ICRD Paper Template - Repository | UNHAS

advertisement
HUBUNGAN NUTRISI KEKERANGAN DENGAN GEN FOLIKEL
STIMULATING HORMON RESEPTOR PADA WANITA
PERIMENOPAUSE
Nama Sjafaraenan1, Eddy Soekendarsi2, Rosana Agus3 Irma Andriani4
[1,2,3].
Jurusan Biologi, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
[e-mail : [email protected]]
ABSTRAK
Gen folikel stimulating hormon adalah gen yang mempengaruhi kematangan folikel dan akan menstimuli
pembentukan estrogen, stimuli dan kematangan folikel berhubungan erat dengan nutrisi. Oleh karena itu dilakukan
penelitian mengenai hubungan nutrisi kekerangan dengan gen folikel stimulating hormon reseptor pada wanita
perimenopause. Tujuan penelitian: menentukan kandungan zat gizi daging kerang dan untuk mengetahui
polimorfisme yang terdapat pada gen Folikel Stimulating Hormon-Reseptor.
Disain penelitian ini bersifat pre-experimental dengan pre-test – post-test design yaitu melakukan satu kali
pengukuran sebelum dan satu kali setelah wanita perimenopause mengkonsumsi daging kerang. responden wanita
perimenopause berusia antara 35-40 tahun sebanyak 10 orang, diberikan daging kerang untuk dikonsumsi setiap 2
kali seminggu selama 1 bulan. Pengambilan darah melalui pembuluh darah vena sebanyak 5 ml dilakukan sebelum
dan sesudah konsumsi daging kerang. Pemeriksaan gen FSH dilakukan dengan melakukan ekstraksi DNA,
amplifikasi DNA, elektroforesis serta RFLP dengan enzim Bsrl.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap responden memiliki gen FSH-R pada selnya dan Gen FSHR
memiliki genotipe Asn680Ser, Asn680Asn, dan Ser680Ser, Kesimpulan: konsumsi kekerangan secara teratur dapat
memperbaiki mutasi gen FSHR bergenotipe Ser680Ser menjadi genotipe Asn680Asn
Kata kunci: nutrisi kekerangan, gen, folikel stimulating hormone reseptor, kadar estrogen,
ABSTRACT
Follicle stimulating hormone gene is a gene that affects the maturation of follicles and will stimulate the
formation of estrogen, follicle maturation stimuli and is closely linked to nutrition . Therefore, research on the
relationship of nutrition oyster with follicle stimulating hormone receptor gene in perimenopausal women . Objective:
determine the nutrient content of shellfish meat and to know that there is a polymorphism in the gene Follicle
Stimulating Hormone - Receptor .
The design of this study: pre - test - post - test design is to do one-time measurements before and after it
was measured again to women aged between 35-40 years as many as 10 people, given the clam meat to be consumed
every 2 times a week for 1 month. Intake by 5 ml of venous blood before and after consumption of shellfish meat .
FSH gene examination conducted by a DNA extraction , DNA amplification , electrophoresis and RFLP with the
enzyme BSRL.
The results showed that each respondent had FSH - R gene in the cell and FSHR gene had Asn680Ser
genotype, Asn680Asn, and Ser680Ser and oyster. Conclusion: consumption on a regular basis could fix FSHR gene
mutation genotype and genotype Ser680Ser be Asn680Asn
Keywords: oyster nutrition, genes, follicle stimulating hormone receptor,
1. Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara
yang mempunyai “Mega Biodiversitas” yang
dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati
dunia.
Termasuk
didalamnya
kekerangan.
Kekerangan telah lama dikenal oleh masyarakat
terutama yang hidup di daerah pesisir, kekerangan
digunakan sebagai sumber makanan. Kerang
sebagai sumber makanan mengandung nutrisi yang
penting untuk proses reproduksi yaitu lemak,
vitamin dan mineral (Pigott, 2005). Lemak
berfungsi untuk melarutkan vitamin yaitu A, D, E
dan K. Kerang
juga diketahui mengandung
vitamin C (asam askorbat) dalam bentuk asam
dehidroaskorbat, sifatnya lebih stabil terhadap
panas dan air. Vitamin C bersama-sama
dengan vitamin E berfungsi sebagai
antioksidan dalam semen untuk fagositosis
"reactive oxygen spesies" (ROS) yang
dihasilkan oleh sperma dalam air mani.
