Majalah Ilmiah Nopemberr 2011 fix

advertisement
Artikel Pendidikan 5
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA PASIEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT
YANG MENDERITA PNEUMONIA
Oleh:
Iwan Doddy Dharmawibawa*, Santy Pristianingrum**, Bq. Lely Zainiaty**
*Jurusan Biologi FKIP IKIP Mataram
**Unit Riset Biomedik RSUP NTB
Abstrak : Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia,
tingginya kunjungan pasien ISPA di Puskesmas berkisar 40-60%.1 Efek samping dari ISPA salah satunya
adalah pneumonia yaitu infeksi paru-paru oleh karena virus, bakteri dan jamur.4 Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi jenis-jenis bakteri pada pasien ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB dari
bulan Juli-November 2009. Penelitian ini adalah penelitian eksploratorik laboratorium, dengan cara kultur
bakteri dari sampel darah dan sputum dari pasien ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB.
Hasil penelitian dianalisa secara deskriptif. Sampel darah yang disimpan dalam media transport BHI
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, setelah itu ditanam dalam media BAP dan NAP dan diinkubasi
pada suhu 370C selama 24 jam. Sputum di kultur dalam media BAP dan NAP kemudian diinkubasi pada
suhu 370C selama 24 jam. Koloni bakteri yang didapatkan kemudian dimurnikan hingga ditemukan satu
koloni murni untuk selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku Bergeys Manual Determination.13
Dari hasil penelitian telah ditemukan 9 jenis bakteri dari 58 sampel darah dan 6 sampel sputum pada pasien
ISPA dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB dari bulan Juli –November 2009. 7 jenis bakteri yang
berhasil diidentifikasi dari sampel darah yaitu : Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella ozanae,
Staphylococcus albus, Enterobacter gergoviae, Aeromonas hidrophilla dan Streptococcus viridians. Bakteri
S.albus ditemukan pada dua sampel darah positif. Dari sampel sputum ditemukan bakteri Streptococcus
pneumonia dan Klebsiella pneumonia yang masing-masing ditemukan pada 2 sampel positif dan 1 sampel
positif.
Keyword : ISPA, pneumonia, kultur bakteri
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapsan Akut (ISPA) adalah
infeksi saluran pernapasan mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya
seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput
Sebagian besar dari infeksi saluran
paru.2,3
pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek
dan tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotik, namun demikian anak akan menderita
pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
antibiotik sehingga dapat mengakibat kematian.2
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang
penting karena menyebabkan kematian bayi dan
balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4
kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 %
-60 % dari kunjungan di Puskesmas disebabkan oleh
penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang
disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %.
Kematian yang terbesar umumnya adalah karena
pneumonia pada bayi berumur kurang dari 2
bulan.1,2
Pneumonia adalah suatu keadaan dimana paruparu mengalami infeksi yang disebabkan oleh
bakteri, virus dan jamur. Gejala yang biasanya
diawali dengan batuk berdahak, panas badan tinggi
dan berkembang menjadi napas cepat dengan tarikan
dinding dada ke dalam (chest indrawing).4 Di
Amerika setiap tahunnya diperkirakan sekitar 3 juta
orang terserang pneumonia, separuh diantaranya
harus dirawat di rumah sakit,
dan 5%nya
mengalami kematian. Di Amerika sendiri
pneumonia menduduki peringkat keenam sebagai
penyebab kematian.
Streptococcus pneumonia adalah salah satu
penyebab pneumonia yang paling umum, meskipun
bakteri ini banyak ditemui pada kerongkongan orang
sehat, akan tetapi pada saat system imun dan kondisi
kesehatan tubuh menurun bakteri ini akan mampu
berkembang biak dan menyebabkan kerusakan pada
organ-organ tubuh jika tidak dengan segera
ditangani dengan tepat. Bakteri lain yang dapat
menyebabkan
pneumonia
adalah
Klebsiella
pneumonia, Hemophilus influenza, Micoplasma
pneumonia, dan Legionella pneumonia. Identifikasi
bakteri penyebab pneumonia dapat dilakukan
dengan pemeriksaan kultur dahak dan PCR dahak.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis
bakteri dari sampel darah dan sputum pada pasien
6 Media Bina Ilmiah
ISPA yang mengalami pneumonia dan dirawat di
RSUP NTB dari bulan Juli –Nopember 2009. Dari
hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi mengenai bakteri penyebab pneumonia.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian eksploratorik
laboratorium. Sampel dari penelitian ini adalah
darah dan sputum dari pasien ISPA pengidap
pneumonia yang dirawat inap di RSUP NTB dari
bulan Juli-November 2009. Sampel darah dan
sputum diperiksa secara mikrobiologis dengan cara
kultur, yang dilanjutkan dengan mengidentifikasi
jenis kuman berpedoman pada buku Bergeys
Mannual determination.13 Kultur darah dan sputum
dikerjakan di laboratorium klinik RSUP NTB,
sampel sputum hanya diambil pada pasien dewasa.
