SISTEM PENDIDIKAN DI AMERIKA SERIKAT Oleh: RIWA RAMBU HADA ENDA NIM: 942013017 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN – FKIP SALATIGA 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita semua pasti tahu ada sebuah negara adidaya di benua Amerika. Benua yang awalnya ditemukan oleh Kritoforus Kolumbus, yang bernama asli Christoffa Corrombo, pada 12 Oktober 1492, dan yang diberi nama ‘Amerika’, berasal dari nama orang pertama yang membuat peta Amerika, Amerigo Vespucci (wikipedia, the free encyclopedia/amerigo vespucci). Negara adidaya yang dimaksudkan di atas adalah Amerika Serikat. Negara ini sering disebut negara Paman Sam oleh orang-orang dari kalangan pekerja, tentara dan orang-orang di pemerintahan Amerika Serikat. Penyebutan Paman Sam (Uncle Sam) ini berasal dari orang nama seorang Amerika penjual daging, Samuel Wilson yang sering dipanggil Uncle Sam. Dalam produknya ada inisial US yang sebenarnya berarti United States, tapi teman-temannya secara berkelakar menyebut US sebagai Uncle Sam dan nama itu terus terkenal sampai saat ini. Amerika Serikat adalah negara yang beribukota di Washington, D.C (DC adalah singkatan dari Distric of Colombia), dengan luas wilayah terbesar ketiga di dunia, yaitu sekitar 9.372.610 km2, dan dengan dengan jumlah penduduk terbanyak ketiga di dunia, yaitu sekitar 315.585.000, perkiraan tahun 2012. Pendapatan perkapita penduduknya adalah 49.601 US Dollars, sekitar 496. 010. 000 Rupiah (wikipedia, the free encyclopedia/united states). Yang berarti bahwa Amerika Serikat termasuk salah satu dari negara yang pendapatan perkapita penduduknya terbesar di dunia. Sebagai negara tempat badan-badan dunia terkenal seperti PBB, IMF, World Bank, dan badan dunia lainnya, Amerika menjadi pusat atau sentral politik dan ekonomi bagi dunia internasional. Karena itulah Amerika Serikat menjadi negara yang maju dalam segala bidang baik politik, ekonomi, pendidikan teknologi, dan bidang-bidang lainnya. Amerika Serikat sendiri merupakan negara republik federal yang terdiri dari 50 negara bagian dan sebuah distrik federal. Negara yang kota terbesarnya adalah New York City ini merdeka pada tanggal 4 Juli 1776, dengan bahasa nasional di USA adalah Inggris. Negara Republik konstitusional ini dipimpin oleh presiden Barack Obama dan wakil presiden John Biden. Presiden Amerika Serikat dipilih oleh rakyat setiap 4 tahun sekali, dengan masa jabatan terbatas sampai dua kali masa jabatan (wikipedia, free encyclopedia bahasa indonesia.com/Sejarah Amerika Serikat). Sistem ekonomi ekonomi Amerika adalah kapitalisme liberal atau usaha bebas. Pada umumnya pemerintah federal telah dipengaruhi oleh konsep usaha pasar bebas/free market atau Laissez faire, oleh karena itu sektor swasta memegang peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Amerika. Negara ini juga mempunyai hutang luar negeri pada kuartal pertama 2010 adalah sebesar $ 50,2 triliun. Setelah Perang Dunia II, Amerika muncul sebagai negara adidaya baru dunia, menjadikan negara yang pertama memiliki senjata nuklir, dan menjadi salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, setelah berakhirnya perang dingin dan runtuhnya Uni Soviet menjadikan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya dunia, sebagai polisi dunia menjadikan Amerika negara dengan pengeluaran militer tertinggi di dunia, bahkan menjadi yang terdepan dalam bidang ekonomi, budaya dan politik, serta pemimpin dalam penelitian ilmiah dan inovasi teknologi. Di bidang pendidikan, Amerika sebagai negara yang teleah merdeka lebih dari 237 tahun, telah menata pondasi yang kokoh dalam segala bidang, termasuk bidang pendidikan memiliki sarana dan prasarana yang modern dan menjadi pusat inovasi dan teknologi dunia, hal ini terlihat bahwa universitas terbaik masih berada di negara Paman Sam ini seperti Princeton University, Harvard University, Stanfort University, Yale University dan lain-lain (Okezone news, 11 september 2013). Di samping itu menurut laporan US Department of Education tahun 2013 halaman 113-114, perolehan score TIMSS (Trend In International Mathematic and Science Study) untuk siswa grade 8, bidang matematika memperoleh score 509, bidang Science memperoleh score 525 di atas rata-rata score 500, walaupun belum mencapai nilai perolehan tertinggi, namun telah menunjukan kualitas yang baik dari pendidikan dasar dan menengah di Amerika serikat. Setelah melihat berbagai uraian di atas, akan jadi menarik untuk melihat bagaimana Amerika Serikat menata sistem pendidikannya, sehingga menjadikan generasi mudanya sebagai generasi yang berakal budi tinggi. