IEEE Paper Template in A4 (V1)

advertisement
Penerapan Rekayasa Nilai Pada
Gedung Perpustakaan Kota Tarakan
Budi Setiawan,S.T.,M.T.1, Utari Nur Paramita2
1,2
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan
Jl.Amal Lama No.1 Tarakan, Indonesia
[email protected]
Intisari— Penerapan rekayasa nilai pada gedung
perpustakaan
Kota
Tarakan
ini
dilakukan
guna
mengefisiensikan penggunaan anggaran biaya yang
dikeluarkan. Rekayasa nilai dilakukan dengan mengikuti
standar/ketentuan ke enam rencana kerja yang ada, yaitu :
tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreatifitas, tahap
evaluasi, tahap pengembangan dan tahap presentasi. Adapun
analisa yang digunakan adalah : tahap informasi dilakukan
dengan analisa breakdown dan analisa pareto, tahap analisis
fungsi dilakukan dengan diagram FAST dan nilai indeks,
tahap evaluasi dilakukan dengan analisa keuntungan dan
kerugian, analisa LCC (biaya siklus hidup) dan matriks Pugh.
Pada studi ini dihasilkan beberapa item pekerjaan yang
dihemat, antara lain pekerjaan lantai gedung, pekerjaan lantai
carport, pekerjaan pasangan dinding plang nama, pekerjaan
dinding plang nama, pekerjaan pasangan dinding gedung dan
pekerjaan plafond gedung. Dari hasil analisa rekayasa nilai
diperoleh penghematan biaya sebesar Rp 1,021,475,367.36
atau 4,76% dari desain awal.
Kata Kunci— biaya, gedung, penghematan, rekayasa nilai
1. PENDAHULUAN
Proyek-proyek konstruksi di berbagai provinsi maupun
kota banyak terdapat pembangunan proyek konstruksi baik
dalam skala besar maupun skala kecil tidak hanya didanai
oleh pihak pemerintah namun tidak sedikit dari proyek ini
didanai atau dimiliki oleh pihak swasta/warga sipil juga.
Proyek konstruksi tidak hanya meliputi ruang konstruksi
gedung, namun juga meliputi konstruksi jembatan, jalan dan
bidang perairan lainnya. Sebanding dengan meningkatnya
jumlah proyek konstruksi di Indonesia, hal ini juga terjadi
pada proyek konstruksi yang ada di wilayah utara Kalimantan
khususnya di kota Tarakan.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah kota Tarakan
dengan nyata mendukung peningkatan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan melakukan pembaharuan gedung
perpustakaan kota yang lama dengan gedung perpustakaan
kota yang baru untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing
kota. Gedung perpustakaan kota yang baru ini diharapkan
dapat menarik minat membaca masyarakat dan membantu
masyarakat dari segala umur serta golongan untuk
mendapatkan informasi atau pemahaman suatu ilmu secara
luas dan gratis, serta diharapkan dapat menciptakan waktu
senggang masyarakat Tarakan untuk membaca agar berperan
aktif dalam pembangunan nasional.
Seperti
pengerjaan
pada
umumnya,
setiap
pembangunan konstruksi dapat berpotensi mengalami
1
kendala/permasalahan
yang
timbul
selama
proses
pembangunan berlangsung. Permasalahan umum yang paling
sering ditemui berkaitan anggaran adalah terjadi peningkatan
anggaran biaya akibat melemahnya kekuasaan pemilik
anggaran
sejalan dengan meningkatkan persentase
pembangunan suatu konstruksi yang dikarenakan berbagai
alasan. Jika hal ini juga terjadi pada pembangunan
perpustakaan kota tentu akan cukup memberatkan pemerintah
kota selaku pemilik proyek. Guna menghindari hal itu perlu
dilakukan pengoptimalisasi biaya dalam usaha mencapai
efisiensi penggunaan anggaran sesuai dengan kesepakatan
awal, terutama dengan adanya kecendrungan terus
meningkatnya biaya konstruksi dan adanya biaya yang tidak
perlu dalam suatu proyek konstruksi.
