ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SEJARAH) Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia Arti Penting Aktivitas Perdagangan Dan Pelayaran Sebagai Mata Rantai Antara Asia Dan Eropa : Karena perdagangan dan pelayaran dapat membina hubungan antara Asia dan Eropa, sehingga masing-masing bangsa saling mengenal, saling mempengaruhi, dan saling membutuhkan barang dagangan Posisi Indonesia dalam jaringan perdagangan dan pelayaran antara Asia – Eropa bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna baik dan menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Indonesia terbuka oleh jalur hubungan antar pulau dan antar negara Dampak positif : - Indonesia dapat berperan menjadi jembatan lalu lintas perdagangan dan pelayaran internasional - menjadi tempat persinggahan sementara bagi kapalkapal yang melewatinya Dampak negatif : - mendatangkan bahaya dan ancaman terhadap Indonesia - mudah masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat Indonesia Jalur Perdagangan : 1. Melalui darat/ jalur utara/ jalan sutera : – Sejak tahun 500 SM antara Asia (Cina) dan Eropa (Romawi) telah terjalin hubungan dagang, dan berakhir setelah dinasti Han runtuh – Jalur ini dimulai dari Xi’an disebelah timur Cina-Asia Utara-Tyrus dan Antiokhia di Laut Tengah – Para pedagang Eropa dan Afrika-Mesopotamia Arabia Laut Tengah (para pedagang Asia dan Eropa/Afrika bertemu untuk melakukan transaksi) – Barang dagangan dari Asia (sutera, keramik, dan kayu manis) dari Eropa (gelas dan kain wol) – Jalur utara kemudian ditinggalkan dan beralih ke jalur tengah (India - Persia dan Mesopotamia -Laut Tengah). Alasannya jaraknya jauh dan rintangan alamnya berat (badai dan terik matahari) 2. Melalui Laut/ jalur selatan/ jalur emas : - Alasan perdagang memilih jalur laut karena jalur laut lebih cepat dan aman, serta dibantu keadaan dan arah angin - Jalur laut : Laut Cina Selatan-Selat Malaka-India Dari India - Teluk Persia – Syria - Laut Tengah Dari India - Laut Merah – Mesir - Laut Tengah - Melalui jalur ini perdagangan antara Cina, India, dan Eropa (Romawi) semakin ramai Barang Dagangan dari : 1. Cina : Sutera, porselin (keramik) 2. India : kain permadani, wangi-wangian dan gading 3. Romawi (Eropa ) : gelas (barang kristal), alat dari besi, senjata dan wol 4. Asia Barat : kurma, gandum dan permadani 5. Indonesia : emas, perak, beras, rempah-rempah, gula, rotan,bulu burung yang indah,kulit binatang dan cula badak Semakin ramainya aktivitas perdagangan internasional, akhirnya muncul kota-kota pelabuhan seperti (Ternate,Tidore, Aceh, Pasai, Palembang, Malaka,Goa, Kalikut,Tirus, Sidon, Iskandariah, Tripoli, Konstantinopel, Athena, Roma, Genoa, Venesia, Florens, dan Milan Perubahan Jalur Perdagangan setelah Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Ottoman : Diikuti dengan pelayaran orang Barat mencari pusat rempahrempah,menyebabkan terjadinya perubahan jalur pelayaran ke Timur (indonesia) melalui : - Ujung Afrika Selatan (Tanjung Harappan)-Teluk Parsi – India – Malaka - Kep. Maluku - Setelah Portugis menguasai Malaka (1511) muncul jalur baru dari Aceh menyusuri pantai barat Sumatera ke Selat Sunda - Abad ke-16 muncul jalur pelayaran dari Asia Tenggara Amerika ke Mexico (perjalanan Magelhaen) - Orang Belanda membuat jalur lain dari Afrika Selatan, Tanjung