Kebenaran dalam Etika dan Filsafat Komunikasi Kebenaran dalam filsafat: Kebenaran dalam etika: Etika terkait dengan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. TEORI KEBENARAN 1. PENGERTIAN KEBENARAN Secara etimologi [bahasa] kata “benar” mempunyai arti: a. tidak salah, lurus, adil. Contoh dalam kalimat: hitungannya benar. b. sungguh-sungguh, tidak bohong Contoh: kabar itu benar. c. sesungguhnya, memang demikian halnya. contoh: benar ia tidak bersalah, tetapi ia terlibat perbuatan itu. d. sangat, sekali. contoh: enak benar mangga ini. PENGERTIAN KEBENARAN SECARA EPISTEMOLOGI A. Teori Koherensi Menurut teori ini suatu dianggap benar bila ia meneguhkan dan konsisten dengan kebenaran sebelumnya. Contoh: pengetahuan “lilin akan mencair kalau dimasukkan ke dalam air yang sedang mendidih”. B. Teori Korespondensi Menurut Aristoteles, kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya. Teori ini menekankan pengalaman dan inderawi sebagai sumber utama pengetahuan manusia. C. Teori Pragmatis Menurut Charles Stuart Pierce kebenaran sesuatu diukur dengan kriteria apakah ia bersifat fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak. Berhasil dan berguna adalah kriteria utama untuk menentukan apakah suatu ide itu benar atau tidak. D. Teori Ontologis Menurut Aquinas kebenaran ada pada dirinya sendiri. Kebenaran tidak bergantung pada penalaran manusia. BERBAGAI PEMIKIRAN TENTANG KEBENARAN Kebenaran menurut Aristoteles: “To say of what is that it is not, or of what is not that it is, is false, while to say of what is that it is, and of what is not that it is not, is true”. Aristo beraliran korespondensi. Avicenna (Ibn Sina) mendefinisikan kebenaran sebagai: What corresponds in the mind to what is outside it. kesesuaian antara pikiran dan kenyataan Thomas Aquinas dalam karyanya “Disputed Questions on Truth” mendefinisikan kebenaran sebagai “… a thing is said to be true insofar as it is such as to cause a true estimate about itself. logical truth is based on the truth in things (ontological truth). Immanuel Kant Kebenaran merupakan persesuaian antara pengetahuan dan objek. Menurut Kant, definisi kebenaran koresponsi hanyalah definisi verbal (mere verbal definition). Kant membedakannya dengan kebenaran nominal (kebenaran sesungguhnya). relativisme kebenaran Søren Kierkegaard “Truth is Subjectivity”. Sesuatu adalah benar bila seseorang meyakininya sebagai benar. Objective truths are concerned with the facts of a person’s being, while subjective truths are concerned with a person’s way of being. Pandangan Soren bukan subjektivitas ekstrim, tapi untuk menghormati esensi personal. Menurut Kierkegaard objective truths relevan untuk mempelajari matematika, sain dan sejarah. While objective truths are final and static, subjective truths are continuing and dynamic. Friedrich Nietzsche Nietzsche percaya bahwa kebenaran sejatinya adalah usaha untuk mencapai kebenaran, ‘the will to truth’. Nietzsche menolak ide kebenaran yang konstan-universal. “Truth” is nothing more than the invention of fixed conventions for merely practical purposes. Michel Foucault Foucault menyatakan bahwa kebenaran sebagai “Regimes of Truth”, yakni kebenaran berkaitan dengan kekuasaan. Mohandas “Mahatma” Gandhi Konsep Gandhi disebut “satya”. Gandhi stated that the most important battle to fight was overcoming his own demons, fears, and insecurities. Gandhi summarized his beliefs first when he said “God is Truth”. He would later change this statement to “Truth is God”. Erich Fromm Fromm mengusung “absolute truth” dan “optimal truth”. Fromm defines truth as a functional approximation of reality. Fromm menyatakan bahwa “different cultures have emphasized various aspects of the truth” interaction between cultures allows for these aspects to reconcile and integrate, increasing further the approximation to the truth. TIPE KEBENARAN Metaphysical subjectivism, menyatakan bahwa kebenaran tergantung hal yang kita percayai. Metaphysical objectivism, menyatakan bahwa kebenaran bersifat independen. Relative truths, memiliki relativitas dalam standar, konvensi dan sudut pandang. Lawan Relative truths adalah absolute truths. CARA MEMPEROLEH KEBENARAN: 1. Secara kebetulan. contoh: penemuan hukum gravitasi. 