ekstraksi kurkumin dari temulawak dengan menggunakan etanol

advertisement
EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN
MENGGUNAKAN ETANOL
A. F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
ABSTRAK
Temulawak ( Curcuma xanthoriza Roxb ) merupakan sejenis rempah yang banyak digunakan
sebagai obat, sumber karbohidrat, bahan penyedap masakan dan minuman, serta pewarna alami untuk
makanan, dan kosmetika. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak kandungan kurkumin
dalam temulawak. Variabel proses ekstraksi kurkumin dari temulawak ini adalah jumlah pelarut, lamanya
waktu ekstraksi, dan besarnya konsentrasi yang berpengaruh terhadap tumbukan dan laju reaksi, serta
ukuran suatu bahan yang berbentuk serbuk mempunyai permukaan yang jika dibandingkan dengan yang
berbentuk lempengan akan lebih cepat bereaksi dan pengadukan yang mempengaruhi pencampuran zat agar
menjadi homogeny sehingga tumbukan antara partikel – partikelnya lebih cepat. Rasio perbandingan antara
jumlah temulawak dan jumlah ethanol yang berpengaruh terhadap banyaknya jumlah solven yang digunakan,
maka kemampuan solven untuk melarutkan solute semakin besar. Kondisi operasi yang paling baik adalah 4
jam waktu proses, konsentrasi 80%,suhu 110 oC, dan volume pelarut 100 ml.
Kata Kunci : Kurkumin, Temulawak
I. PENDAHULUAN
Temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb )
merupakan salah satu tanaman rempah kekayaan
bumi Indonesia yang telah tersohor manfaat dan
khasiatnya sejak dahulu kala. Temulawak
sebagaimana
nama
padananya,
Curcuma
javanica,dipercaya sebagai tumbuhan asli
Indonesia, yang kemudian menyebar ke beberapa
Negara, seperti Malaysia, Cina bagian selatan,
Thailand, Birma, India, dan Fillipina.
Temulawak
dimanfaatkan
sebagai
pewarna alami pada pengolahan makanan serta
sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu
tradisional. Temulawak dengan kandungan
kurkumin-Nya juga dikenal sebagai anti-tumor,
antioksidan, obat malaria dan juga dapat
mencegah tertularnya HIV pada manusia. Dengan
mengekstrak kukurmin dari temulawak tentu kan
lebih baik dalam penggunaanya.
Kurkumin dari temulawak dapat diambil
dengan menggunakan cara ekstraksi, ekstraksi
adalah istillah yang digunakan untuk operasi
dimana suatu konstituen padat atau cair
dipindahkan dicairan lainnya dimana solven yang
digunakan adalah etanol. Etanol memiliki sifat
yang sama seperti methanol, tetapi etanol tidak
beracun seperti methanol. Kegunaan etanol yaitu
52
sebagai pelarut, perfume, serat sintesis, bahan
bakar, untuk membuat obat (tonikum),
desinfektan, dan minuman keras.
Temulawak mengandung zat kuning
kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak
(fixed oil), sellulosa dan mineral. Dari beberapa
senyawa tersebut yang merupakan zat warna
kuning kurkuminoid merupakan salah satu bahan
pewarna alami (natural curcumin) yang aman
digunakan untuk pewarna makanan dan tekstil.
1.1.
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam pelaksanaan
penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa
banyak kurkumin (zat pewarna kuning) yang
terdapat dalam temulawak dengan memvariasikan
variable
kecepatan,
ukuran
temulawak,
konsentrasi etanol, waktu pengadukan, dan ratio
perbandingannya.
1.2.
1.
2.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Bagaimana pengaruh kecepatan pengadukan
terhadap ekstraksi kurkumin yang didapat
dari temulawak.
Berapa rasio perbandingan agar didapat
kurkumin yang maksimal.
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
3.
4.
5.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
melarutkan kurkumin dalam mengekstrak
temulawak dengan menggunakan pelarut
etanol.
Mengetahui pengaruh ukuran temulawak
terhadap banyaknya kurkumin yang terlarut
dalam etanol.
Pada konsentrasi berapa etanol yang sesuai
untuk mengekstrak temulawak.
1.3.
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
untuk :
1.
Masyarakat agar lebih mengetahui bahwa
pewarna kuning berasal dari kurkumin.
2.
Mengetahui bagaimana proses yang
digunakan untuk mendapatkan kurkumin.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Temulawak
Temulawak ( Curcuma xanthoriza Roxb )
merupakan salah satu tanaman rempah. Temu
Lawak termasuk familia Zingiberaceae. Tumbuh
di daerah dengan ketinggian antara 5 - 750 meter
di atas permukaan laut. Dapat ditemui di hutan
jati, di tempat yang beralang-alang, atau ditanam
di halaman rumah.
