BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1
Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan
dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk
bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan
dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari
seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata. Jadi,
morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.
O‟Grady (1997:132) mengemukakan pendapatnya bahwa “morphology is
the system of categories and rules involved in word formation and interpretation”.
Menurut pendapatnya, morfologi adalah sistem kategori dan peraturan mengenai
pembentukan dan interpretasi kata tersebut. Burling (1992:38) menyatakan bahwa
“morphology is a study of the way words are built up from smaller parts”.
Menurut Burling morfologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kata-kata
dibentuk dari bagian yang paling kecil. Menurut Nida (1949:4):
―Morphology is the study of morphemes and their arrangements in
forming words. […] The morpheme arrangements which are treated under
the morphology of a language inckude all combinations that form words
or parts of words‖.
Hal ini sejalan dengan Bauer (1983:13) yang mengemukakan bahwa
“Morphology as a sub-branch of linguistics deals with the internal structure of
9
10
word-forms‖. Berdasarkan kedua pendapat di atas, morfologi adalah cabang
linguistik yang mempelajari morfem dan penggabungannya dalam pembentukan
kata yang mengkombinasikan formasi kata atau bagian dari kata tersebut.
Payne (1997:20-21) mengatakan bahwa “morphology is the study of the
internal structure of words‖. Lebih lanjut Bloomfield (1993:207) mengemukakan
bahwa, ―By the morphology of a language we mean the constructions in which
bound forms or words, but never phrases. Accordingly, we may say that
morphology includes the constructions of words and parts of words, ...‖.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari pembentukan kata, pembentukan ini
akan menghasilkan bentukan atau morfem, tetapi bukan frasa. Spencer (1998:1)
menyatakan bahwa “Morphology is at the conceptual centre of linguistics. This is
not because it is the dominant sub discipline, but because morphology is the study
of word structure”. Menurutnya, morfologi adalah pusat konseptual linguistik
karena morfologi ialah studi tentang struktur kata.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dari bahasa Inggris
morfologi pada dasarnya adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang
mempelajari pembentukan kata baik penyusunannya dalam kata maupun
penentuan kelas kata untuk tiap-tiap kata dalam suatu bahasa.
2.2
Morfem (Morpheme)
Hockett (1958:123) menjelaskan bahwa ―the smallest individually
meaningful elements in the utterances of a language‖. Morfem adalah unsur
11
terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran sesuatu
bahasa.
Contoh: (3) –ed, -ism, -able, -,ment, un-, dis-, -less.
Dengan demikian pengertian morfem secara umum adalah satuan atau unit
terkecil dalam suatu bahasa yang memiliki makna dan merupakan bagian dari atau
bentuk kata dalam tata bahasa dari suatu bahasa. Morfologi mempelajari morfem,
dan morfem dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan
disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Berdasarkan distribusinya, morfem
dibagi menjadi 2 macam, yaitu morfem bebas (free morpheme) dan morfem
terikat (bound morpheme).
2.2.1
Morfem Bebas (Free Morpheme)
Mish (1991:490) berpendapat bahwa ―A free morpheme is a grammatical
unit that can occur by itself. However, other morpheme such as affixes can be
attached to it‖. Mish menjelaskan bahwa sebuah morfem bebas adalah sebuah
unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri. O‟Grady (1997:714) menyatakan
bahwa “Free morpheme is a morpheme that can be a word by itself”. Menurut
pendapatnya morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri sendiri tanpa terikat
dengan morfem lain.
Contoh:
(4) agree merupakan morfem bebas.
12
Jadi, secara umum pengertian morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal
yang dapat berdiri sendiri dan dapat ditambahkan beberapa morfem tertentu,
seperti afiks.
