KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Oleh: Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Balai Kartini - Jakarta, 23 Desember 2014 PP PPDT terdiri atas 7 Bab dan 32 Pasal sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM (3 pasal) BAB II KRITERIA DAN PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL - Bagian Kesatu: Kriteria Daerah Tertinggal (2 pasal) - Bagian Kedua: Penetapan Kategori Daerah Tertinggal (3 pasal) BAB III PERENCANAAN - Bagian Kesatu: Penyusunan Perencanaan PPDT (4 pasal) - Bagian Kedua: Proses Perencanaan PPDT (3 pasal) BAB IV PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN - Bagian Kesatu: Pendanaan ( 3 pasal) - Bagian Kedua : Pembiayaan (2 pasal) BAB V PENYELENGGARAAN - Bagian Kesatu: Penatalaksanaan PPDT (2 pasal) - Bagian Kedua : Tugas dan Wewenang (7 pasal) BAB VI PENGAWASAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI - Bagian Kesatu : Pengawasan (1 pasal) - Bagian Kedua : Pemantauan dan Evaluasi (3 pasal) BAB VII KETENTUAN PENUTUP (1 pasal) PENJELASAN LAMPIRAN - Lampiran I Indikator dan Sub Indikator Ketertinggalan dari Daerah Tertinggal - Lampiran II Bagan Alur Penyusunan Dokumen Perencanaan PPDT Dalam Kerangka Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah 2 TUJUAN PPDT 1. Mempercepat pengurangan kesenjangan antardaerah dalam menjamin terwujudnya pemerataan dan keadilan pembangunan nasional; 2. mempercepat terpenuhinya kebutuhan dasar, serta sarana dan prasarana dasar daerah tertinggal; 3. meningkatkan 4. menjamin koordinasi, terselenggaraintegrasi, dan nya sinkronisasi, operasionaliantara pusat sasi kebijakan dan daerah percepatan dalam pembangunan perencanaan, daerah pendanaan tertinggal. dan pembiayaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi; dan 3 1 • perekonomian masyarakat; 2 • sumber daya manusia 3 • sarana dan prasarana 4 • kemampuan keuangan daerah 5 • aksesibilitas 6 • karakteristik daerah dapat dipertimbangkan karakteristik daerah tertentu indikator dan sub indikator diatur dengan Peraturan Menteri 4 Perencanaan PPDT menjadi bagian dalam RPJMN, RPJMD, RKP, dan RKPD pada Pemerintah dan Pemerintah Daerah NASIONAL • STRANAS PPDT • RENCANA AKSI NASIONAL • Disusun oleh Pemerintah PROVINSI • STRADA PPDT PROVINSI • RENCANA AKSI DAERAH PPDT PROVINSI • Disusun oleh Pemerintah Provinsi melalui proses konsultasi dengan Pemerintah KABUPATEN TERTINGGAL • STRADA PPDT KABUPATEN • RENCANA AKSI DAERAH PPDT KABUPATEN • Disusun oleh Pemerintah Kabupaten melalui proses konsultasi dengan Pemerintah Provinsi 5 STRANAS PPDT • disusun dengan berpedoman pada RPJMN yang ditetapkan setiap 5 (lima) tahun dalam Peraturan Presiden • menjadi pedoman penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga terkait dan dukungan dari pemangku kepentingan lainnya dalam PPDT RAN PPDT • menjadi pedoman dalam penyusunan RKP dan dalam penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga setiap tahunnya terkait dalam PPDT • diatur dengan Peraturan Presiden 7 PERENCANAAN (DOKUMEN PERENCANAAN PPDT PROVINSI & KABUPATEN) STRADA PPDT PROVINSI STRADA PPDT KABUPATEN • Merupakan penjabaran dari RPJMD Provinsi dan memerhatikan STRANAS-PPDT • ditetapkan setiap 5 (lima) tahun oleh Gubernur • penjabaran dari RPJMD Kabupaten dan memerhatikan STRADA-PPDT Provinsi dan STRANAS-PPDT • ditetapkan setiap 5 (lima) tahun oleh Bupati RAD PPDT PROVINSI RAD PPDT KABUPATEN • disusun oleh