risiko obyektif dan subyektif

advertisement
PENGANTAR
MANAJEMEN RESIKO
Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar
hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut
mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang
tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari.
Sebagai contoh:
Jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada
risiko mobil kita bertabrakan dengan mobil lainnya
(kejadian yang tidak kita inginkan)
Jika kita mempunyai saham, ada risiko harga
saham yang kita pegang turun nilainya, sehingga
kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian yang
tidak kita harapkan).
Apa yang dimaksud dengan risiko?
Berbagai macam pengertian dan definisi, misal:
Kerugian yang tidak diharapkan
Penyimpangan dari yang diharapkan
Kejadian yang tidak menguntungkan
Ukuran Risiko juga bermacam-macam
tergantung definisi dan karakteristik risiko,
misal standar deviasi, probabilitas, dll.
Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.
Beberapa tingkatan ketidakpastian:
TINGKAT
KETIDAKPASTIAN
KARAKTERISTIK
CONTOH
TIDAK ADA (PASTI) HASIL BISA DIPREDIKSI DENGAN HUKUM ALAM
PASTI
KETIDAKPASTIAN
OBYEKTIF
HASIL BISA DIIDENTIFIKASI DAN PERMAINAN
PROBABILITAS DIKETAHUI
DADU, KARTU
KETIDAKPASTIAN
SUBYEKTIF
HASIL BISA DIIDENTIFIKASI TAPI KEBAKARAN,
PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI KECELAKAAN
MOBIL,
INVESTASI
HASIL TIDAK BISA
EKSPLORASI
DIIDENTIFIKASI DAN
ANGKASA
PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI
SANGAT TIDAK
PASTI
Fluktuasi mencerminkan ketidakpastian!!
Annualized Volatility by Product/Instrument Type
250%
228%
200%
150%
121%
100%
50%
36%
14%
0%
12%
Stocks Real Estate
(S&P 500) (Dow Jones
US Real
Estate Index)
6%
9%
Bond
FX
(Lehman
(DM/$US)
Corporate
Bond Index)
Oil
(WTI Oil)
Gas
(Henry Hub)
Electricity
(Palo Verde)
Cont…..
Fluktuasi cenderung meningkat dari tahun ke
tahun, yang meningkatkan ketidakpastian, dan
risiko.
Kenapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada
beberapa faktor yang mendorong peningkatan
fluktuasi tersebut, seperti:
Globalisasi dunia
Liberalisasi dunia
Pemrosesan Informasi yang semakin cepat,
reaksi investor yang semakin cepat
Apakah Anda Tahu?
Odd tenggelam di bathtub: 1 dalam 685.000
Odd tersambar petir: 1 dalam 240.000
Odd pilot pesawat terbang Anda adalah pemabuk: 1
dalam 117
Odd kita akan mengalami kecelakaan kerja: 1 dalam
24.000
Odd akan mendapat hole in one dalam permainan golf: 1
dalam 15.000
Odd melahirkan bayi jenius: 1 dalam 250
Odd akan diaudit oleh IRS (Biro Pajak Amerika Serikat): 1
dalam 100
Odd memenangkan lotere: 1 dalam 14 juta
Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko
kecelakaan, kebakaran, risiko kerugian, fluktuasi
kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya.
Salah satu cara untuk mengelompokkan risiko
adalah dengan melihat tipe-tipe risiko.
Bagan berikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa
dikelompokkan ke dalam beberapa dimensi:
 Risiko murni versus risiko spekulatif,
 Subyektif versus obyektif, dan
 Statis versus dinamis
8
RISIKO
PURE
STATIS
SPEKULATIF
DINAMIS
STATIS
DINAMIS
SUBYEKTIF
SUBYEKTIF
SUBYEKTIF
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
OBYEKTIF
OBYEKTIF
OBYEKTIF
9
RISIKO MURNI (PURE RISK)
Risiko murni (pure risks) adalah risiko dimana kemungkinan
kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada.
Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe
ini.
Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan,
kebakaran, dan semacamnya.
Contoh lain adalah risiko banjir menghantam rumah kita.
Kejadian seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah
berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan
mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran
atau banjir, disamping individu yang terkena dampaknya,
masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan.
Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko
murni.
10
RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK)
Risiko spekulatif adalah risiko dimana kita mengharapkan terjadinya
kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan
dibicarakan dalam jenis risiko ini.
Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis,
kita mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian.
Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham. Harga
pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisa juga
analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah
turun (kita memperoleh kerugian). Risiko spekulatif jiga bisa
dinamakan sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif
akan merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan
individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian
karena penjulannya turun, perusahaan lain barangkali akan
memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara total,
masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut.
11
RISIKO DINAMIS DAN STATIS
Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan
tertentu.
Sebagai contoh, risiko terkena petir merupakan
risiko yang muncul dari kondisi alam yang
tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak
berubah dari waktu ke waktu. Risiko dinamis
muncul dari perubahan kondisi tertentu.