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang, dan untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang akan dipaparkan, maka perlu adanya pembatasan dan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum dan sejarah singkat Amerika Serikat? 2. Bagaimana sistem pendidikan di Amerika Serikat? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum dan sejarah singkat Amerika Serikat. 2. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Amerika Serikat. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini adalah: 1. Menguraikan bagaimana gambaran umum dan sejarah singkat Amerika Serikat. 2. Menguraikan bagaimana sistem pendidikan di Amerika Serikat. BAB II PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Sejarah Singkat Amerika Serikat Gambaran Umum dan sejarah singkat negara Amerika Serikat adalah sebagai berikut: 1. Gambaran Umum Amerika Serikat adalah negara yang terletak di benua Amerika bagian Utara. Negara ini terletak pada 38°53ʹ LU, 77°01 BT. Letak demografis negara ini adalah bagian Utara berbatasan dengan Canada, sebelah Timur Samudra Atlantik, sebelah Selatan Meksiko dan sebelah Barat Samudra Pasifik. Negara Amerika Serikat meliputi bagian tengah Amerika Utara, Alaska dan Hawaii di kepulauan Hindia. Ibukota negara adalah Washington D.C, dengan kota terbesarnya New York City. Bahasa nasionalnya adalah bahasa Inggris. Merdeka pada 4 Juli 1776, diakui oleh kerajaan Inggris 3 September 1783, dan diakui secara konstitusi 21 Juni 1788 (wikipedia, the free encyclopedia/united states). 2. Sejarah Singkat Amerika Serikat telah melewati masa-masa panjang sejarah perjuangan, yang membentuk negara itu menjadi negara seperti sekarang ini. Bersumber dari wikipedia.com/Sejarah Amerika Serikat, penduduk asli Amerika mendiami daerah itu sampai kedatangan para kolonis dari Eropa. Setelah kedatangan Christopher Colombus tahun 1492, bangsa Eropa dari Inggris, Spanyol dan Prancis mulai bermukim di wilayah Amerika Serikat. Mereka membentuk koloni-koloni Inggris, ada tiga belas koloni, yang berkembang pesat dan memiliki sistem politik dan hukum sendiri, yang mengakibatkan penduduk asli Amerika kehilangan negeri mereka—banyak dari mereka yang tewas akibat penyakit dan kemiskinan. Setelah melalui Revolusi Amerika, ketiga belas koloni ini menyatakan kemerdekaannya dari Kerajaan Britania Raya tanggal 4 Juli, 1776 dan mendirikan Amerika Serikat. Selama masa perang, ketiga belas koloni ini bersatu di bawah pemerintahan federal yang berdasarkan Pasal-Pasal Konfederasi, namun dokumen itu tidak bekerja dengan baik, sehingga dibentuk Konstitusi baru yang akhirnya menjadi dasar pemerintahan federal Amerika Serikat, yang juga meliputi Undang-Undang HAM. Setelah itu, wilayah Amerika menjadi tujuan imigran-imigran yang berasal dari berbagai wilayah di Amerika Serikat, yang kemudian dijadikan pekerja kasar dan budak (Negro Afrika). Kemudian di sekitar tahun 1863-77, Amerika Serikat mengakhiri perbudakan dan memperluas hak hukum dan suara untuk para mantan budak. Pemerintah nasional lebih kuat, dan karena Amandemen Keempat Belas, yang membuat pemerintah memiliki tugas untuk melindungi hak individu. Di masa Perang Dunia 1, Amerika menyatakan perang terhadap Jerman dan mendanai sekutu, sehingga meraih kemenangan. Sedangkan di masa Perang Dunia II, setelah serangan Jepang terhadap Pearl Harbour, Amerika membantu sekutu mengalahkan NAZI Jerman dan Jepang. Pada masa Perang