ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SEJARAH)

advertisement
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (SEJARAH)
Proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia
Arti Penting Aktivitas Perdagangan Dan Pelayaran Sebagai
Mata Rantai Antara Asia Dan Eropa :
Karena perdagangan dan pelayaran dapat membina
hubungan antara Asia dan Eropa, sehingga masing-masing
bangsa saling mengenal, saling mempengaruhi, dan saling
membutuhkan barang dagangan

Posisi Indonesia dalam jaringan perdagangan dan pelayaran
antara Asia – Eropa
bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna baik dan
menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Indonesia
terbuka oleh jalur hubungan antar pulau dan antar negara
Dampak positif :
- Indonesia dapat berperan menjadi jembatan lalu lintas
perdagangan dan pelayaran internasional
- menjadi tempat persinggahan sementara bagi kapalkapal yang melewatinya
Dampak negatif :
- mendatangkan bahaya dan ancaman terhadap Indonesia
- mudah masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan
kepribadian masyarakat Indonesia
Jalur Perdagangan :
1. Melalui darat/ jalur utara/ jalan sutera :
– Sejak tahun 500 SM antara Asia (Cina) dan Eropa
(Romawi) telah terjalin hubungan dagang, dan berakhir
setelah dinasti Han runtuh
– Jalur ini dimulai dari Xi’an disebelah timur Cina-Asia
Utara-Tyrus dan Antiokhia di Laut Tengah
– Para pedagang Eropa dan Afrika-Mesopotamia Arabia Laut Tengah (para pedagang Asia dan Eropa/Afrika
bertemu untuk melakukan transaksi)
– Barang dagangan dari Asia (sutera, keramik, dan kayu
manis) dari Eropa (gelas dan kain wol)
– Jalur utara kemudian ditinggalkan dan beralih ke jalur
tengah (India - Persia dan Mesopotamia -Laut Tengah).
Alasannya jaraknya jauh dan rintangan alamnya berat
(badai dan terik matahari)
2. Melalui Laut/ jalur selatan/ jalur emas :
- Alasan perdagang memilih jalur laut karena jalur
laut lebih cepat dan aman, serta dibantu keadaan
dan arah angin
- Jalur laut : Laut Cina Selatan-Selat Malaka-India
Dari India - Teluk Persia – Syria - Laut Tengah
Dari India - Laut Merah – Mesir - Laut Tengah
- Melalui jalur ini perdagangan antara Cina, India,
dan Eropa (Romawi) semakin ramai
Barang Dagangan dari :
1. Cina
: Sutera, porselin (keramik)
2. India
: kain permadani, wangi-wangian dan gading
3. Romawi (Eropa ) : gelas (barang kristal), alat dari besi,
senjata dan wol
4. Asia Barat : kurma, gandum dan permadani
5. Indonesia : emas, perak, beras, rempah-rempah, gula,
rotan,bulu burung yang indah,kulit binatang dan cula badak
Semakin ramainya aktivitas perdagangan internasional, akhirnya
muncul kota-kota pelabuhan seperti (Ternate,Tidore, Aceh,
Pasai, Palembang, Malaka,Goa, Kalikut,Tirus, Sidon,
Iskandariah, Tripoli, Konstantinopel, Athena, Roma, Genoa,
Venesia, Florens, dan Milan
Perubahan Jalur Perdagangan setelah Jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Ottoman :
Diikuti dengan pelayaran orang Barat mencari pusat rempahrempah,menyebabkan terjadinya perubahan jalur pelayaran
ke Timur (indonesia) melalui :
- Ujung Afrika Selatan (Tanjung Harappan)-Teluk Parsi –
India – Malaka - Kep. Maluku
- Setelah Portugis menguasai Malaka (1511) muncul jalur
baru dari Aceh menyusuri pantai barat Sumatera ke Selat
Sunda
- Abad ke-16 muncul jalur pelayaran dari Asia Tenggara Amerika ke Mexico (perjalanan Magelhaen)
- Orang Belanda membuat jalur lain dari Afrika Selatan,
Tanjung Hapapan menyeberangi Samudera Indonesia kemudian muncul pusat-pusat perdagangan baru seperti Aceh,
Banten, dan Cirebon
Latar Belakang Masuk Dan Berkembangnya Bangsa Eropa
ke Indonesia :
karena jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke Bangsa