Upaya penghematan biaya pada gedung perpustakaan
kota Tarakan dapat/bisa dilakukan dengan metode “Rekayasa
Nilai”. Dimana rekayasa nilai adalah salah satu cabang ilmu
manajeman yang bertujuan mengefisiensikan penggunaan
anggaran dengan menganalisa kembali fungsi-fungsi yang ada
pada suatu proyek atau produk. Rekayasa nilai dipilih karena
memiliki kelebihan dalam mengendalikan biaya dengan
menggunakan
pendekatan
sistematis
dengan
cara
menganalisis fungsi tanpa menghilangkan kualitas yang ada.
Berdasarkan uraian diatas, dijadikan alasan peneliti
untuk meneliti dan membahas mengenai “Penerapan
Rekayasa Nilai pada Gedung Perpustakaan Kota Tarakan”.
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
Apa saja item pekerjaan yang akan dilakukan studi
rekayasa nilai.
Apa saja alternative ide bagi item pekerjaan yang
akan dilakukan studi rekayasa nilai.
Berapakah biaya penghematan yang akan didapat
dari studi tersebut.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui item
pekerjaan yang akan dilakukan studi rekayasa nilai,
memunculkan alternatif ide dari hasil rekayasa nilai serta
mengetahui biaya pennghematan dari hasil penerapan
rekayasa nilai.
Adapun batasan masalah dalam pengerjaan peneltian ini
yaitu :
1. Dilakukan pada proyek ”Pembangunan Perpustakaan
Kota (Multiyears)” di KotaTarakan pada tahun 20132014.
2. Studi dilakukan dengan mengasumsikan gedung
dalam tahap perencanaan sebelum masa konstruksi.
3. Keseluruhan analisa harga dilakukan dengan
menggunakan analisa dan harga pada tahun 2012.
4.
5.
Item pekerjaan yang akan dipilih yaitu pekerjaan
bagian arsitektur gedung berdasarkan rencana
anggaran biaya proyek.
Mengabaikan biaya inflasi.
2. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Di Indonesia, pemerintah secara tegas menyatakan
dukungannya bagi penerapan rekayasa nilai pada proyek
konstruksi dengan mengeluarkan peraturan Menteri Pekerjaan
Umum
No.45/PRT/M/2007.
Dan
dalam
Peraturan
Departemen Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991
Direktorat Jenderal Cipta Karya disebutkan bahwa biaya
bangunan/proyek konstruksi yang memiliki nilai atau biaya
pengerjaan lebih dari 1 miliar harus diadakan suatu analisis
rekayasa nilai.
Berdasarkan standard SAVE (2007) dalam menerapkan
rekayasa nilai perlu mengikuti seluruh rencana kerja (job plan)
yang ada guna memenuhi kualifikasi sebagai studi rekayasa
nilai.
.
Gambar 2.1 Tahapan studi rekayasa nilai
Tahap Workshop atau Tahap Job Plan
Tahap workshop atau bisa dikenal dengan tahap rencana
kerja (job plan) ini harus ada dalam studi rekayasa nilai
karena merupakan syarat mutlak dalam melakukan rekayasa
nilai. Dalam tahapan ini terdapat 6 (enam) fase yang
dilakukan, yaitu :
Rekayasa Nilai
1. Fase Informasi
Menurut SAVE (2007) rekayasa nilai adalah aplikasi
Tujuan dalam fase ini adalah untuk memahami
metodologi nilai pada sebuah proyek atau layanan yang telah
keadaan proyek dan kendala yang dapat mempengaruhi
direncanakan atau dikonsepkan untuk mencapai peningkatan
keputusan proyek. Selama fase ini, tim studi melakukan
nilai. Metodologi nilai adalah sebuah proses sistematis yang
pengumpulan data/informasi
sebanyak
mungkin
digunakan oleh tim multidispilin untuk meningkatkan nilai
mengenai desain, latar belakang, kendala dan proyeksi
dari sebuah proyek melalui analisis terhadap fungsi-fungsinya.
biaya proyek.