Contoh:
(5) agree
+
free morpheme
(6) dis-
+
bound morpheme
2.2.2
-ment
= agreement
bound morpheme
agree
= disagree
free morpheme
Morfem Terikat (Bound Morpheme)
Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dari segi
makna. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan
morfem lainnya. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi
awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. O‟Grady (1997:134)
menerangkan bahwa ―Bound morpheme is a morpheme that must be attached
toanother element‖. Maksud dari pendapat itu adalah morfem terikat adalah suatu
morfem yang harus dihubungkan dengan unsur lain. Jadi morfem terikat tidak bisa
berdiri sendiri, berbeda dengan morfem bebas. Yule (1985:76) mengemukakan
bahwa terdapat dua kategori morfem terikat, yaitu derivational morpheme dan
inflectional morpheme.
13
2.2.2.1 Morfem Derivasi (Derivational Morpheme)
Menurut Caroll (2008:106) morfem derivasi adalah ―derivational
morphemes are involved when bound morphemes, added to free morphemes,
create new words‖. Hal ini sejalan dengan O‟Grady et al. (1997:144), “derivation
forms a word with a meaning and/or category distinct from that of its base
through the addition of an affix‖. Morfem derivasi adalah morfem terikat yang
dilekatkan pada morfem bebas, untuk membentuk kata-kata baru dan memiliki
kelas kata yang berbeda dengan kelas kata dasarnya (base).
Contoh:
(7) bake +
verb
(8) quick
adjective
-er
derivational morpheme
+
-ly
derivational morpheme
= baker
noun
= quickly
adverb
2.2.2.2 Morfem Infleksi (Inflectional Morpheme)
Menurut Richard (1985:139) morfem infleksi adalah ―inflection is the
process of adding an affix to a word or changing it in some other way according
to the rules of the grammar of a language‖. Morfem infleksi adalah proses
penambahan afiks pada kata atau mengubah kata menjadi bentuk yang berbeda
secara gramatikal.
14
Contoh:
(9) run
verb
(10) boy
noun
2.3
+
-ing
inflectional morpheme
+
-s
inflectional morpheme
= running
verb
= boys
noun
Kata
Kata merupakan satuan terkecil dalam tataran sintaksis, tetapi dalam
morfologi kata merupakan satuan terbesar. Katamba (1993:18-19) mengatakan
bahwa:
“Words refers to a particular physical realization of that lexeme in speech
or writing. Word can also be seen as a representation of a lexeme that is
associated with certain morph-syntactic such as noun, adjective, verb,
tense, gender, number, etc”
Kata mengacu pada realisasi fisik leksem tertentu baik dalam ujaran
maupun tulisan. Kata juga dapat dilihat sebagai representasi dari sebuah leksem
yang berhubungan dengan morfem sintaksis tertentu seperti nomina, ajektiva,
verba, kala, jenis kelamin, nomor, dll.
Menurut Trask (1999:342) kata adalah ―Word is a Linguistic unit typically
larger than a morphem but smaller than a phrase‖. Dengan kata lain, kata adalah
satuan linguistik yang lebih besar dari morfem tetapi lebih kecil dari frasa.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa kata merupakan unit bahasa yang
terdiri dari satu atau lebih morfem dan mempunyai makna tersendiri.
15
2.4
Kelas Kata
Menurut Leech (2006:126)kata adalah “Word class (traditional term; part
of speech) is a set of word which form. A class in terms of their similarity of form,
function and meaning”. Leech berpendapat bahwa kelas kata ialah kumpulan katakata yang terbentuk. Adapun jenis-jenis kelas kata, yaitu:
2.4.1
Nomina (Noun)
Menurut Allsop (1989:9), ―nouns are used to identify or put names
to people, things and qualities in the world around us‖. Nomina adalah
kata yang digunakan untuk mengidentifikasi atau menamai seseorang,
suatu hal yang ada di sekeliling kita.
Contoh: (11) John eats some apples
John kelas kata nya noun berfungsi sebagai subjek dari kalimat
tersebut.
2.4.2
Verba (Verb)
Menurut
Allsop(1989:125),
“words
which
refer
to
actions…describes the states of things‖. Kata kerja adalah kata yang
menyatakan tindakan atau menggambarkan suatu keadaan.
