DASAR-DASAR ILMU TANAH ( RINGKASAN ) Oleh : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2008 Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 0 ILMU TANAH ¾ BOBOT 4 SKS (3 SKS TEORI + 1 SKS PRAKTEK) ¾ MATERI : 1. PENDAHULUAN 2. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH. 3. BAHAN PENYUSUN TANAH 4. SIFAT FISIK TANAH (UJIAN TENGAH SEMESTER) 5. SIFAT KIMIA TANAH 6. BIOLOGI TANAH 7. KLASIFIKASI DAN SURVAI TANAH 8. TANAH ORGANIK 9. KONSERVASI TANAH (UJIAN AKHIR SEMESTER) ¾ PUSTAKA : 1. GOESWONO SOEPARDI : SIFAT DAN CIRI TANAH 2. SARWONO, H. : ILMU TANAH 3. NURHAYATI KAHIM, DKK. : ILMU TANAH 4. SITANALA ARSYAD : PENGAWETAN TANAH DAN AIR ¾ PENILAIAN : 2. TUGAS = 10 % 3. PRAKTEK = 20 % 4. UJIAN TENGAH SEMESTER = 35 % 5. UJIAN AKHIR SEMESTER = 35 % Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 1 BAB. I PENDAHULUAN 1. HUBUNGAN TANAH DENGAN PERTUMBUHAN TANAMAN 2. PENGERTIAN-PENGERTIAN : ¾ TANAH ¾ PEDOLOGI DAN EDAFOLOGI ¾ PROFIL, HORISON DAN PEDON ¾ TANAH MINERAL DAN TANAH ORGANIK 3. GAMBAR PENAMPANG MELINTANG TANAH : ¾ HORISON ELUVIASI, ILUVIASI, BAHAN INDUK, BATUAN. ¾ SOLUM DAN REGOLIT 4. CABANG-CABANG ILMU TANAH : ¾ MINERALOGI TANAH ¾ FISIKA TANAH ¾ KIMIA TANAH ¾ BIOLOGI DAN MIKROBIOLOGI TANAH ¾ PEDOGENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH ¾ KONSERVASI TANAH Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 2 BAB. II FAKTOR PEMBENTUK TANAH DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH 1. PENGGOLONGAN BATUAN : ¾ BERDASARKAN PROSES PEMBENTUKAN A. BATUAN BEKU : ¾ MAGMA / LAVA DAN LAHAR ¾ PEMBENTUKAN BATUAN BEKU ¾ BEKU LUAR DAN BEKU DALAM ¾ CONTOH BATUAN BEKU LUAR DAN BEKU DALAM B. BATUAN SEDIMEN : ¾ PROSES PEMBENTUKAN DAN CIRI ¾ SEDIMEN KLASTIKA DAN NON KLASTIKA C. BATUAN METAMORFIK ¾ PROSES PEMBENTUKAN ¾ MACAM-MACAM GEJALA METAMORFOSIS ¾ BERDASARKAN KADAR Fe DAN Si. 2. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH : ¾ FAKTOR AKTIF DAN FAKTOR PASIF ¾ IKLIM ¾ ORGANISME ¾ BAHAN INDUK ¾ TOPOGRAFI ¾ UMUR ¾ PROSES HANCURAN BATUAN ¾ PERKEMBANGAN TANAH Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 3 BAB. III BAHAN PENYUSUN TANAH 1. GAMBAR BAHAN PENYUSUN TANAH MINERAL 2. BAHAN MINERAL : ¾ DEFINISI MINERAL ¾ PENGGOLONGAN ATAS DASAR PROSES PEMBENTUKAN : PRIMER DAN SEKUNDER. ¾ PENGGOLONGAN ATAS DASAR SUSUNAN : OKSIDA, SULFAT, SULFIDA, SILIKAT, KARBONAT. ¾ PERANAN MINERAL DALAM TANAH 3. BAHAN ORGANIK : ¾ DEFINISI BAHAN ORGANIK TANAH ¾ SUSUNAN BAHAN ORGANIK TANAH. ¾ PROSES PELAPUKAN BAHAN ORGANIK ¾ PERANAN BAHAN ORGANIK TANAH 4. AIR TANAH : ¾ DEFINISI AIR TANAH ¾ KEPENTINGAN AIR TANAH ¾ KLASIFIKASI AIR TANAH : FISIK DAN BIOLOGI. 31 15 AIR HIGROSKOPIS AIR KAPILER AIR TIDAK TERSEDIA ¾ AIR GRAVITASI, 1/3 atm AIR BEBAS AIR TERSEDIA KAPASITAS AIR BERLEBIH RETENSI MAKSIMUM, KAPASITAS LAPANG, TITIK LAYU PERMANEN. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 4 ¾ KEHILANGAN AIR : BENTUK UAP (MELALUI EVAPOTRANSPIRASI) DAN BENTUK CAIR (MELALUI EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN). 