Menurut Kasi dan Snodgrass (1994) rekayasa nilai adalah
2. Fase Analisis Fungsi
sebuah teknik pemecahan masalah yang menyediakan sebuah
Fase ini merupakan salah satu fase dari rencana kerja
pendekatan terorganisasi/terstruktur dengan menekankan pada
rekayasa nilai yang bertujuan untuk memahami proyek
pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor penting
dari sudut pandang fungsi berdasarkan apa yang harus
dalam analisis fungsi dan pengembangan solusi-solusi kreatif.
dilakukan. Fase analisis fungsi ini diasumsikan
Menurut Shen dan Liu (2007) rekayasa nilai adalah
sebagai ”jantungnya” rekayasa nilai karena fase inilah
pendekatan sistematis, terorganisasi, berorientasi pada fungsi
yang membedakan antara studi VE dengan teknik
dan tim yang multi disiplin.
penghematan biaya lainnya.
Berdasarkan uraian para ahli tentang rekayasa nilai, maka
3. Fase Kreatifitas
dapat disimpulkan bahwa rekayasa nilai adalah suatu disiplin
Fase ini bertujuan untuk menghasilkan sejumlah ide
ilmu dengan sistem pemecahan masalah yang dilaksanakan
yang berkaitan dengan cara lain untuk melaksanakan
dengan sistematis melalui analisis fungsi dan pengembangan
fungsi. Selama fase ini, tim studi melakukan interaksi
solusi secara kreatif guna mencapai fungsi-fungsi dasar tanpa
tim secara kreatif guna menghasilkan ide-ide alternatif
mengurangi kinerja, mutu dan keamanan yang dilakukan oleh
yang dapat digunakan untuk menjalankan fungsi yang
tim multi disiplin.
ada.
4. Fase Evaluasi
Metodologi Nilai Rekayasa Nilai
Menurut Sri Puji, 2011 fase evaluasi merupakan
Metodologi nilai adalah suatu proses yang sistematis
tahap mengurangi kuantiti ide-ide yang harus
dimana proses ini mengikuti rencana kerja (job plan) yang ada.
diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi
Berdasarkan Standar SAVE (2007) metodologi nilai terdiri
yang besar untuk meningkatkan proyek. Ide-ide yang
dari 3 (tiga) tahapan yaitu tahap sebelum studi (pradipilih diharapkan memiliki potensi penghematan biaya
workshop) , tahap studi (workshop) , dan tahap setelah studi
untuk dikembangkan lebih lanjut.
(pasca-workshop.
5. Fase Pengembangan
Fase ini merupakan fase lanjutan untuk menganalisa
ide alternatif yang telah dipilih sebelumnya. Alternatif
yang memiliki aspek teknik paling baik akan dievaluasi
lebih lanjut mengenai biayanya.
2
6.
Fase Presentasi
Pada tahap ini tim studi akan memaparkan atau
mempresentasikan laporan secara tertulis atau lisan dari
hasil kegiatan workshop kepada pihak manajemen dan
pemangku kepentingan (stakeholder).
3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan sesuai dengan standar SAVE
International yaitu mengikuti enam rencana kerja (job plan)
yang ada. Enam rencana kerja tersebut meliputi fase informasi,
fase analisa fungsi, fase kreatifitas, fase evaluasi, fase
penngembangan dan fase presentasi.
Tools yang Digunakan Dalam Studi Rekayasa Nilai
Dalam studi ini ada beberapa tools atau analisis yang
peneliti gunakan . Tools atau analisis tersebut adalah :
 Analisis Pareto
Analisis ini menggunakan hukum Pareto atau bisa dikenal
sebagai aturan 80/20. Dimana prinsip hukum Pareto adalah
bahwasannya sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil
(20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%).
 Metode FAST (Function analysis System Technique)
FAST adalah teknik menyusun diagram secara sistematis
dimana diagram ini berfungsi untuk mengidentifikasi fungsifungsi yang ada dan kaitannya antar item fungsi tersebut.
Teknik FAST menghasilkan suatu logical functional
map untuk desain. Cara pembentukan diagram FAST
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “BagaimanaMengapa (How-Why)”.
