BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata. Jadi, morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata. O‟Grady (1997:132) mengemukakan pendapatnya bahwa “morphology is the system of categories and rules involved in word formation and interpretation”. Menurut pendapatnya, morfologi adalah sistem kategori dan peraturan mengenai pembentukan dan interpretasi kata tersebut. Burling (1992:38) menyatakan bahwa “morphology is a study of the way words are built up from smaller parts”. Menurut Burling morfologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kata-kata dibentuk dari bagian yang paling kecil. Menurut Nida (1949:4): ―Morphology is the study of morphemes and their arrangements in forming words. […] The morpheme arrangements which are treated under the morphology of a language inckude all combinations that form words or parts of words‖. Hal ini sejalan dengan Bauer (1983:13) yang mengemukakan bahwa “Morphology as a sub-branch of linguistics deals with the internal structure of 9 10 word-forms‖. Berdasarkan kedua pendapat di atas, morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari morfem dan penggabungannya dalam pembentukan kata yang mengkombinasikan formasi kata atau bagian dari kata tersebut. Payne (1997:20-21) mengatakan bahwa “morphology is the study of the internal structure of words‖. Lebih lanjut Bloomfield (1993:207) mengemukakan bahwa, ―By the morphology of a language we mean the constructions in which bound forms or words, but never phrases. Accordingly, we may say that morphology includes the constructions of words and parts of words, ...‖. Morfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata, pembentukan ini akan menghasilkan bentukan atau morfem, tetapi bukan frasa. Spencer (1998:1) menyatakan bahwa “Morphology is at the conceptual centre of linguistics. This is not because it is the dominant sub discipline, but because morphology is the study of word structure”. Menurutnya, morfologi adalah pusat konseptual linguistik karena morfologi ialah studi tentang struktur kata. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dari bahasa Inggris morfologi pada dasarnya adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari pembentukan kata baik penyusunannya dalam kata maupun penentuan kelas kata untuk tiap-tiap kata dalam suatu bahasa. 2.2 Morfem (Morpheme) Hockett (1958:123) menjelaskan bahwa ―the smallest individually meaningful elements in the utterances of a language‖. Morfem adalah unsur 11 terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran sesuatu bahasa. Contoh: (3) –ed, -ism, -able, -,ment, un-, dis-, -less. Dengan demikian pengertian morfem secara umum adalah satuan atau unit terkecil dalam suatu bahasa yang memiliki makna dan merupakan bagian dari atau bentuk kata dalam tata bahasa dari suatu bahasa. Morfologi mempelajari morfem, dan morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Berdasarkan distribusinya, morfem dibagi menjadi 2 macam, yaitu morfem bebas (free morpheme) dan morfem terikat (bound morpheme). 2.2.1 Morfem Bebas (Free Morpheme) Mish (1991:490) berpendapat bahwa ―A free morpheme is a grammatical unit that can occur by itself. However, other morpheme such as affixes can be attached to it‖. Mish menjelaskan bahwa sebuah morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri. O‟Grady (1997:714) menyatakan bahwa “Free morpheme is a morpheme that can be a word by itself”. Menurut pendapatnya morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa terikat dengan morfem lain. Contoh: (4) agree merupakan morfem bebas. 12 Jadi, secara umum pengertian morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri dan dapat ditambahkan beberapa morfem tertentu, seperti afiks. Contoh: (5) agree + free morpheme (6) dis- + bound morpheme 2.2.2 -ment = agreement bound morpheme agree = disagree free morpheme Morfem Terikat (Bound Morpheme) Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi makna. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem lainnya. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. O‟Grady (1997:134) menerangkan bahwa ―Bound morpheme is a morpheme that must be attached toanother element‖. Maksud dari pendapat itu adalah morfem terikat adalah suatu morfem yang harus dihubungkan dengan unsur lain. Jadi morfem terikat tidak bisa berdiri sendiri, berbeda dengan morfem bebas. Yule (1985:76) mengemukakan bahwa terdapat dua kategori morfem terikat, yaitu derivational morpheme dan inflectional morpheme. 13 2.2.2.1 Morfem Derivasi (Derivational Morpheme) Menurut Caroll (2008:106) morfem derivasi adalah ―derivational morphemes are involved when bound morphemes, added to free morphemes, create new words‖. Hal ini sejalan dengan O‟Grady et al. (1997:144), “derivation forms a word with a meaning and/or category distinct from that of its base through the addition of an affix‖. Morfem derivasi adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem bebas, untuk membentuk kata-kata baru dan memiliki kelas kata yang berbeda dengan kelas kata dasarnya (base). Contoh: (7) bake + verb (8) quick adjective -er derivational morpheme + -ly derivational morpheme = baker noun = quickly adverb 2.2.2.2 Morfem Infleksi (Inflectional Morpheme) Menurut Richard (1985:139) morfem infleksi adalah ―inflection is the process of adding an affix to a word or changing it in some other way according to the rules of the grammar of a language‖. Morfem infleksi adalah proses penambahan afiks pada kata atau mengubah kata menjadi bentuk yang berbeda secara gramatikal. 14 Contoh: (9) run verb (10) boy noun 2.3 + -ing inflectional morpheme + -s inflectional morpheme = running verb = boys noun Kata Kata merupakan satuan terkecil dalam tataran sintaksis, tetapi dalam morfologi kata merupakan satuan terbesar. Katamba (1993:18-19) mengatakan bahwa: “Words refers to a particular physical realization of that lexeme in speech or writing. Word can also be seen as a representation of a lexeme that is associated with certain morph-syntactic such as noun, adjective, verb, tense, gender, number, etc” Kata mengacu pada realisasi fisik leksem tertentu baik dalam ujaran maupun tulisan. Kata juga dapat dilihat sebagai representasi dari sebuah leksem yang berhubungan dengan morfem sintaksis tertentu seperti nomina, ajektiva, verba, kala, jenis kelamin, nomor, dll. Menurut Trask (1999:342) kata adalah ―Word is a Linguistic unit typically larger than a morphem but smaller than a phrase‖. Dengan kata lain, kata adalah satuan linguistik yang lebih besar dari morfem tetapi lebih kecil dari frasa. Penulis dapat menyimpulkan bahwa kata merupakan unit bahasa yang terdiri dari satu atau lebih morfem dan mempunyai makna tersendiri. 15 2.4 Kelas Kata Menurut Leech (2006:126)kata adalah “Word class (traditional term; part of speech) is a set of word which form. A class in terms of their similarity of form, function and meaning”. Leech berpendapat bahwa kelas kata ialah kumpulan katakata yang terbentuk. Adapun jenis-jenis kelas kata, yaitu: 2.4.1 Nomina (Noun) Menurut Allsop (1989:9), ―nouns are used to identify or put names to people, things and qualities in the world around us‖. Nomina adalah kata yang digunakan untuk mengidentifikasi atau menamai seseorang, suatu hal yang ada di sekeliling kita. Contoh: (11) John eats some apples John kelas kata nya noun berfungsi sebagai subjek dari kalimat tersebut. 2.4.2 Verba (Verb) Menurut Allsop(1989:125), “words which refer to actions…describes the states of things‖. Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau menggambarkan suatu keadaan. Contoh: (12) Mom buys fish Buys kelas kata nya verb berfungsi sebagai predikat dari kalimat tersebut. 16 2.4.3 Ajektiva (Adjective) Menurut Trask (1999:3) pengertian ajektiva adalah ―Adjective is the part of speech which includes words like big and beautiful. An adjective may take the prefix un- or in- to form another adjective, the suffix –ly to form an adverb, or the suffix –ness or –ity to form a noun‖. Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang menerangkan kata benda. Contoh: (13) My bag is heavy Heavy kelas kata nya adjective yang berfungsi menerangkan noun dari kalimat tersebut. 2.4.4 Adverbial (Adverb) Menurut Shertzer (1986:5), adverbial adalah “words that describes berbs, adjectives, and other adverb. They specify in what manner, when, where, and how much‖. Adverbial adalah kata yang menerangkan atau menambahkan makna pada verb, ajektiva dan adverbial lain dalam kalimat. Contoh:(14) He studies carefully Carefully kelas kata nya adverb yang merupakan adverb of manner berfungsi menerangkan verb pada kalimat tersebut. 