RUMUSAN HASIL PERTEMUAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN TINGKAT PROVINSI NTT. TAHUN 2015 1. Evaluasi/permasalahan dalam pelaksanaan program/kegiatan penyuluhan sampai Akhir Juli Tahun 2015 di Provinsi NTT, termasuk rekomendasi dari Irjen Kementerian Pertanian dalam Audit Regulernya antara lain : a. Realisasi penyerapan anggaran Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan baru mencapai kisaran 27-50 % dari target 60 %. b. Sosialisasi dan proses tahap persiapan kegiatan-kegiatan masih belum berjalan sesuai dengan tahapannya. c. Masih beragamnya pemahaman secara teknis dan administrasi dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan. d. Pelaporan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai standar belum dilaporkan secara berjenjang tepat waktu dan tepat format. e. Proses pelaksanaan disertai pertanggungjawaban (SPJ) kegiatan-kegiatan masih sering terlambat. f. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan belum sepenuhnya mengacu pada pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis kegiatan, sehingga secara teknis ada kegiatan yang dilaksanakan secara teknis tidak menyeluruh akan tetapi pertanggung jawaban (SPJ) secara menyeluruh. g. Ada kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan dan sudah dipertanggung jawabkan (SPJ) akan tetapi belum disertai/dibuat laporannya. h. Pelaporan kegiatan-kegiatan belum menggambarkan keseluruhan teknis sub-sub kegiatan dan output yang harus dicapai, yang dapat berdampak pada kelebihan penggunaaan anggaran dan atau pengembalian anggaran yang telah di pertanggung jawabkan (SPJ). i. Akun atau mata anggaran pada kegiatan tertentu masih tumpang tindih antara tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan, tetapi tidak dicermati sehingga digunakan dan dipertanggung jawabkan (SPJ). j. Pembayaran terhadap setiap pengeluaran masih belum sepenuhnya mengacu pada standar biaya umum (SBU). k. Pembayaran Biaya Operasional Penyuluh (BOP) belum sepenuhnya mengacu pada persyaratan yang berhak menerima terutama masih terdapat pembayaran dilakukan kepada para CPNS, kepada para penyuluh yang belum diklat dasar dan belum mempunyai SK jabatan fungsional serta pembayaran masih dilakukan kepada para penyuluh yang selama empat tahun ke atas tidak mengusulkan angka kredit. 2. Untuk kegiatan Temu karya Penyuluhan pada Kabupaten/Kota se-NTT Tahun 2015, yang belum pelaksanaannya adalah Rayon VIII untuk Kab. Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah di Waikabubak, Rayon IX di Sabu Raijua dan Rayon X di Rote Ndao. Diharapkan kerjasamanya untuk mempersiapkan dan menjadwalkan di bulan Agustus-September 2015. 3. Pelaksanaan rapat koordinasi/teknis penyelenggaraan penyuluhan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota, disamping dilaksanakan di Kupang, juga dikembangkan pola Provinsi (sebagai nara sumber) menghadiri pada rapat-rapat ditingkat Kabupaten/Kota dengan fokus utama pada Tahun 2015 “pemantapan penyelenggaraan penyuluhan pada tingkat BP4K, BP3K dan Wilayah Kerja Penyuluh (WKP)” serta hal-hal lain yang terkait dengan dukungan penyuluhan. Kegiatan ini sudah dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Barat, Sabu Raijua, Sikka, Nagekeo, Kupang, TTU, Belu, Malaka dan Sumba Timur. Diharapkan kerjasamanya untuk mempersiapkan dan menjadwalkan di bulan Agustus-Oktober 2015. 4. Untuk mengetahui perkembangan proses penyelenggaraan penyuluhan di Provinsi NTT secara periodik, maka perlu dilakukan supervisi, monitoring dan evaluasi bulanan, semester dan tahunan. Diharapkan dukungan secara berjenjang, untuk melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan serta menyampaikan hasilnya setiap bulan (tanggal 15 bulan berikutnya) dengan mengacu pada format laporan bulanan yang telah disampaikan. 5. Untuk mengetahui perkembangan penyelenggaraan penyuluhan meliputi aspek ketenagaan, kelembagaan, koordinasi dan sarana-prasarana maka diharapkan kerjasamanya menyampaikan laporan Bakorluh setiap triwulan sesuai format yg telah disampaikan. 6. Mempersiapkan proses penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan Tahun 2016 sesuai tahapan dan waktu penyusunan untuk tingkat Desa (Posluhdes) bulan September 2015, Kecamatan (BP3K) bulan Oktober 2015 dan Kabupaten/Kota bulan November 2015 serta penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) Tahun 2016 oleh para penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan bulan Desember 2015. 