BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, sektor bisnis diproyeksikan akan menjadi salah satu industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global, sekaligus menjadi pendorong utama perekonomian dunia. Hal ini bukanlah tanpa alasan, saat ini semakin banyak negara-negara di dunia yang sadar bahwa pengembangan sektor bisnis penting bagi penguatan sektor ekonomi negara. Sektor bisnis adalah hal yang paling menguntungkan dalam menghasilkan devisa besar bagi suatu negara. Perkembangan bisnis di Indonesia semakin memperlihatkan pertumbuhan ke arah yang lebih baik. Salah satu bisnis yang mengalami perkembangan, yaitu bisnis pariwisata dimana promosi dan branding bisnis pariwisata yang dilakukan selama ini sudah membuahkan hasil terlihat dari jumlah tingkat kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik, dengan memiliki daya tarik objek yang mempesona dan kaya keragamannya baik dari segi kekayaan alam, keragaman budaya dan keramahtamahan masyarakatnya. Bandung adalah Ibu Kota dari Jawa Barat merupakan kota wisata dan kota dengan tingkat kreatifitas yang tinggi. Dengan semakin berkembangnya industri penunjang wisata yang tumbuh secara luas di Kota Bandung. Daya tarik wisata yang telah ada tentu harus didukung dengan berbagi sektor yang dapat memajukan pariwisata di Kota Bandung salah satunya yaitu sarana akomodasi. Sarana Akomodasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting dan tidak 1 2 dapat dipisahkan dari kegiatan pariwisata, sarana akomodasi terdiri dari berbagai macam usaha salah satu bentuk sarana akomodasinya yaitu perhotelan. Selain pemasaran, pelayanan juga harus diperhatikan untuk memberikan keputusan pembelian dan kepuasan. Wisatawan yang datang ke Indonesia ingin merasakan kenyamanan dan khususnya ketika memilih fasilitas hotel sebagai jasa akomodasi untuk menginap yang nyaman, aman, dengan citra hotel yang baik dan terkenal, sehingga tamu memiliki kepuasan tersendiri dengan memilih hotel yang berbintang. Sektor perhotelan menjadikan peluang besar bagi para pengusaha jasa perhotelan dari segala jenis jaringan hotel, baik itu jaringan hotel internasional (International Chain Hotels) seperti Holiday in Bandung, Novotel Bandung, Adapun industri perhotelan di Bandung yang merupakan beberapa hotel bintang 4 yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara seperti Prime Park Hotel Bandung, Savoy Homann, Hotel Santika dan Patra Jasa Hotel. Bisnis perhotelan adalah salah satu komponen industri pariwisata yang memiliki peranan besar di Indonesia, dilihat dari fungsi utamanya dan produk utama yang dijual oleh usaha perhotelan adalah jasa penginapan. Melihat perkembangan hotel yang semakin meningkat tidak lepas dari tujuan wisatawan mengunjungi hotel. Jenis tamu menginap yang melakukan kegiatan bisnis berasal dari corporate, goverment dan berbagai instansi lainnya. Tamu corporate merupakan tamu yang menginap atas nama perusahaan dan biasanya mereka menginap untuk kegiatan bisnis seperti MICE (meeting, incentive, convention, and exibition). 3 Customer value merupakan kumpulan manfaat yang diharapkan akan diperoleh nilai pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Jumlah nilai bagi pelanggan ini dapat berupa produk, nilai pelayanan, nilai personel dan nilai citra. Customer value merupakan kumpulan manfaat yang diharapkan akan diperoleh nilai pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Customer value yang ditawarkan memiliki hubungan jangka panjang, sebab usaha dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diyakini jauh lebih besar dari pada menarik pelanggan baru. Keputusan pembelian adalah tahap dimana konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai, dimana keputusan untuk memodifikasi, menunda, atau menghindar sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Keputusan pembelian menunjukan perilaku konsumen untuk memutuskan lebih dari satu alternatif dalam menentukan pilihannya dalam mendapatkan suatu barang atau jasa yang mereka inginkan. Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa–jasa dalam bentuk jasa akomodasi untuk fasilitas penginapan karena ada dorongan serta menyajikan hidangan dan fasilitas. Perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan dua aspek utama pada perancangan bangunan komersial, yaitu efisiensi dan kenyamanan. Prime Park Hotel Bandung merupakan hotel bintang empat yang memiliki brand terkenal, hotel ini dikelola oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Pembangunan Perumahan (PP), Persero-Tbk. Hotel ini tergolong ke dalam hotel bisnis dan leisure yang mengalami persaingan bisnis. Persaingan dapat terjadi karena pada umumnya konsep yang ditawarkan hotel memiliki kesamaan antara hotel yang satu dengan hotel yang lain, dengan ditawarkannya konsep hotel 4 yang sama dengan hotel bintang empat lainnya, sehingga tamu menginginkan sesuatu atau manfaat yang berbeda dari hotel hotel bisnis dan leisure lainnya. Posisi yang strategis di jantung Kota Bandung, dekat dengan kawasan wisata seperti Gedung Sate, Saung Angklung Udjo, Museum Geologi, Kartika Sari Dago, Atraksi Wisata Permainan Trans Studio Bandung (TSM) yang merupakan fasilitas penunjang untuk leisure bagi para tamu. Inilah yang menjadikan Prime Park Hotel Bandung sebagai hotel dengan konsep hotel bisnis dan leisure yang dapat memberikan manfaat lebih bagi para pelanggannya dan menjaring pelanggan dari berbagai segmen-segmen. Pendapatan Revenue Per Segment dapat dilihat berdasarkan Tabel 1.1 sebagai berikut: TABEL 1.1 REVENUE PER SEGMENT TAHUN 2013-2015 Segment Name Airline Association Bank Corporate-FIT Corporate Corporate-Long stay Guest Corporate-Group Corporate Corporete-Business Leisure Embassy Event & Promotion Goverment-Fit Goverment Goverment-Group Goverment Hotelier Individual NGO Group Other Party Travel Agent-Agent Travel Agent- Wholesaler Website Walk in Guest Grand Total 2013 2014 2015 0.00% 0.00% 4.62% 1.99% 0.00% 2.73% 0.00% 0.00% 0.00% 4.80% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 1.38% 4.25% 2.67% 2.36% 3.04% 27.84% 0.00% 0.00% 1.47% 2.38% 0.00 4.59% 0.00% 0.00% 0.00% 9.01% 8.59% 0.00% 1.97% 0.00% 0.00% 2.85% 2.13% 2.01% 6.78% 1.90% 41,67% 0.00% 2.49% 4.56% 2.38% 0.00% 1.47% 0.00% 0.00% 0.00% 1.72% 9.07% 0.00% 1.14% 0.00% 0.00% 0.00% 1.61% 1.89% 5.58% 1.98% 33,89% Sumber : Front Office Department Prime Park Hotel Bandung, 2015 5 Dilihat dari tabel 1.2 bahwa Prime Park Hotel Bandung mendapat revenue dari setiap segmennya. Dapat dilihat dari revenue per segment, segment lebih banyak pada segment goverment dan corporate dibanding tamu individual. Segment yang memberikan kontribusi besar pada 2015 dari segment govermentgroup goverment dengan persentase 9.07% dan segment bank sebesar 4.56%. Perolehan pangsa pasar berasal dari bisnis dapat dilihat dari segment-segment tersebut, yang selain menggunakan fasilitas kamar untuk menginap juga melakukan kegiatan meeting baik dari segment bank, corporate, dan goverment. Adanya keuntungan yang diperoleh dari revenue per segment ini sangat mempengaruhi room occupancy hotel dari tahun 2013-2015. Prime Park Hotel menghasilkan pendapatan untuk terus bertahan dan meningkatkan eksistensinya sebagai hotel yang mampu bersaing dengan hotel bintang empat lainnya. Keputusan untuk menggunakan sebuah jasa diantara pelanggan atau konsumen relatif bervariasi. Sehingga pihak hotel mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tamu bisnis untuk menginap serta menerapkan strategi-strategi yang tepat untuk meningkatkan jumlah keputusan tamu yang menginap di Prime Park Hotel Bandung. Berdasarkan penelitian atau survei yang peneliti lakukan, terdapat masalah keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung. Hal ini di tunjukan dengan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah Bila melihat perilaku tamu dari hal kebutuhan tamu yang berkembang saat ini, tamu dalam memutuskan untuk menginap bukan hanya yang sedang melakukan kegiatan meeting, tetapi juga untuk kebutuhan berlibur 6 (leisure) sehingga adanya kebutuhan tamu yang lebih banyak. Saat ini berkembang untuk menggunakan fasilitas hotel untuk acara weeding, dan exhibition. Bila dilihat atas dasar kebutuhan tamu yang semakin berkembang Prime Park Hotel Bandung yang menitikberatkan kepada konsep hotel bisnis belum dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut. Adanya kendala yang terjadi untuk memenuhi kebutuhan tamu, sebagai contoh jumlah kamar (room) yang disediakan dengan total 127 kamar bila terjadi high occpancy tidak memenuhi kebutuhan tamu, fasilitas lahan parkir di Prime Park Hotel Bandung hanya memadai untuk 40-60 kendaraan (mobil) sehingga ini menjadi salah satu faktor individual bagi tamu rombongan dan tamu bisnis untuk melakukan event