REsume

advertisement
ENZIM
SeJarah dan Definisi
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Summer pada tahun 1926 yang
telah berhasil mengisolasi urease dari ‘kara pedang’ (jack bean). Urease adalah enzim yang dapat
menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Dari hasil penelitian para ahli, diketahui bahwa enzim
adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia. Enzim biasanya terdapat dalam sel
dengan konsentrasi yang sangat rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa
mengubah posisi kesetimbangan; artinya baik laju reaksi maupun laju reaksi kebalikannya
ditingkatkan dengan kelipatan yang sama. Kelipatan ini biasanya di sekitar 10 3 sampai 1012.
Struktur
Struktur enzim terdiri dari atas protein (apoenzim) dan bukan protein (kofaktor). Gabungan
keduanya dinamakan holoenzim. Gugus bukan protein yang dinamakan kofaktor ada yang terikat
kuat pada protein, ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya. Gugus yang terikat kuat pada bagian
protein, artinya yang sukar terurai dalam larutan disebut gugus prostetik, sedangkan yang tidak
begitukuat ikatannya, yang mudah dipisahkan secara dialisis disebut koenzim. Baik gugus prostetik
maupun koenzim merupakan bagian enzim yang memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat,
yaitu zat-zat yana diubah atau direaksikan oleh enzim.
Klasifikasi
Klasifikasi enzim menurut jenis reaksi yang dikatalis yaitu terdiri 6 kelompok utama:
1. Oksidoreduktasa, mengkatalisis reaksi reduksi oksidasi. Donor hidrogen atau donor
elektron adalah salah satu substratnya.
2. Transferasa, mengkatalisis reaksi transfer (pemindahan) gugus. Dengan bentuk umum A X + B, A + B -X
3. Hidrolasa, mengkatalisis reaksi hidrolisis. Pada C-C, C-N, C-O, dan ikatan lainnya.
4. Lyasa, pemutusan (bukan hidrolitik) Pada C-C, C-N, C-O, dan ikatan lainnya, menyisakan
ikatan rangkap dua; atau, penambahan gugus pada ikatan rangkap dua.
5. Isomerasa, perubahan, susunan geometris (spasial) pada suatu molekul.
6. Lygasa atau sintetasa, mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul.
Tata Nama
Setiap enzim memiliki satu nama sistematik yang menunjukkan kelompok dan sub kelompok.
Contoh laktat: NAD oksidoreduktase, mempunyai nomor sistematik 1. 1. 1. 27. Angka pertama
menunjukkan bahwa enzim itu termasuk kelompok satu yaitu oksidoreduktase. Angka kedua
menunjukkan sub kelompok yaitu gugus kimia yang diubah –CHOH. Angka ketiga menunjukkan
sub-sub kelompoknya yang menunjukkan bahwa NAD atau NADP sebagai hidrogen akseptor.
Angka keempat menunjukkan enzim. Selain nama sistematik, juga dikenal nama trivial yang lebih
pendek dan lebih mudah dibanding nama sistematik, contoh enzim di atas lebih umum dikenal
sebagai laktat dehidrogenase.
Karakteristik
Karakteristik enzim yaitu sebagai berikut
1. Enzim mempercepat reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan akhir.
2. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk mengubah sejumlah besar molekul.
3. Enzim hanya akan berfungsi pada kondisi pH, temperatur, konsentrasi substrat, kofaktor
tertentu.
4. Enzim bersifat spesifik (khusus) artinya enzim hanya mengkatalisis reaksi dalam skala
kecil atau dalam beberapa kasus hanya mengkatalis satu reaksi.
Fungsi
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun
di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada
apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang
sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Enzim dapat menurunkan
energi aktivasi suatu reaksi kimia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim diantaranya :
1. Konsentrasi Enzim
Bila jumlah enzim dalam satu reaksi menjadi dua kali lipat maka jumlah substrat yang
diubah menjadi produk (hasil) adalah dua kali lipat juga.
2. Konsentrasi Substrat
Kecepatan sebanding dengan konsentrasi substrat. Jumlah substrat 2 kali lipat maka
kecepatannya 2 kali lipat sampai waktu tertentu dengan catatan konsentrasi enzim tetap
konstan.
3. Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu lebih tinggi
reaksi berlangsung lebih cepat. Selain itu, karena enzim merupakan protein, maka
kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi. Kenaikan suhu sebelum terjadi proses
denaturasi akan menaikkan kecepatan reaksi, namun bila terjadi proses denaturasi, maka
bagian aktif enzim akan terganggu.
