BAB II LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Riset langsung ke Hutan Kota Cijantung 2. Melakukan wawancara dengan narasumber yang menunjang data perancangan visual, yaitu : - Pengelola Hutan 1) Kapten Inf Wasito 2) Sertu Susanto - Pengunjung 3. Pencarian data dari buku dan artikel elektronik yang menyangkut tema, seperti : - Buku Urban Forestry: Planning and Managing Urban Greenspaces - Buku Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota - Perhutanan Indonesia - Hutan Kota di DKI Jakarta - Pemanfaatan RTH (Ruang Terbuka Hijau) - Lansekap Perkotaan 4. Pencarian data referensi dari buku-buku Desain Grafis, antara lain : - An Introduction to Information Design - The Graphic Designer's Guide to Effective Visual Communication: Creating Hierarchies with Type, Image, and Color - Design Basics : Ideas and Inspiration for Working with Layout, Type, and Color in Graphic Design - Creating Logos & Letterheads 3 4 5. Kuisioner Penulis telah melakukan survey dengan menyebar kuisioner kepada masyarakat di wilayah Cijantung dan sekitarnya sebanyak 65 orang. Diagram kuisioner terdapat pada halaman lampiran. Dari survey yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa : - Pertanyaan 1 - 2 Data hasil pertanyaan 1 dan 2, dapat diketahui bahwa responden pria unggul dengan presentase 54% dan 54% dari responden berusia 15 – 20 tahun disusul dengan presentase 36% berusia 21 – 25 tahun. - Pertanyaan 3 - 4 Data hasil pertanyaan 3 dan 4, menunjukkan bahwa mayoritas responden bertempat tinggal di Cijantung dan dengan prosentase 66% berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa. - Pertanyaan 5 – 6 Data hasil pertanyaan 5 dan 6, diketahui bahwa mayoritas responden mengetahui adanya wisata Hutan Kota Cijantung dan 56% mendapatkan informasi dari banner yang ada di Hutan Kota Cijantung. - Pertanyaan 7 - 8 Data hasil pertanyaan 7 dan 8, kebanyakan responden setuju dengan pemanfaatan kawasan Hutan Kota sebagai objek wisata alam namun masih banyak yang belum mengunjungi Hutan Kota Cijantung. - Pertanyaan 9 - 10 Data hasil pertanyaan 9 dan 10, dapat diketahui bahwa 51% berpendapat keasrian dan kesejukan dari Hutan Kota yang menarik dan mayoritas berpendapat dari Hutan Kota mendapatkan udara yang segar. - Pertanyaan 11 – 12 Data hasil pertanyaan 11 dan 12, menunjukkan bahwa mayoritas responden akan kembali datang ke Hutan Kota Cijantung (bagi sudah pernah datang) dan sebanyak 76% dari responden akan 5 merekomendasikan Hutan Kota ini kepada orang lain. - Pertanyaan 13 -14 Data hasil pertanyaan 13 dan 14, menunjukkan bahwa 84% responden berpendapat logo dari wisata Huta Kota CIjantung penting dan mayoritas setuju dengan pentingnya sign system dalam Hutan Kota Cijantung. 2.1.2 Data dan Literatur 2.1.2.1 Sejarah Hutan Kota Cikal bakal dari Hutan Kota ditemukan di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara sejak 10.000 sampai 15.000 tahun lalu ketika umat manusia sudah memulai kehidupan yang menetap dan melalukan bercocok tanam di sepanjang Sungai Tigris, Euphrates, Indus dan Nil. Peradaban manusia yang menetap di sepanjang Sungai Nil dan Sungai Euphrates terus berkembang dan mencapai puncak kejayaannya pada 3000 tahun sebelum Masehi disaat mereka mulai membangun piramid, monumen dan istana. The hanging gardens di kota Babylon dipercaya sebagai awal dari penggunaan tanaman yang telah terencana. (Miller, 1988). Di Indonesia, sejarah pemanfaatan tanaman telah ditemukan pada masa Dinasti Syailendra abad ke 8 yang terlihat pada ornamen Candi Borobudur. Di masa itu masyarakat terbiasa menanam pohon disekitar tempat tinggalnya yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari - hari. Penanaman pohon secara lebih teratur dilakukan oleh bangsa Belanda