Selain vitamin C, ikan dan kerang juga
merupakan sumber terbaik vitamin B12
(kobalamin) sama baiknya dengan yang
terdapat dalam hati dan daging, disamping itu
kerang mengandung mineral yaitu Zn dan Ca,
yang berperan dalam system reproduksi dan
kadar kalsium yang terdapat dalam kerang
lebih tinggi jika dibandingkan yang terdapat
pada ikan dan daging (Rink dan Kirchner,
2000), kerang juga sangat kaya akan Fe dan
1
Cu.
Menjelang
masa
menopause
atau
perimenopause terjadi penurunan kadar estrogen,
kadar trigliserida dan tekanan darah serta terjadi
gangguan pada metabolisme darah (Wibowo,
1994).
Lemak sangat berperan dalam sistem
reproduksi terutama sistem reproduksi wanita, dan
berhubungan erat dengan hormon sexual yaitu Estrogen
dan progesteron.
Folikel Stimulating Hormon (FSH) adalah
hormon utama yang berperan dalam pematangan sel
folikel pada ovarium untuk pambantukan sel Ovum.
Selain itu FSH juga bertanggung jawab terhadap
pengaturan perkembangan sel germinal pada kedua jenis
kelamin dan sintesis hormon estrogen ovarium wanita
(Ferlin A. et al, 2008)
Hasil interaksi antara FSH dan FSH reseptor
pada sel ovarium akan menghasilkan proses Oogenesis
yang normal (Balkan et al, 2010), hasil penelitian
tentang distribusi SNP FSH reseptor mendapatkan hasil
yang bervariasi. Pada wanita normal dan infertil pada
beberapa penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna antara SNP FSH reseptor dan kadar
FSH pada serum darah, namun pada beberapa penelitian
menemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok
pasien dan kontrol (Ferlin A. et all. 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Sjafaraenan (2008 dan 2011) bahwa
dengan mengonsumsi daging kerang Semele sp. Dapat
meningkatkan
kadar
estrogen
pada
wanita
perimenopause. Dari penelitian yang telah dilakukan
tersebut dapat diperkirakan bahwa ada suatu senyawa
didalam kekerangan yang dapat merangsang
keaktifangen folikel stimulating hormone. Oleh karena
itu perlu dilakukan penelitian “ Hubungan nutrisi
kekerangan dengan gen folikel stimulating hormon
reseptor”.
Gambar 1: Hasil amplifikasi DNA gen FSH
reseptor sebelum konsumsi kekerangan
Gambar 2: Hasil RFLP gen FSHR, sebelum konsumsi
kekerangan
Selanjutnya responden diberikan perlakuan konsumsi
daging kerang seminggu dua kali , dilakukan
pengambilan darah sebanyak 2-5 cc melalui vena
mediana kubiti. Hasil amplifikasi dan RFLP terlihat
pada gambar 3 dan gambar 4
2. Metode
2.1 Metode Pengumpulan Data
Jenis penelitian adalah pre-experimental one group pre-test –
post-test design terhadap 10 orang responden wanita
perimenopause yang tidak pernah mengonsumsii daging
kerang Semele sp. berumur antara 40-55 tahun. dengan
pendekatan cross sectional study, pengambilan darah untuk
pemeriksaan Folikel stimulating hormon reseptor (pre-test),
kemudian
peneliti
memberikan
perlakuan
dengan
mengonsumsi DAGING kerang sebanyak 400-500g. Setelah
itu pengukuran dilakukan kembali untuk yang kedua kalinya
sebagai post-test. Untuk pemeriksaan polimorfisme FSHR
dilakukan dengan ekstraksi dan amplifikasi DNA dan RFLP
dengan Enzim BsrI
Gambar 3 Hasil amplifikasi DNA gen FSH reseptor
setelah 2 minggu konsumsi
3. Hasil dan Pembahasan
A. HASIL
Hasil PCR Gen FSHR dan RFLP
Sebelum dilakukan perlakuan pemberian konsumsi
daging kerang pada responden dilakukan
pengambilan darah sebanyak 2-3 cc. hasil PCR dan
RFLP terlihat pada gambar 1 dan gambar 2..
