Penerapan Rekayasa Nilai Pada Gedung Perpustakaan Kota Tarakan Budi Setiawan,S.T.,M.T.1, Utari Nur Paramita2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Borneo Tarakan Jl.Amal Lama No.1 Tarakan, Indonesia [email protected] Intisari— Penerapan rekayasa nilai pada gedung perpustakaan Kota Tarakan ini dilakukan guna mengefisiensikan penggunaan anggaran biaya yang dikeluarkan. Rekayasa nilai dilakukan dengan mengikuti standar/ketentuan ke enam rencana kerja yang ada, yaitu : tahap informasi, tahap analisis fungsi, tahap kreatifitas, tahap evaluasi, tahap pengembangan dan tahap presentasi. Adapun analisa yang digunakan adalah : tahap informasi dilakukan dengan analisa breakdown dan analisa pareto, tahap analisis fungsi dilakukan dengan diagram FAST dan nilai indeks, tahap evaluasi dilakukan dengan analisa keuntungan dan kerugian, analisa LCC (biaya siklus hidup) dan matriks Pugh. Pada studi ini dihasilkan beberapa item pekerjaan yang dihemat, antara lain pekerjaan lantai gedung, pekerjaan lantai carport, pekerjaan pasangan dinding plang nama, pekerjaan dinding plang nama, pekerjaan pasangan dinding gedung dan pekerjaan plafond gedung. Dari hasil analisa rekayasa nilai diperoleh penghematan biaya sebesar Rp 1,021,475,367.36 atau 4,76% dari desain awal. Kata Kunci— biaya, gedung, penghematan, rekayasa nilai 1. PENDAHULUAN Proyek-proyek konstruksi di berbagai provinsi maupun kota banyak terdapat pembangunan proyek konstruksi baik dalam skala besar maupun skala kecil tidak hanya didanai oleh pihak pemerintah namun tidak sedikit dari proyek ini didanai atau dimiliki oleh pihak swasta/warga sipil juga. Proyek konstruksi tidak hanya meliputi ruang konstruksi gedung, namun juga meliputi konstruksi jembatan, jalan dan bidang perairan lainnya. Sebanding dengan meningkatnya jumlah proyek konstruksi di Indonesia, hal ini juga terjadi pada proyek konstruksi yang ada di wilayah utara Kalimantan khususnya di kota Tarakan. Dalam bidang pendidikan, pemerintah kota Tarakan dengan nyata mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan melakukan pembaharuan gedung perpustakaan kota yang lama dengan gedung perpustakaan kota yang baru untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing kota. Gedung perpustakaan kota yang baru ini diharapkan dapat menarik minat membaca masyarakat dan membantu masyarakat dari segala umur serta golongan untuk mendapatkan informasi atau pemahaman suatu ilmu secara luas dan gratis, serta diharapkan dapat menciptakan waktu senggang masyarakat Tarakan untuk membaca agar berperan aktif dalam pembangunan nasional. Seperti pengerjaan pada umumnya, setiap pembangunan konstruksi dapat berpotensi mengalami 1 kendala/permasalahan yang timbul selama proses pembangunan berlangsung. Permasalahan umum yang paling sering ditemui berkaitan anggaran adalah terjadi peningkatan anggaran biaya akibat melemahnya kekuasaan pemilik anggaran sejalan dengan meningkatkan persentase pembangunan suatu konstruksi yang dikarenakan berbagai alasan. Jika hal ini juga terjadi pada pembangunan perpustakaan kota tentu akan cukup memberatkan pemerintah kota selaku pemilik proyek. Guna menghindari hal itu perlu dilakukan pengoptimalisasi biaya dalam usaha mencapai efisiensi penggunaan anggaran sesuai dengan kesepakatan