dimasa penjajahannya dimulai dari tahun 1602. Di masa setelah kemerdekaan penanaman pohon secara berkelompok dilakukan oleh Pemerintah pada tahun 1963 dalam rangka menyambut Games of The New Emerging Forces atau GANEFO di sekitar Gelora Senayan. Pembangunan Hutan Kota secara resmi diselenggarakan oleh Pemerintah pada tahun 1978 saat menjadi tuan rumah Kongres Kehutanan Sedunia ke-7 di Jakarta. Penanaman pohon di lingkungan Gedung Manggala Wanabakti oleh para peserta kongres menjadi patok sejarah dicanangkannya pembangunan Hutan Kota (Arifin, H.S., Lubis, S.H., dan Samsoedin, I, 2013:704). 6 2.1.2.2 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tahun ke tahun pembangun perkotaan semakin maju dan terus berkembang. Disetiap pembangunan gedung, pemukiman bahkan lahan pertanian akan mengurangi jumlah lahan vegetasi. Vegetasi pada ekosistem sangat berperan sebagai penopang kualitas lingkungan. Untuk menjaga kualitas ekosistem perkotaan diperlukan lahan penghijauan berupa Ruang Terbuka Hijau (RTH). Menurut Irwan, Z.D. (2005:13) Pengisian Ruang Terbuka Hijau (RTH) salah satunya adalah dengan bentuk hutan kota. Hutan Kota sebagai unsur RTH diharapkan dapat mengatasi permasalahan lingkungan di perkotaan dengan cara menyerap hasil negatif yang telah dihasilkan oleh perkotaan. DKI Jakarta telah memiliki 14 hutan kota seluas 149,18 ha yang telah dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta. Hutan Kota tersebut terbagi dalam 5 wilayah administrasi yaitu Jakarta Selatan seluas 57,04 ha, Jakarta Barat seluas 15,00 ha, Jakarta Pusat seluas 5,68 ha, Jakarta Utara seluas 12,28 ha dan Jakarta Timur seluas 59,18 ha. Tabel luas Hutan Kota di Jakarta sampai tahun 2011 terdapat pada halaman lampiran. 2.1.2.3 Definisi Hutan Kota Samsoedin, I. dan Subiandono, E. (2006:14) menyatakan bahwa “Hutan kota adalah pepohonan yang berdiri sendiri atau berkelompok atau vegetasi berkayu di kawasan perkotaan yang pada dasarnya memberi dua manfaat pokok bagi masyarakat dan lingkungannya, yaitu manfaat konservasi dan manfaat estetika.” Sementara menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota menyebutkan bahwa Hutan Kota merupakan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang. Irwan, Z.D. (2005:61) menyatakan Hutan Kota dirancang sesuai dengan fungsi hutan kota terhadap lingkungannya. Besarnya bobot fungsi lansekap, fungsi pelestarian lingkungan dan fungsi lingkungan tergantung dengan kondisi setempat. Bentuk dan struktur Hutan Kota mempengaruhi fungsi peruntukannya. 7 Hutan Kota dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan strukturnya. Terdapat tiga bentuk pengelompokkan Hutan Kota, yaitu : 1) Bergerombol atau menumpuk Komunitas vegetasi Hutan Kota terkonsentrasi di suatu areal dengan minimal 100 pohon berjarak tanam rapat tidak beraturan. 2) Menyebar Hutan Kota tidak memiliki pola tertentu, vegetasinya tumbuh menyebar berpencar dalam bentuk rumpun atau gerombol kecil. 3) Berbentuk jalur Komunitas vegetasinya tumbuh di lahan berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan sebagainya. Hutan Kota sebagai bagian dari RTH dibangun dengan tujuan sebagai solusi dalam mengatasi akibat negatif dari aktivitas yang ada di perkotaan. Hasil negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas perkotaan antara lain meningkatnya suhu udara, menurunnya kelembapan, penghasil debu dan polutan lainnya. Samsoedin, I. dan Subiandono, E. (2006:16-20) menyatakan terdapat beberapa peranan penting dari Hutan Kota, diantaranya : 1. Identitas Kota Hutan Kota dapat menggmbarkan identitas kota melalui jenis tanaman dan hewan yang merupakan simbol atau lambang suatu kota di kawasan Hutan Kota tersebut. 