. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok, atau masyarakat. Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh. Wujud atau indikator dari masing-masing. a. Kesehatan Fisik Kesehatan Fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. b. Kesehatan Mental (jiwa) Kesehatan Mental mencakup 3 komponen, yakni: emosional, dan spiritual. 54 G excess.” Perkembangan Anak” dari http://www.g-excess.com/id/study/ perkembangan_anak.html pikiran, 57 1. Pikiran yang sehat tercermin dari cara berfikir seseorang, yakni mampu berfikir logis (masuk akal) atau berfikir secara runtut. 2. Emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan sebagainya. 3. Spiritual yang sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap sang pencipta alam dan seisinya (Allah Yang maha Kuasa). Secara mudah spiritual yang sehat itu dapat dilihat dari praktik keagamaan atau kepercayaan, serta perbuatan baik sesuai dengan norma-norma masyarakat. c. Kesehatan Sosial Kesehatan Sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, saling menghargai dan toleransi. 55 Setiap aspek penting perananya dalam hidup dan mutlak diperlukan. Selain itu, masing-masing mempunyai fungsi sendiri. tetapi walaupun demikian setiap aspek saling mempengaruhi. Misalnya, 55 Prof.Dr.Soekidjo Notoatmodjo, S.K.M,. M. Com.H, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, hal 3-4 58 keadaan sosial dapat mempengaruhi keadaan mental dan fisik, atau sebaliknya. Contoh: keadaan yang menyebabkan banyak kekhawatiran dapat menimbulkan tekanan darah tinggi 56 . Fisik Psikol ogis sosial E. Kerangka Pemikiran Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) adalah organisasi sosial yang peduli terhadap anak-anak penderita kanker di Indonesia. Kanker itu sendiri adalah salah satu penyebab kematian utama dinegara berkembang. Kanker dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali anak-anak. Seseorang dikatakan sehat apabila adanya penyelarasan antara kebutuhan fisik, psikologi, sosial,dan religi terpenuhi. Orang dikatakan sakit jika salah satu diantara kebutuhan diatas tidak terpenuhi. Kanker itu sendiri 56 menyerang bagian fisik dari seseorang. Dalam proses Chris Rudolph, Sumber Inspirasi Bagi para Pekerja Sosial di Indonesia, hal 61-62 59 penyembuhan tidak hanya penyembuhan secara fisik saja tetapi penyembuhan secara psikososial juga dibutuhkan. Sekolah-Ku adalah salah satu program dari YKAKI. Diantara tujuan dari program ini didirikan adalah memberikan aktivitas kepada anak-anak selama menjalankan perawatan di rumah sakit sehingga menghilangkan kebosanan. Memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar bagi yang ingin mengikuti pelajaran sekolahnya, sehingga bila mereka telah menyelesaikan pengobatan/ perawatan dapat segera mengikuti pelajaran kembali (umumnya terjadi bagi anak-anak SD). Pada hakikatnya sekolah merupakan tempat terjadinya aktivitas-aktivitas pendidikan serta terjadinya proses belajar dan mengajar. Sekolah juga merupakan proses interaksi sosial seseorang dengan lingkungannya. Jika seorang anak dapat menjalankan proses interaksi sosial dengan baik maka anak itu dikatakan berhasil dalam proses perkembangan psikososial. Untuk mengetahui pengaruh dari program Sekolah-ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker maka peneliti pun mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibahas dalam sub bab Metodologi penelitian. 60 BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Profil Lembaga Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (dibaca: ye ka ki) didirikan berdasarkan pengalaman pribadi dan niat tulus membantu anak penderita kanker. Yayasan sosial yang dibentuk 1 November 2006 itu diprakarsai oleh Ira Soelistyo dan rekannya, Pinta Manullang. Ketika itu, Ira dan Pinta juga dibantu Aniza M Santosa, rekan mereka yang lain. Di lain pihak, Prof. Iskandar Wahidiyat ,PhD selaku pakar Hematologi dan Onkologi Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta berperan sebagai penasihat. Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) merupakan organisasi sosial yang terdiri dari kelompok orangtua penderita kanker dan para sukarelawan yang peduli masa depan anak Indonesia. Menurut Ira Soelistyo yang menjabat Sekretaris YKAKI sekaligus Pengurus ICCPO Asia (International Confederation of Childhood Cancer Parent Organization), visi YKAKI adalah memberikan hak kepada setiap anak Indonesia untuk memperoleh pengobatan dan perawatan yang sebaikbaiknya. Pasalnya, berdasarkan data YKAKI, 120 dari 1 juta anak Indonesia divonis menderita kanker. Meski bantuan finansial dari pemerintah dirasa cukup sulit, Ira Soelistyo (Sekretaris YKAKI) mengaku bersyukur atas kepedulian 61 pemerintah dengan dibentuknya Direktorat Penyakit Tidak Menular beberapa tahun yang lalu. Sebagai bentuk totalitas dan ketulusan dalam membantu sesama, tanpa ragu Ira merelakan rumah pribadinya di bilangan Pondok Labu, Jakarta Selatan, digunakan sebagai kantor Sekretariat YKAKI. Dengan mengingat 80% dari anak-anak penderita kanker di Indonesia tinggal di daerah terpencil dengan latar belakang ekonomi yang rendah, YKAKI berupaya menunjukkan kepeduliannya dengan tindakantindakan nyata. Mereka menyediakan sarana tempat tinggal sementara bagi para penderita dan keluarga yang sedang rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit (program “Rumah Kita”). Selain itu, mereka memfasilitasi sarana pendidikan anak selama di rumah sakit (program Hospital School) dan program deteksi dini kanker pada anak. 1. Sejarah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Ira Soelistyo, orangtua dari Aditya Wicaksono yang didiagnosis menderita leukemia sejak 1984. Aditya menjalani pengobatan di Belanda dan mengalami kekambuhan sebanyak 4 kali dan pada tahun 2005, setelah menjalani transplantasi sel induk, Aditya “lost the battle” melawan penyakitnya. Ira Soelistyo telah aktif dibidang kanker pada kanker pada anak sejak tahun 1993, juga merupakan salah satu pendiri sebuah yayasan yang bergerak dibidang kanker dan menjabat sebagai