BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Bandung sebagai kota tujuan pendidikan di Indonesia, dinilai BEI sebagai
pasar yang potensial untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan
akademisi. Dari sebelas jumlah galeri investasi yang ada di Jawa Barat, enam
diantaranya berada di perguruan tinggi di kota Bandung. Selain itu, komunitaskomunitas mahasiswa yang mempelajari pasar modal dan berinvestasi di pasar
modal juga banyak didirikan, dengan anggota tidak hanya terbatas dari mahasiswa
bisnis, tetapi juga mahasiswa non bisnis. Objek Penelitian pada penelitian ini
adalah faktor psikologi yang muncul dalam keputusan investasi saham mahasiswa
di kota Bandung. Faktor psikologi yang diukur adalah bias perilaku yang dialami
investor pada saat membeli, menjual, dan menahan saham. bias perilaku yang
diteliti terdiri dari: Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring,
Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental Accounting
dan Hindsight.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif,
dimana menurut Wibisono (2008) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena yang sedang
terjadi. Sedangkan pengertian penelitian verifikatif menurut Sugiama (2012:37)
adalah
penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini
bersifat deskriptif verifikatif dengan melakukan penelitian secara kuantitatif
terhadap perilaku investasi mahasiswa di kota Bandung, dan menguji hipotesis
guna menggambarkan dan menguji tingkat perbedaan behavioral finance sebagai
variabel independen antar gender sebagai variabel moderating dalam keputusan
investasi saham sebagai variabel dependen dalam upaya mencari penjelasan
Fury Ratnadewi, 2014
Behavioral finance dalam keputusan investasi saham
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37
mengenai perilaku investor yang tidak rasional yang menyebabkan fenomena
anomali yang terjadi di pasar modal.
C. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu behavioral
finance sebagai variabel bebas, yang menguji bias perilaku investor individual
yang terdiri dari 9 indikator yaitu Overconfidence, Representativeness, Herding,
Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental
Accounting dan Hindsight. konsep keuangan yang akan diteliti adalah keputusan
investasi dalam membeli, menjual, atau menahan saham sebagai variabel terikat,
dengan gender sebagai variabel moderating.
Untuk menjawab persoalan penelitian yang dirumuskan dalam rumusan
masalah dan untuk mempermudah dalam analisis data, akan disusun suatu
instrument penelitian dalam bentuk beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan
uraian teori dengan menggunakan operasionalisasi variabel.
D. Operasionalisasi Variabel
Table 3.1 menjelaskan operasionalisasi variabel penelitian yang akan
diteliti.
Variabel
Behavioral
Finance
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Konsep Variabel
Faktor
Behavioral Finance
Ilmu
yang
mempelajari
bagaimana manusia
secara
aktual
berperilaku
dalam
sebuah
penentuan
keuangan (a financial
setting)
khususnya
mempelajari
bagaimana psikologi
mempengaruhi
keputusan keuangan,
Skala
Overconfidence:
Ordinal
 Perasaan lebih baik
dari rata-rata
 Agresivitas dalam
membeli dan mejual
saham
 Tingkat
pengambilan resiko
Representativeness
Ordinal
 Pengambilan
keputusan
berdasarkan
kejadian
yang
terkemuka
atau
Instrumen
Kuesioner
Kuesioner
38
Gender
perusahaan, dan pasar
menonjol
pada
keuangan. (Nofsinger
masa lalu
dalam
Subash, Herding
2012:2)
 Pengambilan
keputusan
berdasarkan suara
mayoritas
 Kurangnya
keputusan
yang
dibuat
secara
individual
Anchoring
 Menilai
investasi
berdasarkan point
referensi yang tidak
relevan.
Regret Aversion
 Melepaskan
keuntungan dengan
cepat
 Menahan kerugian
terlalu lama
Cognitive Dissonance
 Pengabayaian
terhadap informasiinformasi
yang
bertentangan
dengan keyakinan
Gambler’s Fallacy
 Pengambilan resiko
yang tinggi
Mental Accounting
 Alokasi pendapatan
 Diversifikasi
investasi
Hindsight
 Persepsi peristiwa
tertentu
dapat
diprediksi
Perbedaan peran yang  Laki-laki
dibentuk
oleh  Perempuan
masyarakat
serta
perilaku
yang
tertanam
melalui
proses
sosialisasi
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
39
yang
berhubungan
dengan jenis kelamin
wanita
dan
Pria
(Leksikawan,
2009:33)
Keputusan
Investasi
saham
Keputusan
 Keuntungan yang Ordinal
menempatkan
modal
diharapkan
pada untuk satu atau  Risiko investasi
beberapa aktiva yang
dimiliki untuk jangka
waktu yang panjang
dengan harapan akan
memperoleh
keuntungan di masa
yang akan datang.