5. UDARA TANAH : ¾ SIFAT : TIDAK KONTINYU, KADAR O2 < O2 ATMOSFER, KADAR CO2 > CO2 ATMOSFER. ¾ SUMBER CO2 : RESPIRASI AKAR, PEROMBAKAN BAHAN ORGANIK. ¾ HUBUNGAN TATA AIR DAN UDARA DENGAN PERTUMBUHAN TANAMAN. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 5 BAB. IV SIFAT FISIK TANAH 1. KERAPATAN JENIS ZARAH (KJZ) : ¾ KJZ = MASSA PADATAN : VOLUME PADATAN ¾ ANGKA KJZ : 2,6 – 2,75 g/cm3. ¾ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI KJZ. 2. BOBOT ISI TANAH KERING (BI) : ¾ KJZ = MASSA PADATAN : VOLUME TOTAL ¾ ANGKA BI : 1,1 – 1,6 g/cm3. ¾ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI BI. ¾ CONTOH PERHITUNGAN BOBOT TANAH. 3. POROSITAS TANAH (PT) : ¾ PT = { 1 – ( BI / KJZ ) } X 100 % ¾ ANGKA PT : 35 % – 50%. ¾ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PT. 4. TEKSTUR TANAH : ¾ DISTRIBUSI PARTIKEL TANAH (SEPARATE TANAH) ¾ TEKSTUR = PERBANDINGAN RELATIF DARI UKURAN BUTIRAN DALAM SUATU MASSA TANAH. ¾ PENENTUAN TEKSTUR TANAH, SEGITIGA TEKSTUR 5. STRUKTUR TANAH : ¾ STRUKTUR = SUSUNAN BUTIRAN TANAH SECARA ALAMI MENJADI AGREGAT DENGAN BENTUK TERTENTU DAN DIBATASI OLEH BIDANG-BIDANG. ¾ TIPE, UKURAN DAN TARAF PERKEMBANGAN ¾ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GRANULASI ¾ HUBUNGAN STRUKTUR DG PERTUMBUHAN TANAMAN Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 6 6. KADAR AIR (KA) TANAH DAN pF : ¾ KA % BOBOT = ( MASSA AIR / MASSA PADATAN ) X 100 % ¾ KA % VOLUME = ( VOL. AIR / VOL. TOTAL ) X 100 % KA % VOLUME = KA % BOBOT X BOBOT ISI ¾ POTENSIAL AIR TANAH : Pt = Pg + Pm + Po ¾ PERGERAKAN AIR DAN POTENSIAL / TEGANGAN (HISAPAN) AIR. ¾ SATUAN TEGANGAN : a. pF pF = LOGARITMA TINGGI (CM) KOLOM AIR NILAI pF = 0 SAMPAI 7 pF = 0 Æ JENUH AIR pF = 7 Æ KERING MUTLAK (105 OC, 48 JAM) pF = 2,54 Æ KAPASITAS LAPANG pF = 4,2 Æ TITIK LAYU PERMANEN b. BAR ATAU ATMOSFER TINGGI (cm) pF BAR , ATM 100 2 0,1 346 2,54 0,346 1.000 3 1 15.849 4,2 15,8 ¾ FAKTOR YG MEMPENGARUHI JUMLAH DAN PEMAKAIAN AIR TERSEDIA : a. TANAMAN : BENTUK PERAKARAN, DAYA TAHAN THD KEKERINGAN, STADIA PERTUMBUHAN. b. IKLIM : SUHU DAN KELEMBABAN c. TANAH : TEKSTUR, STRUKTUR, KADAR BAHAN ORGANIK, KEDALAMAN DAN PELAPISAN TANAH. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 7 7. KONSISTENSI TANAH : ¾ KONSISTENSI TANAH = DAYA TAHAN ATAU KETAHANAN TANAH TERHADAP PENGARUH LUAR YANG AKAN MENGUBAH BENTUKNYA. ¾ TANAH BERPASIR : LEPAS, AERASI DAN DRAINASE BAIK, MUDAH DIOLAH Æ SERAPAN AIR DAN HARA RENDAH Æ PERLU GRANULASI Æ PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK ¾ TANAH LIAT : PLASTIS, KOHESIF TINGGI, MUDAH MELUMPUR SAAT BASAH, KERAS BILA KERING ¾ PENENTUAN KONSISTENSI TANAH : a. BASAH : MEMIRID TANAH DIANTARA TELUNJUK DAN IBU JARI. ¾ MENENTUKAN KELEKATAN (DAYA ADESI) : TIDAK LEKAT, AGAK LEKAT, LEKAT DAN SANGAT LEKAT. ¾ MENENTUKAN PLASTISITAS ATAU KEKENYALAN (DAYA KOHESI) : TIDAK PLASTIS, AGAK PLASTIS, PLASTIS DAN SANGAT PLASTIS. b. LEMBAB : MENEKAN MASSA TANAH. ¾ MENENTUKAN KEGEMBURAN : LEPAS, DAN SANGAT GEMBUR. c. KERING : MENENTUKAN KEKERASAN (LEPAS, LEMAH, AGAK KERAS, KERAS, SANGAT KERAS, EKSTRIM KERAS). 