 Analisa Keuntungan dan Kerugian
Analisa ini merupakan suatu analisa dimana
membandingkan keuntungan (kelebihan) dan kerugian
(kekurangan) dari sejumlah alternatif ide yang ada. Analisa ini
lebih banyak melakukan studi literatur serta melihat dari
pengalaman yang ada guna menghasilkan pandangan objektif
berkaitan dengan suatu alternatif ide yang ditawarkan.
 Biaya Siklus Hidup/Life Cycle Cost (LCC)
Dalam Ali Berawi (2014) menurut RICS (1999), biaya
siklus hidup atau Life Cycle Cost (LCC) didefinisikan sebagai
suatu nilai saat ini yang mencangkup keseluruhan biaya
proyek meliputi biaya investasi awal, biaya operasional, biaya
kepemilikan dan nilai akhir proyek pada umur rencana yang
ditentukan. Dalam rekayasa nilai, LCC digunakan untuk
menentukan alternatif dengan biaya yang paling rendah. Jika
kesemua alternatif ide yang didapat menghasilkan fungsi
dasar, maka keseluruhan alternatif ide tersebut dapat
dibandingkan dengan LCC.Elemen yang dihitung biaya awal,
biaya tahunan dan biaya tak berulang.
 Metode Pugh
Metode pugh atau lebih dikenal metode seleksi pugh
yaitu sebuah teknik kuantitatif yang dikembangkan oleh
Stuart Pugh . Metode ini bertujuan untuk mengevaluasi dan
memutuskan konsep dengan menentukan peringkat pilihan
multidimensi. Berdasarkan website smart solution (2011),
metode ini diimplementasikan dengan membentuk tim
evaluasi, dimana tim ini menyiapkan matriks kriteria evaluasi
terhadap alternatif. Biasanya opsi kriteria menggunakan
pendekatan simbolik ( satu merupakan simbol untuk lebih
baik dari, lain untuk netral dan satu lagi untuk lebih buruk dari
awal). Ini bisa diubah menjadi skor dan digabungkan dalam
matriks sehingga menghasilkan skor untuk setiap opsi.
.
Gambar 3.1 Flowchart Alur Penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Fase Informasi
Fase informasi berisikan data umu proyek, data
karakteristik gedung serta pemilihan item pekerjaan yang
akan dilakukan rekayasa nilai dengan analisa breakdown dan
analisa pareto.

Analisa Breakdown dan Analisa Pareto
Analisa breakdown yaitu berupa tabel pengurutan
berdasarkan dengan harga pekerjaan, pengurutan ini dimulai
dari item terbesar ke item dengan nilai harga terkecil.
Sedangkan analisa pareto yaitu berupa tabel hasil analisa
menggunakan nilai bobot dan nilai kumulatif dari setiap item
pekerjaan. Dengan rumus persamaan mencari bobot yaitu :
Bobot =
Jumlah Harga
Total Harga
x 100..............................................(4.1)

Pemilihan Item Pekerjaan
Berdasarkan hasil grafik pareto didapat 13 pekerjaan yang
berpotensi dilakukan penghematan . Dari ketiga belas
pekerjaan tersebut, peneliti hanya akan memilih item
pekerjaan dengan kategori pekerjaan arsitektur gedung.
3
Adapun pekerjaan yang dipilih oleh peneliti untuk dilakukan
rekayasa nilai yaitu pekerjaan yaitu : pekerjaan struktur atap,
pekerjaan lantai gedung, pekerjaan pintu dan jendela,
pekerjaan dinding eksterior, pekerjaan dinding gedung dan
pekerjaan plafond gedung.
Tabel 4.2 Alternatif Lantai Gedung
Ide Awal
Lantai Granite Tile
Lantai Keramik
Lantai Teraso
Lantai Vinyl
Lantai Karpet
Alternatif Ide
.
