ENZIM SeJarah dan Definisi Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Summer pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari ‘kara pedang’ (jack bean). Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Dari hasil penelitian para ahli, diketahui bahwa enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia. Enzim biasanya terdapat dalam sel dengan konsentrasi yang sangat rendah, dimana mereka dapat meningkatkan laju reaksi tanpa mengubah posisi kesetimbangan; artinya baik laju reaksi maupun laju reaksi kebalikannya ditingkatkan dengan kelipatan yang sama. Kelipatan ini biasanya di sekitar 10 3 sampai 1012. Struktur Struktur enzim terdiri dari atas protein (apoenzim) dan bukan protein (kofaktor). Gabungan keduanya dinamakan holoenzim. Gugus bukan protein yang dinamakan kofaktor ada yang terikat kuat pada protein, ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya. Gugus yang terikat kuat pada bagian protein, artinya yang sukar terurai dalam larutan disebut gugus prostetik, sedangkan yang tidak begitukuat ikatannya, yang mudah dipisahkan secara dialisis disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim merupakan bagian enzim yang memungkinkan enzim bekerja terhadap substrat, yaitu zat-zat yana diubah atau direaksikan oleh enzim. Klasifikasi Klasifikasi enzim menurut jenis reaksi yang dikatalis yaitu terdiri 6 kelompok utama: 1. Oksidoreduktasa, mengkatalisis reaksi reduksi oksidasi. Donor hidrogen atau donor elektron adalah salah satu substratnya. 2. Transferasa, mengkatalisis reaksi transfer (pemindahan) gugus. Dengan bentuk umum A X + B, A + B -X 3. Hidrolasa, mengkatalisis reaksi hidrolisis. Pada C-C, C-N, C-O, dan ikatan lainnya. 4. Lyasa, pemutusan (bukan hidrolitik) Pada C-C, C-N, C-O, dan ikatan lainnya, menyisakan ikatan rangkap dua; atau, penambahan gugus pada ikatan rangkap dua. 5. Isomerasa, perubahan, susunan geometris (spasial) pada suatu molekul. 6. Lygasa atau sintetasa, mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul. Tata Nama Setiap enzim memiliki satu nama sistematik yang menunjukkan kelompok dan sub kelompok. Contoh laktat: NAD oksidoreduktase, mempunyai nomor sistematik 1. 1. 1. 27. Angka pertama menunjukkan bahwa enzim itu termasuk kelompok satu yaitu oksidoreduktase. Angka kedua menunjukkan sub kelompok yaitu gugus kimia yang diubah –CHOH. Angka ketiga menunjukkan sub-sub kelompoknya yang menunjukkan bahwa NAD atau NADP sebagai hidrogen akseptor. Angka keempat menunjukkan enzim. Selain nama sistematik, juga dikenal nama trivial yang lebih pendek dan lebih mudah dibanding nama sistematik, contoh enzim di atas lebih umum dikenal sebagai laktat dehidrogenase. Karakteristik Karakteristik enzim yaitu sebagai berikut 1. Enzim mempercepat reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan akhir. 2. Enzim hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk mengubah sejumlah besar molekul. 3. Enzim hanya akan berfungsi pada kondisi pH, temperatur, konsentrasi substrat, kofaktor tertentu. 4. Enzim bersifat spesifik (khusus) artinya enzim hanya mengkatalisis reaksi dalam skala kecil atau dalam beberapa kasus hanya mengkatalis satu reaksi. Fungsi Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim diantaranya : 1. Konsentrasi Enzim Bila jumlah enzim dalam satu reaksi menjadi dua kali lipat maka jumlah substrat yang diubah menjadi produk (hasil) adalah dua kali lipat juga. 2. Konsentrasi Substrat Kecepatan sebanding dengan konsentrasi substrat. Jumlah substrat 2 kali lipat maka kecepatannya 2 kali lipat sampai waktu tertentu dengan catatan konsentrasi enzim tetap konstan. 3. Suhu Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Selain itu, karena enzim merupakan protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi. Kenaikan suhu sebelum terjadi proses denaturasi akan menaikkan kecepatan reaksi, namun bila terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu. 4. pH Pada pH ekstrim dapat mengakibatkan enzim mengalami denaturasi. Perubahan pH yang tidak ekstrim mempengaruhi enzim secara temporer. Setiap enzim mempunyai pH tertentu dimana enzim memiliki aktivitas maksimum pH tersebut disebut pH’ optimum untuk enzim tersebut. Contoh untuk enzim pepsin yang terdapat pada lambung dengan substrat albumin memiliki pH optimum 1,5 – 2,5. 