8. ANGKA ATTERBERG : ¾ DEFINISI KERING PADAT BASAH GEMBUR (SEMI PLASTIS) BATAS KERUT PLASTIS BATAS GOLEK BATAS LEKAT CAIR BATAS ALIR JANGKA OLAH INDEKS PLASTISITAS Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 8 ¾ BATAS MENGALIR = BATAS PLASTIS ATAS BATAS MENGGOLEK = BATAS PLASTIS BAWAH ¾ INDEKS (ANGKA) PLASTISITAS = SELISIH KADAR AIR BATAS MENGALIR DENGAN BATAS MENGGOLEK ¾ JANGKA OLAH = SELISIH KADAR AIR BATAS MELEKAT DENGAN BATAS MENGGOLEK ¾ BATAS GANTI WARNA = BATAS KADAR AIR TERENDAH YANG DAPAT DISERAP TANAMAN ¾ AIR TERSEDIA = SELISIH KADAR AIR BATAS MENGALIR DENGAN BATAS GANTI WARNA ¾ PENENTUAN ANGKA ATTERBERG Æ DALAM KONDISI TIDAK ALAMI 9. WARNA TANAH : ¾ PENYEBAB : KANDUNGAN BAHAN ORGANIK (HITAM), BESI OKSIDA (FeO = KELABU, Fe2O3 = MERAH, Fe2O3.3H2O = KUNING), KUARSA (PUTIH). ¾ PENENTUAN : MUNSELL SOIL COLOR CHART. HUE (KILAP) : PANJANG GELOMBANG. VALUE : KEBERSIHAN (GELAP-TERANG). CHROMA : KEMURNIAN RELATIF SPEKTRUM. ¾ HUE : 10 YR ; 7,5 YR ; 5 YR ; 2,5 YR ; 2,5 Y ; 5 Y ; 10 R. VALUE : 2 (HITAM), 3, 4, 5, 6, 7, 8 (PUTIH). CHROMA : 0, 2, 4, 6, 8. 10. NILAI COLE : ¾ DERAJAT PENGEMBANGAN DAN PENGERUTAN TANAH Æ GRUMOSOL ATAU ORDER VERTISOL. ¾ COLE = { √ (DBd/DBm) } – 1 11. N–VALUE : ¾ DERAJAT KEMATANGAN TANAH Æ TANAH ORGANIK. ¾ KEGUNAAN PETUNJUK : PETUNJUK KEMAMPUAN TINGKAT MENYANGGA KEMATANGAN, BEBAN, DAN MENUNJUKKAN BESARNYA PENYUSUTAN (SUBSIDENCE) KARENA PERBAIKAN DRAINASE. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 9 A – 0,2 R N–VALUE = L+3H A = KADAR AIR PADA KAPASITAS LAPANG. R = % DEBU DAN PASIR. L = % LIAT. H = % BAHAN ORGANIK = % C-ORGANIK X 1,724. KRITERIA : N>1 : MENTAH, ENCER, JENUH AIR, KEMAMPUAN MENYANGGA BEBAN SANGAT RENDAH, PENYUSUTAN BESAR. 0,7 – 1 : AGAK MATANG, AGAK SULIT LEWAT SELA JARI, SELALU JENUH AIR. N < 0,7 : TANAH MATANG, TIDAK DAPAT LEWAT SELA JARI, KADAR AIR LEBIH RENDAH DARI KAPASITAS LAPANG. 12. SIFAT LAIN : ¾ SUHU TANAH : OPTIMUM UNTUK PERTUMBUHAN O TANAMAN 5 – 32 C. ¾ DRAINASE : DRAINASE PERMUKAAN (MENUNJUKKAN KECEPATAN HILANGNYA AIR DI PERMUKAAN TANAH), DRAINASE KELEBIHAN DALAM AIR (MENUNJUKKAN KEDALAM PEREMBESAN PENAMPANG TANAH Æ MELIHAT ADA TIDAKNYA BERCAK, KARATAN, WARNA TANAH), DAN PERMEABILITAS (CM/JAM) YANG MENUNJUKKAN DALAMNYA PEREMBESAN (CM) PADA BOBOT TANAH TERTENTU DALAM KEADAAN KENYANG AIR SELAMA 1 JAM. ¾ KEDALAMAN EFEKTIF = KEDALAMAN TANAH YANG MASIH DAPAT DITEMBUS AKAR TANAMAN. ¾ PADAS (PAN), KEADAAN BATU, LERENG (DIUKUR DENGAN KLINOMETER, ABNEY LEVEL ATAU THEODOLIT). Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 10 BAB. V SIFAT KIMIA TANAH 1. KOLOID TANAH : ¾ KOLOID = PARTIKEL TANAH TERKECIL YANG BERUKURAN KURANG DARI 1 MIKRON. ¾ PENGGOLONGAN BERDASARKAN SUMBERNYA : A. KOLOID ANORGANIK (KOLID MINERAL) : LIAT SILIKAT, HIDRUS OKSIDA ALUMINIUM, HIDRUS OKSIDA BESI. B. KOLOID ORGANIK : HUMUS. A. LIAT SILIKAT : ¾ STRUKTUR LEMPENG Æ DUA PERMUKAAN. ¾ SUSUNAN : , Si, Al / Mg, O. ¾ SIFAT DAN CIRI : (a) BERBENTUK KRISTAL, (b) SUBSTITUSI ISOMERFIK, (c) MUATAN NEGATIF, (d) MENJERAP AIR, (e) MENJERAP DAM MEMPERTUKARKAN KATION, (f) PERMUKAAN LUAS, DAN (g) GARAM BERSIFAT MASAM. ¾ PENGGOLONGAN : (a) KRISTALIN, DAN (b) NON KRISTALIN ATAU AMORF. ¾ NON KRISTALIN : ALOFAN DAN IMOGOLIT Æ TERBENTUK DARI ABU VOLKAN (ANDOSOL). ¾ KRISTALIN : TIPE 1 : 1 = 1 Si-TETRAHEDRON + 1 Al-OKTAHEDRON = KAOLINIT, HALOISIT = KAKU TIPE 2 : 1 = 2 Si-TETRAHEDRON + 1 Al-OKTAHEDRON = MONTMORILONIT, VERMIKULIT, ILLIT = MUDAH MENGEMBANG-MENGERUT Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 11 TIPE 2 : 1 : 1 = 2 Si-TETRA + 1 Al-OKTA + 1 Mg(OH)2 = KLORIT = MENGEMANG-MENGERUT B. HIDRUS OKSIDA Fe DAN Al : ¾ PADA TANAH OXISOL ATAU LATOSOL MERAH, LATOSOL COKLAT Æ SIFAT FISIK BAIK, KIMIA JELEK. ¾ GIBSIT (Al2O3), HEMATIT (Fe2O3), GOETHIT (Fe2O3.H2O), LIMONIT (Fe2O3.3H2O). C. KOLOID ORGANIK – HUMUS : ¾ HUMUS = SENYAWA RUMIT YANG TAHAN LAPUK, WARNA COKLAT, AMORF, BERASAL DARI JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN YANG TELAH DIUBAH OLEH JASAD MIKRO TANAH.. ¾ PENGARUH : WARNA TANAH HITAM, PLASTISITAS RENDAH, KOHESI RENDAH, KAPASITAS MENAHAN AIR DAN HARA TINGGI. ¾ SUSUNAN : C, H, O. ¾ PENGGOLONGAN BERDASARKAN KELARUTAN : (a) ASAM FULFIT (BOBOT MOLEKUL TERINGAN, WARNA TERMUDA, LARUT DALAM ASAM DAN BASA), (b) ASAM HUMIK (BOBOT MOLEKUL DAN WARNA SEDANG, LARUT DALAM BASA, TIDAK LARUT DALAM ASAM), DAN (c) ASAM HUMIN (BOBOT MOLEKUL TERBERAT, WARNA GELAP, TIDAK LARUT DALAM ASAM DAN BASA). 2. MUATAN KOLOID : ¾ KOLOID BERMUATAN NEGATIF ¾ JENIS MUATAN NEGATIF : (a) MUATAN TERGANTUNG pH, DAN MUATAN TETAP. ¾ MUATAN TERBANTUNG pH : DISOSIASI HIDROGEN, PINGGIRAN KRISTAL YANG PATAH ¾ MUATAN TETAP : SUBSTITUSI ISOMORFIK (Si OLEH Al, Al OLEH Mg). Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 12 3. PERTUKARAN KATION : ¾ KATION = ION BERMUATAN POSITIF ¾ KATION : KATION BASA (Ca, Mg, Na. K) DAN KATION ASAM (H, Al). ¾ DERET LYTROPIK : H, Al, Ba, Ca, Mg, K, Na. ¾ PERTUKARAN KATION Æ ANTARA KATION DALAM LARUTAN TANAH DENGAN KATION YANG TERJERAP KOLOID TANAH ¾ PERTUKARAN ATAS DASAR EKIVALENSI 1 me H = 1 mg H. 1 me Ca = 40/2 mg Ca = 20 mg Ca. 4. KAPASITAS TUKAR KATION (KTK) : ¾ KTK (me/100 g) = BANYAKNYA KATION (ASAM + BASA) YANG DAPAT DIJERAP TIAP SATUAN BOBOT TANAH. ¾ NILAI TUKAR KATION ATAU NTK (me/100 g) = BANYAKNYA KATION BASAYANG DAPAT DIJERAP TIAP SATUAN BOBOT TANAH. ¾ NILAI KTK ANTARA LAIN TERGANTUNG DARI JUMLAH KOLOID, MACAM KOLOID, TEKSTUR TANAH. ¾ HUBUNGAN KTK DENGAN KETERSEDIAAN HARA. ¾ PENENTUAN KTK : (a) NH4OAc pH 7, (b) KCl 1 N TANPA DIBUFFER, DAN (c) BaCl2 + TEA pH = 8,2. TANAH KCl 1 N KTK EFEKTIF BaCl2 + TEA pH = 8,2 KTK TOTAL ¾ KTK EFEKTIF = ION NH4, Ca, K, Na, Mg. ¾ KTK NH4OAc pH 7 = ION H, Al, NH4, Ca, K, Na, Mg. ¾ KTK TOTAL = KTK EFEKTIF + KTK TERGANTUNG pH ¾ KTK BaCl2 > KTK NH4OAc pH 7 > KTK