.Fase Evaluasi
Fase evaluasi merupakan tahap menganalisis setiap
Pada fase ini terdapat tabel identifikasi fungsi, diagram
alternatif yang diperoleh dari fase kreativitas. Fase ini
FAST dan analisa fungsi.
bertujuan untuk mengurangi kuantitas ide yang harus
 Identifikasi Fungsi
diidentifikasi. Pada fase ini terdapat tiga analisa yang
Identifikasi fungsi dilakukan dengan membuat Tabel
digunakan,yaitu :
identifikasi fungsi terdiri atas uraian pekerjaan, kata kerja,
 Analisa Keuntungan dan Kerugian
kata benda dan jenis fungsinya yang bertujuan untuk
Analisa
ini
bertujuan
memperlihatkan
setiap
mengetahui fungsi dasar dari setiap uraian pekerjaan yang ada.
keunggulan/keuntungan dan kelemahan/kerugian dari tiap
 Diagram FAST
alternatifnya. Berikut salah satu contoh analisa keuntungan
Setelah mengidentifikasi fungsi, tahap selanjutnya yaitu
dan kerugian yang dilakukan pada pekerjaan lantai gedung.
membuat diagram FAST. Diagram FAST ini memperlihatkan
Tabel 4.3 Analisa Keuntungan dan Kerugian Pekerjaan
fungsi dasar dan lingkup studi serta membantu
Lantai Gedung
mengembangkan kreativitas untuk alternatif yang berlaku.
Bahan / Aspek
Granite Tile
Keramik
Vinyl
Karpet
Teraso
 Analisa Fungsi
Tanah liat yang dibakar
Serpihan marmer yang
Batu granite
PVC anti patah
Sintesis/ polipropilena
Bahan
dan dilapisi keramik
diikat semen
Analisa fungsi dilakukan untuk mengklarifikasikan fungsi
± 8 mm
0,8 - 1 cm
2 mm dan 3 mm
0,5 - 1,5 cm
± 8 mm
Ketebalan
Lebar : 10 - 20 cm
Lebar : 39,7 - 4 m
Ukuran
Bisa mencapai
Hanya bisa mencapai
Hanya bisa mencapai
dasar (primer) dan fungsi penunjang (sekunder). Serta
100 x 100 cm
60 x 60 cm
40
x 40 cm
Panjang : 90 - 100 cm
Panjang : 25 - 40 m
mendapatkan nilai perbandingan biaya (cost) dengan biaya
Mudah
Mudah
Mudah
Perlu ketelitian
Mudah
Pemasangan
Mudah
x
x
√
√
x
terendah untuk mendapatkan fungsi utama (worth) atau indeks
Terbakar
√
√
√
x
√
Kedap
Air
nilai yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut.
Memberi
Dingin
Dingin
Hangat
Hangat
Dingin
Suasana
Pekerjaan dengan indeks nilai cost/worth > 1,5 kemudian
˃ 100 tahun
17 - 30 tahun
17 - 30 tahun
10 - 20 tahun
17 - 30 tahun
Umur Teknis
menjadi fokus studi lebih lanjut. Berikut salah satu contoh
 Life Cycle Cost (LCC)
analisa fungsi yang dilakukan.
Analisa ini bertujuan untuk memperlihatkan biaya siklus
Tabel 4.1 Analisa Fungsi Pekerjaan Lantai
hidup keseluruhan alternative. Berikut salah satu contoh LCC
Elemen : Lantai (Lantai 1)
Fungsi : Pemberitahuan Ruang
yang dilakukan pada pekerjaan lantai gedung
Fungsi
Jenis
No.