Dingin dengan Uni Soviet, Amerika Serikat memusatkan pada tujuan untuk membendung komunisme di Korea dan Vietnam, yang menyebabkan Liberalisme mencapai kemenangan dalam gerakan sipil di tahun 1960. Setelah masa perang dingin berakhir, konflik internasional Amerika Serikat berpusat pada sekitar Timur Tengah, menyusul serangan 11 September, serta perang melawan terorisme. Berdasarkan sejarah singkat di atas kita dapat melihat bahwa Amerika Serikat menganut sistem Liberalisme, yang berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Mengutip dari apa yang dikatakan J. Salwyn Schapiro dalam bukunya Liberalism and the Challenge of Fascism, Nurul Khairunnisa dalam tulisannya dalam iecakhairunissa.blogspot yang berjudul Ideologi Amerika Serikat dan Dasar Negaranya, menulis bahwa Liberalisme adalah perilaku berpikir terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai kemerdekaan individu, minoritas dan bangsa. Lebih lanjut Schapiro menjelaskan bahwa prinsip Liberalisme adalah: (1) keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan; (2) semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil; (3) tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keamanan dari semua warga negara; (4) adanya kebebasan berpikir dan berekspresi; (5) liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang objektif, bisa berpikir melalui metode riset, eksperimen dan verifikasi; (6) agama merupakan hal yang harus ditoleransi; (7) liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia; (8) kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktek-praktek yang disediakan. Sejarah pendidikan di Amerika Serikat berkembang sejalan dengan sejarah negara itu sendiri. Bersumber dari wikipedia.com/Education in United States, dapat disimpulkan bahwa sekolah-sekolah umum yang bebas biaya (free public schools) telah dimulai setelah masa Revolusi Amerika, yaitu sekitar abab 19. Dan diawal abad 20, dibuat undang-undang yang mewajibkan semua anak-anak di Amerika Serikat untuk bersekolah, dan di tahun 1910 ada 72 persen anak-anak yang masuk sekolah. Juga selama masa itu, berkembang sekolah-sekolah, juga universitas swasta. Di masa-masa akhir abad 20 usaha-usaha pendidikan berpusat pada mengurangi ketidaksamarataan (inequality) dalam sistem persekolahan, yaitu dibentuk Board of Education, yang pengatur anggaran dan kebijakan pendidikan di pendidikan dasar dan menengah, sementara itu ada Pell Grant Program yang membantu anak-anak dari keluarga minoritas untuk mendapat akses sekolah. Dan di tahun 1975, pendidikan khusus dimasukkan dalam undang-undang federal. Selanjutnya, Ulul Albab dalam tulisannya Perbandingan Kebijakan Pendidikan AS dan Indonesia menuliskan bahwa sejak tahun 1990 ada Revolusi Pendidikan di Amerika Serikat, yang mencanangkan 6 tujuan nasional, yaitu: (1) pada tahun 2000, seluruh anak di AS di waktu mulai masuk sekolah dasar sudah siap untuk belajar; (2) pada tahun 2000, tamatan sekolah menengah naik sekurang-kurangnya 90%; (3) pada tahun 2000, murid-murid di AS yang menyelesaikan pendidikannya pada “grade 4, 8 dan 12” mampu menunjukkan kemampuannya dalam mata pelajaran yang menantang, yaitu bahasa inggris, matematika sains, sejarah, dan geografi. Setiap sekolah di AS harus mampu menunjukkan bahwa anakanak dapat menggunakan pikirannya dengan baik, sehingga mereka siap menjadi warga negara yang baik, siap untuk memasuki pendidikan yang lebih tinggi, serta siap pula untuk pekerjaan yang produktif dalam perekonomian modern; (4) pada tahun 2000, siswa-siswa AS adalah yang terbaik di dunia dalam bidang sains dan matematika; (5) pada tahun 2000, setiap orang dewasa AS dapat membaca dan menulis, memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing dalam ekonomi global, serta dapat melaksanakan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. (6) pada tahun 2000, setiap sekolah di AS harus bebas dari obat-obat terlarang dan kekerasan, serta dapat menciptakan suasana lingkungan yang mantap dan aman sehingga kondusif untuk belajar. Pokok-pokok