ketua selama 9 tahun pada yayasan tersebut. Pengalamnya melawan kanker bersama 62 Aditya menjadikannya lebih aktif dan mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak penderita kanker di Indonesia. Pinta Manullang-Pangabean adalah orangtua dari Andrew Manullang yang didiagnosa leukemia tahun 2000. Ia berjuang bersama Andrew untuk melawan kanker yang diderita putra tercintanya hingga ke Belanda. Pada tahun 2008 kanker mengalahkan Andrew dan Pinta memutuskan untuk semakin aktif serta mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak-anak penderita kanker di Indonesia. Pinta juga pernah bergabung pada yayasan serupa sebagai sekretaris. Icha Mardi Santosa adalah seorang sahabat serta relawan yang bergabung dengan yayasan tersebut sejak tahun 1998 dan duduk dalam bidang pengabdian masyarakat. Posisinya sebagai pendata didalam yayasan itu membuatnya senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan para penderita kanker di Indonesia serta keluarga mereka. Icha bersama-sama Ira terjun langsung untuk mengetahui kondisi para pasien yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Mereka menjalankan survai untuk mengetahui kemampuan keluarga pasien yang meminta bantuan dalam hal pengobatan. Icha dan Ira memang secara langsung mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pasien dan keluarganya. Sebagai sahabat Icha sempat beberapa kali menemani Aditya, putra dari Ira ketika menjalani pengobatan Aditya saat Aditya melaksanakan transplantasi sel induk di Negeri Belanda. 63 Berdasarkan pengalaman mereka masing-masing pada yayasan yang menangani kanker anak, dirasakan oleh mereka bahwa penanggulangan kanker pada anak sangatlah kompleks. dan tidak hanya melibatkan orangtua, pasien dan dokter, namun juga perawat, lingkungan pasien tinggal serta sekolah. Ira, Pinta dan Icha mendapat dukungan penuh dari Soelistyo, Sabar Manullang, Mardi Santosa. Suami-suami tercinta. 2. Visi dan Misi a. Visi YKAKI Bahwa tiap anak Indonesia bila terkena kanker berhak memperoleh pengobatan dan perawatan yang sebaik-baiknya. 57 b Misi YKAKI Pengobatan dan perawatan anak penderita kanker sangat menguras tenaga dan pikiran serta membutuhkan biaya yang tinggi. YKAKI memberikan informasi bagi masyarakat awam dan berbagai pengalaman dalam menangani penyakit kanker. YKAKI menyediakan fasilitas pendidikan, akomodasi serta transportasi bagi anakanak yang sedang dalam pengobatan dan perawatan dirumah sakit. Usahausaha lain yang menyangkut kanker pada anak dalam arti seluasluasnya. 58 57 58 Brosur YKAKI Ibid 64 B. Organisasi YKAKI Penasehat : Prof.(em).DR.dr.Iskandar Wahidiyat SpA (K) Pembina : Sabar Manullang, Soelistyo Soenarjo Pengawas : H. Mardi Sanntosa Ketua : Pinta Manullang-Panggabean Sekretaris : Ira Soelistyo Bendahara : Hj. Aniza M. Santosa Ambassador : Retno Palupi A. Noya Kordinator RK : Inggrid Lolita, Neni Fitriani C. Program YKAKI Terlalu banyak kasus keterlambatan deteksi terjadi kepada penderita kanker. Padahal deteksi dini kanker pada anak adalah langkah awal yang sangat krusial dalam menentukan perawatan yang akan diberikan kemudian. Oleh karena itu, YKAKI mempunyai komitmen untuk melaksanakan penyebarluasan informasi kepada masyarakat awam. YKAKI bekerjasama dengan para ahli dan tenaga medis terkait. a. Program Rumah Kita Sarana tempat tinggal sementara bagi para penderita serta keluarganya yang sedang rawat-inap maupun rawat-jalan yang diharapkan dapat menunjang pengobatan dan perawatan secara tuntas. Alamat Rumah Kita Jl. Percetakan Negara IX no. 3 Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kodepos 10570, Tlp: 021-4243128. 65 a. Latarbelakang Diperkirakan pada tiap 1 juta anak akan ditemui 120 anak menderita kanker tiap tahunnya. Pengobatan kanker pasti memerlukan biaya tinggi namun, kanker pada anak dapat disembuhkan apabila dideteksi secara dini dan memperoleh pengobatan dan perawatan yang sebaik-baiknya. Pengobatan serta perawatan kanker pada anak memakan waktu 3 bulan-2,5 tahun. Kurangnya fasilitas yang tersedia bagi keluarga serta pasien yang menjalani rawat jalan atau rawat inap dirumah sakit. Bahwa umumnya pasien dalam keadaan rentan/imunitas menurun oleh karena pengobatanya. Pengobatan dan perawatan yang berkesinambungan melalui rawat inap maupun rawat jalan sangat menentukan keberhasilan kesembuhannya. Bahwa umumnya pasien bertempat tinggal di pinggiran Jakarta (JABODETABEK) atau diluar propinsi. b. Yayasan Kasih Anak Indonesia (YKAKI) Peduli 1. Menggalang dana serta mengharapkan dukungan dari berbagai pihak yang “peduli” pada anak penderita kanker. 2. Menyediakan fasilitas tempat tinggal sementara yang dapat dipergunakan oleh pasien serta keluarganya. 3. Fasilitas yang dilengkapi tempat belajar maupun tempat bermain bagi anak-anak penderita kanker c. Persyaratan untuk Menempati Rumah Kita 1. Dalam perawatan di rumah sakit terdekat 66 2. Mendaftar pada Penanggung jawab Rumah Kita dan melengkapi persyaratan yang ada. 3. Bersedia merawat, menjaga segala perabotan yang ada serta mencuci sendiri segala peralatan makan/minum/sprei dan menjaga kebersihan Rumah Kita secara bersama-sama dengan penghuni lainya. 4. Menjaga keamanan serta ketertiban di Rumah Kita maupun lingkungan sekitarnya baik sendiri serta bersama-sama penghuni lainya. 