Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) Mata kuliah Kode Bobot SKS Dosen Pengampu Semester : Komunikasi Persuasif : (2-0) SKS : Dr.Bambang Dwi Prasetyo.,M.Si. :V A. Latar Belakang : Saat dunia berubah dengan cepat seperti saat ini, komunikasi persuasif memegang peran penting bagi kesuksesan seseorang menjalin interaksi/hubungan dengan orang lain. Komunikasi persuasif adalah bentuk komunikasi yang mempunyai tujuan khusus untuk mengubah perilaku khalayak. Pengetahuan dan ketrampilan komunikasi persuasif perlu diberikan kepada mahasiswa agar mereka memiliki dasar-dasar pengetahuan terkait dengan bidang komunikasi untuk tujuan tertentu, mendalam, fokus pada upaya dan kegiatan mengubah perilaku komunikan, yang biasanya berbeda dengan komunikasi pada umumnya. Harapannya, mahasiswa dapat mengimplementasikan komunikasi persuasif dalam konteks kelompok, organisasi dan masyarakat. Manfaat komunikasi persuasif jika diresapi secara mendalam dapat dipergunakan untuk penyuluhan program komunikasi, periklanan, negosiasi dan lain sebagainnya. B. Deskripsi Mata Kuliah: Mata kuliah komunikasi persuasif diberikan kepada mahasiswa agar pengetahuan, ketrampilan, sekaligus pemahaman komunikasi persuasif mereka menjadi lebih baik. Pada dasarnya, komunikasi manusia dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, karena itu dalam komunikasi persuasif akan diberikan pokok bahasan materi sebagai berikut; pemahaman dasar atau falsafat komunikasi persuasif, proses dasar komunikasi persuasif, teori komunikasi persuasif, faktor-faktor sumber dalam komunikasi persuasif, faktor-faktor pesan dalam komunikasi persuasif, faktor saluran dan media dalam komunikasi persuasif, faktor khalayak, prinsip-prinsip teknik dan strategi komunikasi persasif, analisis masalah komunikasi persuasif. C. Tujuan Pembelajaran : Tujuan pembelajaran mata kuliah ini adalah memberikan konsep, wawasan, pengetahuan dan ketrampilan kepada para mahasiswa untuk membuat dan melakukan komunikasi persuasif sekaligus mengevaluasi komunikasi yang dilakukannya tersebut. D. Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (1) MINGGU KE- (2) MATERI PEMBELAJARAN (3) BENTUK PEMBELAJARAN (4) KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN (KOMPETENSI) (5) KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR) (6) BOBOT NILAI (%) 1 Pemahaman dasar atau falsafat komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, diskusi dan studi kasus. Kemampuan dan kecerdasan mahasiswa dalam menjelaskan falsafah komunikasi persuasif dan konsep dasar komunikasi persuasif. 5 2 Proses dasar komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas dan diskusi. Kriteria penilaian terhadap mahasiswa terkait dengan pemahaman mereka tentang ragam model proses komunikasi persuasif dan mampu menjelaskan unsur-unsur dalam komunikasi persuasif. 10 3 Perspektif komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, diskusi dan studi kasus. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan pengertian falsafah komunikasi persuasif dan konsep dasar komunikasi persuasif. Kompetensi mahasiswa meningkat dalam menjelaskan ragam model proses komunikasi persuasif dan mampu menjelaskan unsurunsur dalam komunikasi persuasif. Mahasiswa memiliki kompetensi untuk menjelaskan karakteristik dan konsep dasar sikap, penggunaan teori belajar, serta pendekatan teori konsistensi kognitif, teori social judment dan teori fungsional dalam komunikasi persuasif. Memiliki pemahaman yang kondusif mengenai konsep dasar sikap, penggunaan teori belajar, serta pendekatan teori konsistensi kognitif, teori social judment dan teori fungsional dalam komunikasi persuasif. 