Contoh: (12) Mom buys fish
Buys kelas kata nya verb berfungsi sebagai predikat dari kalimat
tersebut.
16
2.4.3
Ajektiva (Adjective)
Menurut Trask (1999:3) pengertian ajektiva adalah
―Adjective is the part of speech which includes words like big and
beautiful. An adjective may take the prefix un- or in- to form another
adjective, the suffix –ly to form an adverb, or the suffix –ness or –ity to
form a noun‖.
Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang menerangkan kata benda.
Contoh: (13) My bag is heavy
Heavy kelas kata nya adjective yang berfungsi menerangkan noun
dari kalimat tersebut.
2.4.4
Adverbial (Adverb)
Menurut Shertzer (1986:5), adverbial adalah “words that describes
berbs, adjectives, and other adverb. They specify in what manner, when,
where, and how much‖. Adverbial adalah kata yang menerangkan atau
menambahkan makna pada verb, ajektiva dan adverbial lain dalam
kalimat.
Contoh:(14) He studies carefully
Carefully kelas kata nya adverb yang merupakan adverb of manner
berfungsi menerangkan verb pada kalimat tersebut.
2.4.5
Preposisi (Preposition)
Menurut Allsop (1989:105), preposisi adalah “words which show
the relationship between thing, people, or events‖. Preposisi merupakan
17
kata yang berfungsi untuk menunjukan hubungan sesuatu, orang, atau
kejadian.
Contoh:(15) I sit on the chair
On kelas kata nya preposition yang berfungsi sebagai penunjuk
posisi.
2.5
Proses Pembentukan Kata (Word Formation)
Proses pembentukan kata banyak terjadi pada suatu bahasa untuk segala
kebutuhan gramatikal. Menurut Huddleston and Pullum (2002):
"Lexical word-formation, by contrast, is related to the dictionary. It
describes the processes by which new lexical bases are formed and the
structure of complex lexical bases, those composed of more than one
morphological element. The traditional term is simply 'word-formation‘‘.
Dengan kata lain, proses pembentukan kata adalah proses formasi kata
leksikal yang terbentuk dari gabungan lebih dari satu elemen morfologi. Ada
beberapa proses pembentukan kata yaitu antara lain ialah proses menghasilkan
kata baru, yang dibentuk dengan cara antara lain affixation, blending, clipping,
acronym, dan compounding. Yule (1985:51) mengatakan bahwa:
“Word formation process is a way of forming new words or terms from the
use of old word. The processes consist of affixation, compounding,
blending, clipping, back-formation, conversion, acronyms, and
derivation”.
Jadi, menurut teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses formasi kata
adalah cara membentuk kata-kata baru atau istilah dari penggunaan kata-kata
lama. Proses ini terdiri dari affixation, compounding, blending, clipping, backformation, conversion, acronym, dan derivation.
18
Kemudian dari Baugh (1935:373) penulis mendapatkan tiga cara proses
pembentukan kata yang lain, yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Borrowings (peminjaman)
b. Old words with new meanings (kata lama dengan makna baru)
c. Coinages (penciptaan kata baru)
Setelah melihat proses-proses pembentukan kata yang disampaikan oleh
kedua ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara garis besar ada sebelas
proses pembentukan kata dalam bahasa Inggris, yaitu: affixation, compounding,
blending, clipping, back-formation, conversion, acronym, derivation, borrowings,
old words with new meanings, dan coinages. Pengetahuan mengenai proses
pembentukan kata sangat berguna untuk memahami bagaimana suatu padanan
kata dibentuk dari bahasa asalnya. Selanjutnya, penulis akan membahas lebih jauh
tentang compounding.
2.6
Kata Majemuk (Compound Words)
Menurut Wisnicwski (2007), ―Compounding is the process of putting
words together to build a new one that ''does not denote two things, but one'' and
that is ''pronounced as one unit''. Dengan kata lain, kata majemuk adalah proses
pemajemukan dengan membentuk kata baru dengan menggabungkan dua atau
lebih kata lain yang berlaku sebagai satu unit.