5. Dilarang keras merokok di Rumah kita 6. Membayar sebesar Rp5000,- per keluarga/hari Rumah Kita – 1 Bertepatan dengan didirikannya YKAKI pada tanggal 1 November 2006, kegiatan pertama yang dilakukan YKAKI adalah menyediakan sarana akomodasi/RUMAH KITA-1. Oleh karena keterbatasan kemampuan maka dapat ditandatangani kontrak sewa rumah selama 2 (dua) tahun dengan kapasitas 5 pasien disertai masing-masing 1 pendamping. Sejak bulan Oktober 2008, berkat dukungan dana dari berbagai pihak maka YKAKI dapat menandatangani kontrak sewa rumah yang lebih besar untuk 3 (tiga) tahun. Dalam rangka Hari Kanker Anak Internasional 2009, RUMAH KITA-1 diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009 oleh Menteri Kesehatan RI, dalam hal ini diwakili oleh DR. 67 Ratna Rosita Suryo Subandoro, MPHM-Staf Ahli Menteri (SAM) bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi. RUMAH KITA-1 terletak di Jalan Percetakan Negara IX no. 3, Rawasari, Jakarta Pusat (sebelah Rutan Salemba) dan dapat menampung 18 pasien dengan masing-masing 1 pendamping, ditujukan untuk melayani pasien-pasien dari RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo dan RS Carolus. Rumah Kita-2 Pada bulan Mei 2009 telah ditandatangani kontrak sewa rumah untuk 3 (tiga) tahun, yang terletak di Jalan Anggrek Neli Murni Blok A no. 110, Slipi-Jakarta Barat. RUMAH KITA-2 sedang dalam tahap renovasi yang didukung oleh PT Prima Buana Internusa (Agung Podomoro Group). Diharapkan selesai dan siap melayani pasien dari Rumah Sakit Kanker Darmais dan RSAB Harapan Kita pada akhir bulan Agustus 2009. Untuk sebagian alat-alat bermain di RUMAH KITA-2 akan didukung oleh PT ELI LILLY. b. Program Sekolah-Ku Tiap anak yang menderita kanker berhak mendapat pendidikan. Pengobatan kanker membutuhkan waktu yang cukup lama, dan seringkali anak penderita harus tinggal dirumah sakit. YKAKI memfasilitasi sarana pendidikan dengan dibantu oleh para pendidik yang professional. a. Dasar Pemikiran didirikan Program Sekolahku Kanker pada anak tidak memandang bulu, dapat menimpa setiap anak. Tiap 1 juta anak terdapat 120 anak menderita kanker tiap tahun. Di 68 JABODETABEK dengan jumlah penduduk 12.000.000, bila diasumsikan anak-anak 4.000.000 maka tiap tahun 480 anak menderita kanker. Anakanak yang menderita kanker dan atau penyakit kronis lainnya berhak untuk memperoleh pendidikan walaupun mereka dalam keadaan sakit. Kanker pada anak dapat disembuhkan apabila dideteksi lebih dini, dan pengobatan serta perawatan anak penderita kenker cukup lama antara 3 bulan s/d 2 tahun secara kontinyu. Lama pengobatan umumnya mengakibatkan anak-anak penderita kanker dan/ atau penyakit kronis yang sedang dalam perawatan (rawat jalan maupun rawat inap) menghentikan sekolahnya sehingga tidak ada aktivitas sama sekali. Anakanak yang sedang sakit dan dalam perawatan cukup lama akan mengalami stress dan kebosanan b. Tujuan Program Sekolah ku 1. Memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar bagi yang ingin mengikuti pelajaran sekolahnya, sehingga bila mereka telah menyelesaikan pengobatan/ perawatan dapat segera mengikuti pelajaran kembali (umumnya terjadi bagi anak-anak SD) 2. Bagi anak-anak pra TK dan TK dapat diberikan aktivitas selama perawatan dirumah sakit sehingga dapat menghilangkan kebosanan 3. Membantu orangtua mengisi waktu/kegiatan sehingga mereka juga dapat beristirahat sejenak dari rutinitas menunggu anaknya dirumah Sakit. 69 4. Pendidikan diberikan secara Cuma-Cuma. c. Mereka yang terlibat: 1. Para dokter dan perawat pada ruang perawatan Hematology/Onkologi anak dirumah sakit 2. Orangtua dari anak-anak yang sedang dalam perawatan dirumah sakit 3. HOME SCHOOLING kak Seto sebagai konsultan 4. Tenaga-tenaga pengajar/professional yang direkrut secara penuh oleh YKAKI 5. Donator, took buku, perusahaan-perusahaan yang peduli pada sekolah yang menyediakan perlengkapan belajar, buku-buku bacaan dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau bimbingan tersebut 6. YKAKI sebagai fasilitator dan penyelenggara Sekolahku d. Lokasi Sekolahku 1. Ruang perawatan anak Hematologi/onkologi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 2. Ruang perawatan anak Hematologi/Onkologi di RS kanker Dharmais, Jakarta Barat 3. Bagian anak ruang teratai IRNA-A, RS Fatmawati, Jakarta Selatan. 70 c. Transportasi Anak-anak penderita kanker yang sedang dalam perawatan dengan kemoterapi umumnya dalam keadaan rentan/mudah tertular. Agar upaya pengobatan dapat optimal, YKAKI akan menyediakan transportasi dari Rumah Kita ke rumah sakit (PP) atau dari rumah sakit ke rumah. Jarak tempuh yang sangat jauh selama menjalani pengobatan akan banyak menyita biaya dan waktu dari keluarga penderita yang sebagian besar dananya sangat terbatas, sehingga umumnya hal ini juga menjadi salah satu kendala yang membuat mereka “terpaksa” menghentikan pengobatan. Pasien yang menggunakan kendaraan umum dapat tertular dengan mudah sehingga sering terjadi komplikasi yang mengakibatkan kegagalan pengobatan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, YKAKI telah mengadakan kerjasama dengan perusahaan TAXI EXPRESS untuk tahap awal menyediakan fasilitas antar-jemput bagi anak-anak penderita kanker dari “Rumah Kita” menuju ke RSCM. Kerjasama telah ditandatangani untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 17 Maret 2009. Sebagai insentif bagi para pengemudi Taksi Express, YKAKI akan menyerahkan 3 liter minyak goring FILMA untuk setiap 5 lembar Kupon BONUS yang dapat ditukar di “Rumah Kita”, Jalan Percetakan Negara IX no. 3 Jakarta Pusat. Minyak goring diperoleh sebagai sumbangan dari SINAR MAS GRUP sebanyak 480 karton yang berisi @12 Liter /karton. 71 PT. Alfamart Tbk, sebuah perusahaan retail juga peduli dengan transportasi kegiatan YKAKI. Bertepatan dengan masalah “Rumah Singgah” yang diangkat oleh KICK ANDY di METRO TV, Bapak Nurachman, Direktur Utama PT Alfamart Tbk, secara spontan menyerahkan kendaraan minibus GRAN MAX. Terhitung sejak Juni 2009, PT ASTRA DAIHATSU melalui Bapak Yulian Warman telah memberikan dukungan service termasuk spare parts bagi kendaraan operasional YKAKI DAIHATSU GRAN MAX untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun. d. Program Cancer Registry Data jumlah penderita kanker pada anak merupakan salah satu factor penting guna menentukan arah pengobatan serta penanganan kanker pada anak di Indonesia. Sejak tahun Hematologi/Onkologi 2008, YKAKI RSUPN Dr. bekerjasama Cipto dengan Mangunkusumo Divisi yang diprakarsai oleh dr. Endang Windiastuti Sp.AK telah menjalankan pendataan dari 5 (lima) rumah sakit di Indonesia yaitu: RSUD Adam Malik – Medan, RSUD Sanglah – Bali, RSUD Prof Dr. Kandau – Manado, RS Kanker Dharmais dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo – Jakarta. YKAKI telah menyerahkan kepada 5 rumah sakit tersebut masing-masing 1set computer beserta printer. 