(Sunariyah
dalam
Markus, 2013:8)
Kuesioner
Variabel dalam operasionalisasi variabel disajikan dalam skala ordinal
dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabelvariabel tersebut diukur dengan menggunakan instrumen pengukur berupa
kuesioner dengan pilihan jawaban yang memenuhi pengukuran tipe skala likert.
Pertanyaan dalam kuesioner dibuat secara terstruktur dengan pilihan jawaban
yang terdiri dari tiga jawaban yaitu Selalu/Ya untuk jawaban positive dengan
point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan Tidak/Tidak
pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Setelah pertanyaan diberi nilai dan
dilakukan perhitungan bobot bagi masing-masing variabel, data kemudian
dikategorikan dengan menggunakan pedoman pentabulasian data dari Redi Panuju
(2000:46) :
“untuk menentukan kategori fungsi, tinggi, sedang dan rendah terlebih
dahulu harus menentukan indeks minimum dan maksimum, dan intervalnya serta
jarak interval sebagai berikut:
a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan
dikali jumlah responden.
b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan
dikali jumlah responden
c. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks
minimum
d. Jarak interval adalah interval dibagi dengan jumlah jenjang yang
diinginkan.”
40
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibagi kedalam dua
golongan data, yaitu :
1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang
disebarkan kepada mahasiswa di kota Bandung yang melakukan investasi
saham di pasar modal. Mahasiswa yang dijadikan subjek adalah
mahasiswa pada lima universitas yaitu : ITB, Universitas Padjadjaran,
Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Parahyangan, dan
Universitas Widyatama
2. Data Sekunder yang diperoleh melalui literature research mengenai teori
behavioral finance, melalui berbagai jurnal, tesis, buku-buku, dan juga
internet maupun referensi lainnya.
F. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk kedalam non
probability sampling dimana menurut non probability sampling tidak semua
individu pada populasi memiliki kesempatan menjadi anggota sampel, hanya
individu-individu tertentu dalam populasi yang mendapatkan kesempatan menjadi
anggota sampel (Sugiama, 2012:120). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa di kota Bandung yang melakukan perdagangan saham, dikarenakan
jumlah populasi untuk penelitian ini sulit untuk diketahui jumlah pastinya, maka
pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience
sampling. Convenience sampling, adalah teknik sampling dimana sampel dipilih
secara subjektif oleh peneliti dari suatu populasi, yang dipilih berdasarkan tingkat
kemudahan dan kerelaan untuk dijadikan sampel penelitian dan pertimbangan
kecocokan waktu (Sugiama, 2012: 120-121).
Sebagai acuan untuk mendapatkan jumlah sampel yang dapat mewakili
populasi, berdasarkan Tribunnews.com (2014) pada akhir Desember 2013 jumlah
investor pasar modal di wilayah Bandung adalah sejumlah 8400 investor. Jika
diasumsikan investor dari kalangan mahasiswa 10 %, maka jumlah investor dari
kalangan mahasiswa pada akhir Desember 2013 sebanyak 840 orang yang
41
berinvestasi pada instrument investasi yang beragam di pasar modal. Instrumen
penelitian disebarkan pada 200 responden yang menjadi anggota pada komunitas
pasar modal di masing-masing perguruan tinggi dan juga aktif dalam melakukan
perdagangan saham di galeri investasi. Kurun waktu penyebaran dilakukan selama
kurang lebih 5 minggu, dimulai pertanggal 19 Mei 2014 sampai dengan 23 Juni
2014.
Pada Institut Teknologi Bandung kuesioner disebarkan pada kegiatan
market review di komunitas Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal ITB
(KSEP-ITB) yang diadakan 2 minggu sekali, dan juga pada sekuritas di
lingkungan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM-ITB) yaitu Kresna
Financial Center selama 1 minggu, total responden diperoleh sebanyak 28
responden. Pada Universitas Padjadjaran kuesioner disebarkan pada komunitas
Financial Market Communities Unpad (FMC-Unpad) di galeri investasi, selama
kurun waktu 1 minggu total responden yang diperoleh sebanyak 22 Responden.
pada universitas Maranatha kuesioner disebarkan di sekuritas atau galeri investasi
Universitas Kristen Maranatha, selama kurun waktu 2 minggu diperoleh
responden sebanyak 32 responden. Pada Universitas Katolik Parahyangan,
kuesioner disebarkan di komunitas Parahyangan Investment Club Unpar
(PICUnpar), selama kurun waktu 1 minggu, total responden yang diperoleh
sebanyak 16 responden, dan pada Universitas Widyatama kuesioner disebarkan di
galeri investasi pada saat perkuliahan pasar modal selama 1 minggu dan diperoleh
responden sebanyak 19 responden.
