tugas matakuliah fisiologi manusia leukosit

advertisement
LEUKOSIT
DARAH
Merupakan  CAIRAN TUBUH YANG TERDAPAT PADA
JANTUNG & PEMBULUH DARAH
CAIRAN LAINNYA:
 JARINGAN : TERDAPAT DALAM JARINGAN
 LYMPH: TERDAPAT PD PEMBULUH LYMPH
 SINOVIAL: TERDAPAT DI ANTARA SENDI
 SEREBROSPINAL (CEREBROSPINAL): YANG TERDAPAT PD
OTAK BESAR (SEREBRUM) & MEDULA SPINALIS (poros
tulang belakang)
 ENDOLIMPH & PERILIMPH: TERDAPAT DI DALAM TELINGA
(RUMAH SIPUT) UNTUK KESEIMBANGAN

FUNGSI DARAH
1. TRANSPORTASI  a. yg berhubungan dg
2.
3.
4.
5.
respirasi; b. yg berhubungan dg nutrisi
(makanan); c. yg berhubungan dg ekskresi;
d. yg berhubungan dg regulasi
REGULASI KESEIMBANGAN pH DARAH
(7.0-7.2)  mengentalkan darah karena
mempunyai plasma protein (albumin,
fibrinogen, globulin)
REGULASI KESEIMBANGAN Darah dg
jaringan
MENCEGAH PENDARAHAN (TROMBOSIT)
PERTAHANAN TUBUH (LEKOSIT)
PEMBAGIAN DARAH
 PLASMA DARAH  55 %
 SEL-SEL DARAH  45 %; TERDIRI DARI:



SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
KEPING-2 DARAH (THROMBOSIT)
STRUKTUR DARAH
SEL-SEL DARAH MANUSIA
LEUKOSIT
LEUKOSIT
Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti.
 Didalam darah manusia, normal didapati jumlah
leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3
 >12000, ---> leukositosis, < 5000 ---> leukopenia.
 Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah
putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang
dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair,
dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti
yang bervariasi

 Sel darah putih atau leukosit Komponen
darah
 Berfungsi Untuk Sistem Kekebalan Tubuh yaitu
untuk melawan penyakit infeksi dan benda
asing
 Tidak berwarna, memiliki inti,dapat bergerak
secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler /diapedesi
 Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang
dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir
15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun
sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah
normal.
 Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih
tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada
usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai
 Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat
hingga 50000 sel per tetes
Jenis


Granulosit (polymorphonuclear leukosit) : leukosit
ditandai dengan kehadiran butiran dalam
sitoplasma bila dilihat di bawah mikroskop cahaya.
Butiran ini adalah enzim yang terikat pada
membran yang berfungsi dalam pencernaan
partikel endocytosed. Ada tiga jenis granulosit:
neutrofil, basofil, dan eosinofil, yang dinamai sesuai
dengan sifat pewarnaan.
Agranulocytes (mononuklear leucocytes): leukosit
ditandai oleh ketiadaan jelas butiran dalam
sitoplasma. Walaupun namanya kurangnya butiran
sel-sel ini memang mengandung non-spesifik
azurophilic butir, yang lisosom . Sel termasuk
limfosit, monosit, dan makrofag.
Review Hasil Penelitian
 Ada perbedaan jumlah leukosit dalam saliva antara
perokok dan bukan perokok (mutolib, 2005)
 Sel darah putih (leukosit ) seorang pria dan wanita
memiliki citra yang berbeda. Dalam citra leukosit wanita
terdapat drumstick sedangkan pada pria tidak. Drum
stick terdapat dalam sel darah putih jenis neutrophil.
Drum stick adalah suatu pembeda antara kromosom XX
dan XY, karena drum stick hanya terdapat dalam
kromosom XX saja. Drumstick adalah sebuah tonjolan
berbentuk seperti batang pada inti sel neutrofil (Dahlia
S, 2009)
Review hasil penelitian
 Nilai
leukosit merupakan diagnosis penunjang
penting untuk membedakan apendisitis akut simpel
dan komplikasi pada anak. Nilai leukosit yang
semakin tinggi berhubungan dengan apendisitis
komplikasi (Sofii, dkk., 2009)
Pembentukan sel darah putih
Diferensiasi awal dari sel stem pluripotential
hematopoietic
Lanjutan Pembentukan Leukosit
Dua garis keturunan besar dari sel darah
putih, yaitu garis mielositik dan limfositik
Lanjutan Pembentukan Leukosit
 Granulosit dan monosit hanya diproduksi di sumsum
tulang.
 Limfosit dan sel plasma diproduksi terutama pada
berbagai jaringan limfogen khususnya kelenjar limf,
limpa, thymus, tonsil dan berbagai kantung jaringan
limfoid diberbagai tempat di tubuh, Seperti di
sumsum tulang dan plak peyeri di epitel dinding
usus.
 Sel darah putih dibentuk disumsum tulang dan tetap
tersimpan disana sampai dibutuhkan di system
sirkulasi dan ketika dibutuhkan akan meningkat
jumlahnya
JENIS LEUKOSIT
 Berdasarkan ada/tidak
adanya granul/partikel
 Granulosit: NEUTROPHIL,
EOSINOPHIL (ASIDOPHIL),
BASOPHIL
 Agranulosit: LIMPHOSIT,
MONOSIT
 Berdasarkan banyaknya inti
 Polinukleus/Polimorphi:
 NEUTROPHIL, EOSINOPHIL
(ASIDOPHIL), BASOPHIL,
MONOSIT
 Mononuleus/monomorphi:
LIMPHOSIT
GRANULOSIT


