Modul Dasar-dasar Jurnalistik TV [TM1]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Dasar-Dasar
Jurnalistik Televisi
1.
2.
3.
4.
5.
Pengertian Jurnalistik Secara Umum (Menurut Ahli)
Pengertian Jurnalistik Televisi
Sejarah dan Perkembangan Televisi
Sejarah Perkembangan di Indonesia
Televisi sebagai Media Massa
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
01
41024
Maksimus Ramses L. S.Sos, M.Ikom
Abstract
Kompetensi
Pertemuan Pertama gambaran umum
tentang materi Jurnalistik Televisi
secara umum, dan pengertian
Jurnalistik serta televise sebagai media
massa.
Mengetahui dan memahami pengertian
jurnalistik secara umum, pengertian
jurnalistik televisi, sejarah
perkembangan televisi dan televisi
sebagai media massa.
Pembahasan
A. Pendahuluan
Tidak ada siaran televisi tanpa berita. Idiom tersebut sudah menjadi perhatian para pekerja di bidang
media massa khususnya media televisi, menyusul semakin marak dan menjamurnya televisi dengan
aneka macam tanyangan beritanya. Seperti diketahui bahwa Media televisi sudah demikian besar daya
tariknya bagi masyarakat baik sebagai pihak penyelenggara siaran maupun pemirsa sebagai pihak
penikmat siaran-siaran yang disajikan televisi.
Begitu besarnya daya tarik media massa elektronik ini karena televisi mampu menyajikan informasi
melalui suara dan gambar secara bersamaan dengan program tayangan yang disajikan semakin menarik
dan bervariatif. Perkembangan media massa ini tidak lepas dari sejarah media pendahulu lainnya.
Demikian besar minat masyarakat pada media ini juga berpengaruh besar dampaknya baik sosial, budaya,
politik, ekonomi dan sektor lain dalam kehidupan masyarakat.
Diketahui pula bahwa media massa berperan penting dalam memberikan informasi kepada
masyarakat, memberikan pendidikan, sebagai kontrol sosial dan memberikan hiburan sesuai dengan
fungsi media massa itu sendiri. Kini jurnalistik televisi sudah menjadi salah satu materi khusus di dunia
pendidikan khususnya bidang broadcasting. Untuk lebih mendalami materi dasar-dasar jurnalistik televisi
pada modul pertama ini akan dibahas secara lebih dalam pengertian jurnalistik secara umum, pengertian
jurnalistik televisi itu sendiri, sejarah dan perkembangan televisi, sejarah perkembangan di Indonesia dan
televisi sebagai media massa.
2016
2
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
B. Pembahasan
1. Pengertian Jurnalistik Secara Umum
Sebelum memahami dan mendalami dasar-dasar jurnalistik Televisi, sebaiknya perlu memahami
pengertian jurnalistik. Definisi jurnalistik sangat banyak. Namun pada hakekatnya sama. Para tokoh
komunikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan jurnalistik berbeda-beda akan tetapi subtansinya sama
dari beragam pengertian tersebut.
Seiring dengan berkembangnya Ilmu Komunikasi, maka definisi jurnalistikpun semakin berkembang.
Kondisi ini juga sesuai dengan perkembangan media massa. Pandangan-pandangan atau pendapat para
ahli ini berangkat dari sudutpandang mereka sendiri memahami jurnalistik.
Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata
dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti
“hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan
harian. Istilah jurnalistik sangat erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa. Jurnalistik
adalah seperangkat atau suatu alat madia massa.
Berikut beberapa pendapat tentang pengertian jurnalistik :
•
Adinegoro (tokoh pers yang menjadi ikon kalangan jurnalis)
Jurnalistik adalah kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran kepada masyarakat dengan
selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya.
•
A. Muis (seorang pakar komunikasi)
Definisi jurnalistik cukup banyak, namun definisi-definisi tersebut memiliki kesamaan yang bersifat
umum. Semua definisi jurnalistik memasukan unsur media massa, penulisan berita dan waktu yang
tertentu.