2.2 Etanol (C2H5OH)
Etanol (disebut juga etil-alkohol atau
alkohol saja), adalah alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Karena
sifatnya yang tidak beracun bahan ini banyak
dipakai sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan
industri makanan dan minuman. Etanol tidak
berwarna dan tidak berasa tapi memilki bau yang
khas. Bahan ini dapat memabukkan jika diminum.
Etanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus
molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus
empiris C2H6O.
2.3 Antioksidan
Antioksidan secara umum didefinisikan
sebagai senyawa – senyawa yang dapat menunda,
memperlambat dan mencegah proses oksidasi
lipid.
2.5 Evaporasi
Evaporasi atau penguapan merupakan
suatu proses dimana suatu bahan dalam keadaan
cairan diubah menjadi dalam keadaan gas/uap.
2.6 Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan
suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang
diserap disebut adsorbat, sedangkan zat yang
menyerap disebut adsorben.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Operasi Teknik Kimia Unsri Indralaya pada bulan
Februari 2009.
3.2 Alat dan Bahan
a. Bahan yang digunakan
1. Sampel temulawak parut dan potong
2. Etanol 40%,60%, dan 80%
3. Aquadest
b. Alat yang digunakan
1. Beker gelas
2. Erlenmeyer
3. Stirred
4. Parutan
5. Penutup ( karet atau plastik )
6. Pisau
7. Water bath
8. Gelas Ukur
9. Kertas saring
Prosedur Kerja
 Persiapan Sampel
 Pelarutan (Adsorbsi)
 Ekstraksi
 Evaporasi
 Hasil Ekstraksi
Prosedur Analisa Data
Tahap pengambilan data ini dilakukan dengan
cara penimbangan filtrate dan kertas saring setiap
dua menit sampai beratnya konstan.
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu metode
pemisahan unsure pokok dari sebuah campuran
yang menggunakan daya larut yang istimewa dari
satu komponen atau lebih pada fase kedua.
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
53
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 40%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak parut 50 gr: : 50 ml etanol
40%, dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi
pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam
yaitu sebanyak 1.72 gram (3.44 % yield kurkumin
= % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak
homogen yang menyebabkan tabrakan antar
molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit,
selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi
pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven
belum begitu banyak sehingga belum jenuh dan
solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi
terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm
dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.62 gram
(5.24 % yield kurkumin = % berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, dan pada
waktu operasi empat jam jumlah solute dalam
solven telah jenuh sehingga penambahan waktu
saat proses tidak berpengaruh lagi terhadap
jumlah kurkumin.
Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 60%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak parut 50 gr : 50 ml etanol 60
% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 40 % yang memiliki kadar air lebih banyak
dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut
pada etanol. Hasil ekstraksi terkecilnya terjadi
pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam
54
yaitu sebanyak 1.81 gram (3.62 % yield kurkumin
= % berat kurkumin) karena pengadukannya tidak
homogen yang menyebabkan tabrakan antar
molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit,
selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi
pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven
belum begitu banyak sehingga solven belum jenuh
dan solute masih dapat terlarut lagi, dan hasil
ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100
rpm pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.60
gram (5.20 % yield kurkumin = % berat
kurkumin) karena pengadukannya lebih homogen
yang menyebabkan tabrakan antar molekulnya
lebih banyak dan adsorbsinya sempurna,
perubahan pada waktu operasi waktu empat jam
dan enam jam tidak berpengaruh lagi terhadap
jumlah kurkumin karena jumlah solute dalam
solven telah jenuh, perubahan ini terjadi karena
saat menimbang neraca analitisnya tidak begitu
akurat lagi selalu berubah yang dipengaruhi
ketidakrataan tempat untuk menimbang.
Temulawak Parut 50 gr ; 50 ml etanol 80%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak parut 50 gr : 50 ml etanol
80% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 60 % yang memiliki kadar air lebih banyak
dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut
pada etanol, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi
pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam
yaitu sebanyak 2.15 gram (4.30 % yield kurkumin
= % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih
homogen yang menyebabkan tabrakan antar
molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya
sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu
empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi
terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute
dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam,
perubahan ini disebabkan saat menimbang karena
neraca analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu
berubah yang dipengaruhi ketidakrataan tempat
untuk menimbang.