Pemerintah Provinsi dengan berpedoman pada STRADA-PPDT Provinsi dan memerhatikan STRANAS PPDT • mengacu pada RAN-PPDT • menjadi pedoman dalam penyusunan RKPD Provinsi • ditetapkan setiap tahun oleh Gubernur • disusun oleh Pemerintah kabupaten dengan memerhatikan STRADA-PPDT Kabupaten dan STRANAS PPDT • dijadikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten • ditetapkan setiap tahun oleh Bupati 8 NASIONAL PROVINSI KABUPATEN • dilaksanakan oleh Menteri bersama Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional • dilaksanakan secara konsultatif dan partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional • dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi • dilaksanakan secara konsultatif dan partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi • dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten • dilaksanakan secara konsultatif dan partisipatif melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kabupaten 9 • Tujuan : untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta sarana dan prasarana dasar daerah tertinggal • Cakupan aspek pembangunan: 1. ekonomi; 2. sumber daya manusia dan sosial budaya; 3. sumber daya alam dan lingkungan hidup; 4. sarana dan prasarana; dan 5. kelembagaan 10 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TRANSFER KE DAERAH Dana Alokasi Khusus harus memberikan keberpihakan kepada daerah tertinggal, terutama yang kemampuan keuangan daerahnya masih rendah K/L DEKON TP APBN dan APBD sesuai dengan prioritas perencanaan percepatan pembangunan daerah tertinggal. DAK Dana Desa Peran serta masyarakat serta pelaku usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan STRANAS PPDT STRADA PPDT PROV STRADA PPDT KAB RAN PPDT RAD PPDT PROV RAD PPDT KAB DESA Dana Desa belum diatur dalam PP 78/2014 11 Pasal 35 menegaskan : 1) PPDT dapat dibiayai dari dukungan peran serta masyarakat serta pelaku usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2) Peran serta masyarakat dan pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk program kemitraan di daerah tertinggal. 3) Program kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diprioritaskan pada daerah tertinggal. 4) Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berinvestasi di daerah tertinggal diberi insentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi; Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal (pasal 17, 25, dan 34), mewajibkan perusahaan ataupun penanam modal untuk melakukan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan; Undang-Undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (Pasal 74) mewajibkan perusahaan di Indonesia untuk melakukan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) / Corporate Social Responsibility (CSR); Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas Peraturan Menteri BUMN No. 5 Tahun 2013 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Melihat pada ketentuan-ketentuan di atas, dapat dilihat bahwa memang ada peraturan-peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk membangun masyarakat di sekitar. 