MATRIKS PEMBAHASAN DRAFT PMK MODAL VENTURA Pembahasan Draft PMK MV Tgl 19-06-2009 Pembahasan dgn AMVI Tgl 05-08-2009 PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : Menimbang Mengingat : : Keterangan NOMOR : TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN, a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Perusahaan Modal Ventura dalam pembangunan nasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perusahaan Modal Ventura. 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756); Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Perusahaan Modal Ventura dalam pembangunan nasional, perlu dilakukan penyempurnaan ketentuan di bidang Perusahaan Modal Ventura; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perusahaan Modal Ventura. 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 2007 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4756); Nomor 106, 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1998, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3741 tahun 1998); Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866). 4. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; 5. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.012/2006 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Keuangan Non Bank; Nasabah bagi Lembaga 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK/2008. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 tentang Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1998, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3741 tahun 1998); 5. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; 6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.012/2006 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Keuangan Non Bank; Nasabah bagi Lembaga 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK/2008 tentang MEMUTUSKAN : Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 149/PMK/2008. Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA. MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA. Pasal 1 BAB I Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : a. Menteri adalah Menteri Keuangan. b. Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. c. Perusahaan Pasangan Usaha adalah badan usaha yang memperoleh pembiayaan/penyertaan modal dari Perusahaan Modal Ventura dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha untuk usaha produktif. d. Penyertaan Saham adalah ................................... e. Obligasi Konversi adalah obligasi yang di dalam ketentuannya memberikan hak kepada pemegang obligasi konversi untuk mengkonversi menjadi saham. f. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha adalah pembiayaan kepada Perusahaan Pasangan Usaha yang hasil usahanya dibagi berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha. g. Divestasi adalah tindakan penarikan kembali pembiayaan/penyertaan modal yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura dari Perusahaan Pasangan Usahanya. h. Usaha Produktif adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Pasangan Usaha untuk menghasilkan barang dan/atau jasa. i. Izin Usaha adalah izin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang modal ventura yang ditetapkan oleh Menteri. j. Akuisisi adalah pengambilalihan baik seluruh maupun sebagian besar saham perusahaan modal ventura yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perusahaan modal ventura. k. l. Konsolidasi adalah penggabungan dari 2 (dua) perusahaan modal ventura atau lebih, dengan cara mendirikan perusahaan modal ventura baru dan membubarkan perusahaan-perusahaan modal ventura tersebut dengan atau tanpa likuidasi; Merger adalah penggabungan dari 2 (dua) perusahaan modal KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan : a. Menteri adalah Menteri Keuangan. b. Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima pembiayaan Perusahaan Pasangan Usaha (Investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha. c. Perusahaan Pasangan Usaha adalah perusahaan atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memperoleh pembiayaan/penyertaan modal dari Perusahaan Modal Ventura dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha untuk usaha produktif. d. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. e. Penyertaan Saham adalah pembiayaan/penyertaan modal dalam bentuk pemilikan saham Perusahaan Pasangan Usaha. f. Penyertaan melalui pembelian Obligasi Konversi adalah pembiayaan/penyertaan modal dalam bentuk pembelian pemilikan obligasi konversi Perusahaan Pasangan Usaha yang di dalam ketentuannya memberikan hak kepada pemegang obligasi konversi untuk mengkonversi menjadi saham. g. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha adalah pembiayaan/penyertaan modal kepada Perusahaan Pasangan Usaha yang hasil usahanya dibagi berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan Modal Ventura dan Perusahaan Pasangan Usaha. h. Divestasi adalah tindakan penarikan kembali pembiayaan/penyertaan modal yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura dari Perusahaan Pasangan Usahanya. i. Usaha Produktif adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Pasangan Usaha untuk menghasilkan barang Sesuai UU No. 20/2008 ttg UMKM ventura atau Iebih, dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu perusahaan modal ventura dan membubarkan perusahaan modal ventura lainnya dengan atau tanpa likuidasi. m. Kantor Cabang adalah unit usaha dari suatu perusahaan modal ventura yang diperkenankan menjalankan usaha modal ventura dan menyelenggarakan tata usaha pembukuan sendiri, tetapi dalam mengatur usahanya tunduk pada segala ketentuan yang berlaku bagi kantor pusat perusahaan modal ventura yang bersangkutan. dan/atau jasa. j. Izin Usaha adalah izin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang modal ventura yang ditetapkan oleh Menteri. k. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih saham Perseroan yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas Perseroan tersebut. l. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum. m. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. n. Kantor Cabang adalah unit usaha dari suatu perusahaan modal ventura yang diperkenankan menjalankan usaha modal ventura dan menyelenggarakan tata usaha pembukuan sendiri, tetapi dalam mengatur usahanya tunduk pada segala ketentuan yang berlaku bagi kantor pusat perusahaan modal ventura yang bersangkutan. BAB II KEGIATAN USAHA Pasal 2 Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura meliputi : a. Penyertaan saham (equity participation); b. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation); dan/atau c. Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha (profit/revenue sharing). Pasal 3 Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha dilakukan untuk : a. pengembangan suatu penemuan baru; b. pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana; c. membantu perusahaan pengembangan; d. membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran usaha; e. pengembangan proyek penelitian dan rekayasa; f. pengembangan pelbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi baik dari dalam maupun luar negeri; g. membantu pengalihan kepemilikan perusahaan. h. .............. yang berada BAB II pada KEGIATAN USAHA Pasal 2 tahap Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura meliputi : a. Penyertaan saham (equity participation); b. Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation); dan/atau c. Pembiayaan berdasarkan (profit/revenue sharing). pembagian Pasal 4 Pasal 3 Usaha Modal Ventura dapat disertai pendampingan dan pembinaan terhadap kegiatan Perusahaan Pasangan Usaha. atas hasil usaha Point h. Definisi Divestasi perlu dicantumkan atau tidak? Pertimbangan: kata Divestasi jarang disebutkan. Pasal 5 (1) (2) (3) Penyertaan Saham dalam Perusahaan Pasangan Usaha bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun. Perusahaan Modal Ventura yang melakukan penyertaan modal pada pendirian Perusahaan Modal Ventura lainnya, dikecualikan dari ketentuan dalam ayat (1). Penarikan kembali Penyertaan Saham (divestasi) oleh Perusahaan Modal Ventura, dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dilaksanakan. Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ke dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha dilakukan untuk: a. pengembangan suatu penemuan baru; b. pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana; c. membantu perusahaan pengembangan; yang berada pada tahap d. membantu perusahaan kemunduran usaha; yang berada dalam tahap e. pengembangan proyek penelitian dan rekayasa; f. pengembangan berbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi baik dari dalam maupun luar negeri; g. membantu pengalihan kepemilikan perusahaan; h. membantu memperbaiki struktur permodalan perusahaan yang akan go public atau dicatat di bursa efek. BAB III PENDIRIAN DAN PERIZINAN Bagian Pertama Izin Usaha Pasal 6 (1) Perusahaan Modal Ventura didirikan dalam bentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau Koperasi. (2) Perusahaan Modal Ventura dapat didirikan dan dimiliki oleh: a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia; b. badan usaha asing dan warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia (usaha patungan). Pasal 4 Kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat disertai pendampingan dan pembinaan terhadap kegiatan Perusahaan Pasangan Usaha. (3) Perusahaan Modal Ventura yang didirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, harus berbentuk badan hukum perseroan terbatas. Pasal 5 Pasal 7 (1) (2) Setiap pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 wajib terlebih dahulu memperoleh Izin Usaha sebagai Perusahaan Modal Ventura dari Menteri. Perusahaan Modal Ventura sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib secara jelas mencantumkan dalam anggaran dasarnya kegiatan modal ventura yang dilakukannya. (1) Kegiatan Penyertaan Saham dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura kepada Perusahaan Pasangan Usaha yang berbentuk badan hukum PT; (2) Penyertaan saham sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat sementara dalam jangka waktu antara 5 (lima) sampai dengan 10 (sepuluh) tahun; Penyertaan saham sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun; (3) Perusahaan Modal Ventura wajib melakukan divestasi atas penyertaan. Pasal 8 (4) Perusahaan Modal Ventura yang melakukan penyertaan modal pada pendirian Perusahaan Modal Ventura lainnya, dikecualikan dari ketentuan dalam ayat (2). Permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) diajukan kepada Menteri sesuai dengan format dalam Lampiran I dan wajib dilampiri dengan: BAB III a. b. akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang, yang sekurang-kurangnya memuat: 1. nama dan tempat kedudukan; 2. kegiatan usaha sebagai Perusahaan Modal Ventura; 3. permodalan; 4. kepemilikan; 5. wewenang, tanggung jawab, masa jabatan direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas. data direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas meliputi: Bagian Pertama Izin Usaha Pasal 6 hukum Perseroan Terbatas atau Koperasi. (2) Perusahaan Modal Ventura dapat didirikan dan dimiliki oleh: a. warga negara Indonesia dan/atau badan hukum 2. daftar riwayat hidup; b. badan usaha asing dan warga negara Indonesia dan/atau 3. surat pernyataan: 5. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan; b) tidak pernah melakukan tindak kejahatan di bidang keuangan; c) tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu perseroan/perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. bukti berpengalaman operasional di bidang Perusahaan Modal Ventura atau lembaga keuangan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun bagi salah satu direksi atau pengurus; fotokopi Kartu Izin Menetap Sementara (KIMS) dan fotokopi surat izin bekerja dari instansi berwenang bagi direksi atau pengurus berkewarganegaraan asing; Indonesia; badan hukum Indonesia (usaha patungan). (3) Perusahaan Modal Ventura yang didirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, harus berbentuk badan hukum perseroan terbatas. Pasal 7 (1) Setiap pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Perusahaan Modal Ventura harus terlebih dahulu memperoleh Izin Usaha dari Menteri. (2) Perusahaan Modal Ventura sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib secara jelas mencantumkan dalam anggaran dasarnya kegiatan modal ventura. data pemegang saham atau anggota, dalam hal: 1. 