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 40%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol
40%, hasil ekstraksinya lebih kecil dibandingkan
dengan yang halus karena luas bidang sentuh
antara temulawak dan etanol tidak banyak dan
mempengaruhi adsopsinya dan pada saat
pemotongan dengan menggunakan alat banyak
kurkumin yang tertinggal di alat, hasil ekstraksi
terkecilnya terjadi pada kecepatan 60 rpm dalam
waktu dua jam yaitu sebanyak 1.20 gram (2.40
%yield kurkumin = % berat kurkumin) karena
pengadukannya
tidak
homogen
yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua
jam solute dalam solven belum begitu banyak
sehingga solven belum jenuh dan solute masih
dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi
terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm
dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.54 gram
(5.08 %yield kurkumin = % berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah
jenuh pada waktu empat jam.
Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 60%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol
60 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak (
dari temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol 40 %)
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 40 % yang memiliki kadar air lebih banyak
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
dan kurkumin itu tidak larut dalam air hanya larut
pada etanol, hasil ekstraksi terkecilnya terjadi
pada kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam
yaitu sebanyak 1.34 gram (2.68 %yield kurkumin
= %berat kurkumin) karena pengadukannya tidak
homogen yang menyebabkan tabrakan antar
molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit,
selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi
pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven
masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi
terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm
pada waktu enam jam yaitu sebanyak 2.55 gram
(5.10 %yield kurkumin = % berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah
jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini
disebabkan saat menimbang karena neraca
analitisnya tidak begitu akurat lagi selalu berubah
yang dipengaruhi ketidakrataan tempat untuk
menimbang.
Temulawak Potong 50 gr ; 50 ml etanol 80%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak potong 50 gr : 50 ml etanol
80 % dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 60% yang memiliki kadar air lebih banyak,
hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan
60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.51
gram (3.02 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya tidak homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada dua jam
jumlah solute dalam solven belum begitu banyak
sehingga solven belum jenuh dan solute masih
dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi
terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm
pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.58 gram
(5.16 % yield kurkumin = % berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
55
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah
jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini
disebabkan saat menimbang.
Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 40%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol
40%, dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
dibandingkan dengan hasil ekstraksi temulawak
50 gr : 50 ml etanol, karena jumlah pelarutnya
semakin banyak yang menyebabkan semakin
banyak solute teradsorpsi, hasil ekstraksi
terkecilnya pada kecepatan 60 rpm dalam waktu
dua jam yaitu sebanyak 2.46 gram (4.92 %yield
kurkumin
=
%berat
kurkumin)
karena
pengadukannya
tidak
homogen
yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua
jam jumlah solute dalam solven belum begitu
banyak sehingga solven belum jenuh dan solute
masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi
terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm
dalam waktu enam jam yaitu sebanyak 2.66 gram
(5.32%yield kurkumin = % berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah
jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini
disebabkan saat menimbang.
Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 60%
56
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol
60 % dimana hasil ekstraksi semakin banyak,
hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan
60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.48
gram (4.96 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya tidak homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua
jam jumlah solute dalam solven belum begitu
banyak sehingga solven belum jenuh dan solute
masih dapat terlarut lagi, dan hasil ekstraksi
terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100 rpm
pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.69 gram
(5.38 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi empat jam dan enam jam tidak
berpengaruh lagi terhadap jumlah kurkumin
karena jumlah solute dalam solven telah jenuh
pada waktu empat jam, perubahan ini disebabkan
saat menimbang.
Temulawak Parut 50 gr ; 100 ml etanol 80%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak parut 50 gr : 100 ml etanol
80% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 60% yang memiliki kadar air lebih banyak,
hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan
60 rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 2.50
gram (5.00%yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya tidak homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua
jam jumlah solute dalam solven belum begitu
banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil
ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100
rpm pada enam jam yaitu sebanyak 2.62 gram
(5.24 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven pada
waktu empat jam, perubahan ini disebabkan saat
menimbang.
Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol
40%
Pada grafik ini yang merupakan hasil ekstraksi
temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol 40%,
hasil ekstraksinya lebih kecil dibandingkan
dengan yang halus karena luas bidang sentuh
antara temulawak dan etanol tidak banyak dan
mempengaruhi adsopsinya dan pada saat
pemotongan dengan menggunakan alat banyak
kurkumin yang tertinggal di alat, dimana hasil
ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan 60
rpm dalam waktu dua jam yaitu sebanyak 1.34
gram (2.68 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya tidak homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua
jam jumlah solute dalam solven belum begitu
banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil
ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100
rpm dalam waktu empat jam yaitu sebanyak 2.61
gram (5.22 %yield kurkumin = % berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah
jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini
disebabkan saat menimbang.
Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 60%
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol
60% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 40% yang memiliki kadar air lebih banyak,
hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada kecepatan
60 rpm dalam waktu dua jam yaitu 2.14 gram
(4.28 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya tidak homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya tidak
banyak dan adsorbsinya sedikit, selain itu juga
disebabkan oleh waktu operasi pada waktu dua
jam jumlah solute dalam solven belum begitu
banyak sehingga solven belum jenuh, dan hasil
ekstraksi terbanyaknya terjadi pada kecepatan 100
rpm pada waktu empat jam yaitu sebanyak 2.63
gram (5.26 %yield kurkumin = %berat kurkumin)
karena pengadukannya lebih homogen yang
menyebabkan tabrakan antar molekulnya lebih
banyak dan adsorbsinya sempurna, perubahan
pada waktu operasi waktu empat jam dan enam
jam tidak berpengaruh lagi terhadap jumlah
kurkumin karena jumlah solute dalam solven telah
jenuh pada waktu empat jam, perubahan ini
disebabkan saat menimbang.
Temulawak Potong 50 gr ; 100 ml etanol 80%
Pada grafik ini yang merupakan hasil
ekstraksi temulawak potong 50 gr : 100 ml etanol
80% dimana hasil ekstraksinya semakin banyak
karena jumlah airnya lebih sedikit dibandingkan
etanol 60% yang memiliki kadar air lebih banyak,
dimana hasil ekstraksi terkecilnya terjadi pada
kecepatan 60 rpm dalam waktu dua jam yaitu
sebanyak 2.25 gram (4.50 %yield kurkumin =
%berat kurkumin) karena pengadukannya tidak
homogen yang menyebabkan tabrakan antar
molekulnya tidak banyak dan adsorbsinya sedikit,
selain itu juga disebabkan oleh waktu operasi
pada waktu dua jam jumlah solute dalam solven
belum begitu banyak sehingga solven belum
jenuh, dan hasil ekstraksi terbanyaknya terjadi
pada kecepatan 100 rpm pada waktu enam jam
yaitu sebanyak 2.65 gram (5.30%yield kurkumin
= % berat kurkumin) karena pengadukannya lebih
homogen yang menyebabkan tabrakan antar
molekulnya lebih banyak dan adsorbsinya
57
sempurna, perubahan pada waktu operasi waktu
empat jam dan enam jam tidak berpengaruh lagi
terhadap jumlah kurkumin karena jumlah solute
dalam solven telah jenuh pada waktu empat jam,
perubahan ini disebabkan saat menimbang.
VI. DAFTAR PUSTAKA


V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada
penelitian
ini
pengadukan
mempengaruhi proses pelarutan pada
pengadukan 100 rpm hasil kurkumin
yang didapat semakin banyak, hasil
kurkumin yang terbanyak yaitu 2.69
gram sebanyak 5.38 % yield (grafik 4.8).
2. Rasio perbandingan 50 gram temulawak
parut (halus) : 100 ml etanol lebih
banyak menghasilkan kurkumin, karena
kemampuan solven untuk melarutkan
semakin besar.
3. Waktu yang terbaik untuk ekstraksi
kurkumin adalah selama 4 jam, lebih dari
waktu tersebut tidak terjadi perubahan
lagi karena solvennya telah jenuh.
4. Hasil kurkumin yang paling banyak yaitu
dengan menggunakan temulawak halus,
karena luas permukannya besar.
5. Etanol yang terbaik sebagai pelarut
adalah etanol 80%.






Fessenden dan Fessenden.1992.
“Kimia Organik Jlid I Edisi
ketiga”.Jakarta: Erlangga.
Novilia
Sari
dan
Lina
Thalib,2000,
“Proses
Pengambilan Zat Warna dari
Ekstrak Kunyit untuk Pewarna
Tekstil”,Indralaya: Palembang.
Robinson,Trevol. “kandungan
Organik
Tumbuhan
Tinggi”,Bandung:ITB
Rukmana,Rahmat,1995.
“Kunyit”,Majalengka:Kanisius
Suharman,Andi.Drs.2003.
“Peningkatan Mutu Minyak
Goreng dari Buah Kelapa
dengan Menggunakan Zeolit
Alam
dan
Ekstrak
Kunyit”..Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya:Indralaya.
http://ms.wikipedia.org/wiki/te
mulawak.06 Februari 2009 at
20:00 pm
http://en.wikipedia.org/wiki/cur
cumin. 07 Februari 2009 at
09:00 am
http://www.chem-is-try.org 07
Februari 2009 at 21:00 pm
5.2 Saran
1.
Lanjutkan penelitian ini dengan
menggunakan pelarut lain seperti
benzene dan aseton.
2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan
menggunakan variable yang lain dan
perbandingan yang lebih banyak.
58
Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009
Download