besar, mereka akan melakukan review akan fasilitas lahan parkir yang belum memadai. Dalam pemenuhan fasilitas meeting Prime Park Hotel Bandung memiliki satu ruang meeting/ballrom yang hanya berkapasitas maximum 350 pax, bahkan tidak dapat memenuhi kebutuhan tamu bila ingin mengadakan kegiatan diatas 600 pax. 2. Evaluasi Alternatif Prime Park Hotel Bandung yang menerapkan konsep hotel bisnis, biasanya digunakan oleh suatu instansi untuk mengeluarkan anggaran dalam kebutuhan bisnisnya. Contoh seperti ditahun 2014 ada beberapa daftar Top Producers Of Goverment yang melakukan kegiatan bisnisnya seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang menempati urutan pertama, namun ditahun 2015 Top Producers Of Goverment Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tersebut tidak lagi menjadi Top Producers Of Goverment, 7 yang menempati urutan pertama pada tahun 2015 yaitu Badan Advokasi, oleh karena itu Prime Park Hotel Bandung ditahun 2015 belum dapat dijadikan alternatif sebagai hotel dengan konsep hotel bisnis. 2. Keputusan Pembelian Tingkat hunian kamar hotel di Prime Park Hotel Bandung mengalami penurunan pada tahun 2015. Hal ini dimungkinkan karena banyaknya hotel yang menawarkan produk/jasa yang sama sehingga menimbulkan banyak pilihan bagi para tamu. Hal ini dapat terlihat dari grafik Prime Park Hotel Bandung yang mengalami penurunan jumlah tingkat hunian kamar. Berikut grafik tingkat hunian kamar di Prime Park Hotel Bandung dalam tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut: 67 66 65 64 63 62 61 60 59 58 57 2013 2014 2015 GAMBAR 1.1 GRAFIK ROOM OCCUPANCY Sumber: Front Office Department Prime Park Hotel Bandung, 2015 Dilihat dari Gambar 1.1 menunjukan adanya kenaikan pada tingkat hunian kamar pada tahun 2014 sehingga membuat Prime Park Hotel Bandung dapat mempertahankan pangsa pasarnya, tetapi adanya penurunan jumlah tingkat hunian 8 kamar sekitar 4% pada tahun 2015. Hal ini dapat disebabkan karena banyaknya daya saing dari hotel-hotel lain yang semakin bermunculan dan tingkat pembelian masyarakat yang masih kurang terhadap akomodasi hotel, maka dari itu Prime Park Hotel Bandung harus mampu mempertahankan konsep hotel, sebagai hotel bisnis dan memberikan pelayanan yang lebih, fasilitas hotel yang menarik serta kepercayaan lebih berupa manfaat disaat masyarakat mengunakan jasa pelayanan hotel. Berdasarkan permasalahan tersebut diduga disebabkan oleh Customer Value di Prime Park Hotel Bandung yang masih kurang. Berikut dibawah ini peneliti jabarkan indikatornya: 1. Manfaat Citra Prime Park Hotel Bandung terkenal sebagai hotel yang dikelola oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara yaitu PT. Pembangunan Perumahan (PP), Persero-Tbk. Hotel ini tergolong ke dalam hotel bisnis dan leisure, tetapi citra Prime Park Hotel Bandung lebih kepada konsep hotel bisnis dan jenis tamu bisnis berasal dari goverment, corporate dan tamu menginap untuk keperluan bisnis seperti mengadakan meeting di hotel. Sebaiknya dapat seimbang antara tamu untuk keperluan bisnis dengan tamu yang bertujuan untuk leisure (tamu individu atau rombongan), sehingga adanya income yang lebih dari jenis tamu yang berkunjung di Prime Park Hotel Bandung. 2. Biaya Moneter Penawaran yang ditawarkan oleh Prime Park Hotel Bandung sebagai hotel bisnis memang terbilang tinggi, mengingat banyaknya pesaing di hotel lain yang menawarkan konsep hotel bisnis dengan fasilitas hotel, fasilitas 9 kamar, layanan kamar, ruang meeting serta food and beverage yang lebih bervariasi, sehingga membuat Prime Park Hotel Bandung harus membuat harga yang lebih bervariasi dengan menyesuaikan kebutuhan para tamu bisnis dan leisure, sehingga harga yang ditawarkan hotel dapat memenuhi kebutuhan untuk semua pangsa pasarnya. Adanya permintaan harga tetap dari tamu, sedangkan harga fasilitas kamar dan meeting room yang ditawarkan pada tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Hal ini membuat pihak Prime Park Hotel Bandung harus dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan tamu tersebut, namun dengan harga yang terjangkau atau dengan harga yang diharapkan oleh tamu bisnis dan leisure sehingga dapat menarik tamu lebih banyak untuk datang ke Prime Park Hotel Bandung. Kedua hal tersebut merupakan bagian indikator dari customer value yang harus dioptimalkan oleh setiap perusahaan dan diharapkan mampu memberikan kebutuhan dan keinginan yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang menjadi harapannya. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH CUSTOMER VALUE TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP PADA TAMU BISNIS DI PRIME PARK HOTEL BANDUNG”. 10 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penelitian yang akan dibahas atau diteliti yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan customer value di Prime Park Hotel Bandung? 2. Bagaimana keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung? 3. Bagaimana pengaruh customer value terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis Prime Park Hotel Bandung? 4. Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi Prime Park Hotel Bandung dalam pelaksanaan customer value yang berpengaruh terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung? 5. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang berkenaan dengan pelaksanaan customer value guna mempengaruhi keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung? 2. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah Customer Value Berpengaruh Terhadap Keputusan Menginap Pada Tamu Bisnis Di Prime Park Hotel Bandung”. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka secara umum tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai: 11 a. Mengetahui bagaimana pelaksanaan customer value di Prime Park Hotel Bandung. b. Mengetahui bagaimana keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung. c. Mengetahui bagaimana pengaruh customer value terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung d. Mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi Prime Park Hotel Bandung dalam pelaksanaan customer value yang berpengaruh terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung. e. Mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang berkenaan dengan pelaksanaan customer value guna mempengaruhi keputusan menginap pada tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung 2. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk memperluas kajian ilmu pengetahuan tentang ilmu administrasai bisnis khususnya pemasaran jasa yang berkaitan dengan pelaksanaan customer value serta keputusan menginap tamu bisnis untuk mengembangkan ilmu pemasaran yang dapat diterapkan khususnya dalam pelaksanaan customer value pada Prime Park Hotel Bandung. 12 b. Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan, sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dalam topik pemasaran, khususnya mengenai pengaruh customer value terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi pihak manajemen hotel khususnya dalam menciptakan keputusan menginap tamu bisnis melalui pelaksanaan customer value untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dalam memodifikasi dan mengambil langkah yang tepat, berkaitan dengan keadaan atau permasalahan yang dihadapi. 3. Bagi Pihak lain Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengembangan pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang customer value dan keputusan menginap tamu bisnis serta dapat dijadikan kajian dalam melalukan penelitian lanjutan sebagai bahan masukan informasi dan bahan dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. D. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1. Kerangka Pemikiran Pemasaran merupakan suatu proses kegiatan atau strategi dalam menyampaikan suatu nilai (value) kepada pelanggan sehingga terjadi suatu 13 interaksi positif dan menguntungkan bagi perusahaan maupun kepada para stakeholder. Nilai pelanggan ini dapatlah diartikan sebagai dampak atas apa yang dikeluarkan oleh konsumen terhadap produk. Pada dasarnya, nilai pelanggan didefinisikan sebagai persepsi pembeli tentang nilai yang mewakili suatu pertukaran antara kualitas atau keuntungan yang mereka rasakan dalam suatu produk/jasa dengan pengorbanan yang meraka rasakan dengan membayar harga. Nilai pelanggan sebagai kumpulan manfaat yang diharapkan akan diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu setelah mengeluarkan pengorbanan. Adapun kerangka pemikiran yang akan dijelaskan adalah mengenai customer value dan keputusan menginap pada tamu bisnis. Penjelasan mengenai customer value dan keputusan menginap menurut para ahli yaitu sebagai berikut : Menurut Kotler & Keller (2012:136) nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV-Customer perceived value) adalah selisih antara penilaian pelanggan prosfektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya. Total manfaat pelanggan (total customer benefit) adalah nilai moneter kumpulan manfaat ekonomi, fungsional dan psikologis yang diharapkan pelanggan dari suatu penawaran pasar yang disebabkan oleh produk, jasa, personel, dan citra yang terlibat. Total biaya pelanggan (total customer cost ) adalah kumpulan biaya yang dipersepsikan yang diharapkan pelanggan untuk dikeluarkan dalam mengevaluasi, mendapatkan menggunakan, dan menyingkirkan suatu penawaran pasar, termasuk biaya moneter, energi, waktu dan psikologis. 