THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta DESAIN DAN ANALISIS KINERJA PEMOTONG RUMPUT PORTABLE DAN RECHARGEABLE Agus Ulinuha1), Rahardian Krisna Aditya2) Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta email: [email protected] 2 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta email: [email protected] 1 Abstract Due to the ever-increasing need of fossil fuel consumption, some equipment needs to be developed to use energy source other than fossil fuel to work. Electricity is one of the resources that may extensively replace the use of fossil fuels and provides sufficient reduction of fossil fuel consumption. This paper discusses development of electric grass-cutter, which is environmentally friendly, easy to use and has less noise. With the lightweight and minimum mechanical vibration, the equipment will also make the mower experiencing a convenience job. The machine is powered by 12 DC motor and the electricity is supplied by 6-AH battery. A Pulse Width Modulation (PWM) is developed to control the motor speed while for charging the battery a conventional adaptor using 3 Amps transformer is used. There are 2 types of cutter designed for the machine depending on the application type of grass cutting. Experimental results indicate that the equipment requires light electricity with the current ranging from 1.03 to 1.98 Amps. For the given storage, the machine may work for at least 3 hours from a fully charged battery. This research may be further developed by improving mechanical design in order to reduce friction and other mechanical losses to extend the running time of the machine. Keywords: electric grass-cutter, DC motor, speed control, DC chopper PENDAHULUAN Untuk menata taman atau pekarangan, rumput liar seringkali perlu dipotong. Rumput liar seringkali membuat taman atau pekarangan terkesan tidak terawat dan dapat menutupi keindahan tanaman hias yang ditanam. Rumput juga seringkali tumbuh secara liar di tepi jalan dan perlu untuk dipangkas. Memotong rumput dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau atau gunting. Persoalannya adalah selain melelahkan, juga membutuhkan waktu yang cukup panjang. Karena alasan tersebut, pada saat ini orang telah banyak memanfaatkan mesin pemotong rumput yang cukup banyak tersedia secara komersial dengan harga yang semakin terjangkau. Mesin potong rumput tersebut secara umum digerakkan oleh motor bakar bensin baik tipe 2 langkah maupun 4 langkah. Ketersediaan mesin pemotong rumput bertenaga motor bakar dengan harga terjangkau membuat pemakaian alat ini secara masif baik skala rumah tangga maupun instansi/lembaga. THE 5TH URECOL PROCEEDING Hal ini secara nasional mengkontribusi peningkatan konsumsi bahan bakar bensin. Hal lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah suara mesin potong rumput yang cukup menimbulkan kebisingan menjadi kurang sesuai untuk dimanfaatkan pada lingkungan sekolah maupun rumah sakit. Meskipun dalam skala kecil, mesin pemotong rumput dengan motor bakar juga menyumbang polusi bagi udara sekitar. Sedangkan bagi petugas yang mengoperasikan mesin pemotong rumput, terdapat persoalan getaran mesin yang dalam jangka panjang akan mengganggu kesehatan fisiologisnya. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, pada penelitian ini dikembangkan mesin pemotong rumput menggunakan motor DC 12V magnet permanen. Motor yang dipakai merupakan motor bekas penggerak kipas radiator mobil. Adapun untuk pengaturan kecepatan motor, dikembangkan sebuah peralatan kendali berbasis modulasi lebar pulsa (Pulse Width Modulation/PWM). Sumber energi listrik yang 631 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 dimanfaatkan berasal dari sebuah batere berkapasitas 6 Ampere-Hour (AH). Untuk pengisian batere, dikembangkan piranti penyearah yang memanfaatkan trafo 12V, 3A. Hasil pengujian menunjukkan motor dapat berputar dengan kecepatan yang baik (diatas 2400 rpm) sehingga proses pemotongan dapat berjalan dengan baik. Terdapat 2 jenis pisau pemotong yang dikembangkan tergantung pada jenis dan lokasi rumput yang dipotong. Keuntungan mesin pemotong rumput dengan motor listrik adalah biaya produksi yang rendah