•
Astrid S. Susanto,
Jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian seharihari.
•
Kustadi Suhandang
Jurnalistik adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan
menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi
segala kebutuhan hati nurani khalayaknya.
•
2016
M.Ridwan
3
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis mengumpulkan, mengedit berita untuk pemberitaan dalam
surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan berkala lainnya.
•
Onong U. Efendi
Jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada
menyebarluaskannya kepada khalayak.
•
Roland E. Wolseley
Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum,
pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada
surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran.

Menurut Ilmu Komunikasi
Jurnalistik adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau ulasan tentang peristiwa
sehari-hari yang umum dan aktual dengan secepat-cepatnya.

Ensiklopedia Indonesia
Jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau
kehidupan sehari-hari secara teratur, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.
Dari beberapa pandangan para ahli di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa Jurnalistik adalah
proses, teknik dan ilmu pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan publikasi berita, baik melalui media massa
cetak maupun media massa elektronik.
2. Pengertian Jurnalistik Televisi
Televisi merupakan salah satu media massa yang hingga kini masih digemari oleh berbagai lapisan
masyarakat. Kekuatan media televisi terletak pada sifatnya yang audio-visual (gambar dan suara). Jurnalistik
televisi merupakan paduan media komunikasi gambar (visual) dan suara (audio). Karena medium
komunikasinya adalah gambar dan suara, dengan sendirinya terdapat perbedaan yang cukup tajam antara
jurnalistik media cetak (print media) dan jurnalistik media radio (audio).
Secara harafiah televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (pandangan), dapat diartikan “melihat
sesuatu dari jarak jauh”. Televisi sebagai suatu alat penyampaian informasi komunikator dari kepada
komunikan, merupakan salah satu bagian dari sebuah sistem yang besar dan kompleks. Alat ini akan
berfungsi dengan baik apabila ditempatkan dalam sebuah sistem yang saling bekerja sesuai fungsinya.
Sistem ini disebut sebagai sistem penyiaran televisi yang meliputi: sistem produksi (pesan), pemancaran
gelombang dan pesawat televisi itu sendiri sebagai media penerima siaran.
2016
4
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secara umum jurnalistik televisi dapat diartikan sebagai proses pencarian, pengumpulan,
penyuntingan, dan penyebarluasan berita melalui media massa televisi. Sebagaimana bentuk jurnalistik
lainnya, jurnalistik televisi pun memiliki beberapa kriteria peristiwa yang layak menjadi sebuah berita untuk
disebarluaskan kepada khalayak.
Karena sifatnya audio visual maka terdapat perbedaan dengan media massa lainnya yakni:
1. Cara-cara pengumpulan data (news gathering) media televisi harus selalu on the spot. No pictures, no
news. Dalam hal tertentu words must less than pictures. Implikasinya adalah pada kesempatan atau
mobilitas kru televisi harus lebih tinggi dari media jenis lainnya untuk menjamin keseketikaan sebuah
berita disajikan kepada penonton.
2. Penggunaan bahasa yang berbeda. Media televisi selalu menggunakan bahasa tutur, bahas lisan
dengan segala implikasinya. Ada ahli yang menyebutnya sebagai bahasa gambar. Para broadcaster
harus paham benar bahwa mereka menulis berdasarkan gambar, write to pictures, atau bertutur
tentang gambar. Dan, seperti yang sering terjadi, bukan menempelkan gambar pada kata-kata yang
lebih dulu ditulis.
Mengenai perbedaan antara karya jurnalistik cetak dan elektronik khususnya jurnalistik televisi,
terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas jurnalistik televisi, yakni penyaji berita, narasumber, dan
bahasa. Berikut ini unsur dominan sekaligus karakteristik jurnalistik televisi :

Penyaji Berita
Seorang penyaji berita dan reporter di layar kaca dapat mempengaruhi persepsi dan penerimaan
pemirsa televisi. Memiliki integritas dan kecerdasan mampu menghipnotis pemirsa untuk menyaksikan
tayangan berita. Penampilan bersahabat dan komunikatif mampu mengajak pemirsa untuk lebih
antusias mengikuti tayangan berita.