Besarnya lbh krg 10 -12 mikron & bergranul.
dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap
zat warna netral basa dan asam, yang tdd :
1.
2.
3.
NEUTROPHIL: inti tdd: lebih dr 2  3,4 atau 5, granul
kecil & halus  jumlah 62 %
EOSINOPHIL atau ASIDOPHIL: inti 2 (dua)  granul
besar & kasar  jumlah 8 %
BASOPHIL: inti tidak jelas apakah 2 (dua) atau lbh dari
2, tetapi granulnya dapat di buktikan  kombinasi
antara kecil & halus serta besar & kasar  jumlah 0,5
–1%
AGRANULOSIT




Tidak mempunyai granul
Besarnya lebih kurang 12 – 15 mikron
LIMPHOSIT: intinya hampir sebesar selnya
sendiri  jumlah 18 %
MONOSIT: 2 (dua) macam inti  ginjal (kacang
merah) & tapal kuda  jumlah 13 %
Neutrophil Granulocyte




Granulosit Neutrofil, atau sering disebut
neutrofil adalah sel darah putih terbanyak yang
terkandung dalam darah manusia
Berhubungan dengan pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri dan jamur serta proses
peradangan kecil lainnya
Yang memberikan tanggapan pertama terhadap
infeksi bakteri
aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah
yang banyak menyebabkan adanya nanah




Memiliki inti multilobed seperti banyak nukleus,
maka nama polymorphonuclear Leukocyte.
Garis tengah sekitar 12 µm, satu inti dan 2-5
lobus.
Mature neutrofil < monosit, dan memiliki inti
tersegmentasi dengan beberapa bagian (dua
sampai lima segmen); setiap bagian yang
dihubungkan oleh filamen kromatin
Sitoplasma terlihat transparan dengan butiranbutiran halus yang agak merah muda.



Sangat aktif dan hadir dalam phagocytosing
dengan jumlah besar terutama dalam nanah
dari luka.
Sitoplasma yang banyak diisi oleh granulagranula spesifik (0;3-0,8um) mendekati batas
resolusi optik, berwarna salmon pink oleh
campuran jenis romanovsky
Neutrofil dapat mengeluarkan produk-produk
yang merangsang monosit dan makrofag; ini
fagositosis dan sekresi meningkatkan
pembentukan senyawa oksigen reaktif
intraseluler terlibat dalam pembunuhan .
Granul pada neutrofil ada dua : Azurofilik
yang mengandung enzym lisozom dan
peroksidase, dan Granul spesifik lebih kecil
mengandung fosfatase alkali dan zat-zat
bakterisidal (protein Kationik) yang
dinamakan fagositin.
 enzim proteolitik dan cathepsin G untuk
membunuh protein bakteri, lisozim untuk
memecah dinding sel bakteri, dan
myeloperoxidase (gunakan untuk
menghasilkan racun zat-zat pembunuh
bakteri).



Neutrofil jarang mengandung retikulum
endoplasma granuler, sedikit mitokondria,
apparatus Golgi rudimenter dan sedikit granula
glikogen.
Neutrofil dapat mengeluarkan produk-produk
yang merangsang monosit dan makrofag,
fagositosis dan sekresi meningkatkan
pembentukan senyawa oksigen reaktif
intraseluler terlibat dalam pembunuhan .

Neutrofil dapat mengeluarkan produkproduk yang merangsang monosit dan
makrofag, fagositosis dan sekresi
meningkatkan pembentukan senyawa
oksigen reaktif intraseluler terlibat dalam
pembunuhan .

Adanya asam amino D oksidase dalam
granula azurofilik penting dalam
penghancuran dinding sel bakteri yang
mengandung asam amino D.
Phagocytosis Neutrofil

Dalam fagositik pertama terjadi pembentukan
fagosom yang reaktif oksigen dan hidrolitik
enzim. Konsumsi oksigen selama reaksi dikenal
sebagai pernafasan meledak yang
mengakibatkan pengaktifan enzim NADPH
oksidase, yang menghasilkan superoksida dalam
jumlah yang besar

Superoksida disintesa secara spontan atau
melalui katalisis dari enzim yang dikenal sebagai
dismutases superoksida (Cu / ZnSOD dan
MnSOD)

Hidrogen peroksida kemudian dikonversi
menjadi hypochlorous asam HOCl oleh
enzim heme myeloperoxidase