4. pH
Pada pH ekstrim dapat mengakibatkan enzim mengalami denaturasi. Perubahan pH yang
tidak ekstrim mempengaruhi enzim secara temporer. Setiap enzim mempunyai pH
tertentu dimana enzim memiliki aktivitas maksimum pH tersebut disebut pH’ optimum
untuk enzim tersebut. Contoh untuk enzim pepsin yang terdapat pada lambung dengan
substrat albumin memiliki pH optimum 1,5 – 2,5.
5. Inhibitor
Inhibitor adalah bahan kimia yang mengurangi rata-rata reaksi enzim. Hambatan yang
dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak reversibel atau hambatan
reversibel. Hambatan tidak reversibel umumnya disebabkan oleh terjadinya proses
destruksi dan modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzm.
Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing.
Hambatan bersaing disebabkan karena ada molekul yang mirip dengan substrat. Hambatan
tidak bersaing tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang
melakukannya.
Kofaktor
Sejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat berfungsi sebagai
katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi dalam tiga kelompok,
yaitu :
a. Gugus prostetik
Gugus prostetik yaitu kelompok kofaktor yang terikat pada enzim dan tidak mudah terlepas dari
enzimnya. Contohnya yaitu flavin adenin yang terikat pada enzim suksinat dehidrogenase.
b. Koenzim
Oenzim merupakan molekul organik kecil yang tahan terhadap panas, mudah terdisosiasi dan
dapat dipisahkan dari enzimnya dengan cara dialisis. Contoh-contoh koenjim yaitu NAD, NADP,
asam tetra hidrofosfat, tiamin pirofosfat, dan ATP.
c. Aktivator
Aktivator pada umumnya ialah ion-ion logam yang dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim.
Contoh aktivator logam yaitu K+, Mn++, Mg++, Cu++ atau Zn++.
RESPIRASI
1. Respirasi Aerob
Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tga tahapan metabolik sekunder yaitu glikolisis,
Siklus krebs, dan rantai transfort elektron dengan fosforilasi oksidatif. Dua tahapan yang pertama,
glikolisis dan siklus krebs merupakan jalur katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan organik
lainnya. Glikolisis yang terjadi dalam sitosol, mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa
menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat. Aiklus krebs terjadi dalam matriks
mitokondria, menyempurnakan dengan menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida.
Pada langkah ketiga respirasi, rantai transfor elektron menerima elektron dari produk hasil
prombakan kedua langkah yang pertama (biasanya berupa NADH) dan melewatkan elektron ini
dari satu molekul ke molekul lain. Pada akhir rantai ini, elektron digabungkan dengan ion hidrogen
dan oksigen molekuler untuk membentuk air. Energi yang dilepas pada setiap langkah tersebut
disimpan dalam suatu bentuk yang digunakan mitokondria untuk membuat ATP. Modus sinstesis
ATP ini disebut fosforilasi oksidatif. Tempat transfort elektron dan fosfolirasi oksidatif ialah
membran-dalam mitokondria. Untuk setiap molekul glukosa yang dirombak menjadi karbon oksida
dan air oleh respirasi, menghasilkan kira-kira 38 molekul ATP.
Glikolisis
Jalur katabolik glikolisis terdiri atas sepuluh langkah, yang masing-masing dikatalis oleh enzim
spesifik. Kesepuluh langkah ini dibagi menjadi dua fase yaitu fase investasi dan fase pembayaran :
Fase investasi energi
1. Glukosa memasuki sel dan difosforilasi oleh enzim heksokinase, yang mentransfer gugus
fosfat menjebak gula dalam sel karena ketidakpermiabelan membran plasma terhadap
ion. Fosforilasi glukosa juga membuat molekulnya secara kimiawi lebih reaktif.
2. Glukosa 6-fosfat disusun ulang untuk mengubahnya menjadi isomernya, fruktosa 6-fosfat.
3. Molekul ATP lain masih diinvestasikan dalam glikolisis, enzim mentransfer gugus fosfat
dari ATP ke gula, jumlah ATP yaitu 2.
4. Enzim menguraikan molekul gula menjadi dua gula berkarbon-tiga yang berbeda,
gliserildehid fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Kedua gula ini merupakan isomer satu
sama lain.