Narasumber
Jika mendengarkan narasumber langsung menuturkan kesaksiannya tentang suatu kejadian, khalayak
mendapatkan kepuasan tersendiri. Itulah yang menjadi kelebihan televisi. Menurut J.B. Wahyudi,
dalam menyusun berita elektronik, reporter dituntut memiliki keterampilan dalam mengombinasikan
fakta, uraian pendapat, dan penyajian pendapat yang relevan dari narasumbernya.

Bahasa
Bahasa adalah sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh pita suara manusia yang
bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata-kata dan kalimat, yang masing-masing
memiliki kaidah-kaidah pembentuknya. Bahasa televisi dirancang secara teknis untuk memadukan
gambar, kata-kata, dan suara sekaligus pada saat bersamaan. Oleh karena itu, lahirlah beberapa
kaidah bahasa televisi, diantaranya; menggunakan gaya bahasa ringan dan sederhana, menggunakan
2016
5
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahasa tutur (sehari-hari), penggunaan kata sesuai konteks berita, menghindari ungkapan bias,
hiperbol, dan bombastis, serta menghindari istilah teknis atau asing.
3. Sejarah Perkembangan Televisi
Di era telekomunikasi ini, media komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Masingmasing media tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Salah satu
contohnya adalah media televisi. Hampir seluruh perkembangan yang terjadi di mana pun di muka bumi ini
dapat disaksikan melalui siaran televisi. Televisi merupakan sebuah media elektronik yang berfungsi untuk
menyebarkan informasi atau berita melalui siaran gambar bergerak dan suara, baik yang masih berupa
monokrom (hitam-putih) maupun yang sudah berwarna.
Televisi berkembang begitu cepat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika, telah
menjadi fenomena besar di abad ini, perannya amat besar dalam membentuk pola dan pendapat umum,
termasuk pendapat untuk menyenangi produk-produk tertentu, demikian pula perannya amat besar dalam
pembentukan perilaku dan pola berfikir. Dengan perkembangan teknologi komunikasi, dunia kini dirasakan
semakin sempit, karena kita dapat mengakses atau diakses orang lain tanpa dirintangi oleh jarak maupun
waktu.
Pesan yang disampaikan melalui media ini pun begitu dahsyat pengaruhnya terhadap masyarakat
atau audiencenya. Bahkan orang-orang yang berada di balik media massa ini punya strategi dan agenda
setting dalam mengolah, mengemas dan memberikan informasinya kepada khalayak sehingga
memungkinkan bisa mempengaruhi pendapat maupun kebijakan sosial politik dalam sebuah negara.
Lahirnya televisi sebagai media untuk menyampaikan pesan tidak lepas dari perkembangan peradaban
manusia. Sejarah peradaban manusia ini dibagi menjadi 3 gelombang :

Gelombang pertama (8000 tahun sebelum masehi)
Gelombang pertama ini merupakan gelombang perubahan atau peralihan budaya no maden dan
pengumpulan hasil hutan ke penerapan teknologi pertanian. Dalam proses ini manusia telah
menunjukkan kecenderungan untuk beralih dari budaya no maden (berpindah-pindah tempat tinggal)
ke budaya untuk tinggal di suatu daerah tertentu. Salah satu ciri utama dalam peradaban gelombang
pertama ini adalah digunakannya energi alamiah otot manusia, kuda dan sebagainya yang tidak dapat
diperbaharui. Perkembangan peradaban manusia ini merupakan sejarah perkembangan peradaban
yang mencakup kurun waktu yang lama yakni mencapai hampir 10.000 tahun.