Mielo peroksidase yang terdapat dalam
neutrofil berikatan dengan peroksida dan
halida bekerja pada molekul tirosin dinding
sel bakteri dan menghancurkannya.
Fagositosis oleh neutrofil merangsang
aktivitas heksosa monofosfat shunt,
meningkatkan glicogenolisis




Dibawah pengaruh zat toksik tertentu seperti
streptolisin toksin streptokokus membran
granula-granula neutrofil pecah,
mengakibatkan proses pembengkakan diikuti
oleh aglutulasi organel- organel dan destruksi
neutrofil.
Neutrofil mempunyai metabolisme yang
sangat aktif dan mampu melakukan glikolisis
baik secara aerob maupun anaerob.
Kemampuan neutrofil untuk hidup dalam
lingkungan anaerob sangat menguntungkan,
karena mereka dapat membunuh bakteri dan
membantu membersihkan debris pada
jaringan nekrotik.
Sebuah neutrofil granulocyte
dari sampel darah yang berasal
dari potongan yang terinfeksi
diwarnai dengan pewarnaan
Wright. Gambar ini dihasilkan
melalui kamera digital dengan
objektif 10x lensa mata, dan
disusun menggunakan
perangkat lunak AstroStack
untuk menghasilkan satu
gambaran dengan resolusi
tinggi
Contoh smear darah
menunjukkan neutrofil
granulocyte; lobulated
tiga inti dapat dilihat.
Gambar ini telah
diwarnai dengan
MayGrunwald Giemsa,
dan diamati dengan
tujuan 100x dalam
rendaman minyak.
Granulocyte neutrofil bermigrasi
dari pembuluh darah ke matriks,
dengan proteolitik enzim, dalam
rangka untuk menentukan
koneksi interselular (untuk
perbaikan mobilitasnya) dan
menyelimuti bakteri melalui
fagositosis.
Granulosit neutrofil memiliki
diameter rata-rata 12-15
mikrometer (μm) dalam darah
perifer.
Kelainan
Hitung neutrofil rendah yang disebut
neutropenia.
 Kongenital (kelainan genetik) dan dapat
berkembang seperti dalam kasus anemia
aplastic atau beberapa jenis leukemia.
 Dapat juga merupakan efek samping obat
terutama kemoterapi.
 Neutropenia membuat seorang individu
rentan terhadap infeksi.

Neutropenia dapat menjadi akibat dari
penjajahan oleh neutrophilic intrasel
parasit.
 Gangguan fungsional neutrofil turuntemurun.
 Gangguan fagositosis atau kekurangan
dalam pernapasan meledak terjadi pada
penyakit granulomatosa kronis, defisiensi
imun yang langka, dan myeloperoxidase
kekurangan.

Kekurangan antitrypsin alpha 1, yang
penting enzim neutrofil elastase terhambat
oleh kurangnya alfa 1-antitrypsin
menyebabkan kerusakan jaringan yang
berlebihan seperti pada peradangan emfisema paru
 Dalam demam Mediterania familial (FMF),
mutasi pada pyrin atau marenostrin
genterjadi terutama dalam neutrofil
granulosit, mengarah pada fase akut
konstitutif respon aktif dan menyebabkan
serangan demam, arthralgia, peritonitis,
dan akhirnya Amiloidosis

Kelainan Nuetrofil
EOSINOFIL
garis tengah 9µm, 2 - 4lobus
 terutama berhubungan dengan infeksi
parasit, dengan demikian meningkatnya
eosinofil menandakan banyaknya parasit