14 Menurut William C. Johnson and Art Weinstein (2004:117) The Journal Of Electronic Commerce and The Value Proposition nilai pelanggan (customer value) adalah memahami apa yang dimaksud dengan nilai terbaik. Hal ini tidak selalu harga terendah, ini adalah kombinasi terbaik dari pelayanan, kualitas, fitur, harga yang dimiliki. Nilai membutuhkan elemen inti yang terdiri dari (service, kualitas, image dan price). Menurut Sheth & Mital dalam Fandy Tjiptono (2014:311) mengelompokkan peranan pelanggan ke dalam tiga kategori (1) user, yaitu orang yang secara aktual mengkonsumsi atau menggunakan atau menerima manfaat dari jasa yang dibeli (2) payer, yaitu orang yang mendanai atau membiayai pembelian dan (3) buyer, yaitu orang yang berpartisipasi dalam pengadaan produk (procurement) setiap peranan ini bisa dilakukan oleh orang yang sama maupun individu yang berbeda. Teori Keputusan menginap Keputusan menginap dalam penelitian ini mengadopsi dari teori keputusan pembelian karena keduanya mempunyai karakteristik yang sama yang artinya yang datang ke hotel pasti akan melakukan aktivitas dalam kegiatan pembelian jasa. Keputusan pembelian konsumen timbul karena adanya penilaian yang objektif atau karena dorongan emosi. Keputusan (decision) berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, sehingga adanya seleksi dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan untuk bertindak adalah berasal dari serangkaian aktivitas dan rangsangan mental dan emosional. Konsumen mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan karena kelangsungan hidup suatu perusahaan ditentukan 15 oleh konsumen, apabila konsumen suatu perusahaan banyak maka kemajuan suatu perusahaan akan semakin pesat . Berdasarkan teori Kotler & Amstrong (2012:168) bahwa keduanya memiliki karakteristik yang sama diantara keputusan pembelian dengan keputusan menginap yang menyatakan bahwa: “Purchase decision is the buyer’s decision about which brand to purchase” atau keputusan pembelian adalah bagian dari keputusan pembeli tentang produk barang atau sebuah jasa yang akan dibeli yang diartikan di dalam konsep industri perhotelan tamu yang menginap sudah pasti membeli produk dan jasanya.” Menurut Nugroho J. Setiadi (2003:14) mendefinisikan bahwa “Keputusan pembelian konsumen adalah suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif, dan memilih salah satu diantaranya”. Tahap-tahap proses keputusan pembelian konsumen menurut Philip Kotler yang dialihbahasakaan Bob Sabran (2012:184) sebagai berikut: a. b. c. d. Pengenalan Masalah Dalam pengenalan masalah atau pengenalan kebutuhan, ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan. Rangsangan ini bisa datang dari dalam (internal) atau dorongan dari luar (eksternal). Pencarian Informasi Untuk membuat keputusan, konsumen perlu memiliki informasi yang lengkap baik dari sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), maupun sumber komersial (iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan). Evaluasi Alternatif Sehubungan dengan banyaknya produk sejenis dengan merek berbeda maka konsumen dihadapkan pada alternatif yang dipilih, dalam hal ini dituntut kejelian dari pemasar untuk megetahui sifat produk bagaimana yang diinginkan konsumen. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang memenuhi kebutuhan. Keputusan Pembelian Tahap yang harus diambil setelah melalui tahapan diatas, bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan menyangkut merek, penyalur, kuantitas, model, waktu, dan metode pembayaran. 