72 Terhitung sejak 1 Agustus 2009 bergabung dengan Divisi Hematologi/Onkologi Anak, Bag IKA, RS Karyadi – Semarang, dalam mengumpulkan data-data penderita kanker anak. Diharapkan dari rumah sakit besar lainnya untuk bergabung bersama sehingga data penderita kanker di Indonesia dapat dikumpulkan/dikompilasi sehingga penanganannya dapat dilaksanakan secara terpadu. 73 BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALIS DATA A. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum peneliti memulai penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument. Berdasarkan perhitungan statistik uji validitas dengan menggunakan korelasion product moment dan reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha, yang mana dapat diketahui butir pernyataan yang valid/invalid dan reliabilitas/ireliabilitas terhadap kuesioner yang telah diisi oleh 12 responden bayangan maka didapat hasil sebagai berikut: Dari hasil analisis yang didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Didapat hasil yang valid dan invalid. Dari hasil korelasi antara skor item dengan skortotal kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 12, maka didapat r tabel sebesar 0,576 (lihat pada tabel r). Bila hasil korelasi < 0,576 = tidak valid (invalid), jika hasil korelasi > 0,576 = valid. Dari hasil analisis data tersebut terdapat 11 no item yang valid dan telah mewakili setiap indikator, diantaranya no 6, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 17, 21, 23, 27, 30, Dan peneliti menghilangkan 20 item yang tidak valid (lihat lampiran). Dari hasil analisis data diatas maka didapat nilai Alpha untuk koefisien reliabilitas sebesar 0,670. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) 74 pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 12, didapat sebesar 0,576. karena nilainya lebih besar dari 0,576, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliabel. Setelah dilakukan uji coba (crosschek) dengan konstruksi, dan butir yang digunakan sebanyak 11 butir yang valid, sehingga tidak perlu ada perbaikan butir-butir pertanyaan. B. Distribusi Data Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, untuk memperoleh data Pengaruh Program Sekolahku terhadap Perkembangan Psikososial Anak penderita Kanker di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia. Yang mana kuesioner disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang diteliti. 1. Identitas Responden Berdasarkan hasil penelitian dan penyebaran kuesioner yang peneliti lakukan untuk memperoleh data Pengaruh Program Sekolahku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker dari 15 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan identitas responden dan selanjutnya peneliti mengklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu, identitas responden berdasarkan usia responden, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit responden. 75 a. Berdasarkan Usia Responden Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Frekuensi % 1. 1 – 3,9 Tahun 4 26,66 % 2. 4 – 6,9 Tahun 5 33,33 % 3. 7 – 9,9 Tahun 1 6,66 % 4. 10 – 12,9 Tahun 1 6,66 % 5. 13 – 16 ,9Tahun 4 26,66 % Diagram 1. Prosentase Responden Berdasarkan Usia 35.00% 30.00% 25.00% 1thn - 3thn 20.00% 4thn - 6thn 15.00% 7thn - 9thn 10.00% 10thn - 12thn 5.00% 13thn -16thn 0.00% Prosentase Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa anak-anak penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku di YKAKI terdiri dari 26,66 % berusia antara 1 – 3 tahun dan usia antara 13-16 tahun, 6,66 % berusia antara 7-9 tahun dan berusia antara 10-12 tahun, 33,33 % berusia antara 76 4-6 tahun. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa anak yang mengikuti program sekolahku didominasi oleh anak yang berusia antara 4-6 tahun. Didalam proses perkembangan psikososial, anak usia 4-6 tahun sudah memiliki kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai kegiatan dengan lingkungannya. Anak cenderung aktif dan mempunyai inisiatif yang cukup tinggi. b. Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi % 1. Laki-laki 6 40 % 2. Perempuan 9 60 % Diagram 2. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin 10 8 6 1 Laki-Laki 4 2 Perempuan 2 0 Frekuensi Persentase 77 Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui bahwa responden yang mengikuti program sekolahku terdiri dari 60 % berjenis kelamin perempuan, dan 40 % berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan bahwa responden yang mengikuti program sekolahku didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan. c. Berdasarkan Diagnosa Penyakit Responden Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit No Diagnosa penyakit Frekuensi % 1. Leukimia (Kanker Darah) 9 60 % 2. Osteosarkoma (Kanker Tulang) 1 6,66 % 3. Retinoblastoma (Kanker Mata) 2 33,33 % 4. Neuroblastoma (Kanker Saraf) 1 6,66 % 5. Tumor 1 6,66 % 6 Rabdiosarkoma 1 6,66 % Diagram 3. Prosentase responden Berdasarkan Diagnosa Penyakit 60% 50% Leukimia 40% Osteosarkoma 30% Retinoblastoma 20% Neuroblastoma 10% Tumor Rabdiosarkoma 0% Prosentase 78 Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa responden yang mengikuti sekolah terdiri dari 60 % yang didiagnosa menderita penyakit Leukimia atau kanker darah, 6,66 % menderita osteosarkoma, tumor, rabdiosarkoma, dan neuroblastoma, 33,33 % menderita retinoblastoma. Dalam hal ini responden yang mengikuti program sekolahku yaitu didominasi responden yang didiagnosa menderita penyakit leukemia (kanker darah). 2. Keadaan Psikososial Anak Penderita Kanker Tabel 5. Saya Senang Pelajaran Menempel Gambar No. Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat Setujuh 4 26,7 % 2. Setujuh 10 66,7 % 3. Ragu-Ragu - - 4. Tidak setujuh 1 6,7% 5. Sangat tidak setujuh - - Jumlah 15 100% 79 Diagram 4. Prosentase Jawaban Responden 70.00% 60.00% 50.00% Sangat setuju 40.00% Setuju 30.00% Ragu-ragu 20.00% Tidak setuju Sangat Setuju 10.00% 0.00% Prosentase Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju menyukai pelajaran menempel gambar sebanyak 4 orang atau sekitar 26,7 %. Responden yang menyatakan setuju menyukai pelajaran menempel gambar sebanyak 10 orang atau 66,7%, dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju menyukai pelajaran menempel gambar adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju menyukai pelajaran menempel gambar adalah 0 atau 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku menyukai pelajaran menempel gambar. 80 Tabel 6. Saya berani bernyanyi didepan teman-teman No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat Setuju 3 20 2. Setuju 8 53,3 3. Ragu-ragu 3 20 4. Tidak setuju 1 6,7 5. Sangat tidak setuju - - Jumlah 15 100% Diagram 5. Prosentase Jawaban Responden 60 50 Sangat setuju 40 Setuju 30 Ragu-ragu 20 Tidak Setuju 10 Sangat Tidak setuju 0 Prosentase Berdasarkan tabel 6. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju berani bernyanyi didepan teman-teman sebanyak 3 orang atau sekitar 20 %. Responden yang menyatakan setuju berani bernyanyi didepan teman-teman sebanyak 8 orang atau 53,3% , 81 dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju berani bernyanyi didepan teman-teman adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden menyatakan ragu-ragu berani bernyanyi didepan teman-teman sebanyak 3 orang atau 20%, dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju berani bernyanyi didepan teman-teman adalah 0 atau 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku berani bernyanyi didepan teman-teman. Tabel 7. Saya senang bekerjasama dengan teman saya kalau sedang bermain puzzel No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat setuju 9 60% 2. Setuju 4 26,7 % 3. Ragu-ragu 1 6,7% 4. Tidak setuju 1 6,7% 5. Sangat tidak setuju - - Jumlah 15 100% 82 Diagram 6. Prosentase Jawaban Responden 60 50 Sangat Setuju 40 Setuju 30 Ragu-ragu 20 Tidak Setuju 10 Sangat Tidak Setuju 0 Prosentase Berdasarkan tabel 7. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju senang bekerjasama ketika bermain puzzle sebanyak 9 orang atau sekitar 60 %. Responden yang menyatakan setuju senang bekerjasama ketika bermain puzzle sebanyak 4 orang atau 26,7%, dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju senang bekerjasama ketika bermain puzzle adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden menyatakan ragu-ragu senang bekerjasama ketika bermain puzzle sebanyak 1 orang atau 6,7%, dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju senang bekerjasama ketika bermain puzzle adalah 0 atau 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku senang bekerjasama ketika bermain puzzle. 83 Tabel 8. Saya marah kalau pensil saya dipinjam teman No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat Setuju - - 2. Setuju 3 20% 3. Ragu-ragu 2 13,3% 4. Tidak Setuju 8 53,3% 5. Sangat tidak setuju 2 13,3% Jumlah 15 100% Diagram 7. Prosentase Jawaban Responden 60 50 40 30 Sangat setuju Setuju Ragu-ragu 20 Tidak Setuju 10 Sangat Tidak setuju 0 Prosentase Berdasarkan tabel 8. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju marah jika pensilnya dipinjam temannya sebanyak 0 orang atau sekitar 0 %. Responden yang menyatakan setuju 84 marah jika pensilnya dipinjam temannya sebanyak 3 orang atau 20% , dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju marah jika pensilnya dipinjam temannya adalah sebanyak 8 orang atau 53,3%. Dan responden menyatakan ragu-ragu marah jika pensilnya dipinjam temannya sebanyak 2 orang atau 13,3%, dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju marah jika pensilnya dipinjam temannya adalah 2 atau 13,3 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku tidak marah jika pensilnya dipinjam oleh temannya saat belajar. Tabel 9. Saya senang menyapa kakak tutor lebih dulu No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat setuju 8 53,3 2. Setuju 6 40 3. Ragu-ragu - - 4. Tidak Setuju 1 6,7 5. Sangat tidak setuju - - Jumlah 15 100% 85 Diagram 8. Prosentase Jawaban Responden 60 50 Sangat Setuju 40 Setuju 30 Ragu-ragu 20 Tidak Setuju 10 Sangat Tidak Setuju 0 Prosentase Berdasarkan tabel 9. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju senang menyapa kakak tutor lebih dulu sebanyak 8 orang atau sekitar 53,3 %. Responden yang menyatakan setuju senang menyapa kakak tutor lebih dulu sebanyak 6 orang atau 40% , dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju senang menyapa kakak tutor lebih dulu adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju senang menyapa kakak tutortemannya sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku senang menyapa kakak tutor lebih dulu. 86 Tabel 10. Saya selalu ingin menjadi juara satu disegala bidang No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1 Sangat Setuju 5 33,3% 2. Setuju 6 40% 3. Ragu-ragu 3 20% 4. Tidak Setuju 1 6,7% 5. Sangat tidak setuju - - Jumlah 15 100 Diagram 9. Prosentase Jawaban Responden 40 35 30 25 20 15 10 5 Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju 0 Prosentase Berdasarkan tabel 10. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju selalu ingin juara satu disegala bidang sebanyak 5 orang atau sekitar 33,3 %. Responden yang menyatakan setuju selalu ingin menjadi juara satu disegala bidang sebanyak 6 orang atau 40%, dan 87 sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju selalu ingin menjadi juara satu disegala bidang adalah sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dan responden menyatakan ragu-ragu selalu ingin menjadi juara satu disegala bidang sebanyak 3 orang atau 20%, dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju selalu ingin juara satu disegala bidang adalah 0 atau 0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku selalu ingin juara satu disegala bidang. Tabel 11. Jika ada pelajaran yang sulit, saya akan bertanya kepada teman atau kakak tutor No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat Setuju 14 93,3 2. Setuju 1 6,7 3. Ragu-ragu - - 4. Tidak setuju - - 5. Sangat tidak setuju - - Jumlah 15 100 88 Diagram 10. Prosentase Jawaban Responden 100 80 Sangat setuju 60 Setuju Ragu-ragu 40 Tidak Setuju 20 Sangat tidak Setuju 0 Prosentase Berdasarkan tabel 11. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju bertanya jika ada pelajaran yang sulit sebanyak 14 orang atau sekitar 93,3%. Responden yang menyatakan setuju bertanya jika ada pelajaran yang sulit sebanyak 1 orang atau 6,7%, dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju, ragu-ragu, dan sangat tidak setuju bertanya jika ada pelajaran yang sulit adalah sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anakanak yang mengikuti program Sekolah-Ku akan bertanya kepada kakak tutor atau teman jika ada pelajaran yang sulit. Tabel 12. Saya tetap tersenyum walaupun teman-teman mengejek No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat setuju 2 13,3 2. Setuju 2 13,3 89 3. Ragu-ragu - 0 4. Tidak setuju 10 66,7 5. Sangat tidak setuju 1 6,7 Jumlah 15 100% Diagram 11. Prosentase Jawaban Responden 70 60 50 Sangat Setuju 40 Setuju 30 Ragu-ragu 20 Tidak Setuju Sangat tidak setuju 10 0 Prosentase Berdasarkan tabel 12. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju tetap tersenyum jika ada temannya yang mengejek sebanyak 2 orang atau sekitar 13,3%. Responden yang menyatakan setuju tetap tersenyum jika ada temannya yang mengejek sebanyak 2 orang atau 13,3%, dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju tetap tersenyum jika ada teman yang mengejek sebanyak 10 orang atau sekitar 66,7% dan yang menyatakan ragu-ragu tetap tersenyum jika ada teman yang mengejek sebanyak 0 atau 0 %, dan yang menyatakan sangat tidak setuju tetap tersenyum jika ada teman yang 90 mengejek sebanyak 1 orang atau 6,7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku tidak setuju tetap tersenyum jika ada teman yang mengejek mereka. Tabel 13. Saya selalu mengerjakan tugas dari kakak tutor No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat setuju 8 53,3 2. Setuju 7 46,7 3. Ragu-ragu - - 4. Tidak setuju - - 5. Sangat tidak setuju - - Jumlah 15 100% Diagram 12 Prosentase Jawaban Responden 60 50 Sangat Setuju 40 Setuju 30 Ragu-ragu 20 Tidak Setuju 10 Sangat Tidak Setuju 0 Prosentase 91 Berdasarkan tabel 13. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju selalu mengerjakan tugas yang diberikan kakak tutor sebanyak 8 orang atau sekitar 53,3 %. Responden yang menyatakan setuju selalu mengerjakan tugas yang diberikan kakak tutor sebanyak 7 orang atau 46,7% , dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju, ragu-ragu, dan sangat tidak setuju selalu mengerjakan tugas yang diberikan kakak tutor adalah sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh kakak tutor. Tabel 14. Buku yang saya pinjam selalu dalam kondisi baik No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat setuju 6 40 2. Setuju 5 33,3 3. Ragu-ragu 2 13,3 4. Tidak setuju 2 13,3 5. Sangat tidak setuju 0 0 Jumlah 15 100% 92 Diagram 13. Prosentase Jawaban Responden 40 35 30 Sangat Setuju 25 Setuju 20 Ragu-ragu 15 Tidak setuju 10 Sangat tidak setuju 5 0 Prosentase kondisi baik. Berdasarkan tabel 14. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju selalu menjaga buku yang dipinjam sebanyak 6 orang atau sekitar 40 %. Responden yang menyatakan setuju selalu menjaga buku yang dipinjam dalam kondisi baik sebanyak 5 orang atau 33,3%, dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju dan ragu-ragu masing-masing sebanyak 2 orang atau sekitar 13,3% dan sangat tidak setuju selalu menjaga buku yang dipinjam dalam kondisi baik adalah sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku akan selalu menjaga buku yang mereka pinjam dalam kondisi baik. 93 Tabel 15. Saya iri jika ada teman yang mendapatkan nilai bagus No Karakteristik Jawaban Frekuensi % 1. Sangat setuju 1 6,7 2. Setuju 4 26,7 3. Ragu-ragu 2 13,3 4. Tidak setuju 5 33,3 5. Sangat tidak setuju 3 20 Jumlah 15 100 Diagram 14. Prosentase Jawaban Responden 35 30 25 Sangat Setuju 20 Setuju 15 Ragu-ragu 10 Tidak setuju Sangat tidak setuju 5 0 Prosentase Berdasarkan tabel 15. dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat setuju iri jika temannya mendapatkan nilai bagus sebanyak 1 orang atau sekitar 6,7 %. Responden yang menyatakan setuju 94 iri jika temannya mendapatkan nilai bagus sebanyak 4 orang atau 26,7% , dan sedangkan responden yang menyatakan tidak setuju iri jika temannya mendapatkan nilai bagus sebanyak 5 orang atau sekitar 33,3% dan raguragu sebanyak 2 orang atau sekitar 13,3% dan sangat tidak setuju iri jika temannya mendaptkan nilai bagus adalah sebanyak 3 orang atau 20%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian anak-anak yang mengikuti program Sekolah-Ku tidak iri jika melihat temannya mendapatkan nilai bagus. C. Analisa Data dan Interpretasi Data Salah satu program Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) adalah Program Sekolah-Ku. Program Sekolah-Ku adalah program yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi anak-anak penderita kanker agar tetap bisa belajar dan mengikuti pelajaran sekolah, sehingga bila mereka telah menyelesaikan pengobatan/perawatan dapat segera mengikuti pelajaran kembali. Dan bagi anak-anak pra TK dan TK dapat diberikan aktivitas selama perawatan dirumah sakit sehingga menghilangkan kebosanan. Dalam hal ini anak-anak yang mengikuti Program Sekolah-Ku berusia sekitar 2 tahun - 16 tahun. Pada usia ini adalah usia dimana anak tumbuh dan berkembang secara kuantitatif maupun kualitatif. Anak mulai berhubungan dan berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini anak-anak yang mengikuti program sekolah-ku sebagian besar adalah anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani 95 pengobatan di rumah sakit sehingga mereka menghabiskan waktunya di rumah sakit. Dengan begitu mereka tetap bisa menjalankan masa perkembangan psikososialnya dirumah sakit. Untuk mengetahui Pengaruh Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita Kanker maka dilihat dari perbedaan perkembangan psikososial mereka yang