awal, terutama dengan adanya kecendrungan terus meningkatnya biaya konstruksi dan adanya biaya yang tidak perlu dalam suatu proyek konstruksi. Upaya penghematan biaya pada gedung perpustakaan kota Tarakan dapat/bisa dilakukan dengan metode “Rekayasa Nilai”. Dimana rekayasa nilai adalah salah satu cabang ilmu manajeman yang bertujuan mengefisiensikan penggunaan anggaran dengan menganalisa kembali fungsi-fungsi yang ada pada suatu proyek atau produk. Rekayasa nilai dipilih karena memiliki kelebihan dalam mengendalikan biaya dengan menggunakan pendekatan sistematis dengan cara menganalisis fungsi tanpa menghilangkan kualitas yang ada. Berdasarkan uraian diatas, dijadikan alasan peneliti untuk meneliti dan membahas mengenai “Penerapan Rekayasa Nilai pada Gedung Perpustakaan Kota Tarakan”. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apa saja item pekerjaan yang akan dilakukan studi rekayasa nilai. Apa saja alternative ide bagi item pekerjaan yang akan dilakukan studi rekayasa nilai. Berapakah biaya penghematan yang akan didapat dari studi tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui item pekerjaan yang akan dilakukan studi rekayasa nilai, memunculkan alternatif ide dari hasil rekayasa nilai serta mengetahui biaya pennghematan dari hasil penerapan rekayasa nilai. Adapun batasan masalah dalam pengerjaan peneltian ini yaitu : 1. Dilakukan pada proyek ”Pembangunan Perpustakaan Kota (Multiyears)” di KotaTarakan pada tahun 20132014. 2. Studi dilakukan dengan mengasumsikan gedung dalam tahap perencanaan sebelum masa konstruksi. 3. Keseluruhan analisa harga dilakukan dengan menggunakan analisa dan harga pada tahun 2012. 4. 5. Item pekerjaan yang akan dipilih yaitu pekerjaan bagian arsitektur gedung berdasarkan rencana anggaran biaya proyek. Mengabaikan biaya inflasi. 2. KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Di Indonesia, pemerintah secara tegas menyatakan dukungannya bagi penerapan rekayasa nilai pada proyek konstruksi dengan mengeluarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007. Dan dalam Peraturan Departemen Pekerjaan Umum Nomor 222/KPTS/CK/1991 Direktorat Jenderal Cipta Karya disebutkan bahwa biaya bangunan/proyek konstruksi yang memiliki nilai atau biaya pengerjaan lebih dari 1 miliar harus diadakan suatu analisis rekayasa nilai. Berdasarkan standard SAVE (2007) dalam menerapkan rekayasa nilai perlu mengikuti seluruh rencana kerja (job plan) yang ada guna memenuhi kualifikasi sebagai studi rekayasa nilai. . Gambar 2.1 Tahapan studi rekayasa nilai Tahap Workshop atau Tahap Job Plan Tahap workshop atau bisa dikenal dengan tahap rencana kerja (job plan) ini harus ada dalam studi rekayasa nilai karena merupakan syarat mutlak dalam melakukan rekayasa nilai. Dalam tahapan ini terdapat 6 (enam) fase yang dilakukan, yaitu : Rekayasa Nilai 1. Fase Informasi Menurut SAVE (2007) rekayasa nilai adalah aplikasi Tujuan dalam fase ini adalah untuk memahami metodologi nilai pada sebuah proyek atau layanan yang telah keadaan proyek dan kendala yang dapat mempengaruhi direncanakan atau dikonsepkan untuk mencapai peningkatan keputusan proyek. Selama fase ini, tim studi melakukan nilai. Metodologi nilai adalah sebuah proses sistematis yang pengumpulan data/informasi sebanyak mungkin digunakan oleh