11. Nematoda Parasit Serangga dan Pemanfaatannya Steinemematids dan Heterorhabditids adalah nematoda parasit pada serangga yang menularkan bakteri yang bersifat mematikan terhadap inangnya. Karektistik simbiosis mutualistik antara nematoda dan bakteri tersebut yang menjadikan cocok dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk mengendalikan hama seranggga pada tanaman pertanian. Hal tersebut juga didukung beberapa kelebihan dengan memanfaatkan nematoda parasit serangga, yaitu : a. Mempunyai kisaran inang luas b. Larva nematoda stadia yang infektif dapat dibiakan secara mudah dan murah balk pada media alami ataupun artifisial c. Biakkan nematoda dapat disimpan dalam jangka waktu yang relative lama dan mudah diplikasikan di lapangan. 11.1. Biologi Nematoda Steinemematids dan Heterorhabditids adalah pathogen obligat di alam, yang dicirikan dengan adanya asosiasi dengan jenis bakteri tertentu dari anggota Genus Xenorhabdus. Setiap spesies nematoda yang bersifat pathogenik terhadap serangga mempunyai asosiasi hanya dengan satu spesies Xenorhabdus. Meskipun memungkinkan satu spesies Xenorhabdus dapat berasosiasi dengan lebih dari satu spesies Steinernema. Larva stadia ke-3 yang infektif pada nematoda Steinemematids dan Heterorhabditids membawa bakteri mutualistik yang spesifik di dalam intestinumnya. Larva nematoda stadia infektif tersebut masuk ke dalam tubuh serangga inang melalui lubang-lubang alami, yaitu mulut, anus atau spirake dan selanjutnya melakukan penetrasi ke dalam haemocoel. Larva infektif nematoda Heterorhabditids juga bisa masuk melalui lapisan kutikula pada daerah yang tipis dari tubuh serangga inang, dan selanjutnya menuju ke haemocoel. Di dalam haemocoel serangga inang, nematoda melepaskan sel-sel bakteri untuk melakukan propagasi dan dapat membunuh serangga inang dalam waktu 48 jam. Sementara itu, nematoda melakukan aktivitas makan pada bakteri Xenorhabdus dan jaringan serangga inang, menghasilkan 2 atau 3 generasi, dan akhirnya menetas dari bangkai serangga yang mati sebagai larva yang infektif untuk mencari serangga inang yang baru. Pada kondisi suhu ruangan, satu siklus hidup pada kebanyakan Steinernematids dari fase infektif sampai menetas dari bangkai serangga inang menjadi larva infektif lagi berkisar 7 — 10 hari, sedangkan untuk nematoda Hetrorhabditids berlangsung 12 — 15 hari. Universitas Gadjah Mada Hubungan antara nematoda parasit serangga dan bakteri Xenorhabdia adalah simbiosis mutualisme. Bakteri mendapatkan keuntungan karena nematoda bertindak sebagai vektor yang memfasilitasi masuk ke dalam tubuh serangga yang mempunyai nilai lebih dalam kaitannya berkompetisi dengan mikroorganisme lain untuk mendapatkan inang. Keuntungan yang diperoleh nematoda adalah dengan membawa bakteri simbiont masuk ke dalam intestinum serangga inang yang steril yang juga melepaskan penghambat enzyme antibakteri yang inducible. Dengan adanya enzyme tersebut dapat menetralisir pengaruh fagosit di dalam intestinum inang dan mengindarkan sifat merusak pada nematoda. Nematoda mendapatkan keuntungan karena propagasi bakteri menyebabkan septicaemia yang membunuh kematian inang dengan cepat dan menjadikan jaringan inang menjadi nutrisi yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya nematoda. Bakteri simbiont juga melindungi nutrisi dalam bangkai serangga tersebut terhadap invasi mikroorganisme pengurai yang lain karena adanya antibiotic yang dikeluarkan bakteri tersebut. 11.2. Taksonomi Di dalam taksonomi, kedudukan nematoda parasit serangga adalah sebagai berikut: Kelas : Secernentea Sub Kelas : Rhabditia Ordo : Rhabditida Sub Ordo : Rhabditina Superfamilia : Rhabditoidea Familia : Rhabditidae Nama ilmiah Steinemema dan Heterorhabditis Dikenal kurang lebih 30 spesies nematoda parasit serangga yang bisa dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk mengendalikan hama serangga. Berikut adalah contoh spesies nematoda, jenis hama dan komoditas . Spesies Nematoda Jenis Hama Komoditas Heterorhaditis bacteriphora Penggerek akar (root weevil) Berri Steinemema riobravis Penggerek akar (root weevil) Jeruk S. carpocapsae Ulat grayak Tanaman sayuran S. carpocapsae Penggerek batang/kayu Ornamental dan H. bacteriphora Universitas Gadjah Mada H. bacteriphora Scarabidae Rumputan Pustaka Acuan : Anonim. 2001. Handbook of Laboratory Techniques for Use with Plant, Soil wand Entomophilic Nematodes. The Univ. of adelaide and CSIRO div. Of Entomology. 26p. Ayoub, Sadek M..1977. Plant Nematology "An agricultural training Aid". State of California, Dept. of Food and Agriculture Division Services. Sacramento, California Barker, K.R.; C.C. carter; and J.N. Sasser. 1985. An Advanced Treatise on Meloidogyne, Vol. 11: Methodology. North Carolina State Univ. Graphics. 223p. Bedding, R.; R. Akharst; & H. Kaya. 1993. Nematodes and the Biological Control of Insect Pests. CSIRO Public. Victoria, Australia. 177p Decker, H. 1981. Plant Nmatodes and Their Control. Amerind publishing co. pvt. Ltd. New Delhi. 540p Luc, M.; R.A. Sikora; & J. Bridge. 1990. Plant Parasitic Nematodes in Subtropical and Tropical Agriculture. C.A.B. Internatioal Inst. of Parasitology. Wallingford, UK. 629p. Norton, D.C. 1978. Ecology of Plant Parasitic Nematodes. John Wiley & Son, Inc. USA. 268p. Singh, R.S & K. Sitaramaiah. 1993. Plant Pathogens : The plant Parasitic Nematodes. Science Publ. U.S.A. Southey, J.F. 1986. Laboratory Methods for Work with Plant and Soil Nematode. London: her Majesty's Stat. Office. 202p. Veech, J.A.and D.W. Dickson. 1987. Vistas on Nematology : A commemoration of the twenty-fifth anniversary of the Society of Nematologists. Soc. of Nematologists Inc. Hyattsville, Maryland. 509p. Universitas Gadjah Mada