2. Trial and error [coba-coba] Contoh: Bentuk pemerintahan Indonesia: kerajaan, PM, NKRI, otonomi daerah, dst. 3. Melalui otoritas/kekuasaan contoh: invasi AS ke Irak menjadi benar karena AS memiliki otoritas kekuasaan yang kuat. 4. Penelitian ilmiah merupakan kebenaran yang paling bisa dipertanggungjawabkan, karena relatif bersifat universal. KEBENARAN ILMIAH Diperoleh dengan prosedur standar. Mengejar kebenaran objektif [ilmu alam] dan mengejar kebenaran intersubjektif [ilmu sosial dan humaniora] Validitas kebenarannya: relatif, hipotesis. Sikap Kepribadian Mencari Kebenaran Kejujuran Sikap terbuka dan Fair Nilai otentik Menjadi diri sendiri dengan segala kepribadiannya Kesediaan untuk bertanggung jawab Kesediaan melakukan apa yang harus dilakukan, menyelesaikannya dan menyempurnakan. Kemandirian moral Tidak pernah ikut-ikutan dalam memberikan evaluasi dan pertanggungjawaban rasional tindakan diri. Keberanian moral Kemampuan untuk selalu memberikan evaluasi secara benar, jujur dan bertanggung jawab Kerendahan hati Kekuatan batin untuk melihat diri apa adanya, dengan kelebihan dan keterbatasannya. Realistik dan Kritis KEBENARAN SEBAGAI NILAI FUNDAMENTAL Louis Alvin Day dalam bukunya yang berjudul "Ethics in Media Communication", 2006: 78 mengatakan bahwa lawan dari kebenaran adalah bohong [lying], penipuan [deception], dan ketidakjujuran [dishonesty]. Deception menurutnya adalah "pesan komunikasi yang disengaja agar orang lain mendapatkan pemahaman yang salah, atau agar mereka meyakini apa yang kita sendiri tidak yakin akannya". Deception dihasilan tidak hanya dari ucapan, tapi juga perilaku, gerak tubuh, hingga sebuah senyum. Menahan informasi merupakan bagian dari Deception. Bohong [lying] merupakan subkategori dari Deception dan meliputi komunikasi tentang informasi yang salah dimana komunikator sendiri mengetahui bahwa informasi tersebut adalah salah. Menurut Alvin Day kategori terakhir banyak dilakukan oleh praktisi komunikasi, walaupun pada banyak kasus mereka sendiri menyadarinya. MAKNA PENTING KEBENARAN Ketiadaan integritas dalam komunikasi berbuntut pada penggusuran otonomi individu. Hal ini dikarenakan karena sebagai makhluk yang rasional, manusia sangat bergantung pada kebenaran dan akurasi dari informasi yang kita peroleh. Kebenaran menunjukkan rasa menghargai orang lain sebagai tujuan, bukan sebagai alat [tool]. Penipuan [deception] kadangkala menempatkan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. MAKNA PENTING KEBENARAN Kebenaran sebagai bagian dari penghargaan terhadap orang lain pada gilirannya akan menumbuhkan kepercayaan antar individu. Kebenaran merupakan unsur yang esensial bagi kelancaran proses demokrasi. DIKOTOMI KEBENARAN DALAM PRAKTIK KOMUNIKASI Kebenaran menurut komunikator belum tentu sama dengan kebenaran dalam pandangan komunikan. Kepentingan komunikator kadangkala berseberangan dengan kepentingan pada komunikan, seperti dalam iklan, humas dan penyiaran. APAKAH KEBENARAN BERSIFAT ABSOLUT ATAU RELATIF? A. Kebenaran Bersifat Absolut Pandangan pertama percaya bahwa ada standar absolut yang menetukan apa yang benar dan tidak benar. Karena itu suatu tindakan dapat dikatakan benar atau salah dengan cara membandingkannya dengan standar-standar yang absolut tersebut. Kalau tidak ada kebenaran absolut maka terjadi kekacauan. Contoh saol hukum gravitasi. Kalau tidak ada yang absolut maka suatu ketika Anda akan melayang-layang. Tidak ada hukum fisika. Tidak ada ukuran apapun. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Bukti Kebenaran Absolut Hati nurani memberi tahu apa yang salah dan apa yang benar, dan apa yang positif serta apa yang negatif. Sains berkembang karena adanya keyakinan akan adanya kebenaran yang absolut, yang hendak dicari lewat pembuktian ilmiah. Agama mengajarkan adanya arti dari hidup. Agama mengajarkan adanya Pencipta. Kalau ada Pencipta maka Ia adalah standar absolut, karena Ia memiliki otoritas. B. Kebenaran Bersifat Relatif Pandangan kedua mengatakan bahwa tidak ada apapun yang absolut di dunia ini yang dapat mendefinisikan kebenaran. Segala sesuatu bersifat relatif. tidak ada realitas sejati. Tidak ada yang benar atau salah, dan karena itu yang benar adalah apa yang dianggap benar pada waktu itu. Yang ada adalah “etika situasi” dan cara hidup “apapun yang dirasa baik”. Tidak adanya kebenara absolut adalah satu-satunya kebenaran absolut. Beberapa masalah kebenaran relatif Kontradiksi dengan diri sendiri. Semua orang memiliki pengetahuan yang terbatas. Kebenaran relatif tidak sesuai dengan nurani. Pesan Immanuel Kant ttg Kebenaran Kebenaran merupakan sesuatu yang harus ditegakkan, apapun resiko yang ada. Socrates rela dihukum mati demi mempertahankan kebebasan berbicara sebagai sebuah norma kebenaran. Bagaimana dengan kita?