tim multidispilin untuk meningkatkan nilai mengenai desain, latar belakang, kendala dan proyeksi dari sebuah proyek melalui analisis terhadap fungsi-fungsinya. biaya proyek. Menurut Kasi dan Snodgrass (1994) rekayasa nilai adalah 2. Fase Analisis Fungsi sebuah teknik pemecahan masalah yang menyediakan sebuah Fase ini merupakan salah satu fase dari rencana kerja pendekatan terorganisasi/terstruktur dengan menekankan pada rekayasa nilai yang bertujuan untuk memahami proyek pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor penting dari sudut pandang fungsi berdasarkan apa yang harus dalam analisis fungsi dan pengembangan solusi-solusi kreatif. dilakukan. Fase analisis fungsi ini diasumsikan Menurut Shen dan Liu (2007) rekayasa nilai adalah sebagai ”jantungnya” rekayasa nilai karena fase inilah pendekatan sistematis, terorganisasi, berorientasi pada fungsi yang membedakan antara studi VE dengan teknik dan tim yang multi disiplin. penghematan biaya lainnya. Berdasarkan uraian para ahli tentang rekayasa nilai, maka 3. Fase Kreatifitas dapat disimpulkan bahwa rekayasa nilai adalah suatu disiplin Fase ini bertujuan untuk menghasilkan sejumlah ide ilmu dengan sistem pemecahan masalah yang dilaksanakan yang berkaitan dengan cara lain untuk melaksanakan dengan sistematis melalui analisis fungsi dan pengembangan fungsi. Selama fase ini, tim studi melakukan interaksi solusi secara kreatif guna mencapai fungsi-fungsi dasar tanpa tim secara kreatif guna menghasilkan ide-ide alternatif mengurangi kinerja, mutu dan keamanan yang dilakukan oleh yang dapat digunakan untuk menjalankan fungsi yang tim multi disiplin. ada. 4. Fase Evaluasi Metodologi Nilai Rekayasa Nilai Menurut Sri Puji, 2011 fase evaluasi merupakan Metodologi nilai adalah suatu proses yang sistematis tahap mengurangi kuantiti ide-ide yang harus dimana proses ini mengikuti rencana kerja (job plan) yang ada. diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi Berdasarkan Standar SAVE (2007) metodologi nilai terdiri yang besar untuk meningkatkan proyek. Ide-ide yang dari 3 (tiga) tahapan yaitu tahap sebelum studi (pradipilih diharapkan memiliki potensi penghematan biaya workshop) , tahap studi (workshop) , dan tahap setelah studi untuk dikembangkan lebih lanjut. (pasca-workshop. 5. Fase Pengembangan Fase ini merupakan fase lanjutan untuk menganalisa ide alternatif yang telah dipilih sebelumnya. Alternatif yang memiliki aspek teknik paling baik akan dievaluasi lebih lanjut mengenai biayanya. 2 6. Fase Presentasi Pada tahap ini tim studi akan memaparkan atau mempresentasikan laporan secara tertulis atau lisan dari hasil kegiatan workshop kepada pihak manajemen dan pemangku kepentingan (stakeholder). 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan sesuai dengan standar SAVE International yaitu mengikuti enam rencana kerja (job plan) yang ada. Enam rencana kerja tersebut meliputi fase informasi, fase analisa fungsi, fase kreatifitas, fase evaluasi, fase penngembangan dan fase presentasi. Tools yang Digunakan Dalam Studi Rekayasa Nilai Dalam studi ini ada beberapa tools atau analisis yang peneliti gunakan . Tools atau analisis tersebut adalah : Analisis Pareto Analisis ini menggunakan hukum Pareto atau bisa dikenal sebagai aturan 80/20. Dimana prinsip hukum