10 4 Unsur komunikator dalam komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, diskusi dan studi kasus. Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menjelaskan prinsip-prinsip kredibilitas komunikator (sumber) sekaligus menjelaskan prinsip kesamaan dan identifikasi persuader. Mahasiswa memiliki inovasi dalam merespons dan menjelaskan prinsip-prinsip kredibilitas komunikator (sumber) sekaligus menjelaskan prinsip kesamaan dan identifikasi persuader. 10 5 Faktor-faktor pesan dalam komunikasi persuasif Diskusi kelompok, materi dikelas, pembahasan contoh kasus. 6 Faktor saluran dalam komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, tugas diskusi kasus. 7 Kuis dan pendalaman materi pertemuan 1 - 6 Tanya jawab, sharing diskusi dan pemecahan studi kasus. 8 9 10 Mahasiswa memiliki keahlian dalam menyusun pesan dalam komunikasi persuasif, mengetahui inferensi bayesian distribusi normal dan poisson, dan mengetahui isi pesan komunikasi persuasif. Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa dapat menerangkan dan menjelaskan faktor saluran komunikasi persuasif seperti efek komunikasi tatap muka sebagai media dasar komunikasi persuasif. Setelah melakukan kegiatan kuis diharapkan mahasiswa semakin menguasai materi yang dibahas sebelumnya sekaligus menambah pengayaan mereka terkait materi komunikasi persuasif. Mahasiswa mampu menyusun pesan dalam komunikasi persuasif, mengetahui inferensi bayesian distribusi normal dan poisson, dan mengengetahui isi pesan komunikasi persuasif. 5 Mahasiswa mampu mengidentifikasi faktor saluran komunikasi persuasif seperti efek komunikasi tatap muka sebagai media dasar komunikasi persuasif. 10 Mampu menjawab pertanyaan komunikasi persuasif dengan baik. terkait persoalan UTS Faktor – faktor media dalam komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, tugas diskusi. Setelah mempelajari materi ini mahasiswa dapat menjelaskan efek interaksi kelompok sebagai saluran komunikasi serta efek media massa dalam komunikasi persuasif. Mahasiswa mampu memahami efek interaksi kelompok dan efek media sebagai saluran komunikasi. Prinsip aktualisasi diri dalam komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, diskusi kelompok. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip aktualisasi diri dalam melakukan komunikasi persuasif agar proses pelaksanaannya berjalan efektif. Mahasiswa mengerti prinsip aktualisasi diri dalam melakukan komunikasi persuasif. 10 5 11 Faktor khalayak dalam komunikasi persuasif Studi kasus, presentasi dikelas, diskusi kelompok. 12 Teknik-teknik komunikasi persuasif 13 Strategi komunikasi persuasif 14 Analisis masalahmasalah komunikasi persuasif Presentasi materi dikelas, tugas diskusi dan praktek. Presentasi materi dikelas, diskusi dan tanya jawab. Kuliah tatap muka dan diskusi 15 Kuis dan pendalaman materi pertemuan 1 - 6 16 UAS Tanya jawab, sharing diskusi dan pemecahan studi kasus. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai jenis khalayak dalam komunikasi persuasif, karakteristik khalayak dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku khalayak. Mahasiswa memiliki kemampuan menerapkan teknik komunikasi persuasif. Mahasiswa mengerti berbagai jenis khalayak dalam komunikasi persuasif, kharakteristik khalayak dan faktor yang mempengaruhi perilakunya. Mahasiswa dapat membuat teknik komunikasi persuasif. 10 Mahasiswa memiliki kemampuan menjelaskan dan membuat strategi komunikasi persuasif. Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan tentang hambatan dalam komunikasi persuasif, melakukan prosedur analisis komunikasi persuasif serta mampu melakukan analisis komunikasi persuasif dalam periklanan. Setelah melakukan kegiatan kuis diharapkan mahasiswa semakin menguasai materi yang dibahas sebelumnya sekaligus menambah pengayaan mereka terkait materi komunikasi persuasif. Mahasiswa persuasif. komunikasi 10 Mahasiswa bisa menganalisis dan menyelesaikan masalah komunikasi persuasif. 10 mampu membuat strategi 5 REFERENSI : 1. Berlo, D.K (1974). Process of Communication : An Introduction to Theory and Practice. New York: Holt Rinehart and Winston,Inc. 2. Depari E. Dan Andrews C.Mac. (1982).Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 3. Effendi,O. Uchana (1986). Dinamika Komunikasi. Bandung : Remadja Karya. 4. Ilardo, J.A (1981). Speaking Persuasively. New York: Macmillan Publishing Co. 5. Krech, D, Crutchfield, dan Ballachey, E.L. (1962). Individual in Society. New York : Macmillan Publishing Co. 6. Larson, C.U. (1980). Persuasion, Reception and Responsibility. Belmont: Wadswort Publishing Co. 7. Mar’at (1982), Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. 8. Siomon, H.W. (1976). Persuasion : Understanding, Practice, and Analysis. New York: Random House. 9. Tubbs,S.L dan S.Moss (1996). Human Communication. Prinsip-prinsip dasar. (terjemahan: Dedy Mulyana).Bandung: Rosda. 10. Fiske,John (1990). Introduction to Communication Studies. (2nd Edition).London-New York:Routledge. Penilaian : Kuis 15%; Tugas 15%; UTS 25% ; UAS 45% Contoh soal UTS dan UAS : Komunikasi Persuasif UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 MATA KULIAH KELAS HARI / TANGGAL JAM / WAKTU SIFAT UJIAN DOSEN : : : : : : Komunikasi Persuasif B.PIK.5 Kamis, 10 Nopember 2011 90 Menit Tertutup Dr.Bambang Dwi Prasetyo,M.Si. 1. Uraikan definisi komunikasi persuasif dari berbagai ahli dan menurut anda definisi yang paling tepat seperti apa serta jelaskan perbedaan dan persamaan komunikasi persuasi dengan propaganda, kampanye, dan agitasi. 2. Jelaskan skema proses komunikasi persuasif dalam kegiatan bisnis dan berikan contoh personel selling atau perusahaan yang mengaplikasikan proses tersebut dalam mempengaruhi customernya. 3. Uraikan hubungan model/skema antara partisipasi komunikan dengan kendali komunikator dalam komunikasi persuasif. Bagaimana model tersebut diterapkan dalam komunikasi bisnis secara riil dengan melihat contoh yang mungkin ada temui. 4. Buat model/skema tentang pengembangan profil audience berdasarkan pada konsep “Analize, Understand, Demographics, Interests, Environment, Needs, Customize, Expectation“. Jawaban disertai dengan contoh. 5. Uraikan teknik komunikasi persuasif yang dikemukakan oleh Charles Larson (1986) berikut : The ys response technique, don’t ask if but ask which, answering a question with question, getting partial commitment, ask more so they settle for less, planting, getting a I owe you (IOU). UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2010/2011 MATA KULIAH KELAS HARI / TANGGAL JAM / WAKTU SIFAT UJIAN RUANG PROGRAM STUDI DOSEN : Komunikasi Persuasif : B-PIK-5 : Rabu, 5 Januari 2011 : 10.00-11.40 : Tertutup : PIS 6 : Komunikasi : Dr.Bambang D.Prasetyo,S.Sos.,M.Si. 1. Efek persuasi dalam interaksi kelompok dapat dilihat dari 2 aspek yaitu cohesiveness (kepaduan) dan conformity (kesesuaian). Jelaskan! 2. Dalam pendekatan teori kognitif tentang pengaruh komunikasi persuasif, dikenal Elaboration Likelihood Model dimana persuadee dalam memikirkan pesan yang diterimanya dapat melalui 2 jalur, yaitu jalur sentral dan periferal. Jelaskan! 3. Komunikasi persuasif yang efektif memerlukan teknik dan strategi yang tepat. Pertanyaannya, jelaskan prinsip dan teknik komunikasi persuasif. 