Gambar 4: Hasil RFLP gen FSHR,setelah 2 minggu
konsumsi kekerangan
Setelah 4 minggu perlakuan konsumsi daging kerang,
dilakukan pengambilan darah 2-5 cc melalui
vena mediana kubiti. Hasil amplifikasi dan RFLP
terlihat pada gambar 5 dan gambar 6
2
Gambar 5: Amplifikasi DNA gen FSHR setelah 4 minggu
konsumsi kekerangan
Gambar 6: Hasil RFLP gen FSHR,setelah 4 minggu konsumsi
kekerangan
B. PEMBAHASAN
Gen FSH reseptor disandi pada kromosom No. 2 lengan
P pada locus 16 bag. 3. Gen FSHR ini terletak pada
exon 10. Ada 2 gen yang ditemukan pada exon 10 yang
bila bermutasi akan menyebabkan kegagalan
perkembangan sel folikel, salah satu diantaranya adalah
SNP pada FSHR Ans680Ser. Gen FSHR pada exon 10
terdiri dari 520 pasangan basa seperti pada hasil blast
dari NCBI :
Dengan menggunakan 2 primer spesifik yang akan
berikatan pada ujung 5’ masing2 sisi DNA maka
dihasilkan amplifikasi gen FSHR sepanjang 520 bp.
Amplifikasi PCR melalui proses ekstraksi DNA
dengan menggunakan Kit Automatic Extraction
DNA Maxwell. 300 uL hasil ekstraksi DNA
selanjutnya dilakukan proses amplifikasi DNA
dengan memakai primer spesifik untuk gen FSHR,
proses amplifikasi menggunakan mesin PCR
AbiVeriti dengan kondisi PCR yang telah optimal,
seteleh proses amplifikasi selanjutnya akan
dilakukan proses elektroforesis menggunakan
Agarose 2% untuk melihat pendaran DNA hasil
amplifikasi PCR sehingga diperoleh band dengan
ukuran 520 pasangan basa (bp). Gambar1, 3 dan 5,
terlihat setiap subjek memiliki gen FSHR,
menandakan didalam selnya terdapat gen yang
mengkode resesptor FSH. (Livshytset al, 2009).
Gen FSHR berperan dalam pembentukan reseptor
FSH terdiri atas kelompok G-Protein yang
terekspresi pada sel granulosa, selanjutnya
berperan dalam menyampaikan signal transduksi
dengan pengaktifan Adenylate cylase dan
peningkatan cAMP intrasel.(Sheikhha et al. 2011)
Semua subjek memiliki gen FSHR dalam selnya,
untuk menentukan apakah subjek memiliki
genotipe Asn680Ser, Asn680Asn, dan Ser680Ser
dilakukan RFLP (Restriction Fragment Lenght
Polymorphysm). Polymorfisme gen FSHR ini,
terjadi perubahan A menjadi G pada genotipe
Asn680 Ser mnyebabkan terjadinya situs
pemotongan untuk enzim restriksi BsrI
Subjek no 1 & 2 bergenotipe Ser680Ser ditemukan
2 pita hasil restriksi sebesar 413 bp & 107 bp. Pada
Subjek 3, 5,6,8,dan 10 memiliki genotipe
Asn680Ser ditemukan 3 pita hasil restriksi sebesar
520 bp, 413 bp, dan 107 bp, sedangkan subjek no.
4, 7, dan 9 bergenotipe Asn680Asn ditemukan 1
pita 520 bp tidak terdapat daerah pemotongan
enzim BsrI pada DNA .
Gambar 3 terlihat hasil RFLP gen FSHR sampel 1
bergenotip Ser680Ser, sampel 4,6,8,dan 10
bergenotipe Asn680Ser, dan sampel 2,3,5, 7, dan 9
bergenotipe Asn680Asn.
Gambar 6 hasil RFLP gen FSHR berjarak 1 bulan
dari pengambilan darah pertama, sampel 1
bergenotip Ser680Ser, sampel 4,6,8,dan 10
bergenotipe Asn680Ser, dan subjekl 2,3,5, 7, dan 9
bergenotipe Asn680Asn. subjek dengan fenotip
FSHR mengalami perubahan bila dibandingkan
RFLP pertama, yaitu pada subjek 2, awalnya
bergenotipe Ser680Ser setelah diintervensi kerang
gen FSHR berubah menjadi genotipe Asn680Asn.
