Konsep Gerak pada Tumbuhan Ketanggapan pada organisme multiselular memerlukan koordinasi bagian-bagian yang sesuai. Beberapa respons dapat terlaksana baik jika setiap sel organisme itu bereaksi dengan cara yang sama terhadap stimulus (rangsangan) tersebut. Bereaksi terhadap rangsangan merupakan salah satu dari ciri makhluk hidup. Kemampuan ini disebut iritabilitas. Sebagai reaksi jawaban atas rangsangan, makhluk hidup akan menunjukkan suatu gerakan. Kamu tentu sudah sering melihat gerakan yang dilakukan oleh hewan. Bagaimana dengan tumbuhan? Apakah tumbuhan juga mampu melakukan gerak? Seperti halnya hewan, tumbuhan pun bergerak. Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Tumbuhan juga bergerak walaupun dengan cara yang berbeda dengan gerak hewan. Salah satu hal yang membedakan tumbuhan dengan hewan ialah bahwa umumnya tumbuhan menetap pada satu tempat, sedangkan hewan dapat berpindah tempat. Walaupun demikian, tumbuhan tingkat tinggi seperti tumbuhan berbunga pun dapat menanggapi atau merespon rangsangan tertentu dari lingkungannya dengan cara menggerakkan sebagian tubuhnya. Gerak tumbuhan begitu perlahan sehingga tidak terlihat oleh mata biasa atau sulit untuk diamati secara sepintas. Tumbuhan berbeda dengan hewan karena tidak mempunyai sistem saraf. Karena itu, respons setempat yang cepat dalam dunia tumbuhan praktis tidak ada. Akan tetapi, beberapa tumbuhan mempunyai gerak yang cepat, contohnya pada Mimosa pudica saat daunnya disentuh. Walaupun tidak ada saraf yang terlibat, terdapat pula bukti bahwa memang ada impuls listrik tertentu yang menalir ke daun. Untuk bagian terbesar, tumbuhan melaksanakan ketanggapan dan koordinasinya melalui suatu sistem koordinator kimia, yaitu hormon tumbuhan. Mekanisme gerak yang dilakukan oleh tumbuhan tinggi dapat berupa pembengkokan bagian tumbuhan yang diakibatkan oleh tekanan turgor jaringan yang tidak sama sebagai akibat peningkatan atau pengurangan dalam ukuran sel karena masuknya atau hilangnya air dalam sel. Gerakan ini disebut gerak alasotonis. Gerakan bersifat sementara dan bagian tumbuhan tersebut dapat balik seperti semula. Gerak ini dilakukan oleh bagian-bagian yang mempunyai persendian atau pulvinus, misalnya pada daun si kejut (Mimosa pudica) atau “gerakan tidur” daun anggota tumbuhan polong-polongan, seperti bunga merak (Caesalpinia pulcherrima). Kalian juga dapat mengenal gerak tumbuhan yang dilakukan dengan cara pertumbuhan sisi organ yang tidak seimbang, yaitu salah satu sisi organ tumbuh lebih cepat daripada sisi lain. Cara tersebut hanya dapat terjadi pada bagian tumbuhan yang sedang tumbuh atau mampu meneruskan pertumbuhan. Seperti yang kalian lihat pada gerak membeloknya ujung batang ke arah sinar, gerak ini dikenal dengan gerak auksotonis. Gerak alasotonis dan auksotonis sering disebut dengan gerak isotonis, yaitu gerak pembengkokan bagian tumbuhan. Tumbuhan rendah, terutama yang bersel satu, dapat berpindah tempat jika ada rangsangan. Tumbuhan rendah itu misalnya alga bersel satu, spermatozoa kelompok lumut, dan paku. Para ahli mencoba untuk membedakan gerak tumbuhan berdasarkan asal penyebab rangsangan. Jika gerak tumbuhan terjadi bukan diakibatkan oleh rangsangan dari luar atau rangsangan itu diduga berasal dari dalam tumbuhan, disebut dengan gerak endonom. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak otonom atau spontan. Sedangkan reaksi gerak tumbuhan yang diakibatkan oleh adanya rangsang dari luar disebut dengan gerak etionom atau gerak paratonis. Gerak Endonom dan Gerak Etionom A. Gerak Endonom Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor yang diduga dari dalam tumbuhan itu sendiri disebut dengan gerak endonom atau otonom. Gerak ini dikenal pula sebagai gerak spontan dari tumbuhan karena tumbuhan melakukan gerakan secara spontan, tanpa adanya pengaruh rangsangan dari luar. Keadaan gerak endonom yang paling umum adalah nutasi, yaitu gerak suatu ujung batang yang sedang tumbuh atau gerak organ lain seperti daun, stolon, tangkai bunga dan akar, yang gerakannya membentuk lintasan melingkar di udara. contohnya, gerak ujung daun Desmodium gyrans dan beberapa jenis Leguminosae lainnya. Beberapa pohon yang memanjat mengadakan gerak ototnom dengan melingkari batang yang ditempelinya. Contoh lainnya adalah adanya gerak rotasi sitoplasma atau siklosis pada sel-sel daun Hydrilla verticilata. Indikator atau tanda adanya gerakan sitoplasma pada Hydrilla adalah saat pengamatan tampak adanya kloroplas yang bergerak. Gambar 2.1. Nutasi B. Gerak Etionom Gerak etionom adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang dari luar. Gerak etionom dibedakan atas taksis, tropisme, dan nasti. Berdasarkan arah gerakannya, taksis dan tropi dibedakan atas gerak positif apabila gerakannya mengarah ke arah datangnya rangsangan, dan sebaliknya gerak negatif apabila gerakannya menjauhi arah datangnya rangsangan. Rangsangan yang dimaksud dapat berupa cahaya, zat kimia, medan listrik, gravitasi bumi, dan air. Sedangkan gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak semata-mata ditujukan ke arah datangnya rangsangan atau bahkan menjauhi rangsangan. 