Komponen
Biaya (Cost)
Kelayakan (Worth)
Kata Kerja
Kata Benda
Fungsi
Tabel 4.4 LCC Pekerjaan Lantai Gedung
Fase Analisis Fungsi
Mencegah
Mencegah
Memperkuat
Memberi
Memberi
Memberi
Memberi
Mencegah
Memberi
Menahan
Kerusakan
Kerusakan
Lantai
Warna/Tekstur
Warna/Tekstur
Warna/Tekstur
Warna/Tekstur
Rembesan
Warna/Tekstur
Rembesan
S
S
S
P
P
P
P
S
P
S
57,766,223.94
71,513,865.20
64,843,973.21
396,206,576.78 Rp 396,206,576.78
4,839,795.55 Rp 4,839,795.55
46,582,417.17 Rp 46,582,417.17
3,972,076.43 Rp 3,972,076.43
51,855,137.89
56,095,721.98 Rp 56,095,721.98
14,384,432.50
768,060,220.64 Rp 507,696,587.91
1.51
> 1,5 , layak di VE
Life Cycle Cost
Proyek
Pekerjaan
: Perpustakaan Kota Tarakan
: Lantai Gedung Perpustakaan
Keterangan
Biaya
Tahunan
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Cost/Worth =
Biaya Awal
Urugan tanah bawah lantai
Pasir urug bawah lantai
Cor lantai 1:2:3
Lantai granite tile 60x60 cm
Lantai keramik KM/WC 20x20 cm
Lantai keramik tangga type 1 30x30 cm
Lantai keramik tangga type 2 30x30 cm
Plint lantai keramik
Lantai carport batu sikat
Waterprofing
TOTAL
Keterangan : P = Primer ; S = Sekunder
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Biaya Tak Berulang
Berdasarkan tabel diatas, nilai indeks tertinggi yaitu 1,51
pada pekerjaan lantai (lantai 1) , nilai ini lebih besar dari ratio
cost/worth yang telah ditetapkan. Maka pekerjaan lantai layak
dilanjutkan ke fase berikutnya. Dengan fungsi pemberitahuan
ruang, item pekerjaan bersifat primer yang akan selanjutnya
distudi yaitu pekerjaan lantai granite tile 60x60 cm, pekerjaan
lantai keramik tangga dan pekerjaan lantai carport batu sikat
: 50 Tahun
Priode
Tahun Dimulai : 2012
Lantai Granite Tile
Lantai Teraso
Lantai Keramik
Lantai Vinyl
1. Biaya Konstruksi
Rp 1,179,817,856.42 Rp 1,078,893,400.27 Rp 438,547,680.24 Rp
2. Perawatan Per tahun (1% x 1)
3. Faktor P/A (n= 50, i= 6%)
4. Biaya Perawatan Keseluruhan
5. Biaya Penggantian
Rp
Rp
11,798,178.56 Rp
15.762
185,962,890.53 Rp
0
513,858,702.21
10,788,934.00 Rp
4,385,476.80 Rp
15.762
15.762
170,055,177.75 Rp 69,123,885.36 Rp
0
Rp 500,602,177.00 Rp
6. Umur Teknis (tahun)
90
811,026,174.67 Rp
Lantai Karpet
75
10 (ada pergantian
pada tahun ke 10, ke
20, ke 30 dan ke 40)
Total
LCC
7. Nilai Sisa pada tahun ke-50
Rp 524,363,491.74 Rp 359,631,133.42 Rp
8. Faktor P/F (n=50, i=6%)
0.0543
0.0543
0.0543
9. Nilai Sisa (Dihitung pada Awal Tahun) Rp 28,472,937.60 Rp 19,527,970.54 Rp
8. Total Biaya (1+4+5-9)
Rp 1,337,307,809.35 Rp 1,229,420,607.48 Rp 1,008,273,742.60
Presentase (%)
0.00
8.07
24.60
Jumlah
Rp
- Rp 107,887,201.87 Rp 329,034,066.75
8,110,261.75 Rp
5,138,587.02
15.762
15.762
127,833,945.65 Rp 80,994,408.64
331,709,705.44 Rp 1,408,949,175.60
5 (ada pergantian pada
20 (ada pergantian
tahun ke 10,ke 15, ke
pada tahun ke 20 dan
20, ke 25, ke 30, ke 35,
ke 40)
ke 40, ke 45 dan ke 50)
Rp 135,171,029.11 Rp
0.0543
0.0543
Rp
7,339,786.88 Rp
Rp 1,263,230,038.88 Rp 2,003,802,286.45
5.54
-49.84
Rp
74,077,770.46 Rp -666,494,477.11
 Metode Pugh (decision-matrix method)
Metode pugh dilakukan guna mengevaluasi dan memilih
konsep ide yang diusulkan guna mengganti ide awal dengan
menampilkan matrix poin. Pada penelitian ini, metode pugh
dilakukan pada lima responden dengan menggunakan tujuh
kriteria penilaian. Berikut salah satu contoh hasil pemberian
skor yang telah diberikan oleh kelima responden yang
dilakukan pada pekerjaan lantai gedung.