5. Inhibitor Inhibitor adalah bahan kimia yang mengurangi rata-rata reaksi enzim. Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak reversibel atau hambatan reversibel. Hambatan tidak reversibel umumnya disebabkan oleh terjadinya proses destruksi dan modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada molekul enzm. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing. Hambatan bersaing disebabkan karena ada molekul yang mirip dengan substrat. Hambatan tidak bersaing tidak dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya. Kofaktor Sejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat berfungsi sebagai katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu : a. Gugus prostetik Gugus prostetik yaitu kelompok kofaktor yang terikat pada enzim dan tidak mudah terlepas dari enzimnya. Contohnya yaitu flavin adenin yang terikat pada enzim suksinat dehidrogenase. b. Koenzim Oenzim merupakan molekul organik kecil yang tahan terhadap panas, mudah terdisosiasi dan dapat dipisahkan dari enzimnya dengan cara dialisis. Contoh-contoh koenjim yaitu NAD, NADP, asam tetra hidrofosfat, tiamin pirofosfat, dan ATP. c. Aktivator Aktivator pada umumnya ialah ion-ion logam yang dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim. Contoh aktivator logam yaitu K+, Mn++, Mg++, Cu++ atau Zn++. RESPIRASI 1. Respirasi Aerob Respirasi merupakan fungsi kumulatif dari tga tahapan metabolik sekunder yaitu glikolisis, Siklus krebs, dan rantai transfort elektron dengan fosforilasi oksidatif. Dua tahapan yang pertama, glikolisis dan siklus krebs merupakan jalur katabolik yang menguraikan glukosa dan bahan organik lainnya. Glikolisis yang terjadi dalam sitosol, mengawali perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua molekul senyawa yang disebut piruvat. Aiklus krebs terjadi dalam matriks mitokondria, menyempurnakan dengan menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida. Pada langkah ketiga respirasi, rantai transfor elektron menerima elektron dari produk hasil prombakan kedua langkah yang pertama (biasanya berupa NADH) dan melewatkan elektron ini dari satu molekul ke molekul lain. Pada akhir rantai ini, elektron digabungkan dengan ion hidrogen dan oksigen molekuler untuk membentuk air. Energi yang dilepas pada setiap langkah tersebut disimpan dalam suatu bentuk yang digunakan mitokondria untuk membuat ATP. Modus sinstesis ATP ini disebut fosforilasi oksidatif. Tempat transfort elektron dan fosfolirasi oksidatif ialah membran-dalam mitokondria. Untuk setiap molekul glukosa yang dirombak menjadi karbon oksida dan air oleh respirasi, menghasilkan kira-kira 38 molekul ATP. Glikolisis Jalur katabolik glikolisis terdiri atas sepuluh langkah, yang masing-masing dikatalis oleh enzim spesifik. Kesepuluh langkah ini dibagi menjadi dua fase yaitu fase investasi dan fase pembayaran : Fase investasi energi 1. Glukosa memasuki sel dan difosforilasi oleh enzim heksokinase, yang mentransfer gugus fosfat menjebak gula dalam sel karena ketidakpermiabelan membran plasma terhadap ion. Fosforilasi glukosa juga membuat molekulnya secara kimiawi lebih reaktif. 2. Glukosa 6-fosfat disusun ulang untuk mengubahnya menjadi isomernya, fruktosa 6-fosfat. 3. Molekul ATP lain masih diinvestasikan dalam glikolisis, enzim mentransfer gugus fosfat dari ATP ke gula, jumlah ATP yaitu 2. 4. Enzim menguraikan molekul gula menjadi dua gula berkarbon-tiga yang berbeda, gliserildehid fosfat dan dihidroksiaseton fosfat. Kedua gula ini merupakan isomer satu sama lain. 5. Enzim lain mengkatalis perubahan bolak-balik antara kedua gula berkarbonitiga tersebut. Selisih hasil langkah 4 dan 5 ialah penguraian gula berkarbon-6 menjadi dua molekul gliseraldehida fosfat, masing-masing akan berlanjut melalui langkah glikolisi erikutnya. Fase Pembayaran Energi 1. Suatu enzim mengkatalis dua reaksi berurutan ketika enzim itu mengikat gliserildehida fosfat dalam tempat aktifnya. Pertama, gula dioksida ileh transfort elektron dan H + ke NAD+ yang membentuk NADH. 2. Glikolisis menghasilkan ATP. Gugus fosfat yang ditambahkan dalam langkah sebelumnya ditranfer ke ADPdalam suatu reaksi eksergonik. Pada akhir langkah 7 glukosa telah diubah menjadi dua molekul 3-fosfogliserat. 