Pareto adalah bahwasannya sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Metode FAST (Function analysis System Technique) FAST adalah teknik menyusun diagram secara sistematis dimana diagram ini berfungsi untuk mengidentifikasi fungsifungsi yang ada dan kaitannya antar item fungsi tersebut. Teknik FAST menghasilkan suatu logical functional map untuk desain. Cara pembentukan diagram FAST dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “BagaimanaMengapa (How-Why)”. Analisa Keuntungan dan Kerugian Analisa ini merupakan suatu analisa dimana membandingkan keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari sejumlah alternatif ide yang ada. Analisa ini lebih banyak melakukan studi literatur serta melihat dari pengalaman yang ada guna menghasilkan pandangan objektif berkaitan dengan suatu alternatif ide yang ditawarkan. Biaya Siklus Hidup/Life Cycle Cost (LCC) Dalam Ali Berawi (2014) menurut RICS (1999), biaya siklus hidup atau Life Cycle Cost (LCC) didefinisikan sebagai suatu nilai saat ini yang mencangkup keseluruhan biaya proyek meliputi biaya investasi awal, biaya operasional, biaya kepemilikan dan nilai akhir proyek pada umur rencana yang ditentukan. Dalam rekayasa nilai, LCC digunakan untuk menentukan alternatif dengan biaya yang paling rendah. Jika kesemua alternatif ide yang didapat menghasilkan fungsi dasar, maka keseluruhan alternatif ide tersebut dapat dibandingkan dengan LCC.Elemen yang dihitung biaya awal, biaya tahunan dan biaya tak berulang. Metode Pugh Metode pugh atau lebih dikenal metode seleksi pugh yaitu sebuah teknik kuantitatif yang dikembangkan oleh Stuart Pugh . Metode ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memutuskan konsep dengan menentukan peringkat pilihan multidimensi. Berdasarkan website smart solution (2011), metode ini diimplementasikan dengan membentuk tim evaluasi, dimana tim ini menyiapkan matriks kriteria evaluasi terhadap alternatif. Biasanya opsi kriteria menggunakan pendekatan simbolik ( satu merupakan simbol untuk lebih baik dari, lain untuk netral dan satu lagi untuk lebih buruk dari awal). Ini bisa diubah menjadi skor dan digabungkan dalam matriks sehingga menghasilkan skor untuk setiap opsi. . Gambar 3.1 Flowchart Alur Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Fase Informasi Fase informasi berisikan data umu proyek, data karakteristik gedung serta pemilihan item pekerjaan yang akan dilakukan rekayasa nilai dengan analisa breakdown dan analisa pareto. Analisa Breakdown dan Analisa Pareto Analisa breakdown yaitu berupa tabel pengurutan berdasarkan dengan harga pekerjaan, pengurutan ini dimulai dari item terbesar ke item dengan nilai harga terkecil. Sedangkan analisa pareto yaitu berupa tabel hasil analisa menggunakan nilai bobot dan nilai kumulatif dari setiap item pekerjaan. Dengan rumus persamaan mencari bobot yaitu : Bobot = Jumlah Harga Total Harga x 100..............................................(4.1) Pemilihan Item Pekerjaan Berdasarkan hasil grafik pareto didapat 13 pekerjaan yang berpotensi dilakukan penghematan . Dari ketiga belas pekerjaan tersebut, peneliti hanya akan memilih item pekerjaan dengan kategori pekerjaan arsitektur gedung. 