Hasil pemeriksaan kemudian dianalisis secara
deskriptif, dan disajikan dalam bentuk tabel dan
gambar.
Penelitian ini dimulai dengan mengambil sampel
darah dan sputum dengan cara sebagai berikut.
Sampel darah diambil melalui vena dan disimpan
dalam media BHI kemudian dikocok
hingga
tercampur rata untuk kemudian diinkubasi selama
24 jam pada suhu 370C. Setelah 24 jam ditanam
dalam media BAP dan NAP, kultur diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 370C. Selanjutnya isolate
diidentifikasi dengan cara dimurnikan hingga
didapatkan koloni murni.
Sampel dahak hanya diambil dari pasien dewasa,
dahak disimpan dalam pot steril. Setelah sampai di
laboratorium dahak ditanam dengan cara menggores
sampel pada media BAP dan NAP, kemudian
dinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C dan
selanjutnya koloni yang tampak diindentifikasi
dengan cara pemurnian hingga didapatkan koloni
murni.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari penelitian ini didapatkan sebanyak 58
pasien dengan diagnosa pneumonia. Sebanyak 52
berasal dari pasien anak berusia 1 bulan – 5 tahun
dan 6 orang pasien dewasa berusia 17-50 tahun.
Jenis kelamin, 36 orang berjenis kelamin laki-laki
dan 22 orang perempuan. Sampel darah berjumlah
58 sampel dan sampel dahak dari pasien dewasa 6
sampel.
Hasil kultur pada 58 sampel darah dan 6 sampel
dahak didapatkan 11 sampel positif, dengan rincian
2 sampel adalah pasien perempuan dan 9 sampel
berasal dari pasien berjenis kelamin laki-laki.
Hasil kultur darah pada 58 sampel didapatkan 8
sampel (13.8 %) positif terdiri dari tujuh spesies
bakteri yaitu : Proteus penneri, Streptococcus
pyogenes, Klebsiella ozanae, Staphylococcus albus,
Enterobacter gergoviae, Aeromonas hidrophilla
dan Streptococcus viridians. Pada 2 sampel positif
ditemukan bakteri Staphylococcus albus dan enam
sampel positif lainnya masing-masing bakteri
Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella
ozanae, Enterobacter gergoviae, Aeromonas
hidrophilla dan Streptococcus viridians (tertera
pada table 1.)
Hasil kultur sputum dari 6 sampel, 3 sampel
(50%) menunjukkan hasil positif. Dua sampel positif
bakteri Streptococcus pneumonia dan satu sampel
positif Klebsiella pneumonia.(tertera pada tabel 1)
Tabel 1. Hasil identifikasi kultur darah dan sputum
HASIL KULTUR
DARAH
Jml
Proteus penneri
1
Streptococcus pyogenes
1
Klebsiella ozaenae
Staphylococcus albus
Enterobacter gergoviae
Streptococcus viridans
Aeromonas hidrophilla
1
2
1
1
1
HASIL KULTUR
SPUTUM
Streptococcus
pneumoniae
Klebsiella
pneumoniae
Jml
2
1
a. Hasil kultur sputum
Dari tiga sampel positif hasil kultur sputum
diketahui bahwa 2 sampel positif Streptococcus
pneumonia. S.pneumoniae adalah salah satu jenis
bakteri penyebab pneumonia, merupakan bakteri
gram positif dan berbentuk kokus. Dalam kultur
BAP bakteri ini menunjukkan zona hemolisis
berwarna hijau. Sekitar
80% lebih penderita
pneumonia pada bagian lobus paru-paru terinfeksi
bakteri S.pneumonia . Penularan bakteri ini dapat
melalui saluran pernapasan, menghirup udara yang
terkontaminasi, aliran darah dan percikan air ludah.5
Jenis bakteri kedua yang ditemukan dalam kultur
sputum adalah Klebsiella pneumonia, bakteri dari
golongan Enterobacteriaceae ini termasuk dalam
gram negatif dan berbentuk basil serta dapat tumbuh
dimana-mana (berkoloni dalam tubuh mahluk hidup