Gelombang kedua (tahun 1700-1970)
Era gelombang kedua ini ditandai dengan terjadinya revolusi industri di Inggris dengan diciptakannya
berbagai perlatan mekanis yang menggunakan bahan bakar tambang alam. Energi otot manusia,
hewan dan angin mulai digantikan dengan penggunaan minyak, batu bara, gas dan sebagainya yang
melahirkan banyak barang-barang komsumsi secara massal.
2016
6
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Gelombang ketiga (tahun 1970-2000)
Dimulai dengan terjadinya kemajuan teknologi dalam komunikasi dan pengolahan data, penerbangan
dan aplikasi angkasa luar, energi alternatif dan energi yang dapat diperbaharui serta genetik dan
bioteknologi pada umumnya dengan mikro elektronik dan komputer sebagai teknologi intinya. Dalam
hubungannya dengan perkembangan dunia komunikasi antar manusia, gelombang perkembangan
peradaban manusia kemudian dapat diperinci lagi menjadi:
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
2016
7
Jaman Pra Sejarah
35000 SM
Periode pra sejarah
22000 SM
Lukisan di gua-gua oleh manusia pra sejarah
Era Komunikasi Tertulis
4000 SM
Tulisan bangsa Sumeria di tanah liat
1041
Pi Sheng (Cina) membuat alat cetak buku
1241
Alat cetak besi untuk cetak tanah liat dibuat di Korea
Era Komunikasi Cetak
1456
Mesin Guttenberg mencetak dengan menggunakan bahan dari besi dan ditekan
memakai tangan
1769
Penemuan mesin uap oleh James Watt
1833
Sirkulasi media massa cetak pertama oleh The Mew York Sun
1839
Metode praktis fotografi oleh Daquerre untuk surat kabar
Era Telekomunikasi
1844
Ditemukannya telegram oleh Samuel Morse
1876
Alexander Graham Bell mengirim pesan lewat telepon untuk pertama kalinya
1880
Heinrich Herzt menemukan gelombang elektromagnetik
1884
Paul Nipkow menemukan televisi mekanik – Jantra Nipkow
1894
Film bioskop pertama diputar dan ditonton oleh masyarakat
1895
Guglielmo Marconi menyampaikan pesan melalui radio untuk pertama kali
1912
Lee de Forest membuat vacum tube
1920
Radio siaran diperkenalkan oleh KDKA di Pitsburgh
1923
Vladimir K Zworykin membuat lonoscope (tabung televisi)
1930
Philo T Fransworth membuat televisi rumah
1933
RCA mendemonstrasikan televisi siaran di Amerika
1941
Televisi komersial mengudara
Era Komunikasi Interaktif
1946
Komputer ENIAC dibuat di Universitas Pennsylvania
1947
William Shockley, John Barden dan Walter Barttain membuat transistor
1956
Videotape pertama kali dibuat di Ampex Redwood City California
1957
Satelit Sputnik CIS diluncurkan
1969
NASA meluncurkan Apollo XI dengan Neil Amstrong sebagai orang pertama kali
menginjakkan kaki di bulan
1970
Advanced Research Project Agency (ARPA) merintis cikal bakal internet
1971
Marcian E Holf Jr membuat chip mikro prosesor di Intel Corp, CA
1975
Mikro komputer Altair 8800 dipasarkan, HBO memadukan televisi dengan satelit
ruang angkasa
1976
BBC dan ITV melakukan teletex dengan penerima pesawat televisi
1977
Tv kabel interaksi diperkenalkan di Columbus Ohio
1979
Videotex pertama diperkenalkan pertama di kantor pos Inggris
1980
Jepang merintis sistem televisi HDTV
1985
ITV mulai dikembangkan di Amerika dan Jepang
1995
Televisi mulai memasuki internet (web Tv)
1996
Perangkat siaran digital dipamerkan NAB diuji coba di Olimpiade
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Di zaman sekarang, televisi bukan lah satu-satunya media yang paling canggih, karena masih ada
media lain yang lebih canggih daripada televisi tersebut. Sebagai contoh, handphone, laptop, internet, dan
lain-lain. Perkembangan sejarah televisi diawali pada 1884 di mana seorang mahasiswa di Jerman yang
bernama Paul Gottlieb Nipkow, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram
Nipkow. Cakram Nipkow tidak benar-benar dapat dipraktikan secara sempurna, karena tidak lama dari
peristiwa itu muncul lah teknologi baru berupa tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya bisa
memancarkan gambar yang bersifat “halftone”.