3 Adapun pekerjaan yang dipilih oleh peneliti untuk dilakukan rekayasa nilai yaitu pekerjaan yaitu : pekerjaan struktur atap, pekerjaan lantai gedung, pekerjaan pintu dan jendela, pekerjaan dinding eksterior, pekerjaan dinding gedung dan pekerjaan plafond gedung. Tabel 4.2 Alternatif Lantai Gedung Ide Awal Lantai Granite Tile Lantai Keramik Lantai Teraso Lantai Vinyl Lantai Karpet Alternatif Ide . .Fase Evaluasi Fase evaluasi merupakan tahap menganalisis setiap Pada fase ini terdapat tabel identifikasi fungsi, diagram alternatif yang diperoleh dari fase kreativitas. Fase ini FAST dan analisa fungsi. bertujuan untuk mengurangi kuantitas ide yang harus Identifikasi Fungsi diidentifikasi. Pada fase ini terdapat tiga analisa yang Identifikasi fungsi dilakukan dengan membuat Tabel digunakan,yaitu : identifikasi fungsi terdiri atas uraian pekerjaan, kata kerja, Analisa Keuntungan dan Kerugian kata benda dan jenis fungsinya yang bertujuan untuk Analisa ini bertujuan memperlihatkan setiap mengetahui fungsi dasar dari setiap uraian pekerjaan yang ada. keunggulan/keuntungan dan kelemahan/kerugian dari tiap Diagram FAST alternatifnya. Berikut salah satu contoh analisa keuntungan Setelah mengidentifikasi fungsi, tahap selanjutnya yaitu dan kerugian yang dilakukan pada pekerjaan lantai gedung. membuat diagram FAST. Diagram FAST ini memperlihatkan Tabel 4.3 Analisa Keuntungan dan Kerugian Pekerjaan fungsi dasar dan lingkup studi serta membantu Lantai Gedung mengembangkan kreativitas untuk alternatif yang berlaku. Bahan / Aspek Granite Tile Keramik Vinyl Karpet Teraso Analisa Fungsi Tanah liat yang dibakar Serpihan marmer yang Batu granite PVC anti patah Sintesis/ polipropilena Bahan dan dilapisi keramik diikat semen Analisa fungsi dilakukan untuk mengklarifikasikan fungsi ± 8 mm 0,8 - 1 cm 2 mm dan 3 mm 0,5 - 1,5 cm ± 8 mm Ketebalan Lebar : 10 - 20 cm Lebar : 39,7 - 4 m Ukuran Bisa mencapai Hanya bisa mencapai Hanya bisa mencapai dasar (primer) dan fungsi penunjang (sekunder). Serta 100 x 100 cm 60 x 60 cm 40 x 40 cm Panjang : 90 - 100 cm Panjang : 25 - 40 m mendapatkan nilai perbandingan biaya (cost) dengan biaya Mudah Mudah Mudah Perlu ketelitian Mudah Pemasangan Mudah x x √ √ x terendah untuk mendapatkan fungsi utama (worth) atau indeks Terbakar √ √ √ x √ Kedap Air nilai yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi tersebut. Memberi Dingin Dingin Hangat Hangat Dingin Suasana Pekerjaan dengan indeks nilai cost/worth > 1,5 kemudian ˃ 100 tahun 17 - 30 tahun 17 - 30 tahun 10 - 20 tahun 17 - 30 tahun Umur Teknis menjadi fokus studi lebih lanjut. Berikut salah satu contoh Life Cycle Cost (LCC) analisa fungsi yang dilakukan. Analisa ini bertujuan untuk memperlihatkan biaya siklus Tabel 4.1 Analisa Fungsi Pekerjaan Lantai hidup keseluruhan alternative. Berikut salah satu contoh LCC Elemen : Lantai (Lantai 1) Fungsi : Pemberitahuan Ruang yang dilakukan pada pekerjaan lantai gedung Fungsi Jenis No. Komponen Biaya (Cost) Kelayakan (Worth) Kata Kerja Kata Benda Fungsi Tabel 4.4 LCC Pekerjaan Lantai Gedung Fase Analisis Fungsi Mencegah Mencegah Memperkuat Memberi Memberi Memberi Memberi Mencegah Memberi Menahan Kerusakan Kerusakan Lantai Warna/Tekstur Warna/Tekstur Warna/Tekstur Warna/Tekstur Rembesan Warna/Tekstur Rembesan S S S P P P P S P S 57,766,223.94 71,513,865.20 64,843,973.21 396,206,576.78 Rp 396,206,576.78 