ataupun dilingkungan). Beberapa tahun belakangan
ini Klebsiella termasuk dalam golongan bakteri
patogen yang banyak menimbulkan infeksi
nosokomial. Bakteri Klebsiella pneumonia dapat
ditularkan melalui cairan dari lambung dan tangan
paramedik
yang
merawat
pasien
yang
terkontaminasi, dan tempat-tempat itu pula
ditenggarai menjadi tempat inang berkembangnya
bakteri K. pneumonia yang pathogen. Infeksi
K.pneumoniae pada paru-paru dapat menyebabkan
kerusakan parah seperti nekrosis,peradangan dan
perdarahan pada jaringan paru-paru. Terkadang
menimbulkan perdarahan, mucus yang sangat kental
atau biasa disebut jelly sputum. Bakteri ini biasanya
Artikel Pendidikan 7
menginfeksi dewasa muda dan dewasa tua yang
menderita kecandauan alcohol, diabetes atau
penyakit bronkopulmonari kronik.6
Zona alfa hemolisa pada
biakan
Streptococcus
pneumoniae
Zona beta hemolisa pada
biakan
Streptococcus
pyogenes
Zona alfa hemolisa pada
biakan
Streptococcus
viridans
b. Kultur Darah
Dari 58 sampel darah pasien dengan pneumonia
8 diantaranya positif mengandung bakteri, terdapat
dua sampel yang positif Staphylococcus albus.
Staphylococcus albus adalah bakteri gram positif
yang merupakan flora normal kulit, dalam media
BAP tidak menunjukkan zona hemolisa dengan
koloni berwarna putih hingga krem. Bakteri ini
termasuk dalam bakteri penyebab infeksi
nosokomial. Infeksi bakteri ini dap
dapat melalui infeksi
saluran darah, endocarditis, infeksi cairan
cerebrospinal, infeksi pada pemasangan kateter,
infeksi saluran kemih, infeksi karena operasi mata,
dan infeksi pada cangkok organ dan implant.8
Bakteri Streptococcus pyogenes ditemukan positif
pada satu buah sampel darah. Bakteri ini termasuk
bakteri gram positif yang berbentuk kokus dan
bersifat dapat menghemolisis darah dengan tipe beta
yaitu zona hemolisis berwarna kuning. Sekitar 5515% S. pyogenes terkandung dalam badan individu
normal,, terutama dalam saluran pernapasan dengan
tanpa gejala. Saat bakteri masuk pada keadaan
jaringan yang lemah infeksi akan berkembang
menjadi infeksi supuratif. Infeksi S.pyogenes akut
dapat menyebabkan paringitis, demam scarlet,
impetigo atau selulit. Sedangkan
ngkan invasive infeksinya
dapat berupa nekrosis, myositis dan sindrom syok
keracunan streptococcal.5
Proteus penneri adalah bakteri berikutnya yang
ditemukan pada satu sampel positif, bakteri gram
negatif berbentuk basil ini biasa ditemukan pada
individu yang
ang telah lama dirawat di rumah sakit atau
pada pasien dengan imun compromised. Bakteri ini
dapat menyebabkan sepsis, dan berakibat systemic
inflammatory response syndrome (SIRS) dengan
tingkat kematian 20-50%,
20
serta infeksi saluran
kemih. Klebsiella ozaenae
ozaen
adalah jenis bakteri
penyebab ozena (penyakit kronik yang menyerang
bagian hidung menyebabkan atrophi pada struktur
nasal dan penciuman yang tidak berfungsi
semestinya)dan infeksi saluran pernapasan kronik.
kronik 9
Ditemukan pada satu buah sampel positif.
Enterobacter
terobacter gergoviae,
gergoviae jenis bakteri ini dari tahun
1976 telah banyak ditemukan di Amerika dan telah
dipastikan sebagai penyebab infeksi nosokomial dan
penyebab infeksi saluran kemih.10 Bakteri gram
negatif ini banyak ditemukan bebas di alam,
mengkontaminas kosmetik dan dari specimen
mengkontaminasi
klinik.10 Pada penelitian ini ditemukan dari salah
satu sampel yang positif.