7. Penyuluh Kehutanan PNS perlu mengidentifikasi dan mendorong penumbuhan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) pada wilayah kerja masing-masing dengan pola satu Kelompok Tani Hutan (KTH) satu PKSM. 8. Melakukan pendataan dan pemetaan kelompoktani yang pernah ditumbuhkan/dibentuk oleh para penyuluh kehutanan dan atau koordinasi data kelompoktani di BP3K Kecamatan dan BP4K/BKPP Kabupaten/Kota, untuk menetapkan kelompoktani yang berada di dalam kawasan hutan dan atau disekitar kawasan hutan merupakan Kelompok Tani Hutan (KTH), melakukan pendampingan lanjutan dan mendorong untuk terus pengembangan usaha kehutanan dan atau perpaduan usaha kehutanan dengan usaha lainnya. Data tersebut disampaikan ke Provinsi paling lambat 20 Agustus 2015. 9. Menggerakan penumbuhan Pos Penyuluhan Desa terutama desa yang berada di kawasan hutan atau disekitar kawasan, dengan pola satu desa satu Pos Penyuluhan Desa. 10. Mengidentifikasi lokasi dan potensi serta mengusulkan secara berjenjang lokasi yang dapat dijadikan sebagai Lembaga Pelatihan dan Pemagangan Usaha Kehutanan Swadaya (LP2UKS) kepada BP3K/BP4K sesuai format yang telah disampaikan untuk diteruskan ke Provinsi paling lambat tanggal 20 Agustus 2015. 11. Melakukan pengawalan terhadap penyampaian laporan Kinerja Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan bulan Januari-Juli bagi yang belum dan laporan semester sesuai format yang telah disampaikan paling lambat tanggal 15 Agustus 2015 kepada BKPP Provinsi NTT. 12. Untuk Kabupaten TTS, Kupang dan Alor, berkoordinasi bersama Dinas Kehutanan Kabupaten melakukan pembinaan/pemantauan terhadap para penyuluh kehutanan yang mendapatkan kegiatan pendampingan peningkatan kelas kemampuan Kelompok Tani Hutan (KTH) Tahun 2015 masing-masing 4 (empat) KTH. 13. Menggerakkan para penyuluh kehutanan melakukan verifikasi, rekapitulasi dan pengisian format database/statistik penyuluhan kehutanan Tahun 2015 dan disampaikan kepada BKPP Provinsi NTT sesuai format yang telah disampaikan paling lambat tanggal 20 Agustus 2015. 14. Melakukan koordinasi bersama Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota, menggerakkan para penyuluh kehutanan melakukan pengisian data dampak ekonomi penyuluhan kehutanan (sesuai format yang telah disampaikan), melakukan rekapitulasi tingkat Kabupaten/Kota dan menyampaikan ke BKPP Provinsi NTT paling lambat 20 Agustus 2015. 15. BKPP Kabupaten TTS melakukan koordinasi bersama Dinas Kehutanan Kabupaten TTS, untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta menyampaikan laporan Tahunan Pengendalian Pembangunan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan (UPPK) Tahun 2014 dan Laporan Bulanan Pelaksanaan Kegiatan UPPK bulan Januari-Juli 2015 sesuai format yang telah disampaikan serta usulan kegiatan pembangunan UPPK Tahun 2015, paling lambat tanggal 20 Agustus 2015. 16. Dukungan penyuluhan terhadap pelaksanaan Upaya Khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) di provinsi NTT perlu dilakukan melalui : Mengoperasionalkan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai Pos Simpul Koordinasi (Posko) Upsus Pajale. Mempersiapkan dan melaksanakan 17 sub kegiatan Peningkatan Kapasitas BP3K sesuai tahapan teknisnya mulai dari tahap perencanaan, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Melakukan pengawalan dan evaluasi terhadap kinerja penyuluh pelaksana kegiatan Upsus Pajale agara dapat melakukan pendampingan terhadap petani/kelompoktani secara intensif dan bila perlu dilakukan relokasi agar penyuluh yang berkinerja baik yang melakukan pendampingan kegiatan Upsus Pajale Melakukan evaluasi dan revisi terhadap programa penyuluhan Kecamatan (BP3K) dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) pelaksana kegiatan Upsus Pajale agar dapat mendukung pelaksanaan Upsus Pajale. 