4,839,795.55 Rp 4,839,795.55 46,582,417.17 Rp 46,582,417.17 3,972,076.43 Rp 3,972,076.43 51,855,137.89 56,095,721.98 Rp 56,095,721.98 14,384,432.50 768,060,220.64 Rp 507,696,587.91 1.51 > 1,5 , layak di VE Life Cycle Cost Proyek Pekerjaan : Perpustakaan Kota Tarakan : Lantai Gedung Perpustakaan Keterangan Biaya Tahunan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Cost/Worth = Biaya Awal Urugan tanah bawah lantai Pasir urug bawah lantai Cor lantai 1:2:3 Lantai granite tile 60x60 cm Lantai keramik KM/WC 20x20 cm Lantai keramik tangga type 1 30x30 cm Lantai keramik tangga type 2 30x30 cm Plint lantai keramik Lantai carport batu sikat Waterprofing TOTAL Keterangan : P = Primer ; S = Sekunder 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Biaya Tak Berulang Berdasarkan tabel diatas, nilai indeks tertinggi yaitu 1,51 pada pekerjaan lantai (lantai 1) , nilai ini lebih besar dari ratio cost/worth yang telah ditetapkan. Maka pekerjaan lantai layak dilanjutkan ke fase berikutnya. Dengan fungsi pemberitahuan ruang, item pekerjaan bersifat primer yang akan selanjutnya distudi yaitu pekerjaan lantai granite tile 60x60 cm, pekerjaan lantai keramik tangga dan pekerjaan lantai carport batu sikat : 50 Tahun Priode Tahun Dimulai : 2012 Lantai Granite Tile Lantai Teraso Lantai Keramik Lantai Vinyl 1. Biaya Konstruksi Rp 1,179,817,856.42 Rp 1,078,893,400.27 Rp 438,547,680.24 Rp 2. Perawatan Per tahun (1% x 1) 3. Faktor P/A (n= 50, i= 6%) 4. Biaya Perawatan Keseluruhan 5. Biaya Penggantian Rp Rp 11,798,178.56 Rp 15.762 185,962,890.53 Rp 0 513,858,702.21 10,788,934.00 Rp 4,385,476.80 Rp 15.762 15.762 170,055,177.75 Rp 69,123,885.36 Rp 0 Rp 500,602,177.00 Rp 6. Umur Teknis (tahun) 90 811,026,174.67 Rp Lantai Karpet 75 10 (ada pergantian pada tahun ke 10, ke 20, ke 30 dan ke 40) Total LCC 7. Nilai Sisa pada tahun ke-50 Rp 524,363,491.74 Rp 359,631,133.42 Rp 8. Faktor P/F (n=50, i=6%) 0.0543 0.0543 0.0543 9. Nilai Sisa (Dihitung pada Awal Tahun) Rp 28,472,937.60 Rp 19,527,970.54 Rp 8. Total Biaya (1+4+5-9) Rp 1,337,307,809.35 Rp 1,229,420,607.48 Rp 1,008,273,742.60 Presentase (%) 0.00 8.07 24.60 Jumlah Rp - Rp 107,887,201.87 Rp 329,034,066.75 8,110,261.75 Rp 5,138,587.02 15.762 15.762 127,833,945.65 Rp 80,994,408.64 331,709,705.44 Rp 1,408,949,175.60 5 (ada pergantian pada 20 (ada pergantian tahun ke 10,ke 15, ke pada tahun ke 20 dan 20, ke 25, ke 30, ke 35, ke 40) ke 40, ke 45 dan ke 50) Rp 135,171,029.11 Rp 0.0543 0.0543 Rp 7,339,786.88 Rp Rp 1,263,230,038.88 Rp 2,003,802,286.45 5.54 -49.84 Rp 74,077,770.46 Rp -666,494,477.11 Metode Pugh (decision-matrix method) Metode pugh dilakukan guna mengevaluasi dan memilih konsep ide yang diusulkan guna mengganti ide awal dengan menampilkan matrix poin. Pada penelitian ini, metode pugh dilakukan pada lima responden dengan menggunakan tujuh kriteria penilaian. Berikut salah satu contoh hasil pemberian skor yang telah diberikan oleh kelima responden yang dilakukan pada pekerjaan lantai gedung. Fase Kreatifitas Setelah fase analisis fungsi, tahap berikutnya dalam studi rekayasa nilai adalah tahap kreatifitas. Pada tahap kreatifitas hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam memberikan alternatif untuk mengefisiensikan penggunaan anggaran adalah : waktu pelaksanaan, biaya