BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cokelat merupakan hasil

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Cokelat merupakan hasil olahan dari biji tanaman kakao (Theobroma cacao)
yang dapat dijadikan makanan ataupun minuman. Cokelat telah melewati sejarah
yang panjang sejak pertama kali ditemukan dan digunakan oleh penduduk
Mesoamerika kuno hingga kini menjadi penganan populer di dunia modern. Suku
Olmek, Maya dan Aztek yang hidup di tiga ribu tahun yang lalu pada awalnya
mengolah biji kakao menjadi minuman. Mereka sangat menyukai minuman cokelat
itu dan bahkan menganggapnya “minuman para dewa”. Suku Aztek memberi nama
minuman tersebut “xocolatl” yang merupakan akar dari kata “cokelat” yang dikenal
sekarang (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).
Kepopuleran cokelat masih bertahan hingga masa kini dan Indonesia
mempunyai peranan yang penting di dalamnya. Berdasarkan data dari Departemen
Perindustrian (2007), Indonesia merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia
dengan produksi biji kakao sebanyak 456.000 ton per tahun. Jumlah produksi kakao
Indonesia diungguli oleh Pantai Gading, Afrika Barat yang menghasilkan 1.276.000
ton dan Ghana, Afrika Barat yang menghasilkan 586.000 ton per tahun. Dengan luas
lahan tanaman kakao di Indonesia yang berukuran 992.448 hektar, maka
produktivitas rata-ratanya adalah 900 kg per hektar. Sebagian besar kakao Indonesia
diekspor ke luar negeri dan empat negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika
Serikat, Malaysia, Singapura, Brazil dan Perancis. Permintaan kakao dalam negeri
sendiri hanya 250.000 ton per tahun dan masih terhitung rendah bila dibandingkan
dengan jumlah produksi kakao per tahun.
1
Daerah penghasil kakao di Indonesia sebagian besar terdapat di Pulau
Sulawesi dan di Propinsi Sumatera Utara, namun industri pengolahan kakao banyak
terdapat di Pulau Jawa (Departemen Perindustrian, 2007). Industri mengolah biji
kakao menjadi berbagai macam produk setengah jadi dan olahan. Bubuk, lemak,
bungkil dan pasta adalah produk setengah jadi atau produk antara (intermediate)
yang dihasilkan dari pengolahan sekunder biji kakao (Buletin Teknologi dan
Informasi Pertanian, 2008). Produk antara tersebut kemudian diolah lagi menjadi
beragam jenis produk komersil, seperti permen cokelat (praline), cokelat batangan
dengan berbagai tambahan rasa dan macam-macam kue cokelat.
Departemen Perindustrian Indonesia mendata di tahun 2010 terdapat 85 unit
perusahaan produsen makanan dari cokelat dan kembang gula. Angka ini merupakan
penurunan dari tahun-tahun sebelumnya sebab di tahun 2007 terdapat 101 unit
perusahaan dan di tahun 2008 terdapat 94 unit perusahaan. Hanya terdapat kenaikan
4 angka dari tahun 2009 dimana tercatat terdapat sebanyak 81 unit perusahaan.
Tabel 1.1 Informasi Industri Cokelat di Indonesia.
Sumber: Departemen Perindustrian (2010).
Banyaknya Perusahaan (Unit)
KBLI
15431
URAIAN
Bubuk cokelat
15432
Makanan dari cokelat & kembang gula
2005
9
2006
9
2007
1
2008
6
2009
8
2010
11
89
94
101
94
81
85
2,005
2,071
15,887
2,006
2,050
16,276
2,007
50
19,445
2,008
1,414
18,155
2,009
2,150
16,739
2,010
3,045
16,673
2,005
344,129,472
2,006
3,248,270,732
2,007
20,376,145
2,008
431,615,643
2,009
2,010
1,257,988,046 11,003,617,898
1,685,168,699
3,851,735,296
5,396,958,374
6,144,037,546
5,225,937,920 14,471,747,520
Banyaknya Tenaga kerja (Orang)
KBLI
15431
15432
URAIAN
Bubuk cokelat
Makanan dari cokelat & kembang gula
Nilai Produksi (Ribu Rp)
KBLI
15431
URAIAN
Bubuk cokelat
15432
Makanan dari cokelat & kembang gula
2
Di Jakarta sendiri, beberapa gerai makanan dari cokelat mulai dibuka dengan
produk andalannya masing-masing dan memiliki poin penjualan yang unik dan
berbeda-beda. Biasanya selain menjual produk cokelat, gerai-gerai tersebut
melakukan diversifikasi produk dengan menawarkan kue dan pastry sehinga acapkali
ditemukan toko yang menambahkan istilah “chocolatier & pattisier” di belakang
merk dagang mereka.
Peningkatan serta pengembangan industri pengolahan kakao dalam negeri
tidak lepas dari peran gerai-gerai cokelat tersebut. Gerai tersebut mengambil bahan
baku berupa hasil olahan kakao (cokelat bubuk, cokelat pasta, dan lain-lain) serta
mengolahnya lagi dan menambahkan nilai untuk kemudian dijual ke pelanggan.
