LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA (CO2) NAMA : YURIS FIRDAYANTI P. NURAINI AULIA AINUL ALIM RAHMAN REGU/KELOMPOK : IV (EMPAT)/ IV (EMPAT) HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 8 APRIL 2013 ASISTEN : MUKHTADIN AQBAR LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 SINTESIS GAS KARBONDIOKSIDA 1. Maksud Untuk mempelajari dan mengetahui cara mensintesis gas. 2. Tujuan Untuk mensintesis senyawa karbondioksida. 3. Prinsip Pada percobaan sintesis karbondioksia, Kalsium karbonat direaksikan dengan asam klorida encer melepaskan gas karbondioksida. 4. Reaksi CaCO3 (s) + HCl (l) CaCI2 (l) + H2O (l) + CO2 (g) 5. Dasar Teori Karbondioksida adalah sebuah gas yang tidak berwarna yang tidak beracun pada konsentrasi biasa atau sesuai. Gas karbondioksida berada dalam atmosfir (sekitar 0,03 persen mol) dan dalam nafas kita, dimana gas karbondioksida dihasilkan dari oksidasi biologi dari substansi makanan. Karena dari densitas gas karbondioksida (sekitar 1,5 lebih besar dari pada yang berada di udara), gas karbondioksida cenderung berkumpul dalam wilayah rendah dan kurang akan udara dan dapat menyebabkan aspiksiasi (pengeluaran oksigen). Sifat dari pengeluaran oksigen ini berguna dalam pemadaman api. Karbondioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Ketika dihirup pada konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbondioksida di atmosfir akan terasa asam di mulut dan menyengat di hidung dan tenggorokan. Efek ini disebabkan oleh pelarutan gas di membran mukosa dan saliva, membentuk larutan asam karbonat yang lemah. Sensasi ini juga dapat dirasakan ketika seseorang meminum air berkarbonat (misalnya: cocacola). Konsentrasi yang lebih besar dari 5.000 ppm tidak baik untuk kesehatan, sedangkan konsentrasi lebih dari 50.000 ppm dapat membahayakan kehidupan hewan. Pada keadaan STP, kerapatan karbondioksida berkisar sekitar 1,98 kg/m 1,5 kali lebih berat dari udara. Molekul karbondioksida (O=C=O) mengandung dua ikatan rangkat yang berbentuk linier. Ia tidak bersifat dipol. Senyawa ini tidak begitu reaktif dan tidak mudah terbakar, namun bisa membantu pembakaran logam seperti magnesium. Pada suhu -78,5oC, karbondioksida langsung menyublim menjadi padat melalui proses deposisi. Bentuk padat karbondioksida biasa disebut sebagai “es kering”. Fenomena ini pertama kali dipantau oleh seorang kimiawan Perancis, Charles Thilorier, pada tahun 1825. Es kering biasanya digunakan sebagai pendingin yang relatif murah. Sifat–sifat yang menyebabkannya sangat praktis adalah karbondioksida langsung menyublim menjadi gas dan tidak meninggalkan cairan. Penggunaan lain dari es kering adalah untuk pembersih sembur. Cairan karbondioksida terbentuk hanya pada tekanan diatas 5,1 atm, titik tripel karbondioksida kira-kira 518 kPa pada -56,67,38 MPa pada 31,1oC. Titik kritis karbondioksida adalah 7,38 MPa pada 31,1oC. Terdapat pula bentuk amorf karbondioksida yang seperti kaca ini, disebut sebagai karbonia, dihasilkan dari pelewat bekuan CO2 yang terlebih dahulu dipanaskan pada tekanan ekstrem (40-48 GPa atau kira-kira 400.000 atm) di landasan intan. Penemuan ini mengkonfirmasikan teori yang menyatakan bahwa karbondioksida bisa berbentuk kaca seperti senyawa lainnya yang sekelompok dengan karbon, misalnya silicon dan germanium. Tidak seperti kaca silicon dan germanium, kaca karbonia tidak stabil pada tekanan normal dan akan kembali menjadi gas ketika tekanannya dilepas. Meskipun presentase karbondioksida di atmosfir relatif kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak, karena karbondioksi memiliki sifat kelarutan yang tinggi. CO2 yang terkandung dalam air berasal dan udara dan dari hasil dekomposisi zat organik. Permukaan air biasanya mengandung CO2 bebas kurang dari 10 mg/L, sedangkan pada dasar konsentrasinya dapat lebih dari 10 mg/L. Sifat kelarutan beberapa jenis gas dalam air murni ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Kelarutan Beberapa Jenis Gas dalam Air Murni pada Suhu 10oC dan Tekanan 1 atm No. Gas Kelarutan (mL/liter) 1 Nitrogen (N2) 18,61 2 Oksigen (O2) 37,78 3 Argon (Ar) 41,82 4 Karbondioksida (CO2) 1.1194,00 Istilah “karbondioksida bebas” (free CO2) digunakan untuk menjelaskan CO2 yang terlarut dalam air, selain yang berada dalam bentuk terikat CO2 bebas menggambarkan keberadaan gas CO2 diperairan yang membentuk kesetimbangan bebas dengan CO2 di atmosfir. 6. Alat Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut : a. Tabung reaksi pyrex b. Spatula c. Balon karet kecil d. Labu semprot 7. Bahan Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut : a. Kalsium karbonat, CaCO3 b. Asam klorida encer, HCl 0,5 N c. Akuades 8. Prosedur percobaan Tabung reaksi bersih dan kering disiapkan. Kemudian asam klorida 0,5 N sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi. Tabung reaksi dibasahi dengan akuades. Kalsium karbonat dihamparkan di dinding tabung reaksi (sehingga serbuk CaCO3 basah dan melekat pada dindingnya). Tabung reaksi ditutup dengan balon karet kecil (balon di pegang agar gas yang terbentuk tidak terlepas) . Asam klorida secara perlahan-lahan disentuhkan dengan kalsium karbonat dengan cara memiringkan tabung. Balon yang membesar menunjukkan gas karbondioksida terbentuk. Dari proses ini gas karbondioksida diperoleh. 9. Hasil Pengamatan Zat yang bereaksi Warna larutan Keterangan