Hapapan menyeberangi Samudera Indonesia kemudian muncul pusat-pusat perdagangan baru seperti Aceh, Banten, dan Cirebon Latar Belakang Masuk Dan Berkembangnya Bangsa Eropa ke Indonesia : karena jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke Bangsa Turki Ottoman, akibatnya : – Pedagang Eropa dilarang masuk – Perdagangan di laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam – Di Eropa terjadi kelangkaan barang-barang dari Asia (rempah-rempah), sehingga harganya semakin tinggi – Mendorong bangsa Eropa untuk mencari daerah sumber rempah-rempah Faktor Pendorong Penjelajahan samudera oleh Orang-orang Eropa hingga sampai ke Indonesia : - Perkembangan ilmu pengetahuan : teori Copernicus (bumi bulat), diketemukan kompas, perkembangan bidang perkapalan - Bidang Ekonomi : monopoli perdagangan di Laut Tengah oleh para pedagang Asia Barat - Politik : sejak Konstantinopel jatuh ke tanganTurki Ottoman hubungan dagang antara Asia Barat dengan Eropa mulai terganggu - Idealisme (cita-cita) : Gold (kekayaan/ emas), Gospel (menyebarkan agama Kristen), Glory (kejayaan) - Tulisan Marcopolo dalam bukunya berjudul ”Imago Mundi” (menceritaka perjalannannya mengunjungi tempat-tempat di Asia, seperti Indonesia, India dan Cina) Tujuan Bangsa Eropa melakukan penjelajahan Samudera : - Berdagang - Mencari pusat rempah-rempah - Mencari daerah kekuasaan - Menyebarkan agama Nasrani Bangsa-bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan Samudera : 1. Portugis : - Bartholomeoz Diaz (1486-1487), perintis pelayaran melalui Lautan Atlantik-Tanjung Harapan - Vasco da Gama (1497-1498), perintis jalur pelayaran mellui Tanjung Harapan – ke India - Francessco d’ameida (penakluk Goa, di India) - Cabral (perintis pelayaran melalui Lautan Atlantikke Brazilia) - Alfonzo d’Albuquerque (1511) menguasai daerah Malaka, 1512 melanjutkan pelayaran ke Maluku 2. Spanyol : – Christophorus Colombus (1492), perintis pelayaran ke Benua Amerika, penemu Benua Amerika – Amerigo Vespuci, mengikuti jalur yang sudah ditempuh oleh Colombus – Ferdinand Magelhaens dan Juan Sebastian del Cano (1519), perintis pelayaran ke Asia dari Barat melalui Benua Amerika – Ferdinand Cortez (penakluk suku Aztek di Mexico) – Fransseso Fizzaro (penakluk suku Inka di Peru) – Sebastian Del Cano pertama kali masuk Maluku melalui Filipina (1522) 3. Inggris : – Sir Francis Drake (1577-1580), berlayar menuju arah Barat mengarungi Samudera Atlantik, menyusuri pantai timur Benua Amerika, pernah singgah di Ternate – William Dampier, perintis pelayaran ke pantai barat Benua Australia – James Cook (1768), perintis pelayaran ke pantai timur Benua Australia – Matthew Flinders, mengelilingi Benua Australia dan membuat peta benua itu 4. Belanda : – Barentz, perintis pelayayan ke Asia melewati kutub utara – Cornelis de Houtman (1595), perintis pelayaran ke Indonesia melalui lautan Hindia lalu ke Selat Sunda dan tahun 1596 sampai di Banten – Jacob Van Neck, Jacob Van Heemskerek,dan Wybrad van Warwick (1598) tiba di Banten – Abel Tasman, perintis pelayaran ke Kep.Tasmania, Fiji,dan Selandia Baru Cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapat tujuannya dalam penjelajahan Samudera : - Melakukan monopoli perdagangan - Mendekati penguasa setempat agar diperbolehkan mendirikan kantor dagang (loji) sekaligus memiliki