Fase Kreatifitas
Setelah fase analisis fungsi, tahap berikutnya dalam studi
rekayasa nilai adalah tahap kreatifitas. Pada tahap kreatifitas
hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memberikan
alternatif untuk mengefisiensikan penggunaan anggaran
adalah : waktu pelaksanaan, biaya awal, biaya
perawatan/perbaikan, keselamatan dan kenyamanan pengguna,
ramah lingkungan dan kemudahan pengerjaan. Berikut salah
satu contoh fase kreatifitas yang dilakukan pada pekerjaan
lantai gedung
4
 Rekaptulasi Penghematan
Rekaptulasi penghematan terdiri dari dua tabek hasil
penghematan, yaitu tabel penghematan rencana anggaran
biaya pada bagian pekerjaan arsitektur gedung dan tabel
penghematan rencana anggaran biaya proyek pembangunan.
Berdasarkan tabel pengehamatan RAB bagian arsitektur
gedung, penghematan terjadi sebesar Rp 736,233,229.47 atau
10.36% dari total keseluruhan pekerjaan arsitektur. Dan pada
tabel pengehamatan RAB proyek pembangunan, penghematan
terjadi sebesar Rp1,021,475,367.36 atau 4,76% dari total
keseluruhan rencana anggaran biaya .
Tabel 4.5 rekap Matrix Pugh Pekerjaan Lantai Gedung
Alternatif Ide
Ide Awal
Lantai Granite
Tile Ukuran
60x60 cm
Lantai Ubin
Teraso Uk.
40x40cm
Lantai
Keramik Uk.
40x40cm
Lantai Vinyl
Lantai Karpet
2
Responden 1
0
-6
6
-4
Responden 2
0
-10
-5
3
4
Responden 3
0
-2
2
-4
-3
Responden 4
0
-2
-1
0
-3
Responden 5
0
-2
2
-4
-3
0
-22
4
-9
-3
Total Poin
Berdasarkan tabel diatas, total poin untuk ide awal lantai
granite tile ukuran 60 x60 cm yaitu 0 poin. Untuk alternatif
ide lantai ubin teraso ukuran 40 x 40 cm yaitu -22 poin, lantai
keramik ukuran 40 x40 cm yaitu 4 poin, lantai vinyl yaitu -9
poin dan lantai karpet yaitu -3 poin. Total poin tertinggi
dihasilkan oleh lantai keramik ukuran 40 x 40 cm yaitu 4 poin.
Maka, peneliti mengusulkan penggantian lantai granite tile
ukuran 60 x 60 cm dengan lantai keramik ukuran 40 x40 cm
.
5. KESIMPULAN
Dari hasil rekayasa nilai yang dilakukan guna
mengefisiensikan penggunaan anggaran biaya pada
pembangunan perpustakaan kota Tarakan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Studi rekayasa nilai menghasilkan item pekerjaan yang
dioptimalkan yaitu pekerjaan lantai gedung, pekerjaan
lantai carport, pekerjaan pasangan dinding plang nama,
pekerjaan dinding plang nama, pekerjaan pasangan
dinding gedung dan pekerjaan plafond gedung.
2. Alternatif ide pengganti yaitu :
 Lantai keramik ukuran 40 x 40 cm, menggantikan
lantai granite tile ukuran 60 x 60 cm pada pekerjaan
lantai gedung,
 Lantai keramik ukuran 40 x 40 cm, menggantikan
lantai carport batu sikat pada pekerjaan lantai
carport,
 Pasangan dinding batako, menggantikan pasangan
dinding batu bata pada pekerjaan pasangan dinding
plang nama dan pasangan dinding batu bata
gedung,
 Dinding keramik, menggantikan dinding batu alam
pada pekerjaan dinding plang nama, dan
 Plafond tripleks 6 mm dengan rangka kayu,
menggantikan plafond gypsum 9 mm dengan
rangka cross tee main tee.
3. Berdasarkan rencana anggaran biaya, total keseluruhan
penghematan yang didapat dengan melakukan rekayasa
nilai yaitu sebesar Rp 1,021,475,367.36 atau 4,76 %
dari desain awal.