 Memiliki reseptor yang mengikat untuk IgE
digunakan untuk membantu tugas ini.
 Sel-sel ini juga memiliki kemampuan terbatas
untuk berpartisipasi dalam fagositosis,
 Presentasi antigen profesional sel, mereka
mengatur fungsi sel kekebalan lainnya
(misalnya, sel CD4, sel dendritik, sel B, sel
mast, neutrofil, dan fungsi basophil),
 Terlibat dalam penghancuran sel tumor
 Mempromosikan perbaikan jaringan yang rusak.
 Retikulum endoplasma mitokondria dan apparatus
Golgi kurang berkembang. Mempunyai granula ovoid
yang dengan eosin asidofkik, granula adalah lisosom
yang mengandung fosfatae asam, katepsin,
ribonuklase, tapi tidak mengandung lisosim.
 Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan
mampu melakukan fagositosis, lebih lambat tapi lebih
selektif dibanding neutrofil
 Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan
anti bodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk
melakukan fagositosis selektif terhadap komplek
antigen dan antibody.
 Kandungan profibrinolisin, diduga berperan
mempertahankan darah dari pembekuan,
khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh
proses-proses Patologi.
 Kortikosteroid akan menimbulkan penurunan
jumlah eosinofil darah dengan cepat
 Sel transparan menyerupai batu bata-merah dengan
dengan Eosin menggunakan metode Romanowsky.
 Mengandung butiran-butiran kecil dalam sel sitoplasma,
banyak mediator kimia seperti histamin dan protein
seperti eosinophil peroksidase, ribonuklease (RNase),
deoxyribonucleases, lipase, plasminogen, dan dasar
utama protein.
 Mediator ini dilepaskan oleh proses yang disebut
degranulation pengaktifan berikut eosinophil, dan
beracun untuk kedua parasit dan jaringan inang.
 Dalam individu normal eosinofil berjumlah sekitar 1-6%
dari sel-sel darah putih, dan ukurannya sekitar 12-17
mikrometer.
 Ditemukan banyak di medula dan pertemuan antara
korteks dan medula dari timus juga dalam saluran
pencernaan bagian bawah, ovarium, rahim, limpa, dan
kelenjar getah bening, tapi tidak dalam paru-paru, kulit,
kerongkongan, atau beberapa organ internal lainnya
dalam kondisi normal.
 Kehadiran eosinofil dalam organ terakhir ini
berhubungan dengan penyakit.
 Eosinofil bertahan dalam sirkulasi selama 8-12 jam, dan
dapat bertahan hidup dalam jaringan untuk tambahan 812 hari tanpa adanya stimulasi.
 Kehadiran eosinofil dalam organ terakhir ini
berhubungan dengan penyakit.
 Eosinofil bertahan dalam sirkulasi selama 812 jam, dan dapat bertahan hidup dalam
jaringan untuk tambahan 8-12 hari tanpa
adanya stimulasi.
 Berkembang dan matang dalam sumsum
tulang.
 Dibedakan dari sel prekursor myeloid sebagai respons
terhadap sitokin interleukin 3 (IL-3), interleukin 5 (IL-5),
dan macrophage granulocyte koloni-stimulating factor
(GM-CSF).
 Eosinofil memproduksi dan menyimpan banyak protein
granula sekunder sebelum mereka keluar dari sumsum
tulang.
 Setelah pematangan, eosinofil beredar dalam darah dan
berpindah ke setiap peradangan pada jaringan, atau ke
daerah infeksi cacing dalam menanggapi kemokin
seperti CCL11 (eotaxin-1), CCL24 (eotaxin-2), CCL5
(Rantes), dan leukotrienes tertentu seperti leukotriene
B4 (LTB4).
 Pada infeksi ini, eosinofil yang diaktifkan oleh sitokin
tipe 2 dibebaskan dari bagian tertentu dari sel T
penolong (TH2); IL-5, GM-CSF, dan IL-3 yang
penting untuk aktivasi eosinophil serta pematangan.
 Setelah aktivasi, eosinofil efektor fungsi
memproduksi :
 Granula protein dan kationik pembebasan oleh
degranulation.
 Oksigen bereaktif seperti superoksida membentuk
peroksida, dan hypobromite hypobromous asam,
yang dihasilkan oleh preferentially peroksidase
eosinophil .
Fungsi eosinofil

1.
2.
3.
4.
5.
6.
Setelah aktivasi, eosinofil efektor fungsi memproduksi :
Granula protein dan kationik pembebasan oleh degranulation.
Oksigen bereaktif seperti superoksida membentuk peroksida,
dan hypobromite hypobromous asam, yang dihasilkan oleh
preferentially peroksidase eosinophil .
Lipid mediator seperti eikosanoid dari leukotriene (misalnya,
LTC4, LTD4, LTE4) dan prostaglandin (misalnya, PGE2)
Enzim, seperti elastase.
Faktor-faktor pertumbuhan seperti TGF beta, VEGF, dan
PDGF.
Sitokin seperti IL-1, IL-2, IL-4, IL-5, IL-6, IL-8, IL-13, dan TNF
alfa
 Selain itu, eosinofil berperan dalam memerangi infeksi virus, yang




terlihat dari banyaknya RNAses yang terkandung di dalam butiran
dan di removal fibrin selama peradangan.
Eosinofil bersama dengan basofil dan sel mast, mediator penting
tanggapan dan asma alergi patogenesis dan berkaitan dengan
keparahan penyakit.
Juga melawan cacing kolonisasi dan akan sedikit meningkat pada
kehadiran parasit tertentu.
Eosinofil juga terlibat dalam berbagai proses biologi lainnya,
termasuk perkembangan kelenjar susu pascapubertas, oestrus
bersepeda, allograft penolakan dan neoplasia
Mereka juga baru saja terlibat dalam presentasi antigen ke sel T.
 Setelah aktivasi oleh rangsangan kekebalan, eosinofil