4. Jelaskan pentingnya faktor-faktor saluran dan media dalam komunikasi persuasif. Jawaban saudara lebih lengkap jika dikasih kasus-kasus yang pernah saudara temui dalam kehidupan sehari-hari. Contoh materi : Komunikasi Persuasif Falsafah Komunikasi Persuasif Manusia dan komunikasi merupakan satu kesatuan. Komunikasi melekat pada diri manusia, sehingga we can not communicate. Keberadaan komunikasi, karena begitu melekatnya pada diri manusia sering tanpa disadari. Manusia cenderung beranggapan bahwa dirinya mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi. Akibatnya, masalah-masalah yang muncul yang berkaitan dengan komunikasi, seringkali diselesaikan sendiri. Dalam mempelajari komunikasi persuasif, memahami aspek filosofis komunikasi persuasif, sangat ditekankan. Hal ini mengingat bahwa komunikasi persuasif, sebagaimana halnya ilmu-ilmu yang lain, memiliki tiga aspek filosofis keilmuan, yaitu aspek ontologi, aspek epistemologi, dan aspek aksiologi. Dengan memahami ketiga aspek filosofi ilmu tersebut, Anda dapat membedakan berbagai ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam khasanah kehidupan manusia. Hal yang terpenting adalah Anda akan mengenali ciri-ciri dari Ilmu Komunikasi Persuasif, serta dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk kesejahteraan umat manusia. Aspek ontologi, menyangkut pertanyaan apa yang dikaji oleh suatu ilmu, aspek epistemologi berkaitan dengan pertanyaan cara-cara memperoleh ilmu tersebut, dan aspek aksiologi berkenaan dengan pertanyaan penggunaan dari ilmu tersebut. Dalam melakukan komunikasi persuasif, kita harus memahami kriteria tanggung jawab persuasi, sebagaimana yang dikemukakan Larson, yaitu adanya kesempatan yang sama untuk saling mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi, dan mempertimbangkan kehadiran audiens". Konsep Dasar Komunikasi Persuasif Komunikasi ada dalam segala aktivitas hidup kita. Bentuknya bisa berupa tulisan, lisan, gambar, isyarat, kata-kata yang dicetak, simbol visual, audio visual, rabaan, suara, kimiawi, komunikasi dengan diri sendiri, kelompok, organisasi, antarpersona, dialogis, dan lain-lain. Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin communicare, yang berarti berpartisipasi, memberitahukan, atau menjadi milik bersama. Dalam definisi komunikasi yang dikemukakan beberapa ahli, walaupun pengungkapannya beragam, namun terdapat kesamaan telaah atas fenomena komunikasi. Kesamaan tersebut nampak dalam isi yang tercakup di dalamnya, yaitu adanya komunikator, komunikan, pesan, media/saluran, umpan balik, efek, dampak serta adanya tujuan dan terbentuknya pengertian bersama. Untuk memahami komunikasi, dapat dilihat dari dua perspektif, yaitu perspektif umum dan perspektif paradigmatik. Perspektif secara umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu pengertian secara etimologis, dan pengertian secara terminologis. Istilah persuasi bersumber dari perkataan Latin, persuasio, yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah. Dari beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa persuasi merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal. Komponen-komponen dalam persuasi meliputi bentuk dari proses komunikasi yang dapat menimbulkan perubahan, dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar, dilakukan secara verbal maupun nonverbal. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam komunikasi persuasi meliputi kejelasan tujuan, memikirkan secara cermat orang-orang yang dihadapi, serta memilih strategi yang tepat. Ruang lingkup kajian ilmu komunikasi persuasif meliputi sumber, pesan, saluran/media, penerima, efek, umpan balik, dan konteks situasional. Pendekatan yang digunakan dalam komunikasi persuasif adalah pendekatan psikologis. Tiga fungsi utama komunikasi persuasif adalah control function, consumer protection function, dan knowledge function. Model Proses Komunikasi Untuk mempermudah dalam mempelajari dan menganalisis komunikasi persuasif, seperti halnya juga ilmu-ilmu yang lain, seringkali digunakan berbagai model. Model adalah gambaran atau persamaan aspek-aspek tertentu dari peristiwa-peristiwa, struktur-struktur atau sistem-sistem yang kompleks, yang dibuat dengan menggunakan simbol-simbol atau objek-objek dengan berbagai cara sehingga menyerupai sesuatu yang dibuat modelnya tersebut. Model berfungsi untuk menyederhanakan realitas sosial dan alam yang kompleks. Selain itu, ia juga, berfungsi sebagai alat pelajaran dan pengingat yang efektif, membentuk hubungan yang baru, membantu dalam menelaah berbagai persoalan yang kita hadapi, menemukan sesuatu dengan cara-cara yang baru, alat kerangka berpikir dalam penelitian, menolong dalam mengantisipasi berbagai kesulitan dan masalah pekerjaan, serta berbagai urusan yang kita hadapi. Komunikasi persuasif adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terus-menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. Ada dua persoalan yang berkaitan dengan penggunaan proses, yakni persoalan dinamika, objek, dan persoalan penggunaan bahasa. Applebaum dan Anatol membuat model-model komunikasi persuasif, yang di dalamnya melukiskan mekanisme persuasi antara dua orang yang sedang terlibat komunikasi. Simons, secara terperinci menguraikan model-model komunikasi persuasif. Model-model tersebut meliputi model sederhana komunikasi persuasif dan model kompleks komunikasi persuasif. Model kompleks terdiri atas Model Dua Penerima atau Lebih, Model Dua Pesan atau Lebih, Model Dua Sumber atau Lebih, Model Pengaruh Timbal Balik, Model Pengaruh Timbal Balik melalui Saluran Delegatif, dan Model Penggunaan Medium Tidak Langsung. Unsur-unsur Komunikasi Persuasif Menurut Aristoteles, komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental, yakni orang yang berbicara, materi pembicaraan yang dihasilkannya, dan orang yang mendengarkannya. Aspek yang pertama disebut komunikator atau persuader, yang merupakan sumber komunikasi, aspek yang kedua adalah pesan, dan aspek yang ketiga disebut komunikan atau persuadee, yang merupakan penerima komunikasi. Persuader adalah orang dan atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam komunikasi persuasif, eksistensi persuader benar-benar diper-taruhkan. Oleh karena itu, ia harus memiliki ethos yang tinggi. Ethos adalah nilai diri seseorang yang merupakan paduan dan aspek kognisi, afeksi, dan konasi. Seorang persuader yang memiliki ethos tinggi, dicirikan oleh kesiapan, kesungguhan, ketulusan, kepercayaan, ketenangan, keramah-an, dan kesederhanaan. Jika komunikasi persuasif ingin berhasil seorang persuader harus memiliki sikap reseptif, selektif, digestif, asimilatif, dan transitif. Persuadee adalah orang dan atau sekelompok orang yang menjadi tujuan pesan itu disampaikan dan disalurkan oleh persuader baik secara verbal maupun nonverbal. Variabel kepribadian dan ego yang rumit merupakan dua kelompok konsep yang berpengaruh terhadap penerimaan persuadee terhadap komunikasi, termasuk juga faktor persepsi dan pengalaman. Pesan adalah segala sesuatu yang memberikan pengertian kepada penerima. Pesan bisa berbentuk verbal dan nonverbal. Pesan verbal terdiri dari pesan verbal yang disengaja dan tak disengaja. Pesan nonverbal juga terdiri atas pesan nonverbal disengaja dan tak disengaja. Saluran merupakan perantara, di antara orang-orang yang berkomunikasi. Bentuk saluran tergantung pada jenis komunikasi yang dilakukan. Umpan balik adalah balasan atas perilaku yang diperbuat, umpan balik bisa berbentuk internal dan eksternal. Umpan balik internal adalah reaksi persuader atas pesan yang disampaikannya. Umpan balik eksternal adalah reaksi penerima (persuadee) atas pesan yang disampaikannya. Umpan balik eksternal bisa bersifat langsung, dapat pula tidak langsung. Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri persuader sebagai akibat dan diterimanya pesan melalui proses komunikasi, efek yang bisa terjadi berbentuk perubahan sikap pendapat dan tingkah laku. Lingkungan komunikasi persuasif adalah konteks situasional di mana proses komunikasi persuasif ini terjadi. Hal itu bisa berupa konteks historis, konteks fisik temporal, kejadian-kejadian kontemporer, impending events dan norma-norma sosiokultural. Konsep Dasar Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai, mempunyai daya pendorong atau motivasi, relatif menetap, mengandung aspek evaluatif, dan sikap timbul dari hasil pengalaman. Karakteristik sikap adalah memiliki objek, memiliki arah, derajat, dan intensitas, dapat dipelajari, dan bersifat stabil serta tahan lama. Ada tiga komponen sikap, yakni komponen kognitif, afektif, dan konatif atau psikomotor. Komponen kognitif berkaitan dengan kepercayaan tentang objek, ide dan konsep. Komponen afektif berkaitan dengan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Komponen konatif merupakan kecenderungan seseorang untuk berperilaku. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang, yakni pengaruh faal, kepribadian, dan faktor eksternal. Pengaruh faal berkaitan dengan aspek biologis seseorang, sedangkan faktor kepribadian menyangkut perpaduan antara mental dan neural. Pengaruh eksternal berkaitan dengan faktor lingkungan, baik berupa situasi, pengalaman maupun hambatan untuk terbentuknya sikap. Sikap merupakan aspek yang sangat strategis dalam kajian persuasi. Konsep sikap sangat bermanfaat bagi persuader dalam memprediksi sikap persuadee sehingga ia dapat melakukan komunikasinya secara efektif. Pendekatan Teori Konsistensi Kognitif, Teori Social Judgment, Teori Fungsional Asumsi dasar Teori Konsistensi Kognitif adalah bahwa kognisi (perasaan, kepercayaan, pikiran, imajinasi, dan lain-lain) tentang orang atau kejadian cenderung diorganisasikan atau distrukturkan ke dalam pengertian secara keseluruhan. Asumsi dasar Teori Congruity adalah apabila ada suatu perubahan evaluasi atau sikap, maka arah perubahan itu selalu menuju pada persamaan atau harmoni dengan frame of reference yang dimenangkan atau diatasi. Apabila antara komponen kognitif dan komponen afektif bersifat konsisten satu sama lain, maka sikap seseorang akan berada dalam kondisi yang stabil. Sebaliknya, jika menunjukkan ketidakkonsistenan, maka sikap orang berada dalam kondisi labil. Kondisi labil akan membawa pada aktivitas reorganisasi yang spontan menuju pada kondisi tercapainya konsistensi afektif-kognitif atau menempatkan inkonsistensi yang tidak terselesaikan tersebut di luar batas kesadaran aktif. Teori Disonansi Kognitif membahas tentang ketidakkonsistenan secara psikologis mengenai apa yang diketahui seseorang, bagaimana mereka bertindak, serta bagaimana mereka memperlakukan ketidak-konsistenan tersebut. Asumsi dasar Teori Social Judgment adalah bahwa orang membentuk situasi yang penting buat dirinya, dan tidak ditentukan oleh situasi. Teori tersebut memfokuskan dirinya dalam mempelajari proses psikologik yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Konsep utama Teori Social Judgment adalah pembentukan skala penilaian, norma-norma, penolakan, penerimaan, serta wilayah dari tingkat menerima atau menolak. Ada tiga faktor yang dapat digunakan untuk