2. Pelestarian Plasma Nutfah Kawasan Hutan Kota dapat dijadikan sebagai tempat koleksi keanekaragaman hayati diluar kawasan konservasi. 3. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara Pepohonan dengan permukaan daun yang berbulu dan kasar di kawasan Hutan Kota mampu menyerap partikel padat yang melayang-layang di udara. Selain di daun, partikel juga akan menempel pada kulit batang, ranting dan cabang pohon. 8 4. Penyerap dan Penjerap Partikel Timbal dan Debu Industri Hutan Kota memiliki jenis tanaman yang dapat menyerap partikel timdal dan debu industri seperti semen. Jenis tanaman penyerap kandungan timbal dengan kemampuan sedang hingga tinggi adalah damar (Agathis alba), mahoni (Swietenia macrophylla), jamuju (Podocarpus Imbricatus), pala (Myristica fragrans), asam landi (Pithecelobium dulce) dan johar (Cassia siamea). Sedangkan tanaman yang memiliki kemampuan menjerap dan menyerap debu semen adalah mahoni, bisbul, kenari, meranti merah, kere payung dan kayu hitam. 5. Peredam Kebisingan Jenis tanaman yang paling efektif meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun yang rindang. Dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan cukup rapat dan tinggi akan mengurangi kebisingan khususnya yang berasal dari bawah. 6. Mengurangi Bahaya Hujan Asam Pohon dapat membantu mengurangi dampak hujan asam melalui proses intersepsi dan gutasi pada permukaan daun. Pada proses tersebut dapat menaikkan pH air hujan sehingga tidak lagi berbahaya bagi lingkungan. 7. Penyerap Karbon-monoksida Mikroorganisme dan tanah pada lantai Hutan Kota mempunyai peranan yang baik dalam menyerap gas karbon-monoksida. 8. Penyerap Karbon-dioksida dan Penghasil Oksigen Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh tanaman di kawasan Hutan Kota melalui proses fotosintesis untuk merubah gas CO2 dan air menjadi karbohidrat dan oksigen. Tanaman yang baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil O2 adalah damar (Agathis alba), lamtorogung daun (Leucaena kupu-kupu (Bauhina leococepala), akasia purpurea), (Acasia auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina), 9. Penahan Angin Hutan Kota dapat menahan angin kencang hingga 75%-80%. 9 10. Penyerap dan Penapis Bau Tanaman yang dapat menghasilkan bau harum dapat menetralisir bau busuk dan menggantinya dengan aroma yang harum seperti cempaka dan tanjung. 11. Mengatasi Penggenangan Tanaman berdaun banyak yang luas permukaan daunnya tinggi dan mempunyai banyak stomata (mulut daun) perlu ditanami didaerah yang sering digenangi air karena memiliki kemampuan evapotranspirasi tinggi. Tanaman tersebut diantaranya, nangka (Artocarpus integra), albizia (Paraserianthes falcataria), Acacia vilosa, Indigera galegoides, Dalbergia spp., mahoni (Swietenia spp.), jati (Tectona grandis), kihujan (Samanea saman), dan lamtoro (Leucaena leucocephala). 12. Mengatasi Intrusi Air Laut Intrusi air laut dapat diatasi dengan upaya peningkatan kandungan air tanah melalui pembangunan Hutan Kota dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi yang rendah. 13. Produksi Terbatas Hutan Kota dapat ditanami dengan tanaman yang dapat dimanfaatkan bunga, buah, daun dan kayunya untuk memenuhi kebutuhan dan mengingkatkan penghasilan masyarakat secara terbatas. 14. Ameriolasi Iklim Di siang hari Hutan Kota dapat mengurangi suasana panas dan di malam hari dapat menghangatkan suhu dengan tajuk pohon yang menahan radiasi balik dari bumi. 15. Pengelolaan Sampah Hutan Kota dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan sampah sebagai penyekat debu, penyerap bau, pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi dari sampah, dan sebagai penyerap zat berbahaya seperti logam berat, pestisidan dan lain-lain. 16. Pelestarian Air Tanah Hutan Kota dapat membantu pelsetarian tanah yang ditanami tanaman yang memiliki daya evapotranspirasi yang rendah, 10 dengan sistem perakaran dan serasah yang dapat memperbesar porositas tanah. Jenis tanaman yang sesuai diantaranya cemara laut (Casuarina equisetifolia), Ficus elastic, karet (Hevea brasiliensis), manggis (Garcinia mangostana), bungur (Lagerstroemia speciosa), Fragaea fragrans dan kelapa (Cocos nucifera). 