EFEKTIF Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 13 5. KEJENUHAN BASA (KB) : ¾ KB (%) = (NTK / KTK) X 100 %. ¾ HUBUNGAN KB DENGAN KETERSEDIAAN HARA. ¾ KB DAERAH ARIDE X KB DAERAH HUMIDE 6. REAKSI TANAH (pH) : + ¾ pH = – LOG [H ] ¾ KISARAN = 0 SAMPAI 14 ¾ KEPENTINGAN pH. ¾ JENIS KEMASAMAN : AKTIF (HIDROGEN DALAM LARUTAN TANAH) DAN KEMASAMAN POTENSIAL ATAU CADANGAN (HIDROGEN DALAM TERJERAP KOLOID). ¾ SUMBER KEMASAMAN : H DAN Al. Al +3 + H2O Æ Al (OH) +2 + + H ATAU : Al (OH) +2 + OH – +2 Al (OH) +2 + H2O Æ Al (OH)2 + H Æ Al (OH) + + H + + + + Al (OH)2 + H2O Æ Al (OH)3 (GIBSIT) + H ¾ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI pH : (a) KB, (b) SIFAT MISEL, KARENA PERBEDAAN TINGKAT DISOSIASI HIDROGEN, DAN (c) MACAM KATION TERJERAP. ¾ HUBUNGAN pH DENGAN KB. ¾ HUBUNGAN pH DENGAN KTK. ¾ HUBUNGAN pH DENGAN KETERSEDIAAN HARA. 7. SANGGAHAN TANAH : ¾ SANGGAHAN TANAH = SIFAT HAMBATAN TANAH TERHADAP PERUBAHAN pH YANG DRASTIS. ¾ PENYANGGA KATION = ASAM KARBONAT + KALSIUM KARBONAT, KOLOID LIAT - HUMUS. PENYANGGA ANION = JASAD MIKRO Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 14 8. PENGAPURAN TANAH : ¾ TUJUAN : MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA (MENAMBAH HARA Ca, Mg, pH, KETERSEDIAAN N, P, S, K), MEMPERBAIKI SIFAT FISIK MELALUI GRANULASI, MEMPERBAIKI BIOLOGI TANAH. ¾ JENIS : KAPUR TOHOR (CaO), KAPUR OKSIDA, KAPUR KARBONAT (KALSIT DAN DOLOMIT). ¾ UKURAN : 50 % DAPAT MELALUI SARINGAN 20 MESH, DAN 100 % DAPAT MELALUI SARINGAN 60 MESH. ¾ KEBUTUHAN : 1 SAMPAI 1,5 KALI Al-dd. ¾ PENGARUH BURUK Æ OVERLIMING. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 15 BAB. VI BIOLOGI TANAH 1. KLASIFIKASI JASAD HIDUP TANAH : A. BERDASARKAN JENIS : ¾ HEWAN : MAKROFAUNA, MIKROFAUNA. ¾ TUMBUHAN : MAKROFLORA, MIKROFLORA. B. BERDASARKAN SUHU OPTIMUM PERTUMBUHAN : 0 ¾ THERMOPHILES : > 45 C. 0 0 ¾ MESOPHILES : 15 C – 45 C . 0 ¾ PSYCHROPHILES : < 15 C. 2. AKTIVITAS JASAD HIDUP TANAH : ¾ PENCIRI : JUMLAH, BIOMASSA (BOBOT TIAP VOLUME ATAU TIAP LUAS), AKTIVITAS METABOLIK. ¾ FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS : IKLIM (CH, T), TANAH (pH, RH, T, HARA), VEGETASI (HUTAN, PADANG RUMPUT, BELUKAR). ¾ PERANAN : MIKROFLORA : MENGUBAH BAHAN ORGANIK MENJADI SENYAWA PENYUBUR, PENAMBAT NITROGEN UDARA. MAKROFLORA : PRODUSEN PRIMER, SUMBER BAHAN ORGANIK, MEMPERBAIKI SIFAT FISIK TANAH. ¾ PEMBAGIAN BAKTERI : A. AUTOTROF : FOTOAUTOTROF (ENERGI DARI MATAHARI, C DARI CO2), CHEMOAUTOTROF (ENERGI DARI OKSIDASI MINERAL N, S, Fe, DAN C DARI CO2). Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 16 B. HETEROTROF : FOTOHETEROTROF (ENERGI DARI MATAHARI, C DARI BAHAN ORGANIK), CHEMOHETEROTROF (ENERGI DAN C DARI BAHAN ORGANIK). ¾ BAKTERI AUTOTROF : A. MENGUNTUNGKAN : NITROBACTER (OKASIDASI NITRIT JADI NITRAT), THIOBACILLUS THIOOXIDAN (OKSIDASI SULFIDA JADI SULFAT). B. MERUGIKAN : THIOBACILLUS DENITRIFICANS (REDUKSI NITRAT JADI N BEBAS), DESULFIBRIO DAN DESULFATOMACULUM (REDUKSI SULFAT JADI FeS2 PIRIT DI RAWA-RAWA). ¾ BAKTERI HETEROTROF : PENGIKAT N UDARA : SIMBIOTIK (RHIZOBIUM), NON SIMBIOTIK (28 – 56 N KG/HA/TH) YAITU CLOSTRIDIUM PASTEURIANUM DAN AZOTOBACTER CROCOCUM (ANAEROB) YANG PROSESNYA DISEBUT AZOFIKASI. ¾ PENGARUH BURUK : MERUSAK TANAMAN (PENGERAT, MOLLUSCA, NEMATODA), SUMBER PENYAKIT (LAYU, BUSUK AKAR), PERSAINGAN HARA DAN OKASIGEN DENGAN TANAMAN. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 17 BAB. VII KLASIFIKASI DAN SURVAI TANAH 1. KLASIFIKASI TANAH : ¾ KLASIFIKASI TANAH = USAHA PENGELOMPOKKAN TANAH ATAS DASAR SIFAT-SIFAT YANG DIMILIKINYA. ¾ PEDON SEBAGAI SATUAN DASAR PENGELOMPOKKAN. ¾ PEMBAGIAN KLASIFIKASI TANAH : ¾ KLASIFIKASI ALAMI = KLASIFIKASI TANAH YANG DIDASARKAN ATAS SIFAT TANAH YANG DIMILIKNYA TANPA MENGHUBUNGKANNYA DENGAN TUJUAN PENGGUNAAN TANAH TERSEBUT. ¾ KLASIFIKASI TEKNIS = KLASIFIKASI TANAH YANG DIDASARKAN ATAS SIFAT TANAH YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN UNTUK PENGGUNAAN TERTENTU. 2. KLASIFIKASI TANAH ALAMI A. SISTEM PPT-BOGOR : ¾ ADA 6 KATEGORI : GOLONGAN, KUMPULAN, JENIS, MACAM, RUPA, SERI. ¾ GOLONGAN DAN KUMPULAN DIDASARKAN ATAS TINGKAT PERKEMBANGAN DAN SUSUNAN HORISON. PENCIRI UTAMA RUPA DAN SERI ADALAH TEKSTUR DAN DRAINASE. ¾ PENAMAAN TANAH PADA KATEGORI JENIS. ¾ CONTOH JENIS TANAH : ORGANOSOL, LITOSOL, GRUMOSOL, ALUVIAL, REGOSOL, ANDOSOL, LATOSOL, PODSOLIK, OKSISOL, MEDITERAN, RENDZINA, PODSOL. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 18 ¾ GOLONGAN : DENGAN PERKEMBANGAN PROFIL KUMPULAN : ABC JENIS : LATOSOL MACAM : LATOSOL HUMIK RUPA : LATOSOL HUMIK, TEKSTUR HALUS, DRAINASE BAIK. SERI : BOGOR (LATOSOL HUMIK, TEKSTUR HALUS, DRAINASE BAIK). B. SISTEM USDA – SOIL TAKSONOMI : ¾ ADA 6 KATEGORI : ORDER, SUBORDER, GREAT GROUP, SUBGROUP, FAMILY, SERIES. ¾ ADA 10 ORDER : ALFISOL (ALF), ULTISOL (ULT), ARIDISOL (ID), ENTISOL (ENT), HISTOSOL (IST), INCEPTISOL (EPT), MOLLISOL (OLL), OXISOL (OX), SPODOSOL (OD), VERTISOL (ERT). ¾ PENENTU : ORDER : HORISON UMBRIK, PENCIRI OKRIK, UTAMA HISTIK, (MOLLIK, ANTROPIK, PLAGEN). SUBORDER : PENGARUH AIR / RH. GREATGROUP : KB, SUHU, RH, LAPISAN PENCIRI. FAMILY : KELAS UKURAN BUTIR, MINERALOGI, KELAS SUHU TANAH. SERIES : TEMPAT PERTAMA DITEMUKAN. ORDER : ULTISOL. SUBORDER : UDULT (UDUS = HUMIDE) GREATGROUP : TROPUDULT (TROPIKOS = DAERAH TROPIS, TERUS MENERUS PANAS). SUBGROUP : AQUIC TROPUDULT (AQUA = AIR) FAMILY : AQUIC TROPUDULT, BERLIAT HALUS, KAOLINITIK, ISOHIPERTERMIK. SERIES : SERANG Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 19 3. KLASIFIKASI TEKNIS A. KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN : ¾ KLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN (LAND SUITABLITY) = PENGGAMBARAN TINGKAT KECOCOKAN SEBIDANG LAHAN UNTUK SUATU PENGGUNAAN TERTENTU. ¾ TERDIRI DARI 4 KATEGORI : 1. ORDO : S (SESUAI) DAN N (TIDAK SESUAI) 2. KELAS : S1 (SANGAT SESUAI), S2 (CUKUP SESUAI), S3 (SESUAI MARGINAL), N1 (TIDAK SESUAI PADA SAAT INI), N2 (TIDAK SESUAI PERMANEN) 3. SUBKLAS : MENGGAMBARKAN PADA KELAS, JENIS SEPERTI PEMBATAS KEDALAMAN EFEKTIF (s), pH (n), PERMEABILITAS (p), BATU (k), DRAINASE (d). 