PRAKTIS Review Pedoman Nutrisi Enteral Steven Tiro Departemen Medical PT. Kalbe Farma Jakarta S elama 4 tahun terakhir terdapat beberapa pedoman nutrisi yang telah direvisi dan dipublikasikan, di antaranya The American Society of Enteral and Parenteral Nutrition (ASPEN), The European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN), dan The Canadian Critical Care Clinical Practice Pedomans Committee (CCPG). Pedoman-pedoman ini memiliki banyak kesamaan khususnya mengenai nutrisi pada pasien dengan penyakit kritis. Berikut merupakan review dari pedoman-pedoman nutrisi enteral revisi terakhir yang telah dipublikasikan. PEMILIHAN PASIEN Seluruh Pedoman : Nutrisi enteral (NE) merupakan pilihan utama dalam support nutrisi pada pasien dengan penyakit kritis yang tidak dapat mempertahankan asupan makanan yang adekuat. ESPEN : NE harus diberikan kepada semua pasien yang diperkirakan tidak dapat mengkonsumsi makanan secara penuh dalam 3 hari. WAKTU PEMBERIAN Seluruh Pedoman : NE harus dimulai dalam waktu 24-48 jam setelah pasien dirawat. RUTE PEMBERIAN Seluruh Pedoman : Baik jalur asupan ke lambung maupun usus halus dapat digunakan di ICU. Pasien dengan penyakit kritis harus mendapatkan nutrisi melalui enteral menggunakan selang ke usus halus apabila memiliki risiko tinggi terjadinya aspirasi atau intoleransi terhadap asupan ke lambung. ESPEN : Asupan nutrisi ke jejenum merupakan pilihan terbaik dalam kondisi dimana mudah dilakukan pemasangan selang (pasca trauma abdominal atau operasi abdominal elektif). CCPG : Asupan nutrisi ke usus halus direkomendasikan apabila jalur ke usus halus memungkinkan. DOSIS ASPEN : Asupan makanan harus ditingkatkan hingga mencapai target kebutuhan pasien dalam 48-72 jam. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan menggunakan rumus atau kalorimetri indirek. Diusahakan pemenuhan asupan > 50%-65% dari target energi total dalam minggu pertama perawatan untuk memperoleh manfaat klinis dari NE. ESPEN : Tidak ada jumlah umum yang direkomendasikan pada terapi NE, melainkan harus disesuaikan berdasarkan progresivitas/perjalanan penyakit dan toleransi usus. Asupan energi selama fase akut dan fase inisial dari penyakit kritis sebesar 20-25 kkal/kgBB/hari dapat dikaitkan dengan hasil yang kurang menguntungkan. Selama fase penyembuhan (fase flow), asupan energi harus diberikan sebesar | JANUARI - FEBRUARI 2011 Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 61 25-30 kkal/kgBB/hari. Kontroversi : ASPEN/CCPG : Jika tidak mungkin memenuhi kebutuhan energi (100% target) setelah 7-10 hari melalui rute enteral, pertimbangkan memulai nutrisi parenteral (PN). Memulai supleman PN setelah masa tersebut pada pasien yang telah mendapatkan EN tidak memperbaiki luaran dan dapat merugikan ESPEN : Semua pasien yang kebutuhan nutrisinya tidak dapat dipenuhi setelah 2 hari, harus berikan NP tambahan. KEBUTUHAN PROTEIN ASPEN : Pada pasien dengan body mass index (BMI) < 30, kebutuhan proteinnya mencapai 1,2-2 g/kgBB/hari, dan mungkin dapat lebih tinggi pada pasien dengan trauma akibat perbedaan suhu/temperatur yang ekstrim atau trauma multipel. PASIEN OBESITAS ASPEN : Pada pasien dengan penyakit kritis, diperbolehkan pemberian nutrisi enteral hipokalorik. Untuk pasien dengan BMI>30, pemberian NE tidak boleh melebihi 60-70% dari total kebutuhan atau 11-14 kkal/kgBB/ hari (atau 22-25 kkal/kgBB ideal/hari). Protein harus diberikan sebanyak > 2 g/kgBB/hari untuk pasien obesitas kelas I dan II (BMI 30-40), dan > 2,5 g/ kgBB/hari untuk pasien obesitas kelas III (BMI >40). 61 12/29/2010 12:43:59 AM PRAKTIS PASIEN DENGAN HEMODINAMIK YANG TIDAK STABIL ASPEN : Pada kondisi hemodinamik tidak stabil (pasien yang membutuhkan bantuan untuk mempertahankan hemodinamik dengan menggunakan katekolamin dosis tinggi, baik sendiri maupun dikombinasi dengan cairan dalam jumlah yang besar atau darah untuk mempertahankan perfusi jaringan), pemberian NE harus ditunda hingga pasien stabil atau resusitasi berhasil. PEMANTAUAN TOLERANSI DAN KECUKUPAN ASPEN : Pada perawatan ICU, NE dapat diberikan tanpa perlu bukti adanya pergerakan usus. Pada pasien ICU, ada atau tidaknya bising usus atau flatus tidak diperlukan untuk memulai pemberian nutrisi enteral. Toleransi pasien terhadap NE harus dipantau (dinilai dari keluhan penderita berupa nyeri dan / atau distensi, pemeriksaan fisik, flatus dan feses, radiografi