sehingga harga jual diharapkan cukup kompetitif terhadap mesin pemotong rumput motor bakar. Biaya operasional peralatan ini terutama hanya berupa konsumsi energi listrik untuk pengisian batere, sedangkan biaya perawatan peralatan adalah pengisian air batere dan penggantian batere serta beberapa piranti mekanik dan elektronik yang sangat berkala. Dengan biaya produksi yang rendah serta beaya operasional dan perawatan yang rendah, diharapkan peralatan ini dapat merupakan substitusi pemotong rumput motor bakar. Pemanfaatan peralatan ini secara masif akan menyumbang penghematan konsumsi bahan bakar fosil. KAJIAN LITERATUR Mesin pemotong rumput yang saat ini tersedia secara komersial memanfaatkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utamanya. Permasalahan yang pada saat dihadapi adalah menipisnya cadangan minyak bumi yang karenanya substitusi dari sumber energi lainnya perlu secara ekstensif dilakukan. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang cukup berpeluang untuk menggantikan energi yang bersumber pada bahan bakar fosil. Pada sisi lain energi listrik dapat dibangkitkan dari berbagai sumber energi yang secara luas tersedia di alam. Diperlukan upaya mengembangkan peralatan yang memanfaatkan energi listrik dengan tetap mempertahankan kinerjanya. Salah satunya adalah mesin pemotong rumput ramah lingkungan berpenggerak motor listrik. Selain tujuan konservasi energi dan pengurangan polusi, keuntungan lainnya adalah kenyamanan pekerja dalam penggunaan mesin pemotong rumput. Dalam sebuah survei THE 5TH URECOL PROCEEDING UAD, Yogyakarta diperoleh hasil bahwa pada kalangan pekerja kebun yang telah biasa menggunakan mesin pemotong rumput hampir semua merasakan HAVS (Hand-Arm Vibration Syndrome) atau syndrome getaran akibat terlalu sering terkena getaran yang kuat pada saat memegang mesin pemotong rumput (Zulquernain Mallick, 2010). Pemanfaatan motor DC sebagai penggerak mesin pemotong rumput akan menurunkan secara signifikan timbulknya getaran dan meningkatakan kenyamanan pekerja dan melaksanakan aktifitas pemotongan rumput. Bobot mesin pemotong rumput dengan mesin DC juga jauh lebih ringan sehingga pekerja tidak cepat merasa lelah. Disamping itu faktor keamanan dari peralatan pemotong rumput juga telah menjadi standar yang harus dipenuhi dalam rancangan mesin yang diusulkan. Hal ini terutama karena telah dilakukan penelitian bahwa tidak sedikit dari pekerja pemotong rumput yang mengalami cidera tungkai akibat kecelakaan saat melakukan aktifitas memotong rumput (Dinesh Mohan, 2004). Untuk keperluan pemanfaatan motor DC sebagai mesin potong rumput diperlukan penelaahan dan pengujian karakteristik motor DC, sehingga dapat dilakukan pemilihan motor yang tepat untuk digunakan pada mesin pemotong rumput. Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam pengujian motor DC meliputi tegangan, arus serta kecepatan. Selain melihat data pada nameplate, pengujian laboratorium juga perlu dilakukan. Seluruh parameter tersebut perlu diperoleh untuk keperluan pemilihan secara tepat jenis motor DC yang diperlukan untuk jenis beban tertentu (Hao Hu, 2011). Untuk jenis pemotong rumput, motor dc yang digunakan adalah motor dc shunt. Alasan pemilihan jenis motor ini adalah karakteristik kecepatan yang konstan yang diperlukan untuk pemotongan rumput (Chiasson & Bodson, 1991). Sebuah pemotong rumput juga harus mempunyai kecepatan minimal 1400 rpm agar rumput dapat terpotong secara sempurna. Motor DC shunt secara umum juga membutuhkan arus kecil, sehingga tepat untuk diterapkan pada pemotong rumput yang mengambil daya dari sebuah batere. Pada sisi lain, pengaturan 632 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 kecepatan motor DC juga cukup beragam dan memudahkan pemilihan yang tepat. Pengaturan kecepatan motor dilakukan untuk mengupayakan kinerja optimal peralatan serta peningkatan efisiensi penggunaan daya. Metode yang dipilih untuk pengaturan kecepatan motor DC pada pemotong rumput adalah PWM (Pulse Width Modulation). PWM merupakan suatu metode pengaturan kecepatan motor dengan memanipulasi lebar pulsa tegangan yang dipasokkan ke motor (D.K Bhattacharyya, 1994). METODE PENELITIAN Komponen utama