hak monopoli dagang di wilayahnya - Dengan kekuatan armada dan senjata, memaksa penguasa setempat untuk menandatangani kontrak monopoli perdagangan - Berusaha turut campur dalam urusan politis wilayah setempat, maksudnya untuk melanggengkan monopoli sekaligus mengeksploitasi kekayaan sumber daya alam yang dikandung wilayah setempat Contoh : 1. Portugis : - Vasco da Gama mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng di Kalikut dan Goa, - memancangkan batu Padrao (batu bertulis dengan lukisan bola dunia sebagai lambang kerajaan Portugis) di setiap daerah yang ditemukan/ disinggahi. Artinya setiap daerah yang disinggahi oleh Portugis secara tidak langsung diakui sebagai miliknya - Alfonso d’Albuquerque dengan armadanya berusaha menguasai Selat Malaka dan tahun 1511 berhasil dikuasasainya - Berusaha menguasai dan memonopoli perdagangan 2. Spanyol : – Portugis dan Spanyol mengadakan perjanjian Tordesilas (1494) yang isinya wilayah bumi bagian timur dikuasai Portugis dan wilayah bumi bagian barat untuk Spanyol – Rombongan Magelhaens (1521) sampai di Massava (Filipina) dan mendirikan tugu peringatan untuk menyatakan bahwa kepulauan itu milik Spanyol – Tahun 1594 kota Lisabon (pusat perdagangan rempahrempah di Eropa) dikuasai – Mengadakan aliansi dengan saingan Ternate, yaitu Tidore 3. Inggris : – Ekspedisi Inggris untuk menguasai perdagangan di Asia bukan disponsori oleh pemerintah (kerajaan) melainkan oleh persekutuan (kongsi) dagang yang bernama East Indian Company (EIC) – Sejak tahjun 1600 EIC diberi hak istimewa (privilese) oleh pemerintah Inggris untuk menangani perdagangan di Asia, sekaligus boleh menentukan kebijakannya sendiri 4. Belanda : – Tanggal 20 Maret 1602 mendirikan organisasi dagang bernama Verenede Oost Indische Compagnie (VOC), selanjutnya VOC melakukan berbagai tindakan untuk menguasai perdagangan di Indonesia (memonopoli perdagangan) – Melakukan tindakan kekerasan (pelayaran hongi) tujuannya untuk memantau penjualan rempah-rempah sekaligus menentukan jumlah rempah-rempah yang ditanam para petani. Pelayaran tersebut bermaksud untuk mencegah jangan sampai petani menjual rempahrempahnya kepada pihak lain selain kepada VOC Kebijakan-kebijakan pemerintah Kolonial dan Pengaruhnya terhadap masyarakat : 1. Pada masa Daendels (1808 – 1811) a) Membangun ruas jalan raya Anyer – Panarukan (Jalan Raya Pos/ Grate Postweg).Panjang ruas jalan 1100 km. Tujuannya untuk memperlancar komunikasi antar daerah yang dikuasai Daendels di sepanjang pulau Jawa. b) Membangun armada militer yang kuat (membentuk pasukan yang berasal dari masyarakat, mendirikan sekolah militer di Batavia, pabrik senjata di Semarang dan Surabaya, mengadakan perbaikan sarana prasarana pertahanan laut c) Memperbaiki struktur pemerintahan : 1) membatasi kewenangan pegawai-pegawai VOC agar tidak mudah terjerumus untuk tindakan korupsi 2) berusaha menggaji yang cukup pada pegawainya, dilarang berdagang, menerima hadiah atau pemberian yang tidah sah. 3) Pulau Jawa dibagi ke dalam 9 Karesidenan yang berada di bawah pengawasan pemerintah pusat di Batavia d) Mengadakan Penyerahan hasil Bumi (verplichte Leverranties), memaksa rakyat menjual hasil buminya (terutama kopi) kepada penguasa. - Daendels dianggap memerintah dengan tangan besi, karena : pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan dilakukan dengan sistem kerja rodi (kerja paksa), tanpa diberi upah, makan, dan jaminan kesehatan - Daendels dijuluki “Tuan Besar Guntur/ Jederal Mas Galak, karena tindakannya yang keras. - Kekejaman Daendels akhirnya sampai ke telinga Louis Napoleon di Belanda, dan akhirnya tahun 1811 Louis Napoleon mencopot kedudukan Daendels dan menggantikannya dengan Jenderal Janssens 2. Masa Pemerintahan Raffes (1811- 1816) - Menerapkan sistem pajak tanah (landrent system) di pulau Jawa, tapi gagal.Hal itu disebabkan oleh : a. Tidak adanya dukungan dari para bupati yang telah dihapuskan hak-haknya sebagai pemungut pajak. b. Sebagian besar masyarakat pedesaan belum mengenal sistem ekonomi uang c. kesulitan u ntuk menentukan luas kepemilikan tanah dan tingkat kesuburannya d. adanya kesulitan dalam penentuan besarnya pajak bagi setiap penyewa tanah - Petani diberi kebebasan menentukan jenis tanaman, waktu penanaman dan kepada siapa ia akan menjual hasilnya (tujuan baik ini hanya impian belaka) - Karya Raffles yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia : buku history of Java, perintisan pembuatan kebun raya Bogor dan penemuan bunga bangkai (Rafflesia arnoldi) 3. Kebijakan ekonomi Pemerintah Hindia Belanda (1816 – 1900) a. Penjualan tanah partikelir (particuliere landerijen). Penduduk di tanah tersebut harus tunduk dan patuh aturan-a turan yang diberlakukan, seperti : - menarik hasil panen secara langsung (biasanya 10 % dari hasil panen) - menarik uang sewa rumah, bengkel, dan warung - mengerahkan penduduk untuk bekerja rodi Di bawah kepemimpinan van der Capellen, sistem penjualan dan penyewaan tanah partikelir dilarang dan mulai berlaku sejak 1817 b. Sistem tanam paksa (culturstelsel), gagasan dari Gubernur Jenderal van den Bosch, berlangsung selama 40 tahun (1830 – 1870) Aturan-aturan dalam tanam paksa : dimuat dalam Lembaran Negara (Staatblad) nomor 22 tahun 1834 al : 1) Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami dengan tanaman yang laku dijual di pasaran Eropa 2) Tanah yang ditanami tidak melebihi 1/5 dari tanah pertanian milik penduduk 3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tidak boleh melebihi pekerjaan yang dibutuhkan dalam menanam padi 4) Tanah yang disediakan untuk tanaman dibebaskan dari pembayaran pajak 5) Hasil tanaman harus diserahkan kepada Pemerintah Belanda, sedangkan kelebihan hasil tanaman dari jumlah pajak yang terbayar, akan dibayarkan kembali kepada rakyat 6) Kegagalan panenan menjadi tanggungan pemerintah Belanda 7) Mereka yang tidak memiliki tanah harus bekerja di perkebunan pemerintah lebih dari 66 hari 8) Penggarapan penanaman di bawah pengawasan langsung kepalakepala pribumi. Pegawai-pegawai Eropa mengawasi secara umum jalannya penggarapan sampai pengangkutannya. Pada pelaksanaannya, terjadi banyak penyimpangan terhadap aturan yang telah ditetapkan.Hal itu disebabkan karena munculnya cultuurprocenten (hadiah/ persentase tertentu yang diberikan kepada setiap petugas apabila mereka berhasil menyerahkan hasil tanaman melebihi target yang ditentukan Akibat sistem tanam paksa bagi pemerintah Kolonial Belanda dan rakyat Indonesia : 1. Bagi Pemerintah Kolonial Belanda : - Memperoleh surplus keuangan yang dapat digunakan untuk menjalankan pemerintahan Hindia-Belanda dan membangun negeri Belanda - Badan Usaha Dagang Belanda (Negerlandische Handels Maatschappi) memperoleh keuntungan besar setelah mendapat hak monopoli pengangkutan hasil tanam paksa 2. Bagi Rakyat Indonesia: - Banyak yang meninggal, kelaparan, dan sakit, terutama di daerah Cirebon, Demak, dan Grobogan - Penduduk mulai mengenal berbagai jenis tanaman yang bernilai ekspor, seperti kopi, kina, tembakau, dan nila Tokoh-tokoh Belanda dari kaum Liberal dan kaum Humanis yang mengecam pelaksanaan sistem tanam paksa al : 1. Dauwes Dekker (1820 – 1887) Ia mengkritik pemerintah Hindia- Belanda lewat bukunya yang berjudul “Max Havelar”. Ia menggunakan nama samaran Multatuli Yang berarti “Saya orang menderita”. Ia membeberkan terangterangan penyimpangan sistem tanam paksa dan penderitaan rakyat Lebak (Banten) akibat penindasan petugas tanam paksa 2. Baron van Hoevell (1812 – 1879) Ia menuntut pemerintah pusat dan Gubernur Jenderal agar memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat. Akibat kecaman keras kaum Liberal dan humanis, tahun 1870 hampir seluruh jenis tanaman dihapuskan dari sistem tanam paksa C. Undang-Undang Agraria 1870 ( Agrarische Wet 1870) dan Pengaruhnya terhadap penanaman Modal Swasta Asing Isi pokok Undang-Undang Agraria 1870 : 1) Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah 2) Gubernur Jenderal dapat menyewakan tanah menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang 3) Tanah-tanah diberikan dengan hak penguasaan selama waktu tidak lebih dari 75 tahun sesuai ketentuan 4) Gubernur Jenderal tidak boleh mengambil tanah-tanah yang dibuka oleh rakyat Sejak keluarnya Undang-Undang Agraria 1870, muncullah politik pintu terbuka yang merupakan kebijakan pemerintah Belanda untuk membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi para pengusaha swasta asing untuk menanamkan modalnya di wilayah Hindia-Belanda Pengusaha Eropa yang berlomba berinvestasi di wilayah HindiaBelanda, seperti Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, dan Denmark . Pengaruh Undang-Undang Agraria 1870 pada kehidupan perekonomian - Perkebunan besar, pertambangan, pelayaran, dan perindustrian muncul dengan cepat - Rakyat mulai mengenal sistem ekonomi uang dan upah buruh - Industri rakyat kecil terdesak oleh barang-barang impor yang semakin melimpah ruah - Pemerahan SDA dan tenaga manusia oleh pengusa swasta asing - Kemakmuran di Pulau Jawa merosot, karena beban rodi, pungutan pajak yang berat, krisis pada perkebunn-perkebunan, dan peningkatan jumlah penduduk. Tahun 1900 Pemerintah Belanda menghapuskan kebijakan ekonomi liberal Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Kolonialisme Bangsa Eropa : 1. Reaksi Ternate terhadap Portugis : - Tahun 1533 rakyat Ternate di bawah pimpinan Dajalo berhasil membakar benteng Portugis - Di bawah pimpinan Sultan Khairun, rakyat Ternate kembali menyerang orang Portugis.Tapi sayang karena tipu muslihat Portugis, Sultan Khairun terbunuh dalam suatu perundingan - Tanggal 28 Desember 1577 Rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah, berhasil mengusir Portugis dari negerinya 2. Reaksi Aceh terhadap Portugis : - Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1528) berhasil membebaskan bumi Aceh dari upaya penjajahan Portugis. - Sultan Alaudin Riayat Syah (1537 – 1568), menentang dan berusaha mengusir Portugis