5. Enzim lain mengkatalis perubahan bolak-balik antara kedua gula berkarbonitiga tersebut.
Selisih hasil langkah 4 dan 5 ialah penguraian gula berkarbon-6 menjadi dua molekul
gliseraldehida fosfat, masing-masing akan berlanjut melalui langkah glikolisi erikutnya.
Fase Pembayaran Energi
1. Suatu enzim mengkatalis dua reaksi berurutan ketika enzim itu mengikat gliserildehida
fosfat dalam tempat aktifnya. Pertama, gula dioksida ileh transfort elektron dan H + ke
NAD+ yang membentuk NADH.
2. Glikolisis menghasilkan ATP. Gugus fosfat yang ditambahkan dalam langkah sebelumnya
ditranfer ke ADPdalam suatu reaksi eksergonik. Pada akhir langkah 7 glukosa telah diubah
menjadi dua molekul 3-fosfogliserat.
3. Enzim merolokasi gugus fosfat yang tersisa. Hal ini mempersiapkan substrat untuk reaksi
berikutnya.
4. Suatu enzim membentuk ikatan ganda dalam substrat dengan cara mengekstraksi suatu
molekul air untu membentuk fosfoenolfiruvat atau PEP.
5. Reaksi terakhir menghaslkan ATP dengan mentransfer gugus fosfat dari PEP ke ADP.
Langkah 7 dan 10 masing-masing menghasilkan 2 ATP. Penggunaan ATP pada langkah 1
dan t3 telah dikembalikan. Energi tambahan disimpan oleh langkah 6 dalam NADH, yang
dapat digunakan untuk membuat ATP melalui fosfolirasi oksidatif jika oksigen ada.
Sebagai produk akhir glikolisis glukosa telah dipecah menjadi 2 molekul piruvat.
Siklus Krebs
Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang
disebut asetil CoA. Langkah-langkah pada siklus krebs yaitu sebagai berikut :
1. Asetil CoA menambahkan fragme berkarbon-dua ke oksaloasetat, suatu senyawa
berkarbon-empat. Ikatan tak stabil asetil CoA dipecah, hasilnya ialah sitrat berkarbonenam.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Satu molekul air dikeluarkan dan yang lain ditambahkan kembali. Selisih hasil ialah
pengubahan sitrat menjadi isomernya, isositrat.
Substarnya kehilangan molekul CO2 dan senyawa berkarbon-lima yang terssa dioksidasi,
mereduksi NAD+ menjadi NADH.
Senyawa berkarbon-empat yang tersisa doiksidari oleh transfer elektron ke NAD+ untuk
membentuk NADH, dan kemudian dilekatkan ke koenzim A melalui suatu ikatan stabil.
Co-A ditransfer oleh gugus fosfat yang kemudian dipindahkan ke ATP.
Pada langkah oksidatif lainnya, dua hidrogen ditransfer ke FAD untuk membentuk FADH 2.
Ikatan dalam substrat disusun ulang melalui penambahan molekul air.
Langkah oksdatif terakhir menghasilkan molekul NADH lain dan meregenerasi
aksaloasetat, yang menerima satu fragmen berkarbon dua dari asetil CoA untuk putaran
siklus selanjutnya.
Transpor Elektron
Transpor elektron merupakan kumpulan molekul yang tertanam dalam mitokondria. Sebagian
besar komponen rantai merupakan protein. Aetiap anggota rantai berosilasi antara keadaan
tereduksi ke keadaan teroksidasi. Suatu komponen rantai ini menjadi tereduksi apabila komponen
ini menerima elektron dari yang memiliki afinitas terhadap elektron yang lebih rendah. Pada dasar
rantai terdapat oksigen yang sangat elektronegatif. Oksigen ialah 53 kka/mol.
Hasil ATP dari Respirasi Sel
Glikolisis
2 ATP
Oksidasi 2 PgAl
6 ATP
Oksidasi oleh NAD dari :
24 ATP
2 asam piruvat
2 asam isosilat
2 asam α ketoglutarat
Aoksidasi oleh FAD dari :
4 ATP
2 asam suksinat
Konversi dari 2 asam α
2 ATP
ketoglutarat ke 2 asam
suksinat (Siklus Krebs)
Total
38 ATP
2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob atau yang biasa disebut fermentasi atau peragian merupakan serangkaian
reaksi enzimatis yang memecah glukosa secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen yang
pada umumnya terjadi pada tumbuhan, fungi, dan bakteri. Pada manusia, respirasi anaerob
menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada tumbuhan, ragi,
reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Respirasi anaerob hanya menghasilkan sedikit energi,
yaitu 2 ATP. Menurut hasil samping yang terbentuk, maka fermentasi dibedakan atas fermentasi
alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik, fermentasi asam laktat pada umumnya di sel
otot, dan fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof.
