KESETIMBANGAN KIMIA KEGIATAN BELAJAR 1 A. Konsep Kesetimbangan Dinamis Pada umumnya suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan akan terus berlangsung sampai dicapai keadaan kesetimbangan dinamis. Berbagai hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam suatu reaks kimia, perubahan reaktan menjadi produk pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi tertentu. Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang sampai akhirnya menjadi konstan. Keadaan kesetimbangan dinamis akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari luar. Sebagai contoh keadaan kesetimbangan dinamis, kita perhatikan reaksi penguraian (dissosiasi) gas N2O4 sebagai berikut : N2O4 (g) Tak berwarna ο 2 NO2 (g) merah-coklat 1 Andaikan sejumlah mol gas N2O4 dimasukkan ke dalam suatu bejana tertutup. Mula-mula dengan segera gas N2O4 yang tidak berwarna tersebut terdisosiasi menjadi NO2 yang berwarna merah coklat. Akan tetapi setiap dua molekul NO2 dengan mudah bergabung menjadi molekul zat N2O4 kembali. Mula–mula laju reaksi disosiasi N2O4 berlangsung relatif lebih cepat daripada laju reaksi pembentukan N2O4. Namun laju reaksi pembentukan N2O4 juga makin lama makin bertambah besar sesuai dengan pertambahan jumlah NO2 yang terbentuk. Pada suatu saat laju reaksi disosiasi N2O sama dengan laju reaksi pembentukan N2O4. maka Keadaan inilah yang disebut Keadaan kesetimbangan. Proses penguraian yang dibahas di atas, secara diagramatis dapat digambarkan sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 1 berikut : Gambar 1. Pencapaian keadaan kesetimbangan reaksi penguraian N2O4 Pada keadaan kesetimbangan, jumlah molekul NO2 dan N2O4 tetap. Oleh karena itu ketika keadaan kesetimbangan tercapai tidak terjadi perubahan sifat makroskopis zat. Akan tetapi reaksi penguraian dan pembentukan N2O4 tetap berlangsung secara terus menerus tidak kunjung berhenti. Jadi, pada keadaan 2 kesetimbangan dinamis, sekalipun secara makroskopis tidak terjadi perubahan, tetapi secara mikroskopis tetap terjadi perubahan yang terus menerus. B. Reaksi Bolak Balik (reversible) Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasi pereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian reaksi dapat berkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yang demikian disebut reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan. Pada reaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksi membentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi ke depan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (kekiri) bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi produk reaksi semakin bertambah. Pada umumnya suatu reaksi kimia yang berlangsung spontan akan terus berlangsung sampai dicapai keadaan kesetimbangan dinamis. Berbagai hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam suatu reaksi kimia, perubahan reaktan menjadi produk pada umumnya tidak sempurna, meskipun reaksi dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Umumnya pada permulaan reaksi berlangsung, reaktan mempunyai laju reaksi tertentu. Kemudian setelah reaksi berlangsung konsentrasi akan semakin berkurang sampai akhirnya menjadi konstan. Keadaan 3 kesetimbangan dinamis akan dicapai apabila dua proses yang berlawanan arah berlangsung dengan laju reaksi yang sama dan konsentrasi tidak lagi mengalami perubahan atau tidak ada gangguan dari luar. Perhatikanlah kertas yang terbakar. Apakah hasil pembakaran kertas dapat diubah menjadi kertas seperi semula? Pengalaman menunjukkan bahwa proses itu tidak dapat dilakukan, bukan? Reaksi seperi itu kita golongkan sebagai reaksi yang berlangsung searah atau reaksi yang tidak dapat balik (Irreversible). Apakah ada reaksi yang dapat balik? dalam kehidupan sehari-hari sulit menemukan reaksi yang dapat balik. Proses-proses alami umumnya berlangsung searah, tidak dapat balik. Namun, di laboratorium maupun dalam proses industri, banyak reaksi yang dapat balik. Reaksi yang dapat balik kita sebut reaksi reversible. Dua diantaranya kita sebutkan dalam contoh di bawah ini : Contoh 1 : Jika campuran gas nitrogen dan hidrogen dipanaskan akan menghasilkan amonia, dengan reaksi: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Sebaliknya, jika amonia (NH3) dipanaskan akan terurai membentuk nitrogen dan hidrogen, dengan reaksi: 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Apabila diperhatikan ternyata reaksi pertama merupakan kebalikan dari reaksi kedua. Kedua reaksi itu dapat digabung sebagai berikut : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) 4 Tanda dimaksudkan untuk menyatakan reaksi dapat balik. Reaksi ke kanan disebut reaksi maju, reaksi ke kiri disebut reaksi balik. C. Reaksi Kesetimbangan Homogen Dan Heterogen Reaksi dapat diibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi kesetimbangan homogen dan reaksi kesetimbangan heterogen. Reaksi Kesetimbangan Homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang bereaksi sama. Contoh : 1. N2(g) + 3H2(g) 2. H2O(l) 2NH3(g) H+(aq) + OH-(aq) 3. CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq) Sedangkan reaksi kesetimbangan heterogen terjadi apabila reaktan dan produk yang berbeda fasa. Contoh : 1. CaCO3(s) CaO(s) + CO3(g) 2. Ag2CrO4(s) Ag2+(aq) + CrO42-(aq) 3. 2 C(s) + O2(g) 2CO(g) 4. Na2CO3(s) + CO2(g) + H2O(g) 2 NaHCO3(s) 5 Rangkuman Keadaan suatu reaksi dimana tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur (sifat makroskopis tidak berubah), reaksi seolaholah telah berhenti disebut keadaan setimbang (kesetimbangan). Suatu reaksi dimana pereaksi dan produk reaksi berada dalam satu keadaan yang disebut kesetimbangan dinamis. Reaksi yang dapat balik kita sebut reaksi reversible (reaksi bolak-balik). Kesetimbangan yang semua komponennya satu fase kita sebut kesetimbangan homogen, sedangkan kesetimbangan yang terdiri dari dua fase atau lebih kita sebut kesetimbangan heterogen. Kesetimbangan homogen dapat berupa sistem gas atau larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen umumnya melibatkan komponen padat-gas atau cair-gas. 1. Jelaskan perbedaan antara reaksi tidak dapat balik (irreversible) dan reaksi dapat balik (reversible), berikan contoh masing-masing? Jawab: ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 6 2. Bilamana suatu reaksi dapat dikatakan telah mencapai keadaan kesetimbangan dinamis? Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Mengapa pada kesetimbangan tidak terjadi perubahan makroskopis? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Jelaskan, mengapa kesetimbangan kimia disebut kesetimbangan dinamis? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Jelaskan perbedaan pokok antara reaksi kesetimbangan homogeny dan heterogen, beri contoh masing-masing? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 7 TES FORMATIF 1. Tuliskan reaksi kesetimbangan antara timbal (II) sulfat dengan natrium iodida, dan beri keterangan perubahan warna yang terjadi? 2. Tentukan apakah kesetimbangan berikut tergolong kesetimbangan homogen atau heterogen? a. 4 NH3(g) + 5 O2(g) 4 NO(g) + 6 H2O(g) b. 3 Fe (s) + 4 H2O(g) Fe3O4(s) + 4 H2(g) c. CH3COO - (aq) + H2O(l) CH3COOH(aq) + OH-(aq) 3. Jelaskan kapankah suatu reaksi bolak-balik mencapai keadaan setimbang ? 4. Jelaskan mengapa cepat lambatnya suatu reaksi mencapai kesetimbangan bergantung pada laju reaksinya? 5. Tuliskan reaksi kesetimbangan yang melibatkan N2, H2, dan NH3 ? 8 LEMBAR KEGIATAN BELAJAR 2 Tujuan kegiatan pembelajaran Menjelaskan pengertian pergeseran kesetimbangan Menjelaskan prinsip azas Le Chatelier Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran Kesetimbangan Uraian materi A. Pergeseran Kesetimbangan Jika pada sistem kesetimbangan diberikan aksi, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tadi diupayakan sekecil mungkin. Aksiaksi yang dapat mempengaruhi terjadinya pergeseraan kesetimbangan antara lain perubahan konsentrasi, perubahan volume, perubahan tekanan, perubahan jumlah mol, perubahan temperatur, dan katalisator. Untuk memahami terjadinya pergeseran kesetimbangan, maka perhatikan persamaan reaksi berikut : H2(g) + I2(g) 2HI(g) dengan Kc = 54,3 pada 430 0 C. Misalnya kita masukkan 0,243 mol H2, 0,146 mol I2 dan 1,98 mol HI dalam satu liter tangki. Apakah reaksi akan berjalan ke kanan atau ke kiri ? Dengan memasukkan konsentrasi awal didapat, [π»πΌ]20 [π»2 ]0 [πΌ2 ]0 ? (1,98)2 = 111 (0,243)(0,146) 9 Karena didapat hasil [π»πΌ]20 [π»2 ]0 [πΌ2 ]0 lebih besar dari Kc maka system tidak dalam keadaan setimbang, sehingga untuk mencapai kesetimbangan reaksi akan digeser kekiri. Jumlaqh yang didapat dengan membagi konsentrasi awal seperti tersebut diatas, [π»πΌ]20 [π»2 ]0 [πΌ2 ]0 , disebut dengan Qc Apabila zat pada ruas kiri dan ruas kanan dari suatu reaksi kesetimbangan dicampurkan dalam suatu wadah reaksi maka sangat mungkin bahwa campuran tidak setimbang. Reaksi harus berlangsung ke kanan atau ke kiri sampai mencapai kesetimbangan. Dalam hal seperti ini, arah reaksi dapat ditentukan dengan memeriksa nilai kuotion reaksi (Qc). Kuotion reaksi adalah nisbah konsentrasi yang bentuknya sama dengan persamaan Kc. Untuk menentukan arah reaksi dalam mencapai kesetimbangan kita dapat membandingkan nilai Qc dan Kc. Jika Qc < Kc berarti reaksi bersih berlangsung ke kanan sampai Qc = Kc. Jika Qc > Kc berarti reaksi bersih berlangsung ke kiri sampai Qc = Kc. Jika Qc = Kc berarti campuran seimbang. Contoh : Pada keadaan awal terdapat 0,249 mol N2, 3,21 x 10-2 mol H2, dan 6,42 x 10-4 mol NH3 pada tangki reaksi 3,5 L pada 375oC. Jika kesetimbangan reaksi Kc untuk reaksi : N2(s) + 3H2(g) 2NH3(g) 10 adalah 1,2, apakah sistem dalam keadaan setimbang? Jika tidak, ramalkan ke arah mana reaksi akan berjalan ? Jawab : Konsentrasi mula-mula : [π2 ]0 = 0,249 πππ = 0, 072π 3,5 πΏ [π»2 ]0 = 3,21 π₯ 10−2 πππ = 