Turki Ottoman, akibatnya :
– Pedagang Eropa dilarang masuk
– Perdagangan di laut Tengah dikuasai oleh para
pedagang Islam
– Di Eropa terjadi kelangkaan barang-barang dari Asia
(rempah-rempah), sehingga harganya semakin tinggi
– Mendorong bangsa Eropa untuk mencari daerah sumber
rempah-rempah
Faktor Pendorong Penjelajahan samudera oleh Orang-orang
Eropa hingga sampai ke Indonesia :
- Perkembangan ilmu pengetahuan : teori Copernicus (bumi
bulat), diketemukan kompas, perkembangan bidang perkapalan
- Bidang Ekonomi : monopoli perdagangan di Laut Tengah oleh
para pedagang Asia Barat
- Politik : sejak Konstantinopel jatuh ke tanganTurki Ottoman
hubungan dagang antara Asia Barat dengan Eropa mulai
terganggu
- Idealisme (cita-cita) : Gold (kekayaan/ emas), Gospel
(menyebarkan agama Kristen), Glory (kejayaan)
- Tulisan Marcopolo dalam bukunya berjudul ”Imago Mundi”
(menceritaka perjalannannya mengunjungi tempat-tempat di
Asia, seperti Indonesia, India dan Cina)
Tujuan Bangsa Eropa melakukan penjelajahan Samudera :
- Berdagang
- Mencari pusat rempah-rempah
- Mencari daerah kekuasaan
- Menyebarkan agama Nasrani
Bangsa-bangsa Eropa yang melakukan penjelajahan
Samudera :
1. Portugis :
- Bartholomeoz Diaz (1486-1487), perintis pelayaran
melalui Lautan Atlantik-Tanjung Harapan
- Vasco da Gama (1497-1498), perintis jalur pelayaran mellui Tanjung Harapan – ke India
- Francessco d’ameida (penakluk Goa, di India)
- Cabral (perintis pelayaran melalui Lautan Atlantikke Brazilia)
- Alfonzo d’Albuquerque (1511) menguasai daerah
Malaka, 1512 melanjutkan pelayaran ke Maluku
2. Spanyol :
– Christophorus Colombus (1492), perintis pelayaran
ke Benua Amerika, penemu Benua Amerika
– Amerigo Vespuci, mengikuti jalur yang sudah
ditempuh oleh Colombus
– Ferdinand Magelhaens dan Juan Sebastian del Cano
(1519), perintis pelayaran ke Asia dari Barat melalui
Benua Amerika
– Ferdinand Cortez (penakluk suku Aztek di Mexico)
– Fransseso Fizzaro (penakluk suku Inka di Peru)
– Sebastian Del Cano pertama kali masuk Maluku
melalui Filipina (1522)
3. Inggris :
– Sir Francis Drake (1577-1580), berlayar menuju
arah Barat mengarungi Samudera Atlantik,
menyusuri pantai timur Benua Amerika, pernah
singgah di Ternate
– William Dampier, perintis pelayaran ke pantai
barat Benua Australia
– James Cook (1768), perintis pelayaran ke pantai
timur Benua Australia
– Matthew Flinders, mengelilingi Benua Australia
dan membuat peta benua itu
4. Belanda :
– Barentz, perintis pelayayan ke Asia melewati kutub
utara
– Cornelis de Houtman (1595), perintis pelayaran ke
Indonesia melalui lautan Hindia lalu ke Selat Sunda
dan tahun 1596 sampai di Banten
– Jacob Van Neck, Jacob Van Heemskerek,dan Wybrad
van Warwick (1598) tiba di Banten
– Abel Tasman, perintis pelayaran ke Kep.Tasmania,
Fiji,dan Selandia Baru
Cara-cara yang digunakan bangsa Eropa untuk mencapat
tujuannya dalam penjelajahan Samudera :
- Melakukan monopoli perdagangan
- Mendekati penguasa setempat agar diperbolehkan
mendirikan kantor dagang (loji) sekaligus memiliki
hak monopoli dagang di wilayahnya
- Dengan kekuatan armada dan senjata, memaksa
penguasa setempat untuk menandatangani kontrak
monopoli perdagangan
- Berusaha turut campur dalam urusan politis wilayah
setempat, maksudnya untuk melanggengkan monopoli
sekaligus mengeksploitasi kekayaan sumber daya
alam yang dikandung wilayah setempat
Contoh :
1. Portugis :
- Vasco da Gama mendirikan kantor dagang yang
dilengkapi dengan benteng di Kalikut dan Goa,
- memancangkan batu Padrao (batu bertulis dengan
lukisan bola dunia sebagai lambang kerajaan Portugis)
di setiap daerah yang ditemukan/ disinggahi.