melepaskan protein degranulate kationik sitotoksik yang
mampu merangsang kerusakan jaringan dan disfungsi.
Ini meliputi: protein dasar mayor (MBP), eosinophil
kationik protein (ECP), eosinophil peroksidase (EPO),
eosinophil diturunkan dari neurotoxin (edn)
Dasar utama protein, eosinophil peroksidase, dan
protein kationik eosinophil beracun bagi banyak jaringan.
Eosinophil protein dan kationik eosinophil merupakan
racun saraf yang diturunkan dari ribonucleases dengan
kegiatan antiviral.
Sifat dasar menginduksi protein sel mast dan basophil
degranulation terlibat dalam remodeling di saraf perifer
KELAINAN
 Peningkatan eosinofil, yaitu adanya lebih dari 500
eosinofil / microlitre darah disebut eosinophilia,
 Terlihat pada orang dengan parasit pada usus, penyakit
vaskular kolagen (seperti rheumatoid arthritis), penyakit
ganas seperti penyakit Hodgkin, penyakit kulit yang luas
(seperti exfoliative dermatitis), penyakit Addison, dalam
epitel skuamosa esofagus dalam kasus refluks
esofagitis, eosinofilik esophagitis
 Pada tahun 1989, terkontaminasi suplemen L-triptofan
menyebabkan bentuk eosinophilia mematikan yang
dikenal sebagai sindrom eosinophilia-myalgia.
 Perawatan yang digunakan untuk memerangi
penyakit dan kondisi autoimun yang disebabkan
oleh eosinofil meliputi:
• kortikosteroid-mempromosikan apoptosis.
Jumlah eosinofil dalam darah dengan cepat
berkurang
• terapi antibodi monoklonal terhadap IL-5 mempromosikan apoptosis
• antagonis dari sintesis atau reseptor
leukotriene
• Gleevec (STI571) - menghambat PDGF-BB di
hypereosinophilic leukemia
BASOFIL


garis tengah 12um, inti satu, umumnya bentuk
huruf S
terutama bertanggung jawab untuk memberi
reaksi alergi dan antigen dengan jalan
mengeluarkan histamin kimia yang
menyebabkan peradangan



Basofil adalah yang paling umum dari granulosit
Jumlah sekitar 0,01% hingga 0,3% dari sel
darah putih yang bersirkulasi.
Nama berasal dari basophilic leucocytes yaitu
rentan terhadap pewarnaan dengan pewarna
dasar, seperti ditunjukkan dalam gambar.
sitoplasma basofil terisi granul yang lebih
besar, dan seringkali granul menutupi inti,
granul bentuknya ireguler berwarna
metakromatik, dengan campuran jenis
Romanovsky tampak lembayung.
 Granula basofil metakromatik dan mensekresi
histamin dan heparin, dan keadaan tertentu,
basofil merupakan sel utama pada tempat
peradangan, ini dinamakan hypersesitivitas
kulit basofil.
 Hal ini menunjukkan basofil mempunyai
hubungan dengan kekebalan






Basofil mengandung butiran sitoplasma besar yang
mengaburkan inti sel di bawah mikroskop.
inti terdiri dari 2 lobus. Setiap sel pada jaringan, memiliki
banyak karakteristik yang serupa yaitu peka thd
histamin, suatu zat kimia yang disekresi oleh sel-sel jika
dirangsang dengan cara tertentu. histamin
menyebabkan beberapa gejala reaksi alergi.
Dapat keluar dari darah ke jaringan bila diperlukan
Basofil yang terutama bertanggung jawab untuk alergi
dan antigen respons dengan melepaskan histamin kimia
yang menyebabkan peradangan.
Inti bi-atau tri-lobed, tetapi sulit untuk melihat karena
jumlah butiran kasar yang menyelimutinya. Mereka
dicirikan oleh butiran biru yang besar.
Muncul dalam banyak jenis reaksi
peradangan, khususnya mereka yang
menyebabkan gejala alergi.
 Mengandung antikoagulan heparin, yang
mencegah penggumpalan darah terlalu
cepat.
 Mengandung histamin vasodilator yang
meningkatkan aliran darah ke jaringan.
 Dapat ditemukan dalam jumlah yang luar
biasa tinggi pada ectoparasite infeksi,
misalnya, kutu.




Seperti eosinofil, basofil memainkan peran baik
dalam infeksi parasit dan alergi
Ditemukan di jaringan di mana reaksi alergi
yang terjadi dan mungkin berkontribusi pada
keparahan dari reaksi-reaksi ini.
Basofil memiliki protein reseptor pada
permukaan sel mereka yang mengikat IgE,
sebuah imunoglobulin macroparasite terlibat
dalam pertahanan dan alergi. Ini adalah antibodi
IgE yang terikat yang memberikan respons yang
selektif sel-sel ini zat lingkungan, misalnya,
tepung sari cacing protein atau antigen.
Jika diaktifkan untuk melepaskan
histamin, proteoglikan (misalnya heparin
dan kondroitin), dan enzim proteolitik
(misalnya elastase dan
lysophospholipase). Juga mengeluarkan
mediator lipid seperti leukotrienes, dan
beberapa sitokin.
 Histamin dan proteoglikan disimpan dalam
granula sel yang lain baru dikeluarkan
setelah zat yang dihasilkan.
 Masing-masing memberikan kontribusi zat
peradangan.




Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa basofil
merupakan sumber penting dari sitokin,
interleukin-4, mungkin lebih penting daripada sel
T.
Interleukin-4 dianggap sebagai salah satu sitokin
yang penting dalam pengembangan alergi dan
produksi antibodi IgE oleh sistem kekebalan
tubuh.
Ada substansi lain yang dapat mengaktifkan
basofil untuk mengeluarkan yang menunjukkan
bahwa sel-sel ini memiliki peran lain dalam
peradangan.
Kelainan
Basopenia (basophil rendah count) sulit
untuk ditunjukkan, tetapi telah dilaporkan
erat hubungannya dengan autoimun
seperti pada urticaria yaitu kondisi gatal
yang kronis.
 Basophilia juga jarang tetapi dapat dilihat
dalam beberapa bentuk leukemia atau
limfoma.