reformasi tersebut dimaksudkan sebagai pegangan dalam membuat kebijakan-kebijakan pendidikan yang sudah harus segera diimplementasikan dan hasilnya sudah harus kelihatan pada tahun 2000. Dan memang itulah yang terjadi di AS. Pokok-pokok reformasi pendidikan itu akhirnya ditindak lanjuti dengan berbagai kreasi kebijakan pendidikan di tingkat negara bagian dan pemerintah derah. Gerakan reformasi pendidikan di kalangan Gubernur itu dipelopori oleh Gubernur Bill Clinton dan Lamar Alexander di masing-masing negara bagiannya. Gebrakan yang dilakukan adalah: (1) meningkatkan persyaratan untuk menamatkan suatu jenjang pendidikan; (2) melaksanakan test standar untuk mengukur keberhasilan siswa; (3) menjalankan system penilaian yang ketat terhadap guru sejalan dengan pembenahan jenjang karir bagi guru-guru; (4) memperbesar tambahan dana dari negara bagian bagi sekolah-sekolah; (5) tambahan dana baru ini pada umumnya dipakai untuk meningkatkan gaji guru yang kala itu masih berada pada taraf sangat rendah. Akhirnya AS benar-benar memperoleh kemajuan di bidang pendidikan, sehingga ketika Bill Clinton menjadi Presiden AS, keberhasilan AS dalam mengembangkan kebijakan pendidikan mendapat perhatian khusus. Setelah itu, menurut wikipedia.com/Education in United States, ada undang-undang lain di tahun 2001, yaitu No Child Left Behind Act, yang menjadi kontroversi karena tujuannya terbukti sangat tidak realistik. Selanjutnya di tahun 2006 komisi pengembangan mengevaluasi pendidikan yang lebih tinggi, namun remondentasinya tidak sepenuhnya diimplikasikan. B. Sistem Pendidikan di Amerika Serikat 1. Kebijakan Sistem Pendidikan Ulul Albab dalam tulisannya Perbandingan Kebijakan Pendidikan AS dan Indonesia, menyatakan bahwa sudah sejak lama kebijakan pendidikan di Amerika Serikat menjadi tanggung jawab Pemerintah Negara Bagian (State) dan Pemerintah Daerah (Distrik). Sebelumnya, Pemerintah Pusat memang mengintervensi kebijakan pendidikan, sebagaimana yang terjadi sejak tahun 1872, dimana Pemerintah Pusat AS mengintervensi kebijakan pendidikan dengan cara memberikan tanah negara kepada Negara Bagian untuk pembangunan fakultas-fakultas pertanian dan teknik; membantu sekolah-sekolah dengan program makan siang, menyediakan pendidikan bagi orang- orang Indian; menyediakan dana pendidikan bagi para veteran yang kembali ke kampus untuk menempuh pendidikan lanjutan; menyediakan pinjaman bagi mahasiswa; menyediakan anggaran untuk keperluan penelitian, pertukaran mahasiswa asing dan bantuan berbagai kebutuhan mahasiswa lainnya; serta memberikan bantuan tidak langsung (karena menurut ketentuan Undang-Undang Amerika Serikat pemerintah dilarang memberikan bantuan langsung) kepada sekolahsekolah agama dalam bentuk buku-buku teks dan laboratorium. Selanjutnya Ulul Albab menulis bahwa Namun semenjak masa Pemerintahan Presiden Ronald Reagen, intervensi Pemerintah Pusat AS terhadap pendidikan mulai dikurangi. dan menurut wikipedia Indonesia.com/Departemen Pendidikan Amerika Serikat, Departemen Pendidikan Amerika Serikat (United States Department of Education) adalah departemen eksekutif federal Amerika Sarikat yang bertanggung jawab atas pendanaan dan menegakkan privasi dan hukum HAM. Departemen Pendidikan dibentuk dari Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan, dan disahkan oleh Presiden Jimmy Carter pada tahun 1980. Departemen Pendidikan ini bahkan berkali-kali hendak dihapuskan oleh Presiden Ronald Reagen, namun tak pernah kesampaian. Sepanjang tahun 1980-an, penghapusan Departemen Pendidikan menjadi bagian dari program kerja Partai Republik, namun ketika terpilih sebagai presiden pada tahun 1988, George H.W.Bush menolak mewujudkan gagasan ini ( wikipedia Indonesia.com/Departemen Pendidikan Amerika Serikat). Untuk selanjutnya Ulul Alhab menyatakan bahwa tanggung jawab dan inisiatif kebijakan pendidikan diserahkan kepada Negara Bagian (setingkat Propinsi) dan Pemerintah Daerah/Distrik (setingkat Kabupaten/Kota). Di Amerika Serikat terdapat 50 states dan 15.358 Distriks. Jadi sebanyak itulah lembaga yang diberi wewenang dan otonomi untuk mengelola pendidikan. 