17. Penapis Cahaya Silau Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakkan cahaya bergantung pada ukuran dan kerapatannya. Pohon dapat dipilih berdasarkan ketinggian serta kerimbunannya. 18. Meningkatkan Keindahan Komposisi antara tanaman yang memiliki bentuk, warna, tekstur dengan bangunan gedung, jalan dan sebagainya menghasilkan suatu keindahan di tengah lingkungan perkotaan. 19. Habitat Burung Beberapa jenis burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Beberapa jenis pohon yang disukai oleh burung karena bunga, buah, nectar, ijuk dan batangnya adalah kiara, caringin, loa ( Ficus spp.), dadap (Erythrina varuegata), aren (Arenga pinnata), bambu (Bambusa spp.) dan lain-lain. 20. Mengurangi Stress Hutan Kota dapat mengurangi stres masyarakat di perkotaan melalui kesejukan dan keindahan alam yang diciptakan selain adanya kicau burung dan hal menarik lainnya dari Hutan Kota. 21. Mengamankan Pantai terhadap Abrasi Hutan Kota yang berupa formasi hutan mangrove dapat meredam gempuran ombak dan dapat membantu proses pengendapan lumpur di pantai. 22. Merupakan Daya Tarik Wisatawan Domestik Maupun Mancanegara Hutan Kota yang ditanami dengan pohon yang langka dan unik (misalnya bunga bangkai) akan menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 11 23. Sarana Hobi dan Pengisi Waktu Luang Rutinitas dan kejenuhan terhadap kehidupan di kota besar perlu diimbangi dengan kegiatan yang bersifat rekreatif. Hutan Kota merupakan salah satu alternatif untuk masalah tersebut. 2.1.2.4 Hutan Kota Cijantung Hutan Kota Cijantung dahulunya dikenal dengan nama Hutan Kalimantan atau pun Hutan Bantingan di era tahun 1980an. Merupakan bagian ruang terbuka hijau yang awalnya berfungsi sebagai area latihan anggota Kopassus, namun karena berada di tengah perkotaan, Hutan Kota ini menjadi area penyangga lingkungan dan wilayah resapan air tanah dengan surat persetujuan dari pengelola Komplek Kopassus. Di tahun 2004, secara hukum diperbarui dengan SK Gubernur Nomor 868/2004 dan diberi nama Hutan Kota Cijantung. Gambar 2.1 Hutan Kota dari Taman Mall Cijantung Sumber : dokumentasi penulis Secara geografis, Hutan Kota ini terletak pada 6O11’11”LS dan 106O49’21” BT sedangkan secara administratif termasuk wilayah Kelurahan Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Letak Hutan Kota ini cukup strategis yaitu dilewati Jl. R.A.Fadhillah yang merupakan akses jalan utama dan letaknya bersebrangan dengan mall Cijantung. 12 Gambar 2.2 Salah satu koleksi tanaman yaitu jenis Mahoni (sweitania mahagoni) Sumber : dokumentasi penulis Hutan Kota Cijantung memiliki koleksi tanaman sekitar 2500 pohon yang terdiri dari berbagai jenis. Jenis pohon yang ditanam merupakan jenis terpilih yang mampu mengurangi pencemaran udara diantaranya, Mahoni (sweitania mahagoni), Ketapang (terminalia catapa), Trembesi (samanea saman), Angsana (pterocarpus indicus), Flamboyan (delonix regia), Bungur (lager stromea speciosa), Kirai payung (Filicium defisien), Glondongan (plyanthia sp), Tanjung (mimomosops elengi) dan jenis Asam landi (pitelobrium sp) dan beberapa jenis lainnya. Diantara beberapa jenis pohon yang ada, jenis Mahoni (sweitania mahagoni) yang mendominasi. Selain tanaman terdapat pula satwa liar yang sering dijumpai seperti burung Emprie (lonchura sp), burung Prenjak (prinia sp), burung Bondol (lanchura sp), dan burung Kutilang (pycnonotus surigaster). Sedangkan jenis-jenis satwa liar lain yang ada antara lain, Kadal (mabuia sp), Tikus (raffus sp), dan beberapa jenis serangga meliputi Kupu-kupu, Belalang, Kalajengking dan berbagai jenis lainnya. Koleksi tanaman di kawasan Hutan Kota ini telah diberi label nama dan penomoran pohon oleh Dinas Kehutanan namun kondisinya sangat sederhana dengan tulisan yang kurang terbaca dengan baik. Hal ini menyulitkan pengunjung untuk mendapatkan informasi tentang koleksi tanaman disana. 