Total keseluruhan responden yang diperoleh adalah sebanyak 117
responden, tetapi pada prosesnya 3 kuesioner dari responden yang berasal dari 1
mahasiswa ITB dan 2 Mahasiswa Universitas Widyatama tidak dapat digunakan
karena ketidaklengkapan dalam pengisian. Maka total responden yang digunakan
dalam penelitian adalah 114, dengan 27 responden berasal dari ITB, 22 responden
berasal dari Universitas Padjadjaran, 32 responden berasal dari Universitas
Kristen Maranatha, 16 responden berasal dari Universitas Katolik Parahyangan,
dan 17 Responden berasal dari Universitas Widyatama.
42
G. Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang paling mudah dan
cocok sebagai teknik pengumpulan data. Menurut Taylor et al (2006) kuesioner
merupakan pilihan yang bijaksana ketika informasi dibutuhkan dari jumlah data
yang besar dan merupakan metode yang sangat kuat untuk menangkap opini dan
sikap. Menurut Sugiama (2012:157) Pengembangan kuesioner perlu memenuhi
tiga prinsip yaitu :Penyusunan kata, Pengukuran, dan Penampilan umum atau
general “getup”.
Kuesioner dalam penelitian ini disusun melalui beberapa pertanyaan, yang
mengukur aspek perilaku investor dan juga didesain untuk menangkap informasi
kuantitatif. Studi literature digunakan oleh penulis sebagai metode pengumpulan
data teoritis, seperti berbagai teori behavioral finance dan teori statistika, untuk
membangun landasan teori guna mendukung analisis dengan melakukan
pengkajian dan pemahaman berbagai literatur yang terdiri dari jurnal-jurnal, bukubuku, dan referensi lainnya baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan.
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam suatu penelitian yang menggunakan suatu instrument sebagai
teknik dalam pengumpulan data, maka uji instrument harus dilakukan. Instrumen
yang disusun harus benar-benar menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut
(valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu
yang berbeda (reliable) (Noor:2011:164).
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya.
Pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila menghasilkan data
yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti
dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2012:8). Validitas
menunjukan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat atau benar
apa yang hendak diukur.
43
Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi item total dikoreksi
(Corrected Item-total correlation).
(
(
√
Dimana :
)
)(
)(
)
rix
= Koefisien korelasi item total
Sxi
= Simpangan baku skor setiap item pertanyaan
SY
= Simpangan baku skor total
Azwar dalam Kusnendi (2007:96) item soal yang memiliki validitas yang
memadai memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0.25 atau 0.30
sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu
pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas
tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). (Azwar, 2012:6). Hasil
suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum
berubah. Reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan atau kekonsistenan suatu
instrument penelitian mengukur apa yang diukur. Statistik uji yang paling umum
untuk menguji reliabilitas suatu instrument penelitian yaitu koefisien alpha
cronbach (Kusnendi, 2008:94). Suatu instrument diindikasikan memiliki
reliabilitas jika koefisien alpha cronbach lebih besar atau sama dengan 0.70.
(
)(
)
Dimana : k = jumlah item
Si2 = Jumlah variansi setiap item
St2 = Varians skor total
44
I. Hasil Uji Validitas
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas 38 pertanyaan, dengan 21
pertanyaan dimaksudkan untuk mengukur perilaku responden dalam pengambilan
keputusan dan 17 pertanyaan selebihnya digunakan untuk menangkap informasi
kuantitatif. 21 pertanyaan tersebut disusun berdasarkan skala likert 3 point dimana
setiap pertanyaan dibentuk untuk jawaban Selalu/Ya untuk jawaban positive
dengan point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan
Tidak/Tidak pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Pertanyaan di uji cobakan
terhadap 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek
dalam penelitian. Hasil uji validitas menggunakan koefisien korelasi item-total
dikoreksi (corrected item-total correlation) dengan menggunakan perangkat lunak
SPSS 20.0 disajikan dalam tabel 3.2.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Variabel Bias Perilaku
Scale Mean if
Item Deleted
OC1
OC2
OC3
OC4
OC5
REF1
REF2
HD1
HD2
ANC1
ANC2
ANC3
RA1
RA2
RA3
CD1
CD2
GF1
MA1
HS1
HS2
41.53
41.58
41.25
41.34
41.58
40.89
41.10
41.00
41.47
41.37
41.00
41.39
41.09
41.36
41.30
41.48
41.33
41.47
40.89
40.86
41.21
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected ItemTotal
Correlation
31.331
30.618
31.236
31.395
31.272
29.005
30.300
30.850
31.013
30.394
29.664
30.487
31.143
31.489
31.202
30.783
30.879
31.136
30.591
30.794
31.053
Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014
.345
.357
.340
.368
.321
.507
.390
.346
.324
.309
.376
.327
.349
.335
.337
.309
.313
.364
.380
.347
.345
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.786
.785
.786
.785
.787
.775
.783
.786
.787
.789
.785
.787
.786
.787
.786
.788
.788
.785
.784
.786
.786
45
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa nilai validitas masing-masing
item pertanyaan lebih dari 0.30, dengan nilai tertinggi 0.507 pada item pertanyaan
ke-6, dengan kata lain nilai ri-itd >0.30. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
item pertanyaan memiliki validitas internal memadai, semua butir pertanyaan
dalam kuesioner valid tanpa harus mereduksi pertanyaan.