perut). Penghentian NE yang tidak tepat harus dihindari. ESPEN/CCPG : Pemberian metoclopramide atau eritromisin intravena harus dipertimbangkan pada pasien dengan intoleransi terhadap nutrisi enteral, contoh, residu lambung yang tinggi. ASPEN/CCPG : Penggunaan protokol asupan enteral meningkatkan kemungkinan pencapaian keseluruhan persentase energi yang ditarget dan harus dilaksanakan. ditemukan, pemberian formula enteral dengan serat larut (soluble fibre) atau peptida kecil dapat digunakan. NUTRISI IMUNOMODULASI ASPEN/ESPEN : Formula nutrisi imunomodulasi (dengan tambahan arginine, glutamine, asam nukleat, omega-3, dan antioksidan) harus digunakan untuk pasien yang tepat (operasi elektif mayor, trauma, luka bakar, kanker kepala leher, pasien kritis dengan ventilasi mekanik), dan digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan sepsis berat. Pasien ICU yang tidak memenuhi kriteria harus mendapatkan formula nutrisi standar. Untuk mendapatkan manfaat terapi optimal, nutrisi imunomodulasi harus diberikan hingga mencapai setidaknya 50-65% dari total kebutuhan energi harian pasien. CCPG : Berdasarkan 4 studi level 1 (A) dan 17 studi level 2 (B), penggunaan arginine dan nutrisi khusus lainnya tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada pasien penyakit kritis. Seluruh Pedoman : Pasien dengan sindroma distres napas akut dan trauma paru akut berat harus diberikan formula enteral yang memiliki profil antiinflamasi seperti omega-3 dan antioksidan. ASPEN : Penilaian risiko aspirasi terhadap pasien yang mendapatkan NE harus dilakukan. Langkah-langkah untuk mengurangi risiko aspirasi harus digunakan. Kepala pasien yang diintubasi dan menerima NE harus ditinggikan 30-45O untuk mencegah aspirasi. Penggunaan obat kumur chlorhexidine dua kali sehari harus dipertimbangkan untuk mengurangi risiko pneumonia akibat ventilator. PROBIOTIK Kontroversi : ASPEN : Pemberian probiotik menunjukkan hasil yang lebih baik (menurunnya infeksi) pada pasien penyakit kritis spesifik termasuk pasien yang menjalani transplantasi, operasi abdomen mayor, dan trauma berat. Tidak ada rekomendasi yang dapat dibuat saat ini untuk penggunaan probiotik pada pasien ICU dikarenakan kurangnya konsistensi hasil yang ditemukan. Tampaknya terdapat perbedaan efek dan dampak dari setiap spesies probiotik terhadap pasien sehingga sulit dibuat rekomendasi umum. ASPEN : Diare yang diakibatkan asupan melalui enteral tube memerlukan evaluasi penyebab. Apabila diare CCPG : Tidak cukup data untuk membuat rekomendasi penggunaan prebiotik/probiotik/synbiotics pada pasien dengan penyakit kritis. VITAMIN ANTIOKSIDAN DAN SELENIUM ASPEN/CCPG : Kombinasi vitamin antioksidan dan trace element (utamanya selenium) harus diberikan pada semua pasien dengan penyakit kritis yang mendapatkan terapi nutrisi khusus. Tidak cukup data untuk membuat rekomendasi pemberian selenium intravena baik tunggal maupun dikombinasi dengan antioksidan lainnya pada pasien dengan penyakit kritis. GLUTAMIN (ENTERAL) Seluruh pedoman : Penambahan glutamin enteral pada regimen nutrisi enteral harus dipertimbangkan pada pasien dengan trauma akibat perbedaan suhu/temperatur yang ekstrim, trauma dan pasien ICU. SERAT ASPEN : Serat larut bermanfaat terhadap pasien penyakit kronis dengan hemodinamik stabil yang menderita diare. Konsumsi serat tidak larut sebaiknya dihindari pada semua pasien dengan penyakit kritis. Baik serat larut maupun tidak larut harus dihindari penggunaannya pada pasien dengan risiko tinggi iskemia usus atau dismotilitas berat. CCPG : Tidak cukup data untuk mendukung penggunaan serat (pektin atau polisakarida kedelai) secara rutin dalam formula nutrisi enteral pada pasien penyakit kritis. REFERENSI 1. Kreymann G. New developments in clinical practice guidelines. S Afr J Clin Nutr 2010; 23(1):S29-S32 2. McClave SA, Martindale RG, Vanek VW, et al. Guidelines for the Provision and Assessment of Nutrition Support Therapy in the Adult Critically Ill Patient:: Society of Critical Care Medicine (SCCM) and American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N.). JPEN J Parenter Enteral Nutr 2009;33(3):277–316. | JANUARI - FEBRUARI 2011 Layout CDK Edisi 182 Januari 2011 oDRk.indd 63 3. Kreymann KG, Berger MM, Deutz NE, et al. ESPEN Guidelines on Enteral Nutrition: Intensive care. Clin Nutr 2006;25(2):210–23. 63 12/29/2010 12:44:00 AM