2.4.5 Preposisi (Preposition) Menurut Allsop (1989:105), preposisi adalah “words which show the relationship between thing, people, or events‖. Preposisi merupakan 17 kata yang berfungsi untuk menunjukan hubungan sesuatu, orang, atau kejadian. Contoh:(15) I sit on the chair On kelas kata nya preposition yang berfungsi sebagai penunjuk posisi. 2.5 Proses Pembentukan Kata (Word Formation) Proses pembentukan kata banyak terjadi pada suatu bahasa untuk segala kebutuhan gramatikal. Menurut Huddleston and Pullum (2002): "Lexical word-formation, by contrast, is related to the dictionary. It describes the processes by which new lexical bases are formed and the structure of complex lexical bases, those composed of more than one morphological element. The traditional term is simply 'word-formation‘‘. Dengan kata lain, proses pembentukan kata adalah proses formasi kata leksikal yang terbentuk dari gabungan lebih dari satu elemen morfologi. Ada beberapa proses pembentukan kata yaitu antara lain ialah proses menghasilkan kata baru, yang dibentuk dengan cara antara lain affixation, blending, clipping, acronym, dan compounding. Yule (1985:51) mengatakan bahwa: “Word formation process is a way of forming new words or terms from the use of old word. The processes consist of affixation, compounding, blending, clipping, back-formation, conversion, acronyms, and derivation”. Jadi, menurut teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses formasi kata adalah cara membentuk kata-kata baru atau istilah dari penggunaan kata-kata lama. Proses ini terdiri dari affixation, compounding, blending, clipping, backformation, conversion, acronym, dan derivation. 18 Kemudian dari Baugh (1935:373) penulis mendapatkan tiga cara proses pembentukan kata yang lain, yaitu dengan cara sebagai berikut: a. Borrowings (peminjaman) b. Old words with new meanings (kata lama dengan makna baru) c. Coinages (penciptaan kata baru) Setelah melihat proses-proses pembentukan kata yang disampaikan oleh kedua ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara garis besar ada sebelas proses pembentukan kata dalam bahasa Inggris, yaitu: affixation, compounding, blending, clipping, back-formation, conversion, acronym, derivation, borrowings, old words with new meanings, dan coinages. Pengetahuan mengenai proses pembentukan kata sangat berguna untuk memahami bagaimana suatu padanan kata dibentuk dari bahasa asalnya. Selanjutnya, penulis akan membahas lebih jauh tentang compounding. 2.6 Kata Majemuk (Compound Words) Menurut Wisnicwski (2007), ―Compounding is the process of putting words together to build a new one that ''does not denote two things, but one'' and that is ''pronounced as one unit''. Dengan kata lain, kata majemuk adalah proses pemajemukan dengan membentuk kata baru dengan menggabungkan dua atau lebih kata lain yang berlaku sebagai satu unit. Definisi compounding menurut Akmajian et al., (2001) adalah: "Compounds are not limited to two words, as shown by examples such as bathroom towel-rack and community center finance committee. Indeed, the 19 process of compounding seems unlimited in English: starting with a word like sailboat, we can easily construct the compound sailboat rigging, from which we can in turn create sailboat rigging design, sailboat rigging design training, sailboat rigging design training institute, and so on". Dapat diartikan bahwa proses pembentukan kata majemuk tidak hanya dibatasi oleh dua kata saja tetapi tidak terbatas selama penambahan kata tersebut dapat pahami maknanya. Compounding merupakan proses pembentukan kata yang paling sering ditemukan dalam bahasa Inggris. Menurut Williams (1975:120) compounding adalah ―putting together two independent words to make one word‖. Definisi compounding menurut pendapat Williams adalah menggabungkan dua kata yang dapat berdiri sendiri secara bersama untuk menciptakan satu kata. Leech (2006:23-24) bahwa “A compound is a word which contains two or more other words”. Compound ialah kata yang terdiri dari dua kata atau lebih. Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa kata majemuk merupakan gabungan dua atau lebih kata yang digabungkan untuk membentuk sebuah kata dengan makna baru dan diperlakukan sebagai satu kata. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Quirk et. al. (1985:1567) dalam A Comprehrensive Grammar of The English Language, ―A compound is a lexical unit consisting of more than one base and functioning both grammatically and semantically as a single words‖. Begitu pula menurut Redmond (2007) yang menyatakan bahwa, ―A compound is a word formed from two or more words. The words in a compound are often hyphenated, but sometimes they are spelled as one word (a closed compound) or as two words (an open compound)‖. Berdasarkan teori tersebut compound merupakan kesatuan kata yang terbentuk dari dua kata 20 atau lebih pada umumnya diantara compound tersebut disisipi hyphen, namun adapula compound yang membentuk satu kata (terikat) atau dua kata yang terpisah namun tetap merupakan satu kesatuan (tidak terikat). Kata-kata dalam bahasa Inggris, terutama adjective dan noun, dapat digabungkan dalam konstruksi gabungan (compound structures) dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang pasti untuk mengetahui compound words yaitu dengan menggunakan kamus bahasa Inggris yang baik utntuk mencari dan mempelajari gabungan kata tersebut. Contoh: a. Noun + Noun = Noun note + book = notebook b. Adjective + Noun = Noun blue + berry = blueberry c. Verb + Noun = Noun work + room = workroom d. Noun + Adjective = Adjective steel + toothed = steel-toothed e. Verb + Verb = Verb stir + fry = stir-fry f. Adjective + Adjective = Adjective bitter + sweet = bittersweet g. Verb + Preposition = Noun break + up = breakup 21 h. Preposition + Verb = Verb out + run = outrun i. Preposition + Adjective = Adjective under + pressure = under-pressure Dari contoh di atas merupakan kombinasi dari dua kata yang dapat berdiri sendiri (morfem bebas). Seperti contoh pada kata bittersweet, kata ini penggabungan kata bitter dan sweet. Dimana kedua kata tersebut apabila tidak digabungkan tetap memiliki arti sendiri atau dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan kata lain. 2.6.1 Ciri-Ciri Compound Words Kata majemuk berbeda dengan frasa. Pengguna bahasa sering kali merasa sulit untuk membedakan compound dan frasa. Seperti yang dikemukakan oleh Quirk et. al. (1985:1567) dalam buku A Comprehrensive Grammar of The English Language. Sekilas dua hal tersebut terlihat sebagai hal yang sama, namun keduanya merupakan hal yang sangat berbeda. Ciri-cirinya yaitu: 1. Compound words mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal sebagai satu kesatuan kata. Contoh: (16) konstituen kata fair-haired. Makna leksikal kata fair yaitu light in color of skin or hair dan kata hair yang berarti fine thread-like growth 22 from the skin. Tetapi konstituen kata fair-haired memiliki makna gramatikal yaitu hair with light colour. 2. Compound words merupakan sebuah gabungan setiap unit yang tidak memiliki afiksasi (baik dari infleksi dan derivasi), kecuali pada infleksi sufiks. Contoh: (17) bathroom + -s = bathrooms 3. Keseluruhan makna dari compound words biasanya bisa diprediksi dari makna tunggal dari setiap elemen dari compound. Contoh: (18) a bookstore yang memiliki makna „toko yang menjual berbagai jenis buku‟; dan lain sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa compound words yang makna globalnya harus dapat kita pahami sebagai satu kesatuan kata karena makna tersebut tidak dapat diprediksi dari makna tunggal yang merupakan bagian dari compound. Contoh: (19) a hot dog yang berarti „jenis makanan cepat saji‟. 4. Elemen yang kedua (head word/hulu) dari compound biasanya menentukan kategori gramatikal yang menjadi kategori keseluruhan compound. Contoh: (20) N + N = N; e.g., moonlight, windmill. (21) Adj + Adj = Adj; e.g., gray-green, dark-brown. (22) Prep + V = V; e.g., undergo, overtake. 5. Compounding adalah proses rekusif, yaitu satu dari compound itu sendiri menjadi konstituen dari larger compound. 