yang telah bersekutu dengan Johor - Tahun 1615 dan 1629 di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka 3. Reaksi Mataram terhadap VOC - Pada tahun 1628, Sultan Agung melakukan serangan terhadap benteng VOC di Batavia. Serangan tersebut di pimpin oleh Tumenggung Bahurekso, Suro Agul-Agul,Mandurorejo, dan Uposonto. - Tahun 1629, serangan ini berhasil menghancurkan benteng Holandia - Tahun 1674, perlawanan Trunojoyo (buipati Madura), berhasil menguasai hampir semua Jawa Timur dan sebagian Jateng, serta ibu kota Mataram. - Untung Suropati, berhasil mengalahkan pasukan VOC di bawah pimpinan Kapten Tack, serta berhasil membunuhnya. Ia dan pasukannya melanjutkan perjuangannya ke Jatim berpusat di Pasuruan 4. Reaksi Makasar terhadap VOC : - Tahun 1654 – 1655, pecah perang antara VOC dengan Makasar - Tanggal 21 Desember 1666, perang pecah kembali, VOC di bawah pimpinan Cornelis Speelman bersekutu dengan Arung Palaka dan Makasar di bawah pimpinan Hasanuddin - Atas kegigihan dan keberanian memimpin perjuangan menentang VOC, Sultan Hasanudidin dijuluki Ayam Jantan dari Timur - Pertempuran semakin hebat pada tanggal 7 Juli 1667 - Tanggal 18 Nopember 1667 diadakan perjanjian Bongaya dengan menetapkan keputusan sebanyak 30 pasal dan keputusan yang terpenting sbb : a. Makasar harus mengakui monopoli VOC b. Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Goa c. Makasar harus membayar seluruh biaya perang d. Benteng-benteng Makasar harus dihancurkan e. Hasanuddin harus mengakui Arung Palaka sebagai raja Bone 5. Reaksi Banten tarhadap VOC - Tahun 1683, pertempuran terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan persekutuan antara VOC dan Sultan Haji (Pangeran Abdul Kahar) putera Sultan Ageng Tirtayasa - Di meja perundingan Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia pada tahun 1692 6. Perlawanan Pattimura (1817) - Sebagai awal ungkapan kemarahan, rakyat serentak menyampaikan protes di bawah pimpinan Thomas Matulessy - Tanggal 9 Mei 1817, Rakyat Maluku di Saparua mengangkat Thomas Matulessy sebagai pemimpin gerakan perlawanan rakyat dengan gelar Pattimura - Pada tanggal 15 Mei 1817, dimulai perlawanan terhadap pemerintah Hindia-Belanda.Mulanya merampas perahu-perahu pos yang berada di Porto, kemudian menyerang benteng. Banyak serdadu Belanda yang ditangkap dan dibunuh termasuk residen Porto Vanden Berg.Benteng Duurstede jatuh ke tangan rakyat Maluku - Tanggal 20 Mei 1817 pasukan dari Ambon di bawah pimpinna Mayor Beetjes mendarat di Saparua.Dalam pertempuran Mayor Beetjes tewas dibunuh oleh pasukan Pattimura - Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di benteng Nieuw Victoria di kota Ambon 7. Perang Paderi (1821 – 1837) - Gerakan kaum paderi : usaha para ulama untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk (menyabung ayam, berjudi, minum-minuman keras) yang dilakukan masyarakat (kaum adat) - Tanggal 10 Februari 1821 Residen Belanda Du Puy mengadakan perjanjian dengan kaum adat, mereka bersekutu untuk menghancurkan kaum Paderi. Beberapakali melakukan serangan, terhadap kaum Paderi tetapi selalu gagal. - Serangan Belanda yang membabi buta menyadarkan kaum Adat bergabung dengan kaum Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk bersamasama menghadapi pasukan Belanda - Tahun 1832 Sentot Alibasyah Prawirodirjo