9,17 π₯ 10−3 π 3,5 πΏ [ππ»3 ]0 = (1,83 π₯ 10−4 )2 πππ = 0, 072π 3,5 πΏ Sehingga dapat ditulis : (NH3) 20 ( 1,83 x 10 – 4 ) 2 ___________ = ___________________ = 0,66 = Qc (N2)0 (H2)30 (0,0711) (9,17 x 10 -3) 3 Untuk memperjelas tentang terjadinya pergeseran kesetimbangan dapat dilakukan dengan menggunakan azas Le Chatelier. Dengan menggunakan azas Le Chatelier kita dapat memperkirakan arah pergeseran kesetimbangan jika ada pengaruh dari luar sistem B. Azas Le Chatelier Secara mikroskopik sistem kesetimbangan umumnya peka terhadap gangguan dari lingkungan. Andaikan sistem yang kita perhatikan adalah kesetimbangan air-uap, air dalam silinder. Jika volume sistem diperbesar (tekanan 11 dikurangi) maka sistem berupaya mengadakan perubahan sedemikian rupa sehingga mengembalikan tekanan ke keadaan semula, yakni dengan menambah jumlah molekul yang pindah ke fasa uap. Setelah kesetimbangan baru dicapai lagi, air yang ada lebih sedikit dan uap air terdapat lebih banyak dari pada keadaan kesetimbangan pertama tadi. Jika kesetimbangan itu ditulis dalam persamaan reaksi : H2O (l) H2O (g) Maka kesetimbangan dapat dinyatakan “ bergeser ke kanan “ Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti suhu, tekanan, dan konsentrasi. Bagaimanakah kita menjelaskan pengaruh dari berbagai faktor itu ? Mengapa kesetimbangan N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g), οH = -92,2 kJ; bergeser ke kiri ketika suhunya dinaikkan, tetapi bergeser ke kanan ketika tekanannya diperbesar ? Henri Louis Le Chatelier (1884) berhasil menyimpulkan pengaruh faktor luar tehadap kesetimbangan dalam suatu azas yang dikenal dengan azas Le Chatelier sebagai berikut: “ Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. “ Secara singkat, azas Le Chatelier dapat dinyatakan sebagai: Reaksi = - Aksi 12 Artinya : Bila pada sistem kesetimbangan dinamik terdapat gangguan dari luar sehingga kesetimbangan dalam keadaan terganggu atau rusak maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga gangguan itu berkurang dan bila mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi. Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan. C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain temperatur, konsentrasi, tekanan dan volume, penambahan zat lain. Namun dalam sub bab ini akan lebih difokuskan pada tiga faktor saja yaitu pengaruh temperatur, pengaruh konsentrasi, pengaruh tekanan dan volume. Apakah perlu dilakukan penambahan atau penurunan temperature agar hasil suatu reaksi menjadi lebih besar ? Untuk meramalkan adanya gangguan luar yang dapat mempengaruhi letak kesetimbangan suatu reaksi, marilah kita kaji bagaimana penerapan azas Le Chatelier terhadap pengaruh atau gangguan dari luar tersebut sehingga dapat terjadi pergeseran kesetimbangan. Pengaruh temperature Sesuai dengan azas Le Chatelier, jika suhu atau temperature suatu sistem kesetimbangan dinaikkan, maka reaksi sistem menurunkan temperatur, kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang menyerap 13 kalor (ke pihak reaksi endoterm). Sebaliknya jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi eksoterm. Perhatikanlah contoh berikut. Ditentukan reaksi kesetimbangan : 2NH3(g) οH = - 92,2 kJ a. N2(g) + 3H2(g) b. H2O(g) 1/2 H2(g) + O2(g) οH = + 242 kJ Ke arah manakah kesetimbangan bergeser jika temperatur dinaikkan ? Jawab : Pada kenaikan temperatur, kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi endoterm: Pada kesetimbangan (1), reaksi bergeser ke kiri. Pada kesetimbangan (2), reaksi bergeser ke kanan. Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume akan menyebabkan pergeseran reaksi tetapi tidak akan merubah nilai tetapan kesetimbangan. Hanya perubahan temperatur yang dapat menyebabkan perubahan tetapan kesetimbangan. Reaksi Pembentukan NO2 dari N2O4 adalah proses endotermik, seperti terlihat pada persamaan reaksi berikut : N2O4(g) 2NO2(g) οH= +58 kJ Dan reaksi sebaliknya adalah reaksi eksotermik 2NO2(g) N2O4(g) οH=-58 kJ Jika temperatur dinaikkan, maka pada proses endotermik akan menyerap panas dari lingkungan sehingga membentuk molekul NO2 dari N2O4.Kesimpulannya, kenaikan temperatur akan menyebabkan reaksi 14 bergeser kearah reaksi endotermik dan sebaliknya penurunan temperatur akan menyebabkan reaksi bergeser kearah reaksi eksotermik. a b Gambar 5 : (a) Dua tabung mengandung campuran gas NO2 dan N2O4 pada saat setimbang. (b) Ketika salah satu tabung dimasukkan pada air dingin (kiri) warna menjadi bertambah terang, menunjukkan terbentuknya gas N2O4 yang tidak berwarna. Ketika tabung yang lain dimasukkan pada air panas (kanan), warnanya menjadi gelap, menunjukkan kenaikan konsentrasi NO2. Pengaruh konsentrasi Sesuai dengan azas Le Chatelier (Reaksi = - aksi) , jika konsentrasisalah satu komponen tersebut diperbesar, maka reaksi sistem akan mengurangi komponen tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu komponen diperkecil, maka reaksi sistem adalah menambah komponen itu. Oleh karena itu, pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan berlangsung sebagaimana yang digambar pada tabel 1 berikut Tabel: Pengaruh Konsentrasi Terhadap Kesetimbangan 15 No Aksi Reaksi 1 Menambah konsentrasi Mengurangi konsentrasi pereaksi 2 Mengurangi konsentrasi Memperbesar produk Mengurangi konsentrasi produk Mengurangi konsentrasi total Menambah konsentrasi pereaksi Mengurangi konsentrasi produk Memperbesar konsentrasi produk 3 4 5 Memperbesar konsentrasi total Cara sistem bereaksi Bergeser kekanan Bergeser kekiri Bergeser kekiri Bergeser ke kanan Bergeser kea rah yang jumlah molekul terbesar Contoh : Ion besi (III) (Fe3+) berwarna kuning jingga bereaksi dengan ion tiosianat (SCN-) tidak berwarna membentuk ion tisianobesi (III) yang berwarna merah darah menurut reaksi kesetimbangan berikut : Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq) Kuning-jingga tidak berwarna merah-darah Ke arah manakah kesetimbangan bergeser dan bagaimanakah perubahan warna campuran jika : ο· ditambah larutan FeCl3 (ion Fe3+) ο· ditambah larutan KSCN (ion SCN-) ο· ditambah larutan NaOH (ion OH-) ο· Larutan diencerkan Jawab : Azas Le Chatelier : Reaksi = - Aksi 16 ο· Ditambah larutan FeCl3 (ion Fe3+) Aksi : menambah ion Fe3+ Reaksi : mengurangi ion Fe3+ Kesetimbangan : bergeser ke kanan Perubahan warna: bertambah merah (karena ion FeSCN2+ bertambah) ο· Aksi : menambah ion SCN Reaksi : mengurangi ion SCN Kesetimbangan: bergeser ke kanan Perubahan warna : bertambah merah (karena ion FeSCN2+ bertambah) ο· Aksi : menambah ion OH -. Ion ini akan mengikat ion Fe3+ membentuk Fe(OH)3 yang sukar larut. Fe3+(aq) + 3OH-(aq) Fe(OH)3(s) Jadi, penambahan ion OH- sama dengan mengurangi ion Fe3+. ο· Aksi : mengencerkan (memperbesar volume), memperkecil konsentrasi (jarak antar partikel dalam larutan makin renggang. Reaksi : memperbesar konsentrasi (menambah jumlah partikel) Kesetimbangan : bergeser ke kiri, ke arah yang jumlah partikelnya lebih besar (setiap ion FeSCN2+ dapat pecah menjadi dua ion, yaitu Fe3+ dan SCN-). Perubahan warna : memudar (karena ion FeSCN2+ berkurang) 17 Gejala perubahan konsentrasi dapat diperhatikan [Fe(SCN)3] dalam air berwarna merah. Warna merah menunjukkan adanya ion FeSCN2+. Sehingga kesetimbangan yang terjadi adalah: FeSCN2+(aq) Fe3+(aq) + SCN-(aq) merah kuning pucat tak berwarna. Jika ditambahkan NaSCN pada larutan maka konsentrasi dari SCN- akan bertambah. Akibatnya ion Fe3+ akan bereaksi dengan ion SCN- dengan persamaan : FeSCN2+(aq) Fe3+(aq) + SCN-(aq) Akibatnya warna merah dalam larutan akan bertambah tua. Jika ditambah H2C2O4 pada larutan awal ion C2O4-2 akan berikatan dengan Fe3+. Akibatnya ion Fe3+ akan membentuk ion Fe(C2O4)3 3- yang dapat dilihat dari warna kuning dalam larutan. Persamaan yang terjadi adalah: FeSCN2+(aq) Fe3+(aq) + SCN-(aq) Efek perubahan konsentrasi pada kesetimbangan dapat dilihat pada Gambar 6. Dari eksperimen tersebut diatas dapat ditarik simpulan bahwa kesetimbangan reaktan dan produk terdapat dalam sistem, kenaikan konsentrasi produk akan menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah kiri dan penurunan konsentrasi produk akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah kanan 18 Gambar 6. Efek perubahan konsentrasi pada kesetimbangan. (a) larutan Fe(SCN)3. Warna larutan antara merah FeSCN+ dan kuning Fe3+. (b) Setelah penambahan NaSCN kesetimbangan bergeser ke kiri. (c) Setelah penambahan Fe(NO3)3, kesetimbangan bergeser ke kiri. (d) Setelah penambahan H2C2O4, kesetimbangan bergeser ke kanan. Warna kuning karena adanya ion Fe(C2O4)33-. Pengaruh tekanan dan volume Penambahan tekanan dengan cara memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi semua komponen. Sesuai dengan azas Le Chatelier, maka sistem akan bereaksi dengan mengurangi tekanan. Sebagaimana anda ketahui, tekanan gas bergantung pada jumlah molekul dan tidak bergantung pada jenis gas. Oleh karena itu, untuk mengurangi tekanan maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih kecil. Sebaliknya, jika tekanan dikurangi dengan cara memperbesar volume, maka sistem akan bereaksi dengan menambah tekanan dengan cara menambah jumlah molekul. Reaksi akan bergeser ke arah yang jumlah koefisiennya lebih besar. Pengaruh penambahan tekanan (dengan cara memperkecil volume) pada kesetimbangan reaksi : 19 CO+ 3H2(g) CH4(g) + H2O(g) diberikan pada Gambar 7 berikut. Contoh : Ditentukan kesetimbangan : - N2(g) + 3H2(g) - 2HI(g) 2NH3(g) H2(g) + I2(g) Ke arah manakah kesetimbangan bergeser jika tekanan diperbesar ? Jawab : 1) N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Kesetimbangan akan bergeser ke kanan, karena jumlah koefisien di ruas kanan (= 2) lebih kecil daripada di ruas kiri (= 4). 