Definisi compounding menurut Akmajian et al., (2001) adalah:
"Compounds are not limited to two words, as shown by examples such as
bathroom towel-rack and community center finance committee. Indeed, the
19
process of compounding seems unlimited in English: starting with a word
like sailboat, we can easily construct the compound sailboat rigging, from
which we can in turn create sailboat rigging design, sailboat rigging
design training, sailboat rigging design training institute, and so on".
Dapat diartikan bahwa proses pembentukan kata majemuk tidak hanya
dibatasi oleh dua kata saja tetapi tidak terbatas selama penambahan kata tersebut
dapat pahami maknanya.
Compounding merupakan proses pembentukan kata yang paling sering
ditemukan dalam bahasa Inggris. Menurut Williams (1975:120) compounding
adalah ―putting together two independent words to make one word‖. Definisi
compounding menurut pendapat Williams adalah menggabungkan dua kata yang
dapat berdiri sendiri secara bersama untuk menciptakan satu kata. Leech
(2006:23-24) bahwa “A compound is a word which contains two or more other
words”. Compound ialah kata yang terdiri dari dua kata atau lebih.
Dari beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan
bahwa kata majemuk merupakan gabungan dua atau lebih kata yang digabungkan
untuk membentuk sebuah kata dengan makna baru dan diperlakukan sebagai satu
kata. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Quirk et. al. (1985:1567) dalam A
Comprehrensive Grammar of The English Language, ―A compound is a lexical
unit consisting of more than one base and functioning both grammatically and
semantically as a single words‖. Begitu pula menurut Redmond (2007) yang
menyatakan bahwa, ―A compound is a word formed from two or more words. The
words in a compound are often hyphenated, but sometimes they are spelled as one
word (a closed compound) or as two words (an open compound)‖. Berdasarkan
teori tersebut compound merupakan kesatuan kata yang terbentuk dari dua kata
20
atau lebih pada umumnya diantara compound tersebut disisipi hyphen, namun
adapula compound yang membentuk satu kata (terikat) atau dua kata yang
terpisah namun tetap merupakan satu kesatuan (tidak terikat).
Kata-kata dalam bahasa Inggris, terutama adjective dan noun, dapat
digabungkan dalam konstruksi gabungan (compound structures) dengan berbagai
macam cara. Salah satu cara yang pasti untuk mengetahui compound words yaitu
dengan menggunakan kamus bahasa Inggris yang baik utntuk mencari dan
mempelajari gabungan kata tersebut.
Contoh:
a. Noun + Noun = Noun
note + book = notebook
b. Adjective + Noun = Noun
blue + berry = blueberry
c. Verb + Noun = Noun
work + room = workroom
d. Noun + Adjective = Adjective
steel + toothed = steel-toothed
e. Verb + Verb = Verb
stir + fry = stir-fry
f. Adjective + Adjective = Adjective
bitter + sweet = bittersweet
g. Verb + Preposition = Noun
break + up = breakup
21
h. Preposition + Verb = Verb
out + run = outrun
i. Preposition + Adjective = Adjective
under + pressure = under-pressure
Dari contoh di atas merupakan kombinasi dari dua kata yang dapat berdiri
sendiri (morfem bebas). Seperti contoh pada kata bittersweet, kata ini
penggabungan kata bitter dan sweet. Dimana kedua kata tersebut apabila tidak
digabungkan tetap memiliki arti sendiri atau dapat berdiri sendiri tanpa
membutuhkan kata lain.
2.6.1
Ciri-Ciri Compound Words
Kata majemuk berbeda dengan frasa. Pengguna bahasa sering kali merasa
sulit untuk membedakan compound dan frasa. Seperti yang dikemukakan oleh
Quirk et. al. (1985:1567) dalam buku A Comprehrensive Grammar of The English
Language. Sekilas dua hal tersebut terlihat sebagai hal yang sama, namun
keduanya merupakan hal yang sangat berbeda. Ciri-cirinya yaitu:
1. Compound words mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal
sebagai satu kesatuan kata.
