KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA DALAM PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI ANEKDOT (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) Skripsi Diajukkan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh Ulfah Sundusiah NIM 1112013000036 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA DALAM PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI ANEKDOT (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) Skripsi Diajukkan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ulfah Sundusiah NIM. 1112013000036 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Penerapan PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) disusun oleh Ulfah Sundusiah, NIM 1112013000036, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 16 Februari 2017 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ulfah Sundusiah Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Januari 1994 NIM : 1112013000036 Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Judul Skripsi : Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Penerapan PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) Dosen Pembimbing : Dr. Hindun, M. Pd. Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 3 Februari 2017 ABSTRAK Ulfah Sundusiah. NIM: 1112013000036 ―KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA DALAM PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI ANEKDOT (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) Pelajaran bahasa Indonesia terkesan membosankan bagi para siswa kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat karena cara penyampaian materi yang guru berikan kurang menarik. Salah satu materi pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas X yaitu materi anekdot. Guru dapat menyampaikan secara menarik dan tidak membosankan apabila kegiatan belajar mengajar dirancang dengan penerapan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dengan kreativitas yang dimiliki oleh guru. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kreativitas guru bahasa Indonesia dalam penerapan PAIKEM pada materi anekdot di kelas X semester II MAN 12 Jakarta. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus di kelas X MIA 1 yang berjumlah 36 siswa. Adapun instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X MIA 1 MAN 12 Jakarta menerapkan PAIKEM pada materi anekdot yaitu terlihat kreatif pada penerapan pembelajaran aktif, kreatif, dan efektif. Dalam pembelajaran aktif, guru mampu menerapkannya karena seluruh siswa aktif terlibat dalam pembelajaran. Pada pembelajaran kreatif, guru berhasil membuat siswa menciptakan teks anekdot dari setiap kelompok. Pada pembelajaran efektif, guru berhasil menerapkannya dengan memanfaatkan waktu yang telah disediakan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sedangkan pada penerapan pembelajaran inovatif guru tidak kreatif karena tidak menggunakan media pembelajaran yang menarik siswa. Selanjutnya, pembelajaran menyenangkan guru tidak kreatif karena siswa merasa bosan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dan tidak ada game yang dapat membangkitkan semangat siswa kembali. Kata Kunci: Kreativitas, PAIKEM, dan Anekdot i ABSTRACT Ulfah Sundusiah. NIM: 1112013000036 ―CREATIVITY TEACHER OF LANGUAGE INDONESIA IN THE APPLICATION PAIKEM TO THE MATTER ANECDOTES (Studi Case in the Class X Semester II MAN 12 West Jakarta)‖ Subject of Indonesian language impressed boring for students class X semester II MAN 12 West Jakarta because the methods delivery of content which teacher give less interesting. One of content of Indonesian language for class X is content anecdote. Teacher can presenting with interesting and bored if learning activities designed with application PAIKEM (Learning Active, Innovative, Creative, Effective, and Fun) with creativity owned by teacher. As for the purpose this research is know creativity Indonesian language teacher in apply PAIKEM on material anecdote in class X Semester II MAN 12 West Jakarta. In this research, the use writers research methodology qualitative with the kind of research case study in the class X MIA 1 amount thirty six students. As for research instrument use writers is observation, interview, and documentation. The result of this research are teacher Indonesia follow in the class X MIA 1 MAN 12 Jakarta apply PAIKEM to the matter anecdote namely look creative on the application of learning active, creative, and effecitive. In learning active, teacher capable of apply it for all students actively engaged in learning. On learning cerative, teacher secceed to make students created text anecdotes of any gruoup. On learning effective, teachers managed to apply it by using time that have been provided so that the purpose of learning can be achieved. While in the application of learning innovative teachers do not creative because they did not use instrument learning that interesting students. Nekxt, learning fun, teacher do not creative because students bored when teaching and learning active ongoing and no the game cam uplifting student back. Keywords: Creativity, PAIKEM (Learning Active, Innovative, Creative, Effective, and Fun), and Anecdote ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim puji syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―KREATIVITAS GURU BAHASA INDONESIA DALAM PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI ANEKDOT (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat)‖. Sholawat dan salam tak lupa senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw beserta para sahabat dan keluarganya. Penulisan skripsi ini tidak luput dari segala hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun, segala hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat bimbingan dan doa dari berbagai pihak, terutama dari kedua orang tua dan dosen pembimbing skripsi dan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum sebagai Ketua Jurusan PBSI. 3. Dr. Hindun, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahannya dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Khususnya kepada Bapak dan Ibu dosen jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis. 5. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, yaitu Ibu Dra. Herawati, M.Pd beserta jajarannya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. 6. Dra. Iceu Aisyah, M.Pd selaku guru Bahasa Indonesia kelas X yang sudah membantu penulis melaksanakan penelitian. iii iv 7. Siswa-Siswi MAN 12 Jakarta, khususnya kelas X MIA 1 yang sangat membantu dalam penelitian ini. Terimakasih atas kesempatan dan kerjasamanya. 8. Teristimewa untuk Ayahanda Drs. H. Sofyan Hadi dan Ibunda tercinta Hj. Zubaidah yang selalu memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan yang begitu luar biasa dirasakan oleh penulis. Skripsi dan gelar sarjana ini khusus penulis persembahkan untuk ayahanda dan ibunda tercinta. 9. Untuk kakakku Nurjannah, S.Pd, Abang ku Ahmad Syauqy, S.Pd.I, dan Adikku Qurratu Ainy yang penulis sayangi, terimakasih selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawa di saat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas doa dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Putri Anggraeni Ruminto, Yayah Nur Asyani, Khasyaful Anwar dan Povi Maspupah sahabatku tercinta yang telah memberikan dukungan dan juga penyemangat penulis. 11. Teman-Temanku Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2012. 12. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terimakasih atas segala bantuan, perhatian dan semangat yang diberikan untuk penulis. Semoga Allah SWT memberi balasan yang berlipat ganda atas bantuan dan kebaikan mereka. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin Ya Rabbal Alamiin. Jakarta, 3 Februari 2017 Penulis Ulfah Sundusiah DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK ............................................................................................................ i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ..........................................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................................8 C. Pembatasan Masalah ............................................................................8 D. Rumusan Masalah ................................................................................8 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................9 F. Manfaat Penelitian ................................................................................9 BAB II LANDASAN TEORETIK .................................................................... 10 A. Kreativitas Guru .................................................................................10 1. Pengertian Kreativitas ..................................................................10 2. Ciri-Ciri Individu Kreatif .............................................................14 B. PAIKEM ..............................................................................................15 1. Konsep PAIKEM ..........................................................................15 2. Pengertian PAIKEM .....................................................................16 3. Karakteristik PAIKEM ..................................................................25 4. Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi Pendekatan PAIKEM ....................................................................26 C. Anekdot ................................................................................................29 1. Pengertian Anekdot .......................................................................29 2. Struktur Teks Anekdot ..................................................................29 3. Ciri-Ciri Teks Anekdot ..................................................................30 E. Penelitian Relevan ..............................................................................30 v vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................34 A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................34 B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................34 C. Sumber Data .......................................................................................36 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................36 E. Teknik Analisis Data ..........................................................................43 BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................45 A. Gambaran Umum Sekolah .................................................................45 B. Analisis Data ......................................................................................58 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................74 A. Simpulan .............................................................................................75 B. Saran ...................................................................................................75 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Transkrip Hasil Wawancara Kepala Sekolah Lampiran 2: Transkrip Hasil Wawancara Guru Lampiran 3: Transkrip Hasil Wawancara Siswa Lampiran 4: Surat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 5: Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 6: Surat Permohonana Izin Penelitian Lampiran 7: Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8: Foto Penelitian Lampiran 9: Daftar Uji Referensi vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengembangkan pola pikir, sikap, serta memperluas atau memperkaya kosa kata yang digunakan oleh seorang manusia. Dalam usaha untuk mencapai perkembangan tersebut, maka pendidikan menuntut adanya perhatian dan partisipasi dari semua komponen yang ada dalam proses pendidikan dan proses pembelajaran. Komponen tersebut adalah siswa dan guru. Guru merupakan komponen proses pendidikan yang harus mampu membawakan materi pelajaran dengan kreativitas yang dimiliki. Setiap individu dianugerahkan mempunyai kreativitas oleh Allah SWT. Kreativitas yang dimiliki oleh individu dengan individu lainnya akan berbeda. Pada umumnya manusia berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam dirinya dengan mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Dengan kreativitas, hal apapun yang telihat membosankan akan terlihat lebih menarik. Begitu pula dengan proses pembelajaran di dalam kelas, apabila guru dapat mengemas dan membawakan materi pelajaran dengan penuh kreativitas maka pembelajaran tidak akan membosankan para siswa. Pada dasarnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya pelajaran bahasa Indonesia sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas melibatkan guru dan siswa. Siswa yang jumlahnya tidak sedikit dalam tiap kelas mengharuskan guru untuk dapat menguasai kelas. Memang ini bukan hal yang mudah untuk menghadapi siswa dengan berbagai karakter yang dimiliki. Walaupun demikian guru harus mampu menguasai kelas dengan terus mengembangkan kreativitas dan meningkatkan kualitas dalam dirinya. 1 2 Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru harus memahami tahap pembukaan, tahap inti, serta tahap penutup. Semua ini memerlukan perancangan pembelajaran yang serius dan semenarik mungkin yang akan diimplementasikan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di kelas, guru seyogyanya mampu menggunakan berbagai media, metode, sumber, model, strategi, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran terutama pada pelajaran bahasa Indonesia. Selain faktor pendukung di atas, guru juga harus mampu memberikan penjelasan secara detail, mampu memberikan motivasi, bimbingan, ide-ide, serta mampu memberikan penguatan kepada siswa. Terkait dengan peran dan profesi guru maka peneliti mengutip kalimat yang diungkapkan oleh Rusman, yaitu: Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peran guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar dengan bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif, dan produktif sebagai asset nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan di masa datang.1 Perkembangan zaman yang semakin modern ini menuntut guru agar senantiasa meningkatkan kualitas dirinya ketika mengajar. Guru yang senantiasa memperbaiki kualitas dirinya akan selalu mengoreksi dirinya ketika ia selesai melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan kualitas guru yang bagus ketika mengajar siswa akan mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin modern. Guru harus pandai membawakan materi pelajaran khususnya pelajaran bahasa Indonesia, harus mampu mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-sehari. 1 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), Cet. VI, hlm. 35. 3 Dengan menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan seharihari akan memberikan sesuatu yang mudah dipahami dan diterapkan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Guru lah yang berperan untuk menyampaikan materi pelajaran senyata mungkin dengan kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar mengajar guru senantiasa harus mengingat bahwa zaman sudah berganti menjadi lebih modern, pendidikan lebih menekankan pada bidang teknologi. Untuk itulah guru harus bisa terus meningkatkan kualitas dalam dirinya, terutama meningkatkan kreativitas untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar lebih bervariasi dan tidak membosankan siswa. Berkembang cepat dan mudahnya informasi yang diterima melalui berbagai media menuntut guru untuk tidak ketinggalan informasi dan lebih memajukan pendidikan pada bidangnya masing-masing. Selain itu juga, guru dituntut agar mengajar lebih kreatif dan tidak mengandalkan pada buku paket dan LKS. Guru yang kreatif tidak hanya mengandalkan buku paket dan juga LKS tetapi ia mampu mengembangkan ide-idenya dengan menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan lebih sesuai dengan kondisi zaman, sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa, juga sesuai dengan karakteristik siswa. Betapa pentingnya pengembangan kreativitas dalam sistem pendidikan ditekankan oleh para wakil rakyat melalui ketetapan MPR-RI No. 11/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai berikut ―sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan pembangunan di segala bidang yang memerlukan keahlian dan keterampilan, serta dapat sekaligus meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja‖.2 Berdasarkan pernyataan tersebut, jelaslah bahwa guru harus mempunyai kreativitas dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru yang mengajar dengan kreativitas yang tinggi akan disenangi para siswanya, karena guru membawakan materi palajaran dengan berbagai cara pembelajaran yang membuat suasana belajar menjadi menarik dan 2 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), Cet. III, hlm. 46. 4 lebih berwarna. Berdasarkan pernyataan di atas juga bahwa pendidikan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat kita lihat melalui perubahan kurikulum, yaitu mulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004, kurikulum 2006, dan kurikulum 2013. Tidak hanya pada kurikulum, peningkatan mutu guru juga perlu diperhatikan dalam setiap bidang studi. Guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar harus mempunyai tanggung jawab dan juga mempunyai kreativitas dalam membawakan materi pelajaran. Dalam praktik pembelajaran di sekolahsekolah masih terlihat beberapa guru bahasa Indonesia yang terpaku dengan buku paket dan LKS, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin modern sehingga guru dapat menggunakan berbagai media dan sumber pelajaran yang relevan dan menarik perhatian para siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Keterpakuan beberapa guru pada buku paket dan LKS membuat para siswa mudah bosan dan acuh terhadap pelajaran bahasa Indonesia sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dirancang sedemikian rupa menjadi tidak berhasil. Permasalahan tidak hanya dapat ditemukan dari keterpakuan beberapa guru bahasa Indonesia pada buku paket dan juga LKS, dapat ditemukan juga beberapa guru bahasa Indonesia yang tidak terlalu peduli dengan cara mengajarnya. Mereka mengajar dengan model pembelajaran yang sama setiap kali pertemuan, padahal materi pelajaran bahasa Indonesia itu berbeda-beda setiap kali pertemuan. Hal inilah yang akan membuat para siswa menjadi sangat bosan ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia dan mereka memilih untuk berbincang-bincang dengan teman-temannya dan gurunya tidak didengarkan. Untuk itulah, dalam merancang proses pembelajaran guru harus penuh kreativitas dalam mengembangkan materi pelajaran dan guru juga harus senantiasa melihat kondisi dan karakteristik para siswa agar semua siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung 5 tidak ada yang sibuk sendiri, mereka mendengarkan dan dapat memahami materi pelajaran dengan sempurna. Materi-materi pelajaran bahasa Indonesia sangatlah beragam jumlahnya. Pada kurikulum 2013 di kelas X terdapat beberapa materi yaitu anekdot, laporan hasil penelitian, presedur kompleks dan sebagainya. Untuk membuat pelajaran semakin menyenangkan harus dikemas sedemikian rupa sehingga peserta didik tertarik dan antusias untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia. Penerapan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) pada kurikulum 2013 sangatlah penting karena dengan menerapkan PAIKEM seluruh siswa diharapkan ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. PAIKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat guru terapkan dalam mengajar bahasa Indonesia di dalam kelas. Proses pembelajaran hendaknya melibatkan para siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, tidak hanya mengandalkan dari guru saja. Guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar hendaknya memperhatikan kondisi siswa serta mampu membawakan materi pelajaran dengan baik yang tentunya dibantu dengan penggunaan metode, strategi, serta media pembelajaran. Materi pelajaran yang ingin disampaikan kepada siswa hendaknya tidak memberatkan siswa dan tidak menekan siswa. Untuk itulah agar kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan maka guru harus mampu merancang proses pembelajaran yang menarik dan menimbulkan keingintahuan yang besar serta semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas. Dalam proses pembelajaran tidak hanya aktif, inovatif, kreatif, efektif tetapi juga menyenangkan. Kegiatan belajar mengajar harus menyenangkan untuk para siswa agar mereka mempunyai semangat untuk terus mencari ilmu dan tidak merasa takut serta tertekan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas khususnya pada mata pelajaran bahasa 6 Indonesia. PAIKEM pada zaman sekarang ini sangatlah dibutuhkan dan guru harus mampu menerapkan PAIKEM ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Hal ini untuk merangsang siswa belajar dan berpikir, tidak hanya mengandalkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru mereka. ―Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara efektif dan menyenangkan‖.3 Dengan menerapkan model pembelajaran PAIKEM diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum di sekolah. Guru yang kreatif mampu mengembangkan materi pelajaran secara menarik dan tidak membosankan. Penerapan PAIKEM dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa model pembelajaran yang selama ini berlangsung cenderung membuat siswa merasa malas dan bosan dalam belajar, di mana siswa hanya duduk pasif mendengarkan guru berceramah, tanpa memberikan reaksi apapun kecuali mencatat di buku tulis atas apa yang diucapkan oleh mereka. Hal ini berakibat pada kurang optimalnya penguasaan materi pada diri peserta didik.4 Kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung membosankan, sebab waktu 45 menit pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan metode ceramah tentu akan membuat peserta didik sangat bosan dan mengantuk. Untuk itulah tidak ada salahnya jika guru benar-benar menguasai dan memanfaatkan berbagai perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan agar semuanya tidak ada yang sia-sia dan materi apapun yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan dipahami oleh seluruh siswa di dalam kelas. Guru harus menyadari bahwa pelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks. Artinya, pembelajaran tersebut harus menunjukkan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam 3 Rusman, Op.Cit., hlm. 322. Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, hlm. 259. 4 7 suatu lingkungan pendidikan dan guru pun harus mengerti bahwa siswa-siswa pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda-berda. Cara memahami materi yang diajarkan berbedabeda, ada yang bisa menguasai meteri lebih cepat dengan keterampilan metorik (kinestetik), ada yang menguasai meteri lebih cepat dengan mendengar (auditif), dan ada juga yang menguasai materi lebih cepat dengan melihat atau membaca (visual).5 Untuk itulah kreativitas dalam menerapkan PAIKEM sangatlah dibutuhkan agar tidak ada siswa yang merasa ketinggalan dalam memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dalam menerepkan PAIKEM guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa memahami pelajaran dengan mudah, tidak merasa tertekan ketika mengikuti kegiatan pelajaran bahasa Indonesia, dan berani untuk maju ke depan mengungkapkan pendapatnya. Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern tuntutan untuk kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada meteri pelajaran bahasa Indonesia semakin meningkat karena melalui PAIKEM pelajaran bahasa Indonesia tidak dianggap remeh lagi oleh para siswa. Pelajaran bahasa Indonesia sebenarnya begitu menarik dan sangat menyenangkan jika guru dapat menyampaikannnya dengan cara yang menarik dan tidak membosankan para siswa. Dengan kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.6 Guru harus mampu memberikan ruang yang luas untuk siswa 5 Rusman, Op.Cit., hlm. 323. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm. 6. 6 8 mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki secara optimal. Dalam hal ini guru tidak boleh membatasi gerak siswa di dalam kelas. Untuk itulah PAIKEM sangat dibutuhkan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ―Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Menerapkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah antara lain: 1. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia guru lebih terpaku pada buku paket dan LKS. 2. Guru kurang kreatif dalam mengajar. 3. Guru hanya menggunakan metode, strategi, media, teknik, dan model pembelajaran yang sama setiap kali pertemuan. 4. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dikemas oleh guru tidak menyenangkan dan membosankan. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot kelas X MIA 1 semester II di MAN 12 Jakarta Barat, tahun pelajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang penulis 9 rumuskan, yaitu bagaimana kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X MAN 12 Jakarta Barat tahun pelajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X MAN 12 Jakarta Barat. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis, yaitu diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis, yaitu: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi keilmuan Bahasa Indonesia dalam lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia. c. Bagi guru, khususnya guru pendidikan bahasa Indonesia sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot. d. Bagi siswa, memberikan kontribusi untuk senantiasa terpacu dalam meningkatkan belajarnya untuk hasil yang lebih optimal dan membangun sikap aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. BAB II LANDASAN TEORETIK A. Kreativitas Guru 1. Pengertian Kreativitas Kata kreativitas merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi untuk didengar. Kreativitas memegang peranan utama dalam segala bidang, baik itu bidang pendidikan, dunia kerja, dan lain-lain. Bidang tersebut menuntut kreativitas yang dimiliki oleh setiap individu untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Ternyata kreativitas mempunyai arti yang dapat digunakan untuk lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kreasi; dengan kata lain, produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas. Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada.1 Kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode, ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.2 Berkaitan dengan pengertian kreativitas terdapat beberapa tokoh yang memiliki pendapat yang hampir sama, diantaranya 1) Santrock berpendapat bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi; 2) Mayesty, menyatakan bahwa kreativitas adalah 1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. VI, hlm. 145. 2 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. I, hlm. 14. 10 11 cara berpikir dan bertindak atau menciptakan sesuatu yang original dan bernilai/berguna bagi orang tersebut dan orang lain; 3) Angelou, berpendapat bahwa kreativitas ditandai dengan adanya kemampuan untuk menciptakan, mengadakan, menemukan suatu bentuk baru atau untuk menghasilkan sesuatu melalui keterampilan imajinatif; 4) Gallagher, menyatakan bahwa kreativitas berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, yang belum ada sebelumnya; 5) Moustakas, menyatakan bahwa kreativitas berhubungan dengan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam, dan orang lain.3 Pengertian lain mengenai kreativitas, kreativitas merupakan kemampuan yang miliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu seuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruksi baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif.4 Berdasarkan pengertian kreativitas di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu yang akan melahirkan gagasan yang baru, unik, indah, efisien, dan tepat guna untuk pemecahan suatu masalah. Pada dasarnya setiap individu mempunyai kreativitas yang berbeda. Setiap individu mempunyai cara masing-masing untuk dapat mengembangkan kreativitasnya dan hasil kreativitas yang dimiliki oleh individu akan mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Sesungguhnya bakat kreatif dimiliki oleh semua orang tanpa pandang bulu, dan yang lebih penting lagi ditinjau dari segi pendidikan 3 Yuliana Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak, (Jakarta: Indeks, 2010), Cet. I, hlm. 38 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. VI, hlm. 104. 12 ialah bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan, dan karena itu perlu dipupuk sejak dini.5 Memang harus diakui bahwa setiap orang berbeda dalam macam bakat yang dimilikinya serta derajat atau tingkat dimilikinya bakat tersebut. Adanya perbedaan bakat tertentu dialami oleh baik setiap guru maupun setiap orang tua dalam menghadapi anak-anak didik. Semua murid di dalam kelas mempunyai bakat-bakat tertentu, tetapi masingmasing dalam bidang yang berbeda-beda dan yang satu lebih menonjol dari pada yang lain.6 Guru bahasa Indonesia yang kreatif akan senantiasa mencari berbagai cara untuk dapat membawakan materi bahasa Indonesia secara menarik. Ketika guru bahasa Indonesia dihadapkan oleh suatu masalah, maka dengan sigap mencari solusi atau jalan keluar permasalahan tersebut dan mempunyai sikap terbuku terhadap sesuatu yang baru, siap menerima apa yang belum diketahuinya, siap menerima kritikan, dan sebagainya. Guru yang penuh kreativitas tidak akan kehilangan ide untuk mengembangkan proses pembelajaran yang dibawakannya. Guru tidak mudah putus asa dan mau mencoba sesuatu yang baru, misalnya ketika satu metode pembelajaran tidak berhasil diterapkan maka guru mengganti dengan metode lain sampai berhasil. Dalam pelaksanaanya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik. Menurut Dardjo Sukardja pada dasarnya ada tiga hal pokok yang harus dimiliki seorang guru dalam menghadapi situasi apapun, termasuk dalam menghadapi tantangan yang penuh persaingan pada era globalisasi. Ketiga hal tersebut adalah: Kepribadian yang mantap, Wawasan yang luas, dan kemampuan profesional yang memadai. Dengan wawasan yang luas diharapkan guru mampu memperhitungkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi dengan pertimbangan kondisi sekarang dan pengalaman masa lalu. Guru yang berwawasan luas mampu mengatasi berbagai hambatan yang 5 Utami munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), Cet. III. hlm. 52. 6 Ibid. 13 dihadapi, inovatif, dan kreatif, serta mempunyai pandangan yang realistik dan optimistik.7 Kita dapat melihat kreativitas itu ke dalam empat aspek, yaitu pertama, kreativitas itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi (power) yang ada dalam diri individu. Energi itu menjadi daya dorong bagi seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Robert Franken dalam buku Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif mengatakan ada tiga dorongan yang menyebabkan orang bisa kreatif, yaitu (1) kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih baik, (2) dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide, serta (3) keinginan untuk memecahkan masalah. Ketiga dorongan itulah, yang kemudian menyebabkan seseorang untuk berkreasi. Dengan kata lain, masalah kreativitas ini dapat dimaknai sebagai sebuah energi atau dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu.8 Kedua, kreativitas dimaknai sebagai sebuah proses. Kreativitas adalah proses mengelola informasi, melakukan sesuatu atau membuat sesuatu. Ketiga, kreativitas adalah produk. Haru Basuki dalam buku Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif mengatakan bahwa kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Keempat, kreativitas dimaknai sebagai person. Haru Basuki dalam buku Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif mengatakan bahwa kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru.9 7 Sun Aryo, Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas diunduh dari file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/ 195607221985031-SUNARYO/Artikel_Kreativitas_Guru.pdf pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 14.08 WIB, hlm. 116-117. 8 Momon Sudarma, Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. I, hlm. 18. 9 Ibid., hlm. 18-20. 14 2. Ciri-Ciri Individu Kreatif Sundu dalam Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut: a. Hasrat keingintahuan yang cukup besar; b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru; c. Panjang akal; d. Keinginan untuk menemukan dan meneliti; e. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit; f. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan; g. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas; h. Berpikir fleksibel; i. Menanggapi pertanyaan yang diajukkan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak; j. Kemampuan membuat analisis dan sitesis; k. Memiliki semangat bertanya serta meneliti; l. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik; m. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.10 Berdasarkan ciri-ciri individu kreatif di atas, bahwasanya guru yang kreatif memenuhi ciri-ciri di atas. Guru yang kreatif tidak akan pernah kehilangan ide dalam mengajar. Apabila ada gangguan seperti LCD kelas yang tidak bisa dipakai, tidak ada speaker ketika melaksanakan materi mendengarkan, keadaan siswa yang tidak mendukung ketika menggunakan metode pembelajaran tertentu, dan sebagainya, guru tidak boleh diam dan pasrah dalam hal ini. Guru harus segera bertindak dan menggunakan cara lain agar pembelajaran dapat tetap berjalan. Inilah yang dinamakan guru kreatif yang apabila ada hambatan dapat dengan segera menanggulanginya. 10 Slameto, Op.Cit., hlm. 147-148. 15 B. PAIKEM 1. Konsep PAIKEM Dasar hukum pelaksanaan pembelajaran harus berbasis PAIKEM terdapat dalam beberapa regulasi. Pertama, undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1, ayat 1: ―Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara‖. Pasal 40 ayat (2): ―Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Kedua, dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Beberapa pasal menyebutkan: Pasal 19, ayat 1: ―Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.‖ Ketiga, dalam Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pasal 1, ayat 1: ―Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Di samping itu, permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, secara tegas 16 memberikan pedoman bagi perencanaan, pembelajaran, penilaian, dan pengawasannya. pelaksanaan proses 11 2. Pengertian PAIKEM PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata ―disuapi‖ guru.12 Model Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif selama proses pembelajaran. Untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tersebut, tentu saja diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran yang aktif dan menyenangkan tidak efektif apabila tujuan belajar tidak tercapai dengan baik.13 11 Saminanto, Mengembangkan RPP PAIKEM, EEK, dan Berkarakter, (Semarang: Rasail Media Group, 2012), Cet. I, hlm. 9-10. 12 Mohammad Jauhar, Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet. I, hlm. 150. 13 Endang Mulyatiningsih, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM), (Depok: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 2010), diunduh dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang- 17 PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata ―disuapi‖ guru. Di antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM, ialah: 1) metode ceramah plus, 2) metode diskusi; 3) metode demonstrasi; 4) metode role-play; dan 5) metode simulasi.14 Berikut ini penjelasan mengenai PAIKEM, antara lain: a. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan bahan dan bimbingan. Serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.15 Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana mulyatiningsih-mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf diunduh pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 14.00 WIB, hlm. 3. 14 Wirasa, Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM diunduh dari journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3517/pdf pada tanggal 29 Juni 2016 pukul 20.05 WIB, hlm. 2. 15 Ibid 18 sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa di dorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.16 Di satu sisi, guru aktif: Memberikan umpan balik; Mengajukan pertanyaan yang menentang; dan Mendiskusikan gagasan siswa.17 Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal: Bertanya/meminta penjelasan; Mengemukakan gagasan; dan Mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.18 Guru dalam membawakan materi pelajaran bahasa Indonesia harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hanya berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa berperan aktif seperti mengajukkan pertanyaan, mengemukakan gagasan, serta dapat mendiskusikan gagasannya. b. Pembelajaran Inovatif Mcleod mengartikan inovasi sebagai: “something newly introduced such as method or device”. Berdasarkan hal ini, segala aspek (metode, bahan, perangkat, dan sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif apabila metode dan sebagainya itu berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun semua itu bukan barang baru bagi orang lain. Membangun sebuah pembelajaran inovatif biasa menampung dilakukan setiap dengan karakteristik cara-cara siswa yang diantaranya dan mengukur kemampuan/daya serap setiap siswa. Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan keterampilan dengan 16 Jauhar, Op.Cit., hlm. 156. Ibid., hlm. 157. 18 Ibid. 17 19 menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran), sedang sebagian lainnya menyerap ilmu dan keterampilan secara kinestetik (rangsangan/gerakan otot dan raga). Dalam hal ini, penggunaan alat/perlengkapan (tools) dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam proses pembelajaran merupakan kebutuhan dalam membangun proses pembelajaran inovatif.19 Pembelajaran inovatif merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.20 Melalui pembelajaran inovatif, peserta harus terbebas dari perasaan bosan, malas, ketakutan akan kegagalan atau perasaan tertekan dikarenakan tenggang waktu tugas dll. Selama proses pembelajaran diharapkan muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang keluar dari peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.21 Di satu sisi, guru bertindak inovatif dalam hal: Menggunakan bahan/materi baru yang bermanfaat dan bermartabat; Menerapkan pelbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru; Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan; Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.22 Di satu sisi, siswa pun bertindak inovatif dalam arti: Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku; 19 Ibid., hlm. 158-159. Remiswal dan Rezki Amelia, Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran Agama Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. I, hlm. 50. 21 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorak Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, hlm. 262. 22 Jauhar, Op.Cit., hlm. 159. 20 20 Berupaya mencari bahan/materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan; Menggunakan perangkat teknologi maju dalam proses belajar.23 Dalam pembelajaran inovatif guru harus mampu menggunakan metode pembelajaran lebih dari satu atau bervariasi. Hal ini dikarenakan setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda, siswa mudah bosan, jenuh, malas, dan sebagainya. Tidak hanya guru, siswa pun harus mampu bertindak inovatif dengan mancari bahan pelajaran dari berbagai sumber, seperti internet, koran, majalah, dan lain-lain. Dengan menciptakan pembelajaran yang inovatif diharapkan tidak ada lagi siswa yang merasa bosan, malas, jenuh, mengantuk, serta tertekan ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia di kelas. c. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.24 Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkannya dalam bentuk sebuah hasil karya baru.25 Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan/kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana 23 Ibid. Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013) Cet. VI, hlm. 324. 25 Ibid., hlm. 324-325. 24 21 baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.26 Di satu sisi, guru bertindak kreatif dalam arti: Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam; Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana.27 Kreatif belajar dapat ditunjukkan oleh guru dalam (1) membuat soal; (2) menyusun pertanyaan; (3) variasi dalam memperoleh informasi, penyelesaian; (4) Mengerjakan soal dalam berbagai cara; (5) wawancara lebih dari seorang guru; dan (6) identifikasi pekerjaan.28 Berdasarkan pengertian pembelajaran kreatif dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kreatif adalah suatu proses pembelajaran dimana seorang guru harus mampu merangsang kreativitas siswa. Hal ini dapat guru lakukan dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara bervariasi antara satu materi dengan materi yang lain berbeda. Untuk mengembangkan sikap kreatif dalam diri siswa, guru tidak boleh membatasi siswa dalam mengekspresikan karyanya. d. Pembelajaran Efektif Fuad Hasan mengatakan ―pembelajaran yang efektif‖ adalah pembelajaran yang mendidik, yang secara serentak dapat memenuhi dua sisi penting dari tujuan pendidikan di sekolah yakni: 1) memiliki atau menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) dan 2) 26 membangun diri pribadi sebagai pemanggung eksistensi Jauhar, Op.Cit., hlm. 162. Ibid., hlm. 163 28 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabet, 2013), Cet. IV, hlm. 174. 27 22 manusia.‖29 Pembelajaran efektif dalam materi bahasa Indonesia yang terlibat di dalamnya baik itu guru maupun siswa harus mampu memenuhi dua sisi penting tujuan pendidikan di sekolah. Jika siswa dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif maka pembelajaran efektif akan berhasil diterapkan dan dapat mencapai tujuan. Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.30 Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal yang sehat.31 Pembelajaran efektif akan memberikan siswa kebebasan untuk menafsirkan informasi yang mereka dapatkan dalam pelajaran. Guru harus mampu mengkondisikan siswa untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif. Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: (1) melakukan appersepsi, (2) melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4) melakukan penilaian yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus 29 Masitoh dan Laksmi Dewi, Op.Cit. hlm, 262. Rusman, Op.Cit., hlm. 325. 