Artikel Pendidikan 5 IDENTIFIKASI BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT YANG MENDERITA PNEUMONIA Oleh: Iwan Doddy Dharmawibawa*, Santy Pristianingrum**, Bq. Lely Zainiaty** *Jurusan Biologi FKIP IKIP Mataram **Unit Riset Biomedik RSUP NTB Abstrak : Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia, tingginya kunjungan pasien ISPA di Puskesmas berkisar 40-60%.1 Efek samping dari ISPA salah satunya adalah pneumonia yaitu infeksi paru-paru oleh karena virus, bakteri dan jamur.4 Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis-jenis bakteri pada pasien ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB dari bulan Juli-November 2009. Penelitian ini adalah penelitian eksploratorik laboratorium, dengan cara kultur bakteri dari sampel darah dan sputum dari pasien ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB. Hasil penelitian dianalisa secara deskriptif. Sampel darah yang disimpan dalam media transport BHI diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, setelah itu ditanam dalam media BAP dan NAP dan diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Sputum di kultur dalam media BAP dan NAP kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Koloni bakteri yang didapatkan kemudian dimurnikan hingga ditemukan satu koloni murni untuk selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku Bergeys Manual Determination.13 Dari hasil penelitian telah ditemukan 9 jenis bakteri dari 58 sampel darah dan 6 sampel sputum pada pasien ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB dari bulan Juli –November 2009. 7 jenis bakteri yang berhasil diidentifikasi dari sampel darah yaitu : Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella ozanae, Staphylococcus albus, Enterobacter gergoviae, Aeromonas hidrophilla dan Streptococcus viridians. Bakteri S.albus ditemukan pada dua sampel darah positif. Dari sampel sputum ditemukan bakteri Streptococcus pneumonia dan Klebsiella pneumonia yang masing-masing ditemukan pada 2 sampel positif dan 1 sampel positif. Keyword : ISPA, pneumonia, kultur bakteri PENDAHULUAN Infeksi Saluran Pernapsan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput Sebagian besar dari infeksi saluran paru.2,3 pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik sehingga dapat mengakibat kematian.2 ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di Puskesmas disebabkan oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.1,2 Pneumonia adalah suatu keadaan dimana paruparu mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Gejala yang biasanya diawali dengan batuk berdahak, panas badan tinggi dan berkembang menjadi napas cepat dengan tarikan dinding dada ke dalam (chest indrawing).4 Di Amerika setiap tahunnya diperkirakan sekitar 3 juta orang terserang pneumonia, separuh diantaranya harus dirawat di rumah sakit, dan 5%nya mengalami kematian. Di Amerika sendiri pneumonia menduduki peringkat keenam sebagai penyebab kematian. Streptococcus pneumonia adalah salah satu penyebab pneumonia yang paling umum, meskipun bakteri ini banyak ditemui pada kerongkongan orang sehat, akan tetapi pada saat system imun dan kondisi kesehatan tubuh menurun bakteri ini akan mampu berkembang biak dan menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh jika tidak dengan segera ditangani dengan tepat. Bakteri lain yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Klebsiella pneumonia, Hemophilus influenza, Micoplasma pneumonia, dan Legionella pneumonia. Identifikasi bakteri penyebab pneumonia dapat dilakukan dengan pemeriksaan kultur dahak dan PCR dahak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis bakteri dari sampel darah dan sputum pada pasien 6 Media Bina Ilmiah ISPA yang mengalami pneumonia dan dirawat di RSUP NTB dari bulan Juli –Nopember 2009. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai bakteri penyebab pneumonia. METODE Penelitian ini adalah penelitian eksploratorik laboratorium. Sampel dari penelitian ini adalah darah dan sputum dari pasien ISPA pengidap pneumonia yang dirawat inap di RSUP NTB dari bulan Juli-November 2009. Sampel darah dan sputum diperiksa secara mikrobiologis dengan cara kultur, yang dilanjutkan dengan mengidentifikasi jenis kuman berpedoman pada buku Bergeys Mannual determination.13 Kultur darah dan sputum dikerjakan di laboratorium klinik RSUP NTB, sampel sputum hanya diambil pada pasien dewasa. Hasil pemeriksaan kemudian dianalisis secara deskriptif, dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Penelitian ini dimulai dengan mengambil sampel darah dan sputum dengan cara sebagai berikut. Sampel darah diambil melalui vena dan disimpan dalam media BHI kemudian dikocok hingga tercampur rata untuk kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Setelah 24 jam ditanam dalam media BAP dan NAP, kultur diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Selanjutnya isolate diidentifikasi dengan cara dimurnikan hingga didapatkan koloni murni. Sampel dahak hanya diambil dari pasien dewasa, dahak disimpan dalam pot steril. Setelah sampai di laboratorium dahak ditanam dengan cara menggores sampel pada media BAP dan NAP, kemudian dinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C dan selanjutnya koloni yang tampak diindentifikasi dengan cara pemurnian hingga didapatkan koloni murni. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari penelitian ini didapatkan sebanyak 58 pasien dengan diagnosa pneumonia. Sebanyak 52 berasal dari pasien anak berusia 1 bulan – 5 tahun dan 6 orang pasien dewasa berusia 17-50 tahun. Jenis kelamin, 36 orang berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang perempuan. Sampel darah berjumlah 58 sampel dan sampel dahak dari pasien dewasa 6 sampel. Hasil kultur pada 58 sampel darah dan 6 sampel dahak didapatkan 11 sampel positif, dengan rincian 2 sampel adalah pasien perempuan dan 9 sampel berasal dari pasien berjenis kelamin laki-laki. Hasil kultur darah pada 58 sampel didapatkan 8 sampel (13.8 %) positif terdiri dari tujuh spesies bakteri yaitu : Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella ozanae, Staphylococcus albus, Enterobacter gergoviae, Aeromonas hidrophilla dan Streptococcus viridians. Pada 2 sampel positif ditemukan bakteri Staphylococcus albus dan enam sampel positif lainnya masing-masing bakteri Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella ozanae, Enterobacter gergoviae, Aeromonas hidrophilla dan Streptococcus viridians (tertera pada table 1.) Hasil kultur sputum dari 6 sampel, 3 sampel (50%) menunjukkan hasil positif. Dua sampel positif bakteri Streptococcus pneumonia dan satu sampel positif Klebsiella pneumonia.(tertera pada tabel 1) Tabel 1. Hasil identifikasi kultur darah dan sputum HASIL KULTUR DARAH Jml Proteus penneri 1 Streptococcus pyogenes 1 Klebsiella ozaenae Staphylococcus albus Enterobacter gergoviae Streptococcus viridans Aeromonas hidrophilla 1 2 1 1 1 HASIL KULTUR SPUTUM Streptococcus pneumoniae Klebsiella pneumoniae Jml 2 1 a. Hasil kultur sputum Dari tiga sampel positif hasil kultur sputum diketahui bahwa 2 sampel positif Streptococcus pneumonia. S.pneumoniae adalah salah satu jenis bakteri penyebab pneumonia, merupakan bakteri gram positif dan berbentuk kokus. Dalam kultur BAP bakteri ini menunjukkan zona hemolisis berwarna hijau. Sekitar 80% lebih penderita pneumonia pada bagian lobus paru-paru terinfeksi bakteri S.pneumonia . Penularan bakteri ini dapat melalui saluran pernapasan, menghirup udara yang terkontaminasi, aliran darah dan percikan air ludah.5 Jenis bakteri kedua yang ditemukan dalam kultur sputum adalah Klebsiella pneumonia, bakteri dari golongan Enterobacteriaceae ini termasuk dalam gram negatif dan berbentuk basil serta dapat tumbuh dimana-mana (berkoloni dalam tubuh mahluk hidup ataupun dilingkungan). Beberapa tahun belakangan ini Klebsiella termasuk dalam golongan bakteri patogen yang banyak menimbulkan infeksi nosokomial. Bakteri Klebsiella pneumonia dapat ditularkan melalui cairan dari lambung dan tangan paramedik yang merawat pasien yang terkontaminasi, dan tempat-tempat itu pula ditenggarai menjadi tempat inang berkembangnya bakteri K. pneumonia yang pathogen. Infeksi K.pneumoniae pada paru-paru dapat menyebabkan kerusakan parah seperti nekrosis,peradangan dan perdarahan pada jaringan paru-paru. Terkadang menimbulkan perdarahan, mucus yang sangat kental atau biasa disebut jelly sputum. Bakteri ini biasanya Artikel Pendidikan 7 menginfeksi dewasa muda dan dewasa tua yang menderita kecandauan alcohol, diabetes atau penyakit bronkopulmonari kronik.6 Zona alfa hemolisa pada biakan Streptococcus pneumoniae Zona beta hemolisa pada biakan Streptococcus pyogenes Zona alfa hemolisa pada biakan Streptococcus viridans b. Kultur Darah Dari 58 sampel darah pasien dengan pneumonia 8 diantaranya positif mengandung bakteri, terdapat dua sampel yang positif Staphylococcus albus. Staphylococcus albus adalah bakteri gram positif yang merupakan flora normal kulit, dalam media BAP tidak menunjukkan zona hemolisa dengan koloni berwarna putih hingga krem. Bakteri ini termasuk dalam bakteri penyebab infeksi nosokomial. Infeksi bakteri ini dap dapat melalui infeksi saluran darah, endocarditis, infeksi cairan cerebrospinal, infeksi pada pemasangan kateter, infeksi saluran kemih, infeksi karena operasi mata, dan infeksi pada cangkok organ dan implant.8 Bakteri Streptococcus pyogenes ditemukan positif pada satu buah sampel darah. Bakteri ini termasuk bakteri gram positif yang berbentuk kokus dan bersifat dapat menghemolisis darah dengan tipe beta yaitu zona hemolisis berwarna kuning. Sekitar 5515% S. pyogenes terkandung dalam badan individu normal,, terutama dalam saluran pernapasan dengan tanpa gejala. Saat bakteri masuk pada keadaan jaringan yang lemah infeksi akan berkembang menjadi infeksi supuratif. Infeksi S.pyogenes akut dapat menyebabkan paringitis, demam scarlet, impetigo atau selulit. Sedangkan ngkan invasive infeksinya dapat berupa nekrosis, myositis dan sindrom syok keracunan streptococcal.5 Proteus penneri adalah bakteri berikutnya yang ditemukan pada satu sampel positif, bakteri gram negatif berbentuk basil ini biasa ditemukan pada individu yang ang telah lama dirawat di rumah sakit atau pada pasien dengan imun compromised. Bakteri ini dapat menyebabkan sepsis, dan berakibat systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dengan tingkat kematian 20-50%, 20 serta infeksi saluran kemih. Klebsiella ozaenae ozaen adalah jenis bakteri penyebab ozena (penyakit kronik yang menyerang bagian hidung menyebabkan atrophi pada struktur nasal dan penciuman yang tidak berfungsi semestinya)dan infeksi saluran pernapasan kronik. kronik 9 Ditemukan pada satu buah sampel positif. Enterobacter terobacter gergoviae, gergoviae jenis bakteri ini dari tahun 1976 telah banyak ditemukan di Amerika dan telah dipastikan sebagai penyebab infeksi nosokomial dan penyebab infeksi saluran kemih.10 Bakteri gram negatif ini banyak ditemukan bebas di alam, mengkontaminas kosmetik dan dari specimen mengkontaminasi klinik.10 Pada penelitian ini ditemukan dari