Artinya setiap daerah yang disinggahi oleh Portugis
secara tidak langsung diakui sebagai miliknya
- Alfonso d’Albuquerque dengan armadanya berusaha
menguasai Selat Malaka dan tahun 1511 berhasil
dikuasasainya
- Berusaha menguasai dan memonopoli perdagangan
2. Spanyol :
– Portugis dan Spanyol mengadakan perjanjian
Tordesilas (1494) yang isinya wilayah bumi bagian
timur dikuasai Portugis dan wilayah bumi bagian barat
untuk Spanyol
– Rombongan Magelhaens (1521) sampai di Massava
(Filipina) dan mendirikan tugu peringatan untuk
menyatakan bahwa kepulauan itu milik Spanyol
– Tahun 1594 kota Lisabon (pusat perdagangan rempahrempah di Eropa) dikuasai
– Mengadakan aliansi dengan saingan Ternate, yaitu
Tidore
3. Inggris :
– Ekspedisi Inggris untuk menguasai perdagangan di
Asia bukan disponsori oleh pemerintah (kerajaan)
melainkan oleh persekutuan (kongsi) dagang yang
bernama East Indian Company (EIC)
– Sejak tahjun 1600 EIC diberi hak istimewa (privilese)
oleh pemerintah Inggris untuk menangani perdagangan
di Asia, sekaligus boleh menentukan kebijakannya
sendiri
4. Belanda :
– Tanggal 20 Maret 1602 mendirikan organisasi dagang
bernama Verenede Oost Indische Compagnie (VOC),
selanjutnya VOC melakukan berbagai tindakan untuk
menguasai perdagangan di Indonesia (memonopoli
perdagangan)
– Melakukan tindakan kekerasan (pelayaran hongi)
tujuannya untuk memantau penjualan rempah-rempah
sekaligus menentukan jumlah rempah-rempah yang
ditanam para petani. Pelayaran tersebut bermaksud
untuk mencegah jangan sampai petani menjual rempahrempahnya kepada pihak lain selain kepada VOC
Kebijakan-kebijakan pemerintah Kolonial dan Pengaruhnya
terhadap masyarakat :
1. Pada masa Daendels (1808 – 1811)
a) Membangun ruas jalan raya Anyer – Panarukan (Jalan Raya Pos/
Grate Postweg).Panjang ruas jalan 1100 km. Tujuannya untuk
memperlancar komunikasi antar daerah yang dikuasai Daendels
di sepanjang pulau Jawa.
b) Membangun armada militer yang kuat (membentuk pasukan
yang berasal dari masyarakat, mendirikan sekolah militer di
Batavia, pabrik senjata di Semarang dan Surabaya, mengadakan perbaikan sarana prasarana pertahanan laut
c) Memperbaiki struktur pemerintahan :
1) membatasi kewenangan pegawai-pegawai VOC agar tidak
mudah terjerumus untuk tindakan korupsi
2) berusaha menggaji yang cukup pada pegawainya, dilarang
berdagang, menerima hadiah atau pemberian yang tidah sah.
3) Pulau Jawa dibagi ke dalam 9 Karesidenan yang berada di
bawah pengawasan pemerintah pusat di Batavia
d) Mengadakan Penyerahan hasil Bumi (verplichte Leverranties),
memaksa rakyat menjual hasil buminya (terutama kopi) kepada
penguasa.