pada mesin pemotong rumput elektrik adalah motor DC shunt. Dengan mempertimbangkan karakteristik kecepatan dan torsi jenis motor DC yang digunakan adalah motor DC shunt. Peralatan yang dirancang ini memanfaatkan motor bekas dan yang digunakan adalah motor penggerak kipas radiator mobil. Pertimbangannya adalah konsumsi arus yang rendah dan kecepatannya cukup tinggi. Motor DC yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam Gambar 1. UAD, Yogyakarta motor DC. Gambar rangkaian PWM adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2, sedangkan bentuk fisik sistem kendali PWM adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 2. Rangkaian PWM Gambar 3. Bentuk fisik rangkaian PWM Pengisian muatan ke batere menggunakan piranti pengisi (charger) yang menggunakan trafo inti besi 3 A dengan tegangan keluaran 12V. Sedangkan dioda yang digunakan adalah tipe 1N4001. Pengisi ini juga menggunakan kapasitor sebagai perata tegangan. Bentuk rangkaian dan bentuk fisik pengisi, masingmasing ditunjukkan pada Gambar 4 dan 5. Gambar 1. Motor DC penggerak mesin pemotong rumput Untuk keperluan pengaturan kecepatan motor menggunakan PWM, IC NE555 dimanfaatkan sebagai pembangkit pulsa. Konsep PWM pada driver motor DC adalah mengatur lebar sisi positif dan negatif pulsa kendali pada frekuensi kerja yang tetap. Semakin lebar sisi pulsa positif maka semakin tinggi kecepatan putar motor DC dan semakin lebar sisi pulsa negatif maka semakin rendah kecepatan putar THE 5TH URECOL PROCEEDING Gambar 4. Rangkaian pengisi batere 633 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta Gambar 5. Bentuk fisik pengisi batere Pengisi batere tersebut ditempatkan pada kotak yang digendong berdekatan dengan batere. Untuk keperluan pengisian batere cukup dengan menyambungkan kabel yang disediakan ke sumber daya listrik dari PLN. Pada rancangan mesin pemotong rumput ini, motor DC ditempatkan pada ujung batang penyangga. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban saat mengangkat tuas pemotong rumput. Rancangan kotak yang berisi batere, pengendali PWM dan pengisi batere adalah sedemikian, sehingga masuk dalam sebuah kotak yang cukup ringkas dan ringan untuk digendong. Tidak terdapat bagian yang berputar dalam kontak tersebut sehingga tidak menimbulkan getaran. Bentuk fisik mesin pemotong rumput elektrik adalah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6 dan 7. Gambar 7. Kotak peralatan pemotong rumput Desain pisau pemotong rumput dalam penelitian ini terdiri atas 2 tipe, yaitu pisau untuk memotong rumput pada lokasi bebas dan pisau untuk memotong rumput pada lokasi yang berdekatan dengan bangunan fisik. Hal ini dimaksudkan untuk efektifitas pemotongan rumput dengan memperhatikan keamanan peralatan dan pekerja. Bentuk fisik dari keduanya ditunjukkan pada Gambar 8 dan 9. Poros yang terkopel dengan motor diatur untuk memudahkan penggantian pisau. Gambar 8. Pisau pemotong rumput pada lokasi bebas Gambar 6. Tuas piranti pemotong rumput THE 5TH URECOL PROCEEDING Gambar 9. Pisau pemotong rumput pada lokasi berdekatan dengan bangunan 634 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian dilakukan dalam 2 bentuk, yaitu pengujian skala laboratorium dan pengujian kinerja peralatan. Pengujian di laboratorium meliputi pengujian kinerja kendali PWM dan pengujian pembebanan motor. Untuk pengujian kinerja PWM, dilakukan perubahan duty cycle dan mengamati bentuk tegangan suplai ke motor menggunakan osiloskop. Perubahan bentuk gelombang keluaran PWM untuk duty cycle yang berbeda ditunjukkan pada gambar 10 - 15. Lebar periode positif dapat diatur dengan merubah duty cycle pada PWM. Pengaturan duty cycle dilakukan dengan tahanan variable 20 k. Tegangan maksimum sebesar 20 V dan periode gelombang ditentukan sebesar 0,1 ms. Gambar 15. Duty cycle PWM 100% Gambar 10 - 15 menunjukkan bahwa PWM dapat bekerja secara baik dan dapat dimanfaatkan untuk mengatur kecepatan motor. Pengujian lainnya untuk skala lab adalah pengukuran tegangan untuk duty cycle yang berbeda dengan arus yang dipertahankan tetap. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 1 – 3 yang memberikan gambaran bahwa penambahan beban motor menyebabkan kenaikan arus. Pada tabel tersebut juga ditunjukkan bahwa duty cycle yang lebih besar akan memberikan nilai tegangan rata-rata yang lebih tinggi. Pada pengendalian motor DC, beban yang sama membutuhkan arus yang sama karena torsi beban yang konstan. Pengaturan kecepatan dilakukan dengan mengatur tegangan dengan adjustment duty cycle PWM. Gambar 10. Duty cycle PWM 0% Gambar 11. Duty cycle PWM 25% Gambar 12. Duty cycle PWM 50% Gambar 14. Duty cycle PWM 75% THE 5TH URECOL PROCEEDING UAD, Yogyakarta Tabel 1: Tegangan motor tanpa beban Duty Cycle Tegangan Arus 0% 0,05 V 25% 2,92 V 1,03 A 50% 5,85 V 75% 8,78 V 100% 11,71 V Tabel 2: Tegangan motor dengan beban pisau 1 Duty Cycle Tegangan Arus 0% 0,08 V 25% 2,95 V 50% 5,9 V 1,15 A 75% 8,85 V 100% 11,8 V Tabel 3: Tegangan motor dengan beban pisau 2 Duty Cycle Tegangan Arus 0% 0,09 V 25% 2,97 V 50% 5,95 V 1,57 A 75% 8,92 V 100% 11,9 V 635 ISBN 978-979-3812-42-7 THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 Perubahan kecepatan motor karena pengaturan duty cycle untuk beban yang berbeda ditunjukkan Tabel 4 yang menunjukkan kenaikan kecepatan karena penambahan duty cycle PWM. Pada sisi lain dapat diamati bahwa untuk beban yang membutuhkan torsi lebih besar menyebabkan kecepatan maksimum motor yang lebih rendah. Gambar 16 memberikan ilustrasi perubahan kecepatan karena perubahan duty cycle PWM yang dimanfaatkan untuk pengendalian kecepatan motor untuk beban berbeda. Tabel 4: Pengaturan Kecepatan dengan perubahan duty cycle Kecepatan Motor (rpm) Duty Cycle (%) Tanpa Bebann 0 25 50 75 100 0 615 1230 1845 2460 2500 Tanpa Beban 2000 pisau 1 1500 Pisau 2 beban pisau 1 0 610 1220 1830 2441 beban pisau 2 0 602 1202 1803 2405 1000 500 0 0 25 50 75 100 Gambar 16: Pengaturan kecepatan dengan mengatur duty cycle PWM Pengujian kinerja peralatan dilakukan dengan memanfaatkan peralatan yang dikembangkan untuk memotong rumput. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa untuk batere yang terisi penuh, penggunaan pisau tipe akan memungkinkan peralatan bekerja kira-kira 300 menit. Sedangkan jika memakai pisau tipe 2, peralatan akan bekerja sekitar 120 menit. Hal ini dapat dipahami bahwa karena pisau tipe 2 membutuhkan arus yang lebih besar, maka penarikan daya dari batere akan lebih besar. Dengan demikian energi yang tersimpan dalam batere akan habis lebih lebih cepat. KESIMPULAN Mesin pemotong rumpung dikembangkan rancangannya dan diimplementasikan pada THE 5TH URECOL PROCEEDING UAD, Yogyakarta piranti yang secara real dimanfaatkan. Beberapa kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dapat disampaikan sebagai berikut: 1. Diperlukan motor DC dengan torsi konstan dengan kecepatan tinggi untuk keperluan pemotongan rumput, 2. Pengaturan kecepatan motor untuk beban mekanis yang ditetapkan dilakukan dengan memberikan pasokan arus yang konstan kemudian mengatur nilai tegangan untuk mengatur kecepatan, 3. Metode pengaturan kecepatan dilakukan dengan piranti PWM yang memungkinkan mengatur nilai tegangan rata-rata dengan menentukan duty cycle dari piranti, 4. Pengujian pada peralatan menunjukkan bahwa untuk 2 tipe pisau yang dikembangkan, cukup efektif memotong rumput dengan jangka waktu kerja peralatan yang cukup panjang (300 menit untuk pisau 1 dan 120 menit untuk pisau 2), 5. Perbaikan yang diusulkan untuk peralatan yang dikembangkan adalah perbaikan piranti pengisi batere menggunakan piranti yang lebih ringat serta perbaikan mekanis untuk menekan rugi-rugi mekanis. REFERENSI Chiasson and Bodson, 1991, Adaptive Control of A Shunt Dc Motor with Persistent Excitation, Journal of Elsevier, 38, 163168. Dinesh Mohan, 2004, Development of Safer Fodder-Cutter Machines: A Case Study from North India, Journal of Safety Science, 42, 43-55. D.K Bhattacharyya, 1994. Stepless PWM Speed Control of AC Motors: A Neural Network Approach, Journal of Elsevier, 6, 523539. Hao Hu, 2011, Analysis of the Mechanical Characteristics and Determination of Power Relationship for DC Motor, Journal of Procedia Engineering, 15, 531-535. Zulquernain Mallick, 2010, Optimization of the Operating Parameters of A Grass Trimming Machine, Journal of Elsevier, 41, 260-265. 636 ISBN 978-979-3812-42-7