SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT Oleh Dr

advertisement
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT
Oleh Dr. Hannas, Th.M, M.Th
Abstrak
Islam masuk ke Amerika diperkirakan pada abad XVI, Estevanico
dari Azamor menjadi muslim yang pertama, walaupun ada pendapat
nyatakan keberadaan Muslim di Amerika dibawa oleh imigran dari Timur
Tengah sekitar abad XIX. Yarrow Mamout, seorang budak Muslim Afrika
telah menjadi salah satu pemegang saham di bank Columbia, dan
perempuan pun mendapat kesempatan berpartisipasi untuk mengembangkan
Islam di Amerika. Amerika telah memberi kebebasan para Muslim untuk
menjalankan ajaran Islam, dan menjadi tempat bagi para Muslim untuk
menerapkan prinsip-prinsip hukum Islam.
Amerika menjadi negeri bagi kaum imigran, telah mengalami
kemajuan yang begitu pesat, mengalami perubahan ekonomi, teknologi,
budaya, demografi, dan sosial yang semakin lebih baik bahkan menjadi
pertanda dari modernisasi. Negara Amerika yang terus mengalami progresif
dibangun dengan moral yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Human rights
yang diterapkan di Amerika sejalan dengan hukum syariah Islam,
contohnya: memperjuangkan hidup bahagia, kebebasan atau kemerdekaan,
kemakmuran, dan hidup sehat. Kehidupan beragama yang plural dan
multikultural mendapat tempat yang sangat baik di Amerika. Umat Islam
yang Qur‟ani (sejati) semestinya memanfaatkan kesempatan untuk berada
di Amerika. Para Muslim di Amerika harus menunjukkan kesaksian hidup
yang Islami, sembari berdampingan dengan agama lain, yang peluknya
menjadi sandungan (menunjukkan kesaksian hidup yang buruk). Beberapa
pemeluk Islam menunjukkan sikap yang kurang terpuji, bahkan terorisme
memboncengi Islam untuk melakukan aksinya, hal ini menjadi tantangan
khusus bagi penyebaran Islam di Amerika. Argumentasi Islam yang
1
rahmatan lil ‘alamin dan praktek hidup yang benar merupakan kunci yang
membuktikan Islam bukanlah teroris.
Sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika dapat dibagi
dalam tiga periode: klasik, pertengahan dan modern, sangat diperngaruhi
oleh pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam, yang dalam
penyebarannya para pemimpin memimpin diwarnai dengan kecugiraan,
pertikaian, perebutan kekuasaan atau kepemimpinan, namun Islam tetap
melekat di hati para pemeluknya. Perkembangan Islam Amerika pada
gelombang terakhir tahun 1967 sampai sekarang, khususnya di abad XXI
Islam mengalami progress yang sangat signifikan sekalipun masih ada
masalah-masalah intern yang harus segera ditangani. Kepemimpinan Islami
sifanya efektif dan transformatif yang tentu selaras dengan Al-Quran dan
Hadist, secara konteks ditunjukkan dengan menciptakan perdamaian baik di
Amerika maupun bagi negara-negara yang sedang bertikai terutama negara
Islam. Komunitas Islam di Amerika mendapatkan perlindungan politik,
sosial dan keagamaan. Kesaksian mualaf karena alasan politik, menemukan
ajaran agama Islam yang lebih baik harus diberi ruang, sehingga Islam
dapat tersebarkan dengan cepat.
Keyword: Islam, Amerika, sejarah, perkembangan, penyebaran.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Islam masuk ke Amerika diperkirakan pada abad XVI, dimana seorang
yang bernama Estevanico dari Azamor menjadi muslim yang pertama
dalam sejarah Amerika, walaupun ada pendapat yang menyatakan
keberadaan Muslim di Amerika dibawa oleh imigran dari Timur Tengah
sekitar abad XIX.
Muslim Amerika telah membangun infrastruktur berupa masjid,
sekolah
dan
lembaga
hukum
(advokasi).
Islam
telah
mengami
perkembangan yang pesat di Amerika karena tidak menjadi asing, bahkan
mendapat tempat di hati masyarakat Amerika. Adam Lebor memberikan
argumentasi begitu jelas bahwa:
Tetapi Islam tidak asing bagi Amerika, karena sekian juta budak
Afrika yang dicerabut dari Afrika Barat dan dibawa ke Amerika
adalah Muslim. Yarrow Mamout, seorang budak Muslim Afrika
yang dibebaskan pada 1807, mungkin telah hidup sampai usia lebih
dari 128 tahun, menurut sebuah pamphlet yang diterbitkan oleh
Dewan Muslim Amerika, dan kemudian menjadi salah satu
pemegang saham di bank pembiayaan Amerika yang kedua,
Columbia Bank.1
Budak Afrika Islam di Amerika telah memberi pengaruh yang luar
biasa, Mamout hanyalah merupakan salah satunya dan masih banyak yang
lain. Hal lain menarik adalah wanita juga mendapat tempat di Amerika
untuk mengembangkan Muslim. Fatma Saleh dan Musthafa al-Qazwini
menyatakan bahwa:
1
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, terj. Yuliani Liputo, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan
Integritas, peny. Ahmad Baiquni (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), 304.
3
Islam telah merambah kawasan baru yaitu Barat. Kaum Muslimah
di Amerika Serikat menjadi semakin terlihat. Persoalan yang masih
mengganjal adalah, apakah ideologi dan syariat Islam akan cocok
bagi kalangan non-Muslim, khususnya perempuan, di Amerika
Serikat? Kalangan ulama Islam mesti mempertimbangkan hal ini
secara berhati-hati saat membuat aturan-aturan yang berkenaan
dengan kaum perempuan. 2
Perempuan ikut berpartisipasi untuk mengembangkan Islam di
Amerika, walaupun dalam tradisi Arab wanita mendapat perlakuan
diskriminasi yang tidak dapat disejajarkan dengan pria. Amerika telah
menerima Islam dengan sangat baik, sehingga umat Islam dapat melakukan
ibadah dan menghidupkan Islam di Amerika. Umat Islam di Amerika tidak
merasa Amerika menjadi lawan yang menghalangi untuk menjalankan
ajaran Islam. Kebebasan yang diperoleh, menyebabkan umat Islam dari
berbagai tempat atau penduduk asli di Amerika merasa Amerika adalah
negara tempat para “Muslim” yang mendukung untuk menerapkan prinsipprinsip hukum Islam.
2
Fatma Saleh dan Musthafa al-Qazwini, A New Perspective: Woman in
Islam, terj. Arif Mulyadi, Fitria al Habyi, Perempuan Amerika Menggugat Islam,
peny. Babahusein, cet. Pertama (Jakarta: MADIA Publisher, 2008), 286.
4
BAB II
KONTEKS KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, PELUANG
DAN TANTANGAN PENYEBARAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT
A. Konteks Kehidupan Bermasyarakat di Amerika Serikat
Amerika menjadi negara yang merdeka pada tanggal 4 Juli 1776.
Amerika merupakan negeri bagi kaum imigran. Tahun 1790 Amerika
melakukan sensus penduduk yang pertama dan terdapat sekitar 4 juta jiwa.
Mayoritas kaum imigran sekitar abad XVIII berasal dari Eropa Utara, pada
abad XIX berasal dari Eropa Selatan dan Timur.
Amerika Serikat telah mengalami kemajuan yang begitu pesat, dan
jangkauan perubahan ekonomi, teknologi, budaya, demografi, dan sosial
yang tidak pernah kendur. Amerika Serikat sering menjadi pertanda dari
modernisasi, tanda perubahan yang pasti akan yang terjadi di negara-negara
dan masyarakat lain di dunia yang makin saling bergantung dan saling
berhubungan.3 Jadi secara sosial Amerika merupakan negara yang maju dan
memjadi barometer untuk suatu perubahan yang lebih baik dalam banyak
bidang. Di sisi yang lain masyarakat Amerika merupakan penduduk yang
hidup secara eksklusif. Imam Feisal Abdul Rauf menjelaskan:
Cara hidup orang Amerika adalah individualistis, dinamis,
pragmatis, menegaskan ketinggian nilai dan harkat individu, yang
berjuang untuk maju dan ingin dinilai berdasarkan keberhasilannya:
perbuatan-perbuatan adalah kriteria utama. 4
Kehidupan orang Amerika berorientasi pada pengejaran hidup yang
berhasil, terkadang menyebabkan gaya hidup menjadi berubah dan
3
Biro Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri A. S,
Garis Besar Sejarah Amerika, terj. Michelle Anugerah, peny. Adhitya Chandra
Maas, Dian Lumbantoruan, Juniardi R. Indar (2005), 438.
4
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, terj. Dina Mardina dan M. Rudi Atmoko, Seruan Azan
WTC: Dakwah Islam di Jantung Amerika Pasca 9/11, peny. Ahmad Baiquni dan
Andityas Prabantoro, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 105.
5
progresif. Namun tidak boleh dilupakan bahwa negara Amerika dibangun
(didirikan) dengan moral dengan nilai-nilai Islam, hal ini menjadi sangat
penting bagi masyarakat Islam Amerika. Rauf menulis:
Para pendiri Amerika menggariskan fondasi moral sebuah
masyarakat bebas – dan dalam prosesnya, sebuah masyarakat yang
sesuai
dengan
nilai-nilai
Ibrahim
[Islam].