awal, biaya perawatan/perbaikan, keselamatan dan kenyamanan pengguna, ramah lingkungan dan kemudahan pengerjaan. Berikut salah satu contoh fase kreatifitas yang dilakukan pada pekerjaan lantai gedung 4 Rekaptulasi Penghematan Rekaptulasi penghematan terdiri dari dua tabek hasil penghematan, yaitu tabel penghematan rencana anggaran biaya pada bagian pekerjaan arsitektur gedung dan tabel penghematan rencana anggaran biaya proyek pembangunan. Berdasarkan tabel pengehamatan RAB bagian arsitektur gedung, penghematan terjadi sebesar Rp 736,233,229.47 atau 10.36% dari total keseluruhan pekerjaan arsitektur. Dan pada tabel pengehamatan RAB proyek pembangunan, penghematan terjadi sebesar Rp1,021,475,367.36 atau 4,76% dari total keseluruhan rencana anggaran biaya . Tabel 4.5 rekap Matrix Pugh Pekerjaan Lantai Gedung Alternatif Ide Ide Awal Lantai Granite Tile Ukuran 60x60 cm Lantai Ubin Teraso Uk. 40x40cm Lantai Keramik Uk. 40x40cm Lantai Vinyl Lantai Karpet 2 Responden 1 0 -6 6 -4 Responden 2 0 -10 -5 3 4 Responden 3 0 -2 2 -4 -3 Responden 4 0 -2 -1 0 -3 Responden 5 0 -2 2 -4 -3 0 -22 4 -9 -3 Total Poin Berdasarkan tabel diatas, total poin untuk ide awal lantai granite tile ukuran 60 x60 cm yaitu 0 poin. Untuk alternatif ide lantai ubin teraso ukuran 40 x 40 cm yaitu -22 poin, lantai keramik ukuran 40 x40 cm yaitu 4 poin, lantai vinyl yaitu -9 poin dan lantai karpet yaitu -3 poin. Total poin tertinggi dihasilkan oleh lantai keramik ukuran 40 x 40 cm yaitu 4 poin. Maka, peneliti mengusulkan penggantian lantai granite tile ukuran 60 x 60 cm dengan lantai keramik ukuran 40 x40 cm . 5. KESIMPULAN Dari hasil rekayasa nilai yang dilakukan guna mengefisiensikan penggunaan anggaran biaya pada pembangunan perpustakaan kota Tarakan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Studi rekayasa nilai menghasilkan item pekerjaan yang dioptimalkan yaitu pekerjaan lantai gedung, pekerjaan lantai carport, pekerjaan pasangan dinding plang nama, pekerjaan dinding plang nama, pekerjaan pasangan dinding gedung dan pekerjaan plafond gedung. 2. Alternatif ide pengganti yaitu : Lantai keramik ukuran 40 x 40 cm, menggantikan lantai granite tile ukuran 60 x 60 cm pada pekerjaan lantai gedung, Lantai keramik ukuran 40 x 40 cm, menggantikan lantai carport batu sikat pada pekerjaan lantai carport, Pasangan dinding batako, menggantikan pasangan dinding batu bata pada pekerjaan pasangan dinding plang nama dan pasangan dinding batu bata gedung, Dinding keramik, menggantikan dinding batu alam pada pekerjaan dinding plang nama, dan Plafond tripleks 6 mm dengan rangka kayu, menggantikan plafond gypsum 9 mm dengan rangka cross tee main tee. 3. Berdasarkan rencana anggaran biaya, total keseluruhan penghematan yang didapat dengan melakukan rekayasa nilai yaitu sebesar Rp 1,021,475,367.36 atau 4,76 % dari desain awal. Fase Pengembangan Setelah melakukan ke empat fase job plan, yaitu fase informasi, fase analisis fungsi, fase kreatifitas dan fase evaluasi. Selanjutnya, yaitu melakukan fase pengembangan. Pada fase ini berisi rekomendasi item pekerjaan pengganti dan perbandingan biaya penghematan yang dihasilkan. Berikut salah satu conoth fase pengembangan yang dilakukan pada pekerjaa lantai gedung. Pekerjaan Lantai Gedung Berdasarkan hasil studi rekayasa