13 Gambar 2.3 Label nama pohon yang kurang diperhatikan Sumber : dokumentasi penulis Gambar 2.4 Suasana Toilet di dalam kawasan Hutan Kota Sumber : dekumentasi penulis Pada bulan November 2014, setelah adanya pergantian Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Doni Monardo selaku Danjen Kopassus yang baru memberikan mandat kepada Grup-3 Kopassus untuk memanfaatkan kawasan Hutan Kota Cijantung yang memang berada di lahan Kopassus. Tujuan membuka wisata Hutan Kota adalah sebagai sarana interaksi masyarakat di sekitar Cijantung, karena Hutan Kota ini berada di pusat pemukiman dan didukung oleh adanya program Car Free Day (CFD) disetiap Minggunya di sepanjang JL.R.A.Fadhillah. Selain itu letak Hutan Kota ini tidak jauh dari kawasan pendidikan, yaitu terdapat 6 sekolah negeri dan 2 sekolah swasta. Dibawah pengawasan Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Timur, program wisata Hutan Kota Cijantung ini dikelola oleh anggota Grup 3 Kopassus dengan struktur organisasi sebagai berikut : 14 Gambar 2.5 Diagram struktur organisasi wisata Hutan Kota Cijantung Wisata Hutan Kota Cijantung dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya apapun. Dibuka pada hari Sabtu mulai pukul 07.00 sampai pukul 22.00 WIB dan Minggu mulai pukul 06.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Program wisata Hutan Kota Cijantung hanya dibuka pada hari Sabtu dan Minggu karena pengelola wisata merupakan anggota aktif Grup 3 Kopassus. Namun apabila ada instansi atau organisasi yang ingin melakukan kunjungan ke Hutan Kota Cijantung di hari kerja akan tetap dibuka oleh pengelola. Seperti di awal Januari 2015 telah terselenggara acara pelepasan 500 burung merpati dari SMP 103 Jakarta. Menurut Sertu Susanto, pengunjung akan ramai mendatangi Hutan Kota ini pada hari Minggu pagi hingga siang hari. Kebanyakan mereka berkunjung untuk melepas lelah dari kegiatan olahraga pagi di program Car Free Day (CFD) dengan berkeliling hutan dan menyantap berbagai jenis kuliner yang dijajakan. Gambar 2.6 Suasana wisata kuliner Sumber : dokumentasi penulis 15 Gambar 2.7 Track atau jalur yang ada di Hutan Kota Sumber : dokumentasi penulis Di dalam kawasan Hutan Kota Cijantung terdapat jalur yang terbuat dari bata blok berguna sebagai area berjalan para pengunjung mengelilingi Hutan Kota. Pengelola membuka kesempatan kepada pedagang untuk membuka lapak dagang menggunakan 80 tenda bongkar pasang dengan tujuan tidak merusak keaslian hutan. Jenis makanan yang dijual pun berbeda di setiap lapak dagangan. Untuk tetap menjaga kebersihan hutan, difasilitasi oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta berupa 50 set tempat sampah yang terdiri dari tempat sampah organik, non organik, dan tempat sampah kimia. Tempat sampah yang berbentuk binatang seperti penguin, katak dan panda juga cukup menarik perhatian pengunjung. Gambar 2.8 Papan Nama Hutan Kota Cijantung yang sederhana Sumber : dokumentasi penulis 16 Gambar 2.9 Banner Hutan Kota Sumber : dokumentasi penulis Hutan Kota Cijantung belum mempunyai identitas visual yang dapat mewakilkan citra dan keunikannya dengan baik yang dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berkunjung. Banyak masyarakat yang telah mengetahui