Fase Pengembangan
Setelah melakukan ke empat fase job plan, yaitu fase
informasi, fase analisis fungsi, fase kreatifitas dan fase
evaluasi. Selanjutnya, yaitu melakukan fase pengembangan.
Pada fase ini berisi rekomendasi item pekerjaan pengganti dan
perbandingan biaya penghematan yang dihasilkan. Berikut
salah satu conoth fase pengembangan yang dilakukan pada
pekerjaa lantai gedung.
 Pekerjaan Lantai Gedung
Berdasarkan hasil studi rekayasa nilai yang telah
dilakukan, pada pekerjaan lantai (1,2,3,4) yang berfungsi
sebagai “pemberitahuan ruang” terdapat tiga item pekerjaan
yang dikaji. Ketiga item tersebut adalah pekerjaan lantai
gedung, pekerjaan lantai tangga gedung dan pekerjaan lantai
carport. Namun pada fase evaluasi, pekerjaan lantai tangga
gedung tidak memenuhi hasil yang diharapkan. Dikarenakan
hal tersebut, pekerjaan lantai (1,2,3,4) hanya memiliki dua
item pekerjaan yang berhasil dikaji. Berikut hasil studi yang
dilakukan.
a. Pekerjaan
: Lantai gedung
Item Pekerjaan
Rencana Awal
: Pekerjaan lantai granite tile 60x60
cm
Usulan Pengganti : Pekerjaan lantai keramik 40x40
cm
Biaya
Rencana Awal
: Rp 1,337,307,809.35
Usulan Pengganti
: Rp 1,008,273,742.60
Penghematan
: Rp 329,034,066.75 atau 24,6%
b. Pekerjaan
: Lantai carport
Item Pekerjaan
Rencana Awal
: Pekerjaan lantai carport batu sikat
Usulan Pengganti
: Pekerjaan lantai carport keramik
40x40 cm
Biaya
Rencana Awal
: Rp 64,429,863.14
Usulan Pengganti
: Rp 45,492,745.00
Penghematan
: Rp 18,937,118.14 atau 29.39%
REFERENSI
Astudio Architect, (2011), “Berapa tahun umur material dan bagian
bangunan”, http://www.astudioarchitect.com/2011/06/berapa-tahunumur-material-dan-bagian.html.
Bank Indonesia, “BI Rate”, http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/data/Default.aspx.
Berawi, M.A. (2014), Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi
Bangunan Gedung, UI-Press, Jakarta.
5
Blogspot, 2011, “Pugh Concept Selection Method”,
http://smartsol2u.blogspot.co.id/2011/11/pugh-concept-selectionmethod.html
Blogspot, 2013, “Kelebihan dan Kekurangan Dinding”,
http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/2013/12/macam-macamdinding.html
Chandra, Suriana,(2014), Maximizing Construction Project and Investment
Budget Efficiency With Value Engineering, Kompas Gramedia, Jakarta.
Decision Making Confidence, “How To Use The Pugh Matrix”,
http://www.decision-making-confidence.com/pugh-matrix.html.
J. Kodoa, Robert, Analisis Ekonomi Teknik, Andi, Jakarta.
Koch,Richard, (1998), The 80/20 Principle The Secret To Success By
Achieving More With Less, Currency Doubleday, United States.
Lestari, Sri, (2011), Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi Biaya
Pada Proyek Bangunan Gedung Berkonsep Green Building (Studi Kasus :
Proyek Pembangunan Gedung Menteri), Skripsi, Universitas Indonesia,
Depok.
Prihartanto,Eko dkk,(2014), Workshop Value Engineering Proyek Rumah
Sakit Daerah Balikpapan, Tugas Manajemen Nilai, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
Pristianti,Utus, Penerapan Rekayasa Nilai Pada Pembangunan Gedunug
RSUD Gambiran Tahap II Kota Kediri, Makalah Tugas Akhir, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Priyo , Hermawan, (2010), Aplikasi Value Engineering Pada Proyek
Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung BPKP
Yogjakarta), Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 13, No. 2, 116-129,
Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, Yogjakarta.
Republik Indonesia, (2007), “Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara”, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.
Wikipedia, “Perpustakaan”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan.
Wikipedia, “Prinsip Pareto”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Pareto.
6
Download