23 Contoh: (23) living-room furniture. Konstituen Head 6. Dalam penulisannya compound words juga memiliki jenis, yaitu sebagai berikut: a. Closed form (combined words) Contoh: (24) basketball, chairman, pickpocket Penulisannya tanpa spasi atau hyphen antar kata. b. Solid form (individual words) Contoh: (25) post office, water resistant, high school Penulisannya menggunakan spasi antar kata. c. Hyphenated form Contoh: (26) brownish-black hair Kegunaan hyphen yaitu menghindari kesalahan baca atau menghindari kerancuan (ambigu). Penggabungan kata sering menggunakan hyphen (-) untuk menghindari kekeliruan dalam memaknainya, misalnya: new-furniture, part-time job, dan lain sebagainya. Baugh (1996:44) mengemukakan bahwa: “Hyphens are used to join two or more words that used as a single unit, to link two last names, to join continous numbers, to connect some prefixes and suffixes with their nouns, to devide words at the end of line, and to avoid confusing or awkward word constructions‖. Menurut pendapat di atas bahwa hyphen digunakan untuk menggabungkan dua atau lebih kata sebagai satu kesatuan, untuk menggabungkan dua nama 24 belakang, untuk menggabungkan angka-angka, untuk menyambungkan beberapa awalan dan akhiran dengan kata bendanya, dan menghindari kebingungan atau kerancuan dalam konstruksi sebuah kata. Sedangkan menurut Ventura (2010:71), ―A hyphenated compound—also called a unit modifier—is simply a combination of words joined by a hyphen or hyphens. The hyphen is a mark of punctuation that not only unites but separates the component words; thus, it aids understanding and readability and ensures correct pronunciation. Words are hyphenatedmainly to express the idea of a unit and to avoid ambiguity‖. Menurut Ventura (2010) compound yang telah disisipi hyphen memiliki beberapa fungsi antara lain; disebut sebagai unit modifier, hyphen tidak hanya digunakan sebagai penghubung namun hyphen digunakan juga untuk memisahkan kata-kata, kumpulan kata yang disisipi hyphen merupakan ungkapan dari sebuah unit untuk menghindari ambiguitas. Menurut Swan (1995:532) dalam buku Practical English Usage mengemukakan bahwa, “hyphens are the short lines (-) that we put between words in expressions‖. Penggunaan hyphen diantaranya sebagai berikut: a. Hyphen biasanya disisipi pada dua kata adjective yang dimana bagian katanya berakhiran –ed atau –ing. Contoh: (27) blue-eyed, broken-hearted, nice-looking b. Hyphen juga sering digunakan pada dua kata adjectives atau noun modifikasi yang dimana di dalamnya mengandung pengertian „diantara‟. 25 Contoh: (28) grey-green (=between grey and green) (29) the London-Paris flight c. Hyphen sering digunakan pada sebuah bentuk frasa panjang yang posisi adjective sebelum noun. Contoh: (30) an out-of-work miner → compound, berarti seorang penggangguran buruh tambang he‘s out of work mine → phrase, berarti dia keluar dari pertambangan (31) a shoot-to-kill policy → compound, berarti sebuah kebijakan yang mematikan. they were ordered to shoot to kill → phrase, berarti mereka disuruh menembak untuk membunuh. d. Pada British English, hyphen sering digunakan pada gabungan kata compound nouns yang kata pertamanya mempunyai main stress. Contoh: (32) a ‗paper-shop (33) some ‗make-up (34) ‗running-shoes (35) ‗lorry-driver Ketentuan tentang penggunaan hyphen sangat rumit, dan terkadang tidak pasti. Kemungkinan karena alasan itu, orang-orang terlihat jarang dalam 26 penggunaan hyphen. Kebanyakan pada umumnya bentuk short compound sering ditulis dengan formasi tanpa spasi (e.g weekend, wideawake, takeover); sisanya bentuk umum atau longer compounds yang saat ini lebih sering ditulis dengan formasi dipisah antar suku kata (e.g: train driver, living room). Situasi pada saat ini terkadang membingungkan, dan ini tidak biasa untuk menemukan persamaan pada tiga cara penulisan compound words yang berbeda (e.g. bookshop, bookshop, book shop). Jika salah satunya tidak meyakinkan apabila diberi hyphen diantara kata atau tidak, cara yang terbaik yaitu dengan melihat pada kamus, atau dengan menulis kata-kata tanpa menggunakan hyphen. 2.6.2 Kategori Compound Words Menurut Katamba (1993), compounding dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: compound nouns, compound verbs, dan compound adjectives. 