31 Ibid. 30 23 memerhatikan beberapa hal, yaitu (1) pengelolaan tempat belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan tempat pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pembelajaran, dan (5) pengelolaan media dan sumber belajar.32 Ketika guru bahasa Indonesia ingin menerapkan pembelajaran yang efektif, guru dapat melakukan langkah-langkah seperti di atas. Hal ini untuk tercapainya tujuan pembelajaran serta pembelajaran dapat berjalan lancar dan setiap siswa ikut terlibat di dalamnya. Guru juga harus memperhatikan keadaan kelas, sumber belajar, materi pelajaran bahasa Indonesia, dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang menyebakan guru menjadi pengajar yang efektif dan siswa yang menjadi pembelajaran yang efektif, antar lain: Di satu sisi, guru menjadi pengajar yang efektif, karena: Menguasai materi yang diajarkan; Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh; Menghargai siswa dan memotivasi siswa; Memahami tujuan pembelajaran; Mengajarkan keterampilan pemecahan masalah; Menggunakan metode yang bervariasi; Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca; Mengajarkan cara mempelajari sesuatu; Melaksanakan penilaian yang tepat dan benar.33 Borich, menyimpulkan lima karakteristik perilaku kunci dari guru yang efektif, yaitu: 1) Kejelasan pelajaran, 2) variasi pembelajaran, 3) berorientasi pada tugas, 4) pelibatan proses belajar, dan 5) keberhasilan siswa.34 Di satu sisi, siswa menjadi pembelajar yang efektif dalam arti: Menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang diperlukan; 32 Ibid., hlm. 326. Jauhar, Op.Cit., hlm. 163. 34 Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. II, hlm. 181. 33 24 Mendapat pengalaman baru yang berharga.35 e. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman, dan asik. Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah: Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress), aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi; Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan; Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan; Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasikan materi yang sedang dipelajari; Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang enthusiast.36 Menyenangkan dalam hal belajar dapat dilihat (1) tidak tertekan; (2) bebas berpendapat; (3) tidak ngantuk; (4) bebas mencari objek; (5) tidak jemu; (6) berani berpendapat; (7) belajar sambil main; (8) banyak ide; (9) santai tapi serius (serius tapi santai); (10) dapat berkomunikasi dengan orang lain; (11) tidak merasa canggung; (12) belajar di alam bebas; (13) tidak takut.37 Akibatnya, dalam pembelajaran yang menyenangkan guru tidak membuat siswa: Takut salah dan dihukum; Takut ditertawakan teman-teman; 35 Jauhar, Op.Cit., hlm. 164. Ibid. 37 Sagala, Op.Cit., hlm. 176. 36 25 Takut dianggap spele oleh guru atau teman; Di sisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa: Berani bertanya; Berani mencoba/berbuat; Berani mengemukakan pendapat/gagasan; Berani mempertanyakan gagasan orang lain.38 Berdasarkan pernyataan di atas, pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa akan merasa senang, tidak tegang, menarik, dan tidak bosan dalam mengikuti proses belajar. Pembelajaran yang menyenangkan hendaknya dapat diterapkan oleh guru terutama pada guru bahasa Indonesia. Dalam dunia pendidikan ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak diperbolehkan untuk menekan atau memaksa siswa sehingga siswa merasa tertekan dan takut dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Untuk itulah guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan akan menambah semangat siswa ketika mengikutinya. 3. Karakteristik PAIKEM PAIKEM merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi bahasa Indonesia. Dengan menerapkan PAIKEM seluruh siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Adapun karakteristik PAIKEM, antara lain: a. Berpusat pada siswa (student-centered); Berpusat pada siswa: Guru sebagai fasilitator, bukan penceramah; Fokus pembelajaran pada siswa bukan pada guru; Siswa belajar secara aktif; 38 Jauhar, Op.Cit. 26 Siswa mengontrol proses belajar dan menghasilkan karyanya sendiri, tidak hanya mengutip dari guru. b. Belajar yang menyenangkan (joyfull learning); c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu (competency-based learning); d. Belajar secara tuntas (mastery learning); e. Belajar secara berkesinambungan (continuous learning); f. Belajar sesuai dengan ke-kini-an dan ke-disini-an (contextual learning).39 4. Hal-Hal Penting yang Harus Diperhatikan dalam Implementasi Pendekatan PAIKEM Dalam mengimplementasikan PAIKEM, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Memahami sifat yang dimiliki siswa Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua anak terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya merupakan modal dasar bagi perkembangannya sikap/pikiran kritis dan kreatif. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan lahan yang kita olah agar menjadi tempat yang subur bagi perkembangan kedua potensi anugerah Tuhan itu. 2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa Jean Piaget membagi perkembangan kecerdasan akal/perkembangan kognitif manusia menjadi empat tahapan, yakni: Sensory-motor (sensori-motor/0-2 tahun); Pre-operational (pra-operasional/2-7 tahun); Concrete-operational (konkret-operasional/7-11 tahun) 39 Ibid., hlm. 151. 27 Formal-operational (formal-operasional/11 tahun ke atas). 3. Mengenal siswa secara perorangan Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah dengan cara ―tutor sebaya‖. 4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. 5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan masalah karena dalam belajar sesungguhya kita menghadapkan siswa pada masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan tugas atau mengajukkan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang kritis. 6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. 28 7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram. 8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya.40 9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksiskan para siswa sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur berkelompok dan para siswa duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik seperti ini bukan ciri berlangsungnya PAIKEM yang sebenarnya, karena aktif secara mental (mentally active) lebih berarti pada aktif secara fisik (physically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental.41 40 41 Ibid., hlm. 152-153 Jauhar, Op.Cit., hlm. 155-156. 29 C. Anekdot 1. Pengertian Anekdot Pelajaran ini merupakan proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks anekdot. Pembelajaran teks ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan wawasan pengetahuan mengenai kritik dan humor dalam layanan publik. Tujuannya adalah agar peserta didik terampil berpikir kritis dan kreatif serta mampu bertindak efektif menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata.42 Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot bisa juga sesingkat pengaturan atau provokasi dari sebuah kelakar. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata dan melibatkan orangorang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya disuatu tempat yang dapat diidentifkasi. Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu yang diceritakan kembali tapi ―terlalu bagus untuk nyata‖. Terkadang menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan sesuatu kebenaran yang lebih umum daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter dengan ringan, sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada intinya.43 2. Struktur Teks Anekdot Teks anekdot pada umumnya terdiri dari 5 bagian. Lima bagian itu antara lain abstrak, orientasi, krisis, dan koda. 42 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), hlm. 98. 43 Mei Wulandari, Buku Pengayaan Bahasa Indonesia Kelompok Mata Pelajaran Wajib untuk SMA/MA/SMK/MAK (CV Arya Duta), hlm. 2. 30 Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detail di bagian ini. Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan. Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi. Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.44 3. Ciri-Ciri Teks Anekdot Untuk dapat memahami teks anekdot dengan baik, maka perlu diperhatikan ciri-ciri teks anekdot berikut ini: a. Dari kehidupan nyata dan diubah menjadi cerita yang berisi senda gurau. b. Bersifat fiktif c. Tujuan utamanya mengungkapkan kebenaran secara umum dengan cara menghibur pembaca d. Terkadang ada sindiran/satire e. Berkaitan dengan tradisi tamsil45 D. Penelitian yang Relevan Hasil penelitian relevan dengan penelitian ini antara lain: 1. Alfiyani, mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Kreativitas Guru dalam Memotivasi Siswa 44 45 Ibid, hlm. 17. Ibid., hlm. 38. 31 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 20 Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan metode penelitian deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian ini, yaitu kreativitas guru dalam memotivasi siswa dapat terlihat pada prosentase jawaban siswa ―sering‖ guru Pendidikan Agama Islam (PAI) memotivasi siswa untuk membaca buku yang berkaitan dengan pelajaran sebanyak (36,1%), serta sebanyak (51,2%) menjawab ―selalu‖ memperhatikan guru ketika menjelaskan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Alfiayani dengan peneliti, yaitu jika Alfiyani meneliti kreativitas guru dalam memotivasi siswa, sedangkan peneliti akan melakukan penelitian pada kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM. Perbedaan selanjutnya, peneliti akan melakukan penelitiannya pada pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan Alfiyani meneliti pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. Alfiyani melakukan penelitiannya pada tahun 2010 sedangkan peneliti melakukan penelitiannya pada tahun 2016. Tempat penelitiannya pun berbeda, jika Alfiyani melaksanakan penelitiannya di SMPN 20 Tangerang sedangkan peneliti melaksanakan penelitiannya di MAN 12 Jakarta Barat. Alfiyani melakukan penelitiannya untuk mengetahui apakah kreativitas seorang guru dapat memotivasi siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat mempengaruhi kreativitas, sedangkan peneliti melakukan penelitiannya untuk mengetahui bagaimana kreativitas guru bahasa Indonesia ketika mengajar dengan menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X MAN 12 Jakarta Barat. 2. Fiera Endah Pratiwi, Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Korelasi PAIKEM dan Keterampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP/MTS dalam Kurikulum 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2014 dengan metode penelitian deskriptif analitis. Adapun hasil penelitian ini, yaitu keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa dan 32 sastra Indonesia di SMP/MTS yang di korelasikan dengan PAIKEMdapat memberikan solusi pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat berprestasi sesuai dengan kompetensi inti. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Fiera dengan peneliti, yaitu jika Fiera meneliti korelasi PAIKEM dan keterampilan menulis sedangkan peneliti akan meneliti tentang kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM. Perbedaan selanjutnya, peneliti akan melakukan penelitiannya pada siswa kelas X MAN 12 Jakarta Barat, sedangkan Fiera melakukan penelitiannya pada siswa SMP/MTS. Fiera melakukan penelitiannya pada tahun 2014, sedangkan peneliti melakukan penelitiannya pada tahun 2016. Perbedaan selanjutnya, Fiera melakukan penelitian untuk menggambarkan korelasi PAIKEM dengan keterampilan menulis bahasa dan sastra Indonesia di SMP/MTS dalam kurikulum 2013, sedangkan peneliti melakukan penelitiannya untuk mengetahui bagaimana kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi anekdot di kelas X MAN 12 Jakarta Barat. 3. Popy Monica Rifjiana, Mahasiswi Universitas Negeri Semarang dengan judul skripsi Peningkatan Keterampilan Memproduksi Teks Anekdot Berbentuk Dialog Menggunakan Pendekatan Saintifik dengan Media Auodiovisual pada Siswa Kelas X TPIK 2 SMK Negeri 10 Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 dengan metode penelitian tindakan kelas. Adapun hasil penelitiannya adalah peningkatan keterampilan memproduksi teks anekdot berbentuk dialog dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan media audiovisual pada siswa kelas X TPIK 2 SMK Negeri 10 Semarang semakin baik. Pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan sebesar 6.856% dari siklus I ke siklus II. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Popu dengan peneliti, yaitu jika Popy meneliti peningkatan keterampilan memproduksi teks anekdot berbentuk dialog dengan metode pendekatan saintifik dengan media audiovisual, sedangkan peneliti akan meneliti kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot. selanjutnya, Popy 33 melaksanakan penelitiannya pada tahun 2015 di SMK Negeri 10 Semarang pada kelas X TPIK 2, sedangkan peneliti melaksanakan penelitiannya pada tahun 2016 di MAN 12 Jakarta Barat pada kelas X IPA 1. Perbedaan selanjutnya, popy melaksanakan penelitiannya untuk meningkatkan keterampilan memproduksi teks anekdot berbentuk dialog pada siswa tersebut dapat menggunakan metode saintifik dengan media audiovisual, sedangkan peneliti melaksanakan penelitiannya untuk mengetahui kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot di kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2016 sampai 3 Juli 2016 di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat yang bertempat di Jalan Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng, Jakarta Barat. B. Metode dan Desain Penelitian Metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus karena di MAN 12 Jakarta Barat kelas X terdiri dari enam kelas yaitu kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X IIS 1, X IIS 2, dan X IIK. Dalam penelitian studi kasus, peneliti melakukan penelitiannya secara mendalam di kelas X MIA 1. Penelitian ini berusaha menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, melihat sejauh mana kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM ketika mengajar di kelas. Dalam hal ini peneliti ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Kemudian peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitiannya secara narasi, karena penelitian kualitatif tidak memerlukan data statistik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks dan khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.1 Proses penelitian dengan menggunakan desain penelitian kualitatif dalam penelitian ini, yaitu peneliti memulai penelitiannya dengan melakukan observasi di sekolah yang dituju dengan mengamati kegiatan belajar mengajar 1 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. XXXII edisi revisi, hlm. 6. 34 35 pelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas, mengamati serta merekam guru bahasa Indonesia ketika mengajar, mengamati apakah guru tersebut menggunakan metode, media, strategi, model pembelajaran dengan baik, serta mengamati siswa ketika mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Setelah itu, peneliti akan melakukan wawancara terhadap narasumber, yaitu kepala sekolah, guru bahasa Indonesia, dan siswa kelas X MIA 1. Adapun penelitian kualitatif dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. ―Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu, kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuanya untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas‖.2 Berdasarkan pengertian di atas peneliti melakukan penelitian yang mendalam mengenai individu. Dalam hal ini individu yang dimaksud adalah guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar materi pelajaran bahasa Indonesia di kelas X yang tentunya terikat dengan waktu. Peneliti akan melihat bagaimana guru bahasa Indonesia menerapkan PAIKEM ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peneliti akan membagi mana bagian pada pembelajaran yang dibawakan oleh guru termasuk dalam pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, serta menyenangkan. Salah satu ciri khas studi kasus adalah adanya ―sistem yang terbatas‖ (Bounded system). Hal yang dimaksud dengan sistem yang terbatas adalah adanya batasan dalam waktu dan tempat serta batasan dalam kasus yang diangkat (dapat berupa program, kejadian, aktivitas, atau objek penelitian).3 Dengan demikian penulis hanya memfokuskan penelitiannya pada kreativitas yang dimiliki seorang guru bahasa Indonesia. Tempat untuk melaksanakan penelitian di MAN 12 Jakarta Barat yaitu di kelas X MIPA 1. 2 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, hlm. 152. 3 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. III, hlm. 76. 36 C. Sumber Data Adapun sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data secara langsung tanpa melalui perantara.4 Sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu hasil wawancara yang dilakukan pada guru bahasa Indonesia kelas X, yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd, kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Herawati, M.Pd dan kepada siswa-siswi kelas X MIA 1 yaitu sebanyak 15 siswa, serta hasil observasi. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang memberikan data secara tidak langsung, yaitu melalui orang lain atau lewat dokumen.5 Sumber data sekunder dalam penelitian ini, yaitu bukubuku yang mempunyai relevansi untuk memperkuat argumentasi dan melengkapi hasil penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Teknik observasi ini dilakukan dengan cara melihat dan mengamati langsung objek yang akan diteliti. Sebelum mengamati guru bahasa Indonesia, peneliti terlebih dahulu mengamati keadaan sekolah, ruang kelas, dan lain-lain. Setelah itu peneliti akan masuk kelas dan melakukan pengamatan terhadap guru bahasa Indonesia yang sedang mengajar di dalam kelas. Teknik ini digunakan untuk mengetahui bagaimana kegiatan belajar mengajar pelajaran bahasa Indonesia kelas X MIA 1 di MAN 12 Jakarta Barat. Peneliti ikut serta di dalam kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini keterlibatan peneliti di dalam kelas tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas walaupun peneliti hadir di dalam kelas tetapi peneliti tidak melakukan interaksi dan tidak ikut 4 5 M. Djamal, Paradigma Penelitian Kualitatif, (Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 64. Ibid. 37 berpartisipasi di dalam kelas, peneliti hanya merekam dan mengamati guru ketika mengajar pelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan PAIKEM. 2. Wawancara Teknik pengumpulan data selanjutnya wawancara. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukkan. Untuk itu pertanyaanpertanyaan disusun dengan rapi dan ketat. Pokok-pokok yang dijadikan dasar pertanyaan diatur secara sangat terstruktur.6 Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengajukkan pertanyaan kepada kepala sekolah MAN 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Herawati, M.Pd, guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dan siswasiswi MAN 12 Jakarta kelas X MIA 1 sebanyak 15 orang untuk memperoleh data tentang kreativitas guru dalam menerapkan PAIKEM pada materi Anekdot. Peneliti mengajukkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan. Dalam menyusun daftar pertanyaan peneliti menyusun secara terstruktur mulai dari yang umum sampai khusus. Berikut adalah tabel daftar pertanyaan untuk wawancara terstruktur, antara lain: a. Pertanyaan Wawancara untuk Kepala Sekolah No. 1. Daftar Pertanyaan Bagaimana pendapat Ibu mengenai cara mengajar guru bahasa Indonesia? 2. Apakah ibu selalu memberikan saran atau masukkan kepada setiap guru khususnya guru Bahasa Indonesia ketika mengajar? 3. Apakah Ibu memberikan kebebasan kepada guru untuk menggunakan sumber atau bahan pelajaran dari berbagai 6 Lexy J. Moleong, Op.Cit., hlm. 190. 38 sumber buku maupun media elektronik lainnya? 4. Apakah guru bahasa Indonesia sering mengajak Ibu untuk berdiskusi dalam hal metode, strategi, ataupun media pelajaran yang akan mereka gunakan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung? 5. Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang aktif? 6. Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang inovatif? 7. Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang kreatif? 8. Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang efektif? 9. Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang menyenangkan? 10. Apakah setiap guru membuat RPP dan silabus? 11. Apakah ibu menandatangani RPP dan Silabus yang dibuat oleh guru? 12. Apakah Ibu selalu mengontrol Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa? 13. Bagaimana pendapat Ibu mengenai kreativitas seorang guru yang ideal? 14. Menurut ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan bagi seorang guru? 15. Sebagai kepala sekolah, apa saja usaha yang ibu lakukan untuk memacu kreativitas guru dalam membawakan materi pelajaran bahasa Indonesia? 16. Upaya apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar? 17. Bagaimana pendapat Ibu mengenai PAIKEM? 39 18. Apakah model pembelajaran PAIKEM tepat diterapkan pada materi Bahasa Indonesia khusunya pada kurikulum 2013? 19. Bagaimana pendapat ibu mengenai kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM? 20. Tindakan atau upaya apa saja yang ibu lakukan agar para guru terutama guru bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan? 21. Saran apa yang ibu berikan kepada guru bahasa Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dalam dirinya dan meningkatkan kreativitasnya? b. Pertanyaan Wawancara untuk Guru No 1. Daftar Pertanyaan Sebagai seorang guru harus mempunyai RPP, Silabus, PROTA, PROSEM. Apakah ibu membuat perangkat pembelajaran tersebut? 2. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah ibu memberikan umpan balik kepada siswa? 3. Ketika mengajar, apakah ibu menggunakan berbagai bahan atau sumber yang berkaitan dengan materi yang dibahas? 4. Ketika mengajar apakah ibu menggunakan media pembelajaran? Biasanya media pembelajaran yang seperti apa yang ibu gunakan untuk mendukung proses pembelajaran? 5. Kegiatan atau cara apa yang ibu lakukan untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bervariasi? 6. Bagaimana cara ibu ketika mengatasi para siswa yang tidak semangat dalam belajar? 7. Berkaitan dengan kreativitas seorang guru ketika mengajar, menurut pendapat ibu seperti apa kreativitas yang harus 40 dimiliki oleh seorang guru? 8. Menurut Ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan dalam merancang proses pembelajaran? 9. Bagaimana cara ibu meningkatkan kreativitas dalam mengajar? 10. Menurut ibu, apakah model PAIKEM tepat digunakan pada pelajaran bahasa Indonesia? 11. Dalam mengajar, metode apa saja yang ibu diterapkan untuk menjadikan proses pelajaran menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan? 12. Bagaimana cara ibu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif. Menjadikan siswa aktif dalam bertanya dan membangun gagasan? 13. Bagaimana cara ibu menerapkan pembelajaran yang inovatif? 14. Dalam pembelajaran inovatif, siswa juga harus berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari berbagai sumber. Apa tindakan yang ibu lakukan? 15. Bagaimana cara ibu merangsang siswa untuk menjadi kreatif? 16. Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang semua siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Cara apa yang ibu lakukan untuk para siswa agar mereka semua terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif? 17. Bagaimana cara ibu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan? 18. Contoh humor apa yang biasa ibu berikan dalam kegiatan pembelajaran? 19. Berapa jenis ice breaking yang sudah diterapkan dalam kelas? 20. Dalam PAIKEM, kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran. Bagaimana 41 cara ibu meningkatkan kreativitas itu? 21. Bagaimana ibu merangsang siswa untuk menghasilkan teks anekdot sesuai dengan kreativitasnya masing-masing? 22. Apakah ibu pernah membuat atau menghasilkan teks anekdot? 23. Apakah ada kesulitan yang ibu alami ketika menyampaikan materi teks anekdot? 24. Bagaimana langkah ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan teks anekdot? 25. Bagaimana ibu mengembangkan kreativitas dalam menyampaikan materi anekdot? 26. Bagaimana ibu menerapkan PAIKEM dalam menyampaikan materi anekdot? 217. Adakah kendala atau hambatan yang ibu hadapi ketika menerapkan PAIKEM di dalam kelas? 28. Bagaimana solusi ibu untuk menyelesaikan hambatan tersebut? c. Pertanyaan Wawancara untuk Siswa No 1. Daftar Pertanyaan Bagaimana pendapat Anda tentang guru bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? 2. Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? 3. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? 4. Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa 42 Indonesia? 5. Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? 6. Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? 7. Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran bahasa Indonesia? 8. Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketka mengajar? 9. Dalam menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? 10. Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? 11. Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia? 12. Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? 13. Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? 14. Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? 15. Ketika pelajaran bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? 16. Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? 43 17. Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? 18. Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? 19. Ketika guru menjelaskan teks anekdot, apakah Anda memahaminya? 20. Apakah guru Anda memahami teks anekdot? 21. Ketika materi anekdot, apakh guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? 22. Dalam materi anekdot apakah guru mengajarkan contoh mempelajari sesuatu? 23. Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot? 24. Kesulitan apa yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? 25. Apakah guru Anda pernah menghasilkan teks anekdot? 26. Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? 27. Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? 3. Studi Dokumentasi Dokumentasi yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini berupa foto-foto kegiatan belajar mengajar di kelas, video ketika guru bahasa Indonesia mengajar dengan menerapkan PAIKEM, hasil transkrip wawancara, dan data penunjang berupa arsip-arsip sekolah yang terkait dengan penelitian ini. E. Teknik Analisis Data Bogdan dan Biklen menyatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan 44 data, memilah–milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang terpenting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.7 Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan serta menelaah data-data yang ditemukan melalui teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, serta studi dokumentasi. Ketika melakukan analasis data peneliti akan mereduksi data yakni memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting, serta membuang hal-hal yang tidak berkaitan dengan penelitian. Peneliti akan menganalisis, menggolongkan, dan mengorganisasikan data yang terkumpul sehingga sampai pada suatu kesimpulan akhir. Setelah semua data direduksi, kemudian penulis akan menyajikan data tersebut dalam bentuk uraian atau narasi sehingga data yang terkumpul dapat lebih jelas. 7 Ibid., hlm. 248. BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Berdirinya MAN 12 Jakarta Barat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Duri Kosambi Jakarta berdiri sejak tahun 1997, saat itu masih berstatus sebagai kelas jauh (KJ) dari MAN 10 Joglo Jakarta Barat. Seiring perjalanan waktu, MAN 10 KJ Duri Kosambi berkembang pesat. Dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin meningkat, fasilitas madrasah semakin memadai, dan sumber daya manusia-nya pun semakin profesional. Pada tanggal 30 Desember 2003, melalui SK Menteri Agama No. 558, Pemerintah menetapkan MAN 10 KJ Duri Kosambi menjadi MAN 12 Duri Kosambi Jakarta, dan Drs. M. Yunus, M.Pd ditetapkan sebagai Kepala Madrasah sampai bulan Desember 2008. Sejak Januari 2009 MAN 12 Jakarta dipimpin oleh Drs. Akhmad Jalalul Hadi hingga sekarang. Mulai Tahun Pelajaran 2006/2007, MAN 12 Duri Kosambi Jakarta mempunyai kampus yang berlokasi di Jl. Raya Duri Kosambi No. 3 Cengkareng. Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Duri Kosambi Jakarta sangat strategis di sisi jalan penghubung kota Jakarta dan Tangerang yang mayoritas penduduknya sangat identik dengan ajaran Islam, sehingga keberadaan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Duri Kosambi Jakarta sangat diharapkan menjadi sebuah lembaga pendidikan yang eksis memberikan pendidikan bercirikan Islam yang berkualitas. Madrasah Negeri 12 Jakarta adalah lembaga pendidikan yang bercirikan khas Agama Islam yang menyelenggarakan program pendidikan dengan (1) mengkombinasikan antara program umum, pendidikan agama, dan pengembangan diri serta kegiatan pembiasaan yang bersifat islami, (2) mengkombinasikan pendidikan umum dengan 45 46 penekanan pada keunggulan program dan prestasi di bidang tertentu, (3) mengkombinasikan pendidikan agama Islam dengan kemampuan dalam bahasa Inggris dan Arab serta keterampilan komputer. Agar program tersebut dapat diberdayakan secara maksimal bagi pengembangan peserta didik maka MA Negeri 12 Jakarta dituntut untuk dapat meramu kurikulum sedemikian rupa hingga kurikulum dan sistem pembelajaran dapat mencerminkan sekolah Islam, bersifat fleksibel dan adaptif serta senantiasa relevan dengan tuntutan masyarakat. Sejalan dengan semangat Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah, maka MA Negeri 12 Jakarta mengembangkan Kurikulum MA Negeri 12 Jakarta yang dijadikan pedoman dalam penyelenggraan pendidikan di MA Negeri 12 Jakarta. Kurikulum MA Negeri 12 Jakarta dikembangkan oleh Tim Pengembangan Kurikulum yang diberi tugas oleh Kepala Madrasah. Tim Pengembang yang ditunjuk berjumlah 10 orang yang terdiri atas Kepala Madrasah, wakil kepala madrasah, tenaga pendidik yang mewakili rumpun mata pelajaran, peserta didik yang diwakili oleh OSIS, dan tenaga kependidikan. 2. Visi dan Misi MAN 12 Jakarta Barat Visi MAN 12 Jakarta Visi MAN 12 Jakarta adalah Melahirkan generasi yang Intelek, Inovatif, dan Islami. Misi MAN 12 Jakarta 1. Menyiapkan calon pemimpin umat di masa depan yang mampu berkompetisi secara global dalam segala bidang kehidupan 2. Menyelenggarakan proses pendidikan yang kondusif, modern, dan inspiratif serta mampu mengembangkan kreatifitas peserta didik 3. Menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan amaliah terpuji melalui pembiasaan-pembiasaan yang Islami 47 3. Tujuan MAN 12 Jakarta Barat MAN 12 Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan daya saing dan daya juang civitas akademika dalam menghadapi tantangan globalisasi di masa yang akan datang. 2. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan berpikir ilmiah civitas akademika untuk mengembangkan diri melalui kegiatan penelitian yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Membentuk karakter peserta didik yang agamisdan peduli terhadap diri serta lingkungan sekitarnya. 4. Keadaan Siswa MAN 12 Jakarta Barat Keadaan siswa-siswi yang ada di MAN 12 Jakarta sangat bervariatif yang terdiri dari beberapa kelas, yaitu kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X IIS 1, X IIS 2, dan X IIK. Kelas XI IPA 1, X IPA 2, XI IPS 1, XI IPS 2. XI IPS 3, dan XI Keagamaan. Kelas XII IPA 1, XII IPA 2, XI IPA 3, XI IPS 1, XII IPS 2, dan XII Keagamaan. seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel Keadaan Siswa-Siswi Kelas X MAN 12 Jakarta Barat Kelas L P Jumlah X-MIA 1 11 25 36 X-MIA 2 9 24 33 X-MIA 3 11 24 35 X-IIS 1 12 22 34 X-IIS 2 11 22 33 X-IIS 3 21 18 39 Jumlah 75 135 210 48 Tabel Keadaan Siswa-Siswi Kelas XI MAN 12 Jakarta Barat Kelas L P JML XI-ILMU ALAM-1 14 24 38 XI-ILMU ALAM-2 14 23 37 XI-ILMU SOSIAL-1 18 18 36 XI-ILMU SOSIAL-2 19 17 36 X1-ILMU SOSIAL-3 15 23 38 XI-ILMU AGAMA 15 24 39 Jumlah 95 129 224 Tabel Keadaan Siswa-Siswi Kelas XI MAN 12 Jakarta Barat Kelas L P JML XII-ILMU ALAM-1 14 22 36 XII-ILMU ALAM-2 11 25 36 XII-ILMU ALAM-3 10 26 36 XII-ILMU SOSIAL-1 16 23 39 XII-ILMU SOSIAL-2 18 20 38 XII-ILMU AGAMA 16 22 38 Jumlah 85 138 223 L P JML 255 402 657 Rekapitulasi 49 5. Daftar Nama Siswa-Siswi Kelas X MIPA 1 MAN 12 Jakarta Barat No. NAMA SISWA JENIS KELAMIN 1. Ade Irma Suryani Perempuan 2. Ahmad Shopfil Mubarrod Laki-Laki 3. Ahmad Sonhaji Laki-Laki 4. Ahmed Fajrul Ilmi Laki-Laki 5. Aisah Amini Perempuan 6. Amita Setyawardani Perempuan 7. Astri Kamila Rahmah Perempuan 8. Baharuddin Adam Laki-Laki 9. Chelsa Nourita Citrandini Perempuan 10. Eka Wahyuningtias Perempuan 11. Fanissa Amalia Perempuan 12. Fathana Vini Perempuan 13. Fathia Inasya Ayuningtyas Perempuan 14. Haidar Akbar Sujana Laki-Laki 15. Hesti Husniawati Perempuan 16. Ibrahim Zhafir Qais Laki-Laki 17. Imroatul Husna Perempuan 18. Jihan Sabilla Perempuan 19. Khoirunnisa Perempuan 20. Miftahul Jannah Madita Perempuan 21. Muhammad Arfi Rizka Nanda Laki-Laki 22. Muhammad Farhan Nugraha Laki-Laki 23. Muhammad Iqbal Baitullah Laki-Laki 24. Muhammad Irfan Siraj Laki-Laki 25. Mutiara Suci Ramadhan Perempuan 26. Nadya Shafira Perempuan 27. Nurul Aulia Rahmatullah Perempuan 28. Okta Viani Perempuan 50 29. Reza Fahrezi Suidup Laki-Laki 30. Risa Fitriyani Perempuan 31. Rizkia Isfahani Perempuan 32. Shafadillah Adiningtyas Perempuan 33. silvi Fauziyyah Perempuan 34. Sophie Octarini Liestyahayu Perempuan 35. Tia Meta Kurnia Perempuan 36. Wafa Anisafitri Perempuan 6. Sarana dan Prasarana MAN 12 Jakarta Barat Tabel Sarana dan Prasarana MAN 12 Jakarta Barat NO SARANA PENDUKUNG KET** 1. Masjid/Mushola Ada 2. Perpustakaan Ada 3. Lapangan Olah Raga Ada 4. Alat-alat Kesenian Ada 5. Alat-alat Keterampilan Ada 6. Laboratorium M-IPA Ada 7. Laboratorium Komputer Ada 8. Ruang Multimedia Ada 9. Studio Musik Ada 10. Ruang OSIS Ada 11. Ruang PIK Ada 12. Laboratorium Bahasa Ada 13. Koperasi Ada 14. Kantin Ada 51 15. Taman Ada 16. Saung / Pendopo Ada 17. Ruang UKS Ada 18. Ruang Sanggar Pramuka Ada 7. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di MAN 12 Jakarta Barat Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta terdiri dari kegiatan belajar mengajar kulikuler dan kegiatan ekstrakulikuler. a. Kegiatan Kulikuler Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta dilaksanakan dalam seminggu selama lima hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum’at. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang kelas dengan jadwal atau waktu yang telah ditentukan oleh sekolah. Kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 06.30 WIB. Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta mempunyai kegiatan pembiasaan yang dinamakan kegiatan ODOA (One Day One Ayat). Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di ruang kelas, seluruh siswa dan guru wajib mengikuti kegiatan ODOA di lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan tepat pukul 06.30—07.10 WIB. Kegiatan yang terdiri dari kegiatan tadarus Al-Qur’an, hafalan satu hari satu ayat dengan surat yang telah ditentukan, dan kegiatan sholat Sunnah Dhuha dan sholat Sunnah Hajat. Setelah kegiatan pembiasaan tersebut selesai, maka siswa-siswi diperkenankan untuk masuk ke ruang kelas mengikuti kegitan belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta belangsung dari pukul 07.10—15.40 WIB. Seluruh siswa tidak diperkenankan untuk pulang sebelum melaksanakan sholat Ashar. 52 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas sangat kondusif. Siswa dengan tertib mengikuti proses pembelajaran. Guru-guru yang mengajar di MAN 12 Jakarta semua menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan kepada seluruh siswa. Terkadang kepala sekolah yaitu Ibu Dra. Hj. Herawati M.Pd masuk ke ruang guru untuk melihat guru yang sedang berada di ruang guru, selain itu juga beliau mengecek kehadiran guru yang tidak hadir dan mengecek pula siapa guru yang sering pulang sebelum waktunya. b. Kegiatan Ekstrakulikuler Kegiatan ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat dilaksanakan setiap hari Jum’at setelah pulang sekolah yaitu pukul 15.30—17.00 WIB. Setiap ekstrakulikuler mempunyai tempatnya masing-masing baik itu di ruang kelas, di lapangan, maupun di masjid sekolah. Para pembimbing kegiatan ekstrakulikuler pun sudah disediakan oleh sekolah. Para pembimbing yang memiliki kualitas yang baik dan bertanggung jawab untuk menjalankan tugasnnya. Berikut beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat. Tabel Kegiatan Ekstrakulikuler MAN 12 Jakarta Barat NO KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KET** 1. Pramuka Ada 2. Palang Merah Remaja Ada 3. Studi Dakwah Islam (SDI) Ada 4. Jurnalistik Ada 5. Seni Musik Ada 6. Tari Saman Ada 7. Olah Raga (Termasuk Silat) Ada 8. Karya Ilmiah Remaja (KIR) Ada 9. Paskibra Ada 10. Qiro’at Ada 53 11. English Club Ada Siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat memiliki antusias dan semangat yang baik untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang mereka pilih sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Dari bakat yang dimiliki oleh para siswa pada bidangnya masing-masing memberikan kebanggaan tersendiri khususnya bagi Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat yang kerap kali memenangkan lomba-lomba antar sekolah. Berikut daftar prestasi siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat. Tabel Daftar Pelatihan atau Workshop Guru Bahasa Indonesia Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat No. 1. Nama Kegiatan Penataran Pelaksana Kanwil Sertifikasi Awal Departemen Menjadi Guru Agama Islam Tahun Pelaksanaan 26 Agustus 2002 MTS dan MA di Lingkungan Depag DKI Jakarta 2. Workshop Direktorat Sosialisasi Madrasah Kurikulum dan Berbasis Pendidikan Kompetensi Agama Islam 180 Jam Pembimbing pada DKI Jakarta Kanwil Waktu 15 Februari 2004 54 Bidang Sosial pada Sekolah Madrasah Aliyah 3. Pendidikan Umum dan Pusdiklat Pelatihan 06 Juli 2005 Kementrian Fasilitator Guru Agama DKI Bidang Studi Jakarta 100 Jam Bahasa Indonesia Madrasah Aliyah 4. Peningkatan Mutu Kanwil Pendidikan Agustus 2007 Uji Kementrian 24 Jam Kompetensi Guru Agama DKI Madrasah Aliyah Jakarta Provinsi DKI Jakarta 5. Diklat Guru Balai Diklat 14 November 2007 Bahasa Indonesia DKI Jakarta Jam Madrasah Aliyah Angkata 2 6. Seminar Nasional: Universitas Pembelajaran Islam Negeri Sastra Syarif Interkultural: Hidayatullah Tantangan dan Jakarta, Efektivitasnya Fakultas dalam Tarbiyah, Pembangunan Jurusan Karakter PBSI kebangsaan 100 31 Mei 2008 55 7. Seminar Bahasa: MGMP Metodologi 15 Desember 2009 Bahasa Pengajaran Bahasa MAN 4 yang Efektif dan Model Menyenangkan bagi Jakarta Guru Madrasah Se-DKI Jakarta dalam Rangka Memperingati Bulan Bahasa 8. Seminar Kanwil Revitalisasi Kemenetrian Pendidikan Agama Madrasah Kantor 23 Juni 2010 di Provinsi DKI Wilayah Jakarta Kementrian Agama Provinsi DKI Jakarta denagn Keynote Speaker Menteri Agama Republi Indonesia 9. Studi dalam Banding BatamUpaya Singapur- Pengembangan Kuala Mutu Pendidikan Lumpur Agama untuk Aliyah Islam Madrasah DKI 12 februari 2011 56 Jakarta 10. Seminar Hasil Kepala Penelitian Studi Puslitbang Perpustakaan 01 s.d. 03 Desember 2013 di Pendidikan Madrasah Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI 11. Workshop Kanwil Penelitian Depag Berbasis Kelas Provinsi DKI 22 Juli 2014 Jakarta 12. Bimbingan Teknis Kanwil Implementasi Kurikulum Mata 22 Agustus 2014 Kemenag Jam 2013 Provinsi DKI Pelajaran Jakarta Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris Tingkat Madrasah Aliyah 13. Guru Finansial Cerdas Dinas 15 Juni 2015 Masa Pendidikan Depan 14. Sosialisasi 4 Pilar MPR RI 33 24 Agustus 2015 57 MPR RI Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara UUD NRI Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara Bhineka Tunggal Ika sebagai Simbol Negara 15. Diklat Teknis Balitbang Subtantif dan Pendalaman Kementerian Materi Pelajaran Diklat 28 Februari 2017 68 Jam Mata Agama RI Bahasa Indonesia Madrasah Aliyah B. Analisis Data 1. Kreativitas Guru dalam Menerapkan PAIKEM pada Materi Anekdot Guru merupakan salah satu faktor pendukung proses pembelajaran di dalam kelas. Guru juga menjadi penentu keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran. Beragamnya karakter yang dimiliki oleh siswa, tentunya tidak sama satu dengan yang lainnya. Masing-masing 58 siswa berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, tidak semua siswa dapat dengan mudah menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk itulah pengelolaan kelas sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu mengelola dan menguasai kelas secara baik dan secara menarik sehingga tidak ada siswa yang merasa bosan dan asik sendiri dengan kegiatannya masing-masing. Berdasarkan hasil observasi peneliti di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta bahwa guru bahasa Indonesia yang mengajar di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta terdiri dari empat guru bahasa Indonesia. Masingmasing guru memegang kelas yang berbeda untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dan tentu saja mempunyai kreativitas yang berbeda pula ketika menyampaikan materi pelajaran. Dari keempat guru tersebut peneliti menjadikan guru kelas X tepatnya kelas X MIA 1, yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd sebagai objek penelitian peneliti. Guru bahasa Indonesia Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta berusaha menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini dikarenakan karakter yang dimiliki oleh siswa berbeda-beda. Jika guru hanya menggunakan metode yang sama setiap pertemuan, tentu akan membuat siswa bosan. Untuk itulah, diperlukan pengelolaan kelas yang menarik. Pengelolaan kelas yang menarik dan tidak membosankan memerlukan kreativitas yang dimiliki oleh seorang guru ketika hendak melaksanakan kegiatan belajar mengajar. guru yang selalu mengembangkan kreativitasnya akan mempunyai gaya atau cara yang baru untuk menyampaikan materi pelajaran yang menarik siswa. Menurut pendapat ibu Iceu bahwa kreativitas yang harus dimiliki seorang guru adalah guru harus mengikuti perkembangan zaman, tidak hanya berjalan di tempat saja tetapi mengikuti kemajuan-kemajuan di bidang pendidikan. Misalnya ibu Iceu kadang-kadang memberikan tugas kepada siswa berkaitan dengan kemajuan teknologi yang sesuai dengan materi dan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga anak dapat memahami 59 materi pelajaran dengan baik dan dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Beliau juga mengatakan bahwa untuk meningkatkan kreativitas dalam mengajar, yaitu dengan metode yang semakin bagus, semakin canggih sehingga anak semangat dan termotivasi.1 Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta menerapkan kurikulum 2013. Pada pelajaran bahasa Indonesia kelas X materi yang terdapat pada kurikulum tersebut adalah teks anekdot, eksposisi, laporan hasil observasi, prosedur kompleks dan negosiasi. Kelima materi tersebut akan dipelajari selama dua semester. Tugas seorang guru harus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menarik dan tidak membuat siswa jenuh ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Karakter siswa yang mudah bosan dan tidak dapat bertahan lama untuk tetap fokus pada pelajaran, membuat guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang menarik, yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dengan penerapan PAIKEM di dalam kelas seluruh siswa seluruh siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam tercapai serta waktu belajar yang telah ditetapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Menurut ibu Iceu bahwa PAIKEM sangat cocok untuk pelajaran bahasa Indonesia karena guru dan siswa bisa berkomunikasi dengan lancar dan siswa menjadi lebih aktif.2 Penerapan PAIKEM dalam proses kegiatan belajar mengajar pada pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi anekdot sangat membutuhkan kreativitas guru. tanpa kreativitas dalam merancang pembelajaran, siswa akan merasa mudah bosan dan mereka lebih memilih untuk berbincang-bincang dengan temannya. Untuk itulah setiap 1 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan 2 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan 60 guru harus senantiasa meningkatkan kreativitasnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti, ibu Iceu berpendapat untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki seorang guru, yaitu dengan sering sharing-sharing kepada guru-guru lain dan guru-guru sesama MGMP sekolah-sekolah lain sehingga kreativitas akan muncul. Selain itu juga kita harus mengikuti perkembangan zaman. 