-
Daendels dianggap memerintah dengan tangan besi, karena :
pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan dilakukan dengan
sistem kerja rodi (kerja paksa), tanpa diberi upah, makan, dan
jaminan kesehatan
- Daendels dijuluki “Tuan Besar Guntur/ Jederal Mas Galak,
karena tindakannya yang keras.
- Kekejaman Daendels akhirnya sampai ke telinga Louis Napoleon
di Belanda, dan akhirnya tahun 1811 Louis Napoleon mencopot
kedudukan Daendels dan menggantikannya dengan Jenderal
Janssens
2. Masa Pemerintahan Raffes (1811- 1816)
- Menerapkan sistem pajak tanah (landrent system) di pulau Jawa,
tapi gagal.Hal itu disebabkan oleh :
a. Tidak adanya dukungan dari para bupati yang telah dihapuskan
hak-haknya sebagai pemungut pajak.
b. Sebagian besar masyarakat pedesaan belum mengenal sistem
ekonomi uang
c. kesulitan u ntuk menentukan luas kepemilikan tanah dan tingkat
kesuburannya
d. adanya kesulitan dalam penentuan besarnya pajak bagi setiap
penyewa tanah
- Petani diberi kebebasan menentukan jenis tanaman, waktu penanaman dan kepada siapa ia akan menjual hasilnya (tujuan baik ini
hanya impian belaka)
- Karya Raffles yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia : buku
history of Java, perintisan pembuatan kebun raya Bogor dan
penemuan bunga bangkai (Rafflesia arnoldi)
3. Kebijakan ekonomi Pemerintah Hindia Belanda (1816 – 1900)
a. Penjualan tanah partikelir (particuliere landerijen).
Penduduk di tanah tersebut harus tunduk dan patuh aturan-a
turan yang diberlakukan, seperti :
- menarik hasil panen secara langsung (biasanya 10 % dari hasil
panen)
- menarik uang sewa rumah, bengkel, dan warung
- mengerahkan penduduk untuk bekerja rodi
Di bawah kepemimpinan van der Capellen, sistem penjualan dan
penyewaan tanah partikelir dilarang dan mulai berlaku sejak 1817
b. Sistem tanam paksa (culturstelsel), gagasan dari Gubernur
Jenderal van den Bosch, berlangsung selama 40 tahun
(1830 – 1870)
Aturan-aturan dalam tanam paksa : dimuat dalam Lembaran Negara
(Staatblad) nomor 22 tahun 1834 al :
1) Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar
mereka menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami dengan
tanaman yang laku dijual di pasaran Eropa
2) Tanah yang ditanami tidak melebihi 1/5 dari tanah pertanian milik
penduduk
3) Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tidak boleh melebihi
pekerjaan yang dibutuhkan dalam menanam padi
4) Tanah yang disediakan untuk tanaman dibebaskan dari pembayaran
pajak
5) Hasil tanaman harus diserahkan kepada Pemerintah Belanda,
sedangkan kelebihan hasil tanaman dari jumlah pajak yang terbayar,
akan dibayarkan kembali kepada rakyat
6) Kegagalan panenan menjadi tanggungan pemerintah Belanda
7) Mereka yang tidak memiliki tanah harus bekerja di perkebunan
pemerintah lebih dari 66 hari
8) Penggarapan penanaman di bawah pengawasan langsung kepalakepala pribumi. Pegawai-pegawai Eropa mengawasi secara umum
jalannya penggarapan sampai pengangkutannya.