Contoh:
(16) konstituen kata fair-haired. Makna leksikal kata fair yaitu light in
color of skin or hair dan kata hair yang berarti fine thread-like growth
22
from the skin. Tetapi konstituen kata fair-haired memiliki makna
gramatikal yaitu hair with light colour.
2. Compound words merupakan sebuah gabungan setiap unit yang tidak
memiliki afiksasi (baik dari infleksi dan derivasi), kecuali pada infleksi
sufiks.
Contoh: (17) bathroom + -s = bathrooms
3. Keseluruhan makna dari compound words biasanya bisa diprediksi dari
makna tunggal dari setiap elemen dari compound.
Contoh:
(18) a bookstore yang memiliki makna „toko yang menjual berbagai
jenis buku‟; dan lain sebagainya. Akan tetapi, ada beberapa compound
words yang makna globalnya harus dapat kita pahami sebagai satu
kesatuan kata karena makna tersebut tidak dapat diprediksi dari makna
tunggal yang merupakan bagian dari compound.
Contoh: (19) a hot dog yang berarti „jenis makanan cepat saji‟.
4. Elemen yang kedua (head word/hulu) dari compound biasanya
menentukan kategori gramatikal yang menjadi kategori keseluruhan
compound.
Contoh:
(20) N + N = N; e.g., moonlight, windmill.
(21) Adj + Adj = Adj; e.g., gray-green, dark-brown.
(22) Prep + V = V; e.g., undergo, overtake.
5. Compounding adalah proses rekusif, yaitu satu dari compound itu
sendiri menjadi konstituen dari larger compound.
23
Contoh:
(23) living-room furniture.
Konstituen Head
6. Dalam penulisannya compound words juga memiliki jenis, yaitu
sebagai berikut:
a. Closed form (combined words)
Contoh: (24) basketball, chairman, pickpocket
Penulisannya tanpa spasi atau hyphen antar kata.
b. Solid form (individual words)
Contoh: (25) post office, water resistant, high school
Penulisannya menggunakan spasi antar kata.
c. Hyphenated form
Contoh: (26) brownish-black hair
Kegunaan hyphen yaitu menghindari kesalahan baca atau
menghindari kerancuan (ambigu).
Penggabungan kata sering menggunakan hyphen (-) untuk menghindari
kekeliruan dalam memaknainya, misalnya: new-furniture, part-time job, dan lain
sebagainya. Baugh (1996:44) mengemukakan bahwa:
“Hyphens are used to join two or more words that used as a single unit, to
link two last names, to join continous numbers, to connect some prefixes
and suffixes with their nouns, to devide words at the end of line, and to
avoid confusing or awkward word constructions‖.
Menurut pendapat di atas bahwa hyphen digunakan untuk menggabungkan
dua atau lebih kata sebagai satu kesatuan, untuk menggabungkan dua nama
24
belakang, untuk menggabungkan angka-angka, untuk menyambungkan beberapa
awalan dan akhiran dengan kata bendanya, dan menghindari kebingungan atau
kerancuan dalam konstruksi sebuah kata.
Sedangkan menurut Ventura (2010:71),
―A hyphenated compound—also called a unit modifier—is simply a
combination of words joined by a hyphen or hyphens. The hyphen is a
mark of punctuation that not only unites but separates the component
words; thus, it aids understanding and readability and ensures correct
pronunciation. Words are hyphenatedmainly to express the idea of a unit
and to avoid ambiguity‖.
Menurut Ventura (2010) compound yang telah disisipi hyphen memiliki
beberapa fungsi antara lain; disebut sebagai unit modifier, hyphen tidak hanya
digunakan sebagai penghubung namun hyphen digunakan juga untuk memisahkan
kata-kata, kumpulan kata yang disisipi hyphen merupakan ungkapan dari sebuah
unit untuk menghindari ambiguitas.