2. Manajemen Pendidikan Ulul Albab (2005, 4) menyatakan bahwa dengan mengembangkan pola Desentralisasi, maka manajemen pendidikan di Amerika Serikat dikelola berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat Negara Bagian dan Pemerintah Daerah setempat. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu DEPARTEMEN PENDIDIKAN FEDERAL. Departemen ini dipimpin oleh seorang setaraf Sekretaris Kabinet. Tugas departemen ini adalah melaksanakan semua kebijakan Pemerintah Federal dalam sektor pendidikan di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua jenjang pendidikan. Selanjutnya dia menerangkan bahwa karena sebagian besar kewenangan dan tanggung jawab pendidikan sudah diserahkan kepada Negara Bagian dan Pemerintah Daerah, maka Departemen Pendidikan Federal hanya menjalankan monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama BOARD of EDUCATION. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakan-kebijakan serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing wilayah (Negara Bagian) nya, khususnya berkenaan dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah bagian pendidikan yang disebut sebagai COMISSIONER, sering juga disebut sebagai SUPERINTENDENT. Bagian ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk oleh Board of Education atau oleh Gubernur. Khusus untuk masalah pendidikan tinggi, dia menjelaskan bahwa manajemen pendidikannya dikembangkan oleh Negara-Negara Bagian dengan memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta keuangan. Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk Pendidikan Tinggi adalah BOARD of TRUSTEES. Untuk Perguruan Tinggi Negeri anggota badan tersebut ditunujuk oleh Gubernur Negara Bagian. Ada juga yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta anggota badan tersebut dipilih dari perguruan tinggi masingmasing. 3. Jenjang, Jalur dan Jenis Pendidikan Bersumber dari wikipedia.com/Education in United States, dapat dilihat bahwa jenjang pendidikan di Amerika Serikat biasanya dimulai dari preschool, kindergarten, atau first grade; setelah itu Elementery (or Primary) School—dalam hal ini, siswa dapat memutuskan untuk pindah ke Middle School, Junior High School, atau Combined Junior-Senior High School; selanjutnnya ada High School atau Senior High School. Dan untuk pendidikan tingginya, ada Vocational Technical Institutes, Junior or Community College, atau Undergraduated Program. Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi, seseorang dapat melanjutkan ke Master’s Degree Study atau Professional School. Selanjutnya ada Doctoral Study dan Post Doctoral Study and Research. Lebih jelasnya silakan perhatikan tabel: Jalur pendidikan di Amerika Serikat adalah formal dan informal. Pendidikan formal adalah seperti yang telah dijelaskan di atas, sementara pendidikan informal adalah homeschooling. Menurut wikipedia.com/Education in United States, tahun 2007, kira-kira ada 1,5 juta anak yang mengikuti mengikuti home schooling. Ada berbagai alasan dari homeschooling ini. Beberapa mengatakan agar mereka bisa memasukkan pelajaran agama pada kurikulum. Sementara yang lain mengatakan untuk menyesuaikan anak-anak pada kemampuan dan kelemahannya. Dan lagi beberapa orangtua mengatakan untuk menghindari anak-anak dari tekanan negatif sekolah-sekolah, seperti obat-obatan terlarang, kekerasan dan semua masalah yang berhubungan dengan sekolah. Sementara Jenis pendidikannya adalah pendidikan umum dan swasta. 4. Kurikulum dan Pembelajaran Kurikulum di Elementary School adalah Aritmatika Dasar, Matematika, bahasa Inggris (seperti Grammar, Speeling dan vocabulary), dan mata pelajaran lainnya seperti pelajaran sosial, pengetahuan alam, pengembangan fisik, kesenian dan membaca. Sementara di Junior dan Senior High School, kurikulum dasarnya adalah Ilmu Alam (Biologi, Kimia dan Fisika), Matematika (Algebra, Geormetri, pra-Kalkulus, Statistik, dan Kalkulus), Bahasa Inggris (Sastra, Kemanusian, Komposisi dan bahasa lisan), Ilmu Sosial (Sejarah, Pemerintaha dan Ekonomi). Siswa High School juga memiliki mata pelajaran pilihan seperti Atletik, Karir dan Pendidikan teknik, pelajaran Komputer, Bahasa Asing dan beberapa mata pelajaran lain yang bisa menunjang keberhasilan anak dan diminati oleh siswa tersebut. 