2) 2HI(g) H2(g) + I2(g) Kesetimbangan tidak bergeser karena jumlah koefisien gas pada kedua ruas sama (= 4). Untuk memperjelas pengaruh tekanan dan volume, perhatikan persamaan gas berikut : PV = nRT P= π π RT 20 dapat dilihat bahwa P dan V berhubungan dengan saling terbalik. Semakin besar tekanan maka volumenya akan semakin kecil. Dan sebaliknya. Jika terdapat kesetimbangan sistem N2O4(g) 2NO2(g) Apa yang terjadi jika kita naikkan tekanan gasnya? Karena konsentrasi NO2 dikwadratkan maka kenaikan tekanan akan menyebabkan kenaikan nilai Qc. Karena Qc > Kc maka reaksi akan bergeser kearah kiri. Dan sebaliknya penurunan tekanan (kenaikan volume) akan menyebabkan Qc < Kc sehingga reaksi akan bergeser kearah kanan. Berdasarkan uraian tersebut diatas, menunjukkan bahwa kenaikan tekanan menyebabkan reaksi bergeser kearah total mol gas yang kecil dan sebaliknya penurunan tekanan akan menyebabkan reaksi bergeser kearah total mol gas yang besar. Untuk reaksi yang tidak mempunyai selisih jumlah mol gas perubahan tekanan atau volume tidak akan menyebabkan perubahan dalam kesetimbangan. Rangkuman Pergeseran kesetimbangan dapat dilakukan dengan menggunakan azas Le Chatelier. Secara singkat, azas Le Chatelier dapat dinyatakan sebagai “ Reaksi = - Aksi “. Pergeseran kesetimbangan suatu reaksi harus berlangsung ke arah kanan atau ke kiri sampai mencapai kesetimbangan. Arah reaksi dapat ditentukan dengan memeriksa nilai kuotion reaksi (Qc). 21 Untuk menentukan arah reaksi dalam mencapai kesetimbangan kita dapat membandingkan nilai Qc dan Kc. Jika Qc < Kc berarti reaksi bersih berlangsung ke kanan sampai Qc = Kc. Jika Qc > Kc berarti reaksi bersih berlangsung ke kiri sampai Qc = Kc. Jika Qc = Kc berarti campuran seimbang. Bila pada sistem kesetimbangan dinamik ada gangguan dari luar, maka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga gangguan itu berkurang dan bila mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi. Dengan menggunakan azas Le Chatelier kita dapat memperkirakan arah pergeseran kesetimbangan jika ada pengaruh dari luar sistem. Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atau ke kanan. Perubahan konsentrasi, tekanan atau volume akan menyebabkan pergeseran reaksi tetapi tidak akan merubah nilai tetapan kesetimbangan. Hanya perubahan temperatur yang dapat menyebabkan perubahan tetapan kesetimbangan. 1. Jelaskan bagaimana pengaruh aksi (tindakan) berikut terhadap kesetimbangan? a. Menaikkan temperatur ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… b. Menambah salah satu zat pereaksi 22 ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… c. Mengurangi salah satu produk ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… d. Memperbesar tekanan dengan memperkecil volume ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Pada reaksi kesetimbangan : CaCO3 (s) CaO (s) + CO2(g) βH= 178 kJ a. Adakah pengaruhnya terhadap kesetimbangan, jika pada suhu tetap ditambahkan CaCO3 (s) ? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… b. Cara apa yang dapat digunakan agar kesetimbangan bergeser ke arah kanan ? ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Nitrogen bereaksi dengan hidrogen membentuk amonia menurut reaksi kesetimbangan : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Berdasarkan pemahaman terhadap azas Le Chatelier, kearah manakah kesetimbangan bergeser jika : a. ditambah nitrogen ……………………………………………………………………………… b. amonia dikurangi ……………………………………………………………………………… c. volume ruangan diperbesar ……………………………………………………………………………… 23 4. Tentukan ke arah manakah masing-masing kesetimbangan berikut akan bergeser jika tekanan diperbesar (dengan memperkecil volume)? a. N2O4 (g) 2 NO2 (g) ……………………………………………………………………………… b. CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g) …………………………………………………………………………… TES FORMATIF 1. Tentukan reaksi berikut apakah termasuk reaksi eksoterm atau endoterm ? N2(g) + 3H2(g) 2. 2NH3(g) βH=+ 92 ,2 kJ Diketahui reaksi kesetimbangan : 3 Fe (s) + 4 H2O(g) Fe3O4(s) + 4 H2(g) a. Kearah manakah kesetimbangan bergeser jika pada suhu tetap volume campuran diperkecil ? b. Bagaimana pengaruh aksi tersebut terhadap konsentrasi H2 ? 3. Ditentukan reaksi kesetimbangan : CaCO3 (s) CaO (s) + CO2 (g) Kearah manakah kesetimbangan bergeser jika : a. ditambah CaCO3 b. dikurangi CaO c. Volume campuran diperkecil 4. Nitrogen oksida (NO) yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor berasal dari reaksi berikut ini : N2 (g) + O2 (g) 2 NO (g) Reaksi tersebut semakin sempurna pada suhu tinggi. Apakah reaksi endoterm atau eksoterm , jelaskan jawaban anda? 24 KEGIATAN BELAJAR 3 Tujuan kegiatan pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian tentang tetapan kesetimbangan. 2. Menjelaskan persamaan tetapan kesetimbangan. 3. Menjelaskan tentang kesetimbangan pada tekanan parsial. Uraian materi A. Tetapan Kesetimbangan Secara umum persamaan reaksi kesetimbangan atau reaksi bolak-balik dapat dinyatakan : aA + bB cC + dD dimana a, b, c, dan d adalah koefisien stokiometri dari A, B, C, dan D. Tetapan kesetimbangan (K) untuk reaksi tersebut pada suhu tertentu dapat dinyatakan : πΎ= πΆ π π·π π΄π π΅ π Berdasarkan persamaan reaksi tersebut di atas, nilai K sebagai ungkapan keadaan kesetimbangan disebut juga “ PERBANDINGAN KONSENTRASI “ yang dinyatakan dengan lambang : πΆ π π·π π΄π π΅ π 25 Lambang Q digunakan untuk nilai perbandingan konsentrasi (quosien konsentrasi) pada setiap keadaan. Nilai perbandingan konsentrasi Q, untuk reaksi kesetimbangan disebut “TETAPAN KESETIMBANGAN“ dengan lambang K. Dalam sistem pada kesetimbangan, dapat dinyatakan Q = K. Dalam sistem bukan kesetimbangan, dapat dinyatakan Q = K Jadi tetapan kesetimbangan untuk reaksi, aA + bB cC + dD πΎ= πΆ π π·π π΄π π΅ π Besarnya tetapan kesetimbangan suatu reaksi pada temperature tertentu hanya dapat ditentukan dengan data ekperimen dan tidak dapat diramalkan dari persamaan reaksi. Keteraturan yang diperoleh dari data eksperimen tentang sistem kesetimbangan dikenal dengan “hukum kesetimbangan”. Ada dua cara, yaitu pertama menggunakan energi bebas standar reaksi dan kedua dengan pengukuran langsung konsentrasi kesetimbangan yang dapat disubstitusikan ke dalam ungkapan aksi massa. Komposisi kesetimbangan dapat berubah bergantung pada kondisi reaksi. Akan tetapi, pada tahun 1864 Cato Maximillian Gulberg dan Peter Wage menemukan adanya suatu hubungan yang tetap antara konsentrasi komponen dalam kesetimbangan. Hubungan yang tetap ini disebut Hukum Kesetimbangan atau Hukum Aksi Massa. Harga tetapan kesetimbangan sangat berguna baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif, memungkinkan untuk digunakan untuk menghitung konsentrasi pereaksi dan atau hasil reaksi dalam sistem kesetimbangan, sedang secara 26 kualitatif, dapat memberikan informasi tentang sejauh mana reaksi berlangsung kearah reaksi sempurna. Misal : A B diperoleh (B)/ (A) = Kc dan diketahui Kc = 10 Berarti : (B)/ (A) = Kc = 10 / 1. Jadi dapat dikatakan bahwa pada kesetimbangan ini, konsentrasi B = 10 kali lebih besar dari pada konnsentrasi A atau kedudukan kesetimbangan terletak ke arah hasil reaksi B. Sebaliknya bila Kc = 0,1 = 1/10, berarti (B)/ (A) = 1/10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada kesetimbangan ini, konsentrasi A sama dengan 10 kali lebih besar dari pada konsentrasi B atau kedudukan kesetimbangan terletak ke arah pereaksi A. Tetapan kesetimbangan berubah jika temperatur berubah. Pada temperature tertentu, mungkin terdapat banyak campuran reaksi, setiap reaksi mempunyai konsentrasi pereaksi yang berbeda dalam keadaan kesetimbangan. Untuk sistem reaksi : PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g) Berdasarkan eksperimen diperoleh data sebagai berikut : Eksperimen 1 2 3 4 Kc rata-rata = 5,5 [PCl5] 0,0023 0,010 0,085 1,00 [PCl3] 0,23 0,15 0,99 3,66 [Cl2] 0,055 0,37 0,47 1,50 Pada prinsipnya untuk reaksi kesetimbangan : aA + bB cC + dD Hukum kesetimbangan selalu berlaku apakah dimulai dari campuran A dan B, dari campuran C dan D, atau A, B, C, dan D. 27 Suatu reaksi dapat dinyatakan lebih dari satu persamaan, besarnya tetapan kesetimbangan bergantung pada persamaan reaksi. Dengan demikian persamaan reaksi harus diketahui untuk menyatakan tetapan kesetimbangan. Misalnya, N2 + 3 H2 2 NH3 K1 ½N2 + 1½H2 NH3 K2 Secara garis besar umum tentang tetapan kesetimbangan dapat diungkapkan bahwa: “Jika harga K besar, berarti kedudukan kesetimbangan jauh di sebelah kanan, sebaliknya jika harga K kecil berarti hanya sejumlah kecil hasil reaksi yang ada dalam kesetimbangan“. Contoh : Untuk reaksi : H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g) , Kc = 4,4 x 10 32 pada 250C. Apakah arti ungkapan tetapan kesetimbangan ini ? Jawab : Harga Kc yang sangat besar ini menunjukkan bahwa reaksi pada kesetimbangan akan berjalan jauh ke arah sempurna. Bila masing – masing 1 mol H2 dan Cl2 bereaksi, maka hanya sejumlah kecil H2 dan Cl2 yang tidak bereaksi dalam kesetimbangan. 28 B. Persamaan Tetapan Kesetimbangan Suatu bentuk ungkapan dari hukum kesetimbangan kita sebut persamaan tetapan kesetimbangan. Persamaan tetapan kesetimbangan disusun sesuai dengan stokiometri reaksi. Secara umum, untuk reaksi : mA + nB pC + qD persamaan tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai πΎ= πΆ π π·π π΄π π΅ π Karena satuan konsentrasi adalah M, maka satuan Kc = M(p+q)-(m+n) Pada umumnya persamaan kesetimbangan hanya mengandung komponen yang konsentrasi atau tekanannya berubah selama reaksi berlangsung. Hal seperti itu terjadi pada zat padat murni atau zat cair murni. Oleh karena itu, zat padat murni maupun zat cair murni tidak disertakan dalam persamaan tetapan kesetimbangan. Perhatikanlah contoh berikut. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut ? 1. BiCl3(aq) + H2O(l) 2. N2(g) + H2(g) 3. SO3(g) BiOCl(s) + 2HCl(aq) 2NH3(g) SO2(g) + 1/2O2(g) 29 Jawab : 1. πΎ = [π΅πππΆπ] [π»πΆπ]2 [π΅ππΆπ3] [π»2 π] [ππ»3]2 2. πΎ = [π ][π» ] 2 2 1 3. πΎ = [ππ2 ][π2]2 [ππ3 ] BiOCl(s) dan H2O(l) tidak disertakan dalam persamaan karena fasanya bukan gas atau aqueous. C. Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial (Kp) Disamping tetapan kesetimbangan yang berdasarkan konsentrasi. tetapan kesetimbangan untuk sistem yang berupa gas juga dapat dinyatakan berdasarkan tekanan parsial gas, Tetapan kesetimbangan yang berdasarkan tekanan parsial disebut tetapan kesetimbangan tekanan parsial dan dinyatakan dengan Kp. Jika terdapat k1esetimbangan dalam fasa gas : aA(g) bB(g) dimana a dan b adalah koefisien stokiometri. Maka Kc adalah π΅π πΎπ = π π΄ Ingat: Tekanan Parsial (Kp) hanya untuk fasa gas dan Kp adalah πΎπ = (ππ΅)π (ππ΄)π 30 dimana Pa dan Pb adalah tekanan parsial dari a dan b. D. Aplikasi Prinsip Kesetimbangan Dalam Industri Banyak proses industri zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Agar efesien, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik. Misalnya: 1. Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hydrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia reaksi sintesis amonia adalah : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) βH = -92,4kJ Pada 25oC : Kp = 6,2x105 Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500oC sekalipun. Dipihak lain, karena reaksi ke kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. 31 Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Skema pembuatan amonia menurut proses Haber-Bosch 2. Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya yang berdasarkan reaksi kesetimbangan yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut: a. Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida S(s) + O2(g) SO2(g) b. Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida. 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) c. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat. H2SO4(aq) + SO3(g) H2S2O7(l) 32 d. Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat. H2S2O7(l) + H2O(l) H2SO4(aq) Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm. Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser ke kiri. Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan katalisator V2O5. sebenarnya tekanan besar akan menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1 atm. Rangkuman Tetapan kesetimbangan menunjukkan perbandingan komposisi pereaksi dan hasil reaksi dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu. Secara kuantitatif, harga K dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi pereaksi dan atau hasil reaksi dalam sistem kesetimbangan, sedang secara kualitatif, dapat memberikan informasi tentang sejauh mana reaksi berlangsung kearah reaksi sempurna. Tetapan kesetimbangan yang berdasarkan tekanan parsial disebut tetapan kesetimbangan tekanan parsial dan dinyatakan dengan Kp. 33 Banyak proses industri zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Agar efesien, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik. Misalnya : ο· Pembuatan Amonia menurut proses Haber-Bosch. ο· Pembuatan Asam Sulfat Menurut Proses Kontak. 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan : a. Hukum kesetimbangan ……………………………………………………………………………… b. Tetapan kesetimbangan ……………………………………………………………………………… c. Perbandingan konsentrasi …………………………………………………………………………….... d. Persamaan tetapan kesetimbangan ……………………………………………………………………………… 2. Tulislah tetapan kesetimbangan tekanan (Kp) untuk reaksi berikut : a. 3 Fe (s) + 4 H2O (g) Fe3O4 (s) + 4 H2 (g) ……………………………………………………………………………… b. Na2CO3 (s) + SO2 (g) + O2 (g) Na2SO4 (s) + CO2 (g) ……………………………………………………………………………… 3. Jelaskan perbedaan tetapan kesetimbangan homogen dan heterogen , beri contoh masing-masing ? 34 ………………….................................................................................................. .............................................................................................................................. 4. Tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi 2NO2(g) 2NO(g) + O2(g) adalah 158 pada 1000K. Hitung PO2 jika PNO2 = 0,4 atm dan PNO = 0,27 atm. ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Tuliskan Kc dan Kp untuk reaksi 2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g) ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… TES FORMATIF 1. Untuk reaksi kesetimbangan berikut : PCl5(g) 4NO2(g) + O2(g) Harga Kc pada 1910C = 3,26 x 10-2 M. Tentukan harga Kp pada suhu tersebut? 2. Tetapan kesetimbangan Kp untuk reaksi dekomposisi fosforus pentaklorida menjadi fosforus triklorida dan klorin PCl5(g) PCl3(g) + Cl2(g) adalah 1,05 pada 250oC. Jika pada saat kesetimbangan tekanan parsial PCl5 dan PCl3 berturut-turut adalah 0,875 atm dan 0,463 atm, berapakah tekanan parsial Cl2? 35 3. Tulislah persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk reaksi berikut: a. N2(g) + 3H2(g) b. SO3 (g) 2NH3(g) SO2 (g) + ½ O2 (g) 4. Untuk reaksi : N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) Kp adalah 4,3x10-4 pada 375oC. Hitung Kc. 36 KEGIATAN BELAJAR 4 Tujuan kegiatan pembelajaran a. Menentukan harga tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan parsial gas. b. Menentukan harga tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial gas. Uraian materi A. Penentuan Harga Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan parsial gas Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disossiasi yang berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan disosiasi. Beberapa contoh kesetimbangan disosiasi gas : 2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g) 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Besarnya fraksi yang terdisosiasi dinyatakan oleh derajat disosiasi (a), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mulamula : 37 ∝= π½π’ππβ πππ π§ππ‘ π‘πππππ ππ πππ π ππ’πππβ πππ π§ππ‘ ππ’ππ − ππ’ππ . Hubungan kuantitatif mol zat sebelum dan sesudah reaksi dapat digambarkan misalnya pada reaksi disosiasi Secara umum reaksi disosiasi dapat dinyatakan sebagai berikut : A nB Dengan n = perbandingan antara jumlah koefisien di ruas kanan dengan jumlah koefisien di ruas kiri. Contoh: 1. 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Reaksi ini mempunyai harga n = 2 2. 2HI(g) H2(g) + I2(g) Reaksi ini mempunyai harga n =1. Misal jumlah A mula-mula = a mol dan derajat disosiasi = a, maka jumlah zat A yang terdisosiasi = a x a mol, dan jumlah mol B yang terbentuk = n x aa mol. Susunan kesetimbangan dapat dirumuskan sebagai berikut : Reaksi A nB Mula-mula a mol - Reaksi - aa mol + n aa mol Setimbang (a-aa) mol n aa mol Jumlah mol zat sesudah reaksi = (a-aa) mol + n aa mol = a [1 + (n-1)a] 38 Contoh : 1. Mol NH3 dipanaskan pada tekanan tetap 10 atm hingga 300oC. Tentukan volume akhir gas tersebut bila, a. gas dianggap tidak mengalami disosiasi b. gas terdisosiasi 25%. Jawab : Volume gas dapat dihitung dengan rumus ideal, PV = nRT, atau a. Bila gas tidak mengalami disosiasi maka jumlah mol gas tetap 1 mol π= π= ππ π π 1 π₯0.08205π₯ (273+300) 10 = 4,7 πΏππ‘ππ b. Bila gas terdisosiasi 25% (a = 0,25) maka jumlah mol total campuran gas = a[1 + (n-1)a] mol = 1[1 + (2-1)0,25] mol = 1,25 mol Jadi, volume gas π= 1,25 π₯0.08205π₯ (273+300) 10 = 5,88 πΏππ‘ππ Hubungan Kc dengan Kp Kp = Kc (RT) βn 39 Rangkuman Disosiasi adalah peruraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih sederhana. Disosiasi yang terjadi akibat pemanasan disebut disosiasi termal. Disosiasi yang berlangsung dalam ruang tertutup akan berakhir dengan suatu kesetimbangan yang disebut kesetimbangan disosiasi. Besarnya fraksi yang terdisosiasi dinyatakan oleh derajat disosiasi (a), yaitu perbandingan antara jumlah zat yang terdisosiasi dengan jumlah zat mulamula Secara umum reaksi disosiasi dapat dinyatakan sebagai berikut : A nB Dengan n = perbandingan antara jumlah koefisien di ruas kanan dengan jumlah koefisien di ruas kiri. Tekanan parsial gas bergantung pada konsentrasi. Dari persamaan gas ideal, yaitu : PV = nRT Maka tekanan gas π~ ππ π π π Besaran π = konsentrasi gas Hubungan antara Kp dan Konsentrasi zat –zat yang terlibat dalam reaksi dapat dinyatakan : Kp = Kc (RT) βn 40 1. Suatu reaksi kesetimbangan yang melibatkan SO2(g), O2(g), dan SO3(g) dapat dinyatakan dengan tiga cara berikut : 1) 2SO2(g) + O2(g) 2) 2SO3(g) 2SO3(g) Kc = K1 2SO2(g) + O2(g) Kc = K2 3) SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) Kc = K3 Bagaimanakah hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan reaksi tersebut diatas ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Tulislah 1 contoh ungkapan bagi tetapan kesetimbangan (K) : a. Untuk reaksi kesetimbangan yang dinyatakan dengan tekanan parsial pereaksi dan hasil reaksi ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………........ b. Untuk reaksi kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 41 TES FORMATIF 1. Pada perubahan reaksi : H2O (l) H2O (g) Berapakah harga Kp dan Kc pada 25 0 C, jika diketahui bahwa tekanan uap air pada temperatur 25 0C adalah 1 atm. 2. Pada penguraian uap air mempunyai Kc = 1,1 x 10 -81 pada 250C, Jelaskan apa yang dimaksud dengan ungkapan Kc tersebut ? 