Fermentasi alkohol
Pada fermentasi alkohol asam piruvat tidak diubah menjadi asetl KoA , tetapi diubah menjadi
asetildehid. Perubahan asam piruvat menjadi asetildehid melepaskan karbon dioksida dan dikatalis
oleh enzim piruvat dehidrogenase. Selanjutnya asetildehid diubah menjadi etanol dengan dikatalis
oleh enzim alkohol dehidrogenase.
Reaksi fermentasi alkohol
C6H12O6  2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP
Fermentasi asam laktat
Pada proses fermentasi asam laktat, asam piruvat diubah langsung oleh NADH menjadi asam
laktat tanpa melepaskan karbon dioksida. Fermentasi asam laktat umumnya dilakukan oleh
mikroorganisme sepert jamur dan bakteri.
IRITABILITA
Iritabilita adalah kemampuan makhluk hidup (organisme) untuk menerima dan menanggapi
rangsangan. Dengan kemampuan ini makhluk hidup dapat memperoleh makanan,
mempertahankan dan menghindari pemangsa, mampu menemukan pasangan untuk berkembang
biak dan lain-lain. Tumbuhan memiliki merespon perubahan yang terjadi disekitarnya. Salah satu
bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak.
Berdasarkan rangsangannya gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi gerak higroskopis, gerak
endonom (rangsangan dari dalam) dan gerak etionom (rangsangan dari luar).
1. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air.
Misalnya:
- gerak membukanya kotak spora.
- pecahnya buah tanaman polong.
2.
Gerak Endonom
Gerak endonom yaitu gerak yang belum atau tidak diketahui sebabnya. Karena belum
diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakannya. Gerak
endonom
yang
paling
umum
adalan
Nutasi
yaitu
gerakan
Misalnya:
Gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata.
3.
Gerak Etionom
Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar.
a. Tropisme
Tropisme yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang.
Tropisme positif jika mendekati rangsang dan tropisme negatif jika menjauhi.
Bentuk tropisme antara lain
a) Fototropisme atau heliotropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya.
Contohnya pada bunga matahari pada siang hari selalu menghadap kearah
matahari.
b) Geotropi
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi.
Contohnya akar tanaman akan mendekati rangsang (terus masuk kedalam tanah
jika geotropisme positif, misalnya pada akar pohon bambu.
c) Tigmotropi atau haptotropi
Tigmetropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan atau
sentuhan satu sisi atau persinggungan.
Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit pada ujung batang ataupun ujung
sulur dari tumbuhan sirih.
d) Hidrotropi
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air. Contohnya
pada Akar kecambah akan sendirinya masuk kedalam tanah karena didalam tanah
terkandung air
e) Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia
tertentu. Misalnya gerak akar menuju zat didalam tanah.
b.
Taksis
Taksis yaitu yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif.
Beberapa bentuk taksis :
a) Fototaksis, rangsang berupa cahaya.
b) Kemotaksis, rangsang berupa zat kimia.
c) Galvanotaksis, rangsang berupa listrik.
c.
Nasti
NASTI yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah rangsang. Gerak ini
disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang.
Beberapa bentuk nasti :
a) Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya, misalnya
gerakan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) disore hari.
b) Niktinasti
Niktinasti adalah gerak nasti yng diakibatkan oleh suasana gelap sehingga disebut
juga gerak tidur.
Misalnya pada malam hari daun tumbuhan bunga merak dan daun kupu-kupu
akan menutup
c) Tigmonasti
Tigmonasti adalah gerakan nasti yng disebabkan rangsangan sentuhan atau
gerakan.
Contohnya gerak menutupnya daun sikejut (Mimosa pudica).
d) Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang suhu, seperti
mekarnya bunga tulip.
Bunga-bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan temperatur, dan
akan menutup kembali bila temperatur menuru.
e) Hiponasti
Hiponasti adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivorayang
disebabkan oleh sentuhan serangga.