Kepercayaan-
kepercayaan ini bersifat mendasar bagi seluruh rakyat Amerika dan
boleh dibilang membentuk “agama Amerika” atau kepercayaan
yang dianut dan diyakini oleh seluruh rakyat Amerika. Hal ini juga
merupakan kepercayaan-kepercayaan yang mendasar bagi seluruh
umat Islam, yang menganggap kepercayaan-kepercayaan ini adalah
sangat penting bagi Islam.5
Jadi jelaslah bahwa masyarakat Amerika dibangun di atas moral yang
tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Hak-hak yang menjadi milik
setiap orang diberikan sehingga setiap orang layak untuk mendapatkan
kehidupan dan kebebasan yang diharapkan. Rauf memberikan penjelasan
bahwa:
Para pendiri Amerika Serikat menyebutkan satu demi satu hak-hak
yang tak dapat dicabut seperti hak hidup, kebebasan, dan
kepemilikan
(kata
kepemilikan
diganti
dengan
pencarian
kebahagiaan). Jika kita bandingkan daftar hak-hak dalam deklarasi
dengan daftar hak-hak dalam Hukum Sya„ah, kita temukan
keduanya mencantumkan hak hidup dan kita dapat mengatakan
bahwa kebebasan dan pencarian kebahagiaan dalam deklarasi
dalam hukum Syari„ah. 6
Human rights yang diterapkan di Amerika sejalan dengan hukum
syariah Islam, hal ini menujukkan bahwa Amerika demokrasi, memberikan
5
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 103.
6
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 107.
6
kebebasan, dan mewujudkan ajaran Ibrahim.”7 Federal Amerika berupaya
keras agar masyarakat Amerika mengalami pencapaian kebahagiaan,
kesehatan dan kemakmuran. Imam Feisal Abdul Rauf selanjutnya
memberikan penjelasan bahwa:
Federal Amerika berperan penting bagi hak pencarian kebahagiaan
dalam Konstitusi Amerika, yang merupakan bagian dari ajaran
Ibrahim, karena kemakmuran relatif tidak dapat dibayangkan tanpa
kehadiran Federal Amerika dan peran vital yang dijalankannya
dalam menjamin kesehatan perekonomian Amerika. 8
Hidup bahagia, kebebasan atau kemerdekaan, kemakmuran, hidup sehat
yang diupayakan pemerintah Amerika sangat mencirikan ajaran Islam,
sebagaimana yang juga dinyatakan oleh Rauf:
Orang-orang Amerika mengakui bahwa pemerintahan yang benar –
pemerintahan yang paling mendekati ajaran Ibrahim tentang
kemerdekaan manusia, kebebasan, dan kebahagiaan manusia –
adalah berdasarkan keseimbangan kekuasaan pusat-pusat yang
memegang dan menjalankannya.9
Jadi jelaslah bahwa Amerika merupakan negara yang hukum-hukumnya
dibangun tidak bertentangan dengan hukum-hukum atau syariat Islam sebab
pemerintah memberi peluang dan dukungan agar masyarakat memperoleh
kebebasan menjalankan ajaran agama dan bereksplorasi untuk menemukan
7
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 104-105. Demokrasi dan kebebasan yang dimaksudkan
politik, ekonomi, dan sosial. Secara politik keyakinan Amerika terungkap dalam
nilai-nilai dan hak-hak yang disebutkan dalam Deklarasi Kemerdekaan dan
Konstitusi Amerika; secara ekonomi, pandangan dunia ini terwujud dalam bentuk
perusahaan yang bebas dan ekonomi pasar bebas; secara sosial, dalam
egalitarianism dan kepedulian kepada anggota-anggota masyarakat yang
terpinggirkan. Hal-hal tersebut mengungkapkan adanya ajaran Ibrahim atau Islam
8
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 119.
9
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 114.
7
kehidupan yang lebih bernilai. Kehidupan masyarakat yang plural secara
agama, dan multikultural mendapat tempat yang sangat baik di Amerika.
B. Peluang Penyebaran Islam di Amerika Serikat
Amerika merupakan negara yang memberi peluang besar untuk
menyebarkan agama Islam, semua orang mendapatkan kesempatan untuk
bisa tinggal di Amerika, sebagaimana yang dinyatakan oleh Adam Lebor
bahwa:
Amerika masih merupakan tanah yang dijanjikan bagi Muslim di
seluruh dunia, bahkan untuk banyak Islam radikal ekstrem di Timur
Tengah, yang mencela “Setan Besar” sembari mencari tahu
bagaimana cara mendapatkan visa turis atau Green Card untuk izin
tinggal di negara yang mereka klaim sebagai sarang kebejatan dan
kesesatan.10
Begitu besarkan kesempatan untuk berada di Amerika, sehingga Islam
radikal pun mendapat kesempatan untuk melakukan aksinya. Dengan
kondisi yang demikian Islam yang Qur‟ani (sejati) semestinya harus
cekatan untuk memanfaatkan kesempatan untuk berada di Amerika, guna
melakukan penyebaran Islam sebagaimana yang diperintahkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Adam Lebor memberikan keterangan:
Dari semua negara Barat yang memiliki minoritas Muslim yang
cukup besar, Amerika Serikat adalah yang menawarkan tantangan
terbesar bagi kaum Muslim yang ingin hidup sepenuhnya sebagai
orang Amerika, sembari tetap menjaga dan menghidupkan warisan
Islam mereka. 11
10
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, terj. Yuliani Liputo, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan
Integritas, peny. Ahmad Baiquni (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), 303.
11
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 305.
8
Kesempatan hidup di Amerika semestinya dimanfaatkan sebaik
mungkin untuk memberikam kesaksian hidup yang Islami, di tengah-tengah
kesaksian hidup beberapa orang Kristen dan Yahudi di Amerika yang
menjadi sandungan yang ditunjukkan dengan rasisme dan pemeras, Adam
Labor mengungkapkan bahwa:
Kekristenan dipandang oleh banyak orang sebagai iman rasis yang
dipaksakan majikan budak-budak pada orang kulit hitam Amerika,
sedangkan Yudaisme mereka pandang sebagai agama para tuan
tanah dan pemeras. Oleh karena itu, tinggallah Islam dengan
pesannya tentang perbaikan diri dan persaudaraan. Bahwa banyak
orang kulit putih Amerika yang memiliki rasa ketidakpercayaan
mendalam tentang Islam dan kaum Muslim justru makin
meningkatkan daya tariknya bagi banyak orang Afrika-Amerika.12
Islam di Amerika mendapatkan kesempatan untuk menampilkan
kehidupan yang baik, bersaudara dan memberikan daya tarik yang positif
yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat Amerika. Di tengah-tengah
peluang untuk menyerbarkan Islam di Amerika, maka tantangan pun tidak
bisa dihindari. Tantangan kehidupan umat Islam di Amerika adalah budaya
pergaulan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Adam Labor bahwa “Ada
perbedaan
besar
antara
cara
hidup
Islam
dan
cara
Amerika.
Homoseksualitas, kencan, Anda tidak perlu melakukan hal-hal ini untuk
mengetahui bahwa itu buruk. Berkencan kami percayai sebagai sebuah
dosa.”13 Jadi Islam sekalipun berada di negara demokrasi. Liberal harus
tetap mempertahankan kesucian personal. Kehidupan yang berkenan kepada
Allah menjadi ciri khas dan menjadi kunci untuk menyebarkan Islam di
Amerika.
12
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 311.
13
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 305-306.
9
C. Tantangan Penyebaran Islam di Amerika Serikat
Tantang dalam menyebarkan Islam di Amerika adalah kesaksian dari
beberapa pemeluk Islam yang menjadi sandungan (buruk), berupa sikap
ektrim yang tidak terpuji sebagaimana yang dijelaskan oleh Adam Lebor:
Kaum Muslim telah terlibat dalam atau melakukan dua tindakan
terorisme di tanah Amerika dalam beberapa tahun terakhir:
pembunuhan ekstrem kanan Rabbi Meir Kahane di New York pada
1990, dan bom di New York World Trade Center pada Februari
1993. El Sayyid A. Nosair dipenjarakan atas tuduhan menembak
mati Rabbi Kahane, meskipun ia lolos Zogby dengan cepat
mengutip statistik FBI bahwa terdapat lebih dari enam puluh lima
tindakan teroris di tanah AS antara 1981 ke 1992, yang diantaranya
hanya dua yang dilakukan oleh orang Arab dan Muslim.14
Peristiwa pembunuhan terhadap Rabbi Meir Kahane dan pemboman di
New York World Trade Center tahun 1993, hanyalah kasus yang mencuat
di permukaan, artinya masih ada lagi peristiwa-peristiwa buruk yang
didalangi oleh Islam ekstrim di Amerika. Perilaku menyedihkan oleh
kelompok teroris yang mengatas namakan dirinya Islam, yang masih hangat
adalah tragedi 11 september 2001 di New York.
Menurut Shamsi Ali tragedi 11 September 2001 di New York
mungkin telah membawa semacam rahmat yang tersembunyi bagi
kami umat Islam. Meski semua Muslim disalahkan atas seranganserangan tersebut, buntutnya banyak orang Amerika memutuskan
untuk belajar lebih banyak mengenai apa sejatinya Islam. 15
14
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 3016-317.
15
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid
Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, terj.
Khairi Rumantati, Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang
Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi, peny. Agus Susanto, cet. Pertama
(Bandung: PT. Mizan Publika, 2014), 293.
10
Jadi terorisme di Amerika telah menjadi tantangan, namun umat Islam
tidak boleh menciut atau menghentikan penyebaran Islam. Sebaliknya harus
menggunakannnya sebagai moment untuk menunjukkan: Islam bukanlah
terorisme dan terorisme bukanlah Islam dengan cara mensosialisasikan
Islam yang rahmatan lil ‘alamin baik melalui argumentasi yang akurat
maupun praktek hidup yang benar.
11
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI AMERIKA SERIKAT
A. Perkembangan Islam Pra Islam di Amerika
Sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika dapat dibagi dalam
tiga periode: klasik, pertengahan dan modern. Periode klasik (650-1250 M)
merupakan jaman kemajuan dan dibagi dalam dua fase. Pertama, fase
ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). Di zaman daerah
Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spayol di Barat dan melalui
Persia sampai ke India di Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada
kekuasaan Khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah,
kemudian di Damsyik dan terakhir di Baghdad. 16 Kedua, fase disintegrasi
(1000-1250 M), masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai
pecah, kekuasaan Khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas
dan dihancurkan oleh Hulagu di tahun 1258 M. Khilafah sebagai lambang
kesatuan politik umat Islam hilang.17 Periode pertengahan (1250-1800 M)
juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase kemunduran (1250-1500 M),
di zaman ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat.