Tahun 1907, ditemukan rancangan berikutnya menggunakan pemindai mirror-drum yang berputar
sebagai gambar dan tabung sinar katode sebagai perangkat tampilan. Rancangan tersebut ditemukan
pertama kali oleh seorang ilmuwan Rusia yang bernama Boris Rosing. Ia berhasil mencoba mengirimkan
gambar geometrik sederhana melalui mirror drum ke CRT.
Tahun 1925, John Logie Baird berhasil memperlihatkan cara bagaimana pemancaran gambar atau
bayangan bergerak di London. Ia juga berhasil mentransmisikan gambar dan suara dalam bentuk yang belum
sempurna melewati transmitter tanpa kabel ke pesawat penerima yang jaraknya beberapa meter dari
tempatnya. John Logie Baird adalah orang yang pertama kali menemukan pesawat televisi. Pada tahun 1942
perusahaan-perusahaan televisi besar mulai bermunculan di Amerika Serikat seperti NBC, CBS. Pada saat
itu stasiun televisi CBS telah menyiarkan berita serbuan pasukan Jepang ke pelabuhan Pearl Harbour Hawaii.
Sebenarnya pada tahun 1940-an teknologi ini sudah diperkenalkan dengan menggunakan bantuan antena
besar semacam decoder yang diletakkan di daerah yang tinggi kemudian sinyal diterima oleh receiver antena
yang lain kemudian disalurkan ke pesawat-pesawat televisi dengan melalui kabel.
Perkembangan televisi di kawasan Eropa dipelopori oleh Inggris dengan mengawali siaran
penayangan upacara penobatan raja George VI pada tahun 1937. Kemudian hampir bersamaan dengan
Amerika Serikat, pada tahun 1954 mereka mulai menyiarkan program siarannya dengan tayangan televisi
berwarna. Perkembangan ini diikuti oleh Jerman dengan memulai siaran televisi pada tahun 1948 kemudian
negara Italia memulainya pada tahun 1953. Di Asia pada tahun 1953 Jepang yang jauh sebelumnya
melakukan penelitian-penelitian tentang televisi melakukan siaran untuk pertama kalinya dengan stasiun
televisi NHK. Kemudian baru diikuti oleh negara Filipina pada tahun yang sama lalu disusul Thailand sejak
tahun 1955. Pada tahun 1962, bersamaan dengan Indonesia, Republik Rakyat Cina memulai siaran televisi
untuk pertama kalinya.
Kebutuhan manusia pada media ini yang semakin besar juga membuat Jepang sebagai negara
dengan kemampuan teknologi yang lebih maju mulai merintis sistem televisi HDTV (high definition television)
pada tahun 1980, dengan teknologi ini kualitas visual yang dihasilkan dan diterima oleh penonton semakin
baik. Perkembangan media televisi masa lalu sangat berbeda dengan masa kini. Di masa lalu, televisi masih
berbentuk seperti tabung dan berwarna monokrom (hitam-putih). Sedangkan pada masa kini, televisi sudah
berwarna dan berbentuk flat (tipis) dengan macam-macam fitur yang telah disediakan. Selain itu, stasiun
televisi pada masa lalu jumlahnya sangat terbatas hanya ada TVRI dan itu pun waktu siarannya terbatas,
sedangkan stasiun televisi pada masa kini jumlahnya sangat banyak dan waktu siarannya selama 24 jam non
stop.