membantu kaum Paderi untuk melawan Belanda. Sayang dia ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Tuanku Imam Bonjol menyerah dan dibuang ke Cianjur 8. Perang Diponegoro (1825 – 1830) - Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro mendapat dukungan dari kaum Ulama, kalangan istana, para bupati serta rakyat di Yogyakarta - Beberapa tokoh yang mendukung Pangeran Diponegoro al : Pangeran Mangkubumi, Kyai Mojo, dan Sentot Alibasyah Prawirodirjo - Timbulnya ketegangan antara masyarakat di Kesultanan Yogyakarta dengan Belanda bermula dari : 1) Kalangan istana tidak menyukai sikap Belanda yang ikut campur tangan dalam pemerintahan 2) Para ulam tidak menyenangi perilaku Belanda yang berupaya meluaskan peredaran minuman keras 3) Rakyat membenci Belanda karena membebani berbagai macam pajak, seperti pajak pasar, pajak kepala, dan pajak ternak - Pusat pertahanan Pangeran Diponegoro, semula di Tegalrejo, atas usul Mangkubumi dipindahkan di Selarong. - Pasukan Diponegoro menggunakan serangan gerak cepat dan berpindah-pindah, sehingga memperoleh banyak kemenangan - Tahun 1827 de Kock menerapkan siasat benteng stelsel, dengan tujuan : mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro dan menekan Diponegoro agar menghentikan perlawanan. - Dalam menghadapi Diponegoro Belanda menggunakan siasat benteng stslsel dan perundingan - Tahun 1828, Kyai Mojo memenuhi undangan perundingan, tetapi kemudian ditangkap dan diasingkan ke Minahasa. - Tahun 1829 Pangeran Mangkubumi tidak melanjutkan perlawanan karena usia lanjut - Sentot Ali Basyah Prawirodirjo terbujuk Belanda dan akhirnya berhenti memerangi pasukan Belanda - Pada tanggal 28 Maret 1830 dilangsungkan perundingan antara Belanda dengan P. Diponegoro. Seusai perundingan P. Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makasar dan wafat di Makasar. 9. Perang Aceh (1873 – 1904) - Pada pertempuran tanggal 14 April 1873, Mayjen Kohler tewas Pada tanggal 24 Februari 1876 Jenderal Pel tewas di Tonga Perjuangan rakyat Aceh semakin meningkat dengan kedatangan utusan Aceh, Habib Abdurrachman dari Turki. - Kepercayaan rakyat Aceh semakin bertambah dengan munculnya tokoh-tokoh seperti Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Teuku Cik Peusangan, Cut Mutia, Teuku Umar, dan istrinya Cut Nyak Dhien - Siasat Belanda dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh : siasat pemusatan (konsentrasi stelsel) yang menitik beratkan kekuatan pada daerah-daerah yang telah dikuasai, siasat adu domba yang diusulkan oleh Jenderal Deykerhoff, dan siasat kekerasan usul Dr. Snouck Hurgronje - Taktik jitu Teuku Umar, ia pernah membelot menyatakan tunduk dan setia kepada pemerintah kolonial Belanda sejak bulan Agustus1893. Tak tik jitu itu untuk mendapatkan persenjataan dan strategi perang melawan Belanda - Teuku Umar dipercaya memimpin sebuah legiun yang berkekuatan 250 prajurit oleh Belanda dan diberi gelar Teuku Johan Pahlawan - Pemerintah Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk menyelidiki kehidupan dan struktur masyarakat Aceh dengan menyamar sebagai seorang ulama bernama Abdul Gaffar. Ia menulis tentang masyarakat Aceh dalam bukunya yang berjudul De Atjehers. Ia menyarankan agar pemerintah Belanda menggunakan kekerasan dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh. - Tahun 