Perbedaan antara Sunni, Syi‟ah demikian juga antara Arab dan Persia
bertambah nyata. Kedua, fase Tiga kerajaan besar (1500-1800 M) yang
dimulai dengan jaman kemajuan (1500-1700 M) dan zaman kemunduran
(1700-1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksudkan adalah kerajaan
Usmani (Ottoman Empire) di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan
Mughal di India. Di masa kemajuan, ketiga kerajaan besar ini mempunyai
kejayaan masing-masing terutama dalam bentuk literatur dan arsitek.
18
Periode modern (1800 dan seterusnya) merupakan zaman kebangkitan umat
16
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, cetakan ke – 13 (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), 5.
17
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, 5.
18
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, 6.
12
Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan
kelemahannya, menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah muncul
peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam. Rajaraja
dan
pemuka-pemuka
Islam
mulai
memikirkan
bagaimana
meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Di periode modern
inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam. 19
Islam berarti tunduk kepada Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam
Al-Quran bahwa Dan siapakah yang lebih baik perkataanya daripada orang
yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata,
“Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah
diri)?”20 Istilah islam berarti “tunduk patuh,”21 itulah sebabnya umat Islam
harus berserah diri atau tunduk atau patuh yang sepenuhnya kepada Allah
dalam artian menjalankan kehendak Allah.
Islam dalam perkembangannya tidak statis namun dinamis itulah
sebabnya muncul berbagai pemikiran keagamaan Islam. Islam tidak lagi
dapat dipahami sebagai sesuatu yang tunggal melainkan jamak. Hal ini
tidak berarti Islam terpecah-pecah, namun lebih dapat dipahami sebagai
tindakan proaktif untuk memahami Islam dengan baik. Jenis pemikiran
keagamaan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi perilaku, baik
dalam masyarakat, keluarga maupun pekerjaan. Jadi jelaslah pemahaman
keagamaan yang dimiliki seseorang sangat terkait dengan efektifitas yang
dilakukannya. Penyebaran Islam di suatu tempat atau negara berakar pada
akulturasi pada kebudayaan dan kelembagaan sosial.
19
22
Itulah sebabnya
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, 6.
20
Al-Qur’an dan Terjemah dengan Transliterasi Arab – Latin (Surabaya:
Karya Agung, 2006), 887. Surah ke 41, Fussilat ayat 33.
21
Imam Feisal Abdul Rauf, Moving the Mountain: Beyond Ground Zero to
a New Vision of Islam in America, terj. Zulkarnaen Ishak, Islam Amerika: Refleksi
Seorang Imam di Amerika tentang Keislaman dan Keamerikaan (Bandung: PT
Mizan Publika, 2013), 246.
22
Imam Feisal Abdul Rauf, Moving the Mountain: Beyond Ground Zero to
a New Vision of Islam in America, 132.
13
Islam di Mekkah, Madinah, Iran, Indonesia, Mesir, Amerika dan lain-lain
berbeda. Namun umat Islam dimanapun dapat melakukan ibadah dan
menjalankan ajaran Islam dengan baik sekalipun dalam bentuk yang
bervariasi yang tidak menutup kemungkinan dapat dipengaruhi oleh
budaya, hukum, dan politik setempat.
Pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam sangat dipengaruhi oleh
sejarah perkembangan Islam pada fase pertama, di mana Nabi Muhammad
SAW menyiarkan agama di Mekkah, suatu kota yang dipimpin oleh suku
bangsa Quraisy. Pada abad VI penyebaran Islam dilakukan melalui dagang
mengalami kendala dikarenakan adanya perlawanan perang, sehingga tidak
menguntungkan secara finansial. 23 Perdagangan dikuasai oleh orang-orang
kaya yang mengakibatkan Nabi Muhammad terpaksa meninggalkan
Mekkah kemudian pergi ke Yasrib pada tahun 622 M.
Mata pencaharian masyarakat Yasrib berbeda dengan masyarakat
Mekkah, mereka umumnya bertani, masyarakatnya pun tidak homogen
(bangsa Arab dan Yahudi). Bangsa Arab terbagi dua suku: al-Khazraj dan
al-‟Aus, kedua suku tersebut bersaing untuk menjadi kepala dalam
masyarakat Madinah, itulah sebabnya mereka membutuhkan seorang hakam
(pengantara yang netral). Nabi Muhammad SAW memberi nama kota
Yasrib dengan baru Madinah al-Nabi, dan mendamaikan kedua suku arab
yang bertikai tersebut bahkan menjadi kepala masyarakat di Madinah. Jadi
23
Jalan dagang Timur – Barat berpindah dari Teluk Persia – Euphrat di
Utara dan Laut Merah – Perlembahan Neil di Selatan, ke Yaman – Hijaz – Syria.
Peperangan senantiasa terjadi antara kerajaan Byzantin dan Persia mengakibatkan
jalan Utara tidak menguntungkan bagi dagang. Mesir berada dalam kekacauan,
akibatnya dagang melalui pelembahan Neil tidak menguntungkan. Jalur dagang
Timur – Barat pun pindah ke Semenanjung Arabia, sehingga Mekkah yang terletak
di tengah-tengah garis perjalan dagang menjadi kota dagang. Para pedagang dari
Timur pergi ke Selatan untuk membeli barang-barang, kemudian membawa ke
Utara untuk dijual di Syria. Kota Mekkah menjadi kota transit dagang yang
mengakibatkan menjadi kaya, namun perdagangan di kota Mekkah dikuasai oleh
orang-orang Quraisy yang ada di Mekkah dan mereka menjadi sangat berpengaruh
dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Muhammad SAW yang miskin
berprofesi sebagai gembala domba. Lihat Harun Nasution, Teologi Islam: Aliranaliran, Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: Universitas Indonesia, 2013), 3-4.
14
Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi kepala agama namun juga
menjadi kepala pemerintah, dan di kota Madinah beliau mendirikan
kekuasaan politik yang sebelumnya tidak ada. Ketika Nabi Muhammad
SAW meninggal dunia Islam telah berkembang di Madinah bahkan
meliputi seluruh Semenanjung Arabia, Islam tidak lagi hanya merupakan
sistem agama melainkan juga sistem politik. Pengganti beliau atau
khilafah24 adalah Abu Bakr, juga anak Abu Bakr saudara Aisyah kemudian
terjadi regenerasi oleh Umar Ibn al-Khattab dan kemudian diganti oleh
Usman Ibn Affan. Setelah Usman wafat, maka digantikan oleh Ali, namun
Mu‟awiyah sebagai Gubernur Damaskus dan keluarga dekat Usman tidak
mengakui Ali sebagai khalifah. Mu‟awiyah menuntut agar orang-orang
yang telah membunuh Usman dibunuh dan menuduh Ali terlibat dalam
pembunuhan terhadap Usman, walaupun sebenarnya pembunuhan tersebut
dilakukan oleh Muhammad Ibn Abi Bakr, anak angkat dari Ali Ibn Abi
Thalib. Dikarenakan Ali tidak menghukum pembunuh Usman, namun justru
mengangkatnya menjadi Gubernur Mesir. Pertempuran pun terjadi di Siffin
antara golongan Ali dan golongan Mu‟awiyah. Selanjutnya Ali dalam
kepemimpinannya mengalami perlawanan dari dua golongan, yakni: alKhawarij dan Mu‟awiyah. Setelah Ali Ibn Abi Talib, maka dengan mudah
Mu‟awiyah mendapatkan pengakuan menjadi khalifah umat Islam pada
tahun 661. Persoalan-persoalan politik tersebut menjadi penyebab
terciptanya persoalan-persoalan teologi (pemikiran keagamaan).
24
Khalifah (Arab: ‫ خ ل ي فة‬Khalīfah) adalah gelar yang diberikan untuk
pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570-632).
Khalifah juga sering disebut sebagai Amīr al-Mu’minīn (‫ )ال مؤم ن ين أم ير‬atau
“pemimpin orang yang beriman”, atai “pemimpin orang-orang mukmin”, yang
kadang-kadang
disingkat
menjadi
“amir.”
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Khalifah. Diakses tanggal 12 Desember 2013.
15
Setelah Umar, Usman, Ali wafat, maka persaingan yang muncul
menghadapi tantangan baru yakni masalah politis-teologis: Imamah.25
Namun mayoritas kaum Ansar membentuk oposisi guna memberikan
argumentasi-argumentasi keagamaan melalui partai al-Syi’ah sekalipun
ketiga khalifah di atas telah meletakkan dasar-dasar yang terkait dengan
ibadah, praktek administratif dan yudikatif.26 Oposisi Syi‟ah dan Khawarij
yang berhadapan dengan penguasa-penguasa dinasti Ummayah telah
menyusun administrasi yang efektif dan kemudian menjadi ajaran yang
mempengaruhi perkembangan Islam. Islam yang resmi selanjutnya disebut
Sunni diperkaya oleh norma-norma dan pengertian-pengertian yang
berdasar pada tiga kerangka tunggal, yakni syari’ah, ilmu-ilmu instrumental
dan dasar-dasar teoritis.27 Jadi sejarah perkembangan Islam pra Islam di
Amerika yang mencakup periode klasik, pertengahan dan modern, sangat
diperngaruhi oleh pemikiran keagamaan Islam atau teologi Islam, yang
dalam penyebarannya para pemimpin memimpin diwarnai dengan
kecugiraan, pertikaian, perebutan kekuasaan atau kepemimpinan, namun
Islam tetap melekat di hati para pemeluknya.