3. Berdasarkan reaksi kesetimbangan pembuatan amonia diperoleh Kc sebesar 4,1 x 10 8, hitunglah konsentrasi NH3 jika keadaan setimbang konsentrasi H2 dan N2 masing-masing adalah 0,01 M? 42 TERMOKIMIA KEGIATAN BELAJAR 5 Tujuan Kegiatan Belajar Setelah kegiatan belajar, peserta didik dapat 1 menjelaskan azas kekekalan energi 2 memberikan contoh reaksi-reaksi eksoterm 3 memberikan contoh reaksi-reaksi endoterm 4 mendefinisikan istilah entalpi reaksi ( Δ H) 5 membedakan Δ H pembentukan, Δ H peruraian dan Δ H pembakaran 6 menghitung Δ H reaksi sesuai dengan Hukum Hess 7 membedakan reaksi pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna 8 menuliskan reaksi pembakaran sempurna bahan bakar 9 menuliskan reaksi pembakaran tidak sempurna bahan bakar Uraian Materi Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termal nya . Berdasarkan perubahan panas atau suhu yang mengikutinya, reaksi dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm 43 A. Sistem, Lingkungan dan Alam Semesta Jika sepotong pita magnesium kita masukkan ke dalam larutan asam klorida, maka pita magnesium akan segera larut atau bereaksi dengan HCl disertai pelepasan kalor yang menyebabkan gelas kimia beserta isinya menjadi panas. Campuran pita magnesium dan larutan HCl itu kita sebut sebagai Sistem. Sedangkan gelas kimia serta udara sekitarnya kita sebut sebagai Lingkungan. Jadi, sistem adalah bagian dari alam semesta yang sedang menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem kita sebut lingkungan. Gambar 1. Sistem Campuran magnesium dan larutan asam klorida Pada umumnya sebuah sistem jauh lebih kecil dari lingkungannya. Di alam ini terjadi banyak kejadian atau perubahan sehingga alam mengandung sistem dalam jumlah tak hingga, ada yang berukuran besar (seperti tata surya), berukuran kecil (seorang manusia dan sebuah mesin), dan berukuran kecil sekali (seperti sebuah sel dan satu atom). Akibatnya, satu sistem kecil dapat berada dalam sistem besar, atau satu sistem merupakan lingkungan bagi sistem yang lain. 44 Akan tetapi bila sebuah sistem dijumlahkan dengan lingkungannya, akan sama besarnya dengan sebuah sistem lain dijumlahkan dengan lingkungannya, yang disebut alam semesta. Alam semesta adalah sistem ditambah lingkungannya (Gambar 2) Oleh sebab itu, alam semesta hanya ada satu, tiada duanya. Interaksi antara sistem dan lingkungan dapat berupa pertukaran materi dan atau pertukaran energi. Berkaitan dengan itu maka sistem dibedakan menjadi tiga , yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi. Gambar 2. Sistem dan Lingkungan Sistem dikatakan terbuka jika antara sistem dan lingkungan dapat mengalami pertukaran materi dan energi. Pertukaran materi artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem. Sistem pada gambar 1 tergolong sistem terbuka. Selanjutnya sistem dikatakan tertutup jika antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran materi, tetapi dapat terjadi pertukaran energi. 45 Azas Kekekalan Energi Energi merupakan kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerjayang dimiliki oleh suatu zat. Suatu proses dapat terjadi karena adanya energi yang dimiliki zat tersebut. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat mengalami perubahan dari bentuk energi tertentu menjadi energi lainnya. Setiap zat mempunyai energi kinetic dan energi potensial. Jumlah energi kinetic dan energi potensial dari suatu zat disebut dengan energi dalam ( U ). Energi dalam tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalah perubahan energi dalam ( ΔU). Perubahan energi dalam sama dengan jumlah kalor (q) dan kerja (w). Kalor (q) yang dimiliki oleh zat pada tekanan tetap disebutu juga dengan entalpi ( H). Perubahan entalpi ( ΔH) terjadi selama proses penambahan atau pelepasan kalor. Besarnya perubahan entalpi adalah selisih jumlah entalpi hasil reaksi dengan jumlah entalpi pereaksi. Δ H = H produk – H reaktan B. Reaksi Eksoterm dan Endoterm a. Reaksi Eksoterm Pada reaksi eksoterm terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan atau pada reaksi tersebut dikeluarkan panas. Pada reaksi eksoterm harga ΔH = negatif ( - ) 46 Contoh : C(s) + O2(g) οΏ½ CO2(g) + 393.5 kJ ; ΔH = -393.5 kJ b. Reaksi endoterm Pada reaksi terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau pada reaksi tersebut dibutuhkan panas. Pada reaksi endoterm harga ΔH = positif ( + ) Contoh : CaCO3(s) → CaO(s) + CO2(g)- 178.5 kJ ; ΔH = +178.5 kJ C. Entalpi Dan Perubahan Entalpi Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis βHH20 (l) dan untuk es ditulis βHH20 (s). Entalpi tergolong sifat eksternal, yakni sifat yang bergantung pada jumlah mol zat. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara mempunyai isi panas atau entalpi. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor 47 dinyatakan dengan “ perubahan entalpi (βH) “ . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut: βH = HH20 (l) - HH20 (s) Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi βH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, βH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga βH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga βH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya. D. Perubahan Entalpi Berdasarkan Hukum Hess Banyak reaksi yang dapat berlangsung secara bertahap. Misalnya pembakaran karbon atau grafit. Jika karbon dibakar dengan oksigen berlebihan terbentuk karbon dioksida menurut persamaan reaksi: C(s) + O2 (g) ο CO2 (g) βH = - 394 kJ 48 Reaksi diatas dapat berlangsung melalui dua tahap. Mula-mula karbon dibakar dengan oksigen yang terbatas sehingga membentuk karbon monoksida. Selanjutnya, karbon monoksida itu dibakar lagi untuk membentuk karbon dioksida. Persamaan termokimia untuk kedua reaksi tersebut adalah: C(s) + ½ O2 (g) ο¨ CO (g) βH = - 111 kJ CO (g) + ½ O2 (g ο¨ CO2 (g) βH = - 283 kJ Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh: C(s) + ½ O2 (g) ο¨ CO (g) βH = - 111 kJ CO (g) + ½ O2 (g) ο¨ CO2 (g) βH = - 283 kJ ------------------------------------------------------------------------- + C(s) + O2 (g) ο¨ CO2 (g) βH = - 394 kJ E. Perhitungan Perubahan Entalpi 1. Entalpi Pembentukan Standar (ΔHf) Perubahan entalpi reaksi ditentukan berdasarkan selisih dari perubahan entalpi pembentukan produk dan perubahan entalpi pembentukan pereaksi. ΔH = ΣΔHf (Produk) - ΣΔHf (Pereaksi) Contoh : Tentukan perubahan entalpi standar untuk reaksi pembakaran 1 mol etana menurut reaksi C2H6(g) + 7/2 O2(g) ο 2 CO2(g) + 3 H2O(g) 49 Bila diketahui : Δ Hf CO2(g) = - 394 kJ/mol ΔHf C2H6(g) = - 85 kJ/mol Δ Hf H2O(g) = - 286 kJ/mol ΔHf O2(g) = 0 kJ/mol Jawab : ΔH = ΣΔHf (Produk) - ΣΔHf (Pereaksi) = ( 2x Δ Hf CO2(g) + 3x Δ Hf H2O(g) ) – (ΔHf C2H6(g) + 7/2 ΔHf O2(g) ) = ( 2x ( - 394) + 3x ( - 286)) –(( - 85) + 0)) = ( - 788 – 958 ) + 85 = - 1561 kJ/ mol 2. Entalpi Penguraian ( Δ Hd, dari kata decompotition atau peruraian). ΔHd yaitu ΔH menjadi dari penguraian 1 mol persenyawaan langsung unsur-unsurnya (= Kebalikan dari ΔH pembentukan). Contoh : H2O(l) H2(g) + 1/2 O2(g) ; ΔH = +285.85 kJ. 3. Entalpi Pembakaran Standar ( ΔHc ). Subskrip c berasal dari kata combustion atau pembakaran. ΔHc yaitu ΔH untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm. Contoh: CH4(g) + 2O2(g) ο CO2(g) + 2H2O(l) ; ΔHc = -802 kJ. 50 F. Entalpi Reaksi BerdasarkannEnergi Ikatan Perhitungan Entalpi Reaksi Berdasarkan Energi Ikatan Reaksi kimia pada dasarnya terjadi karena adanya pemutusan dan pembentukan kembali ikatan – ikatan kimia dalam suatu zat. Zat-zat pereaksi dapat bereaksi antara satu dengan lainnya setelah zat tersebut mengalami pemutusan ikatan-ikatannya. Sedangkan pada zat hasil ( produk) terjadi pembentukan ikatan kembali. ΔH = Σ EIkatan yang putus – Σ E ikatan yang terbentuk Contoh : Diketahui energi ikatan : C = C : 145 kkal/mol C C : 83 kkal/ mol H C H : 99 kkal/ mol H : 104 kkal / mol Tentukan Δ H dari reaksi : H H C C H H + H H ο¨ H H H C C H H H Jawab : Pada pereaksi terjadi pemutusan ikatan : 1 x C = C ; energi ikatan = 145 kkal/mol 4x C H ; energi ikatan = 4 x 99 kkal/ mol 51 1x H H ; energi ikatan = 1 x 104 kkal/ mol Jumlah energi pada pemutusan ikatan ; ( 145 + 396 + 104 ) = 645 kkal/ mol Pada produk terjadi pembentukan ikatan : 1x C C ; energi ikatan = 83 kkal/ mol 6x C H ; energi ikatan = 594 kkal/ mol Jumlah energi pada pembentukan ikatan : ( 83 + 594 ) kkal/ mol = 677 kkal/ mol Δ H = energi pemutusan ikatan – energi pembentukan ikatan = ( 645 – 677) kkal/ mol = - 32 kkal/ mol G. Kalor Pembakaran Berbagai Bahan Bakar Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar denga oksigen yang disertai terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan sisa organisme, baik tumbuhan atau hewan. Pembentukan bahan bakar fosil ini memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun. Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa yang hanya terdiri atas karbon dan hidrogen. Gas alam terdiri atas alkana suku rendah terutama metana dan sedikit etana, propana, dan butana. Seluruh senyawa itu merupakan gas yang tidak berbau. Oleh karena itu, kedalam gas alam ditambahkan suatu zat yang berbau tidak sedap, yaitu merkaptan, sehingga dapat 52 diketahui jika ada kebocoran. Gas alam dari beberapa sumber mengandung H2S, suatu kontaminan yang harus disingkirkan sebelum gas digunakan sebagai bahan bakar karena dapat mencemari udara. Beberapa sumur gas juga mengandung helium. Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan macam senyawa, terutama alkana, dari metana hingga yang memiliki atom karbon mencapai lima puluhan. Dari minyak bumi diperoleh bahan bakar LPG (Liquified Petroleum gas), bensin, minyak tanah, kerosin, solar dan lain-lain. Pemisahan komponen minyak bumi itu dillakukan dengan destilasi bertingkat. Adapun batu bara adalah bahan bakar padat, yang terutama, terdiri atas hidrokarbon suku tinggi. Batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang. Bahan bakar fosil, terutama minyak bumi, telah digunakan dengan laju yang jauh lebih cepat dari pada proses pembentukannya. Oleh karena itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi akan segera habis. Untuk menghemat penggunaan minyak bumi dan untuk mempersiapkan bahan bakar pengganti, telah dikembangkan berbagai bahan bakar lain, misalnya gas sintesis (sin-gas) dan hidrogen. Gas sintetis diperoleh dari gasifikasi batubara. Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang paling melimpah, yaitu sekitar 90 % dari cadangan bahan bakar fosil. Akan tetapi penggunaan bahan bakar batubara menimbulkan berbagai masalah, misalnya dapat menimbulkan polusi udara yang lebih hebat daripada bahan bakar apapun. Karena bentuknya yang padat terdapat keterbatasan 53 penggunaannya. Oleh karena itu, para ahli berupaya mengubahnya menjadi gas sehingga pernggunaannya lebih luwes dan lebih bersih. Gasifikasi batubara dilakukan dengan mereaksikan batubara panas dengan uap air panas. Hasil proses itu berupa campuran gas CO,H2 dan CH4. Sedangkan bahan sintetis lain yang juga banyak dipertimbangkan adalah hidrogen. Hidrogen cair bersama-sama dengan oksigen cair telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen sama sekali tidak memberi dampak negatif pada lingkungan karena hasil pembakarannya adalah air. Hidrogen dibuat dari air melalui reaksi endoterm berikut: H2O (l) ο¨ 2 H2 (g) + O2 (g) βH = 572 kJ Apabila energi yang digunakan untuk menguraikan air tersebut berasal dari bahan bakar fosil, maka hidrogen bukanlah bahan bakar yang konversial. Tetapi saat ini sedang dikembangkan penggunaan energi nuklir atau energi surya. Jika proyek itu berhasil, maka dunia tidak perlu khawatir akan kekurangan energi. Matahari sesungguhnya adalah sumber energi terbesar di bumi, tetapi tekonologi penggunaan energi surya belumlah komersial. Salah satu kemungkinan penggunaan energi surya adalah menggunakan tanaman yang dapat tumbuh cepat. Energinya kemudian diperoleh dengan membakar tumbuhan itu. Pada reaksi pembakaran setiap bahan bakar menghasilkan sejumlah kalor tertentu. Nilai kalor dari berbagai bahan bakar adalah sebagai berikut : 54 Jenis Bahan Bakar Komposisi (%) Gas alam Batu bara (antrasit) Batu Bara (Bituminos) Minyak Tanah Bensin Arang Kayu Hidrogen Nilai Kalor (kJ/g) C H O 70 82 77 85 85 100 50 0 23 1 5 12 15 0 6 100 0 2 7 0 0 0 44 0 49 31 32 45 48 34 18 142 Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri tidak selalu terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon menghasilkan karbon dioksida dan uap air. Sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan karbon monooksida dan uap air. Sebagaimana terlihat pada contoh di atas, pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi bahan bakar. kerugian lain dari pembakaran tak sempurna adalah dihasilkannya gas karbon monoksida (CO), yang bersifat racun. Oleh karena itu, pembakaran tak sempurna akan mencemari udara. Rangkuman Termokimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia, 55 perubahan keadaan dan pembentukan larutan. sistem adalah bagian dari alam semesta yang sedang menjadi pusat perhatian. Bagian lain dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem kita sebut lingkungan. Alam semesta adalah sistem ditambah lingkungannya. Sistem dibedakan menjadi tiga , yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi. Energi yang dimiliki oleh suatu benda apabila benda itu bergerak disebut energi kinetik . Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam sebuah benda, yang diakibatkan oleh gaya tarik atau gaya tolak dari benda atau obyek lain. Jumlah total energi semua partikel dalam sistem disebut energi dalam atau internal energy (U). Energi dalam tergolong fungsi keadaan, yaitu besaran yang harganya bergantung pada keadaan sistem, tidak pada asal-usulnya. Untuk suatu reaksi kimia, perubahan energi dalam reaksi sama dengan energi dalam produk dikurangi dengan energi dalam pereaksi atau reaktan. Atau dinyatakan ?U = Up – Ur Jika energi dalam produk lebih besar dari pada energi dalam pereaksi, maka perubahan energi dalam sistem akan bertanda positif, dan sebaliknya. Energi dalam tergolong sifat ekstensif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah zat. Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan selain dalam bentuk kalor disebut kerja. Bentuk kerja yang paling lazim menyertai proses kimia adalah kerja tekanan – volume (kerja PV) , yaitu jenis kerja yang berkaitan dengan perubahan volume sistem. 56 Entalpi adalah suatu besaran termodinamika untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap. Suatu Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan “ perubahan entalpi (βH) “ . Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena adanya perbedaan suhu jumlah kerja yang diterima sistem (w). Hukum I termodinamika dapat dinyatakan dengan ungkapan atau kata-kata sebagai berikut. “Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, atau energi alam semesta adalah konstan.“ Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. 1. Tuliskan persamaan termokimia dari peristiwa berikut : a Reaksi antara gas hydrogen dan gas oksigen membentuk 1 mol air dengan membebaskan panas sebesar 68,3 kkal. ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… b Sebanyak 2 mol gas ammonia ( NH3) terurai menjadi gas nitrogen dan gas hydrogen dengan menyerap kalor sebesar 11,04 kal ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 57 c Pembakaran 1 mol gas asetilena (C2H2) membentuk gas karbon dioksida dan air membebaskan panas 337 kkal ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 2. Diketahui β Hf H2O (g) = - 57,8 kkal / mol. Hitung kalor pembentukan 36 gram H2O (g) jika Mr H2O = 18 Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. CaO (s) + CO2 (g) a. CaCO3 (s), βH = + 1018 kJ Jelaskan reaksi reaksi diatas berlangsung eksoterm atau endoterm. Jawab ……………………………………………………………………. b. Hitung β H reaksi untuk membentuk 10 gram CaCO3 ( Mr = 100 ) Jawab ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………... 4. Diketahui data energi ikatan rata- rata dari : C C = 343 kJ/ mol C H = 410 kJ/ mol C Cl = 328 kJ/ mol 58 H Cl = 431 kJ/ mol C=C = 607 kJ / mol Tentukan perubahan entalpi dari reaksi : CH3 – CH2 – Cl H2C = CH2 + H- Cl Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… TES FORMATIF 1. Jika diketahui : C(s) + 2 S(s) ο S(s) + O2(g) ο C(s) + O2(g) ο Δ H = + 82,35 kJ CS2(s) SO2(g) Δ H = - 297,62 kJ CO2(g) Δ H = - 408,80 kJ Hitung perubahan entalpi pembakaran CS2 menurut reaksi CS2(g) + O2(g) ο CO2(g) + SO2(g) 2. Diketahui : C(s) + 2 H2(g) ο C(s) + O2(g) ο CH4(g) CO2(g) Δ H = - 74,9 kJ Δ H = - 393,7 kJ 59 H2(s) + ½ O2 (g) ο Δ H = - 285,9 kJ H2O(l) Hitung perubahan entalpi untuk reaksi : CH4(g) + 2 O2(g) ο CO2(g) + 2H2O(l) 3. Diketahui: H2(g) + F2(g) ο C(s) + 2 H2(g) 2 HF ο 2C(s) + 2 H2(g) ο Δ H = -537 kJ CF4(g) C2H4(g) Δ H = -680 kJ Δ H = 52.3 kJ Tentukan Δ H reaksi : C2H4(g) + 6 F2(g) ο 2CF4(g) + 4 HF(g) 4. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran sempurna isooktana ( C8H18) 5. Tuliskan persamaan reaksi pembakaran tidak sempurna isooktana. 6. kerugian – kerugian yang diakibatkan oleh pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor. 60 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI KEGIATAN BELAJAR 6 Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: οΌ Menjelaskan kekhasan atom karbon. οΌ Menentukan atom C primer, sekunder,tersier dan kuartener. οΌ Menggambarkan struktur ikatan pada senyawa karbon. Uraian Materi A. Kekhasan Atom Karbon Atom karbon mempunyai keistimewaan dapat membentuk persenyawaan yang stabil yang begitu besar jumlahnya, sebab atom karbon mempunyai beberapa kekhasan, yaitu: 1. Atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen Atom karbon mempunyai nomor atom 6. Di dalam sistem periodik atom karbon terletak pada golongan IVA periode 2. Konfigurasi atom karbon adalah sebagai berikut: 6C = 2,4 61 Berdasarkan konfigurasi tersebut, atom karbon mempunyai 4 elektron terluar (elektron valensi). Agar susunan elektronya stabil sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai 8 elektron terluar), atom karbon memerlukan 4 elektron. Sehingga atom karbon dapat membentuk empat buah ikatan kovalen. C 2. Atom karbon dapat membentuk senyawa yang stabil Dalam persenyawaannya, atom karbon membentuk empat pasang elektron ikatan dengan atom-atom lain, sehingga lengkaplah pembentukan oktetnya tanpa adanya pasangan elektron bebas. Akibatnya persenyawaan atom karbon sangat stabil. 3. Atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap Keempat elektron valensi yang dimiliki oleh atom karbon dapat membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap, dan ikatan rangkap tiga. C C C C C C 4. Atom karbon dapat membentuk rantai lurus dan bercabang Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah kemampuan membentuk rantai yang sangat panjang antar sesama atom karbon. Rantai karbon tersebut dapat lurus dan bercabang. C C C C 62 rantai karbon lurus C C C C C C rantai karbon bercabang B. Penulisan Struktur Senyawa Karbon Dalam penulisan rumus struktur senyawa karbon yang diperjelas penulisannya adalah ikatan antar atom karbon (C-C), sedangkan ikatan dengan atom lain boleh digabung penulisannya. Posisi Atom Karbon Dalam ikatan antar karbon, setiap atom karbon dapat mengikat 1,2,3 atau 4 atom karbon yang lain. Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat, posisi atom karbon dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: οΌ atom C primer (1o) : atom C yang berikatan dengan 1 atom C lainnya οΌ atom C sekunder (2o) : atom C yang berikatan dengan 2 atom C lainnya οΌ atom C tertier (3o) : atom C yang berikatan dengan 3 atom C lainnya οΌ atom C kuartener (4o) : atom C yang berikatan dengan 4 atom C lainnya. 63 Rangkuman Kimia organik disebut juga senyawa karbon karena selalu mengandung unsur karbon Ada 4 kekhasan atom karbon, yaitu 1) dapat membentuk empat ikatan kovalen, 2) dapat membentuk senyawa yang stabil, 3) dapat membentuk ikatan tunggal dan rangkap, 4) dapat membentuk rantai lurus dan bercabang. Ada empat kemungkinan posisi atom C dalam senyawa karbon, yaitu primer, sekunder, tersier dan kuartener. Lembar Kerja 1 1. Dengan molimod, buatlah struktur senyawa karbon dengan rantai lurus, rantai bercabang, dan rantai rangkap. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 64 TES FORMATIF 1. Mengapa senyawa organik disebut juga senyawa karbon? 