keberadaan Hutan Kota ini namun bersikap acuh tak acuh karena yang mereka tahu bahwa Hutan Kota ini terkesan gelap, menyeramkan dan tidak menarik. Salah satu sumber informasi bagi masyarakat berasal dari sebuah banner yang terdapat pada pagar Hutan Kota Cijantung. Di dalam kawasan Hutan kota pun tidak ada panduan atau pun penunjuk arah bagi pengunjung. Sangat disayangkan karena dengan tidak adanya identitas visual minat masyarakat terhadap wisata ini masih kurang dan masih adanya pola pikir negatif masyarakat terhadap Hutan Kota ini. 2.1.3 Target Audience Target dari wisata Hutan Kota Cijantung adalah : - Dermografis Usia : Semua Umur Gender : Pria dan Wanita Pekerjaan : Pelajar, Pekerja, Wiraswasta dan Ibu Rumah Tangga SES : B dan C - Geografis Warga masyarakat sekitar wilayah Cijantung, Pasar Rebo 17 - Psikografis Membutuhkan hiburan yang murah meriah Mencintai suasana keasrian Sikapnya bersosialisasi dengan sekitarnya Menyukai wisata kuliner murah meriah 2.1.4 Kompetitor 2.1.4.1 Kebun Raya Bogor Kebun Raya Bogor mulanya hanya digunakan sebagai percobaan tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Kebun Raya Bogor mengawali perkembangan ilmu pengetahuan bidang botani di Indonesia secara terorganisasi di saat 1880 - 1905. Dari sana lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884) serta Museum dan Laboratorium Zoologi (1894). Gambar 2.10 Logo Kebun Raya Bogor Gambar 2.11 Sign System yang ada di Kebun Raya Bogor Setelah Kemerdekaan, pada tahun 1949 ‘s Lands Plantentiun te Buitenzorg berganti nama menjadi Jawatan Pendidikan Alam, kemudian berubah menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA). Pada tahun 1956 untuk pertama kalinya kepemimpinan Kebun Raya Bogor dipegang oleh kaum bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kassan yang menggantika J. Douglas. 18 Salah satu daya tarik Kebun Raya Bogor adalah adanya koleksi tanaman langka seperti Amorphophalus titanium (bunga bangkai) dan koleksi tanaman langka lainnya. Visi dari Kebun Raya Bogor adalah menjadi salah satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan dan pariwisata. Sedangkan misi dari Kebun Raya Bogor adalah melestarikan tumbuhan tropika, mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan tumbuhan tropika, mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan serta meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. 2.1.5 Referensi 2.1.5.1 Forth Worth Botanical Garden Gambar 2.12 Logo Forth Worth Botanical Garden Forth Worth Botanical Garden adalah sebuah taman botani seluas 109 hektar yang terletak di Texas, Amerika Serikat. Taman botani ini merupakan yang tertua di Texas sejak tahun 1934 dengan 2.501 koleksi tanaman. Forth Worth Botanical Garden terbagi menjadi beberapa jenis taman yaitu, Lower Rose Garden, Oval Rose Garden, Fuller Garden, Japanese Garden, Perennial Garden, Fragrance Garden, Trial Garden, Four Season Garden, Texas Native Forest Boardwalk, Conservatory, Water Conservation Garden dan Water Wise Entrance. Forth Worth Botanical Garden dibuka untuk umum setiap hari tanpa dikenakan biaya apa pun kecuali kecuali untuk Conservatory dan Japanese Garden. 19 Gambar 2.13 Forth Worth Botanical Garden 2.1.5.2 Delta Terra Gambar 2.14 Logo Delta Terra Delta Terra adalah cagar alam yang dikelola oleh Yayasan Felix de Azara yang terletak di Kota Tigre, Argentina. Delta Terra termasuk ke dalam program cadangan swasta yang terkait dalam pelestarian lingkungan bagi flora dan fauna serta pengembangan pariwisata. Cagar alam ini dibuka untuk umum pada hari Kamis hingga Sabtu. Gambar 2.15 Sign System yang ada di Delta Terra Gambar 2.16 Elemen Identitas Visual Delta Terra 20 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Teori Branding “A