dibedakan menurut segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit mereka. Dan untuk membuktikan hipotesis yang peneliti ajukan, maka peneliti menggunakan uji Anova dua faktor sebagai tehnik analisa data yang dibantu dengan menggunakan SPSS 18. for Windows. Tabel 16. Hasil analisa uji Anova Dua faktor atau lebih Between-Subjects Factors Value Label Usia Jeniskelamin Diagnosapenyakit N 2 1 2 3 4 1 5 2 6 2 9 1 12 1 13 2 14 1 16 1 1 laki-laki 6 2 Perempuan 9 1 Leukimia 9 2 Retinoblastoma 2 3 Osteosarkoma 1 96 4 Neuroblastoma 1 5 Tumor 1 6 Rabdiosarkoma 1 Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Psikososial Source Type III Sum of Squares df F Mean Square Sig. 298.400a 13 19710.385 1 82.000 7 11.714 .651 .745 2.000 1 2.000 .111 .795 97.000 2 48.500 2.694 .396 Usia * Jnisklmn .000 0 . . . Usia * diagpenykit .000 0 . . . Jnisklmn * diagpenykit .000 0 . . . Usia * Jnisklmn * .000 0 . . . Error 18.000 1 18.000 Total 28310.000 15 316.400 14 Corrected Model Intercept Usia Jnisklmn diagpenykit 22.954 1.275 .608 19710.385 1095.021 .019 diagpenykit Corrected Total a. R Squared = .943 (Adjusted R Squared = .204) Berdasarkan buku Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12 tentang cara analisis data untuk Anova 2 faktor, maka hasil analisa data di atas dapat diketahui bahwa dalam uji Anova (Analysis of Variance) disini dibedakan menjadi dua yaitu Anova satu faktor dan Anova untuk interaksi dua faktor. Uji Anova satu faktor untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang nyata antara psikososial anak penderita kanker menurut segi usia, jenis kelamin dan diagnosa penyakit. 97 Dan Anova interaksi dua faktor untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara dua faktor. Diketahui: • Jika probabilitas > 0,05, Ho diterima • Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak 1. Perbedaan perkembangan psikososial berdasarkan usia Diketahui dari tabel diatas F hitung adalah 0,651 dengan probabilitas 0,745. Kesimpulannya bahwa Probabilitas usia 0,745> 0,05 , maka H0 diterima. Maka tidak ada perbedaan (identik) antara perkembangan psikososial anak penderita kanker dilihat dari segi usia. Dengan arti lain tidak ada pengaruh antara program sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi usia. 2. Perbedaan perkembangan psikososial berdasarkan jenis kelamin Diketahui dari tabel F hitung adalah 111, dengan probabilitas 0,795. Kesimpulannya bahwa probabilitas jenis kelamin adalah 0,795 > 0,05 maka H0, diterima. Maka tidak ada perbedaan (identik) antara perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi jenis kelamin. Dengan kata lain tidak ada pengaruh antara program sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi jenis kelamin. 3. Perbedaan perkembangan psikososial berdasarkan diagnosa penyakit Diketahui dari tabel diatas F hitung adalah 2,694 dengan probabilitas 0,396. kesimpulan bahwa probabilitas diagnosa penyakit adalah 98 0,396>0,05. Maka tidak ada perbedaan (identik) antara perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi diagnosa penyakit. Dengan arti lain tidak ada pengaruh antara program sekolahku dengan perkembangan psikososial anak penderita kanker bila dilihat dari segi diagnosa penyakit. Model Bagian ini menjelaskan tiga baris output yang berhubungan dengan penggunaan model anova tersebut, yaitu: • Baris Corrected Total menyatakan jumlah sum of squares dari variabel Psikososial (sebagai variabel dependen), yaitu 28310,00. • Baris Corrected Model menyatakan jumlah sum of squares yang dihitung oleh Model Anova diatas, yaitu 298,400. • Baris ERROR menyatakan jumlah sum of squares yang tidak dihitung oleh Model Anova diatas, yaitu selisih Corrected total oleh Corrected Model : 28310,00 - 298,400 = 18,00. Catatan: Dalam perhitungan secara kuantitatif ternyata diketahui tidak ada pengaruh antara Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Anak Penderita Kanker, karena penelitian kuantitatif bersifat generalisasi dan signifikansi yang terlihat kecil tidak tampak dalam pengaruh program sekolah-ku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker. Namun bila dilihat secara kualitatif ada sedikit pengaruh antara Program Sekolah-Ku terhadap Perkembangan Psikososial Anak Penderita 99 Kanker seperti: Anak mau bermain dengan teman-temanya, Anak berani bernyanyi didepan teman-temannya, dll, seperti yang dijelaskan diatas dalam kondisi atau keadaan psikososial anak penderita kanker. Karena didalam penelitian kualitatif bersifat mendalam dan signifikansi yang tidak dapat terlihat dalam penelitian kuantitatif dapat terlihat didalam kualitatif. 100 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengaruh Program Sekolah-Ku dalam Perkembangan Psikososial Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa data diketahui bahwa probabilitas hitung > 0,05, maka Ho diterima, dan H1 = ditolak, maka tidak ada perbedaan (identik) yang signifikan antara perkembangan psikososial anak penderita kanker yang dilihat berdasarkan usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit dan dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh program sekolahku terhadap perkembangan psikososial anak penderita kanker tidak ada perbedaan (identik) yang signifikan dari segi usia, jenis kelamin, dan diagnosa penyakit. 2. Keadaan Psikososial Anak Penderita Kanker Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa keadaan psikososial anak penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku adalah: a. Anak-anak penderita kanker yang mengikuti program sekolahku lebih banyak yang berusia antara 4 – 6,9 tahun, yaitu sekitar 33,33%. b. Anak yang mengikuti program sekolah-Ku lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan daripada yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu sekitar 60%. 