Streptococcus viridians ditemukan positif pada
satu sampel, tergolong dalam bakteri yang
menghasilkan zona hemolisa alfa berwarna hijau dan
pada ujii optochin diketahui bahwa bakteri ini
bersifat resistan. Merupakan flora normal dalam
rongga mulut terutama didekat gigi ini seringkali
ditemukan pada pasien endocardium atau kelainan
jantung. Aeromonas hydrophyla,
hydrophyla termasuk dalam
bakteri yang sangat toksik,
to
saat masuk dalam aliran
darah bakteri ini akan menghasilkan Aerolysin
Cytotoxic Enterotoxin (ACT) yang menyebabkan
kerusakan jaringan.12
Bakteri yang ditemukan
pertama kali pada tahun 1962 ini menyerang
golongan ikan. Pada manusia penularannya melalui
mela
fekal oral, kontak dengan air yang terkontaminasi,
makanan, tanah, feces dan ikan yang dikonsumsi
yang terkontaminasi. Manifestasi infeksi bakteri ini
bisa berupa selulit, myonekrosis dan ecthyma
gangrenosum yang dapat berakibat fatal hingga
harus diamputasi
putasi jika tidak segera ditangani .11,12
Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui
bahwa bakteri pada pasien ISPA dengan pneumonia
di rumah sakit sangat bervariasi. Dari sekian jenis
bakteri yang ditemukan dalam kultur darah dan
sputum terlihat bahwa yang paling banyak adalah
bakteri pathogen yang menyebabkan infeksi pada
saluran pernapasan dan
beberapa diantaranya
merupakan bakteri infeksi nosokomial.
SIMPULAN
Telah ditemukan 9 jenis bakteri dari 58 sampel
darah dan 6 sampel sputum pada pasien ISPA
dengan pneumonia yang dirawat di RSUP NTB dari
bulan Juli –November
November 2009. 7 jenis bakteri yang
berhasil diidentifikasi dari sampel darah yaitu :
Proteus penneri, Streptococcus pyogenes, Klebsiella
ozanae, Staphylococcus albus, Enterobacter
gergoviae,
Aer
Aeromonas
hidrophilla
dan
8 Media Bina Ilmiah
Streptococcus viridians. Bakteri S.albus ditemukan
pada dua sampel darah positif. 2 jenis bakteri
ditemukan dari sampel sputum berjenis :
Streptococcus pneumonia dan Klebsiella pneumonia,
yang masing-masing ditemukan pada 2 dan 1
sampel positif.
Hope I.Staphylococcus Albus / Staphylococcus
Epidermidis.
Available
at
:
http://nursingcrib.com/microbiology/staph
ylococcus-albus-staphylococcusepidermidis/
Klebsiella. Available at :http://www.wrongdiagnosis.com/medical/klebsiella.htm
DAFTAR PUSTAKA
Bimbingan Ketrampilan Dalam Penatalaksanaan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada
Anak. Jakarta, :10 ,1991.
Lokakarya Dan Rakernas Pemberantasan Penyakit
Infeksi saluran pernapasan akut. 1992.
Rendie, J, et.al . Ikhtisar Penyakit Anak. Alih
bahasa: Eric Gultom. Binarupa Aksara.
Jakarta. 1994.
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP.
Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta.
1992.
Thodar
K.Online textbook of bacteriology.
http://www.textbookof
Available
at:
bacteriology.net/S.pneumoniae.html
Umeh o. Klebsiella infection. Available at :
ttp://emedicine.medscape.com/article/2199
07-overview#a0104
Strubble
K. Proteus infection. Available at
:http://emedicine.medscape.com/article/22
6434-overview#a0104
Brenner D.J.,’ C. Richard, Steigerwalt A.G., Asbury
M.A.,Mandel M. Enterobacter Gergoviae
Sp. Nov.: A New Species Of
Enterobacteriaceae Found In Clinical
Specimens
And
Theenvironment.
Internationajlo Urnal Of Systematic
Bacteriology, Jan. 1980, P. 1-6. Vol. 30,
No. 1
Martin J. Aeromonas Hydrophyla. Available at
:http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_20
04/A_hydrophila.htm
Hayes,
John,
Aeromonas
hydrophila,
http://hmsc.oregonstate.edu/classes/MB49
2/hydrophilahayes/. February 6th, 2004
Halt, JG. Krieg WR. Sneath PHA . Stanley JR.
William ST. 1994 Bergeys Manual Of
Determinative Bacteriologi . 9 th Ed. WR
Hensy ( Ed ). The william Wilkins Co.
Baltimore USA.
Download