3 Kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Herawati, M.Pd memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru untuk mengembangkan kreativitasnya, baik itu dalam menerapkan metode, alat, media, dan sebagainya. Selain itu, Ibu Herawati juga berpendapat bahwa kreativitas bagi seorang guru itu pasti dibutuhkan pada saat mengajar. guru harus membawa model pembelajaran dan siswa harus mengamati, mengkomunikasikan. menanya, menalar, mencoba, dan 4 Pada materi anekdot, yaitu siswa diminta untuk membuat teks anekdot. Teks anekdot merupakan cerita singkat dan lucu atau menarik yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Dengan materi anekdot guru harus mampu menyampaikan dengan menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Iceu, beliau mengatakan untuk materi anekdot, ibu Iceu membentuk beberapa kelompok siswa untuk mempraktekan di depan kelas. Biasanya siswa ibu Iceu memberi tugas untuk melihat kejadian sehari-hari yang biasa dialami kemudian apa yang dilihat oleh siswa itu langsung dibuat teks anekdot setelah itu baru dipraktekkan di depan kelas.5 3 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan 4 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 5 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan 61 Kreativitas menggunakan PAIKEM ketika menyampaikan materi anekdot sangatlah penting. Ibu Iceu berpendapat mengenai kreativitas dalam menyampaikan anekdot, yaitu kreativitas ibu Iceu dalam menyampaikan materi anekdot dengan bermain peran, jadi dibuat drama atau didemonstrasikan di depan kelas, sehingga kreatif anak itu akan muncul. Biasanya kalau mendemonstrasikan itu kreasinya banyak yang muncul sehingga memicu untuk semakin lebih bagus lagi dari teman yang sudah tampil.6 Berikut adalah uraian proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi anekdot dengan menerapkan PAIKEM di kelas X MIA 1. 1. Pembelajaran Aktif Proses pembelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan di kelas X MIA I dengan materi pelajaran anekdot yang dipimpin oleh Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd. berjalan dengan kondusif. Dalam proses kegiatan belajar mengajar materi anekdot seluruh siswa ikut terlibat aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti ikut serta di dalam kelas mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. peneliti melihat guru bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran aktif. Hal ini terlihat ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa berani mengemukakan gagasannya tentang teks anekdot, berani tampil ke depan untuk mendemontrasikan hasil karangannya, membuat teks anekdot, siswa aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mereka. Guru bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran aktif dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan demonstrasi. Pembelajaran aktif, dimana guru hanya sebagai fasilitator, siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran aktif, siswa aktif dalam bertanya, mengemukakan gagasan, serta mampu 6 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan 62 mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasan sendiri. Untuk merangsang siswa menciptakan kondisi tersebut guru harus mampu mencipakan suasana pembelajaran sedemikian rupa agar siswa dapat bertanya dan membangun gagasannya. Guru bahasa Indonesia di kelas X MAN 12 Jakarta ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar materi anekdot terlihat guru tersebut mampu menciptakan pembelajaran aktif. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti guru selalu mengajukan pertanyaan pada siswa. Pada saat itu, guru bertanya kepada siswa tentang apa itu teks anekdot, apa struktur teks anekdot, setiap siswa aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru mereka. Selain itu, pada saat proses pembuatan teks anekdot seluruh siswa aktif terlibat dalam pembuatan teks anekdot. Dalam pembelajaran aktif guru hendaknya mendiskusikan hasil gagasan yang dikemukakan oleh siswa. Pada hal ini, guru mampu melaksanakannya, yaitu ketika setiap kelompok mendemontrasikan hasil teks anekdot kemudian kelompok yang tidak maju mendiskusikan struktur teks anekdot dan guru bertanya pada salah satu kelompok untuk menganalisis teks anekdot yang telah didemontrasikan di depan kelas. Seluruh siswa aktif terlibat mengemukakan gagasan mereka sehingga proses belajar berjalan dengan lancar dan aktif. Proses belajar mengajar melibatkan seluruh siswa dan juga guru. pembelajaran aktif tidak hanya siswa saja yang dituntut untuk aktif di dalam kelas tetapi guru juga harus aktif salah satunya, yaitu memberikan umpan balik. Ketika peneliti melaksanakan wawancara dengan ibu Iceu sebagai guru bahasa Indonesia kelas X mengenai pemberian umpan balik agar siswa aktif, beliau menjawab tentu saja saya memberikan umpan balik dari sini kita akan menambah wawasan untuk siswa juga kemudian guru akan mengetahui tindak lanjut sesudah materi diberikan. 63 Berdasarkan hasil wawancara beliau juga mengatakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif baik itu aktif bertanya maupun aktif membangun sebuah gagasan, yaitu dengan memberikan ransangan-ransangan seperti yang telah mereka pelajari kemudian siswa tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam materi pelajaran. 7 Pemberian ransangan dapat terlihat ketika kegiatan belajar mengajar anekdot, guru memberikan ransangan kepada siswa, yaitu sebelumnya guru menyampaikan terlebih dahulu materi anekdot, apa itu teks anekdot, strukturnya apa saja dan contoh anekdot. untuk merangsang siswa aktif maka guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk berdiskusi serta membuat teks anekdot dan hasilnya dipergakan di depan kelas. Proses belajar mengajar berjalan dengan lancar seluruh siswa aktif terlibat membuat teks dan menjawab pertanyaan yang guru berikan tentang struktur teks anekdot. Peneliti juga melaksanakan wawancara kepada siswa kelas X MIA 1 MAN 12 Jakarta peneliti bertanya kepada siswa mengenai apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Sebagian besar siswa menjawab ―iya‖. Ada siswa yang menjawab iya, contohnya memperaktekkan teks anekdot di depan kelas dan berdiskusi unsur apa saja dalam teks anekdot itu.8 Selain itu ada juga yang menjawab iya siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.9 Dengan demikian, penerapan pembelajaran aktif dengan materi anekdot di kelas X MIA 1 MAN 12 Jakarta berjalan dengan lancar. Seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan guru dapat 7 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 8 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Khoirunnisa dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 9 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Risa Fitriyani dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 64 memancing siswa untuk aktif dalam bertanya ataupun mengemukakan gagasannya mengenai teks anekdot. 2. Pembelajaran Inovatif Proses belajar mengajar di kelas tidak luput dari media, metode, strategi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penggunaan media, metode, strategi dalam proses belajar mengajar sangat penting. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang melibatkan banyak siswa dengan berbagai karakter dan latar belakangyang berbeda-beda membuat guru harus mampu memahami setiap karakter. Dengan penggunaan media, metode, dan strategi yang berbeda-beda stiap kali pertemuan akan membuat siswa senang dan tidak mudah bosan. Pembelajaran inovatif, dimana guru harus mampu menciptakan atau menggunakan metode, media, strategi yang baru dan dapat memikat siswa untuk tetap fokus pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Ketika pelajaran bahasa Indonesia materi anekdot, pada saat peneliti ikut serta di dalam kelas, guru bahasa Indonesia kelas X MIA 1 kurang menggunakan media pembelajaran. Guru hanya ceramah kemudian tanya jawab dan membentuk kelompok untuk membuat teks anekdot. penggunaan LCD di kelas kurang dimanfaatkan oleh guru padaha dalam pembelajaran yang inovatif guru harus bertindak inovatif dalam arti menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya memodifikasi baru, melibatkan pendekatan perangkat pembelajaran pembelajaran, konvensional dan menjadi pendekatan inovatif sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan lingkungan. Tidak hanya penggunaan media pembelajaran, tetapi penggunaan metode pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X MIA 1, ketika peneliti bertanya tentang apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam 65 menjelaskan materi pelajaran bahasa Indonesia? Ada sebanyak 6 siswa menjawab ―Ya‖, 4 siswa menjawab ―kadang-kadang‖, dan 4 siswa menjawab ―tidak‖. Hasil wawancara ketika menulis bertanya metode apa saja yang digunakan guru? sebagian besar menjawab metode ceraman dan diskusi. Salah satu siswa menjawab ―menjelaskan di papan tulis, dari buku LKS atau buku paket.10 Kemudian ada yang menjawab metode diskusi dan menjelaskan.11 Ada juga yang menjawab kadang-kang, tapi lebih sering gitu-gitu aja kaya diskusi, menjelaskan, dan praktek.12 Berdasarkan wawancara tersebutbahwa guru bahasa Indonesia kelas X MIA 1 hanya menggunakan metode ceramah, diskusi, dan praktek. Pembelajaran inovatif, guru tidak hanya harus mampu menemukan metode, media, dan strategi pembelajaran tetapi juga harus mampu mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi nyata. Ketika peneliti mengikuti kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia di kelas X MIA 1 dengan materi anekdot, guru mampu mengaitkan dengan kehidupan nyata dengan memberikan contoh teks anekdot yang berkaitan dengan kejadian dan kehidupan nyata. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X, penulis bertanya apakah guru dalam menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-sehari? Ada siswa yang menjawab ―iya‖ dan ada juga yang menjawab ―tidak pernah‖. Ketika di tanya soal apakah guru meberikan contoh-contoh yang relevan dengan dengan kehidupan sehari-hari? Siswa menjawab iya pernah tetapi tidak sering.13 10 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Sophie Octarini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 11 Hasil wawancara dengan siswa MAN 12 Jakarta Ahmed Fajrul Ilmi dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 12 Hasil wawancara dengan siswa MAN 12 Jakarta Ibrahim Zhafir dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 13 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Sophie Octarini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 66 Dalam pembelajaran inovatif, tidak hanya guru yang dituntut untuk untuk inovatif tetapi juga siswa harus inovatif dalam arti mampu mencari bahan atau materi secara mandiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia, beliau mengatakan bahwa ia sering memberikan tugas kepada siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran dari sumber manapun, baik dari internet maupun dari buku sumber lainnya.14 Dalam hal pembelajaran yang inovatif, kepala sekolah MAN 12 Jakarta, Dra. Hj. Herawati, M.Pd memberikan saran kepada guru bahasa Indonesia, yaitu guru harus membuat atau menciptakan metode, media, maupun strategi pembelajaran yang baru untuk kemajuan MAN 12 Jakarta. Secara umum khususnya pada akademik di masing-masing mata pelajaran.15 Penerapan pembelajaran inovatif yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar materi anekdot di kelas X tidak kreatif atau tidak terlihat. Hal ini dikarenakan kurangnya penggunaan metode dan media pembelajaran pada materi anekdot yang lebih menarik dan membuat siswa tidak mudah bosan serta tetap fokus pada pembelajaran. Pada saat peneliti ikut serta dalam proses pembelajaran, peneliti melihat guru tidak sepenuhnya menggunakan media pembelajaran yang mendukung, misalnya di dalam kelas X MIA 1 terdapat LCD atau proyektor namun guru hanyak menghubungkan ke laptopnya saja tetapi tidak digunakan oleh guru sepenuhnya. Beberapa siswa terlihat asyik bermain, mengobrol dengan teman sebangkunya, sehingga dalam penerapan pembelajaran yang inovatif kurang terlihat 14 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan. 15 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 67 karena kurangnya penggunaan metode yang lebih menarik untuk siswa agar mereka tetap fokus pada pembelajaran. 3. Pembelajaran Kreatif Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas menuntut siswa dan guru untuk kreatif dalam berbagai hal. Pembelajaran kreatif mengharuskan guru dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi. Ketika penulis ikut serta dalam kegiatan belajar mengajar di kelas X MIA 1 materi anekdot, guru bahasa Indonesia mampu menerapakan pembelajaran yang kreatif. Hal itu terlihat ketika guru mampu menerapkan metode diskusi dan demonstrasi. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok diberikan tugas oleh guru untuk membuat contoh teks anekdot setelah itu dipresentasikan di depan kelas. Seluruh siswa dalam tiap kelompok berusaha membuat teks anekdot dan masing-masing memunculkan kreativitasnya dalam membuat teks anekdot yang berbeda dengan kelompok lainnya. Ketika mempresentasikan hasilnya pun setiap kelompok mempunyai gaya dan kreativitasnya masing-masing untuk ditampilkan di depan temanteman mereka dan juga guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X MIA 1, ada yang mengatakan kesulitan mereka menulis teks anekdot adalah Menentukan topik dan menyusun kalimatnya.16 Selain itu, membuat sindiran yang mengandung kelucuan.17 Walaupun demikian, seluruh siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru mereka. 16 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Muhammad Irfan. S dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 17 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Nadya Shafira dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 68 Mereka mulai memunculkan kreativitasnya dan menuangkan ideidenya pada teks anekdot yang mereka buat. Dalam proses pembelajaran guru sangat memberikan kebebasan pada siswa untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Guru juga sangat menghargai ide-ide yang dimiliki oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia tentang cara merangsang siswa utuk menjadi kreatif, beliau menjawab dengan memberikan tugas-tugas yang menurut ibu siswa itu senang, salah satunya karena pelajaran bahasa Indonesia dengan memberikan tugas kemudian diapresiasi itu salah satu yang membuat siswa menjadi senang. Biasanya dari pengalaman siswa sendiri akan muncul ide-ide kreatif sehingga lebih memperkaya diri siswa itu sendiri.18 Kepala sekolah MAN 12 Jakarta memberikan saran terkait guru bahasa Indonesia yang kreatif, yaitu bahwa guru harus bisa mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, misalkan dengan menciptakan proses pembelajaran yang lebih kreatif lagi.19 4. Pembelajaran Efektif Pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat aktif dalam proses pebelajaran, sehingga suasana pembelajaran benarbenar kondusif dan terarah dengan tujuan kompetensi yang telah ditetapkan. Pada saat pelajaran bahasa Indonesia dengan materi anekdot, peneliti melihat seluruh siswa terlibat dalam proses pembelajaran dan guru mampu mengatur waktu yang disediakan sehingga pelajaran di kelas berjalan secara terarah dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. 18 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di perpustakaan. 19 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 69 Berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa maka guru bahasa Indonesia harus enguasai materi pembelajaranyang akan diajarkan oleh siswa. Pada saat penulis mengikuti kegiata belajar mengajar di kelas X MIA 1, beliau sangat memahami apa saja tujuan yang akan dicapai oleh siswa pada materi anekdot. Ada lima karakter prilaku kunci dari guru yang efektif menurut pendapat Borrich: 1) kejelasan pelajaran, ini sangat terlihat ketika ibu Iceu menerangkan kepada siswa tentang teks anekdot dan siswa dapat memahaminya. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas X MIA 1 ketika peneliti bertanya mengenai apakah Anda memahami teks Anekdot yang dijelaskan oleh guru, mereka menjawab ―iya memahaminya‖. Artinya, guru dapat memberikan penjelasan secara jelas kepada siswa tentang teks anekdot. 2) variasi pembelajaran, terlihat ketika guru tidak hanya menerangkan teks anekdot secara terus menerus tetapi juga dengan melibatkan siswa untuk aktif dan kreatif dalam pembuatan teks anekdot dan mendemonstrasikan di depan kelas. 3) berorientasi pada tugas, kegiatan ini terlihat setelah selesai menjelaskan materi, guru memberikan tugas baik itu tugas individu maupun tugas kelompok. 4) pelibatan proses belajar, hal ini terlihat guru mampu mengajak seluruh siswa untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan teks anekdot dalam setiap kelompok. 5) keberhasilan siswa, terlihat ketika setiap kelompok mempresentasikan atau memperagakan hasil teks anekdot yang telah mereka buat. Melalui hal itu, guru dapat melihat keberhasilan belajar siswa pada materi anekdot. Dalam hal penerapan pembelajaran materi anekdot, Ibu Iceu menerapkan dengan banyak melibatkan siswa. Siswa menjadi lebih banyak diberikan umpan-umpan sehingga mereka sendiri inovatif.20 Selain itu, dalam pembelajaran inovatif siswa juga harus berupaya 20 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan. 70 mencari bahan atau materi sendiri dari berbagai sumber. Tindakan yang ibu Iceu lakukan, yaitu sering memberikan tugas kepada siswa yang berkaitan dengan materi dan mereka mencari di internet, bisa juga kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di perpustakaan untuk mencari berbagai sumber terkait dengan materi yang diajarkan.21 Kepala sekolah MAN 12 Jakarta memberikan saran kepada guru terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang efektif, beliau mengatakan guru harus senantiasa memanfaatkan waktu yang sudah disediakan di sekolah agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia pada jam pelajaran berlangsung.22 Pada pembelajaran efektif, guru bahasa Indonesia dapat menerapkannya. Ibu Iceu dapat mengelola waktu di dalam kelas dengan baik sehingga pelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan siswa dapat memahaminya. 5. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan artinya pembelajaran yang membuat siswa merasa senang, nyaman, tidak bosan, tidak merasa takut, dan lain-lain. Pembelajaran menyenangkan ini sangat terlihat dalam proses pembelajaran materi anekdot. Seluruh siswa merasakan nyaman dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Seluruh siswa tidak merasa takut ketika diminta untuk mempraktekkan didepan kelas mengenai hasil teks anekdot yang sudah dibuat secara berkelompok. Tidak ada siswa yang merasakan tegang atau tidak nyaman ketika proses pembelajaran materi anekdot berlangsung. 