LIMFOSIT
Limfosit merupakan sel yang sferis, garis
tengah 6-8um
 lebih umum dalam sistem limfa, terdiri
dari tiga jenis (Sel B, sel T, sel NK)

Tiga Jenis limfosit
Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat
antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah
adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan
kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai
layanan sistem 'memori'.)
ü Sel T: CD4+ sel T mengkoordinir tanggapan
ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV)
serta penting untuk menahan bakteri
intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat
membunuh sel yang terinfeksi virus.
 Sel natural killer: Sel pembunuh alami
(natural killer, NK) dapat membunuh sel
tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa
dia tidak boleh dibunuh karena telah
terinfeksi virus atau telah menjadi
 Normal, inti relatifbesar, bulat sedikit cekungan
pada satu sisi, kromatin inti padat, anak inti baru
terlihat dengan electron mikroskop.
 Sitoplasma sedikit sekali, sedikit basofilik,
mengandung granula-granula azurofilik,
berwarna ungu dengan Romanovsky
mengandung ribosom bebas dan poliribosom.
 Beberapa diantaranya membawa reseptor
seperti imunoglobulin yang mengikat antigen
spesifik pada membrannya
 Limfosit dalam sirkulasi darah normal dapat
berukuran 10-12um ukuran yang lebih besar
disebabkan sitoplasmanya yang lebih banyak
(limfosit sedang).
 Sel limfosit besar berada dalam kelenjar
getah bening dan akan tampak dalam darah
dalam keadaan Patologis, pada sel limfosit
besar ini inti vasikuler dengan anak inti
terlihat jelas
 limfosit yang bersikulasi terutama berasal dari
timus dan organ limfoid perifer, limpa, limfonodus,
tonsil dan sebagainya.
 Semua sel pregenitor limfosit berasal dari sum-sum
tulang, beberapa diantara limfositnya yang secara
relatif tidak mengalami diferensiasi ini bermigrasi
ke timus, lalu memperbanyak diri, (memperoleh
sifat limfosit T), kemudian dapat masuk kembali
kedalam aliran darah, kembali kedalam sum-sum
tulang atau ke organ limfoid perifer dan dapat hidup
beberapa bulan atau tahun.
 Sel-sel T bertanggung jawab terhadap reaksi
immune seluler dan mempunyai reseptor
permukaan yang spesifik untuk mengenal
antigen asing
 Limfosit lain tetap diam disum-sum tulang
berdiferensiasi menjadi limfosit B berdiam dan
berkembang didalam kompertemenya sendiri.
 Sel B bertugas untuk memproduksi antibody humoral
antibody response yang beredar dalam peredaran
darah dan mengikat secara khusus dengan antigen
asing yang menyebabkan antigen asing tersalut
antibody, kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis
sel dan sel pembunuh (killer sel atau sel K) dari
organisme yang menyerang
 Sel T dan sel B secara marfologis hanya
dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh
antigen.
 Tahap akhir dari diferensiasi sel-sel B yang
diaktifkan berwujud sebagai sel plasma.
 Sel plasma mempunyai retikulum
endoplasma kasar yang luas yang penuh
dengan molekul-molekul antibody, sel T yang
diaktifkan mempunyai sedikit endoplasma
yang kasar tapi penuh dengan ribosom bebas
MONOSIT (6%)
Monosit adalah jenis sel darah putih,
bagian dari tubuh manusia sistem
kekebalan. Monosit memiliki dua fungsi
utama dalam sistem kekebalan
 Monosit memiliki dua fungsi utama dalam
sistem kekebalan:
(1) Menambah jumlah makrofag dan sel
dendritik pada daerah yang normal
(2) Merespons peradangan, monosit dapat
bergerak cepat (sekitar 8-12 jam) ke daerah
infeksi pada jaringan dan berdiferensiasi
menjadi makrofag serta sel dendritik untuk
mendapatkan respon imun. Setengah dari
mereka disimpan dalam limpa.
 Monosit diproduksi oleh sumsum tulang dari
sel batang haematopoietic prekursor disebut
monoblasts.
 Monosit beredar dalam aliran darah sekitar
satu sampai tiga hari dan kemudian biasanya
pindah ke jaringan seluruh tubuh.
 Merupakan antara tiga untuk delapan persen
dari leukosit dalam darah.
 Monosit bertanggung jawab untuk fagositosis
(penelanan) dari zat-zat asing dalam tubuh
 Monosit dapat melakukan fagositosis
menggunakan perantara (opsonising) protein
seperti antibodi atau zat pelengkap lain yang
melapisi patogen, serta dengan cara
mengikat mikroba langsung melalui
pengenalan pola-reseptor yang mengenali
patogen.
 Monosit juga mampu membunuh sel-sel inang