4. UNIT : PEMBAGIAN LEBIH LANJUT SUBKLAS, PEMBEDAAN DETIL PEMBATAS. B. KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN : ¾ KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN (LANDCAPABILITY) = PENGELOMPOKKAN LAHAN KEDALAM SATUAN-SATUAN KHUSUS MENURUT KEMAMPUANNYA UNTUK PENGGUNAAN INTENSIF. ¾ TERDIRI DARI 3 KATEGORI : 1. KELAS : KELAS I SAMPAI VIII 2. SUBKELAS : JENIS PEMBATAS, SEPERTI EROSI (e), AIR (w), IKLIM ©, PERAKARAN (s). 3. SATUAN PENGELOLAAN (UNIT) Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 20 Intensitas dan Macam Penggunaan Hambatan (bahaya) meningkat, Kesesuaian dan penggunaan pilihan berkurang 4. Sangat Intensif Intensif Sedang Pertanaman Terbatas Intensif Sedang Terbatas Lahan Penggembalaan Hutan Kemampuan Cagar Alam Kelas I II III IV V VI VII VIII SURVAI TANAH : ¾ SURVAI TANAH = URAIAN KESELURUHAN DARI AKTIVITAS DAN PROSES YANG MELIPUTI PERUMUSAN TUJUAN, PROSEDUR PERENCANAAN, KOMPILASI DATA DAN EKSTRAKSI INFORMASI, SERTA PENYAJIAN INFORMASI. ¾ CIRI SURVAI = ADA PERMULAAN DAN ADA AKHIRNYA, MEMILIKI RUMUSAN TUJUAN, SUMBERDAYA (MANUSIA, ALAT, UANG, WAKTU) YANG TERBATAS ¾ TUJUAN SURVAI = MENGKLASIFIKASI, MENGANALISIS DAN MEMETAKAN MENGELOMPOKKAN TANAH TANAH YANG DENGAN SAMA JALAN SIFATNYA KEDALAM SATUAN PETA TANAH TERTENTU. ¾ FUNGSI SURVAI = MEMILAHKAN, MENEMPATKAN PADA PETA DASAR DAN MENDESKRIPSIKAN SIFAT-SIFAT TANAH DI LAPANG. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 21 ¾ TAHAPAN KEGIATAN SURVAI TANAH : 1. PERSIAPAN : STUDI PUSTAKA. 2. SURVAI PENDAHULUAN : MEMPERSIAPKAN SURVAI UTAMA (MENYIAPKAN ADMINISTRASI, ORIENTASI DAERAH SURVAI UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN MENYELURUH DAN IDENTIFIKASI MASALAH) 3. SURVAI UTAMA : IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN LAHAN, MENENTUKAN PENYEBARANNYA. JENIS TANAH Æ PROFIL + ANALISIS LAB BATAS PENYEBARAN SISTEMATIS (GRID) TANAH MAUPUN Æ BORING, TAKTIS BAIK (LERENG, VEGETASI, BAHAN INDUK). 4. PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN + PERBAIKAN BATAS SPT ATAS DASAR ANALISI LAB. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 22 BAB. VIII TANAH ORGANIK 1. TANAH ORGANIK ATAU TANAH GAMBUT TERMASUK JENIS TANAH ORGANOSOL ATAU ORDER HISTOSOL. 2. PROSES AKUMULASI TEBALNYA BAHAN MENCAPAI 30 ORGANIK CM ATAU SEHINGGA LEBIH DISEBUT PALUDISASI. 3. KRITERIA BAHAN TANAH ORGANIK : % C-organik 21 35 % Bahan Organik 18 Bahan tanah 30 15 Organik 25 12 20 9 Bahan Tanah 15 6 Bukan Organik 10 3 5 0 0 30 4. 60 % Liat CIRI GAMBUT DI LAPANG : ¾ WARNA : COKLAT TUA ATAU HITAM. 3 ¾ KERAPATAN LIMBAK (BULK DENSITY) : 0,2 – 0,3 g/cm . ¾ KAPASITAS MENAHAN AIR : 2 – 4 KALI BOBOT KERINGNYA. ¾ STRUKTUR : GRANULAR, KOHESI DAN PLASTISITAS RENDAH, MUDAH DILALUI AIR, TERBUKA, MUDAH DIOLAH. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 23 5. SIFAT KIMIA GAMBUT : ¾ KTK : 200 – 300 me/100 ATAU 2 – 4 KALI MONTMORILONIT. ¾ KEASAMAN : ASAM ¾ SIFAT PENYANGGA : > TANAH MINERAL ¾ NISBAH C-N : > 20 : 1. TANAH MINERAL 10 : 1 SAMPAI 12 : 1 6. KEGUNAAN GAMBUT : (a) SUMBER BAHAN ORGANIK UNTUK RUMAH KACA, KEBUN BUNGA, PERSEMAIAN, (b) BAHAN BAKAR INDUSTRI, (c) SEBAGAI LAHAN PERTANIAN (SAYURAN, PANGAN DAN PERKEBUNAN). NILAI PERTANIAN GAMBUT TERGANTUNG : (a) DRAINASE SUMBER BAHAN ORGANIK UNTUK RUMAH KACA, KEBUN BUNGA, PERSEMAIAN, (b) BAHAN BAKAR INDUSTRI, (c) SEBAGAI LAHAN PERTANIAN (SAYURAN, PANGAN DAN PERKEBUNAN). Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 24 BAB. IX KONSERVASI TANAH 1. KONSERVASI TANAH : ¾ PENEMPATAN SETIAP PENGGUNAAN YANG BIDANG SESUAI TANAH PADA DENGAN CARA KEMAMPUAN TANAH TERSEBUT DAN MEMPERLAKUKANNYA DENGAN SYARAT-SYARAT YANG DIPERLUKAN AGAR TIDAK TERJADI KERUSAKAN. ¾ TUJUAN : (a) MENCEGAH KERUSAKAN TANAH OLEH EROSI, (b) MEMPERBAIKI TANAH YANG RUSAK, (c) MEMELIHARA SERTA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAH AGAR DAPAT DIPERGUNAKAN SECARA LESTARI. 2. EROSI TANAH : ¾ PERISTIWA PINDAHNYA ATAU TERANGKUTNYA TANAH ATAU BAGIAN TANAH DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAIN OLEH MEDIA ALAMI. ¾ MACAM EROSI : (a) EROSI NORMAL, DAN (b) EROSI DIPERCEPAT. ¾ BENTUK EROSI : (a) LEMBAR, (b) ALUR, (c) PARIT, (d) TEBING SUNGAI, (e) LONGSOR DAN (f) INTERNAL. 3. GAMBAR / BAGAN : ¾ SIKLUS AIR ¾ PERSAMAAN AIR : CH – AP = AIR TERSIMPAN ¾ SIKLUS AIR 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI : ¾ IKLIM, TOPOGRAFI, VEGETASI, TANAH DAN MANUSIA. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 25 5. DAMPAK EROSI : ¾ PADA TEMPAT TERJADI EROSI ¾ PADA TEMPAT PENERIMA HASIL EROSI 5. METODE PENGENDALIAN EROSI : A. METODE VEGETASI : PENGGUNAAN TANAMAN DAN SISASISA TANAMAN UNTUK MENGURANGI DAYA RUSAK HUJAN YANG JATUH, MENGURANGI JUMLAH DAN DAYA RUSAK ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI. ¾ FUNGSI : MELINDUNGI TANAH TERHADAP DAYA PERUSAK BUTIR HUJAN ; MELINDUNGI TANAH TERHADAP DAYA PERUSAK ALIRAN PERMUKAAN, DAN MEMPERBAIKI KAPASITAS INFILTRASI DAN PENAHANAN AIR. ¾ BENTUK : PENANAMAN DALAM STRIP, PENANAMAN MENURUT KONTUR, PEMANFAATAN SISA-SISA TANAMAN. B. METODE MEKANIK : SEMUA PERLAKUAN FISIK MEKANIK YANG DIBERIKAN TERHADAP TANAH DAN PEMBUATAN BANGUNAN UNTUK MENGURANGI ALIRAN PERMUKAAN DAN EROSI SERTA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN TANAH. ¾ FUNGSI : (a) MEMPERLAMBAT AP, (b) MENAMPUNG DAN MENYALURKAN AP DG KEKUATAN YG TDK MERUSAK, (c) MEMPERBAIKI ATAU MEMPERBESAR INFILTRASI, DAN (d) PENYEDIAAN AIR BAGI TANAMAN. ¾ BENTUK : PENGOLAHAN MENURUT KONTUR, GULUDAN, TERRAS, BALONG/WADUK, TANGGUL. C. METODE KIMIA : PENGGUNAAN PREPARAT KIMIA SINTETIS ATAU ALAMI (SOIL CONDITIONER) ATAU PEMANTAP AGREGAT TANAH. ¾ MACAM PREPARAT KIMIA : POLYVINYL ALCOHOL (PVA), POLYVINYL ACETATE (Pva), POLYACRYLIC ACID (PAA), VINYL ACETATE MALCIC ACID COPOLYMER (VAMA), POLYACRYLICAMIDE (PAM), EMULSI BITUMEN. Wijaya : Ringkasan Materi Dasar-dasar Ilmu Tanah 26