5. Pendidik Berdasarkan wikipedia.com/Certified Teacher, guru-guru di Amerika Serikat haruslah memiliki sertifikat mengajar dari pemerintah atau pendidikan tinggi untuk bisa mengajar baik di preschool atau di sekolah menengah. Sertifikat itu adalah seperti Postgraduate Certificate in Education, Profesional Graduate Diploma dan Bachelor of Education. Menurut artikel yang ditulis oleh Shane Lopes dan Preety Sidhu yang berjudul U.S Teacher Love Their Lives, but Struggle in the Workplace, dalam gallup.com/poll, pekerjaan sebagai guru beada dalam urutan delapan dari 14 jenis pekerjaan yang dicari. Ini membuktikan bahwa guru merupakan pekerjaan yang dicari orang. Dan menurut wikipedia.com/Education in United States, gaji guru pada tahun 2011 adalah 55,040 dollar. 6. Peserta Didik Menurut hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh Agustiar Syah Nur (2001), seperti yang dikutip oleh Ulul Albab: ada beberapa masalah pendidikan yang dialami oleh pemerintah dan masyarakat Amerika, antara lain: (1) banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh oleh orang tua mereka, karena adanya dinamika sosial masyarakat Amerika yang umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi masalah serius bagi perkembangan anak dilihat dari aspek psikis dan emosional; (2) tingginya angka perceraian, yang mengakibatkan banyak anak usia sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single parent dalam rumah tangga.Tidak sedikit janda cerai di AS yang terpaksa harus berprofesi murahan dan kasar. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan sosial anak-anak mereka; (3) tingginya angka migrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak mampu dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan masalah pendidikan anak-anak dari keluarga imigran tidak dapat diatasi. ditambah lagi faktor bahasa dari kalangan imigran yang menyulitkan anak-anak imigran itu sendiri mendapaatkan akses pendidikan; (4) dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh berbagai badan resmi AS sendiri, ternyata kualitas pendidikan dan lulusan sekolah di AS masih kalah dibandingkan dengan negara-negara lain dalam standar internasional. Banyak anak-anak yang di drop-out dan tingginya kekerasan oleh anak-anak (Wulandari, Taat) Terlepas dari problem yang diatas, Menurut laporan dari U.S. Department of Education tentang The Condition of Education 2013, halaman 42-43, antara tahun 1970-2011, angka pendaftaran (enrollment rate) antara anak usia 3-4 tahun naik dari 20 % menjadi 52 %. Anak usia 5-6 tahun, kenaikan enrollment rate tertinggi antara tahun 1970 dan 1974, naik dari 90 % menjadi 94 %. Angka pendaftaran bervariasi dari tahun 1974-2011 berkisar 94 % dan 97 % Tidak ada perbedaan pengukuran angka pendaftari dari anak usia 3-4 tahun dan 5-6 tahun antara tahun 2010-2011. Angka pendaftaran anak usia 7-13 tahun dan anak usia 14-15 tahun, umumnya lebih tinggi dibandingkan angka pendaftaran anak usia 16--17 tahun, tapi angka pendaftaran anak usia 16-17 tahun naik dari 90 % di 1970 menjadi 96 % di tahun 2011, angka pendaftaran diukur tidak berbeda dari anak 7 - 13 tahun atau 14 - 15 tahun, sedangkan untuk usia 16-17 tahun terjadi peningkatan angka pendaftaran dari 93 % menjadi 96 %. Untuk usia dewasa muda 18-19 tahun yang merupakan masa transisi apakah masuk pendidikan college atau masuk dunia kerja. Antara tahun 1970 dan 2011, secara keseluruhan aangka pendaftaran (yang mendaftar ke secondaary level dan college level) untuk usia dewasa muda 18-19 tahun meningkat dari 48 % menjaddi 71 %. Dalam priode ini, usia dewasa musa 18-19 tahun yang masuk secondary level meningkat dari 10 % menjadi 21 %, sedangkan yang