mengubah pertahanan diri, yaitu penghilangan ancaman, katarsis, dan membantu individu dalam memperoleh wawasan dalam pertahanan mekanisme dirinya. Nilai ekspresif berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan refleksi dari nurani manusia. Dalam fungsi ini, sikap merupakan "layar" bagi segala ungkapan diri individu yang dapat dibaca dan dilihat. Melalui fungsi ekspresi nilai, individu dapat mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya, sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Sikap dapat berfungsi sebagai penerima objek dan ilmu pengetahuan serta dapat memberikan arti dan makna terhadap objek tertentu. Sikap dapat berfungsi sebagai alat evaluasi terhadap fenomena yang ada dan melalui sikap tersebut, diorganisasikan. Komunikasi dapat mendekatkan sikap individu dengan sikap individu lainnya, dan bisa pula menjauhkannya. Hal ini tergantung pada posisi awal individu tersebut dengan individu yang lainnya. Strategi komunikasi persuasi yang baik, tidak bisa dikembangkan sampai seseorang mengetahui apakah sikap tertentu yang dilakukan oleh seorang persuadee membantu dalam penyesuaian, pertahanan ego, pengekspresian nilai, dan sebuah fungsi pengetahuan. Dasar dari teori fungsional adalah perubahan sikap seseorang tergantung pada kebutuhannya. Fungsi utilitarian menyatakan bahwa individu dengan sikapnya, berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan aspek-aspek yang tidak disukainya. Fungsi pertahanan ego berarti bahwa sikap yang dibentuk oleh individu, digunakan untuk melindungi dirinya dari ancaman dunia luar. Ada tiga faktor yang dapat digunakan untuk mengubah pertahanan diri, yaitu penghilangan ancaman, katarsis, dan membantu individu dalam memperoleh wawasan dalam pertahanan mekanisme dirinya. Nilai ekspresif berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan refleksi dari nurani manusia. Dalam fungsi ini, sikap merupakan "layar" bagi segala ungkapan diri individu yang dapat dibaca dan dilihat. Melalui fungsi ekspresi nilai, individu dapat mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya, sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Sikap dapat berfungsi sebagai penerima objek dan ilmu pengetahuan serta dapat memberikan arti dan makna terhadap objek tertentu. Sikap dapat berfungsi sebagai alat evaluasi terhadap fenomena yang ada dan melalui sikap tersebut diorganisasikan. Strategi komunikasi persuasi yang baik, tidak bisa dikembangkan sampai seseorang mengetahui apakah sikap tertentu yang dilakukan oleh seorang persuadee membantu dalam penyesuaian terhadap pertahanan ego, pengekspresian nilai, dan sebuah fungsi pengetahuan. Daftar Pustaka Allport, G.W. The Nature of Prejudice. Cambridge: Mass Adison Wesley. Applebaum, RL., and Anatol, K.W.E. (1974). Strategies for Persuasive Communication. Ohio: A Bell & Howell, Co. Azwar, S. (1996). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Hardy, M., dan S. Heyes. (1988). Pengantar Psikologi. Diterjemahkan oleh Soenardji. Jakarta: Erlangga. Mar'at. (1981). Sikap Manusia, Perubahan, serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Koswara. E. (1989). Motivasi Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Rakhmat, J. (1986). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya. Sarwono, S.W. (1984). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali. Simons, H.W. (1976). Persuasion: Understanding, Practice, and Analysis. New York: Random House. Soewondo, S. (1980). Perkembangan Kepribadian. Makalah Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Walker, E.L. (1973). Conditioning dan Proses Belajar Instrumental. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.