12 • Bertugas : a) b) c) d) mengidentifikasi daerah tertinggal; merumuskan indikator serta sub-indikator daerah tertinggal; melakukan koordinasi perencanaan PPDT; melakukan koordinasi pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi antar Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah; e) mengusulkan alokasi anggaran pendanaan PPDT dalam APBN; dan f) mengusulkan daerah tertinggal dalam skala nasional. • Berwenang : a) menetapkan skema perencanaan PPDT dalam skala nasional dan menetapkan pedoman perencanaan PPDT untuk provinsi dan kabupaten; b) menetapkan skema pendanaan untuk PPDT dalam skala nasional dan menetapkan pedoman pendanaan PPDT untuk provinsi dan kabupaten; c) melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan PPDT yang dilaksanakan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten; dan d) melakukan kemitraan dengan masyarakat dan pelaku usaha dalam PPDT pada skala nasional dan daerah. • Mengusulkan Penetapan Daerah Tertinggal dengan melibatkan Kementerian/ Lembaga terkait dan Pemerintah Daerah kepada Presiden. • Menyusun STRANAS PPDT dan RAN PPDT yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden • Mengoordinasikan penatalaksanaan PPDT di tingkat nasional dengan Menteri/ Pimpinan Lembaga, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten 13 Bertugas : a. b. c. d. memberikan data dan informasi mengenai daerah tertinggal di wilayah provinsi kepada Menteri; merencanakan dan mengoordinasikan PPDT dalam skala provinsi; mengalokasikan anggaran pendanaan PPDT dalam APBD; dan melakukan kerjasama dengan para pemangku kepentingan untuk PPDT dalam skala provinsi. Berwenang : a. b. c. d. mengoordinasikan pelaksanaan PPDT di wilayah kewenangannya; mengawasi pelaksanaan PPDT yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten; melakukan pemantauan dan evaluasi PPDT dalam skala provinsi; dan melaporkan perkembangan PPDT di wilayahnya secara berkala kepada Menteri. Bertugas : a. memberikan data dan informasi mengenai ketertinggalan di wilayahnya kepada Menteri dan Gubernur; b. merencanakan dan melaksanakan PPDT dalam skala kabupaten; dan c. mengalokasikan anggaran pendanaan PPDT dalam APBD. Berwenang : a. melaksanakan PPDT di wilayah kewenangannya; b. melakukan pemantauan dan evaluasi PPDT dalam skala kabupaten; dan c. melaporkan perkembangan PPDT di wilayahnya secara berkala kepada Menteri dan 14 Gubernur. PENGEMBANGAN PENDEKATAN PEMBANGUNAN BERBASIS KAWASAN (RPJM Desa, RPJM Daerah dan STRADA PDT untuk KOORDINASI dan SINKRONISASI LINTASSEKTOR) SEKTORAL KEWILAYAHAN SEKTOR-SEKTOR SEKTOR-SEKTOR STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL SINKRONISASI TINGKAT PEMERINTAHAN K/L SEKTORAL PUSAT SKPD SEKTORAL PROVINSI KAWASAN PERDESAAN KAWASAN PERDESAAN “TIDAK SINERGI ANTAR SEKTOR, DI SUATU KAWASAN” Kemenperin Saka Sakti/KIID KPDT Prukab Bedah Desa “SINERGI ANTARSEKTOR, DI SUATU KAWASAN” Kemenko Perekonomian KKP Kemendagri KEK KSCT KAPET PPIP Mina Politan Kementan KUKM Ovop Kemen PU KAWASAN PERDESAAN Agro politan Kemen Nakertrans KTM SKPD SKETORAL KAB/KOTA Konsep pengembangan berbasis kawasan yang telah ada belum maksimal dalam koordinasi, sehingga masih cenderung sektoral dalam aplikasinya Arahan RPJMN (Bappenas) Perlu sinergi PPDT dengan pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, pengembangan kawasan perdesaan, serta dengan pengembangan kawasan transmigrasi 15 2019 2018 1. Penetapan 75 daerah tertinggal dan refocusing yang 1. Melakukan program/kegia dientaskan koordinasi tan untuk periode 1. Melakukan perencanaan mendorong 2015-2019 koordinasi Tahunan PPDT PPDT di 2. Persiapan 1. Harmonisasi regulasi dalam mendukung perencanaan 2. Evaluasi kabupaten penyusunan percepatan pembangunan daerah Tahunan PPDT