masuk college level meningkat dari 37 % menjadi 50 %. Antara tahun 2010 dan 2011, angka pendaftaran meningkat dari 61 % menjadi 71 %, angka pendaftaran secondary level meningkat dari 16 % menjadi 21 %, angka pendaftaran college level meningkat dari 45 % menjadi 50%. Pendaftaran usia dewasa 20-24 tahun biasanya di college atau graduate school/Pasca sarjana. Antara tahun 1970-2011, angka pendaftaran usia dewasa 20-24 meningkat dari 22 % menjadi 40 %, dan angka pendaftaran usia 25-29 tahun, meningkat dari 8 % menjadi 15 %. Angka pendaftaran usia 30-34 tahun meningkat dari 4 % di tahun 1970 menjadi 8 % di tahun 2011. Antara tahun 2010 dan 2011, angka pendaftaran usia 20-24 tahun meningkat dari 32 5 mnjadi 40 %, untuk dewasa 25 – 29 tahun meningkat dari 11 % menjadi 15 %, dan usia 30-34 tahun, meningkat dari 7 % menjadi 8 %. 7. Pendanaan Pendanaan merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi, karena tanpa dana tidak mungkin roda organisasi dapat berjalan, sehingga ada adagium yang mengatakan bahwa “dana merupakan darah kehidupan (life blood) organisasi” (Tilaar 363). Menurut pendapat Naisbitt dan Aburdene, Amerika Serikat menghasilkan 25% produk industri dunia dan hanya memiliki 5% penduduk dari seluruh populasi dunia. dalam beberapa tahun belakangan ini, pendapatan bruto nasional Amerika Serikat berkembang jauh lebih pesat dibandingan pendapatan bruto nasional di negara-negara di Eropa Barat dan Eropa Timur, serta negara-negara maju lainnya, sehingga tak perlu diragukan lagi Amerika Serikat memiliki dana yang cukup untuk mendukung pendidikan dalam sebuah standar yang tinggi. (J.Jones Jamess; 50) Pertanyaan yang sering muncul dari kalangan masyarakat Amerika adalah apakah ekonomi dalam dunia pendidikan harus dilihat sebagai pengeluaran publik atau investasi sosial. Jordan dan Lyones menyatakan bahwa konsensus umum di kalangan para pelaku pendidikan adalah dana yang cukup bagi pendidikan berkualitas harus dipandang sebagai sebuah investasi bagi masa depan Negara, sebaliknya kegagalan negara dalam mendidik para penduduknya justru merupakan pengeluaran yang mahal, baik secara sosial kemasyarakatan maupun secara individual. Diperkirakan bahwa setiap tahun siswa-siswa putus sekolah di Amerika Serikat akan membuat negara merugi $ 240 milyar dalam bentuk hilangnya hilangnya kemungkinan mereka untuk bekerja dan mendapatkan gaji serta membayar pajak selama hidup mereka. Perkiraan ini belum termasuk biaya lainnya dalam bentuk tunjangan kesehatan, kesejahteraan, bantuan hukum, dan berbagai tunjangan sosial lain bagi kelompok putus sekolah tersebut. (J.Jones james, 2008: 50-51) Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan menengah yang lebih dikenal dengan public school, berasal dari Anggaran Pemerintah Pusat (federal), anggaran Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah. Demikian juga di Indonesia, menurut UU No.20 tahun 2003: Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan anggaran pendidikan sekurangkurangnya dua puluh persen (20 %) dari total APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional Sumber pendanan pendidikan nasional ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan dan keberlanjutan. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam APBN. Dana Pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam bentuk hibah. Dana Pendidikan dari Pemerintah kepada Pemerintah daerah diberikan dalam bentuk hibah. Budget Pendidikan Amerika Sarikat tahun 2013 adalah sebesar $ 71,926 miliar (tujuh ratus sembilan belas triliun dua ratus enam puluh miliar rupiah) (Budget 2013, 99) atau sekitar 1,89 % dari total Anggaran Anggaran belanja sebesar $ 3.803 miliar , Anggaran untuk pendidikan jauh dibawah total anggaran Pertahanan Negara sebesar $ 672,9 miliar. (17,67%) (Wikipedia), sedangkan anggaran pendidikan di Indonesia adalah sebesar Rp. 344.406.083.663.000,- (tiga ratus empat puluh empat triliun empat ratus enam miliar delapan puluh tiga juta enam ratus enam puluh tiga ribu rupiah,-) atau sebesar 20,0 % (dua puluh persen dari total Anggaran Belanja Negara sebesar Rp 1.722.030.421.717.000,- (satu kuadriliun tujuh ratus dua puluh dua triliun tiga puluh miliar empat ratus dua puluh satu ribu tujuh ratus tujuh belas rupiah,-) (Nota Keuangan & RAPNP tahun 2013). 