salah satu sampel yang positif. Streptococcus viridians ditemukan positif pada satu sampel, tergolong dalam bakteri yang menghasilkan zona hemolisa alfa berwarna hijau dan pada ujii optochin diketahui bahwa bakteri ini bersifat resistan. Merupakan flora normal dalam rongga mulut terutama didekat gigi ini seringkali ditemukan pada pasien endocardium atau kelainan jantung. Aeromonas hydrophyla, hydrophyla termasuk dalam bakteri yang sangat toksik, to saat masuk dalam aliran darah bakteri ini akan menghasilkan Aerolysin Cytotoxic Enterotoxin (ACT) yang menyebabkan kerusakan jaringan.12 Bakteri yang ditemukan pertama kali pada tahun 1962 ini menyerang golongan ikan. Pada manusia penularannya melalui mela fekal oral, kontak dengan air yang terkontaminasi, makanan, tanah, feces dan ikan yang dikonsumsi yang terkontaminasi. Manifestasi infeksi bakteri ini bisa berupa selulit, myonekrosis dan ecthyma gangrenosum yang dapat berakibat fatal hingga harus diamputasi putasi jika tidak segera ditangani .11,12 Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui bahwa bakteri pada pasien ISPA dengan pneumonia di rumah sakit sangat bervariasi. Dari sekian jenis bakteri yang ditemukan dalam kultur darah dan sputum terlihat bahwa yang paling banyak adalah bakteri pathogen yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan dan beberapa diantaranya merupakan bakteri infeksi nosokomial. SIMPULAN Telah ditemukan 9 jenis bakteri dari 58 sampel darah dan 6 sampel sputum pada pasien ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB dari bulan Juli –November November 2009. 7 jenis bakteri yang berhasil diidentifikasi dari sampel darah yaitu : Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella ozanae, Staphylococcus albus, Enterobacter gergoviae, Aer Aeromonas hidrophilla dan 8 Media Bina Ilmiah Streptococcus viridians. Bakteri S.albus ditemukan pada dua sampel darah positif. 2 jenis bakteri ditemukan dari sampel sputum berjenis : Streptococcus pneumonia dan Klebsiella pneumonia, yang masing-masing ditemukan pada 2 dan 1 sampel positif. Hope I.Staphylococcus Albus / Staphylococcus Epidermidis. Available at : http://nursingcrib.com/microbiology/staph ylococcus-albus-staphylococcusepidermidis/ Klebsiella. Available at :http://www.wrongdiagnosis.com/medical/klebsiella.htm DAFTAR PUSTAKA Bimbingan Ketrampilan Dalam Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Anak. Jakarta, :10 ,1991. Lokakarya Dan Rakernas Pemberantasan Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut. 1992. Rendie, J, et.al . Ikhtisar Penyakit Anak. Alih bahasa: Eric Gultom. Binarupa Aksara. Jakarta. 1994. DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992. Thodar K.Online textbook of bacteriology. http://www.textbookof Available at: bacteriology.net/S.pneumoniae.html Umeh o. Klebsiella infection. Available at : ttp://emedicine.medscape.com/article/2199 07-overview#a0104 Strubble K. Proteus infection. Available at :http://emedicine.medscape.com/article/22 6434-overview#a0104 Brenner D.J.,’ C. Richard, Steigerwalt A.G., Asbury M.A.,Mandel M. Enterobacter Gergoviae Sp. Nov.: A New Species Of Enterobacteriaceae Found In Clinical Specimens And Theenvironment. Internationajlo Urnal Of Systematic Bacteriology, Jan. 1980, P. 1-6. Vol. 30, No. 1 Martin J. Aeromonas Hydrophyla. Available at :http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_20 04/A_hydrophila.htm Hayes, John, Aeromonas hydrophila, http://hmsc.oregonstate.edu/classes/MB49 2/hydrophilahayes/. February 6th, 2004 Halt, JG. Krieg WR. Sneath PHA . Stanley JR. William ST. 1994 Bergeys Manual Of Determinative Bacteriologi . 9 th Ed. WR Hensy ( Ed ). The william Wilkins Co. Baltimore USA.