2.6.2.1 Compound Nouns Kata majemuk nomina (compound nouns) terbentuk dari dua kata atau lebih dimana kata tersebut berfungsi sebagai nomina (noun). Contoh: Noun + Noun Adjective + Noun Preposition + Noun water-lily high-court Outskirt Skyline greenfly Undergraduate Bookcase sour-dough near-sightedness 27 2.6.2.2 Compound Verbs Kata majemuk verba (compound verbs) terbentuk dari dua kata atau lebih dimana kata tersebut berfungsi sebagai verba (verb). Contoh: Preposition + Verb Verb + Verb Verb + Preposition Underestimate cross-check turn off Upstage washbasin hand out 2.6.2.3 Compound Adjectives Kata majemuk ajektiva (compound adjectives) adalah modifikasi dari nomina. Terdiri dari dua atau lebih morfem yang dimana komponen yang sebelah kiri atau perubahan dari modifikasi dari komponen yang sebelah kanan. Contoh: Noun + Adjective Adjective + Adjective Preposition +Adjective Seaworthy long-winded Overall user-friendly short-lived far away Selanjutnya, karena compound adjectives merupakan kajian utama dari skripsi ini maka penulis akan membahas lebih mendalam lagi mengenai compound adjectives. 28 2.6.3 Pengertian Compound Adjectives Secara umum, compound adjectives merupakan gabungan dua kata atau lebih untuk membentuk single adjective, serta ditandai dengan menggunakan hyphen/(-) untuk menghubungkan dua kata adjective menjadi satu. Contoh: (36) I saw a rabbit-eating cheetah, berarti saya melihat seekor cheetah pemakan kelinci. I saw a rabbit eating cheetah, berarti saya melihat seekor kelinci memakan cheetah. Penggunaan hyphen membuat perbedaan besar dalam arti sebuah kalimat dan agar tidak menimbulkan kerancuan saat membacanya. Contoh: (37) brown-eyed girl = a girl has a brown eyed (38) reddish-yellow flower = a flower has reddish yellow colour Beberapa ahli bahasa membagi compound adjectives menjadi beberapa bagian, salah satunya yaitu Bauer (1983) membagi compound adjectives menjadi sepuluh bagian yaitu: a. adjective + adjective = blue-aproned b. noun + adjective = goose-bumpy 29 c. adjective + adverb = faraway d. adverb + adjective = well-pressed e. adjective + participle = well-trained f. particle + adjective = off-white g. particle + noun = upper-caste h. verb + adjective = crumbleblack i. verb + particle = falling-off j. adverb + adverb = upside-down Sementara, Katamba (1993) membagi compound adjectives menjadi tiga bagian yaitu: Noun + Adjective Adjective + Adjective Preposition + Adjective World-wide Greeny-brown Near-sighted Childproof Good-natured Outspoken Sky-high Long-winded Overprotective Selanjutnya, teori yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah teori Spencer (2003b) yang membagicompound adjectives menjadi lima jenis yaitu: 1. noun + adjective = ash-blond 2. adjective + adjective = harsh-rude 3. verb + adjective = sing-happy 4. preposition + adjective = over-aggressive 5. adjective + preposition = worn-out 30 Spencer (2003b) berpendapat bahwa ―they are ―sporadic‖ and ―semantically restricted‖ regarding adjective-adjective compounds, adjectives cannot usually modify other adjectives and concerning noun-adjective compounds, they are mostly non-compositional phrases‖. Jadi, dua dari lima jenis compound adjectives yang telah disebutkan di atas yaitu noun + adjective dan adjective + adjective elah disepakati sebagai compound adjectives yang dilihat dari elemen kedua sebagai modifier dan makna semantiknya (leksikal dan gramatikal) dibandingkan dengan jenis compound adjectives lainnya. Teori ini dipilih sebagai acuan dalam penelitian ini mengenai deskripsi compound adjectives dengan contoh yang lebih banyak dan mendukung. 2.6.4 Jenis-Jenis Compound Adjectives Dari kelima jenis compound adjectives yang telah disebutkan di atas berdasarkan teori Spencer, penulis membatasi hanya dua jenis compound adjectives yang selanjutnya akan dianalisis pada bab 3 yaitu jenis compound adjectives yang berasal dari noun + adjective dan jenis compound adjectives yang berasal dari adjective + adjective. a. Compound Adjectives Berasal dari Noun + Adjective Contoh: (39) She watched him wrap in paper the sharp and shining threecornered tooth. b. Compound Adjectives Berasal dari Adjective + Adjective 31 Contoh: (40) The nights were cool now and the early mornings were crisp, but the days were sunny-warm. c. Compound Adjectives Berasal dari Verb + Adjective contoh: (41) A forklift