8. Sarana dan Prasarana Fasilitas sarana dan prasara di Amerika sudah tegolong canggih di dunia. Negara yang telah merdeka lebih dari 237 tahun, telah mempersiapkan dan membangun infra struktur negara dengan sangat baik termasuk sarana dan prasarana pendidikan, sehingga layak disebut negara maju, negara super power, pemimpin dunia, pusat inovasi dan teknologi dunia, hal ini terlihat bahwa universitas terbaik dunia masih dipegang Amerika, beberapa lembaga pendidikan terkemuka dunia, dengan nama besar antara lain Princeton University, Harvard University, Yale University, Columbia University, Stanford University, University of Chicago, University of Pennsylvania, Duke University, Massachusetts Institute of Technology dan lain-lain (Okezone News, 11 September 2013), sedangkan Universitas/ Perguruan Tinggi di Indonesia menurut daftar peringkat versi QS World University Rangkings tahun 2013/2014, UI di peringkat 309, ITB berada dirangking 461-470, UGM, UNAIR, IPB, Undip, ITS dan Universitas Brawijaya berada di peringkat di atas 701 dari 800 Universitas yang dinilai versi QS World University Rangkings. (Viva news, 9 september 2013). 9. Pembaharuan Pendidikan Terbaru Sekarang ini, menurut Clayton M. Christensen dan Michael B. Horn dalam New York Times/Education News, Online Education sedang melakukan inovasi dan pengembangan di bidang pendidikan. Targetnya adalah untuk para pekerja yang menghabiskan waktunya dengan bekerja dan tidak memiliki waktu luang untuk pergi ke College atau University. Bahkan Harvard Business School telah membuka kelas online. Sebelum memulai Online Education biasanya para siswa dituntun dengan modul pembelajaran dalam website tertentu, yang bertujuan untuk menentukan level siswa tersebut. Setelah itu akan ada diskusi tentang beberapa aplikasi yang sesuai dengan pilihan siswa tersebut. BAB III PENUTUP Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Amerika Serikat tidak secara instant membuatnya menjadi negara yang maju dalam bidang politik, ekonomi teknologi dan dalam hal ini adalah pendidikan. Amerika Serikat telah melalui masa-masa panjang perjuangan yang membawanya sampai pada salah satu negara yang sistem pendidikannya termasuk salah satu yang paling maju di dunia. Sistem pendidikan di Amerika Serikat dapat dijadikan contoh bagi sistem pendidikan di Indonesia. Sistem desentralisasi pendidikan dan sistem persekolahan yang menjadi milik masyarakat dan dikelola oleh masyarakat dapat menjadikan sistem pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan sistem pendidikan negara-negara maju. DAFTAR PUSTAKA Albal, Ulul. 2005. Perbandingan Kebijakan Pendidikan AS dan Indonesia, pdf. hal. 9-13. Christensen, Clayton B. dan Michael B. Horn. 2013. Inovation Imperative: Change Everything. New York Times: 2013. www.nytimes.com/pages/education. 7 Desember 2013; 18:25. J. Jones & Donald L.Walters, 2008. Human Resource management in Education. Depok: QMedia, hal 50-51. Khairunnisa, Nurul. Ideologi Amerika iecakhairunissa.blogspot (5/11/2013). Amerika dan Dasar Negaranya. Lopes, Shane dan Sidhu, Preety. 2013. U.S Teacher Love Their Lives, but Struggle in the Workplace. gallup.com/poll. (9/11/2013). Okezone, 11 September 2013. 10 kampus terbaik di Amerika Serikat. Taat, Wulandari. Jurnal Istoria Kebijakam Pendidikan Di Amerika Serikat. pdf. U.S. Department of Education. 2013. The Condition of Education 2013. Washington: NCES, IES, U.S. Department of Education. pp 42-43; 113-114. Wikipedia bahasa Indonesia.com/Kristoforus Kolumbus. Wikipedia.com/Sejarah Amerika Serika. Wikipedia.com/Education in United States. Wikipedia Indonesia.com/Departemen Pendidikan Amerika Serikat. Zuhal. 2010. Knowledge & Innovation, platform kekuatan daya saing. Jakarta: Gramedia, hal. 7.