B. Perkembangan Islam di Amerika dalam Lima Gelombang
Amerika merupakan negara yang memberikan kebebasan untuk
melakukan perintah agama, salah satunya adalah Islam. Thomas Jefferson
pada tahun 1765, sebelas tahun menjelang deklarasi kemerdekaan Amerika
Serikat (AS), membeli Al-Quran sebagai bukti beliau berminat untuk
mempelajari tentang Islam, kemudian tahun 1776 Jefferson membayangkan
25
Imamah (Bahasa Arab: ‫ )إمام‬adalah sebuah terminology Syi‟ah yang
berarti Kepemimpinan. Dalam Sunni dapat disamakan dengan Khalifah. Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Imamah. Diakses tanggal 12 Desember 2013.
26
M. Arkoun, Membedah Pemikiran Islam, terj. Hidayatullah, peny
Ahmad Rofi‟ Usmani (Bandung: Pustaka, 2000), 7.
27
Arkoun, Membedah Pemikiran Islam, 8.
16
bahwa kaum Muslim akan menjadi masa depan bagi Amerika. 28 Jefferson
adalah salah satu pendiri negara Amerika tertarik pada ide-ide pencerahan
perihal toleransi Muslim untuk menciptakan landasan praktis pemerintahan
Amerika. Islam di beberapa tahun terakhir menjadi agama yang menarik
karena fakta menunjukkan bahwa Islam dapat berkembang dengan baik di
Amerika.29 Sejarah perkembangan Islam di Amerika dimulai awal abad
XVI yang mana seorang yang bernama Estevanico dari Azamor menjadi
pemeluk Islam pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara.30 Hal
ini bertentangan dengan pemikiran bahwa Islam masuk Amerika ditandai
oleh kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir
abad ke XIX. Migrasi Islam yang terjadi di Amerika terjadi dalam periode
yang berbeda, yang selanjutnya disebut “gelombang.” 31
Sejarah perkembangan Islam di Amerika dapat dibagi dalam lima
gelombang. Gelombang pertama, melalui imigrasi yang berlangsung hingga
perang dunia I (1875-1912). Gelombang pertama tersebut berasal dari
Syria, Jordania, Palestina dan Libanon yang berada dalam pemerintahan
Utsmani. Gelombang kedua, berlangsung tahun 1918-1922, setelah perang
dunia I. Gelombang ketiga, tahun 1930-1938. Gelombang ini terkondisikan
karena kebijakan imigrasi Amerika Serikat memberikan prioritas kepada
mereka yang memiliki anggota keluarga menetap di Amerika Serikat.
Gelombang keempat, tahun 1947-1960, imigrasi berasal dari Timur Tengah,
India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Sejak tahun 1520 budakbudak dari Afrika didatangkan ke Amerika Utara, sekitar 500.000 jiwa
28
Denise A. Spellberg, Thomas Jefferson’s Qur’an: Islam and the
Founders, terj. Adi Toha, Kontroversi Al-Quran Thomas Jefferson (Jakarta: PT.
Pustaka Alvabet, 2014), 3.
29
Alwi Shihab dalam kata pengantar buku yang ditulis oleh Jane I. Smith,
Islam di Amerika (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), viii.
30
Edward L. Queen II, Stephen R. Prothero and Gardiner H. Shattuck, Jr,
The Encylopedia of American Religious History. Volume 1. Third Edition. (New
York: Facts on File Library of American History, 1996), 7.
31
Jane I. Smith, Pola-pola Imigrasi Islam, Kehidupan Muslim di Amerika
(Jakarta: Kantor Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri AS,
2005), 14.
17
dikirim atau 4,4% dari total 11.328.000 budak yang ada. 32 Sekitar 50%
budak atau tidak kurang dari 200.000 budak didatangkan dari daerah-daerah
Afrika yang dipengaruhi oleh Islam. 33 Gelombang kelima, tahun 1967
sampai sekarang. 34 Kaum muslim adalah minoritas yang baru di Amerika
Serikat pada abad tersebut, jumlah mereka tumbuh pesat pada tahun 1970an dan 1980-an ketika perang dan perselisihan merebak di Turki,
Afghanistan, Levant dan Anak-Benua India, dan gelombang besar imigran
berdatangan. Lebih dari separuh Muslim Amerika, 56 persen, adalah
perantau, dan sisanya lahir di sana.35 Gelombang kelima ini menarik untuk
diperhatikan sebab di masa ini Amerika Serikat memberi peluang untuk
orang-orang berbakat dari berbagai belahan dunia manapun untuk bekerja
sesuai dengan kemampuannya. Masa ini juga dapat dinyatakan sebagai
gelombang kebangkitan Islam karena ada upaya untuk menciptakan
lingkungan yang Islami di Benua Amerika. Tujuan yang mulia tersebut
diwujudkan melalui berbagai cara. 36 Mayoritas penduduk Islam di Amerika
Utara berasal dari Afrika yang selanjutnya disebut sebagai Amerika –
Afrika. Orang Afrika memeluk Islam di Amerika dikarenakan tiga alasan
utama: pertama, adanya kesadaran bahwa warisan Islam dari zaman
perbudakan telah hilang. Kedua, berkembangnya gerakan-gerakan religius
32
Hugh Thomas, The Slave Trade: The Story of the Altalantic Slave Trade,
1440-1870 (New York: Touchstone Rockefeller Center, 1997), 57.
33
Michael A. Koszegi, J. Gordon Melton, Islam in North America: A
Sourcebook (New York: Garland Publishing Inc., 1992), 26-27.
34
Dalam tulisan C. Eric Lincoln, The Black Muslims in America (Trenton:
Africa World Press, 1994) dijelaskan secara lengkap kelima gelombang imigrasi
tersebut.
35
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America,, 303-304.
36
Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the
Modern Islamic World, terj. Eva Y. N., Femmy S., Jarot W., Poerwanto, Rofik S.,
Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, cet. II, Jilid 6 (Bandung: Mizan, 2002),
406, menjelaskan cara atau metode yang dilakukan antara lain: menciptakan
lingkungan islami di Benua Amerika. Hal itu akan dilakukan lewat dakwah,
sekolah Islam, publikasi, membangun masjid dan pusat Islam, ikut berpolitik,
hubungan masyarakat, dan mengembangkan lembaga keuangan Islam, seperti
perbankan bebas bunga.
18
semu-Islam baru di kalangan orang Amerika-Afrika pada abad ke-20.
Ketiga, adanya kecenderungan menyatu dalam komunitas Islam Amerika
Afrika ketika berada di lembaga pemasyarakatan.
Islam Amerika mayoritas diwarnai dengan Sunni dan sedikit Syi‟ah.
Pemikiran keagamaan Islam seseorang sangat mempengaruhi pemikiran
dan perilaku orang tersebut. Sebagai contoh Islam di Amerika Utara
memiliki organisasi Islamic Society of North America (ISNA) atau
Masyarakat Islam Amerika Utara yang merupakan kelompok Sunni. 37
Alwi Shibab memberikan komentar terhadap perkembangan Islam di
Amerika bahwa jumlah pemeluk agama Islam di Amerika terus bertambah
dengan pesat. Masyarakat Amerika juga telah melahirkan banyak tokoh
diantaranya Elijah Muhammad, Malcolm X. Imam Warith D. Mohammad
(anak Elijah), Louis Farakhan, anak didik Malcolm dan lainnya.38 Jadi
jelaslah bahwa Islam akhir-akhir ini menjadi bertumbuh secara signifikan di
Barat dan menjadi agama terbesar kedua di beberapa bagian Eropa dan
menjadi terbesar ketiga di Amerika. 39 Orang-orang berlatar belakang Islam
dapat dijumpai di antara para penjelajah, pedagang, dan pemukim yang
37
Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the
Modern Islamic World, 407-408, menjelaskan bahwa ISNA sangat menekankan
nilai-nilai keluarga Muslim, dakwah, pendidikan Islam, kegiatan pemuda, aktivitas
politik, penerbitan Islam, hubungan kerja sama dan berkesinambungan dengan
kelompok-kelompok dan negara-negara Muslim, membantu pengembangan masjid
dan pusat baru, dan sebagainya. ISNA dan kelompok-kelompok Islam lain sangat
memedulikan pengembangan fiqih yang sesuai dengan tradisi Islam arus utama dan
secara bertanggung jawab adaptif terhadap keadaan baru dan masalah-masalah
kaum Muslim yang hidup sebagai minoritas di Barat.
38
Smith, Islam di Amerika, ix.
39
Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the
Modern Islamic World, terj. Eva Y. N., Femmy S., Jarot W., Poerwanto, Rofik S.,
Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, cet. Kedua, Jilid 6 (Bandung: Mizan,
2002), 346.
19
mengunjungi Dunia Baru sejak zaman Columbus. 40 Harun Yahya
menyatakan bahwa jumlah umat Islam di dunia mengalami pertambahan
yang signifikan. Tahun 1973 jumlahnya sekitar 500.000.000, namun 20
tahun kemudian mencapai 1,5 miliar. 41 Jumlah tersebut semakin bertambahtambah. Selanjutnya perkembangan Islam setelah peristiwa World Trade
Center (11/9/2001) diakui oleh Imam Besar Islamic Centre of New York
yakni M. Shamsi Ali, hal ini dikarenakan keinginan tahuan tentang Islam
yang benar mulai dipahami. Berbagai golongan agama dan profesi mulai
menjadi mualaf, salah satunya yang terkenal ialah George Green sebagai
manajer artis-artis hip hop kenamaan dunia seperti Jay-Z dan Kanye West,
pada tahun 2011, Green memutuskan untuk menjadi Islam setelah belajar 5
tahun tentan Islam.42 Potensi Islam menjadi semakin berkembang di
Amerika dikarenakan Amerika sejalan dengan syariat Islam. Shamsi Ali
menyatakan hal yang serupa bahwa: “Dengan berani saya menjawab bahwa
tidaklah berlebihan untuk mengatakan Amerika lebih Islami dan lebih
sejalan dengan Syariah dibandingkan banyak negara Muslim. Konstitusi AS
sejatinya sangat sejalan dengan prinsip-prinsip keadilan, persamaan derajat,
toleransi, mengakui setiap orang. Dan meski merupakan negara yang
sekuler, penduduk Amerika Serikat sesungguhnya sangat religious.” 43 Sejak
40
Jhon L. Esposito, Editor Kepala, The Oxford Encyclopedia of the
Modern Islamic World, 404. Jhon L. Esposito selanjutnya menjelaskan bahwa
sejumlah kaum Muslim baru tiba di Amerika pada akhir 1800-an, ketika orangorang Arab dari Suriah Raya, khususnya, mulai berdatangan. Mereka mengalami
kesulitan beridentitas Muslim, namun ada aktivitas di komunitas dan masjid,
misalnya di Cedar Rapids, Iowa, dan Edmonton Alberta, tempat komunitaskomunitas Muslim semakin kuat dan semakin banyak dewasa ini.