Pada pelaksanaannya, terjadi banyak penyimpangan terhadap aturan
yang telah ditetapkan.Hal itu disebabkan karena munculnya
cultuurprocenten (hadiah/ persentase tertentu yang diberikan kepada
setiap petugas apabila mereka berhasil menyerahkan hasil tanaman
melebihi target yang ditentukan
Akibat sistem tanam paksa bagi pemerintah Kolonial Belanda dan
rakyat Indonesia :
1. Bagi Pemerintah Kolonial Belanda :
- Memperoleh surplus keuangan yang dapat digunakan untuk
menjalankan pemerintahan Hindia-Belanda dan membangun
negeri Belanda
- Badan Usaha Dagang Belanda (Negerlandische Handels
Maatschappi) memperoleh keuntungan besar setelah mendapat
hak monopoli pengangkutan hasil tanam paksa
2. Bagi Rakyat Indonesia:
- Banyak yang meninggal, kelaparan, dan sakit, terutama di daerah
Cirebon, Demak, dan Grobogan
- Penduduk mulai mengenal berbagai jenis tanaman yang bernilai
ekspor, seperti kopi, kina, tembakau, dan nila
Tokoh-tokoh Belanda dari kaum Liberal dan kaum Humanis yang
mengecam pelaksanaan sistem tanam paksa al :
1. Dauwes Dekker (1820 – 1887)
Ia mengkritik pemerintah Hindia- Belanda lewat bukunya yang
berjudul “Max Havelar”. Ia menggunakan nama samaran Multatuli
Yang berarti “Saya orang menderita”. Ia membeberkan terangterangan penyimpangan sistem tanam paksa dan penderitaan rakyat
Lebak (Banten) akibat penindasan petugas tanam paksa
2. Baron van Hoevell (1812 – 1879)
Ia menuntut pemerintah pusat dan Gubernur Jenderal agar memperhatikan nasib dan kepentingan rakyat.
Akibat kecaman keras kaum Liberal dan humanis, tahun 1870
hampir seluruh jenis tanaman dihapuskan dari sistem tanam paksa
C. Undang-Undang Agraria 1870 ( Agrarische Wet 1870) dan Pengaruhnya terhadap penanaman Modal Swasta Asing
Isi pokok Undang-Undang Agraria 1870 :
1) Gubernur Jenderal tidak diperbolehkan menjual tanah
2) Gubernur Jenderal dapat menyewakan tanah menurut ketentuan
yang diatur dalam Undang-Undang
3) Tanah-tanah diberikan dengan hak penguasaan selama waktu
tidak lebih dari 75 tahun sesuai ketentuan
4) Gubernur Jenderal tidak boleh mengambil tanah-tanah yang
dibuka oleh rakyat
Sejak keluarnya Undang-Undang Agraria 1870, muncullah politik
pintu terbuka yang merupakan kebijakan pemerintah Belanda untuk
membuka pintu yang selebar-lebarnya bagi para pengusaha swasta
asing untuk menanamkan modalnya di wilayah Hindia-Belanda
Pengusaha Eropa yang berlomba berinvestasi di wilayah HindiaBelanda, seperti Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, dan Denmark .
Pengaruh Undang-Undang Agraria 1870 pada kehidupan perekonomian
- Perkebunan besar, pertambangan, pelayaran, dan perindustrian
muncul dengan cepat
- Rakyat mulai mengenal sistem ekonomi uang dan upah buruh
- Industri rakyat kecil terdesak oleh barang-barang impor yang
semakin melimpah ruah
- Pemerahan SDA dan tenaga manusia oleh pengusa swasta asing
- Kemakmuran di Pulau Jawa merosot, karena beban rodi, pungutan
pajak yang berat, krisis pada perkebunn-perkebunan, dan peningkatan jumlah penduduk.
Tahun 1900 Pemerintah Belanda menghapuskan kebijakan ekonomi
liberal
Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Kolonialisme Bangsa
Eropa :
1. Reaksi Ternate terhadap Portugis :
- Tahun 1533 rakyat Ternate di bawah pimpinan Dajalo
berhasil membakar benteng Portugis
- Di bawah pimpinan Sultan Khairun, rakyat Ternate
kembali menyerang orang Portugis.Tapi sayang
karena tipu muslihat Portugis, Sultan Khairun
terbunuh dalam suatu perundingan
- Tanggal 28 Desember 1577 Rakyat Ternate di bawah
Sultan Baabullah, berhasil mengusir Portugis dari
negerinya
2. Reaksi Aceh terhadap Portugis :
- Sultan Ali Mughayat Syah (1514 – 1528) berhasil
membebaskan bumi Aceh dari upaya penjajahan
Portugis.