J. Hasil Uji Reliabilitas
Tahap pengujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas.
Reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan kekonsistenan suatu instrument
penelitian mengukur apa yang diukur (Kusnendi, 2008:94). Hasil uji reliabilitas
dalam penelitian ini seperti yang ditunjukan oleh tabel 3.3, memiliki hasil
cronbach alpha 0.794. Dengan nilai cronbach alpha 0.794, maka instrument
penelitian dinilai memiliki reliabilitas memadai atau reliabel. nilai cronbach alpha
0.794 lebih besar dari nilai cronbach alpha yang dipersyaratkan yaitu sama dengan
atau lebih besar dari 0.70.
Tabel 3.3
Hasil uji Reliabilitas
Bias Perilaku
Cronbach's Alpha
.794
N of Items
21
Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014
K. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal,
jika data tidak berdistribusi normal maka data tidak dapat digunakan untuk
pengujian statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis
grafik, dimana normalitas dilihat dengan melihat histogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode
yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
46
lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data
seseungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:107)
L. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif
untuk menganalisis gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi. Pengujian
hipotesis menggunakan analisis diskriminan, yang merupakan teknik statistik
untuk meneliti perbedaan antara dua kelompok atau lebih subjek yang
berhubungan dengan beberapa variabel secara bersamaan. Secara teknis analisis
dikriminan ditujukan untuk menghubungkan satu kriteria atau variabel dependen
berskala nominal atau kategori, dengan satu atau beberapa variabel independen
berskala interval atau rasio (Sugiama, 2012:244).
Untuk uji hipotesis dengan uji statistik menggunakan analisis diskriminan
dapat dituliskan fungsi analisis diskriminan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Dimana :
D
= Fungsi Diskriminan
V
= Bobot dari masing-masing variabel
X1-9
= Skore responden untuk masing-masing variabel
a
= Nilai konstanta
Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis diskriminan dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Uji signifikansi perbedaan (Wilk’s Lambda dan Uji-F)
Pengujian signifikansi perbedaan Wilk’s lambda dan Uji-F, keputusannya
dapat didasarkan pada angka Wilk’s Lambda. Untuk angka yang
mendekati 0 maka data kedua grup tersebut cenderung berbeda, dan jika
angka mendekati 1 maka data kedua grup cenderung sama. Angka Wilk’s
47
Lambda ini akan setinggi-tingginya 1 dan paling rendah 0. Untuk uji-F
keputusan dapat didasarkan pada angka F test. Jika Sig > 0,05, maka tidak
ada perbedaan antar grup dan jika Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan
antar grup.
2. Uji kesamaan Matriks Varians-Kovarians (Asumsi yang harus dipenuhi
dalam analisis diskriminan)
Keputusan dalam uji kesamaan matriks varians-kovarian didasarkan pada
tabel Test Results, jika Sig > 0,05 kedua kelompok memiliki matriks
varians-kovarians yang tidak sama. Jika Sig < 0,05 kedua kelompok
memiliki matriks varians-kovarians yang sama. Asumsi akan terpenuhi
jika Sig <0,05 dan proses diskriminan dapat diteruskan.
3. Menentukan model fungsi klasifikasi diskriminan
Fungsi diskriminan dapat diperoleh dari tabel Classification Function
Coefficients
4. Menentukan ketepatan hasil klasifikasi fungsi diskriminan
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1) H0
: Bias perilaku secara parsial laki-laki
= bias perilaku secara
parsial perempuan
Ha
:
Bias perilaku secara parsial laki-laki ≠ bias perilaku secara
parsial perempuan
2) H0
: Bias perilaku secara simultan laki-laki = bias perilaku secara
simultan perempuan
Ha
: Bias perilaku secara simultan laki-laki ≠ bias perilaku secara
simultan perempuan
Download