nilai yang telah dilakukan, pada pekerjaan lantai (1,2,3,4) yang berfungsi sebagai “pemberitahuan ruang” terdapat tiga item pekerjaan yang dikaji. Ketiga item tersebut adalah pekerjaan lantai gedung, pekerjaan lantai tangga gedung dan pekerjaan lantai carport. Namun pada fase evaluasi, pekerjaan lantai tangga gedung tidak memenuhi hasil yang diharapkan. Dikarenakan hal tersebut, pekerjaan lantai (1,2,3,4) hanya memiliki dua item pekerjaan yang berhasil dikaji. Berikut hasil studi yang dilakukan. a. Pekerjaan : Lantai gedung Item Pekerjaan Rencana Awal : Pekerjaan lantai granite tile 60x60 cm Usulan Pengganti : Pekerjaan lantai keramik 40x40 cm Biaya Rencana Awal : Rp 1,337,307,809.35 Usulan Pengganti : Rp 1,008,273,742.60 Penghematan : Rp 329,034,066.75 atau 24,6% b. Pekerjaan : Lantai carport Item Pekerjaan Rencana Awal : Pekerjaan lantai carport batu sikat Usulan Pengganti : Pekerjaan lantai carport keramik 40x40 cm Biaya Rencana Awal : Rp 64,429,863.14 Usulan Pengganti : Rp 45,492,745.00 Penghematan : Rp 18,937,118.14 atau 29.39% REFERENSI Astudio Architect, (2011), “Berapa tahun umur material dan bagian bangunan”, http://www.astudioarchitect.com/2011/06/berapa-tahunumur-material-dan-bagian.html. Bank Indonesia, “BI Rate”, http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/data/Default.aspx. Berawi, M.A. (2014), Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi Bangunan Gedung, UI-Press, Jakarta. 5 Blogspot, 2011, “Pugh Concept Selection Method”, http://smartsol2u.blogspot.co.id/2011/11/pugh-concept-selectionmethod.html Blogspot, 2013, “Kelebihan dan Kekurangan Dinding”, http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/2013/12/macam-macamdinding.html Chandra, Suriana,(2014), Maximizing Construction Project and Investment Budget Efficiency With Value Engineering, Kompas Gramedia, Jakarta. Decision Making Confidence, “How To Use The Pugh Matrix”, http://www.decision-making-confidence.com/pugh-matrix.html. J. Kodoa, Robert, Analisis Ekonomi Teknik, Andi, Jakarta. Koch,Richard, (1998), The 80/20 Principle The Secret To Success By Achieving More With Less, Currency Doubleday, United States. Lestari, Sri, (2011), Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi Biaya Pada Proyek Bangunan Gedung Berkonsep Green Building (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Menteri), Skripsi, Universitas Indonesia, Depok. Prihartanto,Eko dkk,(2014), Workshop Value Engineering Proyek Rumah Sakit Daerah Balikpapan, Tugas Manajemen Nilai, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Pristianti,Utus, Penerapan Rekayasa Nilai Pada Pembangunan Gedunug RSUD Gambiran Tahap II Kota Kediri, Makalah Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Priyo , Hermawan, (2010), Aplikasi Value Engineering Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung BPKP Yogjakarta), Jurnal Ilmiah Semesta Teknika, Vol. 13, No. 2, 116-129, Universitas Muhammadiyah Yogjakarta, Yogjakarta. Republik Indonesia, (2007), “Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara”, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum. Wikipedia, “Perpustakaan”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan. Wikipedia, “Prinsip Pareto”, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Prinsip_Pareto. 6