- Sultan Alaudin Riayat Syah (1537 – 1568), menentang dan berusaha mengusir Portugis yang telah
bersekutu dengan Johor
- Tahun 1615 dan 1629 di bawah pimpinan Sultan
Iskandar Muda melancarkan serangan terhadap
Portugis di Malaka
3. Reaksi Mataram terhadap VOC
- Pada tahun 1628, Sultan Agung melakukan serangan terhadap
benteng VOC di Batavia. Serangan tersebut di pimpin oleh
Tumenggung Bahurekso, Suro Agul-Agul,Mandurorejo, dan
Uposonto.
- Tahun 1629, serangan ini berhasil menghancurkan benteng
Holandia
- Tahun 1674, perlawanan Trunojoyo (buipati Madura), berhasil
menguasai hampir semua Jawa Timur dan sebagian Jateng, serta
ibu kota Mataram.
- Untung Suropati, berhasil mengalahkan pasukan VOC di bawah
pimpinan Kapten Tack, serta berhasil membunuhnya. Ia dan
pasukannya melanjutkan perjuangannya ke Jatim berpusat di
Pasuruan
4. Reaksi Makasar terhadap VOC :
- Tahun 1654 – 1655, pecah perang antara VOC
dengan Makasar
- Tanggal 21 Desember 1666, perang pecah kembali,
VOC di bawah pimpinan Cornelis Speelman bersekutu dengan Arung Palaka dan Makasar di bawah
pimpinan Hasanuddin
- Atas kegigihan dan keberanian memimpin perjuangan
menentang VOC, Sultan Hasanudidin dijuluki Ayam
Jantan dari Timur
- Pertempuran semakin hebat pada tanggal 7 Juli 1667
- Tanggal 18 Nopember 1667 diadakan perjanjian
Bongaya dengan menetapkan keputusan sebanyak
30 pasal dan keputusan yang terpenting sbb :
a. Makasar harus mengakui monopoli VOC
b. Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Goa
c. Makasar harus membayar seluruh biaya perang
d. Benteng-benteng Makasar harus dihancurkan
e. Hasanuddin harus mengakui Arung Palaka sebagai
raja Bone
5. Reaksi Banten tarhadap VOC
- Tahun 1683, pertempuran terjadi antara Sultan Ageng
Tirtayasa dengan persekutuan antara VOC dan Sultan
Haji (Pangeran Abdul Kahar) putera Sultan Ageng
Tirtayasa
- Di meja perundingan Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjarakan di Batavia pada tahun 1692
6. Perlawanan Pattimura (1817)
- Sebagai awal ungkapan kemarahan, rakyat serentak menyampaikan protes di bawah pimpinan Thomas Matulessy
- Tanggal 9 Mei 1817, Rakyat Maluku di Saparua mengangkat
Thomas Matulessy sebagai pemimpin gerakan perlawanan
rakyat dengan gelar Pattimura
- Pada tanggal 15 Mei 1817, dimulai perlawanan terhadap
pemerintah Hindia-Belanda.Mulanya merampas perahu-perahu
pos yang berada di Porto, kemudian menyerang benteng.
Banyak serdadu Belanda yang ditangkap dan dibunuh termasuk
residen Porto Vanden Berg.Benteng Duurstede jatuh ke tangan
rakyat Maluku
- Tanggal 20 Mei 1817 pasukan dari Ambon di bawah pimpinna
Mayor Beetjes mendarat di Saparua.Dalam pertempuran Mayor
Beetjes tewas dibunuh oleh pasukan Pattimura
- Pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di
benteng Nieuw Victoria di kota Ambon
7. Perang Paderi (1821 – 1837)
- Gerakan kaum paderi : usaha para ulama untuk
menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk (menyabung ayam, berjudi, minum-minuman keras) yang
dilakukan masyarakat (kaum adat)
- Tanggal 10 Februari 1821 Residen Belanda Du Puy
mengadakan perjanjian dengan kaum adat, mereka
bersekutu untuk menghancurkan kaum Paderi.
Beberapakali melakukan serangan, terhadap kaum
Paderi tetapi selalu gagal.