Menurut Swan (1995:532) dalam buku Practical English Usage
mengemukakan bahwa, “hyphens are the short lines (-) that we put between
words in expressions‖. Penggunaan hyphen diantaranya sebagai berikut:
a. Hyphen biasanya disisipi pada dua kata adjective yang dimana bagian
katanya berakhiran –ed atau –ing.
Contoh: (27) blue-eyed, broken-hearted, nice-looking
b. Hyphen juga sering digunakan pada dua kata adjectives atau noun
modifikasi yang dimana di dalamnya mengandung pengertian
„diantara‟.
25
Contoh: (28) grey-green (=between grey and green)
(29) the London-Paris flight
c. Hyphen sering digunakan pada sebuah bentuk frasa panjang yang
posisi adjective sebelum noun.
Contoh:
(30)
an
out-of-work
miner
→
compound,
berarti
seorang
penggangguran buruh tambang
he‘s out of work mine → phrase, berarti dia keluar dari
pertambangan
(31) a shoot-to-kill policy → compound, berarti sebuah kebijakan
yang mematikan.
they were ordered to shoot to kill → phrase, berarti mereka
disuruh menembak untuk membunuh.
d. Pada British English, hyphen sering digunakan pada gabungan kata
compound nouns yang kata pertamanya mempunyai main stress.
Contoh: (32) a ‗paper-shop
(33) some ‗make-up
(34) ‗running-shoes
(35) ‗lorry-driver
Ketentuan tentang penggunaan hyphen sangat rumit, dan terkadang tidak
pasti. Kemungkinan karena alasan itu, orang-orang terlihat jarang dalam
26
penggunaan hyphen. Kebanyakan pada umumnya bentuk short compound sering
ditulis dengan formasi tanpa spasi (e.g weekend, wideawake, takeover); sisanya
bentuk umum atau longer compounds yang saat ini lebih sering ditulis dengan
formasi dipisah antar suku kata (e.g: train driver, living room). Situasi pada saat
ini terkadang membingungkan, dan ini tidak biasa untuk menemukan persamaan
pada tiga cara penulisan compound words yang berbeda (e.g. bookshop, bookshop, book shop). Jika salah satunya tidak meyakinkan apabila diberi hyphen
diantara kata atau tidak, cara yang terbaik yaitu dengan melihat pada kamus, atau
dengan menulis kata-kata tanpa menggunakan hyphen.
2.6.2
Kategori Compound Words
Menurut Katamba (1993), compounding dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga kategori, yaitu: compound nouns, compound verbs, dan compound adjectives.
2.6.2.1 Compound Nouns
Kata majemuk nomina (compound nouns) terbentuk dari dua kata atau
lebih dimana kata tersebut berfungsi sebagai nomina (noun).
Contoh:
Noun + Noun
Adjective + Noun
Preposition + Noun
water-lily
high-court
Outskirt
Skyline
greenfly
Undergraduate
Bookcase
sour-dough
near-sightedness
27
2.6.2.2 Compound Verbs
Kata majemuk verba (compound verbs) terbentuk dari dua kata atau lebih
dimana kata tersebut berfungsi sebagai verba (verb).
Contoh:
Preposition + Verb
Verb + Verb
Verb + Preposition
Underestimate
cross-check
turn off
Upstage
washbasin
hand out
2.6.2.3 Compound Adjectives
Kata majemuk ajektiva (compound adjectives) adalah modifikasi dari
nomina. Terdiri dari dua atau lebih morfem yang dimana komponen yang sebelah
kiri atau perubahan dari modifikasi dari komponen yang sebelah kanan.
Contoh:
Noun + Adjective
Adjective + Adjective
Preposition +Adjective
Seaworthy
long-winded
Overall
user-friendly
short-lived
far away
Selanjutnya, karena compound adjectives merupakan kajian utama dari
skripsi ini maka penulis akan membahas lebih mendalam lagi mengenai
compound adjectives.
28
2.6.3
Pengertian Compound Adjectives
Secara umum, compound adjectives merupakan gabungan dua kata atau
lebih untuk membentuk single adjective, serta ditandai dengan menggunakan
hyphen/(-) untuk menghubungkan dua kata adjective menjadi satu.