2016
8
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
4. Sejarah Perkembangan di Indonesia
Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang tidak kalah maju dalam dunia pertelevisian khususnya
di kawasan Asia. Siaran televisi pertama kalinya di ditayangkan tanggal 17 Agustus 1962 yaitu bertepatan
dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Sebagai satu-satunya stasiun televisi
di Indonesia, TVRI mampu menjangkau wilayah nusantara hingga pelosok dengan menggunakan satelit
komunikasi ruang angkasa kemudian berperan sebagai corong pemerintah kepada rakyat bahkan hingga
sampai sebelum tahun 1990an.
Seiring dengan kemajuan demokrasi dan kebebasan untuk berekspresi, pada tahun 1989 pemerintah
mulai membuka kran ijin untuk didirikannya televisi swasta. Tepatnya tanggal 24 Agustus 1989 Rajawali Citra
Televisi atau RCTI mulai siaran untuk pertama kalinya. Siaran pada waktu itu hanya mampu diterima dalam
ruang lingkup yang terbatas yaitu wilayah JABOTABEK.
Setelah RCTI kemudian disusul berurutan oleh Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 1991. Siaran nasional RCTI dan SCTV baru dimulai tahun
1993 kemudian pada tahun 1994 berdiri ANTeve dan Indosiar. Hingga saat ini tercatat ada 13 stasiun
televisiyang mengudara secara nasional, selain stasiun tersebut di atas ada Trans TV, Global TV, Metro Tv,
Trans7, Berita Satu Tv, MNC TV, Kompas TV dan Tv one.
5. Televisi Sebagai Media Massa
Tidak dapat dipungkiri peran televisi saat ini semakin besar sebagai media komunikasi visual sangat
luar biasa dibandingkan media-masa yang lain. Televisi mampu mengkomunikasikan pesan-pesannya dengan
cara yang sangat sederhana lewat pancaran sinar yang dibentuk oleh garis-garis tabung elektronik dan
bersifat sepintas atau transitory.
Pada dasarnya media televisi mempunyai peranan pokok yaitu memberikan informasi atau pesan yang
mengandung unsur pendidikan, penerangan, hiburan dan promosi. Upaya meraih perhatian khalayak
sebanyak mungkin tentunya juga menjadikan medan perang bagi para kompetitor untuk menyajikan progamprogram siarannya semenarik mungkin. Dengan adanya warna baru dunia pertelevisian Indonesia ini maka
masyarakat sebagai konsumen media ini mempunyai banyak pilihan untuk mengakses informasi yang akan
didapatnya dengan memilih channel favorit mereka.
Adanya televisi swasta ini jelas didorong oleh adanya pelaku di bidang ini yang tidak semata hanya
sebagai penyelenggara siaran namun berlandaskan pada landasan bisnis. Kapitalisme industri televisi
Indonesia memang sangat berpengaruh besar pada sajian tayangan yang diberikan kepada khalayak.
2016
9
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
•
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
•
Baksin, Askurifai. 2013. Jurnalistik Televisi, Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
•
Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik: Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik.
•
Istanto, Freddy H. 1999. Peran Televisi Dalam Masyarakat Citraan Dewasa Ini Sejarah,
Perkembangan Dan Pengaruhnya. NIRMANA
•
Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
•
Smith, Dow. 2000. Power Producer: A Practical guide to TV news Producing – 2nd edition.
Washington: Radio-Television News Directors Association.
•
Suryo, RM Roy. 1996. Televisi Sebagai Fungsi Media Komunikasi Massa. Yogyakarta. Bahan Diktat
Pendidikan Audio Visual Reguler LPM MANDIRI Yogyakarta.
•
2016
Ishadi SK. 1999. Prospek Bisnis Informasi di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
10
Dasar-dasar Jurnalistik Televisi
Maksimus Ramses L., S.Sos, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download