Sebagai contoh, perubahan kondisi masyarakat,
perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis
risiko baru. Misal, jika masyarakat semakin kritis,
sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal
risk) yang muncul karena masyarakat lebih
berani megajukan gugatan hukum (sue)
terhadap perusahaan, akan semakin besar.
12
RISIKO OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF
Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada
observasi parameter yang obyektif.
Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan
investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar
deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25%
pertahun. Risiko subyektif berkaitan dengan persepsi
seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi
mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi
rendahnya risiko tertentu.
Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang
sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian
berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda.
Orang yang konservatif akan mengganggap risiko
investasi di pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi
orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal
dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua
orang tersebut melihat pada risiko obyektif yang sama,
yaitu standar deviasi return sebesar 25% pertahun.
13
CONTOH RISIKO MURNI
TIPE RISIKO
DEFINISI
ILUSTRASI
Risiko Aset Fisik Risiko yang terjadi
Kebakaran yang melanda gudang
karena kejadian tertentu atau bangunan perusahaan.
berakibat buruk
Banjir mengakibatkan kerusakan
(kerugian) pada aset
pada bangunan dan peralatan
fisik organisasi.
Risiko karyawan Risiko karena karyawan Kecelakaan kerja mengakibatkan
organisasi mengalami karyawan cedera, kegiatan
peristiwa yang
operasional perusahaan terganggu
merugikan
Risiko legal
Risiko kontrak tidak
Terjadi perselisihan sehingga
sesuai yang diharapkan, perusahaan lain menuntut ganti rugi
dokumentasi yang tidak yang signifikan
benar
14
Tabel 3. Contoh-Contoh Risiko Spekulatif
TIPE RISIKO
DEFINISI
ILUSTRASI
Risiko pasar
Risiko yang terjadi dari
pergarakan harga atau
volatilitas harga pasar
Harga pasar saham dalam portofolio
perusahaan mengalami penurunan, yang
mengakibatkan kerugian yang dialami
perusahaan.
Risiko kredit
Risiko karena counter
party gagal memenuhi
kewajibannya kepada
perusahaan
Debitur tidak bisa membayar cicilan dan
bunga hutang, sehingga perusahaan
mengalami kerugian.
Piutang dagang tidak terbayar.
Risiko Likuiditas
Risiko tidak bisa
memenuhi kebutuhan kas,
risiko tidak bisa menjual
dengan cepat karena
ketidaklikuidan atau
gangguan pasar
Perusahaan tidak mempunyai kas untuk
membayar kewajibannya (misal
melunasi hutang).
Perusahaan terpaksa menjual tanah
dengan harga murah (dibawah standar)
karena sulit menjual tanah tersebut
(tidak likuid), padahal perusahaan
membutuhkan kas dengan cepat.
Risiko operasional Risiko kegiatan
Komputer perusahaan terkena virus
operasional tidak berjalan sehingga operasi perusahaan terganggu.
lancar dan mengakibatkan Prosedur pengendalian perusahaan tidak
kerugian: kegagalan
memadai sehingga terjadi pencurian
sistem, human error,
barang-barang yang dimiliki
pengendalian dan prosedur perusahaan.
yang kurang
15
Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja,
dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa
suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa
mengalami kerugian yang signifikan. Dalam
beberapa situasi, risiko tersebut bisa
mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
Karena itu risiko penting untuk dikelola.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
sehingga organisasi bisa bertahan, atau
barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan
seringkali secara sengaja mengambil risiko
tertentu, karena melihat potensi keuntungan
dibalik risiko tersebut.
16
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko pada dasarnya
dilakukan melalui proses-proses berikut
ini.
Identifikasi risiko
Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan
Pengelolaan risiko
17
IDENTIFIKASI RISIKO
Ada banyak tehnik untuk mengidentifikasi
risiko, misal:
Menganalisis sekuen terjadinya risiko, misal:
api kompor  kebakaran  kerugian
Melihat karakteristik bisnis, misal bank akan
menghadapi risiko kredit (pembayaran
hutang tidak lancar)
Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas
akan menghadapi risiko pasar (instrumen
yang dipegang turun nilai pasarnya)
18
EVALUASI DAN
PENGUKURAN RISIKO
Mempelajari karakteristik risiko
Melakukan pengukuran terhadap risiko
(mengembangkan ukuran besar
kecilnya risiko)
Mengukur dampak risiko tersebut
terhdap organisasi
Evaluasi dan pengukuran risiko bisa
digunakan untuk melakukan prioritisasi
risiko
19
CONTOH-CONTOH TEHNIK
PENGUKURAN RISIKO
PROBABILITAS
VALUE AT RISK (VAR)
METODE DURASI
MATRIKS SEVERITY DAN FREKUENSI
STANDAR DEVIASI
CREDITMETRICS
TABEL KEMATIAN
20
PENGELOLAAN RISIKO
PENGHINDARAN
DITAHAN (RETENTION)
DIVERSIFIKASI
TRANSFER RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
PENDANAAN RISIKO
21
Download