designer cannot make a brand, only the audience can do this. The designer forms the foundation of the message with the logo and identity system.” (Adams Morioka, 2004: 18) Menurut buku Designing Brand Identity oleh Alina Wheeler yang dimaksud dengan branding adalah proses disiplin yang digunakan untuk membangun kesadaran dan memperluas loyalitas pelanggan. Branding adalah kesempatan untuk mengekspresikan mengapa orang harus memilih suatu merek diantara merek yang lain sebagai bentuk keinginan untuk memimpin, melampaui kompetisi. Branding memiliki beberapa faktor penting, diantaranya : 1) Visi Visi perusahaan akan menjelaskan pandangan, cita-cita dan mimpi perusahaan yang akan menginspirasi masyarakat atau pegawai perusahaan. 2) Arti Setiap merek pasti memiliki arti yang baik yang dapat menggambarkan kualitas produknya. 3) Otentik Merek dikatakan otentik bila memilki posisi yang bernilai bagi konsumennya. 4) Perbedaan Perbedaan pada merek berarti keunikan, keunggulan produk yang dapat memberdakannya dengan merek lain 5) Daya Tahan Sebuah merek harus menjaga konsistensinya dari waktu ke waktu yang sehingga dapat terus bertahan 6) Koherensi Tujuan dalam menciptakan identitas merek tidak hanya konsistensi tetapi juga koherensi batin. Apapun yang dialami oleh konsumen terhadap sebuah produk harus memiliki pengalamannya sendiri dan memberikan persepsi tertentu terhadap merek tersebut 21 7) Fleksibel Mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dengan tidak menghilangkan identitas merek itu sendiri 8) Komitmen Memiliki komitmen untuk selalu menjaga nama baik dan kepercayaan konsumen 9) Nilai Menciptakan nilai merupakan tujuan yang tak terbantahkan dalam sebuah perusahaan. Membangun kesadaran konsumen untuk mengkomunikasikan keunikan sebuah merek. 2.2.2 Teori Logo Adams Morioka (2004: 16) menyatakan bahwa perpaduan antara logo, sistem visual (typeface, colors, imagery) dan tone editorial dapat membentuk form yang unik dalam menyampaikan pesan dari sebuah perusahaan, pribadi, objek atau pun ide. Sebuah logo merupakan gambaran tentang kualitas pelayanan dari sebuah sebuah merek. Makna dari sebuah logo dihasilkan dari pengembangan kepercayaan publik tentang keunggulan perusahaan dan produknya. Maka dari itu logo tidak dapat dianggap enteng, karena logo merupakan dasar dari sistem identitas yang jelas dari perusahaan. (Place, J., 1995:4). Lebih lanjut dijelaskan bahwa terdapat 3 jenis logo, yaitu : 1) Logotype (A type-based logo) Jenis ini biasanya diterapkan pada nama merk yang pendek ataupun akronim dari nama merek. 2) Symbol Logo yang terdiri dari sebuah simbol atau pun bentuk yang dapat menggambarkan identitas merek. 3) Abstract Bentuk sederhana atau pun kompleks dari bentuk-bentuk nyata. 22 2.2.3 Teori Semiotika Menurut Kathryn Coates dan Andy Ellison dalam An Introduction to Information Design, semiotika diartikan sebagai teori tanda. Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semiotikos yang berarti penafsir tanda. Tanda sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan dasar dari segala bentuk komunikasi. Tanda dapat berupa gerak tubuh, ekspresi wajah, pidato, slogan, grafiti, iklan, gejala medis, pemasaran, musik, bahasa tubuh, gambar, lukisan, puisi, desain, film, kode morse, pakaian, makanan, ritual dan simbol primitif. Semiotika adalah tentang alat, proses dan konteks yang kita miliki untuk membuat, menafsirkan dan memahami makna dalam berbagai cara. Teori semiotika melihat bagaimana sebuah makna dibangun dalam budaya dan eksplorasi dari sebuah ide yang dihubungkan dengan kata, gambar dan benda. 