- Serangan Belanda yang membabi buta menyadarkan
kaum Adat bergabung dengan kaum Paderi yang
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk bersamasama menghadapi pasukan Belanda
- Tahun 1832 Sentot Alibasyah Prawirodirjo membantu
kaum Paderi untuk melawan Belanda. Sayang dia
ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Tuanku Imam
Bonjol menyerah dan dibuang ke Cianjur
8. Perang Diponegoro (1825 – 1830)
- Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Pangeran
Diponegoro mendapat dukungan dari kaum Ulama,
kalangan istana, para bupati serta rakyat di Yogyakarta
- Beberapa tokoh yang mendukung Pangeran Diponegoro
al : Pangeran Mangkubumi, Kyai Mojo, dan Sentot
Alibasyah Prawirodirjo
- Timbulnya ketegangan antara masyarakat di Kesultanan
Yogyakarta dengan Belanda bermula dari :
1) Kalangan istana tidak menyukai sikap Belanda
yang ikut campur tangan dalam pemerintahan
2) Para ulam tidak menyenangi perilaku Belanda
yang berupaya meluaskan peredaran minuman
keras
3) Rakyat membenci Belanda karena membebani
berbagai macam pajak, seperti pajak pasar, pajak
kepala, dan pajak ternak
- Pusat pertahanan Pangeran Diponegoro, semula di
Tegalrejo, atas usul Mangkubumi dipindahkan di
Selarong.
- Pasukan Diponegoro menggunakan serangan gerak
cepat dan berpindah-pindah, sehingga memperoleh
banyak kemenangan
- Tahun 1827 de Kock menerapkan siasat benteng stelsel,
dengan tujuan : mempersempit ruang gerak pasukan
Diponegoro dan menekan Diponegoro agar menghentikan perlawanan.
- Dalam menghadapi Diponegoro Belanda menggunakan siasat benteng stslsel dan perundingan
- Tahun 1828, Kyai Mojo memenuhi undangan
perundingan, tetapi kemudian ditangkap dan diasingkan ke Minahasa.
- Tahun 1829 Pangeran Mangkubumi tidak melanjutkan perlawanan karena usia lanjut
- Sentot Ali Basyah Prawirodirjo terbujuk Belanda
dan akhirnya berhenti memerangi pasukan Belanda
- Pada tanggal 28 Maret 1830 dilangsungkan perundingan antara Belanda dengan P. Diponegoro.
Seusai perundingan P. Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke
Makasar dan wafat di Makasar.
9. Perang Aceh (1873 – 1904)
-
Pada pertempuran tanggal 14 April 1873, Mayjen Kohler tewas
Pada tanggal 24 Februari 1876 Jenderal Pel tewas di Tonga
Perjuangan rakyat Aceh semakin meningkat dengan kedatangan
utusan Aceh, Habib Abdurrachman dari Turki.
- Kepercayaan rakyat Aceh semakin bertambah dengan munculnya
tokoh-tokoh seperti Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Teuku Cik
Peusangan, Cut Mutia, Teuku Umar, dan istrinya Cut Nyak Dhien
- Siasat Belanda dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh : siasat
pemusatan (konsentrasi stelsel) yang menitik beratkan kekuatan
pada daerah-daerah yang telah dikuasai, siasat adu domba yang
diusulkan oleh Jenderal Deykerhoff, dan siasat kekerasan usul
Dr. Snouck Hurgronje
- Taktik jitu Teuku Umar, ia pernah membelot menyatakan tunduk dan setia kepada pemerintah kolonial Belanda
sejak bulan Agustus1893.
Tak tik jitu itu untuk mendapatkan persenjataan dan
strategi perang melawan Belanda
- Teuku Umar dipercaya memimpin sebuah legiun yang
berkekuatan 250 prajurit oleh Belanda dan diberi gelar
Teuku Johan Pahlawan
- Pemerintah Belanda mengirim Dr. Snouck Hurgronje
untuk menyelidiki kehidupan dan struktur masyarakat
Aceh dengan menyamar sebagai seorang ulama bernama Abdul Gaffar. Ia menulis tentang masyarakat
Aceh dalam bukunya yang berjudul De Atjehers.
Ia menyarankan agar pemerintah Belanda menggunakan kekerasan dalam menghadapi perlawanan rakyat
Aceh.
- Tahun 1899, Kolonel van Heutz memimpin penyerangan dengan siasat kekerasan.