21 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan. 22 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 71 Guru bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang menyenangkan pada materi anekdot. Beliau tidak membuat siswa takut salah dihukum, takut ditertawakan teman-teman, justru membuat siswa untuk berani mencoba dan berani mengemukakan pendapatnya melalui teks anekdot tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, ketika ditanya mengenai pendapat mereka tentang pembelajaran yang menyenangkan, Ade Irma Suryani menjawab, pembelajaran yang menyenangkan yaitu santai tetapu serius mungkin dengan metode lain misalnya seperti nonton, game yang masih berkaitan dengan materi akan lebih cepat nyangkut di otak.23 Baharudin Adam berpendapat bahwa pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang tidak materi terus tetapi ada game.24 Astri Kamila berpendapat pembelajaran yang menyenangkan itu pembelajaran yang serius tapi santai dan tidak terlalu banyak memberikan tugas pada siswa yang tidak setara dengan penjelasan materi yang diberikan.25 Risa Fitriyani menjawab pembelajaran yang menyenangkan yaitu yang tidak terlalu fokus pada materi agar tidak bosan.26 Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa mereka membutuhkan game yang menyenangkan dan tidak terus-terusan memberikan materi pelajaran. Artinya disela-sela proses pembelajaran seharusnya guru membangkitkan memberikan semangat siswa game yang kembali. berguna Berdasarkan untuk hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia beliau mengenai pemberian game ketika proses belajar mengajar berlangsung menjawab game untuk sementara ini belum rutin diberikan, mungkin momen-momen 23 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Ade Irma Suryani dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 24 Hasil wawancara dengan siswa MAN 12 Jakarta Baharudin Adam dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 25 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Astri Kamila dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 26 Hasil wawancara dengan siswi MAN 12 Jakarta Risa Fitriyani dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 72 tertentu saja baru diberikan game.27 Peneliti juga melaksanakan wawancara dengan kepala sekolah, beliau menjawab saran untuk guru bahasa Indonesia, yaitu tidak selalu pada materi tetapi juga diselingi oleh game sehingga pembelajaran tidak membosankan siswa.28 Meskipun demikian, guru bahasa Indonesia mampu menerapkan pembelajaran yang menyenangkan pada materi anekdot. siswa tidak takut salah, tidak takut ditertawakan teman-teman justru guru membuat siswa untuk berani mencoba dan berani mengemukakan pendapatnya melalui teks anekdot tersebut. Ketika peneliti bertanya kepada guru bahasa Indonesia tentang cara menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beliau menjawab dengan mengajak siswa dan siswi bermain dengan tema yang sudah ditentukan biasanya mereka lebih bersemangat lagi dan lebih senang untuk belajar. Ibu Dra. Hj. Herawati, M.Pd juga memberikan saran mengenai penerapan pembelajaran yang menyenangkan, yaitu guru harus bisa mengkondisikan kelas dan harus bisa melihat keadaan siswa. Tentunya guru juga harus mempunyai game yang menarik untuk siswa sehingga ketika belajar dapat diselingi dengan game atau menonton film yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.29 Dengan demikian, penerapan pembelajaran menyenangkan dengan materi anekdot di kelas X MIA 1 cukup menerapkan dengan baik hanya kurang pada pemberian game di kelas sehingga siswa mudah bosan. 27 Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 10.40 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang perpustakaan. 28 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 29 Hasil wawancara dengan kepala sekolah MAN 12 Jakarta Dra. Hj. Herawati, M.Pd dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kepala sekolah. 73 Berdasarkan uraian penerapan PAIKEM pada materi anekdot di atas, guru bahasa Indonesia kelas X Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta hanya kreatif atau berhasil menerapkan pada pembelajaran aktif, efektf dan kreatif. Pada pembelajaran inovatif, guru terlihat tidak kreatif karena guru tidak menggunakan media pembelajaran yang mendukung untuk materi anekdot. pada pembelajaran menyenangkan, guru tidak kreatif karena tidak adanya game atau permainan pada saat proses belajar mengajar sehingga guru hanya memberikan materi dan siswa merasa bosan. Sesuai dengan pendapat siswa mengenai cara guru bahasa Indonesia menyampaikan materi pelajaran, sebanyak enam siswa dari lima belas siswa menjawab membosankan dan kurang baik. Sedangkan mengenai penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, sebanyak delapan siswa dari lima belas orang menjawab tidak bervariasi. Guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X MIA 1 MAN 12 Jakarta, yaitu Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd dalam Penerapan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan pada pelajaran bahasa Indonesia menurut para siswa masih kurang menerapkannya. Nadya Shafira dan Astri Kamila mengatakan bahwa guru kurang aktif, inovatif, dan efektif dan kreatif.30 Risa Fitriyani mengatakan bahwa guru hanya menerapkan pembelajaran aktif dan inovatif.31 Eka Wahyuningtias mengatakan bahwa guru kadangkadang menerapkannya.32 Ada pula beberapa siswa yang mengatakan menerapkannya. Dengan demikian guru harus terus menggali pengetahuannya menerapkan 30 PAIKEM agar proses dapat pembelajaran dengan diterapkan dengan baik. Hasil wawancara dengan Siswi MAN 12 Jakarta Nadya Shafira dan Astri Kamila dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 10.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 31 Hasil wawancara dengan Siswi MAN 12 Jakarta Risa Fitriyani dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 10.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. 32 Hasil wawancara dengan Siswi MAN 12 Jakarta Eka Wahyuningtias dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 10.10 WIB tempat pelaksanaan wawancara di ruang kelas X MIA 1. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta Barat dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM pada materi anekdot di kelas X MIA 1 dapat terlihat sebagai berikut, dalam penerapan pembelajaran aktif, dapat terlihat guru mampu menerapkannya, yaitu seluruh siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran inovatif dapat terlihat guru tidak kreatif karena guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung pada materi anekdot dan biasanya guru hanya menggunakan ceramah dan diskusi saja sehingga pembelajaran kurang menarik oleh siswa. Penerapan pembelajaran kreatif, guru mampu menerapkannya, hal ini terlihat ketika seluruh kelompok berhasil membuat teks anekdot dan memperagakan di depan kelas. Selanjutnya, penerapan pembelajaran Efektif, guru mampu menerapkannya, yaitu dengan memanfaatkan waktu yang telah disediakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara keseluruhan. Penerapan pembelajaran menyenangkan, telihat guru kurang menerapkannya, karena seluruh siswa masih merasa bosan. Hal ini dikarenakan guru tidak menerapkan game disela-sela pelajaran yang berlangsung. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas penulis memberikan saran-saran terkait dengan hasil penelitian, yaitu guru bahasa Indonesia senantiasa harus terus menggali informasi tentang penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat untuk materi yang akan disampaikan, guru bahasa Indonesia harus terus menggali kreativitas yang dimilikinya, dan guru bahasa Indonesia harus mampu mengelola kelas menjadi kelas yang meyenangkan dan tidak membosankan. 74 75 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. Peningkatan Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. I. 2012. Aryo, Sun. Peningkatan Kemampuan dan Kreativitas Guru dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas diunduh dari file.upi.edu/Direktori/ FIP/ JUR._PEND._LUAR_BIASA/195607221985031SUNARYO/Artikel_Kreat ivitas_Guru.pdf pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 14.08 WIB. Djamal, M. Paradigma Penelitian Kualitatif. Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2015. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Cet. III. 2012. Jauhar, Mohammad. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Cet. I. 2011. sampai Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Khodijah, Nyanyu. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. II. 2014. Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. Cet. I. 2009. Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. XXXII. 2014. Mulyatiningsih, Endang. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Depok: Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2010 diunduh dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endangmulyatiningsih mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf diunduh pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 14.00 WIB, Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Grasindo. Cet. III. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. 2012. 76 75 76 77 Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana. Cet, I. 2010. Remiswal dan Rezki Amelia. Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. Cet. I. 2013. Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet. VI. 2013. Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabet. Cet. IV. 2013. Saminanto. Mengembangkan RPP PAIKEM, EEK, dan Berkarakter. Semarang: Rasail Media Group. Cet. I. 2012. Slameto Sujiono. Yuliana Nurani dan Bambang Sujiono. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Cet. I. 2010. Sudarma, Momon. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers. Cet. I. 2013. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. VI. 2011. Wirasa. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan PAIKEM diunduh dari journal.uny.ac.id/index.php/wuny/article/download/3517/pdf pada tanggal 29 Juni 2016 pukul 20.05 WIB Wulandari, Mei. Buku Pengayaan Bahasa Indonesia Kelompok Mata Pelajaran Wajib untuk SMA/MA/SMK/MAK. CV Arya Duta. HASIL WAWANCARA DENGAN GURU BAHASA INDONESIA MAN 12 JAKARTA Identitas Responden Nama Responden : Dra. Hj. Iceu Aisah, M.Pd Jabatan : Guru Bahasa Indonesia Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal Wawancara : Senin/ 9 Mei 2016 Pewawancara : Ulfah Sundusiah Pertanyaan : Sebagai seorang guru harus mempunyai RPP, Silabus, PROTA, PROSEM. Apakah ibu membuat perangkat pembelajaran tersebut? Jawaban : Tentu saja, bagi seorang guru itu membuat RPP, Silabus, PROTA, dan PROSEM itu sudah kewajiban dan otomatis memang harus dibuat untuk per semesternya. Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah ibu memberikan umpan balik kepada siswa? Jawaban : Tentu saja dari sini kita akan menambah wawasan untuk siswa juga kemudian guru juga akan mengetahui tindak lanjut sesudah materi diberikan. Pertanyaan : Ketika mengajar, apakah ibu menggunakan berbagai bahan atau sumber yang berkaitan dengan materi yang dibahas? Jawaban : Ya tentu saja, saya menggunakan bahan atau sumber yang bervariasi seperti guru-guru yang lain dengan buku, dengan internet, dengan perangkat-perangkat yang ada dan alam sekitar yang mendukung. Pertanyaan : Ketika mengajar apakah ibu menggunakan media pembelajaran? Biasanya media pembelajaran yang seperti apa yang ibu gunakan untuk mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Ya tentu saja, untuk memperlancar KBM. Media pembelajaran yang digunakan seperti LCD, OHP, bisa juga demonstrasi siswa itu kan sebagai media juga. Pertanyaan : Kegiatan atau cara apa yang ibu lakukan untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bervariasi? Jawaban : Yang saya lakukan untuk merancang proses pembelajaran supaya anak tidak bosan itu mengajak anak-anak keluar kelas, kita ke kebun sekolah atau lingkungan disekitar sekolah yang mendukung pembelajaran dan tentu saja sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Pertanyaan : Bagaimana cara ibu ketika mengatasi para siswa yang tidak semangat dalam belajar? Jawaban : Tetu saja menghadapi siswa seperti ini saya berusaha untuk mendekati kemudian mengorek-ngorek masalah apa yang sedang dihadapi dan ibu usahakan mencari jalan keluarnya sehingga bisa belajar seperti anak-anak lain. Pertanyaan : Berkaitan dengan kreativitas seorang guru ketika mengajar, menurut pendapat ibu seperti apa kreativitas yang harus dimiliki oleh seorang guru? Jawaban : Ya, untuk kreativitas guru itu menurut saya jadi guru itu harus mau mengikuti perkembangan zaman jadi tidak hanya berjalan di tempat saja tetapi mengikuti kemajuan-kemajuan di bidang pendidikan, ibu kadang-kadang memberikan tugas kepada siswa berkaitan dengan kemajuan teknologi yang sesuai dengan materi dan sesuai dengan perkembangan zaman sehingga anak dapat memahami materi pelajaran dengan baik dan dapat mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Pertanyaan : Menurut Ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan dalam merancang proses pembelajaran? Jawaban : Ya, tentu saja karena tanpa kreativitas tidak akan mengalami kemajuan. Pertanyaan : Bagaimana cara ibu meningkatkan kreativitas dalam mengajar? Jawaban : Ya tentu saja dengan metode-metode yang semakin bagus, semakin canggih sehingga anak semangat dan termotivasi untuk belajar. Pertanyaan : Menurut ibu, apakah model PAIKEM tepat digunakan pada pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Tentu saja, model PAIKEM itu sangat cocok untuk pelajaran bahasa Indonesia, karena guru dan siswa bisa berkomunikasi dengan lancar dan siswa lebih aktif. Pertanyaan : Dalam mengajar, metode apa saja yang ibu terapkan untuk menjadikan proses pelajaran menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan? Jawaban : Kalau metode sih banyak mulai dari metode yang lama sampai yang terbaru harus kita kuasai, pelajari, dan harus kita gunakan. Ya kalau metode sih mulai dari metode tanya jawab, pemberian tugas, dan model-moedel sekarang CTL dan sebagainya, dan divariasikan. Pertanyaan : Bagaimana cara ibu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif. Menjadikan siswa aktif dalam bertanya dan membangun gagasan? Jawaban : Tentu saja biasanya ibu mengadakan pendekatan sesuai dengan materi sesuai dengan tema dengan memberikan rangsanganrangsangan seperti yang telah mereka pelajari kemudian sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk aktif dalam materi pelajaran. Pertanyaan : Bagaimana cara ibu menerapkan pembelajaran yang inovatif? Jawaban : Dengan banyak melibatkan siswa. Jadi siswa lebih banyak diberikan umpan-umpan sehingga mereka sendiri inovatif. Pertanyaan : Dalam pembelajaran inovatif, siswa juga harus berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari berbagai sumber. Apa tindakan yang ibu lakukan? Jawaban : Ibu sering memberikan tugas kepada siswa tentu saja yang berikaitan dengan materi dan mereka mencari di internet mereka juga suka kemudian semangat sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan diperpustkaan juga sering ibu lakukan untuk mereka mencari materi. Pertanyaan : Bagaimana cara ibu merangsang siswa untuk menjadi kreatif? Jawaban : Dengan memberikan tugas-tugas yang menurut ibu siswa itu senang salah satunya karena pelajaran bahasa Indonesia dengan diberikan tugas kemudian diapresiasi itu salah satu yang membuat siswa menjadi senang. Biasanya dari pengalaman siswa sendiri akan muncul ide-ide, kreativitas, sehingga lebih memperkaya diri siswa itu sendiri. Pertanyaan : Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang semua siswa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Cara apa yang ibu lakukan untuk para siswa agar mereka semua terlibat dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif? Jawaban : Memang rata-rata siswa aktif semua, biasanya ibu dalam menerapkan pembelajaran itu menerapkan model demonstrasi. Jadi semua siswa dilibatkan dan siswa tidak bosan. Pertanyaan : Bagaimana cara ibu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Berkaitan dengan pembelajaran yang efektif tadi sangat erat hubungannya dengan cara mencipatakan pembelajaran, karena kalua anak-anak diajak bermain dengan tema yang sudah kita tentukan biasanya mereka lebih semnagat lagi dan lebih senang untuk belajar. Pertanyaan : Contoh humor apa yang biasa ibu berikan dalam kegiatan pembelajaran? Jawaban : Humor yang berkaitan dengan siswa saja sehingga siswa semakin antusias biasanya terjadi secara spontan saja. Pertanyaan : Berapa jenis ice breaking yang sudah diterapkan dalam kelas? Jawaban : Games untuk sementara ini belum rutin diberikan mungkin dalam momen-momen tertentu saja baru diberikan games. Pertanyaan : Bagaimana ibu merangsang siswa untuk menghasilkan teks anekdot sesuai dengan kreativitasnya masing-masing? Jawaban : Untuk pelajaran anekdot ini biasnya ibu membentuk beberapa kelompok siswa untuk mempraktekan di depan kelas. Biasanya siswa ibu beri tugas untuk melihat kejadian sehari-hari yang biasa dialami kemudian apa yang dilihat oleh siswa itu langsung dibuat teks anekdot setelah itu baru dipraktekkan di depan kelas. Pertanyaan : Apakah ibu pernah membuat atau menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Ya, pernah Pertanyaan : Apakah ada kesulitan yang ibu alami ketika menyampaikan materi teks anekdot? Jawaban : sebetulnya kesulitan itu ada ya, tapi itu kecil dan bisa diatasilah karena anekdot itu kan contoh-contoh yang biasa dilihat oleh anakanak, apakah di televisi atau dalam kehidupan nyata kan banyak yah. Pertanyaan : Bagaimana langkah ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan teks anekdot? Jawaban : Biasanya langkah-langkah ibu, dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk melihat kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan sehari-hari dan ini sangat berguna sekali karena anak itu kalau dilihat dari kejadian sehari-hari ingatannya akan kuat, misalnya ketika temannya ditilang polisi atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kedisiplinan. Pertanyaan : Bagaimana ibu mengembangkan kreativitas dalam menyampaikan materi anekdot? Jawaban : Ya kreativitas ibu dalam menyampaikan materi anekdot dengan bermain peran, jadi dibuat drama atau didemonstrasikan di depan kelas, sehingga kreatif anak itu akan muncul. Biasanya kalau mendemonstrasikan itu kreasinya banyak yang muncul sehingga memicu untuk semakin lebih bagus lagi dari teman yang sudah tampil. Pertanyaan : Bagaimana ibu menerapkan PAIKEM dalam menyampaikan materi anekdot? Jawaban : Kalau untuk PAIKEM itu dengan cara diskusi kemudian apa yang didiskusikan dipraktekkan di depan kelas sehingga membuat anak senang, bisa tertawa dan bercanda tapi terfokus pada satu materi pelajaran yaitu anekdot. Pertanyaan : Dalam PAIKEM, kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran. Bagaimana cara ibu meningkatkan kreativitas itu? Jawaban : Ya selain apa yang sudah ada di sekolah kita juga sering sharing kepada guru-guru lain dengan guru-guru sesame MGMP sekolahsekolah lain sehingga kreativitas ini akan memunculkan kreativitas2 baru untuk memajukkan semua termasuk gurunya, siswanya, selain itu kita juga mengikuti perkembangan zaman, internet. Pertanyaan : Adakah kendala atau hambatan yang ibu hadapi ketika menerapkan PAIKEM di dalam kelas? Jawaban : Hambatan tidak terlalu banyak tetapi itu sudah biasa. Pertanyaan : Bagaimana solusi ibu untuk menyelesaikan hambatan tersebut? Jawaban : Solusinya ya melakukan pendekatan kepada siswa masalahnya apa kemudian kita sharing kepada siswa sehingga hal-hal yang menghambat proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Jakarta, 9 Mei 2016 HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH MAN 12 JAKARTA Identitas Responden Nama Responden : Dra. Hj. Herawati, M.Pd Jabatan : Kepala Sekolah MAN 12 Jakarta Barat Jenis Kelamin : Perempuan Hari/Tanggal Wawancara : Senin/ 9 Mei 2016 Pewawancara : Ulfah Sundusiah Pertanyaan : Bagaimana pendapat Ibu mengenai cara mengajar guru Bahasa Indonesia? Jawaban : Menurut ibu mungkin guru-guru bahasa Indonesia untuk lebih kreatif lagi ketika mengajar. Pertanyaan : Apakah ibu selalu memberikan saran atau masukkan kepada setiap guru khususnya guru Bahasa Indonesia ketika mengajar? Jawaban : Iya biasanya saya mengingatkan kepada guru untuk membawa RPP, mengajar dengan menggunakan metode yang tidak hanya ceramah dan diskusi saja tetapi lebih kreatif lagi. Pertanyaan : Apakah Ibu memberikan kebebasan kepada guru untuk menggunakan sumber atau bahan pelajaran dari berbagai sumber buku maupun media elektronik lainnya? Jawaban : Iya saya memberikan kebebasan kepada guru untuk menggunakan sumber apapun. Tidak hanya kepada guru tapi juga kepada siswa ibu memberikan sumber belajar yang bervariasi asalkan masih berkaitan dengan materi pelajaran. Pertanyaan : Apakah guru bahasa Indonesia sering mengajak Ibu untuk berdiskusi dalam hal metode, strategi, ataupun media pelajaran yang akan mereka gunakan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung? Jawaban : Iya terkadang. Yang lebih sering itu serumpun seperti MGMP yang diskusinya. Pertanyaan : Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang aktif? Jawaban : Guru harus senantiasa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya guru yang secara terus menerus memberikan materi. Pertanyaan : Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang inovatif? Jawaban : Guru harus membuat atau menciptakan metode, media, maupun model pembelajaran yang baru untuk kemajuan MAN 12 secara umum khususnya pada akademik dimasing-masing mata pelajaran. Pertanyaan : Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang kreatif? Jawaban : Guru harus bisa mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, misalkan dengan menciptakan proses pembelajaran yang lebih kreatif. Pertanyaan : Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang efektif? Jawaban : Guru harus senantiasa memanfaatkan waktu yang sudah disediakan di sekolah agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia pada jam pelajaran berlangsung Pertanyaan : Saran atau masukkan apa yang Ibu berikan terkait pembelajaran guru bahasa Indonesia yang menyenangkan? Jawaban : Ya guru tentunya harus bisa mengkondisikan kelas dan harus bisa melihat keadaan siswa. Tentunya guru juga harus mempunyai games yang menarik untuk siswa sehingga ketika belajar dapat diselingi dengan games atau menonton film yang berkaitan dengan pelajaran bahasa Indonesia sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia Pertanyaan : Apakah setiap guru membuat RPP dan silabus? Jawaban : Iya saya mewajibkan setiap guru untuk membuat RPP. Pertanyaan : Apakah ibu menandatangani RPP dan Silabus yang dibuat oleh guru? Jawaban : Iya saya berusaha untuk menandatangani Pertanyaan : Apakah Ibu selalu mengontrol kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa? Jawaban : Iya terkadang saya melihat ke kelas yang belum ada gurunya atau dengan bertanya kepada petugas piket guru yang tidak hadir, selain itu juga saya mengecek di ruang guru melihat keadaan guru apakah mereka sudah memasuki kelas atau masih mengobrol di ruang guru Pertanyaan : Bagaimana pendapat Ibu mengenai kreativitas seorang guru yang ideal? Jawaban : Ya yang idel itu yang mengikuti zaman. Jadi kalau sekarang lagi ngetren cerita apa gitu kita bisa tau. Bahasa apa sih yang sedang ngetren di anak-anak zaman sekarang atau kejadian-kejadian apa sih. Intinya mengikuti zaman tetapi tetap berpatokan dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Pertanyaan : Menurut ibu, apakah kreativitas itu sangat dibutuhkan bagi seorang guru? Jawaban : Iya pasti dibutuhkan. Jadi pada saat guru mengajar, guru harus membawa model pembelajaran dan siswa yang harus mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pertanyaan : Sebagai kepala sekolah, apa saja usaha yang ibu lakukan untuk memacu kreativitas guru dalam membawakan materi pelajaran bahasa Indonesia? Jawaban : Ibu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah seperti MGMP atau kegiatan diskusi dengan guru-guru di sekolah lain sehingga guru dapat terus mendapatkan informasi baik dari media cetak maupun dari sharing dari teman-teman guru yang lain. Pertanyaan : Upaya apa yang ibu lakukan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam mengajar? Jawaban : Ya itu saya memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru untuk mengembangkan kreativitasnya baik itu dalam menciptakan metode, alat, media dan sebagainya. Selain itu juga ibu menyarankan guru untuk menggunakan seperti google classroom. Pertanyaan : Bagaimana pendapat Ibu mengenai PAIKEM? Jawaban : PAIKEM kan sama dengan CBSA. Kalau PAIKEM dipake sih anak-anak tidak bosan. Pertanyaan : Apakah model pembelajaran PAIKEM tepat diterapkan pada materi Bahasa Indonesia khusunya pada kurikulum 2013? Jawaban : Menurut ibu sih PAIKEM tepat digunakan pada kurikulum 2013 karena mencakup pelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pertanyaan : Bagaimana pendapat ibu mengenai kreativitas guru Bahasa Indonesia dalam menerapkan PAIKEM? Jawaban : Ya pendapat ibu sih bagus jika guru dapat menerapkan PAIKEM dengan terus mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh setiap guru khususnya pada guru bahasa Indonesia Pertanyaan : Tindakan atau upaya apa saja yang ibu lakukan agar para guru terutama guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan? Jawaban : Ya itu ibu memberikan kebebasan kepada guru untuk menggunakan metode apapun yang menarik siswa untuk belajar dan yang terpenting tidak membuat siswa bosan dan tertekan Pertanyaan : Saran apa yang ibu berikan kepada guru Bahasa Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dalam dirinya dan meningkatkan kreativitasnya? Jawaban : Banyak baca, tapi ibu manfaatkan MGMP antar guru bahasa Indonesia mereka bisa sharing dengan sesame guru bahasa Indonesia. Selain itu saran ibu untuk guru bahasa Indonesia yaitu banyak baca, pandai menulis dan sebagainya. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Ade Irma Suryani Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Penyampaiannya jelas, cukup jelas kalau ngejelasin detail jadi bisa cepat dimengerti juga. Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Ya lumayan seru kalua pas lagi belajar anekdot tapi kalau lagi materi terus lama-lama bisa ngebosenin mungkin nanti sekali kali adain games/ moving gitu. Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pelajaran pertama sih, tetapi jam keberapapun ga ada masalah ko. Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Iya paling sih cerita lucu. Kalau games belum pernah. Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Nggak juga, terkadang dari powerpoint. Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya lumayan. Jadi ga itu-itu aja model ngajarnya. Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Metodenya ya lewat LKS, paket, atau proyektor. Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya. Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Nah iya, sering itu Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya, biar cepat mengerti. Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya pasti, harus malah. Bu Iceu kalau ngejelasin jelas ko berarti pasti paham. Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya. Biar belajar lebih giat dan rajin lagi. Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya selalu Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Asik ko, paling kalau lagi ulangan doang si rada tegang. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Ya seru pastinya bias belajarnya semangat. Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Wah, iya banget tuh Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot adalah teks yang isinya lucu. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya lumayan memahami Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, sangat memahaminya Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Paling hanya cara membuat anekdot. Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukai karena teks anekdot lucu. Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : kesulitannya yaitu membuat ceritanya atau menyusun katakatanya agar dapat didengar dengan baik oleh masyarakat. Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Jarang Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran menyenangkan? Jawaban : Iya lumayan yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Sudah perfect sih. Cuma biar lebih seru mungkin nanti sekali diselipin games atau moving itu aja. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Hesti Husniawati Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya kurang mengasyikkan, pembelajaran bahasa Indonesia lebih mengasyikkan jika memakai berbagai metode. Misalnya dengan game tetapi masih bersangkutan dengan materi yang dipelajari. Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Membosankan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Hanya beberapa kali, sering juga sih. Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Mungkin sehabis istirahat. Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Tidak melakukan langkah apapun. Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Terkadang melalui prayektor Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Lewat LKS, Paket, dan sekali memakai proyektor. Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Hanya Sekali Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Tidak pernah Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya pernah, tapi ga sering Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Tidak setiap pertemuan Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Sering Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Ya rileks sih, paling kalau ulangan tegang. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Santai tapi serius. Mungkin dengan metode lain misalnya seperti nonton, game tapi masih berkaitan dengan materi akan lebih cepat nyangkut di otak gitu. Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Tidak begitu sering Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot adalah teks yang isinya lucu. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya memahami Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Iya, sangat memahaminya Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : kadang-kadang Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Paling hanya cara membuat anekdot. Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukai karena lucu Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : kesulitannya ketika memilih topik untuk dibuat teks anekdot Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Menurut saya kurang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Sebaiknya proses pembelajarannya dibuat lebih mengasyikkan agar siswa-siswi tidak jenuh. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Shafadillah Adiningtyas Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Seru, lucu, menarik, dan mendidik Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Kadang-kadang membosankan tapi kebanyakan lucunya. Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Ya seperti contoh seorang guru yang bebas untuk memberikan peluang kepada muridnya untuk bertanya. Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Pagi hari atau jam pelajaran pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Ya, guru-guru pada menyiapkan games di sesi pertanyaan. Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak, terkadang memakai powerpoint dari guru. Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Metodenya demonstrasi sekali memakai proyektor. Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Ya, biasanya sebagai contoh Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya pernah, tapi ga sering Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Ya sangat menguasai materi Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Ya, kadang-kadang yang paling sering untuk motivasi adalah saat sedang kegiatan bersama walikelas. Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Ya, kadang-kadang tapi yang bikin capek PR nya banyak banget tapi itulah yang membuat kita semangat Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Seru dan menyenangkan Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Ya kadang-kadang membuat kita untuk mencari lewat interntet dan itulah yang membuat kita untuk berpikir kritis Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks yang lucu namun mengandung sindiran Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya saya memahaminya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukai karena teks anekdot lucu. Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : pada saat membuat atau mengarang cerita lucu, itu bingung. Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya jarang Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? Jawaban : Iya terkadang menerapkan itu. Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Lebih sering untuk menjelaskan yang banyak dari pada mengerjakan PR HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Sophie Octarini Liestyahayu Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : terkadang merasa ngantuk Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Menyenangkan karena kita belajar bahasa Indonesia itu tergantung pada diri kita sendiri pelajaran itu asyik atau tidak Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Pagi hari. Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Kadang-kadang ngelawak atau cerita lucu Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Iya, paling mengerjakan LKS Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Engga juga. Terkadang hanya diskusi saja. Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Menjelaskan di papan tulis, contoh dari buku LKS atau paket Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Terkadang Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya pernah, tapi ga sering Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya guru sangat menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Terkadang memberikan motivasi Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Ya saya tidak merasa tertekan ketika pelajaran bahasa Indonesia berlangsung Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Seru dan menyenangkan Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya pasti Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot itu adalah teks yang lucu ada sindirannya gitu Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya lumayan memahami Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, sangat memahaminya Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya memberikan contoh Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukai karena yang dibahas teks lucu Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : ketika menyusun kata-kata dan membuat jalan ceritanya Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? Jawaban : Iya guru menerapkannya Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Lebih banyak games agar tidak membosankan HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Khoirunnisa Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya cara mengajarnya mudah dipahami Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Menyenangkan sebab cara penyampaian materinya cukup jelas Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya, contohnya mempraktekkan anekdot di depan kelas dan berdiskusi apa saja unsur anekdot. Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pelajaran di hari senin, saat jam pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Iya, contohnya seperti melakukan anekdot dan didemonstasikan di depan kelas. Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak juga, cara pembelajarannya kadang menggunakan proyektor. Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Iya, seperti metode menjelaskan di depan kelas, diskusi. Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya terutama ketika memberikan contoh Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya guru menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya, beliau mendorong dan memberi motivasi supaya kita selalu semangat dalam belajar Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya selalu memberikan kesempatan buat nanya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Ya kadang senang, releks, kadang juga merasa badmood. Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Pembelajaran yang disukai dengan murid-muridnya Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot adalah teks yang menceritakan kelucuan. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, pastinya memahami Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya terkadang memberikan contoh Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya karena seru Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : ketika menentukan struktur teks anekdot Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, menyenangkan? Jawaban : Iya guru menerapkannya inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Sarannya cara mengajar guru di kelas harus ditekannkan agar mengajarnya lebih baik lagi. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Muhammad Farhan Nugraha Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya gurunya enak dan sangat menyenangkan Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Terkadang membosankan siswa Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pelajaran pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Iya, terkadang memberi games Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak juga, terkadang menggunakan buku novel Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya bermacam-macam Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : metode menerangkan atau menjelaskan Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : terkadang guru menggunakan laptop atau memperhatikan video yang seru dan menarik. Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya, dengan bercerita tentang kehidupan sehari-hari Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Terkadang guru memberikan semangat Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Sering Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Sangat senang dan asyik Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Belajar dengan motivasi Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks yang menceritakan kelucuan dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, tentu saja Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya menerapkannya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya karena cerita lucu Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : kesulitannya paling ketika menyusun kata-kata agar menjadi teks anekdot Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : ya pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? Jawaban : Iya guru menerapkannya Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Belajarnya sudah asyik cuma kurang memberi saran kepada anakanaknya. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Muhammad Irfan Siraj Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya gurunya enak dan seru Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Bagus dan menyenangkan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pelajaran sehabis zuhur Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Iya, terkadang memberi games Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Metode presentasi atau ditampilkan slide di proyektor Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya. Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya pernah Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya menguasai Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Ya guru memberikan kesempatan untuk bertanya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Senang dan rileks Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Pembelajaran yang enak dan rileks Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot itu adalah teks yang menceritakan kelucuan terus ada sindirannya juga. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya memahami Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya tentu saja Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya terkadang memberikan contoh Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukai Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : pemilihan topik terus sama menyusun kalimatnya Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran menyenangkan? Jawaban : Iya yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Perlu ditambah games agar lebih semangat lagi HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Baharuddin Adam Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya sama saja seperti guru-guru yang lain Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Tergantung materinya kadang membosankan kadang menyenangkan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Hanya cerita lucu Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Buku paket dan LKS tapi kadang dari internet Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Terkadang Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : metode seperti biasanya, yaitu menjelaskan Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Kadang-kadang mengaitkan, kadang-kadang tidak Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya kadang-kadang Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya sangat menguasai Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Tidak setiap pertemuan Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Kadang-kadang tertekan tetapi merasakan senang Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Pembelajaran yang tidak materi terus tapi ada games Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks yang ceritanya lucu dan mengandung sindiran. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya tentu saja Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya memberikan Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya karena materinya menarik dan lucu Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : ya paling kesulitannya nentuin topik ceritanya yang mau dijadikan teks anekdot. Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Iya tapi masih kurang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Jangan terlalu banyak memberi soal atau tugas, selipkan games atau hiburan agar siswa-siswi merasa senang HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Astri Kamila Rahmah Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya pelaksanaan kegiatan belajar di kelas kurang menyenangkan dan membosankan Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Membosankan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam ke satu Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Kadang menyelipkan cerita-cerita lucu yang berkaitan dengan materi pelajaran Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak karena biasanya kami menggunakan internet untuk tugas di rumah Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Diskusi Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya, dengan bercerita tentang kehidupan sehari-hari Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : kadang-kadang Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Yang saya rasakan rileks Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Serius tapi santai dan tidak terlalu banyak memberikan tugas pada siswa yang tidak setara dengan penjelasan materi yang diberikan Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : teks anekdot itu teks yang lucu. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, tentu aja Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya terkadang seru Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : kesulitannya ketika menentukan struktur sama menyusun kalimatnya Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan? Jawaban : Kurang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Saran saya lebih baik mengubah suasana belajar menjadi lebih kondusif dan tenang serta menyenangkan. Dengan diselingi gamegame disamping penjelasan materinya. Serta saran saya sebaiknya tidak memberatkan siswa-siswi dengan tugas yang diberikan dengan waktu yang sebentar, karena kami memiliki tugas lain disamping tugas pelajaran bahasa Indonesia. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Ahmed Fajrul Ilmi Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Ya menyenangkan kadang-kadang Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Tergantung pada meterinya Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya guru selalu memberikan siswa untuk aktif Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pelajaran pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Iya seperti anekdot Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Iya terkadang menggunakan internet Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : kadang-kadang Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : metode seperti biasanya kaya diskusi, menjelaskan. Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya terkadang Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya terkadang Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya selalu Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Ya rileks Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Belajar yang tidak membosankan Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot yang isinya tentang cerita lucu yang ada sindirannya Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Iya memahami Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya terkadang Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya memberikan contoh Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya karena yang dipelajari menarik dan lucu Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : ketika menyusun kalimat agar ceritanya menjadi lucu Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran menyenangkan? Jawaban : Iya terkadang yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Selalu siapkan games ketika mengajar agar tidak bosan HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Risa Fitriyani Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Cukup baik karena terlalu fokus pada materi sehingga membuat siswa-siswi bosan Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Kadang bosan dan kadang menyenangkan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Iya dengan memberi cerita-cerita lucu Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak terkadang dari berbagai sumber selain buku paket dan LKS Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Jarang karena terlalu sering memberi materi saja Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : menjelaskan dan praktek Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Ya seperti infocus dengan power point Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya sangat menguasai Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya agar siswa aktif Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Biasa saja Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Yang tidak terlalu fokus pada materi dan diselingi dengan games dan nonton film juga yang berkaitan degan materi agar tidak bosan. Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya berpikir kritis Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot adalah teks yang menceritakan tentang kelucuan. Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya memahaminya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, tentu saja memahami Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukainya karena lucu dan menarik Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : kesulitannya pas disuruh nyari topik sama nyusun kalimatnya sih Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : aktif dan inovatif aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Jangan terlalu banyak tugas HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Ibrahim Zhafir Qais Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Kebanyakan nyatet, bosan, kadang seru tapi banyak tugasnya, menjelaskannya santai dan bisa dipahami Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Kadang bikin seneng, kadang bikin bosan, dan kebanyakan tugas. Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Pasti itu Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Tidak. Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak, guru menggunakan semua buku kok Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Kadang-kadang tapi lebih sering gitu-gitu aja, kaya diskusi, menjelaskan, sama praktek. Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : diskusi, praktek, dan menjelaskan Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Cuma menggunakan laptop aja Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya kadang-kadang Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya terkadang memberikan motivasi Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Rileks, santai, tapi serius Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Bisa bikin anak-anaknya senang belajar dan semangat Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot adalah teks yang berupa sindiran dan lelucon Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : sudah pasti Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya karena menarik Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : kesulitannya pada saat mengarang Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran menyenangkan? Jawaban : Iya pasti yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Jangan terlalu banyak isi LKS HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Nadya Shafira Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Menurut saya cukup jelas namun kurang menyenangkan Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Agak membosankan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Waktu jam pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Menceritakan cerita-cerita lucu Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Tidak juga, terkadang diajarkan lewat internet Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Diskusi Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Kadang-kadang Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Rileks Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Serius tapi dibawa santai dan tidak memberatkan siswa Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks anekdot berupa sindiran yang mengandung unsur kelucuan Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : Kesulitannya membuat sindiran tersebut yang mengandung kelucuan Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? Jawaban : Kurang aktif, inovatif, efektif, dan kreatif Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Mencari metode lain dalam belajar yang bervariasi dan kreatif agar tidak membosankan. Terus mengajarnya santai dan enjoy agar kita bisa menikmati dalam belajar, dan juga tidak memberikan tugas yang banyak dengan waktu yang singkat. HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Fathia Inasya Ayuningtyas Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : Baik tapi gurunya masih kurang banyak untuk menjelaskan Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Membosankan karena memberikan terlalu banyak tugas dan tidak ada variasi dalam mengajar jadi membosankan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Jam pelajaran pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : mengerjakan latihan di LKS secara langsung Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya seperti proyektor Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Iya saya merasa senang Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Akan membuat kita lebih mudah dalam menyerap pelajaran yang diberikan Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks yang berupa sindiran namun masih mengandung kelucuan Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, memahami Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya menyukai Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : Kesulitan untuk membuat apa yang akan dijadikan teks anekdot Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Tidak Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? Jawaban : Iya guru menerapkannya Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Ibu guru harus memberikan metode pembelajaran yang lebih variatif HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA MAN 12 JAKARTA KELAS X MIPA 1 Identitas Responden Nama Responden : Eka Wahyuningtias Kelas : X MIPA 1 Pertanyaan : Bagaimana pendapat Anda tentang guru Bahasa Indonesia ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas? Jawaban : sangat disiplin dalam Pertanyaan : Menurut Anda, bagaimana cara guru menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah membosankan atau menyenangkan? Jawaban : Menyenangkan Pertanyaan : Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, apakah guru melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran? Jawaban : Iya karena siswa dilatih aktif dalam segala hal Pertanyaan : Waktu pelajaran atau jam pelajaran ke berapakah yang dapat membuat kalian lebih bersemangat dalam materi bahasa Indonesia? Jawaban : Setelah istirahat pertama Pertanyaan : Langkah apa yang guru lakukan ketika kalian bosan, apakah guru menyelipkan games atau cerita-cerita lucu yang akan membuat kalian semangat kembali? Jawaban : Paling cerita-cerita lucu Pertanyaan : Biasanya ketika guru mengajar sumber atau bahan apa saja yang digunakan oleh guru? Apakah hanya sebatas pada buku paket dan LKS aja? Jawaban : Iya buku paket dan LKS Pertanyaan : Apakah guru menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi dalam menjelaskan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya Pertanyaan : Metode apa saja yang biasa digunakan oleh guru ketika mengajar? Jawaban : Diskusi dan menjelaskan Pertanyaan : Dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia, apakah guru menggunakan alat atau media lain yang mendukung proses pembelajaran? Jawaban : Iya seperti infocus Pertanyaan : Apakah guru ketika menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru memberikan contoh-contoh yang relevan ketika menayampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia? Jawaban : Iya agar termotivasi Pertanyaan : Ketika mengajar apakah guru menguasai materi pelajaran yang disampaikan? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru selalu memotivasi siswa dalam setiap kali pertemuan? Jawaban : Kadang-kadang Pertanyaan : Apakah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Ketika pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung bagaimana perasaan kalian? Apakah kalian merasakan senang, rileks, aman, asik, atau tertekan? Jawaban : Rileks Pertanyaan : Bagaimana pendapat kalian mengenai proses pembelajaran yang menyenangkan? Jawaban : Pembelajaran yang menyenagkan itu seperti belajar dicampur games Pertanyaan : Apakah tugas yang diberikan oleh guru untuk siswa memancing siswa untuk berpikir kritis dan kreatif? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apa yang Anda ketahui tentang teks anekdot? Jawaban : Teks yang mengandung sindiran dan lelucuan Pertanyaan : Ketika guru menjelaskan mengenai teks anekdot, apakah Anda memahaminya? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah guru Anda memahami teks anekdot? Jawaban : Ya, pastinya memahami Pertanyaan : Ketika materi anekdot, apakah guru menerapkan kreativitas yang dimilikinya dalam menyampaikan materi tersebut? Jawaban : Iya Pertanyaan : Dalam materi anekdot apakah guru memberikan contoh teks anekdot? Jawaban : Iya Pertanyaan : Apakah Anda menyukai kegiatan belajar mengajar materi teks anekdot yang berlangsung di kelas? Jawaban : Iya karena menarik dan lucu Pertanyaan : Kesulitan apan yang Anda alami ketika menulis teks anekdot? Jawaban : ketika mengarang agar teksnya menjadi lucu Pertanyaan : Apakah guru anda pernah menghasilkan teks anekdot? Jawaban : Iya pernah Pertanyaan : Menurut Anda. Apakah guru Bahasa Indonesia menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan? Jawaban : Kadang-kadang Pertanyaan : Saran apa yang Anda berikan kepada guru Bahasa Indonesia terkait dengan proses pembelajaran di dalam kelas? Jawaban : Memperbanyak penjelasan dan latihan soal dan juga motivasi kepada anak-anak murid agar lebih semangat lagi dalam menuntut ilmu. : Terbii : No. Revisi: : No. Dokumen KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FORM tFR) FITK Jt. t. H. Tgl. J&nda tto 95 Wutat 15412 ffinesb FITK-FR-AKD-084 1 Maret 2010 0'1 I Hal PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI Nama Ulfah Sundusiah NIM 11 Jurusan/Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tanggal Pengajuan 1 12013000036 1 Januari 2016 Pembimbing Seminar Proposal Skripsi No Nama Dosen Pembimbing N{IP I Dr. Hindun, M.Pd t9701215 2009122 001 Judul Skripsi: Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Menerapkan PAIKEM pada Materi Anekdot (Sfudi Kasus di Kelas Status X Semester II MAN 12 JakartaBaraQ *) (r') ( Disetujui ) Tidak Disetujui Jakarta, bing Seminar 2009n2 aot \ Berikan tanda centang ( ,,1 ) pada bagian yang sesuai 1l Mahasi NIM. 1I1 Januari 2016 ybs, 13000036 KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Dokumen : Terbit : FITK-FR-AKD-081 Tgl. No. Revisi: : 01 No. FoRM (FR) Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Hal 1 Maret 2010 1t1 SURAT tsIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un"O l/Fl/KM .01.31 57 612016 Lamp" :............".. Hal : Bimbingan Skripsi Jakarta. ll Januari 2016 Kepada Yth. Dr. Hindun, M.Pd. Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As salamu' al aikum wr.w b. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama Ulfah Sundusiah NIM 1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VIII (Delapan) Judul Skripsi Kreativitas Guru Bahasa Indonesia dalam Menerapkan PAIKEM I 12013000036 pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal I I Januari 2016, abstraksi/oeutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s alamu' alaikum wr.w b " a.n. Dekan -dan Sastra Indonesia NrP. Tembusan: Dekan FITK Mahasiswa ybs. l. 2. tr g-800:os 2oo90 r r KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK : Tgl- Terbit : No. Revisi: : 01 Hal 1t1 No. FORIS (FR) Jt. tr. H. Juanda I'lo 95 Ci$nat 15412 lodonesia Dokumen FITK-FR-AKD-082 1 Maret 2010 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .3157 412A15 Jakarta, 4 Maret 2016 Lamp. : OutlinerProposal Hal : Permohonan lzin Penelitian Kepada Yth. Kepala Sekolah MAN 12 Jakarta Barat di Tempat Assal am u' al aiku m wr.wb. Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama NIM Jurusan : Ulfah Sundusiah :1112013A00036 : Pendidikan Bahasa dan Sastra lndonesia $emester :Vlll (Delapan) JudulSkripsi : Kreativitas Guru Bahasa lndonesia dalam Menerapkan PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X MAN 12 Jakarta Barat) adalah benar mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang di instansi/sekolah/madrasah yang $audara pimpin. sedang menyusun Skripsi, dan akan rnengadakan penelitian (riset) Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalam u' alaikum wr.wb. 'i.: . i$; -ir I il,...] ubuki, M. Hum. 9800305 200901 1 015 Tembusan: Dekan FITK Pembantu Dekan Bidang Akademik Mahasiswa yang bersangkutan 1. 2. 3. IGI]IEI'ITERIAI{ AGAI{A REPUBLI l( I NDOr.IE$IA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARIA BARAT MADRASAH ALIYAH NEGERI 12 JAKARTA Jl. Ra3ra Dud Koeembl No.3 cerqgker€ng - Jakarh Baret relp. (oz1) o448ds6 E mall : manl 2Jakartebarat@grnafi,com SURAT IffTEBANGAN Nomor : Ma.09.121PP.00.6/ 419 12016 Yang bertanda tangan menerangkan bahwa di bawah ini Kepala Madrasah Aliyah Negeri 12 Jakarta, : Nama Ulfah Sundusiah NIM 1i1?013000036 Jurusan I Prog, Studi Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah lakarta Telah melaksanakan penelitian untuk pengumpulan data di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12 Jakarta dalam rangka penyelesaian tugas penyusunan Skripsi dengan judul *Kreativitas Guru Bahasa fndonesia dalam Menerapkan PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X MAN 12 Jakarta Barat)'yang di mulai dari tanggal 05 Maret sld 03 Juni 2016. Demikianlah surat keterangan dibuat untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya. )akafta, 03 Juni 2016 ffif"ff 96404291989032003 LEMBAR UJI REFERENSI Nama Ulfuh Sundusiah NIM I 1 12013000036 Jurusan/Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Skripsi Kreativitas Guru dalam Penerapan PAIKEM pada Materi Anekdot (Studi Kasus di Kelas X Semester II MAN 12 Jakarta Barat) No Judul Buku Pengarang Kota Terbit, Nomor Halaman Paraf Penerbit, Footnote Skripsi Pembimbing Cetakan, Tahun. I ) Penelitian Arifin, Zainal. Bandung: PT Pendidikan Remaja Metode dan Rosdakarya. Paradigma Baru. Cet.l,201l. Peningkatan Aryo, Sun. file.upi.edu/Dir Kemampuan dan ektoriffIP/JUR Kreativitas Guru .-PEND. LUA dalam Proses R_BIASA/I95 Kegiatan Belajar 64722t985031 Mengajar di Kelas. SUNARYO/Ar tikel_Kreativit as_Guru.pdf pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 14.08 WIB. 2 35 7 13 J. 4. 5. Paradigma Djamal, M Yogyakarta: Penelitian Pustaka Kualitatif Pelajar,2015 Metodologi Herdiansyah, Jakarta: Penelitian Haris. Salemba Kualitatif untuk Humanika. Ilmu-Ilmu Sosial. Cet.lll,2012. 4,5 36 q J 35 lmplementasi Jauhar, Jakarta: 12,16, 76,18,20, PAIKEM dari Mohammad. Prestasi 17, 18, 21,23,24, Behavioristik Pustaka. Cet.I, 19,22, 25,26,28 sampai 2011. 23,26, 27,32, Konstruktivistik. 35,36, 38, 39, 40,41 6. 7. Bahasa Indonesia Kementrian Jakarta: Ekspresi Diri dan Pendidikan Kementrian Akademik/ dan Pendidikan Kementrian Kebudayaan. dan Pendidikan dan Kebudayaan. Kebudayaan. 2014. Psikologi Khodiiah, Jakarta: PT Pendidikan. Nyanyu. RajaGrafindo 42 29 34 23 Persada. Cet. ( fi,2014. 8. Strategi Masitoh dan Jakarta: Pembelajaran. Laksmi Dewi. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 4,27,29 6, 79,27 Departemen AgamaRI. Cet.\2409. 9. Metodologi Moleong, Bandung: PT Penelitian Lexy. J. Remaja Kualitatif. l, 6,7 34,37, 44 t3 16 Rosdakarya Cet. XXXII, Edisi Revisi, 24ru. 10. Pembelajaran Mulyatiningsi, Depok: Aktif,Inovatif, Endang. Direktorat Kreatif Efektii Jendral dan Peningkatan Menyenangkan Mutu Pendidik (PATKEM). dan Tenaga Kependidikan. 2010 diunduh dari http://staff.uny. ac.id/sites/defa ult/fileVpenga bdian/draendang- mulyatiningsih mpd/5cmodel pembelajman- paikem228l0. pdf diunduh pada tanggal 19 Juni 2015 pukul 14.00 WIB. u Mengembangkan Munandar, Jakarta: PT Bakat dan Utami. Grasindo. Cet. III, Kreativitas Anak 2,5,6 3, L2 6 7 1999. Sekolah. 12. Pengembangan Munandar, Jakartia: Kreativitas Anak Utami. Rineka Cipta. 13. ( 2012. Berbakat. Strategi Rachmawati, Jakarta: Pengembangan Yeni dan Euis Kencana. Cet. Kreativitas pada Kumiati. I,2010. Format Remiswal dan Yogyakarta: Pengembangan Rezki Amelia. Graha Ilmu. 2 l0 20 t9 \ Anak Usia Taman Kanak-Kanak. 14. Strategi PAIKEM Cet. I,2013. dalam Pembelajaran Agama lslam. 15. Jakarta: PT 1,3, Pembelajaran: RajaGrafindo 24,25, Mengembangkan Persada. Cet. 30, 31, Profesionalisme vI,2013. 32 28,37 Model-Model Rusman 5, 2,6,'1 22,23 Guru. 16. Kemampuan Sagala, Bandung: Profesional Guru Syaitul. Alfabet. Cet, dan Tenaga Kependidikan. IV,2013. 21,24 ,20, 17. 18. Mengembangkan Saminanto. Semarang: RPP PAIKEM, Rasail Media EEK, dan Group. Cet.I, Berkarakter. 2012. Belajar dan Slameto. Jakarta: FakJor-Faktor Rineka Cipta. yaog Cet. VI,2013. lt l6 1.10 10, 8,9 l3 t4 Mempengaruhi. 19. Mengembangkan Sudarma Jakarta: Keterampilan Momon. Rajawali Pers. 20. ( Cet.I,2013. Berpikir Kreatif, Bermain Kreatif Sujiono, Jakarta: Berbasis Yuliana Indeks. Cet. I, Kecerdasan Nurani dan 2010. Jamak. Bambang a J 11 4 ll Sujiono. 21. Landasan Sukmadinata, Bandung: PII Psikologi Proses Nana Syaodih Remaja Pendidikan. Rosdakarya. Cet. VI,2011. 22. Pembelajaran Wirasa joumal.uny.ac. Menggunakan idlindex.php/w Pendekatan uny/article/do PAIKEM wnload/3517/p dfpada tanggal 29 Juni2016 pukul20.05 WIB. { 14, 15 17 23. Buku Pengayaan Wulandari, Bahasa Indonesia Mei. CV Arya Duta. 43,44, 45 Kelompok Mata Pelajaran Wajib untuk SMAA4A/SMK/ MAK 2$ 2AA9,2 2 0At 29,30 Riwayat Penulis Ulfah Sundusiah" lahir di Jakarta pada tanggal 18 Januari 1994. Penulis menrpakan anak dari Drs. H. Sofyan Hadi dan I{i. Zubaidah. Penulis merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara Penulis mempunyai dua kakak yaitu Nurjannah, S.Pd dan Ahrnad Syauqy, S-Pd.I serta mempunyai adik yang bernama Qurratu Ainy. Penulis menyelesaikan pendidikan Thman Kanak-Kanak Melati. Melanjutkan Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Zahrotul Athfal pada tahun 2000-2007. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP ASIA Jakarta pada tahtm20A7*-2009. Setelah itu, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMAN 94 Jakar&a 2009-1012. Setelah tamat SMA, penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama kuliah penulis pernah menjadi editor di tempat penerbitan buku yaitu di Al-Mawardi Prima untuk menambah wawasan penulis.