with a fail-safe device. d. Compound Adjectives Berasal dari Preposition + Adjective contoh: (42) Her downfall came through being over-confident. e. Compound Adjectives Berasal dari Adjective + Preposition contoh: (43) Cambric tea was hot water and milk, with only a taste of tea in it, but little girls felt grown-up when their mothers let them drink cambric tea. 2.7 Semantik O‟Grady, et al (1997:268) menyatakan bahwa “Semantics is the study of meaning in human language”, maksudnya bahwa semantik adalah studi atau pembelajaran mengenai makna di dalam bahasa manusia. Leech (1981) berpendapat bahwa “Semantics (as the study of meaning) is central to study of 32 communication; and as communication becomes more and more pressing‖. Semantik sebagai sebuah kajian makna yang merupakan pusat dari kajian komunikasi dan sebagaimana komunikasi menjadi faktor yang menjadi semakin krusial dalam organisasi sosial, kebutuhan untuk memahaminya menjadi sangat diperlukan. Palmer (1983:1), ―Semantics is the technical term used to refer to the study of meaning‖. Semantik dalah suatu ilmu yang mengacu tentang makna. Dari semua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan studi mengenai makna dalam bahasa manusia yang tentu saja meliputi dua makna, yaitu kata dan kalimat. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik. 2.7.1 Makna Menurut O‟Grady et al. (1996), “Meaning is the message or content that a sign convey‖. Makna merupakan pesan yang dibawa oleh sebuah kata. Quirk et al. (1978:64) yang menyatakan ―meaning is that which you are intended to understand by something spoken or written or something expressed in other ways‖. Dengan adanya makna, baik pembaca maupun pendengar diharapkan dapat mengerti pesan yang terkandung dalam suatu kalimat atau ujaran. 33 2.7.2 Makna Leksikal Menurut Lyons (1981:146), “Lexical meaning is the meaning of lexemes‖. Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang tidak berhubungan dengan konteks apapun, makna yang sudah ada dan hanya diperlukan inderaindera untuk mengamatinya. Contoh: (44) Kata eat (verba) makna leksikalnya adalah put (food) into the mouth and chew and swallow it. Dari contoh diatas, makna leksikal dapat ditemukan di dalam kamus dan dapat berdiri sendiri tanpa ada penambahan kata lain (imbuhan). 2.7.3 Makna Gramatikal Makna gramatikal dapat diartikan sebagai hubungan yang muncul di antara elemen-elemen linguistik. Makna gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi (Chaer, 1994). Nida (1964:57) mengungkapkan “The meaningful relationship between the constituent parts of the grammatical construction‖. Butler (2005:246), “Grammatical meaning is the some total of the meanings of the constituent words in a complex expression and the result of the way the constituent are combined in the literal meaning‖. Makna gramatikal 34 adalah makna yang muncul akibat adanya penggunaan unsur bahasa dalam struktur bahasa atau berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Menurut Saeed (1997:10) perbedaan makna leksikal dan gramatikal yaitu: ―… but an important difference between word meaning on the other hand, and phrase and sentence meaning on the other, concerns productivity. It is always possible to create new words, but this is relatively infrequent occurance. On the other hand, speakers regularly create sentences that they have never used or heard before, confident that their audience will understand them‖. Menurutnya perbedaan keduanya berhubungan dengan produktivitas. Kemungkinan untuk membentuk kata-kata baru itu ada, tetapi relatif jarang terjadi. Sebaiknya pembicara secara teratur menciptakan kalimat-kalimat yang belum pernah digunakan atau didengar sebelumnya, dan merasa yakin kalau pendengarnya akan memahaminya. Contoh: (45) Proses afiksasi: kata go yang bermakna pergi menjadi going yang bermakna sedang bepergian. (46) Proses reduplikasi: kata up yang bermakna bangun menjadi up-up yang bermakna terbangun dari tidur dan siap untuk memulai hari. (47) Proses komposisi: kata over yang bermakna terlalu menjadi over-heat yang bermakna terlalu panas. Berdasarkan contoh di atas, makna gramatikal adalah makna yang muncul setelah mengalami proses gramatika yang bergantung pada struktur kalimatnya.