41
Harun Yahya, Islam: Agama yang Paling Cepat Berkembang di Eropa.
Diakses melalui http://id.harunyahya.com/id/Artikel/4498/islam-agama-yangberkembang-paling. Tanggal 19 Desember 2013.
42
http://www.cangcut.net/2013/04/perkembangan-islam-di-amerikaeropa.html. Diakses tanggal 19 Desember 2013.
43
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid
Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, terj.
Khairi Rumantati, Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang
Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi, peny. Agus Susanto, cet. Pertama
(Bandung: PT. Mizan Publika, 2014), 291.
20
akhir abad ke-20 secara umum Islam mengalami pertumbuhan atau
penambahan jumlah pemeluk yang semakin signifikan dan demikian pula
dengan keragaman komunitas Muslim di Amerika sebab sebelum peristiwa
11 September 2001, Islam kerap dilukiskan sebagai agama yang tumbuh di
Amerika. Namun, kelemahan terbesar Islam Amerika terletak pada tradisi,
padahal kontinuitas para sarjana akan mampu menstabilkan komunitas dan
melindunginya dari ekses-ekses ekstremisme. Selain itu, institut keagamaan
publik Islam kurang berkembang, karena komunitas Islam Amerika begitu
kecil dan terpecah-pecah.
44
Jadi masalah utama yang harus diperbaiki
adalah kesatuan, agar tidak terkotak-kotak lagi dalam organisasi melainkan
tetap merasakan menjadi bagian yang tak terpisahkan di antara semua
Muslim Amerika.
C. Kemimpinan Islami dalam Penyebaran Islam di Amerika abad
XIX-XXI
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern memasuki dunia
Islam, terutama sesudah pembukaan abad ke – 19, yang dalam sejarah Islam
dipandang sebagai permulaan periode modern. Kontak dengan dunia barat
selanjutnya membawa ide-ide baru ke dunia Islam seperti rasionalisme,
nasionalisme, demokrasi dan sebagainya. Semua ini menimbulkan
persoalan-persoalan baru, dan pemimpin-pemimpin Islam pun mulai
memikirkan cara mengatasi persoalan-persoalan baru itu.45 Hayatullah
Laluddin dalam jurnal yang berjudul Conception of Society and Its
Characteristics from an Islamic Perspective menyatakan bahwa dibutuhkan
pemimpin yang memiliki spiritual, moral, nilai-nilai dan etika dalam
memimpin. Penerapan kepemimpinan Islam tidak memisahkan agama
44
Stephen Sulaiman Schwartz, Dua Wajah Islam: Moderatisme vs
Fundamentalisme dalam Wacana Global, terj. Hodri Ariev, peny. Ade Buchori dan
Ali Noer Zaman (Jakarta: Balantika bekerja sama dengan LibForAll Foundation,
The Wahid Institute, dan Center for Islamic Pluralism, 2007), 328-329.
45
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, 3.
21
dengan aktivitas manusia, dan menyadari keterlibatan Allah, sesuai dengan
prinsip Al-Quran dan Sunnah. Penelitian Hayatullah Laluddin menunjukkan
bahwa betapa pentingnya mengatasi kekurangan spiritual, mengedepankan
kepemimpinan dalam perspektif Islam agar berbagai kegiatan (proyek)
dengan segala permasalahannya dapat diatasi.46 Kepemimpinan adalah
kunci utama untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi atau lembaga.
Tentu kepemimpinan yang dimakudkan adalah kepemimpinan yang
efektif 47 yang berusaha mencapai target yang diharapkan. 48 Kepemimpinan
yang efektif menciptakan perubahan atau transformasi. Kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpinan yang paling efektif dalam
manajemen proyek, fokus pada hasil yang lebih besar (baik) dan lebih
tinggi
jika
dibandingkan
dengan
kepemimpinan
transaksional.49
Kepemimpinan transformasional secara sosial sangat profesional dalam
menangani tugas-tugas, sehingga selalu berupaya menjadi berhasil. Jadi
teori kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari etika, nilai-nilai moral yang
tentunya langsung berhubungan dengan kereligiusan. Kepemimpinan Islam
mengedepankan spiritualitas, membangun dan menyelaraskannya terhadap
46
Lihat Hayatullah Laluddin, “Conception of Society and Its
Characteristics from an Islamic Perspective,” 46. e-ISSN 2289-6023 International
Journal of Islamic Thought ISSN 2232-1314. Vol. 6: (Dec.) 2014.
www.ukm.my/ijit. Diakses tanggal Desember 2014.
47
Leroy Eims, Be a Motivational Leader, terj. C. Th Enni Sasanti, 12 Ciri
Kepemimpinan yang Efektif, peny. Ny. Paulina Tiendas, (Bandung: Kalam Hidup,
2003), 9. Eims menjelaskan ada 12 ciri kepemimpinan yang efektif yakni dengan
cara menjadi: pemimpin yang bertanggung-jawab, pemimpin yang bertumbuh,
pemimpin teladan, pemimpin yang membangkitkan semangat, pemimpin yang
efisien, pemimpin yang memperhatikan, pemimpin yang berkomunikasi, pemimpin
yang berorientasi pada sasaran, pemimpin yang tegas, pemimpin yang cakap,
pemimpin yang mempersatukan dan pemimpin yang bekerja.
48
Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic
Perspective,” 46-47.
49
Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic
Perspective,” 47. Kepemimpinan transaksional dibangun berdasarkan kontrak
sosial antara pemimpin dan para pengikut, yang tentunya sangat lemah karena
kekuatannya ada pada tujuan dan maksud yang sama.
22
Al-Quran dan Hadis.50 Kepemimpinan menjadi efektif bila mengandalkan
Tuhan yang ditunjukkan dengan kehidupan pemimpin yang bertaqwa.
Taqwa yang dimaksudkan dapat dimaknai sebagai komitmen pemimpin
untuk menahan diri dari perilaku yang salah. Efektifitas kepemimpinan
dalam Islam terangkum dalam satu kata “tauhid” atau satu kesatuan akidah,
bila pemimpin Islam menerapkan hal tersebut maka akan menjadi pekerja
yang terlatih, menghindari kejahatan berupa korupsi atau lainnya, dan
mengutamakan keridhaan (perkenanan) Allah karena semua dilakukan
sebagai
ibadah
kepada
Allah
SWT.
Efektifitas
kepemimpinan
mengedepankan nilai-nilai agama, dibanding individualistik, hedonistik dan
rasional. Efektifitas kepemimpinan dalam Islam dipahami sebagai amanah
(kepercayaan) dan berakar kuat dalam Al-Quran, Sunnah dan meniru
perbuatan Nabi Muhammad SAW. Efektifitas kepemimpinan menciptakan
kepemimpinan yang efektif, sehingga diterima secara luas, sebagai salah
satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan.
Isu agama merupakan isu yang cukup menentukan wajah dunia di era
global ini sebab kemajuan alat transportasi dan kecanggihan alat
komunikasi, khususnya jaringan sosial telah memberi pengaruh begitu cepat
terhadap agama, 51 salah satunya adalah agama Islam. Stephen Sulaiman
Schwartz menjelaskan ada dua wajah sosio-kultural dan dua wajah
50
Laluddin, “Conception of Society and Its Characteristics from an Islamic
Perspective,” 48.
51
Dino Patti Djalal, Life Stories (New York: Red and White Publishing, t.
t.), 268.
23
epistemologis Islam.52 Pengaruh pemikiran keagamaan diimplementasikan
dalam kehidupan, dalam konteks hubungan internasional agama juga
ternyata seringkali menjadi isu dominan,53 di Amerika Serikat, di era
Barack Obama, peranan agama dianggap menjadi begitu krusial, itulah
sebabnya di White House memiliki staf khusus agama-agama, komunitas,
dan Duta Besar khusus ke dunia Islam. 54 Adam Lebor menyatakan bahwa
“Islam sekarang adalah agama yang paling cepat berkembang di Amerika,
kata organisasi Muslim, dan bertentangan dengan kepercayaan populer,
hanya minoritas kecil Muslim Amerika yang orang Arab. Sesungguhnya,
sebagian besar dari penduduk Arab-Amerika yang berjumlah sekitar 2,5
juta adalah orang Kristen. Sejauh ini kelompok terbesar, lebih dari 40
persen dari Muslim Amerika, adalah orang Afrika-Amerika, menurut
Dewan Muslim Amerika. 55 Shamsi Ali menjelaskan keistimewaan Islam
Amerika sebab:
Muslim Amerika mencintai negaranya dan siap membelanya dari
ancaman atau bahaya apa pun yang mungkin terjadi. Tidak ada
kesetiaan yang terbelah ketika Muslim Amerika menyatakan
52
Stephen Sulaiman Schwartz, The Two Faces of Islam: Saudi
Fundamentalism and Its Role in Terrorism, terj. Hodri Ariev, Dua Wajah Islam:
Moderatisme vs Fundamentalisme dalam Wacana Global (Jakarta: Balantika
bekerja sama dengan LibForAll Foundation, The Wahid Institute, dan Center for
Islamic Pluralism, 2007), xi. Stephen Sulaiman Schwartz menjelaskan bahwa ada
dua wajah sosio-kultural. Pertama, wajah Islam yang ramah, bersahabat, toleran,
dan inklusif yang siap hidup berdampingan dengan para penganut keyakinan yang
berbeda dan dengan sendirinya melihat perbedaan sebagai rahmat. Kedua, wajah
Islam yang garang, mudah marah, tidak toleran, dan eksklusif, yang menjadi
antagonis bagi wajah yang pertama.