17. Untuk memantapkan persiapan lebih lanjut kegiatan Pekan Nasional (PENAS) kelompok KTNA, akan dilakukan Rembug Paripurna Kelompok KTNA Nasional dan KTNA Expo di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 6-8 November 2015. Pemerintah Provinsi NTT memfasilitasi untuk biaya stand pameran, KTNA Provinsi dan 1 orang pengurus KTNA Kabupaten/Kota ke Kupang dan Boyolali Pergi-Pulang. Pemerintah Kabupaten/Kota mendukung membiayai 1 (satu) orang pengurus KTNA Kabupaten/Kota menghadiri Rembug Paripurna KTNA tingkat Provinsi NTT di Kupang tanggal 3 November 2015 dan selanjutnya mengikuti Rembug Paripurna KTNA Nasional serta KTNA Expo di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah tanggal 6-8 November 2015. 18. Pelaksanaan Pekan Daerah (PEDA) kelompok KTNA Provinsi NTT akan dilaksanakan pada Tahun 2017 di Kabupaten Nagekeo dengan pola dilaksanakan 1-2 bulan sebelum pelaksanaan PENAS kelompok KTNA. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah koordinasi perencanaan anggaran/kegiatan lebih lanjut antara Provinsi dan Kabupaten/Kota. 19. Perlu dilakukan sosialisasi dan pengawalan yang intensif terhadap proses penyusunan dan penebusan pupuk bersubsidi berbasis Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Pupuk Bersubsidi (RDKK-PB). 20. Perlu dikembangkan Balain Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Model dengan pola satu Kabupaten/Kota satu BP3K Model. 21. Untuk mendukung peningkatan kapasitas para penyuluh pendamping maka setiap program/kegiatan Dinas teknis yang spesifik/khusus perlu ada pertemuan/bimbingan teknis kepada para penyuluh. 22. Penumbuhan dan pengembangan kelas kemampuan kelompoktani perlu dilakukan secara intensif serta memantapkan database kelompoktani berbasis e-proposal. 23. Perlu dilakukan bimbingan administrasi keuangan kepada para pengelola satker dtingkat Kabupaten/Kota sampai dengan para pelaksana kegiatan ditingkat BP3K. 24. Untuk mendukung pengelolaan keuangan dan pelaksanaan teknis kegiatan dapat berjalan secara baik/benar maka perlu ditingkatkan Sistem Pengendalian Internal (SPI). 25. Perlu dilakukan koordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah, untuk mengidentifikasi dan memetakan para CPNS/PNS yang masuk melalui formasi penyuluh untuk diproses lebih lanjut menjadi penyuluh baik pertanian, perikanan maupun kehutanan serta terus memotivasi para penyuluh untuk tidak beralih ke struktural. 26. Perlu adanya upaya-upaya percepatan pelaksanaan program/kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan Tahun 2015 baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota untuk mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan serta mempertanggungjawabkan setiap kegiatan secara teknis dan administrasi sesuai dengan ketentuan/peraturan. 27. Dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, agar disusun Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis dan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) sebagai acuan dalam persiapan, pelaksanaan dan pertanggungjawabannya. 28. Keterpaduan perencanaan program/kegiatan penyuluhan pertanian Tahun 2016, meliputi antara lain : a. Keterpaduan Dukungan anggaran Penyusunan Programa dan RKTP Penyuluhan kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. b. Keterpaduan Dukungan anggaran penyelenggaraan penyuluhan. untuk pembinaan, monev dan pelaporan c. Keterpaduan Dukungan anggaran untuk Demplot dan tambahan Biaya Operasional Penyuluh. d. Keterpaduan Kecamatan. dukungan anggaran sarana-prasarana penyuluhan Kabupaten dan e. Keterpaduan dukungan anggaran untuk penyusunan, pencetakan dan pendistribusian materi penyuluhan serta Operasional Cyber extension dan Simluhtan. f. Keterpaduan dukungan anggaran untuk pelatihan dasar dan pelatihan/apresiasi teknis bagi para penyuluh. g. Keterpaduan dukungan anggaran untuk replikasi program/kegiatan FEATI (kegitan penyuluhan yang dikelola oleh para petani) di Kabupaten dan Desa/Kelurahan lain. h. Keterpaduan dukungan anggaran untuk menghadiri rapat koordinasi penyuluhan di Provinsi/Kupang 4 (empat) kali dalam setahun. dan teknis i. Keterpaduan dukungan anggaran untuk penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK), Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan RDKK Pupuk bersubsidi. j. Keterpaduan dukungan anggaran untuk penilaian kelas kemampuan kelompoktani dan pengukuhan kelompoktani. k. Keterpaduan dukungan anggaran untuk penumbuhan dan pengembangan Gabungan Kelompoktani, Kelembagaan Ekonomi Petani dan Pos Penyuluhan Desa.