2. perorangan, wajib dilampiri dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1, 2 dan angka 3 serta surat pernyataan bahwa setoran modal tidak berasal dari pinjaman dan kegiatan pencucian uang (money laundering); Pasal 8 badan hukum, wajib dilampiri dengan: a. akta pendirian badan hukum yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang termasuk bagi badan usaha asing sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara asal; dan b. laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan laporan keuangan terakhir; d. Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi, dan personalia; e. Fotokopi bukti pelunasan modal disetor dalam bentuk deposito berjangka pada satu bank umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima setoran yang masih berlaku selama dalam proses pengajuan izin usaha; Pasal 5 (2) : Pembatasan 5 tahun akan menyulitkan industri dan regulator, dan hrs rasional (1) Perusahaan Modal Ventura didirikan dalam bentuk badan fotokopi tanda pengenal yang dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor; 4. c. PENDIRIAN DAN PERIZINAN 1. a) Dibuat tambahan pasal baru untuk menjelaskan kegiatan pada pasal 2 Permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) diajukan kepada Menteri sesuai dengan format dalam Lampiran I dan wajib dilampiri dengan: a. akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang, yang sekurangkurangnya memuat: 1. nama dan tempat kedudukan; 2. kegiatan usaha sebagai Perusahaan Modal Ventura; Pasal 5 (3): dihapus krn mengulang ayat (2), bahwa jika bersifat sementara maka hrs divestasi. f. g. Rencana kerja untuk 2 (dua) tahun pertama yang sekurang-kurangnya memuat: 3. permodalan; 1. rencana pembiayaan dan langkah-langkah yang dilakukan untuk mewujudkan rencana dimaksud; 4. kepemilikan; 2. proyeksi arus kas, neraca, dan perhitungan laba/rugi bulanan dimulai sejak Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan operasional; Bukti kesiapan operasional antara lain berupa: 1. Daftar aktiva tetap dan inventaris; 2. Bukti kepemilikan, penguasaan atau perjanjian sewa-menyewa gedung kantor; 3. Contoh perjanjian pembiayaan modal ventura yang akan digunakan; dan 4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); h. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN). i. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan patungan. 5. wewenang, tanggung jawab, masa jabatan direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas. b. data direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas meliputi: 1. fotokopi tanda pengenal yang dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor; 2. daftar riwayat hidup; 3. surat pernyataan: Pasal 9 (1) Persetujuan atau penolakan permohonan Izin Usaha diberikan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. (2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku selama perusahaan masih menjalankan usahanya. Pasal 10 (1) Perusahaan Modal Ventura yang telah memperoleh Izin Usaha wajib melakukan kegiatan usaha paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Izin Usaha ditetapkan. (2) Laporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Menteri paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal dimulainya kegiatan usaha sesuai dengan format dalam Lampiran II. (3) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Perusahaan Modal Ventura tidak melakukan kegiatan usaha, Menteri mencabut izin usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan. c. a) tidak pernah kejahatan; b) tidak pernah melakukan tindak kejahatan di bidang keuangan; c) tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu perseroan/perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan wajib Perusahaan Modal Ventura ditetapkan sebagai berikut: tindak pidana bukti berpengalaman operasional di bidang Perusahaan Modal Ventura atau lembaga keuangan sekurangkurangnya selama 2 (dua) tahun bagi salah satu direksi atau pengurus; 5. fotokopi Kartu Izin Menetap Sementara (KIMS) dan fotokopi surat izin bekerja dari instansi berwenang bagi direksi atau pengurus berkewarganegaraan asing; data pemegang saham atau anggota, dalam hal: 2. perorangan, wajib dilampiri dengan dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf b angka 1, 2 dan angka 3 serta surat pernyataan bahwa setoran modal tidak berasal dari pinjaman dan kegiatan pencucian uang (money laundering); badan hukum, wajib dilampiri dengan: a. akta pendirian badan hukum yang telah mendapat pengesahan dari instansi berwenang termasuk bagi badan usaha asing sesuai dengan ketentuan yang berlaku di negara asal; dan b. laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan laporan keuangan terakhir; Bagian Kedua Pasal 11 karena 4. 1. Modal dihukum d. Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi, dan personalia; e. Fotokopi bukti pelunasan modal disetor dalam bentuk deposito berjangka pada satu bank umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima setoran yang masih berlaku selama dalam a. b. perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); proses pengajuan izin usaha; f. koperasi sekurang-kurangnya Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). BAB IV KEPEMILIKAN DAN KEPENGURUSAN 1. rencana pembiayaan dan langkah-langkah yang dilakukan untuk mewujudkan rencana dimaksud; 2. proyeksi arus kas, neraca, dan perhitungan laba/rugi bulanan dimulai sejak Perusahaan Modal Ventura melakukan kegiatan operasional; g. Bukti kesiapan operasional antara lain berupa: 1. Daftar aktiva tetap dan inventaris; 2. Bukti kepemilikan, penguasaan atau perjanjian sewamenyewa gedung kantor; 3. Contoh perjanjian pembiayaan modal ventura yang akan digunakan; dan 4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); h. Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN). i. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi perusahaan patungan. Pasal 12 Kepemilikan saham oleh badan hukum asing ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 85% (delapan puluh lima per seratus) dari modal disetor. Pasal 13 Perusahaan Modal Ventura dimungkinkan untuk melakukan perubahan kepemilikan saham oleh badan usaha asing melampaui batas kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dengan ketentuan jumlah nominal modal disetor pihak Indonesia tetap dipertahankan. Rencana kerja untuk 2 (dua) tahun pertama yang sekurangkurangnya memuat: Pasal 14 (1) Bagi pemegang saham Perusahaan Modal Ventura yang berbentuk badan hukum, jumlah penyertaan modal pada Perusahaan Modal Ventura ditetapkan paling tinggi sebesar 50% dari modal sendiri dikurangi dengan penyertaan yang telah dilakukan. (2) Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas merupakan penjumlahan dari modal disetor, agio saham, cadangan dan saldo laba. (3) Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk hukum Koperasi merupakan penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. (4) Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk hukum Yayasan adalah sebesar aktiva bersih yang terdiri dari Aktiva Bersih terikat secara permanen, Aktiva Bersih terikat secara temporer, dan Aktiva Bersih tidak terikat. Pasal 9 (1) Persetujuan atau penolakan permohonan Izin Usaha diberikan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. (2) Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku selama perusahaan masih menjalankan usahanya. Pasal 10 Pasal 15 (1) Perusahaan Modal Ventura yang telah memperoleh Izin Usaha wajib melakukan kegiatan usaha paling lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal Izin Usaha ditetapkan. (2) Laporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan kepada Menteri paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak tanggal dimulainya kegiatan usaha sesuai dengan format dalam Lampiran II. (3) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Perusahaan Modal Ventura tidak melakukan kegiatan usaha, Menteri mencabut izin usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan. (1) Pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas Perusahaan Modal Ventura sekurang-kurangnya wajib memenuhi persyaratan: a. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan; b. tidak pernah melakukan tindak kejahatan di bidang keuangan; c. tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu perseroan/perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; d. salah satu direksi atau pengurus harus berpengalaman operasional di bidang Perusahaan Modal Ventura atau lembaga keuangan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; dan e. Bagian Kedua setoran pemegang saham tidak berasal dari pinjaman dan kegiatan pencucian uang (money laundering). Modal (2) Dalam hal pemegang saham Perusahaan Modal Ventura berbentuk hukum Perseroan Pasal 11 Terbatas, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali huruf d berlaku bagi pemegang saham dan direksi dari Perseroan Terbatas tersebut. (3) Dalam hal pemegang saham Perusahaan Modal Ventura berbentuk hukum Koperasi, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali huruf d berlaku bagi pengurus Koperasi tersebut. Modal disetor atau simpanan pokok dan simpanan Perusahaan Modal Ventura ditetapkan sebagai berikut: a. perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya sebesar Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah); b. koperasi sekurang-kurangnya Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). (4) Dalam hal pemegang saham Perusahaan Modal Ventura berbentuk hukum Dana Pensiun, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali huruf d berlaku bagi pengurus Dana Pensiun tersebut. wajib Pasal 16 (1) (2) Setiap perubahan anggaran dasar pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah perubahan tersebut disahkan oleh instansi berwenang dan telah didaftarkan pada kantor Pendaftaran Perusahaan setempat. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III dan atau Lampiran V Peraturan Menteri Keuangan ini serta wajib dilampiri dengan: a. perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan; BAB IV KEPEMILIKAN DAN KEPENGURUSAN Pasal 12 Kepemilikan saham oleh badan hukum asing ditetapkan setinggitingginya sebesar 85% (delapan puluh lima per seratus) dari modal disetor. b. dokumen sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b dan atau huruf c. Pasal 13 BAB V MERGER, AKUISISI, DAN KONSOLIDASI Pasal 17 (1) Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi wajib dilaporkan kepada Menteri selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi dilakukan. (2) Kantor pusat dan kantor cabang dari Perusahaan Modal Ventura yang menggabungkan diri atau konsolidasi dapat diberlakukan sebagai kantor cabang Perusahaan Modal Ventura hasil dari merger atau hasil konsolidasi. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan sesuai dengan format dalam Lampiran VI dan wajib dilampiri dengan: a. risalah rapat umum pemegang saham atau rapat anggota; b. perubahan anggaran dasar yang telah disahkan atau dilaporkan kepada instansi berwenang dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan; c. akta Merger atau akta Konsolidasi; d. data pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris atau anggota, pengurus, dan pengawas; e. status kantor Perusahaan Modal Ventura yang menggabungkan diri atau Konsolidasi. Perusahaan Modal Ventura dimungkinkan untuk melakukan perubahan kepemilikan saham oleh badan usaha asing melampaui batas kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, dengan ketentuan jumlah nominal modal disetor pihak Indonesia tetap dipertahankan. Pasal 14 (1) Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas merupakan penjumlahan dari modal disetor, agio saham, cadangan dan saldo laba. (2) Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk hukum Koperasi merupakan penjumlahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. (3) Modal