Perubahan
tetap
dipertahankan
sampai
pengambilan darah ketiga. Kemungkinan ini dapat
terjadi disebabkan dalam daging kerang Semele sp
terdapat protein 7.182%, karbohidrat 66,887 %,
lemak 6,82 %, kolesterol 10mg/dl, Calsium
263,385 ppm, Cuprum 9.107 ppm, Magnesium
28.467 ppm, Ferum 1.859 ppm (Sjafaraenan,
2011).
lemak dan kolesterol,
merupakan
komponen-komponen prekursor produk steroid
seperti hormon seks: estrogen, progesterone dan
3
testosteron (Usman, 2002). Di samping itu kerang
Semele sp. mengandung magnesium yang cukup tinggi
kadarnya dan mineral ini sangat berperan aktif dalam
proses enzimatik, mineral ini juga bertindak sebagai
antioksidan ( Sembiring, 2008). Balkan et al, 2010
menyatakan bahwa Dampak terjadinya polimorfisme
Asn680Ser gen FSH tidak terlalu memberikan
penurunan kadar FSH plasma, namun terdapat
perbedaan proporsi genotipe dan perbedaan disebabkan
oleh perbedaan etnik subjek yang diamati.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan:
1. Gen FSHR, memiliki genotipe Asn680Ser,
Asn680Asn, dan Ser680Ser
2. Konsumsi daging kerang Semele sp. Secara teratur
dapat memperbaiki Mutasi gen FSHR bergenotipe
Ser680Ser menjadi genotipe Asn680Asn
Daftar Pustaka
Balkan M., Abdullah G., Hasan A., Ozlem I. and Emin
E., 2010. Research Article
Ferlin A., Manuel P., Ricardo S., Luigi S., Andrea G.,
and Carlo F., 2008. Analysis of single nucleotide
polymorphisms of FSH receptor gene suggests
association with testicular cancer susceptibility.
Endocrine-Related Cancer (2008) 15 429–437.
Department of Histology, Microbiology and Medical
Biotechnologies, Centre for Male Gamete
Cryopreservation,
Ferlin A., Manual P., 2010. FSHR Single Nucleotide
Polymorphism Frequencies in Proven Fathers and
InfertileMen in Southeast Turkey Hindawi
Publishing Corporation. Journal of Biomedicine and
Biotechnology, Article ID 640318, 5 pages
Rink L dan H Kirchner. 2000. Zinc-altered
immune function and cytokine production. J
Nutr 130 Suppl: 1407S-1411S.
Sembiring N., 2008. Nigarin, the Future
Magnesium Supplements Mineral.
Symposium Industri Bahari. Departemen
Kelautan dan Perikanan. Badan Riset
Kelautan dan Perikanan
Sheikhha, M.H., Maryam, E. and Seyed, M. K., 2011.
Investigating
the
associationbetween
polymorphism of follicle –stimulating hormone
receptor gene and ovarian response in
controlled ovarian hyperstimulation. Journal
oh Human Reproductive Sciences May_Aug.
4(2): 86-90.
Sjafaraenan, M. Ruslan, 2009. “Kajian keragaman
genetik jenis-jenis kerang yang digunakan
sebagai obat tradisional masyarakat kabupaten
muna Sulawesi tenggara (2009). Seminar
Nasional Sains MIPA dan Aplikasinya”
Bandar Lampung, 16-17 November 2009.
Prosiding ISSN : 2086-2342
Sjafaraenan, 2011. Pengaruh Konsumsi Daging
Kerang Semele sp. Terhadap kadar estadiol
pada wanita perimenopause. Disertasi
Program Pasca Sarjana UNHAS.
Usman, H., 2002. Dasar-Dasar Kimia Organik
Bahan Alam. Fakultas MIPA Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Wibowo B. Ilmu kandungan. 1994. Edisi ke-2.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo,
Georgiev,D.B., Assen R.G. and Nikolai, 2004. Jurnal
Medicine: Effect an Herbal Medication Contaning
Bee Products on Menopausal Symptoms and
Cardiovascular Risk Markers; Results of a pilot open
uncontrolled
Trial.
The
Department
of
Gynecological Endocrinology and Reproductive
Medicine, University of Vienna Medical School,
AKH, Vienna Austria. http://pubmedcentral. Nih
gov/tocrender/fegi/jurnal; 239 & action-aechive, 6
Maret 2009.
Heffner, L.J. dan Danny J.S., 2008. At a Glance Sitem
Reproduksi. Penerbit Erlangga
Livshyts G., Sergey P., Sergey K., Iryana S. And
Ludmila L. 2009. A distribution of two SNPs in
exon 10 of the FSHR gene among the women with a
diminished ovarian reserve in Ukraine
Pigott, G.M., dan Barbee W.T., 2005. Effect of
Technology on Nutrition, Marcell Dekker, New
York.
4
Download