j (!! un PERPUSTAKAAN UNISBA PENENTUAN ZONA UBAHAN (ALTERATION) BERDASARKAN TEMPERATUR DAN PEMBENTUKAN MINERAL UBAHAN SUMUR EKSPLORASI PANASBUMI MATALOKO 3, FLORES PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh Dudi Nasrudin Usman NIM : 22103001 Program Studi Rekayasa Pertambangan Institut Teknologi Bandung Menyetujui, Pembimbing Bandung, 28 April 2006 (Prof. Dr. . udarto Notosiswoyo, M.Eng) PENENTUAN ZONA UBAHAN (ALTERATION) BERDASARKAN TEMPERATUR DAN MINERAL UBAHAN PADA SUMUR EKSPLORASI PANASBUMI MATALOKO 3, FLORES-PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR ABSTRAK Panasbumi sebagai salah satu energi altematif yang pernanfaatannya dapat digunakan untuk tenaga listrik dan lain sebagainya, panasbwni tersebut terjadi diakibatkan oleh adanya uap yang terbentuk dari reaksi antara panas yang diberikan oleh sisa magma dengan air meteorik rnelalui celah-celah batuan. Proses terbentuknya suatu reservoir panasbumi secara langsung berhubungan dengan pembentukan zona ubahan, yang menempati posisi disekitar reservoir panasbumi. Mineral ubahan hidrotermal yang terbentuk tergantung kepada ; temperatur, komposisi fluida, permeabilitas, adanya boiling point, dan kondisi batuan. Batuan dasar dari sumur eksplorasi Mataloko-03 didominasi oleh batuan basalt dcngan kandungan plagioklas yang belum mengalamai ubahan, hal ini terlihat dari hasil analisa petrografi, yang diselingi oleh adanya sisipan tuf kristal pada kedalaman 148­ 151m, 193-196m, 347-350m dan trakhit andesit pada kedalaman 82-88m. Berdasarkan hasil analisa dari formasi batuan, titik pemboran sumur eksplorasi Mataloko-3 didominasi oleh Formasi Vulkanik Khuluk Rotogesa yang terdiri dari Lava Rotogesa (RTI) dan Aliran Piroklastik Rotogesa (Rta), dimana satuan Lava Rotogesa batuannya adalah; andesit basaltik yang eukup lapuk. Kandungan mineral ubahan yang teridentifikasi dari hasil analisa megaskopis, adalah; mineral lempung; oksida besi, kalsit, khlorit, kuarsa sekunder, pirit, anhidrit, illite, zeolir dan gypsum. Berdasarkan hasil pengamatan seeara petrografi, mineral ubahan yang hadir yaitu; kalsit, khlorit, pyropillit, dan lempung jenis montmorilonit dan paragonite. Secara teoritis, mineral-mineral ubahan terbentuk pada interval temperature pembentukan masing-rnasing, berdasarkan kondisi teoritis tersebut, batasan temperatur pembentukan mineral ubahan di titik sumur eksplorasi Mataloko-03 dapat dibatasi pada interval 140°C_260°C. Pembentukan zona ubahan terjadi pada interval kedalaman mulai dari kedalaman ±78 meter hingga kedalaman ±613meter, dilihat berdasarkan kehadiran mineral pyropillit, kaslit dan khorit yang terbentuk, dan melihat kemungkinan dari identifikasi data analisa petrografi dan PIMA pada kedalaman lebih dari 613m memungkinkan masih terjadi ubahan yang mendekati reservoir panasbumi yang diidentifikasi keberadaannya pada kedalaman 800-1200m. Zona ubahan dari sumur eksplorasi panasbumi MT-3 ini didominasi oleh kalsit dan khlorit, dirnana secara teoritis terbentuknya kalsit dan khlorit sebagai ubahan dari mineral plagioklas dan piroksen dalam suatu zona ubahan, mernberikan ciri yang terbentuk jenis ubahan batuan argilitisasi, khloritisasi dan propillit, dari ketiga jenis ubahan batuan ini akan memmjukan zona ubahan yang terjadi adalah Propillitic. Kehadiran mineral lempung dan mengalarni ubahan dapat menjadi petunjuk dimana ada keeenderungan bahwa zona ubahan ialterasty yang ada sudah mengarah kepada pembentukan zona ubahan didominasi oleh mineral ubahan tipe Argilitisasi (Argilitization), yaitu terjadinya pergantian (replacement) atau ubahan feldspar menjadi minerallempung seperti kaolin dan monmorilonit. THE DETERMINATION OF ALTERATION ZONE BASED ON TEMPERATURE AND MINERAL ALTERATION ONTO THE MATALOKO..()3 GEOTHERMALEXPLORATION WELL, IN FLORES, EASTNUSA TENGGARA ABSTRACT Geothermal in one of the alternative energies whose utilization could be used for the electricity power et.al. The geothennal energy was resulted from the existence of the vapour formed as the reaction between the heat of the magma remnants and meteoric water coming through the rock gaps. The process of the geothennal reservoir formation was directly connected to the formation of alteration zone occupiying the position around the geothermal reservoir. Hydrothennal alteration minerals formed depend upon ; the temperature, fluid composition, permeability, borling point existence and rock condition. The bedrock form Mataloko..()3 exploration well was dominated by basalt containing unaltered plagioclase. This can be seen form the petrography analysis demonstrating tuff crystal insertion in the depth of 148-15 1m, 193-196m, 347-350mand trachite andesite in the depth of 82­ 88m. Based on the analysis of rock formation, the drilling point of the Mataloko..()3 well exploration was dominated by volcanic Khuluk Rotogesa Formation consisting of Rotogesa Lava (RTi) and Pyroclastic RotogesaCurrent (RIa) in which the rock unit of RotogesaLava was Basaltic Andesite which is mildewed enough. The content of the mineral alteration determined from results of the analysis megascopis, was; the clay mineral, the iron oxide, calsite, chlorite, secondary quartz, pyrite, anhydrite, illite, zeolit and gypsum. Based on the results of petrography observation, the mineral alteration present was; calsite, chlorite, pyropillit, and montmorilonit and paragonite clay. Theoretically, minerals alteration was formed in the interval of the temperature of their respective formation. Based on this theoretical condition, the temperature limit of the formation of the mineral alteration in the point of Mataloko-03 well exploration could be restricted to the interval of 140°C-260°C. The formation of the alteration zone occured in the depth interval from :1:78 metre to ±613metre. Having seen the presence of the pyropillit mineral, calsite and chorite formed, and sellingthe possibilityfrom the identification of the data analysisof petrography and PIMA analysis in the depth of more than 613m, it enables to fmd the alteration approaching geothermal reservoir that it was identified its existence in the depthof 800-1200m. The alteration zone from the MT-3 geothermal well exploration was dominated by calsite and chlorite, where theoretically the formation of calsite and chlorite was derived from the alteration the plagioclase and pirocsen mineral in the alteration zone, giving the characteristics formed are the argilitisasi rock, chloritisation and propyillite, These three kinds rock alteration would showed that the alterationzone happenedwas Propyllitic. The presence of the clay mineral and the alteration occurred could become the guidance showing the tendency that the alteration zoneavailable has headed to the formation of the alteration zone that was dominated by the mineral alteration of the Argilitization type, that is the occurrence of the change (replacement) or alteration feldspar became the clay mineral like kaolin and montmorilonite. ii