Meningkatnya penjualan produk cokelat di gerai-gerai cokelat akan berbanding lurus
dengan meningkatnya produksi perusahaan pengolahan kakao. Salah satu faktor
penentu keberhasilan dagang gerai cokelat adalah dengan mengenali keinginan dan
kebutuhan pelanggan mereka. Oleh karena itu, analisis karakteristik dan perilaku
konsumen diperlukan untuk mendalami dan mempelajari pola pembelian konsumen
dan kemudian merancang strategi pemasaran yang tepat.
Salah satu toko cokelat yang mencuat belakangan ini antara lain adalah
Dapur Cokelat. Dapur Cokelat dibangun pada tahun 2001 dan kini telah memiliki
sepuluh gerai yang tersebar di Jakarta, Surabaya dan Makassar. Produk yang
ditawarkan oleh Dapur Cokelat pun beraneka ragam, mulai dari berbagai jenis cake,
makanan ringan, permen cokelat (praline), éclair, bolu gulung (roll cake) dan
cupcakes. Penelitian ini khusus dilakukan di Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading
sebagai cakupan spesifik untuk mengkaji perilaku konsumen akan produk cokelat.
3
I.2 Rumusan Masalah
Melihat bahwa perkebunan kakao Indonesia sangatlah produktif namun
peluang untuk meningkatkan industri pengolahan kakao dan industri cokelat belum
dimaksimalkan maka diperlukan suatu analisis pemasaran dalam industri ini. Untuk
meningkatkan penjualan produk maka pengertian yang mendalam dan menyeluruh
terhadap konsumen atau pembeli sangatlah penting. Konsumen merupakan salah satu
pemegang peranan penting dalam bisnis serta pemasaran dan mengetahui apa yang
mereka inginkan dan pola pembelian mereka akan memudahkan dalam melakukan
desain dan inovasi produk, merancang taktik promosi yang tepat serta membuat dan
mengimplementasikan strategi pemasaran yang efisien.
Secara ringkas beberapa permasalahan yang dicoba untuk dijawab melalui
penelitian ini adalah:
1. Karakteristik produk cokelat yang seperti apakah yang diminati oleh konsumen
Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading?
2. Apa yang mempengaruhi konsumen membeli produk cokelat di Dapur Cokelat
cabang Kelapa Gading?
I.3 Metodologi Penilitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Menurut Whitney (seperti yang dikutip Nazir, 2005), metode deskriptif
merupakan pencarian fakta menggunakan interpretasi yang tepat. Teknik
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan,
wawancara mendalam serta observasi untuk menggali dan mencari tahu gambaran
perilaku konsumen, serta persepsi konsumen terhadap produk yang diperolehnya.
4
Ruang lingkup penelitian ini dikhususkan pada toko Dapur Cokelat yang
beralamat di Jalan Kelapa Nias Raya blok QE-1 nomor 3, Kelapa Gading, Jakarta
Utara. Penelitian ini memberikan gambaran khusus dan spesifik terhadap perilaku
konsumen produk cokelat di Dapur Cokelat Kelapa Gading. Oleh karena itu, hasil
penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada keseluruhan konsumen produk
cokelat.
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi karakteristik produk cokelat yang diminati oleh konsumen Dapur
Cokelat Kelapa Gading.
2. Menganalisis hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Dapur
Cokelat cabang Kelapa Gading.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan tercipta manfaat yang
berarti bagi banyak pihak, antara lain:
1. Perusahaan, dalam hal ini Dapur Cokelat cabang Kelapa Gading, sebagai salah
satu dasar pertimbangan dalam penentuan strategi pemasaran yang tepat.
2. Kalangan akademis di Perguruan Tinggi, sebagai bahan pustaka dan studi serta
dapat menjadi titik awal dari penelitian-penelitian lanjutan.
3. Penulis, untuk menambah wawasan serta melatih diri dalam hal mengidentifikasi
masalah, menganalisis, serta mengkaji permasalahan dalam bidang pemasaran,
khususnya dalam hal perilaku konsumen terhadap produk cokelat.
5
I.5 Sistematika Penulisan
Penelitian yang dilakukan akan dipaparkan secara sistematis dan dituangkan
melalui karya ilmiah ini ke dalam enam bab.
Bab I memberikan gambaran menyeluruh mengenai latar belakang penelitian
dan penyajiannya. Di dalam bab pertama ini dibahas tentang apa yang menjadi faktor
pendorong dilakukannya penelitian, masalah yang ingin dipecahkan, tujuan dan
manfaat diadakannya penelitian dan sistematika penyajian penelitian.
Pada Bab II akan dikemukakan teori-teori utama dan teori-teori penunjang
yang menjadi dasar dari penelitian ini. Selain itu akan dibahas juga konsep dan alat
bantu yang digunakan dalam analisis dan pemecahan masalah.
Di Bab III diungkapkan pendekatan yang dilakukan pada masalah serta
metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
Bab IV akan menjelaskan perusahaan yang dipilih secara mendetail dan
membahas hasil-hasil pengolahan data dari penelitian yang dilakukan.
Pada Bab V dipaparkan analisis dan interpretasi dari data penelitian yang
telah diperoleh beserta pembahasan menyeluruh mengenai hasil dari penelitian.
Bab VI berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pengolahan data dan
hasil analisis yang dilakukan juga saran bagi perusahaan tempat dilakukannya
penelitian serta bagi kalangan akademis dan masyarakat awam.
6
Download