Akhirnya satu-persatu pemimpin Aceh gugur atau tertangkap:
- Teuku Umar gugur di medan pertempuran
- Cut Nyak Dhien tertangkap dan dibuang ke Sumedang
- Sultan Muhammad Daud Syah menandatangani Korte
Verklaring (Plakat Pendek) tahun 1904 yang isinya
Aceh mengaku tunduk kepada pemerintah
Hindia-Belanda
10. Gerakan protes petani disebabkan :
- Para petani sangat membenci pemberlakuan pungutan
pajak
- Para penguasa menerapkan sanksi yang sewenangwenang
- Adanya praktek perbudakan dan kerja paksa
- Adanya kerja paksa pada perkebunan-perkebunan dan
pabriknya
- Para petani sangat muak menyaksikan kemewahan
hidup yang ditunjukkan kaum bangsawan
- Keinginan untuk mengembalikan kejayaan, kesejahteraan, dan ketrentraman hidup
- Adanya keyakinan b ahwa ratu adil akan membebaskan mereka dari penderitaan hidup
Daerah-daerah yang pernah menjadi tempat terjadinya
gerakan protes petani al :
1. Gerakan protes petani di Ciomas (Bogor)
- Tahun 1886, Seorang petani bernama Arpan melalukan
penyerangan terhadap camat Ciomas, Abdurrakhim
- Tanggal 20 Mei 1886, Mohammad Idris mengadakan
serangan mendadak kepada tuan tanah yang sedang
menyelenggarakan sedekah bumi
2. Gerakan protes petani diCondet (Jakarta)
Tanggal 5 April 1916 Entong Gendut dan para petani
mengacaukan pesta dan perjudian yang berlangsung
di vila milik Lady Rollison.
Wedana setempatpun berhasil ditangkap.
3. Gerakan protes petani di Tangerang
Tanggal 19 Februari 1924, Kaiin dan para pengikutnya
menyerang para tuan tanah. Kantornya di kampung
Melayu dijarah dan buku-buku serta dokumennya dibakar
Pengaruh Kebudayaan Barat di Indonesia
1. Adat Istiadat :
- Berpikir rasionalisme, yaitu faham yang menyakini bahwa kebenaran yang sesungguhnya berasal dari pikiran dan akal manusia
sehingga mendorong banyak orang Indonesia menjauhi hal-hal
yang takhayul
- Pemberian gelar bangsawan untuk membedakan status antara
si kaya dan masyarakat biasa
- Tata cara pergaulan yang bersifat bebas dan demokratis
- Model pakaian Barat, untuk lelaki stelan jas, berdasi dan bersepatu,
sedangkan perempuan memakai rok, blus dan sepatu
- Gaya perkawinan yang glamor, baik cara berpakaian,pesta, hiburan/
susunan acaranya
- Nama-nama Portugis, seperti da Costa, Dias Gonsalves, Mendoza
dan da Silva digunakan oleh orang Ambon sebagai nama keluarga
2. Agama :
Katholik dibawa oleh misionaris Portugis, dan Kristen
Protestan oleh para zending Belanda.
Misionaris : organisasi yang bertugas menyebarluaskan
agama Kristen Katholik
Zending : organisasi yang bertugas menyebarluaskan
agama Kristen Protestan
3. Kesenian dan arsitektur :
- Seni bangunan :
tampak pada bangunan-bangunan yang bergaya
Gotik dan Romawi, terlihat dalam bentuk-bentuk
gereja (Gereja Katedral) dan gedung-gedung
pemerintahan (Gedung Sate), sekolahan dsb.
- Seni musik (keroncong morisco) , sastra, tari, film,
dan seni rupa
4. Hukum dan Pemerintahan :
- Tata pemerintahan yang bersumber pada Trias Politika,
yang membagi kekuasaan negara menjadi legislatif,
eksekutif, dan yudikatif
- Sumber hukum Belanda yang masih ada misalnya
Algemene Bepalingen van Wetgeving (peraturan
umum perundang-undangan), Staatblad van Nederland
Indie (Lembaran Negara Hindia Belanda), dan
Burgerlijk Wetbok (Kitab Undang-undang Hukum
Perdata)
Download