sendiri pemegang saham yang berbentuk hukum Yayasan adalah sebesar aktiva bersih yang terdiri dari Aktiva Bersih terikat secara permanen, Aktiva Bersih terikat secara temporer, dan Aktiva Bersih tidak terikat. (4) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), Menteri: a. mencabut izin usaha yang telah ditetapkan dan menetapkan status kantor pusat dan kantor cabang dari Perusahaan Modal Ventura yang menggabungkan diri; atau b. memberi izin usaha kepada Perusahaan Modal Ventura hasil Konsolidasi; Pasal 15 (1) Pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas Perusahaan Modal sekurang-kurangnya wajib memenuhi persyaratan: c. mencatat perubahan pemegang saham. Ventura (5) Izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b berlaku sejak Konsolidasi disetujui oleh instansi yang berwenang. a. tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan; (6) sebelum izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b diberikan, Perusahaan Modal Ventura hasil Konsolidasi dapat menjalankan kegiatan usaha. b. tidak pernah melakukan tindak kejahatan di bidang (7) Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. c. tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah keuangan; yang mengakibatkan suatu perseroan/perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; BAB VI d. salah satu direksi atau pengurus harus berpengalaman operasional di bidang Perusahaan Modal Ventura atau lembaga keuangan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; dan KANTOR CABANG Pasal 18 e. setoran pemegang saham tidak berasal dari pinjaman dan (1) Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri. (2) Permohonan untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Menteri sesuai dengan format dalam Lampiran VII dan wajib dilampiri dengan: (3) a. Bukti penguasaan gedung kantor; b. Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi, dan personalia termasuk nama kepala cabang serta jumlah karyawan. Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. kegiatan pencucian uang (money laundering). (2) Dalam hal pemegang saham Perusahaan Modal Ventura berbentuk hukum Perseroan Terbatas, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali huruf d berlaku bagi pemegang saham dan direksi dari Perseroan Terbatas tersebut. (3) Dalam hal pemegang saham Perusahaan Modal Ventura berbentuk hukum Koperasi, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali huruf d berlaku bagi pengurus Koperasi tersebut. (4) Dalam hal pemegang saham Perusahaan Modal Ventura berbentuk hukum Dana Pensiun, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali huruf d berlaku bagi pengurus Dana Pensiun tersebut. Pasal 19 (1) Kantor Cabang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, wajib melakukan kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja sejak izin ditetapkan (2) Laporan pelaksanaan kegiatan usaha kantor Cabang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan kepada Menteri selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan format dalam Lampiran VIII (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor Cabang tidak melakukan kegiatan usaha, Menteri mencabut izin pembukaan Kantor cabang yang telah ditetapkan. Pasal 16 (1) Setiap perubahan anggaran dasar pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris atau pengurus dan pengawas wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah perubahan tersebut disahkan oleh instansi berwenang dan telah didaftarkan pada kantor Pendaftaran Perusahaan setempat. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sesuai dengan format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III dan atau Lampiran V Peraturan Menteri Pasal 20 (1) Penutupan Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri. Usulan AMVI: hal ini tidak sesuai dengan business practice dari usaha Modal Ventura (2) Keuangan ini serta wajib dilampiri dengan: Permohonan penutupan kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada Menteri sebelum pelaksanaan penutupan kantor, sesuai dengan format dalam Lampiran IX. (3) Laporan pelaksanaan penutupan Kantor Cabang wajib disampaikan kepada Menteri selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah tanggal penutupan. a. perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan; b. dokumen sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b dan atau huruf c. BAB VII BAB V PINJAMAN PENGGABUNGAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PELEBURAN Pasal 17 Pasal 21 (1) Perusahaan Modal Ventura dapat menerima pinjaman dari bank dan/atau badan usaha lainnya berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. (2) Pinjaman dari badan usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. (4) 1) latar belakang perusahaan dan keadaan keuangan; 2) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang; 3) manajemen risiko; 4) kemampuan memperoleh laba secara berkesinambungan. Penggabungan, Pengambilalihan, dan Peleburan wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah Penggabungan, Pengambilalihan, dan Peleburan dilakukan. (2) Kantor pusat dan kantor cabang dari Perusahaan Modal Ventura yang menggabungkan diri atau peleburan dapat diberlakukan sebagai kantor cabang Perusahaan Modal Ventura hasil dari penggabungan atau hasil peleburan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan sesuai dengan format dalam Lampiran VI dan wajib dilampiri dengan: a. risalah rapat umum pemegang saham atau rapat anggota; Jumlah pinjaman selain bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk setiap investor dengan jangka waktu minimal 1 (satu) tahun; b. perubahan anggaran dasar yang telah disahkan atau dilaporkan kepada instansi berwenang dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan; Jumlah pinjaman bagi setiap Perusahaan Modal Ventura ditetapkan paling tinggi sebesar 10 (sepuluh) kali jumlah modal sendiri (networth) Perusahaan Modal Ventura. c. akta Penggabungan atau akta Peleburan; d. data pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris atau anggota, pengurus, dan