101 c. Anak yang mengikuti program sekolah-ku lebih banyak anak yang didiagnosa penyakit leukemia, yaitu sekitar 60%. d. Sebagian besar anak-anak penderita kanker menyukai pelajaran menempel gambar, berani bernyanyi didepan temanteman, bekerjasama dengan teman jika sedang bermain puzzle,. e. Sebagian besar anak penderita kanker tidak marah jika pensilnya dipinjam oleh temannya, senang menyapa kakak tutor lebih dulu, selalu ingin juara satu disegala bidang,. f. Sebagian besar anak penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku akan bertanya jika ada pelajaran yang sulit, tetap tersenyum walaupun teman-temannya mengejek, dan selalu mengerjakan tugas dari kakak tutor. g. Sebagian besar anak penderita kanker yang mengikuti program sekolah-ku selalu menjaga buku yang dipinjamnya dan tidak merasa iri jika ada temannya yang mendapatkan nilai bagus. B. Saran Berdasarkan hasil analisa penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan dalam skripsi ini, maka ada beberapa saran-saran yang ingin peneliti sampaikan dalam pengembangan program ini, yaitu: 102 1. Saran bagi pihak YKAKI selaku pihak yang mendirikan program Sekolah-Ku. a. Kepada para guru atau kepada para tutor yang mengajar di SekolahKu sebaiknya dapat menerapkan metode pelajaran yang tidak hanya terfokus kepada metode pengajaran yang bersifat kognitif saja, tetapi juga dapat menerapkan metode pengajaran yang bersifat emosional dan sosial. Karena dalam suatu perkembangan anak tidak hanya ditandai oleh perkembangan kognitif saja tetapi juga ditandai dengan perkembangan psikososial. Sebagai contoh: para pengajar dapat menerapkan metode pengajaran dengan cara permainan, karena permainan itu sendiri mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Karena permainan mempunyai tiga fungsi mencakup fungsi kognitif, sosial dan emosional. Dengan permainan anak dapat berhubungan dengan temannya sehingga proses interaksi sosial mereka dengan teman dapat terjalin dengan baik. Sebagai contoh: a. Permainan yang melatih kerjasama antar anak, sehingga anak dapat belajar berinteraksi dengan teman satu groupnya. b. Permainan Peran, adalah permainan yang memerankan tokoh atau profesi. Sehingga anak dapat belajar memahami orang lain dan peran dari sebuah profesi yang diperankan. c. Permainan anak dan orang tua, sehingga dapat terjalin hubungan emosional anak dengan orangtua 103 b. Dapat menjadi media penyalur bagi anak-anak yang berprestasi yang mempunyai bakat dan minat dalam hal pendidikan maupun kesenian. 2. Saran bagi orangtua yang mempunyai anak menderita kanker a. Jangan putus asa dalam menghadapi kenyataan dan permasalahan yang dihadapi, tetap menjadi orang tua yang baik dalam memberikan kasih sayang kepada anak-anak kalian. Dan tetap menjadi tempat yang nyaman bagi putra-putri kalian, karena rasa aman dan nyaman adalah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak penderita kanker. Tetap berjuang untuk kesembuhan putra-putri kalian. b. tetap memberikan motivasi dan support kepada anak-anak kalian. Karena motivasi perkembangan yang psikososial diberikan sangat anak-anak berguna kalian dan dalam tetap memperhatikan perkembangan psikososial anak, karena itu sangat penting sekali. 104 DAFTAR PUSTAKA Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit (2004) Annisa Mardiati,” Pengaruh Strategi Customer Value Creation terhadap Kepuasan Pelanggan Dompet Duaf a,”(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2009). Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset (2008). Hurlock, Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ciracas, Jakarta: Erlangga. Kartono, Kartini. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta; Rajawali Press. (1990) KBBI, hal 1013 Mardiana, Lina, Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat Megawati, Putri,” Pelaksanaan Program Peningkatan Interaksi Sosial Anak Penyandang Cacat Down Syndrome di SLB Dharma Asih,”(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta) Miarti, Aris.” Pelayanan Psikososial dalam Menangani Anak yang Mengalami Trauma Akibat Kekerasan (child abuse).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial Program Ilmu Kesejahteraan Sosial, Depok, Juli 2009) Notoatmodjo, Prof.Dr.Soekidjo, S.K.M,. M. Com.H, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT Rineka Cipta (2007) Priyatno, Dwi, Mandiri Belajar SPSS, Jakarta: PT. Buku Kita Rudolph, Chris. Sumber Inspirasi Bagi Para Pekerja Sosial di Indonesia. 105 Santoso, Singgih, Menguasai Statisttik di Era Informasi dengan SPSS 12, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia (2005) Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES (1989) Sugiyono,DR. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta (2003) Sugiyono,DR. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CVAlfabeta (2008) Usman, Prof. Dr. Husaini, Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara (2009) Undang-undang Negara (UU RI No.4 tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak) (Jakarta : Sinar Grafika, 2005) Utomo, Yuni Prihadi, Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS, Surakarta: Muhammadiyah University Press (2008) Zastrow, charles and Karen k Kirst-A Shaman. Understanding human behavior and the sosial Environment .Chicago: Nelson-hall Publiser, (1993) Zulkifli. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT.Remaja Rodaskarya, (1995) Artikel majalah: Ikatan pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), “ Perlindungan Anak: Bukan Basa Basi,” majalah Perlindungan Anak, no.11 ( Maret 2007), hal 2 Internet : http://kbi.gemari.or.id/beritadetail.php?id=1488 http://jundul.wordpress.com/2008/07/27/leukimia-kanker-darah/ 106 http//www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newssid1076909088,48242, http://id.wikipedia.org/wiki/kanker G excess .” Perkembangan anak” dari <a href=http://www.gexcess.com/content/view/446/title=”Perkembangan anak”>Perkembangan anak(Perkembangan Fisik,Perkembangan motorik,Perkembangan Kognitif,Perkembangan psikososial)” Jossie.”Perkembangan Psikososial anak” dari http://jossie08.blog.friendster.com/ http://www.cancerhelp.com/penyebab-kanker.httm http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=64:gejala-kanker-pada-anak-anak&catid=27deteksi-dini&Itemid= 107