2. Sederhanakan penulisan rumus struktur di bawah ini: H H H H H C C H H C C H H H C C C HH H H H H 65 KEGIATAN BELAJAR 2 Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: Menjelaskan penggolongan hidrokarbon. Menentukan rumus umum alkana, alkena, alkuna. Menjelaskan tata nama alkana, alkena, alkuna. Menuliskan struktur, nama, dan isomer dari alkana, alkena, alkuna. Menjelaskan kegunaan senyawa alkana, alkena, alkuna. Uraian Materi A. Senyawa Hidrokarbon Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Senyawa-senyawa karbon lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon ini. Hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok utama : hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Termasuk di kelompok pertama adalah senyawa yang berantai lurus, berantai cabang dan rantai melingkar. Kelompok kedua, hidrokarbon aromatik, biasanya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil. Senyawa Karbon Organik dan Anorganik Senyawa karbon terutama ditemukan dalam suatu organisme ( tumbuhan dan hewan), sisa-sisa organismeseperti batu-bara, minyak bumi dan gas alam. 66 Sehingga terdapat istilah karbon organic .Penamaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada mulanya senyawa – senyawa tersebut hanya dapat dihasilkan oleh organisme. Paham pada saat itu adalah paham vitalisme, diperlukan daya hidup untukmembentuk senyawa organik. Senyawa-senyawa yang tidak termasuk senyawa organic yakni senyawa yang tidak harus berasal dari mahluk hidup, melainkan dari mineral-mineral dikulit bumi. Contoh senyawa karbon anorganik adalah oksida karbon ( CO dan CO2) serta karbonat- karbonat. Paham vitalisme tidak dapat diterima lagi setelah pada tahun 1828 , Friederic Wohler, seorang ahli kimia bangsa Jerman, berhasil membuat urea (suatu zat organic yang terdapat dalam urine mamalia ) dari ammonium sianat (suatu senyawa anorganik ). Karbon Organik Karbon Anorganik β β β β β β β β membentuk ikatan kovalen dapat membentuk rantai karbon non elektrolit reaksi berlangsung lambat titik didih dan titik lebur rendah larut dalam pelarut organik β β β β membentuk ikatan ion tidak dapat membentuk rantai karbon elektrolit reaksi berlangsung cepat titik didih dan titik lebur tinggi larut dalam pelarut pengion Penggolongan hidrokarbon tersebut dapat diringkas sebagai berikut: 67 B. Alkana Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatannya tunggal. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai. Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama alkana adalah metana, CH4. Dalam molekul metana satu atom C terikat pada 4 atom H. Metana dapat menurunkan senyawa alifatik lainnya. Jika satu atom H pada metana diganti dengan atom C, maka akan terbentuk suku kedua alkana, yaitu etana. Berdasarkan tetravalensi atom C, maka atom C kedua akan mengikat 3 atom H, sehingga rumus molekul etana adalah C2H6. Suku ke Rumus Molekul Nama 1 2 3 4 5 6 7 CH4 C2H6 C3H8 C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 metana etana propana butana pentana heksana heptana Titik Didih (°C/1 atm) Massa 1 mol dalam g -161 -89 -44 -0.5 36 68 98 16 30 44 58 72 86 140 68 8 9 10 C8H18 C9H20 C10H22 oktana nonana dekana 125 151 174 114 128 142 dirumuskan bahwa senyawa alkana mempunyai rumus: CnH2n+2 ISOMER ALKANA Atom C mampu membentuk senyawa hidrokarbon rantai lurus maupun bercabang. Alkana dengan jumlah C yang sama akan mempunyai struktur yang berbeda. Semakin banyak jumlah atom C, semakin banyak struktur molekul yang dapat dibentuk. Dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus molekul sama tetapi mempunyai struktur molekul berbeda dinamakan isomer. Metana (CH4), etana (C2H6), dan propana (C3H8) tidak mempunyai isomer, karena hanya ada satu struktur. CH4 CH3 CH3 CH3 CH2 CH3 Butana (C4H10) mempunyai dua isomer, karena ada dua struktur yang dapat terbentuk dengan rumus molekul C4H10, yaitu: CH3 CH2 CH2 CH3 dan CH3 CH CH3 CH3 Pentana (C5H12) mempunyai 3 isomer, yaitu: CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 CH2 CH CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 C CH3 69 CH3 Ciri-ciri alkana β Merupakan hidrokarbon jenuh (alkana rantai lurus dan siklo/cincin alkana) β Disebut golongan parafin : affinitas kecil (=sedikit gaya gabung) β Sukar bereaksi β C1 – C4 : pada Tdan P normal adalah gas β C4 – C17 : pada T dan P normal adalah cair β > C18 : pada T dan P normal adalah padat β Titik didih makin tinggi : terhadap penambahan unsur C β Jumlah atom C sama : yang bercabang mempunyai TD rendah β Kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar β BJ naik dengan penambahan jumlah unsur C β Sumber utama gas alam dan petroleum Penggunaan alkana β Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta, cat, semir, ban) β Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases) β Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis. Tata nama alkana Aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). 70 1. Menentukan rantai utama (rantai induk) yaitu rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul. Nama rantai utama sesuai dengan nama alkana . Misal jika rantai utama terdiri atas 6 atom karbon maka nama alkananya adalah heksana 2. Atom karbon diluar rantai utama berperan sebagai gugus alkil. Gugus alkil merupakan cabang dari rantai utama. Gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai rumus umum -CnH2n+1 . Nilai n adalah jumlah atom karbon yang ada pada senyawa tersebut. Gugus alkil merupakan alkana yang kekurangan 1 atom H. Nama gugus alkil sesuai dengan nama alkananya tetapi akhiran –ana diganti -il Gugus alkyl CnH2n+1 -CH3 atau -CH3 Metil -C2H5 atau -CH2-CH3 Etil -C3H7 atau -CH3-CH2- CH2 Propil CH3 – CH- Isopropil CH3 CH3- CH2- CH2- CH2- Butil CH3- CH -CH2 - Isobutil CH3 CH3- CH2- CH- Tersier Butil CH3 71 3. Setiap atom karbon pada rantai utama menempati posisi tertentu yang dinyatakan dengan nomor. Penomoran diatur dengan prioritas agar cabang mendapatkan nomor kecil. Penomoran dapat dilakukan baik dari ujung kiri ataupun kanan dari suatu senyawa hidrokarbon. 4. Jika senyawa memiliki cabang lebih dari satu jenis alkyl yang sama, maka jumlah gugus alkyl ini disebutkan dalam bahasa yunani di=2, tri=3, tetra =4, penta = 5, heksa = 6, hepta=7, okta=8, dan sebagainya. 5. Nama senyawa alkana dengan urutan : nomor posisi alkyl, nama gugus alkyl, nama alkana. Contoh : 5 4 3 2 1 CH3 CH2 CH CH CH3 CH3 2,3 dimetil pentana CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 CH CH CH CH2 1 2 3 4 5 CH3 2,3,4 trimetil heksana 6 72 C.Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Nama alkena sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran – ana menjadi –ena. Nama Struktur Rumus Molekul Etena CH2= CH2 C2H4 Propena CH2= CH- CH3 C3H6 Butena CH2 = CH- CH2 -CH3 C4H8 Pentena CH2 = CH CH2 - CH2 - CH3 C5H10 Dari tabel diatas rumus molekul untuk alkena jumlah atom H selalu dua kali jumlah atom C, sehingga secara umum dapat dirumuskan: CnH2n Tata nama alkena Tata nama alkena menurut IUPAC adalah sebagai berikut: a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain yang melewati ikatan rangkap, berilah nama alkena sesuai jumlah atom C pada rantai induk. b. Penomoran. Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat dengan rangkap. 73 c. Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah atom C cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan penamaan sesuai dengan aturan pada tatanama alkana. d. Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap-rantai induk Contoh: CH3 - CH2 – CH = CH - CH3 4 3 2 : 2-pentena 1 : 3 metil – 2 butena CH3- CH- CH= CH2 CH3 Isomer alkena Etena (C2H4) dan propena (C3H6) tidak mempunyai isomeri katena hanya ada satu struktur. CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3 Isomer dari butena (C4H8): CH2 = CH - CH2- CH3 1-butena CH3 – CH= CH - CH3 2-butena CH2 C - CH3 CH3 2-metilpropena SIFAT ALKENA Sifat fisik: 74 1. pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerpatan cairan alkena lebih kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air. 2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama. Tabel . Beberapa sifat fisik alkena Nama alkena Etena Propena 1-Butena 1-Pentena 1-Heksena 1-Heptena 1-Oktena 1-Nonesa 1-Dekena Rumus molekul Mr Titik leleh (oC) Titik didih (0C) Kerapat an (g/Cm3) Fase pada 250C C2H4 C3H6 C4H8 C5H10 C6H12 C7H14 C8H16 C9H18 C10H20 28 42 56 70 84 98 112 126 140 -169 -185 -185 -165 -140 -120 -102 -81 -66 -104 -48 -6 30 63 94 122 147 171 0,568 0,614 0,630 0,643 0,675 0,698 0,716 0,731 0,743 Gas Gas Gas Cair Cair Cair Cair Cair Cair Sifat kimia Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional dari alkena sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran: 75 1. Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. 2. pembakaran alkena Pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O. D.Alkuna Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga C = C. Suku alkana yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etuna. Nama alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran – ana menjadi –una. Nama Etuna Struktur CH Rumus Molekul CH C2H2 Propuna CH= C- CH3 C3H4 Butuna CH = C- CH2 -CH3 C4H6 Pentuna CH = C CH2 - CH2 - CH3 C5H8 Dari tabel diatas rumus molekul secara umum dapat dirumuskan: CnH2n-2 76 Tata nama alkena Tata nama alkuna menurut IUPAC sama dengan tatanama alkena, langkah-langkah untuk memberi nama alkuna adalah sebagai berikut: 1. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain yang melewati ikatan rangkap, berilah nama alkuna sesuai jumlah atom C pada rantai induk. 2. Penomoran- Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat dengan rangkap. 3. Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah atom C cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan penamaan sesuai dengan aturan pada tatanama alkana. 4. Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap-rantai induk. Contoh: CH3 – C – C – CH2 – CH3 : 2-pentuna CH3 – CH – C : 3-metil-1-butuna CH CH3 ISOMER ALKUNA Etuna (C2H2), propuna (C3H4) tidak mempunyai isomeri katena hanya ada satu struktur. 77 CH CH CH C - CH3 Isomer pentuna (C5H8) CH C - CH2 - CH2 - CH3 CH3 – C 1-pentuna CH C - CH2 - CH3 2-pentuna C - CH - CH3 CH3 3-metil-1-butuna Sifat Alkuna 1. Sifat fisis Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat. 2. Sifat kimia Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran Rangkuman Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. 78 Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai nya C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzene. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh yang seluruh ikatannya tunggal C - C. Alkena merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga C=C. Keisomeran adalah dua senyawa atau lebih yang mempunyai rumus molekul sama dengan struktur yang berbeda. Lembar Kerja 2 1. Apakah yang dimaksud dengan karbon organic dan karbon anorganik ? Berikan contohnya masing-masing! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 79 2. Buatlah struktur senyawa berikut : a. 2,3-dimetil butana ……………………………………………………………………… b. 2,2,3-trimetil pentana ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… c. 3-etil-2,2,4,6-tetrametil oktana ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… d. 3,4,4-trimetil-1-pentena ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… e. 3-isopropil-1-pentena ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… f. 5-dimetil-2-heksuna ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… g. 3-metil-1-butuna ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… 80 3. Buatlah struktur senyawa dari 3-etil-2,2,4-trimetil heptana, kemudian tentukan dan tunjukkan atom karbon primer, sekunder, tersier dan kuartener dari senyawa tersebut. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 81 TES FORMATIF 1. Beri nama senyawa berikut ini CH3 CH2 CH3 a. CH3 - CH - CH - CH - CH2 - CH2 - CH3 CH3 b. CH3 - C = CH - CH3 CH2 - CH3 2. Tuliskan struktur dari: a. 2,4-dimetilheptana b. 2,3-dimetil-1-heksena c. 4-metil-2-pentuna 3. Selesaikan reaksi berikut a. C3H8 + Br2 ο¨ b. CH3 - CH2 - CH=CH2 + Br2 ο¨ 82 KEGIATAN BELAJAR 3 Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan anda dapat: Menjelaskan proses pembentukan minyak bumi. Menjelaskan komponen utama pembentk minyak bumi. Menjelaskan teknik pemisahan minyak bumi. Menjelaskan kualitas bensin. Uraian Materi Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri berasal dari minyak bumi, batubara dan gas alam. Ketiga jenis bahan bakar tersebut terbentuk dari peruraian senyawasenyawa organik yang berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu. Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan tekanan tinggi, dan menghasilkan campuran hidrokarbon yang kompleks. Sebagian campuran berada dalam fase cair dan dikenal sebagai minyak bumi. Sedangkan sebagian lagi berada dalam fase gas dan disebut gas alam. Karena memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah dari air, maka minyak bumi (dan gas alam) dapat bergerak ke atas melalui batuan sedimen yang berpori. Jika tidak menemui hambatan, minyak bumi dapat mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan mengapa 83 minyak bumi juga disebut petroleum. (Petro-leum dari bahasa Latin petrus artinya batu dan oleum artinya minyak). Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini, dilakukan pengeboran. Pengeboran untuk mengambil minyak bumi (dan gas alam) di lepas pantai dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: ο· Menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak (dan gas alam) ke daratan. Cara ini digunakan apabila jarak ladang minyak cukup dekat ke daratan. ο· Membuat anjungan di mana minyak bumi (dan gas alam) selanjutnya dibawa oleh kapal tanker menuju daratan. Di darat, minyak bumi (dan gas alam) dibawa ke kilang minyak (refinery) untuk diolah. Pengolahan minyak bumi Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat dibedakan menjadi: a. Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah). b. Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh. Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan 84 senyawa anorganik. Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi. Distilasi bertingkat Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompokkelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan. Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut: οΌ Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi. οΌ Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat. οΌ Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi 85 membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi. οΌ Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara. Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya untuk proses konversi. Gambar 2. Menara destilasi Proses konversi Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu 86 diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai pendek. Di samping itu, fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon rantai bercabang/ alisiklik/aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses konversi untuk penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon. Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah: - Perengkahan (cracking) Perengkahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil. Contohnya, perengkahan fraksi minyak ringan/berat menjadi fraksi gas, bensin, kerosin, dan minyak solar/diesel. - Reforming Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai lurus (C5? C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatik. - Alkilasi Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen fraksi bensin. - Coking Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi minyak bakar dan hidrokarbon intermediat. Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). Kokas digunakan dalam industri alumunium sebagai elektrode untuk ekstraksi logam Al. 87 Kegunaan minyak bumi Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifat kimianya. Fraksi Jumlah atom C Titik didih (oC) Kegunaan Gas C1 - C4 < 20 oC Sebagai bahan bakar elpiji (LPGLiquefied Petroleum Gas) dan bahan baku untuk sintesis senyawa organik Bensin (Gasolin) Nafta C5 - C10 40 - 180 Bahan bakar kendaraan bermotor C6 - C10 70 - 180 Kerosin C11 C14 - 180 - 250 Fraksi nafta diperoleh dari fraksi bensin. Nafta digunakan untuk sintesis senyawa organik lainnya yang digunakan untuk pembuatan plastik, karet sintetis, deterjen, obat, cat, bahan pakaian, dan kosmetik. Digunakan sebagai bahan bakar pesawat udara dan bahan bakar kompor parafin Minyak solar dan diesel C15 C17 - 250 – 300 Digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel; minyak solar untuk kendaraan mesin diesel dengan rotasi tinggi, sedangkan minyak diesel untuk rotasi sedang/rendah, disamping sebagai bahan bakar tungku di industri 88 Minyak pelumas C18 - C20 300 – 350 Lilin > C20 pengkilap, serta semir sepatu. Minyak > C20 bakar > 350 Bitumen > 350 > C40 > 350 Digunakan sebagai minyak pelumas. Hal ini terkait dengan kekentalan (viskositas) yang cukup besar Sebagai lilin parafin untuk membuat lilin, kertas pembungkus berlapis lilin, lilin batik, korek api, dan bahan Bahan bakar di kapal, industri pemanas, dan pembangkit listrik Materi aspal jalan dan atap bangunan. Aspal juga digunakan sebagai lapisan anti korosi, isolasi listrik dan pengedap suara pada lantai. Bensin Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Lalu, bagaimana sebenarnya penggunaan bensin sebagai bahan bakar? Bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor Oleh karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut. Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu 89 pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan nnonana sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum. Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan. Bilangan oktan Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan: = (30/100 x 0) + (70/100 x 100) = 70 90 Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji. Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan: οΌ Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui proses reforming. Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana. οΌ Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin. οΌ Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether). 91 Rangkuman Minyak mentah adalah minyak bumi yang telah dipisahkan dari gas alam. Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan. bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Semakin besar harga bilangan oktan, makin efisien dalam menghasilkan energi. Lembar Kerja 3 1. Mengapa senyawa organik sering disebut sebagai senyawakarbon? Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Bagaimana cara pemurnian minyak bumi ? Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Mengapa penggunaan zat aditif TEL dalam kendaraan bermotor akan segera ditinggalkan Jawab: 92 ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 4. Bagaimana cara mendapatkan bensin dalam minyak bumi? Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 5. Sebutkan kegunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari? Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… TES FORMATIF 1. Jelaskan proses pembentukan minyak bumi! 2. Sebutkan komponen penyusunan minyak bumi! 3. Suatu bahan bakar mempunyai angka oktan 82, apa artinya? Campuran komponen pada minyak bumi dipisahkan dengan destilasi bertingkat. ! 4. Jelaskan prinsip kerja destilasi bertingkat!. 5. Dapatkah angka oktan bensin dinaikkan? Jelaskan! 93