pengawas; e. status kantor Perusahaan Modal menggabungkan diri atau Peleburan. b. (3) Perusahaan Modal Ventura dinilai oleh lembaga independen yang sekurangkurangnya meliputi: (1) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari dalam negeri dan/atau luar negeri. (4) Pasal 22 Perusahaan Modal Ventura dapat memperoleh pendanaan syari’ah. Ventura yang Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3), Menteri: a. mencabut izin usaha yang telah ditetapkan dan menetapkan status kantor pusat dan kantor cabang dari Perusahaan Modal Ventura yang menggabungkan diri; atau b. memberi izin usaha kepada Perusahaan Modal Ventura hasil Peleburan; c. mencatat perubahan pemegang saham. BAB VIII LARANGAN DAN BATASAN Pasal 23 Perusahaan Modal Ventura dilarang: (5) izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b berlaku sejak Peleburan disetujui oleh instansi yang berwenang. (6) sebelum izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a. menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b diberikan, Perusahaan Modal Ventura hasil Peleburan dapat menjalankan kegiatan usaha. b. memberikan pinjaman dalam bentuk tunai kepada pihak lain; c. menerbitkan instrumen utang kecuali melalui mekanisme pasar modal; dan (7) d. menjamin pinjaman pihak lain. Penggabungan, Pengambilalihan, dan Peleburan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KANTOR CABANG BAB IX PERUBAHAN NAMA Pasal 24 (1) Perubahan nama Perusahaan Modal Ventura wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah perubahan nama disahkan oleh instansi berwenang sesuai dengan format dalam Lampiran X. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilampiri perubahan: Pasal 18 (1) Pembukaan Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri. (2) Permohonan untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Menteri sesuai dengan format dalam Lampiran VII dan wajib dilampiri dengan: a. Bukti penguasaan gedung kantor; a. Risalah rapat umum pemegang saham; b. Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi, dan personalia termasuk nama kepala cabang serta jumlah karyawan. b. Perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang; dan c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). (3) (3) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri menetapkan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan. Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. Pasal 19 (1) Kantor Cabang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, wajib melakukan kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja sejak izin ditetapkan (2) Laporan pelaksanaan kegiatan usaha kantor Cabang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib disampaikan kepada Menteri selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan kegiatan usaha sesuai dengan format dalam Lampiran VIII (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kantor Cabang tidak melakukan kegiatan usaha, Menteri mencabut izin pembukaan Kantor cabang yang telah ditetapkan. BAB X PEMINDAHAN ALAMAT KANTOR Pasal 25 Pemindahan alamat Kantor Pusat atau Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura wajib dilaporkan kepada Menteri paling lambat 15 (lima belas) hari sejak pelaksanaan pemindahan disertai dengan bukti penguasaaan gedung kantor. BAB XI PELAPORAN Pasal 20 Pasal 26 (1) (1) Setiap Perusahaan Modal Ventura wajib menyampaikan kepada Menteri: a. Laporan Semesteran; dan b. Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. Penutupan Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri. (2) Permohonan penutupan kantor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada Menteri sebelum pelaksanaan (2) Laporan Semesteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan format dalam Lampiran XI. (3) Laporan semesteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode semester yang bersangkutan berakhir. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan secara lengkap dan benar. (5) Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik disampaikan paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku perusahaan berakhir. (6) penutupan kantor, sesuai dengan format dalam Lampiran IX. (3) Laporan pelaksanaan penutupan Kantor Cabang wajib disampaikan kepada Menteri selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah tanggal penutupan. BAB VII PINJAMAN Tahun buku sebagaimana dimaksud pada ayat (5), ditetapkan berdasarkan tahun takwin. Pasal 21 (1) Perusahaan Modal Ventura dapat menerima pinjaman dari bank dan/atau badan usaha lainnya berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam. (2) Pinjaman dari badan usaha lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut: BAB XII PENGAWASAN Pasal 27 (1) (2) a. Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Modal Ventura. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. b. BAB XIII PENCABUTAN IZIN USAHA Pasal 28 (1) Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura dilakukan oleh Menteri. (2) Pencabutan Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Perusahaan Modal Ventura: a. bubar; b. dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 Keputusan ini; c. tidak lagi menjadi Perusahaan Modal Ventura; d. melakukan merger atau konsolidasi. Perusahaan Modal Ventura dinilai oleh lembaga independen yang sekurang-kurangnya meliputi: 1) latar belakang perusahaan dan keadaan keuangan; 2) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang; 3) manajemen risiko; 4) kemampuan memperoleh berkesinambungan. a. keputusan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota; secara Jumlah pinjaman selain bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk setiap investor dengan jangka waktu minimal 1 (satu) tahun; (3) Jumlah pinjaman bagi setiap Perusahaan Modal Ventura ditetapkan paling tinggi sebesar 10 (sepuluh) kali jumlah modal sendiri (networth) Perusahaan Modal Ventura. (4) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berasal dari dalam negeri dan/atau luar negeri. Pasal 22 Perusahaan Modal Ventura dapat memperoleh pendanaan syari’ah. Pasal 29 Perusahaan Modal