terinfeksi melalui antibodi, disebut antibodi-mediated
cytotoxicity selular
 Monosit yang bermigrasi dari aliran darah ke jaringan
lain kemudian akan berdiferensiasi menjadi makrofag
atau sel dendritik.
 Makrofag bertanggung jawab untuk melindungi
jaringan dari zat-zat asing tetapi juga diduga menjadi
sel-sel utama yang terlibat dalam memicu
arterosklerosis.
 Memiliki inti yang besar dan halus, daerah besar
sitoplasma dan banyak vesikula internal untuk
memproses bahan asing.
 Memiliki inti yang besar dan halus, daerah
besar sitoplasma dan banyak vesikula
internal untuk memproses bahan asing.
 Monosit membagi fungsi "pembersih vakum"
(fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh
dia hidup dengan tugas tambahan:
memberikan potongan patogen kepada sel T
sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan
dibunuh, atau dapat membuat tanggapan
antibodi untuk menjaga.
 diameter 9-10 µm tapi pada sediaan darah kering
diameter mencapai 20µm, atau lebih. Inti biasanya
eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk
tapal kuda.
 Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini
merupakan sifat tetapnya.
 Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh
berupa bim abu-abu pada sajian kering.
 Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih
banyak tapi lebih kecil.
 Ditemui sedikit retikulum endoplasma, ribosom,
poliribosom, banyak mitokondria. Aparatus Golgi
berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen
dan mikrotubulus pada daerah identasi inti.
 Monosit ditemui dalam darah, jaringan penyambung,
dan rongga-rongga tubuh.
 Monosit tergolong fagositik mononuclear (system
retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat
reseptor pada permukaan membrannya untuk
imunoglobulin dan komplemen
Dua jenis monosit dalam darah
a) Monosit klasik, yang dicirikan dengan ekspresi
tingkat tinggi dari reseptor permukaan sel CD14
(CD14 + + monosit)
b) Non-klasik, pro-inflamasi monosit dengan ekspresi
tingkat rendah dan dengan tambahan CD14 coekspresi dari reseptor CD16 (CD14 + CD16 +
monosit).
Setelah stimulasi dengan produk-produk mikrobial +
CD16 + CD14 monosit memproduksi jumlah tinggi
pro-inflamasi sitokin seperti tumor necrosis factor
dan interleukin-12.
Monocytosis
 Keadaan kelebihan monosit dalam darah perifer. Mungkin
merupakan indikasi dari berbagai penyakit lain.
 Contoh proses yang dapat meningkatkan jumlah monosit antara
lain:
• radang kronis
• respons stres
• hyperadrenocorticism
• penyakit yang diperantarai kekebalan tubuh
• infeksi mononukleosis
• Penyakit pyogranulomatous
• Nekrosis
• regenerasi sel darah merah
• Virus Demam
Monocytopenia
 Monocytopenia adalah bentuk leukopenia
berhubungan dengan kekurangan monosit
Jenis sel dendritik. Monosit dapat digunakan
untuk menghasilkan sel dendritik in vitro
dengan menambah sitokin seperti
Granulocyte monosit Colony Stimulating
Factor (GMCSF) dan IL-4.
MAKROFAG
Makrofag artinya pemakan besar, dari
makros "besar" + phagein "makan";
adalah sel darah putih di dalam jaringan,
yang dihasilkan dari monosit.
 Makrofag manusia berdiameter sekitar 21
mikrometer.
 Peran mereka adalah untuk phagocytose
(menelan dan kemudian mencerna) selular,
puing-puing dan patogen baik sebagai sel
mobile juga untuk merangsang limfosit dan
sel imun lainnya dalam merespon patogen.
Sifat-sifat sel darah putih
1. amoeboid  dapat merubah bentuk
2. fagositosit  dapat memakan terutama
bakteri, virus, parasit lainnya
3. diapedesis  dapat keluar masuk jaringan
dan pembuluh darah
Bagian Makropag
Bagian:
1. Patogen
2. Fagosom
3. Lisosom
4. Limbah bahan
5. Sitoplasma
6. Membran sel
Cara Macrophage menelan patogen
a. Menelan melalui fagositosis, yang fagosom
terbentuk
b. Fusi lisosom dengan menciptakan fagosom
phagolysosome; patogen diuraikan oleh
enzim
c. Bahan limbah dikeluarkan atau berasimilasi
 Berbagai substansi kimia pada jaringan menyebabkan
netrofil dan makrofag bergerak menuju substansi
kimia tersebut dikenal dengan kemotaksis.
 Ketika jaringan mengalami inflamasi, berbagai produk
yang dapat menyebabkan kemotaksis menuju daerah
inflamasi (toksin bakteri atau virus, produk turunan
dari jaringan terinflamasi itu sendiri, beberapa produk
reaksi dari “kompleks complement” dan beberapa
produk reaksi cloting plasma pada daerah inflamasi).
Prosedur fagositosis