Ada dua wajah epistemologis Islam. Pertama, wajah Islam yang
kontekstual, mengakui perbedaan dan keragaman, berbagi ruang untuk kebenaran
yang berbeda. Kedua, sebagai antagonis dari yang pertama, adalah wajah yang
tekstual, menginginkan keseragaman (bahkan dalam Islam sendiri), mengklaim
hanya kelompoknya yang benar. Pada gilirannya, aspek epistemologis ini
menyediakan landasan teologis dan intektual bagi manifestasi sosio-kultural wajah
Islam yang bersangkutan.
53
Dino Patti Djalal, Life Stories, 268.
54
Dino Patti Djalal, Life Stories, 269.
55
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 304-305.
24
kesetiaan kepada Amerika Serikat – baik kesetiaan kepada negara
maupun pada agama diyakini bukan saja sebagai sebuah kewajiban
sipil melainkan juga kewajiban religius. 56
Jadi Islam Amerika bukan hanya membela negara Amerika tetapi juga
tetap menjalankan ajaran Islam dengan sungguh-sungguh, sesuatu yang bisa
berjalan secara paralel. Amerika memiliki peran penting untuk menjadi
mediator bagi umat Islam di Amerika bahkan seluruh dunia dengan cara
membangun sekutu dan koalisi dengan kelompok-kelompok agama lain di
Amerika, terutama lembaga-lembaga besar Yahudi dan Kristen, umat
Muslim Amerika dapat membantu menciptakan bahasa terbaik, pendekatanpendekatan inovatif, dan mungkin yang paling penting, perspektif kerja
yang benar yang dapat digunakan Amerika dalam membantu dunia Muslim
memecahkan masalah-masalahnya.57
Islam
Amerika
harus
melakukan
perannya
menjadi
mediator
perdamaian bagi negara-negara lain, dengan demikian mendapatkan
peluang menyebarkan Islam. Cordoba Initiative mengundang umat Muslim
Amerika untuk memainkan peran kepemimpinan dalam menengahi dunia
Muslim dan Amerika. Prakarsa ini merencanakan program pendidikan dan
kebudayaan, dialog internasional off-the-record antara para pemimpin,
prakarsa komunikasi, dan dialog antaragama “yang sulit,” semuanya
ditujukan untuk membangun pemahaman dan perdamaian, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. 58 Jadi kepemimpinan Islami untuk
menyebarkan Islam di Amerika di abad XIX-XXI harus menciptakan
perdamaian baik di Amerika maupun bagi negara-negara yang sedang
bertikai terutama negara Islam.
56
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid
Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, 299.
57
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 317.
58
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 339-340.
25
BAB IV
STRATEGI ISLAMISASI DI AMERIKA SERIKAT
Strategi untuk menyebarkan Islam di Amerika perlu dirancang dengan
baik agar segala upaya untuk mencapai tujuan dapat membuahkan hasil
seperti yang diharapkan. Beberapa strategi andal untuk melakukan
Islamisasi di Amerika, antara lain: memahami keberadaan komunitas Islam
di Amerika, mengambil peran positif dalam berbagai bidang dan
mengekspos para mualaf di Amerika.
A. Memahami Keberadaan Komunitas Islam
Komunitas Muslim di Amerika berdasarkan penjelasan Adam Lebor
diidentifikasi dalam empat hal. Pertama, pengalaman imigran; kedua,
revolusioner anti kulit putih (orang-orang kulit hitam Amerika menjadi
Islam); ketiga, kontroversi terhadap terorisme dan dugaan terhadap
keterkaitan Muslim Amerika dengan teroris; keempat, kemunculan lobi
Islam Amerika di koridor kekuasaan Washington DC.59 Namun hal tersebut
tidak menunjukkan bahwa komunitas Islam Amerika hanya merupakan
orang-orang imigran (luar). Lebih dari setengahnya merupakan orang-orang
yang dilahirkan di Amerika Serikat dan untuk para imigran tidak ada
persyaratan harus memiliki garis darah-murni untuk mendapatkan
kewarganegaraan. 60 Keberadaan komunitas Islam di Amerika menjadi
perhatian yang sangat menarik karena mereka mendapatkan perlindungan.
Imam Feisal Abdul Rauf menjelaskan lebih lanjut bahwa:
Para ulama fiqih telah mendefinisikan lima bidang kehidupan yang
harus dilindungi dan dikembangkan oleh hukum Islam. Kelima
59
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, terj. Yuliani Liputo, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan
Integritas, peny. Ahmad Baiquni (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), 335.
60
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 303.
26
wilayah ini adalah hidup, pikiran (yaitu, kesadaran mental atau
kewarasan), agama, kepemilikan (aau kekayaan), dan keluarga
(atau garis keturunan dan anak-cucu). Sistem aturan mana pun yang
menegakkan, melindungi, dan memperjuangkan hak-hak ini dengan
demikian bisa disebut “Islam”, atau tunduk pada syari„ah, secara
substansial. 61
Sikap memberikan perlindungan atau memperjuangkan hak-hak asasi
merupakan penerapan dari hukum syariah yang sesuai dengan Islam.
Implementasi syariah Islam di Amerika juga dapat dilihat dari sisi politik.
Rauf menjelaskan lebih lanjut bahwa:
Apa yang saya tunjukkan di sini adalah bahwa struktur politik
Amerika sesuai dengan syari„ah Islam, karena “sebuah negara yang
penduduknya mayoritas Islam tidak otomatis menjadi negara Islam.
Negara itu hanya dapat disebut Islam jika menerapkan secara sadar
ajaran-ajaran sosiopolitik Islam dalam kehidupan berbangsa, dan
memasukkan prinsip-prinsip tersebut dalam konstitusi negara. 62
Jadi sekalipun Islam di Amerika bukan merupakan agama mayoritas,
namun komunitas tersebut tidak paksakan memeluk agama Kristen, suatu
negara yang tetap menjalankan ajaran sosiopolitik Islam.
B. Mengambil Peran Positif dalam Berbagai Bidang
Banyak peran positif yang bisa dilakukan oleh Muslim di Amerika,
mulai dari ekonomi, politik, melayani dengan memberikan makanan,
memberikan pelayanan media yang baik, membangun sarana ibadah dan
pendidikan, melakukan kerjasama dengan pemimpin non Muslim, dan
melakukan dialog antar umat beragama.
61
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, terj. Dina Mardina dan M. Rudi Atmoko, Seruan Azan
WTC: Dakwah Islam di Jantung Amerika Pasca 9/11, peny. Ahmad Baiquni dan
Andityas Prabantoro, cet. Pertama (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), 106.
62
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 106.
27
Peran dalam bidang ekonomi dijelaskan oleh Rauf bahwa Muslim
Amerika dapat memainkan peran penting dalam memimpin dunia Muslim
menuju kebebasan ekonomi yang sangat didambakan warganya dan yang
biasa dinikmati Muslim di Barat di kancah internasional, dengan
memandang dunia berdasarkan penilaian baru yang tidak dicemari oleh
sejarah kultural.
63
Jadi perjuangan Islam Amerika untuk ekonomi adalah
mempertahankan kebebasan ekonomi, suatu pencapaian yang tanpa batas,
namun tetap mempertahankan prinsip peroleh halal dan menolak yang
haram.
Peran
dalam
politik
ditunjukkan
dengan
keterlibatan
dalam
kepemimpinan sebagaimana yang disampaikan oleh Shamsi Ali bahwa:
Partisipasi Muslim dalam proses politik Amerika merupakan bagian
dari keyakinan kami bahwa Muslim hadir di AS bukan hanya untuk
menerima, tetapi juga untuk memberi-kembali. Kami percaya
bahwa berkontribusi adalah bagian besar dari Islam. Kita memiliki
dua anggota Kongres beragama Islam, Keith Ellison dari Minnesota
dan Andre Carson dari Indiana. Di Teaneck, New Jersey, terdapat
seorang wali kota beragama Islam, Mohammed Hameeduddin, dan
seorang wakil wali kota beragama Yahudi Ortodoks, Adam Gussen,
yang telah berteman selama bertahun-tahun. 64
Peran muslim bukan hanya dalam Kongres namun juga menduduki
jabatan senior dalam pemerintahan Barack Obama. Shamsi Ali kembali
menuliskan bahwa:
Barach Obama telah menunjuk beberapa pejabat senior di dalam
pemerintahannya yang kebetulan juga seorang Muslim, misalnya
63
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 320.
64
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid
Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, terj.
Khairi Rumantati, Anak-anak Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang
Memisahkan dan Menyatukan Muslim – Yahudi, peny. Agus Susanto, cet. Pertama
(Bandung: PT. Mizan Publika, 2014), 294-295.
28
Arif Alikhan yang menjabat sebagai sekretaris asisten untuk
pengembangan kebijakan departemen keamanan dalam negeri; Dr.
Azizah Y. Al-Hibri, komisaris untuk komisi kebebesan agama
internasional; Farah Pandith, perwakilan khusus komunitas Muslim
di departemen dalam negeri; dan Dalia Mogahed, yang menjabat di
Faith-Based and Neighborhood Partnerships dalam dewan
penasihat gedung putih. 65
Jadi jelaslah bahwa beberapa umat Islam di Amerika secara politik
telah menunjukkan kepemimpinan yang baik, suatu pengabdian yang luar
biasa bagi Amerika dan rakyatnya.