3. Taksis Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah geraknya ditentukan oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif dan taksis negatif, taksis positif apabila gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis neatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi fototaksis, kemotaksis, galvanotaksis, dan hidrotaksis. a. Fototaksis Jika rangsangan itu berupa cahaya, maka disebut fototaksis. Contoh fototaksis terjadi pada ganggang dan bakteri. Misalnya, ganggang bersel satu, Euglena, bergerak ke arah datangnya cahaya. Gerakan tersebut disebut fototaksis positif. Gambar 2.2. Ilustrasi fototaksis pada bakteri b. Kemotaksis Jika rangsangan berupa zat kimia maka gerakannya disebut kemotaksis. Contoh kemotaksis positif adalah gerak bakteri oksigen menuju ke sumber oksigen seperti ditunjukkan pada percobaan Engelmann. c. Galvanotaksis Jika rangsangannya berupa medan listrik, maka gerakannya disebut galvanotaksis. Beberapa spesies bakteri ada yang memiliki gerakan galvanotaksisi posititf, dan ada pula yang mempunyai gerakan galvanotaksis negatif. d. Hidrotaksis Pada tumbuhan, gerak taksis berlangsung secara pasif. Misalnya, gerak tumbuhan kiambang, eceng gondok, genjer atau tumbuhan air lain yang berpindah tempat karena terbawa arus air. 4. Tropisme Tropisme ialah gerakan pertumbuhan yang arahnya ditentukan oleh arah rangsangann yang mengenai tumbuhan. Di mana gerakannya hanya dilakukan oleh sebagian dari tubuhnya atau bagian tertentu dari tubuhnya saja. Jika bagian tumbuhan tumbuh ke arah asal rangsangan, tropisme itu positif. Pertumbuhan ke arah yang berlawanan dengan arah rangsangan merupakan tropisme negatif. Ditinjau dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan menjadi tigmotropi, fototropi, geotropi, dan kemotropisme. a. Tigmotropisme Tigmotropisme adalah gerak yang disebabkan oleh adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau persinggunagan. Gerakan ini tampak jelas pada gerakan membelit ujung batang ataupun ujung sulur dari Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan ketimun. Sulur biasanya akan menggulung pada sesuatu yang disentuhnya, misalnya kayu. Menggulungnya sulur pada tiang disebabkan oleh pertumbuhan memanjang yang berbeda dari sisi yang berlawanan dari sulur. Pertumbuhan memanjang ini merupakan tanggapan terhadap rangsang. Gambar 2.3. Tigmotropisme pada sulur tanaman b. Fototropisme Apabila sumber rangsangannya berupa cahaya, maka disebut sebai fototropisme. Contoh fototropisme terjadi pada bunga matahari yang selalu mengarah ke arah matahari. Lihat gambar. Contoh lainnya adalah batang bersifat fototropi positif, tumbuh ke arah sumber cahaya. Tanaman pot yang diletakkan di dalam kamar dekat jendela akan membelok ke arah datangnya cahaya. Sebaliknya, ujung akar yang bergerak menjauhi cahaya disebut sebagai fototropisme negatif. Nilai respons ini, bagi tumbuhan cukup jelas. Akar yang tumbuh ke bawah dan atau menjauhi cahaya tampaknya mencari tanah, air, dan mineral. Batang yang tumbuh ke atas atau ke arah cahaya akan mampu membuka daun-daunnya sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Gambar 2.4. Fototropisme c. Geotropisme Geotropi adalah gerakan akibat gravitasi bumi. Contohnya adalah gerakan akar menuju pusat bumi. Akar bersifat geotropi posititf. Bila biji diletakkan dalam cawan petri dan cawan petri tersebut diletakkan dengan posisi vertikal, akar-akar akan tetap tumbuh ke bawah. Gambar 2.5. Geotropisme pada biji jagung d. Kemotropisme Gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan berupa zat kimia disebut kemotropisme. Kemotropisme posititf contohnya gerak akar tumbuhan menuju zat makanan di dalam tanah. Kemotropisme negatif contohnya gerak akar menjauhi racun. 5. Nasti Nasti adalah gerak yang responnya tidak ditentukan oleh arah asal rangsangan luar yang mengenai organisme. Gerakan nasti disebabkan oleh perubahan turgor pada jaringan di persendian daun. Menurut jenis rangsangan, nasti dibedakan menjadi fotonasti, tigmonasti, dan niktinasti. a. Fotonasti Gerakan membukanya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari merupakan contoh fotonasti. Gerakan membukanya bunga pukul empat dipengaruhi cahaya matahari yang diterima. Akan tetapi, arah gerakannya tidak menuju ke arah datangnya cahaya matahari. b. Niktinasti Niktinasti adalah gerak tidur pada tumbuhan karena pengaruh gelap. Pada malam hari, daundaun tumbuhan Leguminosae menutup dan akan membuka ketika matahari terbit. Gerakan ini disebutn niktinasti (nyktos = malam). Gambbar 2.6. Niktinasti pada Leguminosae c. Tigmonasti Gerakan nasti ini disebabkan oleh rangsangan sentuhan. Contohnya gerak menutupnya daun si kejut atau putri malu (Mimosa pudica) jika tersentuh. Sel-sel motor yang bertanggung jawab untuk pergerakan ini, termasuk gerakan tidur mengalami perubahan turgor yang disebabkan oleh transpor kalium. Gambar 2.7. Tigmonasti pada Mimosa pudica