Bila ada serangga yng menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup
sehingga serangga akan terperangkap diantara kedua belahan daun. Misalnya
pada Venus’s flaytrap.
f)
Nasti kompeks
Nasti kompleks merupkan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor
sekaligus, seperti karbondioksida, pH, temperatur, dan kadar kalsium.
Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun.
FITOHORMON
Pengertian
Fitohormon merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang disintesis pada bagian tertentu
dalam tumbuhan. Pada umumnya diangkut ke bagian lain tumbuhan dan pada konsentrasi sangat
rendah mampu menimbulkan tanggapan secara biokimiawi, fisiologis, dan morfologis.
Sifat-sifat fitohormon yaitu :
1. Tempat sintesis berbeda dari tempat aktifitas
2. Respon dihasilkan oleh jumlah yang sangat kecil
3. Respon bisa dalam bentuk formatif dan lastik (tidak terpulihkan)
Pengelompokan
Pengelompokan hormon pada tumbuhan didasarkan dari struktur kimia, letak dan pengaruh
hormon tersebut terhadap tumbuhan. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu sebagai
berikut :
1. Auksin
Auksin adalah senyawa asam asetat dengan gugus indol bersama derifatnya. Auksin
banyak diproduksi pada jaringan meristem pucuk dan akar, pada daun muda, pada daun
tua dalam jumlah yang sangat sedikit, pada akar yang tua dalam jumlah sedikit,
ditransforasikan dari apeks pucuk ke bagian pangkal tanaman.
Struktur kimia
Fungsi Auksin
1) Merangsang pemanjangan sel
2) Diferensiasi
3) Percabangan akar
4) Perkembangan buah
5) Dominasi apical
6) Fototropisme
7) Gravitopisme
2.
Sitokinin
Sitokinin merupakan Zat pengatur tumbuh (ZPT)yang mendorong pembelahan
(sitokinesis).
Struktur kimia
Fungsi Sitokinin
1) Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar
2) Merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel
3) Merangsang perkecambahan dan pembungaan
4) Menunda penuaan
3.
Giberelin
Giberelin yaitu turunan dari asam gibberelat, merupakan hormon tumbuhan alami
yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih
dorman. Gibberellin adalah zat kimia yang dikelompokan kedalam terpinoid. Semua
kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon.
Struktur kimia
Fungsi Giberelin
1) Merangsang pemanjangan batang
2) Merangsang pertumbuhan buah dan perkecambahan
3) Mempengaruhi pertumbuhan dan difesiensi akar
4.
Asam Absisat (ABA)
Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. ZPT
menyebabkan absisi atau rontoknya daun tumbuhan pada musim gugur. Selain itu ABA
membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan.
Struktur kimia
Fungsi ABA
1) Bertindak sebagai hormon cekaman
2) Menutup stomata untuk mengurangi transpirasi
3) Menghambat pertumbuhan
4) Menghambat pertumbuhan dormansi
5.
Etilen
Etilen Diproduksi pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan
bunga yang menua. Hormon berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses
pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan
optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai.
Atruktur kimia
Fungsi Etilen
1) Mempercepat pematangan buah
2) Menghambat beberapa pengaruh auksin
3) Mempercepat atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, dan
bunga tergantung pada spesies.
6.
Oligosakarin
Oligosakarin merupakan senyawa oligogalakturonida yang mirip dengan sistem
imun manusia. Berugas untuk memicu respon pertahanan terhadap pathogen dan
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel serta perbungaan.
7.
Brasinasteroid
Brasinasteroid adalah hormon endogen berupa steroid yang dapat memacu
pertumbuhan, diproduksi dalam biji, tunas, daun, dan tunas bunga, diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal
Struktur kimia
8.
Asam Traumalin
Asam traumalin merupakan hormon hipotetik, yaitu gabungan beberapa aktivitas
hormon yang ada (auksin, geberelin, sitokinin, dan ABA). asam traumalin memiliki
kemampuan regenerasi, apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena
gangguan fisik, maka akan segera terbentuk kambium gabus.
9.
Hormon Kalin
Hormon kalin diihasilkan jaringan meristem yang memacu pertumbuhan organ
tumbuhan.
Berdasarkan organ yang dipengaruhinya kalin dibedakan :
1) Fitikalin, mempengaruhi pembentukan akar.
2) Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang
3) Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan daun
4) Anthokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.
ENZIM, RESPIRASI, IRITABILITA, DAN FITOHORMON
“RESUME”
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Oleh.
Noyalita Khadijah (H1A0901046)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2012
Download