Islam Amerika sangat peduli dengan pemenuhan kebutuhan makanan,
itulah sebabnya pemberian makanan dilakukan di mana saja di tempat yang
memungkinkan, sebagaimana yang dijelaskan oleh Adam Lebor, bahwa:
Pada waktu shalat Jumat, jamaah melimpah ke jalan-jalan, di
bawah pengawasan ketat polisi bersenjata. Mereka adalah
kelompok kosmopolitan, mencakup orang Arab, Afrika, AfrikaAmerika, Asia Tenggara, dan Turki. Setelah shalat, para jamaah
dijamu hidangan gratis domba, nasi, dan salad, yang dimasak di
dapur di sampingnya. Makanan yang enak, juga banyak dinikmati
oleh beberapa orang tunawisma yang menggelandang masuk untuk
mengambil porsi sebelum tidur di perpustakaan. 66
Islam Amerika tidak hanya memperhatikan pemenuhan kebutuhan
spiritual, namun juga pelayanan fisikal yakni memberikan makanan kepada
yang membutuhkan, suatu sikap peduli yang begitu luar biasa. Pemberian
makan tidak hanya diberikan kepada komunitas Muslim namun juga non
Muslim, suatu perbuatan kasih yang diberikan tanpa diskriminasi.
65
Rabi Marc Schneier, Imam Shamsi Ali, Sons of Abraham, A Candid
Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and Muslims, 294-295.
66
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 331.
29
Islam Amerika menggunakan media sebagai sarana komunikasi yang
baik, sehingga tayangan yang disajikan juga bernuansa Islami. Rauf
melaporkan bahwa:
Oleh karena itu, umat Muslim sangat senang ketika film-film yang
menggambarkan mereka dan budaya mereka dalam cara pandang
positif mulai muncul. Contohnya adalah Robin Hood: Prince of
Thieves, yang menampilkan Morgan Freeman sebagai seorang
Muslim berpendidikan tinggi yang membantu Robin Hood (Kevin
Costner) dalam memperoleh keadilan bagi orang miskin. 67
Media Islam di Amerika selalu mengupayakan menampilkan pesan
yang mengajarkan tentang hidup yang berkeadilan, tolong-menolong,
memperkenalkan ajaran dan contoh-contoh kehidupan yang Islami. Rauf
kembali menjelaskan bahwa Muslim Amerika harus mengembangkan
jaringan informal intelektual, cendekiawan, dan pemimpin agama Islam dan
non Islam yang mempunyai komitmen yang sama pada nilai-nilai
demokratis, pluralism, dan masyarakat bebas yang dinyatakan dalam bahasa
ortodoks dan konsep teologi Islam. 68
Islam Amerika juga berperan dalam membangun sarana ibadah dan
pendidikan sebagaimana yang dijelaskan oleh Lebor, bahwa:
Kebanyakan masjid hampir tidak dapat mendukung diri mereka
sendiri, apalagi mengirim uang dalam jumlah besar ke luar negeri.
Mereka mengumpulkan uang untuk membangun masjid, pertamatama, untuk membangun sekolah, untuk membangun segala hal
seperti yang dilakukan semua komunitas lainnya. 69
Komunitas yang solid terlihat dalam kehidupan Muslim Amerika,
karena kesadaran mengumpulan untuk sumbangan dana guna membangun
67
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 330.
68
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 320.
69
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 334.
30
sekolah dan masjid. Hal ini dilakukan untuk mencerdaskan dan
menciptakan kehidupan yang saleh. Islam Amerika juga melakukan
kerjasama dengan pemimpin non Muslim yakni pemimpin Kristen dan
Yahudi, sebagaimana yang dijelaskan oleh Rauf:
Para pemimpin Kristen, Yahudi, dan Muslim Amerika yang
melaksanakan eksplorasi ini idealnya diposisikan agar mereka bisa
mengkomunikasikan pandangan mereka kepada para pembuat
kebijakan Amerika dan bersama-sama melobi pemerintah dan
Kongres AS untuk implementasi kerangka kerja yang secara politik
dapat dikerjakan untuk perdamaian yang dapat diterima oleh kedua
belah pihak [Muslim dan Yahudi]. 70
Kerjasama Islam dengan komunitas Kristen dan Yahudi bertujuan agar
kehidupan yang damai di Amerika bagi semua orang dapat tetap terpelihara
dengan baik. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dilobi agar berpihak
pada kebijakan yang membawa kedamaian bersama. Islam Amerika juga
melakukan dialog antar umat beragama:
Umat Islam perlu menyampaikan hal-hal berikut: (1) Hubungan
khusus mereka dengan umat Kristiani dan Yahudi dan apa arti
hubungan ini bagi para pengikut ajaran Ibrahim. (2) Bahwa
militansi agama tidak ditemukan secara khusus di dalam
masyarakat Muslim, dan bahwa militansi seperti itu akan reda
apabila isu-isu politik yang memicunya di tangani dengan baik. 71
Dialog antar umat beragama bukan bertujuan untuk memperdebatkan
keyakinan, sehingga saling memaksakan keyakinan. Interfaith dilakukan
sebagai sarana atau jembatan untuk saling memahami keyakinan yang
berbeda, sehingga kehidupan persahabatan di antara umat yang berbeda
agama semakin harmonis.
70
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 326.
71
Imam Feisal Abdul Rauf, What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West, 343.
31
C. Mengekspos Para Mualaf
Kesaksian para mualaf yang berpengaruh di Amerika perlu didukung
sebab hal tersebut akan menarik perhatian banyak orang untuk mengetahui
hal-hal yang menyebabkan memeluk agama Islam. Lebor menulis banyak
yang mualaf, keturunan dari budak yang sama, yang telah beralih ke Islam
karena alasan
politik
maupun
agama,
sebagai
pernyataan
untuk
mengungkapkan perbedaan, dan ketidakpuasan mereka dengan Kekristenan
Anglo-Saxon dari elite yang memerintah Amerika. 72 Kesaksian mualaf
karena alasan politik, menemukan ajaran agama Islam yang lebih baik harus
diberi ruang, sehingga Islam dapat tersebarkan dengan cepat. Dua pribadi
yang menonjol untuk ditampilkan sebagai mualaf di Amerika adalah Yusuf
Estes dan Myron Maxwell.
1. Yusuf Estes
Yusuf Ester lahir dari keluarga religius yang taat beribadah,
keluarganya membangun gereja dan sekolah di wilayah Midwest, ketika
berumur 12 tahun dibaptis dan telah melakukan perkunjungan keberbagai
dedominasi gereja yang berbeda-beda di Amerika dengan tujuan untuk
memahami Injil atau “Kabar Baik.” Estes telah mempelajari banyak agama
seperti: Hindu, Yahudi, Budha, dan berbagai keyakinan pribumi di
Amerika, sedangkan Islam awalnya tidak menjadi fokus studi yang serius.
Ketertarikan Ester terhadap Islam diawali dengan informasi bahwa Islam
mengakui bahwa Isa Al-Masih lahir tanpa intevensi seksual, dan akan
menjadi nabi yang akan datang untuk melawan Antikris. Ester dalam proses
waktu yang panjang akhirnya berteman dengan seorang Mesir yang
kemudian menjadi rekan bisnisnya dan seorang pendeta bernama Peter
Jacobs. Pendeta Jacobs tersebut menjadi Islam, hal ini menjadi potensi
besar bagi Ester untuk memahami Islam lebih dalam, dan setelah diskusi
72
Adam Lebor, A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America, 305.
32
dengan istrinya, istri Estes pun ternyata ingin menjadi Islam. Estes akhirnya
mengambil keputusan untuk menjadi Islam dan menjalani kehidupan yang
jujur dan tulus dalam kehidupan sehari-hari. Estes kemudian mengucapkan
dua kalimat syahadat di depan beberapa saksi, kemudian orangnya tua
beberapa bulan melakukan hal yang sama setelah mempelajari Islam.
Keputusan orang tua Estes selanjutnya diikuti oleh seluruh keluarga Estes.
Estes adalah mantan seorang penginjil atau pendeta, kemudian memeluk
agama Islam dan menjadi salah satu anggota dari National Muslim
Chaplain for American Muslims (Majelis Ulama Nasional bagi umat
Muslim Amerika) yang didukung oleh beberapa organisasi Islam di
Washington DC.73 Estes setelah menjadi muslim giat menyampaikan
tentang Isa Al-Masih di dalam Al-Quran ke berbagai lapiran masyarakat
yang berbeda-beda dan keberbagai tempat. Ester telah mengabdikan dirinya
dengan sungguh bagi kepentingan kemajuan Islam di Amerika.
2. Myron Maxwell
Myron Maxwell lahir di Amerika Serikat tahun 1952, pernah studi di
Universitas New York, Broke Port berteman dengan Sulaiman yang adalah
seorang muslim, begitu banyak membantunya dalam hal finansial dan
kehidupan moral. Kebajikan yang dilakukan oleh Sulaiman terhadap
Maxwell menjadi potensi untuk mempelajari Islam, sehingga pada tahun
1974 Maxwell menjadi Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul
Rasheed Muhammad. Maxwell menikah dengan seorang muslimah dan
mendapatkan pangkat Kapten di dinas Angkatan Bersenjata Amerika
Serikat. Kemudian menjadi imam shalat pertama di Angkatan Bersenjata
Amerika Serikat. Imam Abdul Rasheed Muhammad mengatakan:
Sesungguhnya tauhid dalam Islam adalah pengakuan dari seorang muslim
bahwa keimanannya di atas keraguan. Tauhid adalah konsep keyakinan
73
Muhammad Yusuf Anas, Lukman Santoso AZ, Para Mualaf, peny.
Rusdianto, cet. Pertama (Yogyakarta: Sabil, 2013), 10.