16 e. Perilaku Pasca Pembelian Ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang ia beli. Apakah ia akan puas atau kecewa, tergantung pada jarak ekspetasi dengan kenyataan yang dihadapi. Keterkaitan antara 2 variabel customer value dan keputusan menginap dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2009:13) yaitu ”nilai yang diberikan pelanggan melalui produk atau merek yang diciptakannya, tidaklah selalu benefit yang tinggi dan biaya yang lebih rendah dibandingkan pesingnya, yang penting adalah bagaimana perusahaan memiliki suatu keunggulan dari pesaing, baik itu dari benefit yang diberikan ataupun biaya yang ditawarkan”. Berdasarkan pendapat di atas ada hubungan yang jelas antara customer value dengan keputusan menginap dengan adanya perbandingan antara manfaat (benefit) dan biaya (cost) yang dirasakan terhadap suatu produk dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapat produk tersebut. Kebutuhan dan keinginan untuk membeli suatu produk tidaklah selalu tetap. Pelanggan atau konsumen menetukan pilihan berdasarkan presepsi nilai mereka. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus mencari solusi agar mampu menarik keputusan pembelian konsumen. Jadi dimana barang dan jasa yang dapat memberikan nilai tertinggi (high value) itulah yang akan menjadi pilihan konsumen dan perusahaan harus mencari solusi agar mampu menarik keputusan untuk menggunakan suatu jasa hotel. Berdasarkan uraian di atas maka diketahui bahwa kurangnya customer value yang diberikan oleh perusahaan dapat berpengaruh terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis. 17 2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Adanya Pengaruh Positif Customer Value (x) Terhadap Keputusan Menginap Pada Tamu Bisnis (y) Di Prime Park Hotel Bandung. Bertitik tolak dari hipotesis di atas, untuk mempermudah pembahasan, peneliti akan menjelaskan definisi operasional variabel sebagai berikut: a. Customer value merupakan kumpulan manfaat yang diharapkan akan diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu dengan mengeluarkan pengorbanan (biaya). b. Pengaruh positif menunjukan adanya hubungan yang ditimbulkan oleh customer value terhadap keputusan menginap tamu bisnis di Prime Park Hotel Bandung. c. Keputusan menginap proses penganbilan keputusan dan aktifitas yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, atau dalam keputusan menggunakan suatu pelayanan jasa di Prime Park Hotel Bandung. d. Signifikan adalah data yang mempunyai makna penting, maksudnya hasil perhitungan antara skor item dengan totalnya menunjukan koefisien korelasi yang dapat diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. e. Titik kritis yang digunakan untuk pengertian batas antar signifikan dengan non signifikan suatu nilai yang telah dihitung. f. Alfa () yaitu tingkat keabsahan validitas dengan derajat kepercayaan (simpang baku) 95% kekliruan 5% atau Alfa () = 0,05. Apabila terjadi 18 kesalahan atau kekliruan dalam analisa tersebut yang ditoleransi hanya sampai 5%. Melengkapi hipotesis di atas peneliti mengemukakan hipotesis statistik sebagai berikut: a. Ho : rs < 0: artinya tidak ada pengaruh yang positif antara customer value (x) terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis (y) di Prime Park Hotel Bandung. b. Hi : rs > 0: artinya terdapat pengaruh, antara customer value (x) terhadap keputusan menginap pada tamu bisnis (y) di Prime Park Hotel Bandung. c. rs, sebagai simbol unuk mengukur eratnya hubungan dua variabel penelitian yaitu customer value (x) dan keputusan menginap pada tamu bisnis (y). E. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan penelitiannya dalam menangkap peristiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti. Dalam penyusunan ini, maka penulis melakukan penelitian pada Prime Park Hotel Bandung yang beralamatkan di jalan. PH.H. Mustofa No.47/57 Kota Bandung. 2. Lamanya Penelitian Lamanya penelitian untuk mengumpulkan data, pengolahan data, sampai pelaporan diperkirakan selama 6 bulan dari mulai bulan September 2016 sampai Februari 2017. 19 TABEL 1.2 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN TAHUN 2016 NO KETERANGAN SEPTEMBER 1 1 Penjajakan 2 Studi Kepustakaan 3 Pengajuan Judul Penyusunan Usulan Penelitian Seminar (usulan penelitian) 4 5 2 3 OKTOBER 4 1 2 3 NOVEMBER 4 1 2 3 4 1 TAHAP PERSIAPAN TAHAP PENELITIAN 1 Pengumpulan Data a. Observasi b. Wawancara c. Dokumentasi 2 3 Pengolahan Data Analisis Data TAHAP PENYUSUNAN 1 Pembuatan Laporan 2 Perbaikan Laporan 3 Sidang Skripsi Sumber: Peneliti, 2016-2017 DESEMBER 2 3 4 JANUARI 1 2 3 FEBRUARI 4 1 2 3 4