3. Enzim merolokasi gugus fosfat yang tersisa. Hal ini mempersiapkan substrat untuk reaksi berikutnya. 4. Suatu enzim membentuk ikatan ganda dalam substrat dengan cara mengekstraksi suatu molekul air untu membentuk fosfoenolfiruvat atau PEP. 5. Reaksi terakhir menghaslkan ATP dengan mentransfer gugus fosfat dari PEP ke ADP. Langkah 7 dan 10 masing-masing menghasilkan 2 ATP. Penggunaan ATP pada langkah 1 dan t3 telah dikembalikan. Energi tambahan disimpan oleh langkah 6 dalam NADH, yang dapat digunakan untuk membuat ATP melalui fosfolirasi oksidatif jika oksigen ada. Sebagai produk akhir glikolisis glukosa telah dipecah menjadi 2 molekul piruvat. Siklus Krebs Setelah memasuki mitokondria, piruvat mula-mula diubah menjadi suatu senyawa yang disebut asetil CoA. Langkah-langkah pada siklus krebs yaitu sebagai berikut : 1. Asetil CoA menambahkan fragme berkarbon-dua ke oksaloasetat, suatu senyawa berkarbon-empat. Ikatan tak stabil asetil CoA dipecah, hasilnya ialah sitrat berkarbonenam. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Satu molekul air dikeluarkan dan yang lain ditambahkan kembali. Selisih hasil ialah pengubahan sitrat menjadi isomernya, isositrat. Substarnya kehilangan molekul CO2 dan senyawa berkarbon-lima yang terssa dioksidasi, mereduksi NAD+ menjadi NADH. Senyawa berkarbon-empat yang tersisa doiksidari oleh transfer elektron ke NAD+ untuk membentuk NADH, dan kemudian dilekatkan ke koenzim A melalui suatu ikatan stabil. Co-A ditransfer oleh gugus fosfat yang kemudian dipindahkan ke ATP. Pada langkah oksidatif lainnya, dua hidrogen ditransfer ke FAD untuk membentuk FADH 2. Ikatan dalam substrat disusun ulang melalui penambahan molekul air. Langkah oksdatif terakhir menghasilkan molekul NADH lain dan meregenerasi aksaloasetat, yang menerima satu fragmen berkarbon dua dari asetil CoA untuk putaran siklus selanjutnya. Transpor Elektron Transpor elektron merupakan kumpulan molekul yang tertanam dalam mitokondria. Sebagian besar komponen rantai merupakan protein. Aetiap anggota rantai berosilasi antara keadaan tereduksi ke keadaan teroksidasi. Suatu komponen rantai ini menjadi tereduksi apabila komponen ini menerima elektron dari yang memiliki afinitas terhadap elektron yang lebih rendah. Pada dasar rantai terdapat oksigen yang sangat elektronegatif. Oksigen ialah 53 kka/mol. Hasil ATP dari Respirasi Sel Glikolisis 2 ATP Oksidasi 2 PgAl 6 ATP Oksidasi oleh NAD dari : 24 ATP 2 asam piruvat 2 asam isosilat 2 asam α ketoglutarat Aoksidasi oleh FAD dari : 4 ATP 2 asam suksinat Konversi dari 2 asam α 2 ATP ketoglutarat ke 2 asam suksinat (Siklus Krebs) Total 38 ATP 2. Respirasi Anaerob Respirasi anaerob atau yang biasa disebut fermentasi atau peragian merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa secara tidak sempurna karena kekurangan oksigen yang pada umumnya terjadi pada tumbuhan, fungi, dan bakteri. Pada manusia, respirasi anaerob menghasilkan asam laktat sehingga menyebabkan rasa lelah, sedangkan pada tumbuhan, ragi, reaksi ini menghasilkan CO2 dan alkohol. Respirasi anaerob hanya menghasilkan sedikit energi, yaitu 2 ATP. Menurut hasil samping yang terbentuk, maka fermentasi dibedakan atas fermentasi alkohol pada ragi (khamir) dan bakteri anaerobik, fermentasi asam laktat pada umumnya di sel otot, dan fermentasi asam sitrat pada bakteri heterotrof. Fermentasi alkohol Pada fermentasi alkohol asam piruvat tidak diubah menjadi asetl KoA , tetapi diubah menjadi asetildehid. Perubahan asam piruvat menjadi asetildehid melepaskan karbon dioksida dan dikatalis oleh enzim piruvat dehidrogenase. Selanjutnya asetildehid diubah menjadi etanol dengan dikatalis oleh enzim alkohol dehidrogenase. Reaksi fermentasi alkohol C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP Fermentasi asam laktat Pada proses fermentasi asam laktat, asam piruvat diubah langsung oleh NADH menjadi asam laktat tanpa melepaskan karbon dioksida. Fermentasi asam laktat umumnya dilakukan oleh mikroorganisme sepert jamur dan bakteri. IRITABILITA Iritabilita adalah kemampuan makhluk hidup (organisme) untuk menerima dan menanggapi rangsangan. Dengan kemampuan ini makhluk hidup dapat memperoleh makanan, mempertahankan dan menghindari pemangsa, mampu menemukan pasangan untuk berkembang biak dan lain-lain. Tumbuhan memiliki merespon perubahan yang terjadi disekitarnya. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak. Berdasarkan rangsangannya gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi gerak higroskopis, gerak endonom (rangsangan dari dalam) dan gerak etionom (rangsangan dari luar). 1. Gerak Higroskopis Gerak higroskopis yaitu gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya: - gerak membukanya kotak spora. - pecahnya buah tanaman polong. 2. Gerak Endonom Gerak endonom yaitu gerak yang belum atau tidak diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakannya. Gerak endonom yang paling umum adalan Nutasi yaitu gerakan Misalnya: Gerakan aliran sitoplasma pada tanaman air Hydrilla verticillata. 3. Gerak Etionom Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar. a. Tropisme Tropisme yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika mendekati rangsang dan tropisme negatif jika menjauhi. Bentuk tropisme antara lain a) Fototropisme atau heliotropisme Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Contohnya pada bunga matahari pada siang hari selalu menghadap kearah matahari. b) Geotropi Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Contohnya akar tanaman akan mendekati rangsang (terus masuk kedalam tanah jika geotropisme positif, misalnya pada akar pohon bambu. c) Tigmotropi atau haptotropi Tigmetropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan atau sentuhan satu sisi atau persinggungan. Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit pada ujung batang ataupun ujung sulur dari tumbuhan sirih. d) Hidrotropi Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air. Contohnya pada Akar kecambah akan sendirinya masuk kedalam tanah karena didalam tanah terkandung air e) Kemotropisme Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia tertentu. Misalnya gerak akar menuju zat didalam tanah. b. Taksis Taksis yaitu yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif. Beberapa bentuk taksis : a) Fototaksis, rangsang berupa cahaya. b) Kemotaksis, rangsang berupa zat kimia. c) Galvanotaksis, rangsang berupa listrik. c. Nasti NASTI yaitu gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi arah rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Beberapa bentuk nasti : a) Fotonasti Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan cahaya, misalnya gerakan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) disore hari. b) Niktinasti Niktinasti adalah gerak nasti yng diakibatkan oleh suasana gelap sehingga disebut juga gerak tidur. Misalnya pada malam hari daun tumbuhan bunga merak dan daun kupu-kupu akan menutup c) Tigmonasti Tigmonasti adalah gerakan nasti yng disebabkan rangsangan sentuhan atau gerakan. Contohnya gerak menutupnya daun sikejut (Mimosa pudica). d) Termonasti Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang suhu, seperti mekarnya bunga tulip. Bunga-bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan temperatur, dan akan menutup kembali bila temperatur menuru. e) Hiponasti Hiponasti adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan insektivorayang disebabkan oleh sentuhan serangga. Bila ada serangga yng menyentuh bagian dalam daun, daun akan segera menutup sehingga serangga akan terperangkap diantara kedua belahan daun. Misalnya pada Venus’s flaytrap. f) Nasti kompeks Nasti kompleks merupkan gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, seperti karbondioksida, pH, temperatur, dan kadar kalsium. Contohnya gerak membuka dan menutupnya stomata pada daun. FITOHORMON Pengertian