Contoh:
(36) I saw a rabbit-eating cheetah, berarti saya melihat seekor cheetah
pemakan kelinci.
I saw a rabbit eating cheetah, berarti saya melihat seekor kelinci
memakan cheetah.
Penggunaan hyphen membuat perbedaan besar dalam arti sebuah kalimat
dan agar tidak menimbulkan kerancuan saat membacanya.
Contoh:
(37) brown-eyed girl = a girl has a brown eyed
(38) reddish-yellow flower = a flower has reddish yellow colour
Beberapa ahli bahasa membagi compound adjectives menjadi beberapa
bagian, salah satunya yaitu Bauer (1983) membagi compound adjectives menjadi
sepuluh bagian yaitu:
a. adjective + adjective = blue-aproned
b. noun + adjective = goose-bumpy
29
c. adjective + adverb = faraway
d. adverb + adjective = well-pressed
e. adjective + participle = well-trained
f. particle + adjective = off-white
g. particle + noun = upper-caste
h. verb + adjective = crumbleblack
i. verb + particle = falling-off
j. adverb + adverb = upside-down
Sementara, Katamba (1993) membagi compound adjectives menjadi tiga
bagian yaitu:
Noun + Adjective
Adjective + Adjective
Preposition + Adjective
World-wide
Greeny-brown
Near-sighted
Childproof
Good-natured
Outspoken
Sky-high
Long-winded
Overprotective
Selanjutnya, teori yang digunakan sebagai acuan penelitian ini adalah teori
Spencer (2003b) yang membagicompound adjectives menjadi lima jenis yaitu:
1. noun + adjective = ash-blond
2. adjective + adjective = harsh-rude
3. verb + adjective = sing-happy
4. preposition + adjective = over-aggressive
5. adjective + preposition = worn-out
30
Spencer (2003b) berpendapat bahwa ―they are ―sporadic‖ and
―semantically restricted‖ regarding adjective-adjective compounds, adjectives
cannot usually modify other adjectives and concerning noun-adjective
compounds, they are mostly non-compositional phrases‖. Jadi, dua dari lima jenis
compound adjectives yang telah disebutkan di atas yaitu noun + adjective dan
adjective + adjective elah disepakati sebagai compound adjectives yang dilihat
dari elemen kedua sebagai modifier dan makna semantiknya (leksikal dan
gramatikal) dibandingkan dengan jenis compound adjectives lainnya. Teori ini
dipilih sebagai acuan dalam penelitian ini mengenai deskripsi compound
adjectives dengan contoh yang lebih banyak dan mendukung.
2.6.4
Jenis-Jenis Compound Adjectives
Dari kelima jenis compound adjectives yang telah disebutkan di atas
berdasarkan teori Spencer, penulis membatasi hanya dua jenis compound
adjectives yang selanjutnya akan dianalisis pada bab 3 yaitu jenis compound
adjectives yang berasal dari noun + adjective dan jenis compound adjectives yang
berasal dari adjective + adjective.
a. Compound Adjectives Berasal dari Noun + Adjective
Contoh:
(39) She watched him wrap in paper the sharp and shining threecornered tooth.
b. Compound Adjectives Berasal dari Adjective + Adjective
31
Contoh:
(40) The nights were cool now and the early mornings were crisp,
but the days were sunny-warm.
c. Compound Adjectives Berasal dari Verb + Adjective
contoh:
(41) A forklift with a fail-safe device.
d. Compound Adjectives Berasal dari Preposition + Adjective
contoh:
(42) Her downfall came through being over-confident.
e. Compound Adjectives Berasal dari Adjective + Preposition
contoh:
(43) Cambric tea was hot water and milk, with only a taste of tea
in it, but little girls felt grown-up when their mothers let them drink
cambric tea.