 Struktur alami pada jaringan tubuh mempunyai
permukaan yang halus dimana dapat menahan
fagositosis dan jika permukaan menjadi kasar maka
fagositosis akan meningkat.
 Substansi alami pada tubuh mempunyai lapisan protein
pelindung yang dapat menolak fagosit, kebanyakan
jaringan mati dan partikel asing tidak --->sasaran dari
fagositosis.
 Opsonisasi : Sistem imun pada tubuh mengembangkan
antibodi dalam menghadapi agen infeksi seperti bakteri.
Antibodi kemudian menempel pada membran bakteri
dan membuat bakteri difagositosis.
 Setelah partikel asing difagosit, lisosom dan granul
sitoplasma pada netrofil dan makrofag membuat kontak
dengan kantung fagosit dan mengeluarkan enzim
pencerna dan agen bakterisid kedalam kantung
sehingga kantung fagosit menjadi kantung pencerna
dan mencerna partikel fagosit
 Netrofil dan makrofag mengandung lisosom yang
berlimpah yang berisikan enzim proteolitik khususnya
untuk “mencerna” bakteri dan protein asing lainnya.
Lisosom pada makrofag juga mengandung sejumlah
besar lipase untuk “mencerna” membran lipid tebal
yang ada pada beberapa jenis bakteri seperti
tuberculosis bacillus
 netrofil dan makrofag mengandung agen bakterisid yang
dapat membunuh bakteri bahkan ketika enzim lisosom
gagal untuk “mencerna” bakteri.
 Beberapa bakteri mempunyai lapisan pelindung atau
faktor lain yang dapat mencegah kerusakan akibat enzim
pencerna.
 Sebagian besar efek perusak tadi merupakan hasil agen
oksidasi yang dibentuk oleh enzim pada membrane
fagosom atau oleh organela khusus yang disebut
peroksisom.
 Beberapa agen oksida termasuk superoxide (O 2-),
hydrogen perokside (H2O2) dan ion hidroksil (-OH-)
yang bisa mematikan bakteri walaupun dalam jumlah
kecil sekalipun
 Satu dari enzim lisosom, myeloperoksidase
mengkatalisa reaksi antara H2O2 dan ion klorida
membentuk hipoklorit yang berfungsi bakterisid.
 Beberapa bakteri seperti basil tuberkulosa
mempunyai pelindung yang tahan terhadap pencerna
lisosom dan juga mengeluarkan zat yang tahan
terhadap efek pembunuh dari netrofil dan makrofag --> TBC
Masa hidup sel darah putih
 Umur granulosit setelah dilepas dari sumsum
sekitar 4-8 jam didalam darah dan 4-5 hari
dalam jaringan tubuh.
 Pada saat infeksi jaringan yang berat, umur
granulosit akan memendek menjadi hanya
beberapa jam karena proses granulosit
semakin cepat pada daerah terinfeksi dan
melakukan fungsinya serta akan rusak pada
proses ini
 Monosit juga mempunyai waktu hidup yang
pendek, 10-20 jam didalam darah sebelum
masuk kedalam jaringan melalui membran
kapiler. Setelah didalam jaringan tubuh monosit
akan membesar dan menjadi makrofag jaringan,
makrofag dapat hidup berbulan bulan kecuali
rusak ketika proses fagositosis.
 Makrofag jaringan ini merupakan dasar dari
system makrofag jaringan yang merupakan
pertahanan yang terus menerus dalam melawan
proses infeksi
ETIOLOGI
Pemeriksaan Laboratorium
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
ACENG MUTOLIB. Skripsi: PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT
DALAM SALIVA MENURUT STATUS MEROKOK PADA PASIEN
POLI GIGI. 2005.
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=2434
Dahlia, S. Tugas Akhir: Pengidentifikasian Jenis Kelamin Manusia
Melalui Citra Drumstick Dalam Leukosit Berbasis Pengolahan Citra
Digital. 2009.
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_repository
&Itemid=34&task=detail&nim=111050246
Imam Sofii, Tubagus Odih, Sungsang Rochadi. Hubungan Nilai
Leukosit Dengan Apendisitis Akut Sederhana dan Komplikatif
Pada Anak. 2009. http://jurnalbedah.org/index.php
3.
4.
5.
6.
7.
Guyton C. Arthur dkk, Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta 2006
Voehringer D Trends in Parasitologi ,. 2009.
Janeway CA, Jr. et al (2001) (electronic full text via NCBI
Bookshelf). Imminobiology (5th ed. ed.). Garland Publishing. ISBN
0-8153-3642-X http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books: Diakses
21/11/09
Grattan CE, Dawn G, Gibbs S, Francis DM (Mar 2003). "Blood
basophil numbers in chronic ordinary urticaria and healthy
controls: diurnal variation, influence of loratadine and
prednisolone and relationship to disease activity". Clin Exp Allergy
33 (3): 337–41. PMID 12614448. http://www.blackwellsynergy.com : diakses 21/11/09
Wikipedia Free Ekscopedi, http://www.wikipedia.free
ekslopedi.com : diakses 21/11/09
Download