2.2.4 Teori Gestalt Penggunaan sebuah desain tidak dapat lepas dari ilmu psikologi, seperti bagaimana psikis seseorang dapat merespon sebuah tampilan visual. Gestalt merupakan sebuah teori psikologi yang menyatakan seseorang cenderung mengelompokkan apa yang dilihatnya suatu kesatuan berdasarkan pola, hubungan dan kemiripan. Teori ini ditemukan oleh tiga ilmuwan asal Jerman yaitu Kurt Koffka, Max Wertheimer dan Wolfgang Kohler. Menurut mereka ada 3 prinsip gestalt yaitu : 1) Proximity (kedekatan posisi) Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai sebuah kesatuan. 2) Similiarity (kesamaan bentuk) Objek-objek yang elemennya dan bentuk sama akan dikelompokkan menjadi satu kesatuan. 3) Closure (penutupan bentuk) Suatu objek akan dianggap berbentuk penuh walaupun tidak tertutup sepenuhnya. 23 4) Continuity (kesinambungan bentuk) Persepsi terhadap objek sebagai sesuatu kelompok karena adanya kesinambungan pola. 5) Figure Ground Sebuah objek dapat diartikan menjadi dua objek yang berbeda dengan permainan foreground dan background. 2.2.5 Teori Tipografi Tipografi berasal dari kata Yunani, Typos yang berarti bentuk dan graphein atau menulis yang merupakan seni dan teknik mengatur huruf menggunakan gabungan bentuk huruf cetak, ukuran huruf, ketebalan garis, spasi antar huruf, garis pandu dan jarak antar baris. Menurut buku An Introduction to Information Design oleh Kathryn Coates dan Andy Ellison penggunaan teori tipografi sangat penting dalam penyampaian pesan dari sebuah teks ataupun gambar. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis huruf dapat diibaratkan seperti manusia karena setiap jenis huruf memiliki karakternya masing-masing. Seperti Garamond yang mewakilkan sisi tradisional dan konservatif sedangkan Helvetica bersifat serius dan cekatan. Dalam hal ini jenis huruf yang digunakan adalah DK Mango Smoothie yang mewakilkan bentuk organik dari alam. Karakternya yang dinamis sesuai dengan suasana dari Hutan Kota Cijantung. 2.2.6 Teori Warna Warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer dapat berupa mata kita ataupun alat ukur (Dameria, Anne., 2007:10). Warna dapat membuat sebuah desain menjadi lebih menarik, sebagai nilai estetika dan memberikan arti dalam elemen desain. Jika penggunaan warna tidak sesuai dapat merusak fungsi dan tujuan sebuah desain. Dalam hal ini penggunaan warna yang dipilih adalah warna warna natural dari alam yang mewakilkan mood yang alami dan sejuk sesuai dengan karakter dari Hutan Kota Cijantung. 24 Sutton, Tina., Whelan, B.M., (2007 : ) mengatakan bahwa, “Greens not only represents life and growth, it is also the most relaxing, tranquilizing color in the spectrum”. Warna hijau fokus langsung ke retina mata tanpa melalui pembiasan. Hal itu dianggap sebagai kekuatan untuk menyembuhkan dan kemampuan untuk menenangkan serta menyegarkan. “Warm colors are comforting, spontaneous, and welcoming” Sutton, Tina., Whelan, B.M., (2007 : ). Warna – warna hangat tersebut meliputi, merah-jingga, jingga, dan kuning-jingga. Penggunaan warna jingga merupakan stimulant, energy ramah yang ditimbulkan, ceria dan bersifat petualang. 2.2.7 Analisa SWOT Strength : Lokasi hutan kota yang strategis dijangkau oleh masyarakat yaitu dilalui akses jalan utama dan berseberangan dengan mall Cijantung Tranportasi menuju Hutan Kota mudah Masyarakat sudah mengetahui keberadaan Hutan Kota Weakness : Tidak memiliki identitas visual yang sesuai sehingga tidak ada yang dapat membedakannya dengan kompetitor Citra Hutan Kota Cijantung yang kurang baik dari masyarakat Opportunity : Didukung oleh adanya Car Free Day (CFD) di Jalan R.A.Fadhilah setiap hari minggu pagi Salah satu rekomendasi wisata di Jakarta Timur Threat : Adanya pola pikir masyarakat tentang berwisata ke Hutan Kota membosankan dan tidak menarik. Adanya kompetitor Hutan Kota di wilayah Jakarta yang memiliki fasilitas lebih lengkap.