2.7
Semantik
O‟Grady, et al (1997:268) menyatakan bahwa “Semantics is the study of
meaning in human language”, maksudnya bahwa semantik adalah studi atau
pembelajaran mengenai makna di dalam bahasa manusia. Leech (1981)
berpendapat bahwa “Semantics (as the study of meaning) is central to study of
32
communication; and as communication becomes more and more pressing‖.
Semantik sebagai sebuah kajian makna yang merupakan pusat dari kajian
komunikasi dan sebagaimana komunikasi menjadi faktor yang menjadi semakin
krusial dalam organisasi sosial, kebutuhan untuk memahaminya menjadi sangat
diperlukan.
Palmer (1983:1), ―Semantics is the technical term used to refer to the
study of meaning‖. Semantik dalah suatu ilmu yang mengacu tentang makna. Dari
semua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semantik merupakan studi
mengenai makna dalam bahasa manusia yang tentu saja meliputi dua makna, yaitu
kata dan kalimat. Pembicaraan tentang makna kata pun menjadi objek semantik.
2.7.1
Makna
Menurut O‟Grady et al. (1996), “Meaning is the message or content that a
sign convey‖. Makna merupakan pesan yang dibawa oleh sebuah kata. Quirk et al.
(1978:64) yang menyatakan ―meaning is that which you are intended to
understand by something spoken or written or something expressed in other
ways‖. Dengan adanya makna, baik pembaca maupun pendengar diharapkan
dapat mengerti pesan yang terkandung dalam suatu kalimat atau ujaran.
33
2.7.2
Makna Leksikal
Menurut Lyons (1981:146), “Lexical meaning is the meaning of lexemes‖.
Makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang tidak berhubungan
dengan konteks apapun, makna yang sudah ada dan hanya diperlukan inderaindera untuk mengamatinya.
Contoh:
(44) Kata eat (verba) makna leksikalnya adalah put (food) into the mouth
and chew and swallow it.
Dari contoh diatas, makna leksikal dapat ditemukan di dalam kamus dan
dapat berdiri sendiri tanpa ada penambahan kata lain (imbuhan).
2.7.3
Makna Gramatikal
Makna gramatikal dapat diartikan sebagai hubungan yang muncul di
antara elemen-elemen linguistik. Makna gramatikal adalah makna yang hadir
sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi,
dan proses komposisi (Chaer, 1994). Nida (1964:57) mengungkapkan “The
meaningful relationship between the constituent parts of the grammatical
construction‖.
Butler (2005:246), “Grammatical meaning is the some total of the
meanings of the constituent words in a complex expression and the result of the
way the constituent are combined in the literal meaning‖. Makna gramatikal
34
adalah makna yang muncul akibat adanya penggunaan unsur bahasa dalam
struktur bahasa atau berfungsinya sebuah kata dalam kalimat.
Menurut Saeed (1997:10) perbedaan makna leksikal dan gramatikal yaitu:
―… but an important difference between word meaning on the other hand,
and phrase and sentence meaning on the other, concerns productivity. It is
always possible to create new words, but this is relatively infrequent
occurance. On the other hand, speakers regularly create sentences that
they have never used or heard before, confident that their audience will
understand them‖.
Menurutnya perbedaan keduanya berhubungan dengan produktivitas.
Kemungkinan untuk membentuk kata-kata baru itu ada, tetapi relatif jarang
terjadi. Sebaiknya pembicara secara teratur menciptakan kalimat-kalimat yang
belum pernah digunakan atau didengar sebelumnya, dan merasa yakin kalau
pendengarnya akan memahaminya.
Contoh:
(45) Proses afiksasi: kata go yang bermakna pergi menjadi going yang
bermakna sedang bepergian.
(46) Proses reduplikasi: kata up yang bermakna bangun menjadi up-up
yang bermakna terbangun dari tidur dan siap untuk memulai hari.
(47) Proses komposisi: kata over yang bermakna terlalu menjadi over-heat
yang bermakna terlalu panas.
Berdasarkan contoh di atas, makna gramatikal adalah makna yang muncul
setelah mengalami proses gramatika yang bergantung pada struktur kalimatnya.
Download