33
yang mengangkat manusia; baik diri dan keluarganya ke level tertinggi
pertanggung-jawaban kepada Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya
dalam menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara
keduanya.74 Jadi ajaran ketahuidan merupakan pokok penting yang menjadi
kekuatan untuk memeluk Islam, sebab keyakinan terhadap adanya Allah
Yang Maha Esa merupakan konsep yang benar untuk menjalani kehidupan
beragama. Rasheed Muhammad merasakan bahwa Allah telah memberikan
petunjuk baginya untuk memeluk Islam, merupakan suatu hidayah dari
Allah.
Kepentingan untuk mengekspos kesaksian Yusuf Estes dan Myron
Maxwell, selain menguatkan iman Ester dan Maxwell yang telah menjadi
Islam juga memberi penguatan kepada para mualaf lainnya, bahkan kepada
penduduk Islam dan non Islam di seluruh dunia. Selain Ester dan Maxwell,
masih banyak lagi yang berpengaruh seperti: El – Hajj Malik al – Shabazz,
Malcolm X, Imam Warith D. Mohammad, Louis Farakhan, Inggrid
Mattson, Michael Wolfe, Jeffey Lang, Fidelma, Aline H. Armstrong, Helen
Caricas, MacDonald Samore, Robert Crane, Mike Tyson, Faruq As-Sa‟id
dan Elizabeth Brinkey.
74
Ahmad Hamid, Kisah Tokoh-tokoh Dunia yang Masuk Islam, pen. H.
Hafiz Muhammad Amin, peny. Ganna Pryadharizal Anaedi, cet. Pertama (Jakarta:
Pustakan Al-Kautsar, 2010), 195.
34
BAB V
KESIMPULAN
Amerika Serikat menerapkan negara hukum yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam sebab pemerintah memberi peluang, dukungan agar
masyarakat menjalankan ajaran agama dan berupaya melakukan pencapaian
kehidupan yang lebih bernilai (berkualitas). Amerika sebagai negara
demokrasi, liberal harus tetap memperhatikan kehidupan yang berkenan
kepada Allah, terutama umat Islam Amerika sebab hal ini menjadi ciri khas
dan kunci untuk menyebarkan Islam di Amerika.
Tantangan terorisme di Amerika, tidak boleh menciutkan atau
menghentikan penyebaran Islam, namun menjadi pemicu untuk semakin
bersemangat mensosialisasikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin baik
melalui dakwah maupun penampilan hidup sehari-hari yang Islami.
Sejarah perkembangan Islam pra Islam di Amerika mencakup periode:
klasik, pertengahan dan modern, sangat dipengaruhi oleh pemikiran
keagamaan Islam atau teologi Islam, yang dalam penyebarannya para
pemimpin memimpin diwarnai dengan kecugiraan, pertikaian, perebutan
kekuasaan atau kepemimpinan, namun Islam tetap melekat di hati para
pemeluknya. Islam dalam segala pergumulannya di Amerika tetap
bertumbuh secara signifikan dan akan menjadi agama terbesar kedua
setelah Kristen, suatu pengharapan yang terus diupayakan.
Sejak akhir abad XX Islam bertumbuh begitu pesat, hal ini
membuktikan bahwa tragedi 11 September 2001 di New York yang diduga
akan menyusutkan jumlah pemeluk Islam atau kehancuran Islam di
Amerika tidak menjadi kenyataan. Harus diakui penampilan umat Islam di
Amerika
tidaklah
terlalu
sempurna.
Islam
di
Amerika
dalam
perkembangannya mengalami hambatan karena komunitas Islam terpecahpecah,
masih
mementingkan
kelompok-kelompok,
35
sehingga
perlu
menggalang kesatuan yang utuh, yang tentu menjadi simbol bagi Islam di
seluruh dunia.
Kepemimpinan Islami untuk menyebarkan Islam di Amerika di abad
XIX-XXI harus menciptakan perdamaian baik di antara penduduk Amerika
maupun bagi negara-negara yang sedang bertikai terutama di negara-negara
Islam. Untuk mengembangkan Islam menjadi lebih baik, maka diperlukan
strategi yang andal, antara lain: memahami keberadaan komunitas Islam ,
mengambil peran positif dalam berbagai bidang dan mengekspos para
mualaf.
36
KEPUSTAKAAN
Al-Qur’an dan Terjemah dengan Transliterasi Arab – Latin. Surabaya:
Karya Agung, 2006.
Arkoun, M. Membedah Pemikiran Islam. Diterjemahkan oleh Hidayatullah.
Disunting oleh Ahmad Rofi‟ Usmani. Bandung: Pustaka, 2000.
Anas, Muhammad Yusuf, Lukman Santoso AZ. Para Mualaf. Disunting
oleh Rusdianto. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Sabil, 2013.
Biro Program Informasi Internasional Departemen Luar Negeri A. S. Garis
Besar Sejarah Amerika. Diterjemahkan oleh Michelle Anugerah.
Disunting oleh Adhitya Chandra Maas, Dian Lumbantoruan,
Juniardi R. Indar, 2005.
Djalal, Dino Patti. Life Stories. New York: Red and White Publishing, t. t.
Esposito, Jhon L. Editor Kepala. The Oxford Encyclopedia of the Modern
Islamic World. Diterjemahkan oleh Eva Y. N., Femmy S., Jarot W.,
Poerwanto, Rofik S: Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern.
Cetakan Kedua, Jilid 6. Bandung: Mizan, 2002.
Eims, Leroy. Be a Motivational Leader. Diterjemahkan oleh C. Th Enni
Sasanti: 12 Ciri Kepemimpinan yang Efektif. Disunting oleh Ny.
Paulina Tiendas. Bandung: Kalam Hidup, 2003.
http://id.harunyahya.com/id/Artikel/4498/islam-agama-yang-berkembangpaling. Tanggal 19 Desember 2013.
37
http://www.cangcut.net/2013/04/perkembangan-islam-di-amerikaeropa.html. Diakses tanggal 19 Desember 2013.
Hamid,
Ahmad.
Kisah
Tokoh-tokoh
Dunia
yang
Masuk
Islam.
Diterjemahkan oleh H. Hafiz Muhammad Amin. Disunting oleh
Ganna Pryadharizal Anaedi. Cetakan Pertama. Jakarta: Pustakan
Al-Kautsar, 2010.
Koszegi, Michael A., J. Gordon Melton. Islam in North America: A
Sourcebook. New York: Garland Publishing Inc., 1992.
Lebor, Adam. A Heart Turned East: Among the Muslims of Europe and
America. Diterjemahkan oleh Yuliani Liputo: Pergulatan Muslim di
Barat: Antara Identitas dan Integritas. Disunting oleh Ahmad
Baiquni. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009.
Lincoln, C. Eric. The Black Muslims in America. Trenton: Africa World
Press, 1994.
Laluddin, Hayatullah. “Conception of Society and Its Characteristics from
an Islamic Perspective,” 46. e-ISSN 2289-6023 International
Journal of Islamic Thought ISSN 2232-1314. Vol. 6: (Dec.) 2014.
www.ukm.my/ijit. Diakses tanggal Desember 2014.
Nasution,
Harun.
Teologi
Islam:
Aliran-aliran,
Sejarah
Perbandingan. Jakarta: Universitas Indonesia, 2013.
38
Analisa
Queen II, L., Stephen R. Prothero and Gardiner H. Shattuck, Jr. The
Encylopedia of American Religious History. Volume 1. Third
Edition. New York: Facts on File Library of American History,
1996.
Rauf, Imam Feisal Abdul. What’s Right with Islam: A New Vision for
Muslims and the West. Diterjemahkan oleh Dina Mardina dan M.
Rudi Atmoko: Seruan Azan WTC: Dakwah Islam di Jantung
Amerika Pasca 9/11. Disunting oleh Ahmad Baiquni dan Andityas
Prabantoro. Cetakan Pertama. Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007.
______. Moving the Mountain: Beyond Ground Zero to a New Vision of
Islam in America. Diterjemahkan oleh Zulkarnaen Ishak: Islam
Amerika: Refleksi Seorang Imam di Amerika tentang Keislaman
dan Keamerikaan. Bandung: PT Mizan Publika, 2013.
Saleh, Fatma dan Musthafa al-Qazwini. A New Perspective: Woman in
Islam. Diterjemahkan oleh Arif Mulyadi, Fitria al Habyi:
Perempuan Amerika Menggugat Islam. Disunting oleh Babahusein.
Cetakan Pertama. Jakarta: MADIA Publisher, 2008.
Schneier, Rabi Marc, Imam Shamsi Ali. Sons of Abraham, A Candid
Conversation about the Issues That Divide and Unite Jews and
Muslims. Diterjemahkan oleh Khairi Rumantati: Anak-anak
Abraham: Dialog Terbuka Mengenai Isu-isu yang Memisahkan dan
Menyatukan Muslim – Yahudi. Disunting oleh Agus Susanto.
Cetakan Pertama. Bandung: PT. Mizan Publika, 2014.
39
Schwartz, Stephen Sulaiman. Dua Wajah Islam: Moderatisme vs
Fundamentalisme dalam Wacana Global. Diterjemahkan oleh
Hodri Ariev. Disunting oleh Ade Buchori dan Ali Noer Zaman.
Jakarta: Balantika bekerja sama dengan LibForAll Foundation, The
Wahid Institute, dan Center for Islamic Pluralism, 2007.
Spellberg, Denise A. Thomas Jefferson’s Qur’an: Islam and the Founders.
Diterjemahkan oleh Adi Toha: Kontroversi Al-Quran Thomas
Jefferson. Jakarta: PT. Pustaka Alvabet, 2014.
Smith, Jane I. Pola-pola Imigrasi Islam, Kehidupan Muslim di Amerika.
Jakarta: Kantor Program Informasi Internasional Departemen Luar
Negeri AS, 2005.
Thomas, Hugh. The Slave Trade: The Story of the Altalantic Slave Trade,
1440-1870. New York: Touchstone Rockefeller Center, 1997.
Yahya, Harun. Islam: Agama yang Paling Cepat Berkembang di Eropa.
40
Download