1899, Kolonel van Heutz memimpin penyerangan dengan siasat kekerasan. Akhirnya satu-persatu pemimpin Aceh gugur atau tertangkap: - Teuku Umar gugur di medan pertempuran - Cut Nyak Dhien tertangkap dan dibuang ke Sumedang - Sultan Muhammad Daud Syah menandatangani Korte Verklaring (Plakat Pendek) tahun 1904 yang isinya Aceh mengaku tunduk kepada pemerintah Hindia-Belanda 10. Gerakan protes petani disebabkan : - Para petani sangat membenci pemberlakuan pungutan pajak - Para penguasa menerapkan sanksi yang sewenangwenang - Adanya praktek perbudakan dan kerja paksa - Adanya kerja paksa pada perkebunan-perkebunan dan pabriknya - Para petani sangat muak menyaksikan kemewahan hidup yang ditunjukkan kaum bangsawan - Keinginan untuk mengembalikan kejayaan, kesejahteraan, dan ketrentraman hidup - Adanya keyakinan b ahwa ratu adil akan membebaskan mereka dari penderitaan hidup Daerah-daerah yang pernah menjadi tempat terjadinya gerakan protes petani al : 1. Gerakan protes petani di Ciomas (Bogor) - Tahun 1886, Seorang petani bernama Arpan melalukan penyerangan terhadap camat Ciomas, Abdurrakhim - Tanggal 20 Mei 1886, Mohammad Idris mengadakan serangan mendadak kepada tuan tanah yang sedang menyelenggarakan sedekah bumi 2. Gerakan protes petani diCondet (Jakarta) Tanggal 5 April 1916 Entong Gendut dan para petani mengacaukan pesta dan perjudian yang berlangsung di vila milik Lady Rollison. Wedana setempatpun berhasil ditangkap. 3. Gerakan protes petani di Tangerang Tanggal 19 Februari 1924, Kaiin dan para pengikutnya menyerang para tuan tanah. Kantornya di kampung Melayu dijarah dan buku-buku serta dokumennya dibakar Pengaruh Kebudayaan Barat di Indonesia 1. Adat Istiadat : - Berpikir rasionalisme, yaitu faham yang menyakini bahwa kebenaran yang sesungguhnya berasal dari pikiran dan akal manusia sehingga mendorong banyak orang Indonesia menjauhi hal-hal yang takhayul - Pemberian gelar bangsawan untuk membedakan status antara si kaya dan masyarakat biasa - Tata cara pergaulan yang bersifat bebas dan demokratis - Model pakaian Barat, untuk lelaki stelan jas, berdasi dan bersepatu, sedangkan perempuan memakai rok, blus dan sepatu - Gaya perkawinan yang glamor, baik cara berpakaian,pesta, hiburan/ susunan acaranya - Nama-nama Portugis, seperti da Costa, Dias Gonsalves, Mendoza dan da Silva digunakan oleh orang Ambon sebagai nama keluarga 2. Agama : Katholik dibawa oleh misionaris Portugis, dan Kristen Protestan oleh para zending Belanda. Misionaris : organisasi yang bertugas menyebarluaskan agama Kristen Katholik Zending : organisasi yang bertugas menyebarluaskan agama Kristen Protestan 3. Kesenian dan arsitektur : - Seni bangunan : tampak pada bangunan-bangunan yang bergaya Gotik dan Romawi, terlihat dalam bentuk-bentuk gereja (Gereja Katedral) dan gedung-gedung pemerintahan (Gedung Sate), sekolahan dsb. - Seni musik (keroncong morisco) , sastra, tari, film, dan seni rupa 4. Hukum dan Pemerintahan : - Tata pemerintahan yang bersumber pada Trias Politika, yang membagi kekuasaan negara menjadi legislatif, eksekutif, dan yudikatif - Sumber hukum Belanda yang masih ada misalnya Algemene Bepalingen van Wetgeving (peraturan umum perundang-undangan), Staatblad van Nederland Indie (Lembaran Negara Hindia Belanda), dan Burgerlijk Wetbok (Kitab Undang-undang Hukum Perdata)