Midterm capaian yang 1. Penetapan PP dokumen tertinggal. Contoh UU No.6 Tahun 2014, 2. Melakukan Pelaksanaan berpotensi No. 78 Tahun perencanaan UU No. 23 Tahun 2014, dll. koordinasi PPDT 2015-2019 mentas pada 2014 Tentang 2. Revisi PP 78 Tahun 2014 PPDT 2020pelaksanaan 3. Kajian Indikasi tahun 2019 PPDT 2025 3. Penyusunan Permen indikator dan sub PPDT dengan Kabupaten yang 2. Koordinasi 2. Fasilitasi indikator Ketertinggalan Daerah K/L terkait berpotensi dengan K/L Penyusunan 4. Penetapan 122 Daerah Tertinggal 3. Melakukan terentaskan pada dalam STRADA PPDT Periode 2015-2019 melalui Perpres pengawasan tahun 2019 mendorong Provinsi RPJMN terhadap partisipasi K/L 3. Penetapan 70 5. Penyusunan STRANAS PPDT 2015-2019 pelaksanaan untuk Daerah dan ditetapkan melalui Perpres PPDT mendukung Tertinggal 6. Penyusunan RAN PPDT 2015 4. Melakukan program/priori Terentaskan 7. Penyesuaian Dokumen STRADA Provinsi evaluasi tas K/L pada periode 8. Penyusunan STRADA dan RAD 122 pelaksanaan kepada 2010-2014 Kabupaten Tertinggal PPDT 2015 antar kabupaten 9. Penyusunan konsep integrasi proses dan Kementerian dan yang dokumen perencanaan PPDT ke dalam Lembaga serta berpotensi proses dan dokumen perencanaan Pemerintah mentas pada nasional Daerah tahun 2019 10.Penyusunan Baseline kebutuhan di 122 5. Optimalisasi daerah tertinggal peran privat 11.Melakukan koordinasi perencanaan sector dan BUMN PPDT dengan K/L dalam 12.Fasilitasi Penyusunan RAD Provinsi dan mendukung 122 Kab. Tertinggal PPDT 13.Mengusulkan alokasi anggaran pendanaan PPDT dalam APBN periode 17 2015-2019 2017 2016 2015 2014 1. Penajaman RENCANA TINDAK LANJUT PP 78/2014 NO RPP PPDT SUBSTANSI BENTUK PERATURAN 1 Pasal 5 ayat (2) Kriteria ketertinggalan Peraturan Menteri 2 Pasal 6 ayat (3) Penetapan Daerah Tertinggal secara Nasional Peraturan Presiden 3 Pasal 10 ayat (1) STRANAS PPDT Peraturan Presiden 4 Pasal 11 ayat (2) RAN-PPDT Peraturan Presiden 5 Pasal 13 ayat (2) STRADA PPDT Peraturan Gubernur 6 Pasal 14 ayat (4) RAD PPDT Peraturan Gubernur 7 Pasal 16 ayat (2) STRADA PPDT Peraturan Bupati 8 Pasal 17 ayat(3) RAD PPDT Peraturan Bupati 9 Pasal 30 ayat(4) Tata cara pemantauan dan evaluasi Peraturan Menteri 18 1. 2. 3. 4. 5. PP 78/2014 ini disusun sebelum berlakunya UU no 6 Tahun 2014 dan UU no 23 Tahun 2014, sehingga belum memasukan kedua UU tersebut sebagai rujukan. PP 78/2014 ini disusun sebelum urusan Pembangunan Daerah Tertinggal digabung dengan urusan Desa dan Transmigrasi sehingga nomenklatur Kementerian menjadi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sesuai Perpres 165 tahun 2014. Untuk efektivitas pelaksanaan urusan Pembangunan Daerah Tertinggal dengan urusan Desa dan urusan Transmigrasi, perlu dipertimbangkan untuk melakukan penyesuaian Definisi, Ruang Lingkup dan Kriteria Daerah Tertinggal, sehingga perlu dilakukan revisi PP 78/2014. Pembangunan Daerah Tertinggal disinergikan dengan pembangunan Desa dan pembangunan Transmigrasi, serta memiliki pembagian kewenangan yang jelas dalam proses pembangunan maupun cakupan lokasi. Sasaran yang telah ditetapkan dalam rancangan RPJMN 2015-2019 yang terdiri dari peningkatan IPM, peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan pengurangan kemiskinan, serta pengurangan jumlah sedikitnya 75 kabupaten daerah tertinggal pada 2019, diupayakan melalui sinergi dan integrasi dengan pembangunan desa dan pertumbuhan kawasan transmigrasi. 19 20