Fitohormon merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang disintesis pada bagian tertentu dalam tumbuhan. Pada umumnya diangkut ke bagian lain tumbuhan dan pada konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan tanggapan secara biokimiawi, fisiologis, dan morfologis. Sifat-sifat fitohormon yaitu : 1. Tempat sintesis berbeda dari tempat aktifitas 2. Respon dihasilkan oleh jumlah yang sangat kecil 3. Respon bisa dalam bentuk formatif dan lastik (tidak terpulihkan) Pengelompokan Pengelompokan hormon pada tumbuhan didasarkan dari struktur kimia, letak dan pengaruh hormon tersebut terhadap tumbuhan. Macam-macam hormon pada tumbuhan yaitu sebagai berikut : 1. Auksin Auksin adalah senyawa asam asetat dengan gugus indol bersama derifatnya. Auksin banyak diproduksi pada jaringan meristem pucuk dan akar, pada daun muda, pada daun tua dalam jumlah yang sangat sedikit, pada akar yang tua dalam jumlah sedikit, ditransforasikan dari apeks pucuk ke bagian pangkal tanaman. Struktur kimia Fungsi Auksin 1) Merangsang pemanjangan sel 2) Diferensiasi 3) Percabangan akar 4) Perkembangan buah 5) Dominasi apical 6) Fototropisme 7) Gravitopisme 2. Sitokinin Sitokinin merupakan Zat pengatur tumbuh (ZPT)yang mendorong pembelahan (sitokinesis). Struktur kimia Fungsi Sitokinin 1) Mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar 2) Merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel 3) Merangsang perkecambahan dan pembungaan 4) Menunda penuaan 3. Giberelin Giberelin yaitu turunan dari asam gibberelat, merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Gibberellin adalah zat kimia yang dikelompokan kedalam terpinoid. Semua kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon. Struktur kimia Fungsi Giberelin 1) Merangsang pemanjangan batang 2) Merangsang pertumbuhan buah dan perkecambahan 3) Mempengaruhi pertumbuhan dan difesiensi akar 4. Asam Absisat (ABA) Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. ZPT menyebabkan absisi atau rontoknya daun tumbuhan pada musim gugur. Selain itu ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan. Struktur kimia Fungsi ABA 1) Bertindak sebagai hormon cekaman 2) Menutup stomata untuk mengurangi transpirasi 3) Menghambat pertumbuhan 4) Menghambat pertumbuhan dormansi 5. Etilen Etilen Diproduksi pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua. Hormon berupa gas yang dalam kehidupan tanaman aktif dalam proses pematangan buah Aplikasi mengandung ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa tercapai. Atruktur kimia Fungsi Etilen 1) Mempercepat pematangan buah 2) Menghambat beberapa pengaruh auksin 3) Mempercepat atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, dan bunga tergantung pada spesies. 6. Oligosakarin Oligosakarin merupakan senyawa oligogalakturonida yang mirip dengan sistem imun manusia. Berugas untuk memicu respon pertahanan terhadap pathogen dan mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel serta perbungaan. 7. Brasinasteroid Brasinasteroid adalah hormon endogen berupa steroid yang dapat memacu pertumbuhan, diproduksi dalam biji, tunas, daun, dan tunas bunga, diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan normal Struktur kimia 8. Asam Traumalin Asam traumalin merupakan hormon hipotetik, yaitu gabungan beberapa aktivitas hormon yang ada (auksin, geberelin, sitokinin, dan ABA). asam traumalin memiliki kemampuan regenerasi, apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik, maka akan segera terbentuk kambium gabus. 9. Hormon Kalin Hormon kalin diihasilkan jaringan meristem yang memacu pertumbuhan organ tumbuhan. Berdasarkan organ yang dipengaruhinya kalin dibedakan : 1) Fitikalin, mempengaruhi pembentukan akar. 2) Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang 3) Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan daun 4) Anthokalin, mempengaruhi pembentukan bunga. ENZIM, RESPIRASI, IRITABILITA, DAN FITOHORMON “RESUME” Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan Oleh. Noyalita Khadijah (H1A0901046) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2012