Ventura bubar karena: laba BAB VIII LARANGAN DAN BATASAN b. jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir; c. putusan pengadilan; atau d. keputusan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pasal 23 Perusahaan Modal Ventura dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk: Point A. Kreditur secara otomastis akan melakukan due diligent, waktu dan biaya bagi kreditur dan debitur a. Giro; b. Deposito; Pasal 30 c. Ayat 2: Point B. Masalah batasan waktu ada transaksi yang kurang dari 1 tahun. Tabungan. Dalam hal Perusahaan Modal Ventura bubar karena keputusan rapat umum pemegang saham, likuidator wajib melaporkan hasil rapat umum pemegang saham kepada Menteri paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak rapat umum pemegang saham dilaksanakan. Ayat 3. BAB IX Pasal 31 PERUBAHAN NAMA Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, berlaku pula bagi Perusahaan Modal Ventura yang bubar karena jangka waktu berdirinya sudah berakhir. Pasal 24 (1) Pasal 32 (1) (2) Dalam hal Perusahaan Modal Ventura bubar berdasarkan putusan pengadilan atau keputusan pemerintah, likuidator atau penyelesai wajib melaporkan pembubaran tersebut kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap atau dikeluarkannya keputusan pemerintah. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilampiri: a. Putusan pengadilan dan atau keterangan resmi yang menyatakan putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap; atau b. keputusan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. (3) Perubahan nama Perusahaan Modal Ventura wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah perubahan nama disahkan oleh instansi berwenang sesuai dengan format dalam Lampiran X. Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilampiri perubahan: a. Risalah rapat umum pemegang saham; b. Perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang; dan c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri menetapkan perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan. Pasal 33 (1) (2) Perusahaan Modal Ventura yang melakukan perubahan kegiatan usaha sehingga tidak lagi menjadi Perusahaan Modal Ventura wajib melaporkan kepada Menteri paling lambatnya 15 (lima belas) hari sejak perubahan anggaran dasar disahkan oleh instansi berwenang. BAB X PEMINDAHAN ALAMAT KANTOR Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilampiri: a. risalah rapat umum pemegang saham atau rapat anggota; b. perubahan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi berwenang; Pasal 25 Pemindahan alamat Kantor Pusat atau Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura wajib dilaporkan kepada Menteri paling lambat 15 (lima belas) hari sejak pelaksanaan pemindahan disertai dengan bukti penguasaaan gedung kantor. Pasal 34 Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37, Menteri mencabut Izin Usaha. BAB XI Point 3. Akan direvisi lagi, masalah penyebutnya. PELAPORAN Pasal 26 BAB XIV SANKSI (1) Pasal 35 (1) (2) Setiap Perusahaan Modal Ventura yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini dikenakan sanksi berupa peringatan, pembekuan kegiatan usaha, dan pencabutan Izin Usaha. Peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan masa berlaku masing-masing 1 (satu) bulan. (3) Dalam hal masa berlakunya peringatan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir dan Perusahaan Modal Ventura tetap tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Menteri menetapkan sanksi pembekuan kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan. (4) Dalam hal masa berlaku peringatan berakhir jatuh pada hari libur nasional maka peringatan berlaku hingga hari kerja berikutnya. (5) Pembekuan kegiatan usaha diberikan secara tertulis untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dan mulai berlaku sejak surat pembekuan ditetapkan. (6) Perusahaan Modal Ventura yang dikenakan sanksi pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilarang melakukan kontrak pembiayaan baru. (7) Dalam hal sebelum berakhirnya jangka waktu pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Perusahaan Modal Ventura telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri mencabut sanksi pembekuan kegiatan usaha. (8) Dalam hal sampai dengan berakhirnya jangka waktu pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Perusahaan Modal Ventura tidak juga memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, Menteri mencabut Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan dengan Keputusan Menteri Keuangan. a. Laporan Semesteran; dan b. Laporan Keuangan Tahunan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. (2) Laporan Semesteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sesuai dengan format dalam Lampiran XI. (3) Laporan semesteran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode semester yang bersangkutan berakhir. (4) Laporan sebagaimana dimaksud pada disampaikan secara lengkap dan benar. (5) Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik disampaikan paling lambat 4 (empat) bulan setelah tahun buku perusahaan berakhir. (6) Tahun buku sebagaimana dimaksud pada ayat (5), ditetapkan berdasarkan tahun takwin. ayat (1) wajib BAB XII PENGAWASAN Pasal 27 (1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Perusahaan Modal Ventura. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. BAB XV BAB XIII KETENTUAN PERALIHAN PENCABUTAN IZIN USAHA Pasal 36 Pembiayaan bagi hasil kepada PPU yang berbentuk Perseroan Terbatas yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan dalam tenggang waktu 6 (bulan) sejak ditetapkannya Peraturan Menteri ini dapat diteruskan sampai dengan berakhirnya masa pembiayaan. Setiap Perusahaan Modal Ventura wajib menyampaikan kepada Menteri: Pasal 28 (1) Pencabutan Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura dilakukan oleh Menteri. (2) Pencabutan Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Perusahaan Modal Ventura: Pasal 37 Ketentuan Pasal 14 tidak berlaku bagi Perusahaan Modal Ventura yang telah memperoleh Izin Usaha. Pasal 38 a. bubar; b. dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 Keputusan ini; c. tidak lagi menjadi Perusahaan Modal Ventura; d. melakukan penggabungan atau peleburan. Sanksi-sanksi yang telah diberikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988, dinyatakan tetap sah dan berlaku, dan untuk selanjutnya diselesaikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan ini. Pasal 29 Perusahaan Modal Ventura bubar karena: Pasal 39 a. keputusan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota; b. jangka waktu berdirinya perusahaan yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir; c. putusan pengadilan; atau d. keputusan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini: a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Usaha Modal Ventura; b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan; c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari 1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan Modal Ventura Daerah; Pasal 30 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Dalam hal Perusahaan Modal Ventura bubar karena keputusan rapat umum pemegang saham, likuidator wajib melaporkan hasil rapat umum pemegang saham kepada Menteri paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak rapat umum pemegang saham dilaksanakan. Pasal 40 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Pasal 31 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, berlaku pula bagi Perusahaan Modal Ventura yang bubar karena jangka waktu berdirinya sudah berakhir. MENTERI KEUANGAN, Pasal 32 (1) Dalam hal Perusahaan Modal Ventura bubar berdasarkan putusan pengadilan atau keputusan pemerintah, likuidator atau penyelesai wajib melaporkan pembubaran tersebut kepada Menteri paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap atau dikeluarkannya keputusan pemerintah. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilampiri: SRI MULYANI INDRAWATI a. Putusan pengadilan dan atau keterangan resmi yang menyatakan putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap; atau b. keputusan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pasal 33 (1) Perusahaan Modal Ventura yang melakukan perubahan kegiatan usaha sehingga tidak lagi menjadi Perusahaan Modal Ventura wajib melaporkan kepada Menteri paling lambatnya 15 (lima belas) hari sejak perubahan anggaran dasar disahkan oleh instansi berwenang. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilampiri: a. risalah rapat umum pemegang saham atau rapat anggota; b. perubahan anggaran dasar instansi berwenang; yang telah disahkan oleh Pasal 34 Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37, Menteri mencabut Izin Usaha. BAB XIV SANKSI Pasal 35 (1) Setiap Perusahaan Modal Ventura yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini dikenakan sanksi berupa peringatan, pembekuan kegiatan usaha, dan pencabutan Izin Usaha. (2) Peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan masa berlaku masing-masing 1 (satu) bulan. (3) Dalam hal masa berlakunya peringatan ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir dan Perusahaan Modal Ventura tetap tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Menteri menetapkan sanksi pembekuan kegiatan usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan. (4) Dalam hal masa berlaku peringatan berakhir jatuh pada hari libur nasional maka peringatan berlaku hingga hari kerja berikutnya. (5) Pembekuan kegiatan usaha diberikan secara tertulis untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan dan mulai berlaku sejak surat pembekuan ditetapkan. (6) Perusahaan Modal Ventura yang dikenakan sanksi pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilarang melakukan kont rak pembiayaan baru. (7) Dalam hal sebelum berakhirnya jangka waktu pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Perusahaan Modal Ventura telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri mencabut sanksi pembekuan kegiatan usaha. (8) Dalam hal sampai dengan berakhirnya jangka waktu pembekuan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Perusahaan Modal Ventura tidak juga memenuhi ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, Menteri mencabut Izin Usaha Perusahaan Modal Ventura yang bersangkutan dengan Keputusan Menteri Keuangan. BAB XV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 36 Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden ini, Perusahaan Pembiayaan dan Perusahaan Modal Ventura yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri tetap dapat melanjutkan kegiatannya dengan melakukan penyesuaian terhadap Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan. Pasal 37 Ketentuan Pasal 14 tidak berlaku bagi Perusahaan Modal Ventura yang telah memperoleh Izin Usaha. Pasal 38 Sanksi-sanksi yang telah diberikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988, dinyatakan tetap sah dan berlaku, dan untuk selanjutnya diselesaikan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan ini. Pasal 39 Dengan ditetapkannya Keputusan Menteri ini: a. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 469/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang Pendirian dan Pembinaan Usaha Modal Ventura; b. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan; c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 58/KMK.017/1999 tanggal 15 Februari 1999 tentang Pengawasan Kegiatan Perusahaan Modal Ventura Daerah; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 40 Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal MENTERI KEUANGAN, SRI MULYANI INDRAWATI Daftar lampiran: 1. Lampiran 1 : Permohonan Izin Usaha 2. Lampiran 2 : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha 3. Lampiran 3 : Laporan Perubahan Anggaran Dasar 4. Lampiran 4 : Laporan Perubahan Pemegang Saham 5. Lampiran 5 : Laporan Merger, Akuisisi,dan Konsolidasi 6. Lampiran 6 : Permohonan Izin Usaha Kantor Cabang 7. Lampiran 7 : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha Kantor Cabang 8. Lampiran 8 : Permohonan Izin Penutupan Kantor Cabang 9. Lampiran 9 : Laporan Pinjaman Subordinasi 10. Lampiran 10 : Perubahan Nama