KARYA SIAGA GATRA PRAJA

advertisement
DOKTRINGOLONGANKARYA
"KARYASIAGAGATRAPRAJA"
PEMBUKAAN
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 telah mengantar bangsa
Indonesia ke dalam alam kemerdekaan dengan membentuk Negara Kesatuan
RepublikIndonesiayangberlandaskanPancasilasebagaiFilsafatHidup,Ideologi,
Dasar serta Moral Bangsa dan Negara, dan Undang Undang Dasar 1945
Konstitusionilkehidupanbernegara.
Cita-citayangdiceluskandalamrangkapembentukanNegaraKesatuanRepublik
IndonesiaitudirumuskandalamPembukaanUndangUndangDasar1945,yaitu
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah Darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, atau pembentukan
MasyarakatAdildanMakmurrohaniahdanjasmaniahberdasarkanPancasila.
Keseluruhan cita-cita Bangsa itu hendak dicapai di dalam kerangka Undang
UndangDasarNegaraRepublikIndonesiayangterbentukdalamsuatususunan
NegaraRepublikIndonesiayangberkedaulatanrakyatdenganberdasarkepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
purmusyawaratan/perwakilan,sertadenganmewujudkansuatuKeadilanSosial
bagiseluruhrakyatIndonesia.
PerwujudanMasyarakatAdildanMakmurrohaniahdanjasmaniahberdasarkan
Pancasila menuntut karya nyata secara terarah terus menerus dari seluruh
Bangsa Indonesia sesuai dengan kodrat manusia dan tuntutan perkembangan
jaman.Olehkarenaitu,GolonganKaryasebagaisalahsatukekuatansosialpolitik
melaksanakan perjuangannya dengan semangat pembaharuan dan
pembangunan serta mengamalkan Karya dan Kekaryaan atas dasar jenis kerja
dan/ataulingkungan
Untuk menegaskan Dasar Pemikiran sebagai pedoman Karya dan Kekaryaan
yangberdasarkanatasjeniskerjadan/ataulingkungankerjatersebutdisusunlah
DoktrinGolonganKaryadengansebutanKARYASIAGAGATRAPRAJA,sebagai
berikut:
BABI
UMUM
A. PENGERTIANDANISI
1. Doktrin Golongan Karya adalah kesatuan pemikiran Golongan Karya yang
meliputidasar-dasarpemikirantentangKaryadanKekaryaansertapaham-
paham pokok yang menyangkut pengembangan serta pelaksanaan Karya
danKekaryaantersebutsecaranyatadalamperjuanganGolonganKarya.
2. Doktrin Golongan Karya merupakan pedoman, pegangan dan bimbingan
dalammelaksanakansegalakegiatandanusahadalambidang-bidangsosial
ekonomi, sosial budaya, sosial politik, pertahanan keamanan dan
kemasyarakatanlainnyadalamNegaraRepublikIndonesia.
3. DoktrinGolonganKaryamemuatkesadaranakannilai-nilailuhursertacita-
citadangagasanyangdidukung,dihayatidandiamalkanolehseluruhwarga
Golongan Karya dalam mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Adil dan
MakmurrohaniahdanjasmaniahberdasarkanPancasila.
4. SebutanDoktrinGolonganKaryaialah'KARYASIAGAGATRAPRAJA'yang
menunjukkansurya-sengkaladimanaOrganisasiGolonganKaryalahir,yaitu
tahun1964:
KARYA=4
SIAGA =6
GATRA=9
PRAJA =1
SekaligussebutaninimenyatakanderaplangkahsertatekadGolonganKarya
untuksenantiasasiapsediamembangunNegara.
B. SEJARAHPERKEMBANGANGOLONGANKARYA
1. Meskipun Bangsa Indonesia telah hidup dalam alam kemerdekaan sejak
Proklamasi17Agustus1945,namunpengisianalamkemerdekaantersebut
telah lama tertunda karena terdapatnya pertentangan-pertentangan antara
pahampolitikberbagaigolongan,belumditetapkannyahaluanyangmantap
untuk mencapai cita-cita Masyarakat Adil dan Makmur, serta adanya
berbagaibentukpenyelewengandanpemberontakanfisik.
2. Keadaan tersebut disebabkan karena orientasi dan tindakan dalam
kehidupan kenegaraan masih didasarkan atas kekuatan dan kekuasaan,
sehingga struktur kekuasaan hanya merupakan hasil pertentangan antara
golongan yang tidak memungkinkan pelaksanaan pembangunan Bangsa
secaraberencanadannyata.
3.
4.
MasyarakatKekaryaanyangpadahakekatnyaadalahmasyarakatyangberisi
kegiatan kodrati manusia di Indonesia mulai mendapatkan bentuk yang
nyata dengan adanya Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan
berkembang sebagai Golongan Karya. Namun demikian dalam permulaan
sejarah Republik Indonesia terutama antara tahun 1950 sampai dengan
1957kedudukandanperananGolonganKaryabelummemungkinkanuntuk
mengambil bagian dalam Pemilihan Umum 1955, baik karena keadaan
dalam tubuh Golongan Karya sendiri maupun keadaan masyarakat pada
waktu itu. Sejak tahun 1958 Golongan Karya mulai berperan kembali
meskipunbelumterorganisasikansecarateraturdanterarah.
Pengorganisasian Golongan Karya secara teratur dimulai sejak tahun 1960
meskipun mengalami tantangan politik yang berat sebab orientasi
masyarakatmasihsangatdipengaruhiolehorientasipahampolitikideologi
golongan,sertapenghayatanmasyarakatakanhakekatKaryadanKekayaan
belumberkembang.
Menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan itu Golongan Karya
memadukan diri membentuk SEKRETARIAT BERSAMA GOLONGAN KARYA
pada tanggal 20 Oktober 1964. Tanggal tersebut kemudian dikenal sebagai
tanggalberdirinyaOrganisasiGolonganKarya.MulaisaatituGolonganKarya
mempeloporipengarahanorientasiseluruhBangsapadaPembaharuandan
Pembangunan.
5.
6.
7.
Sejak tahun 1965, setelah berhasil dalam ikut serta menumbangkan
kekuasaanOrdeLamadanmenumpaspemberontakanG30S/PKIGolongan
Karya berkembang menjadi satu kekuatan sosial politik dan memberikan
sumbangannyadalampembentukanstabilitasdalammasyarakat.
Dengan kemenangan Golkar Karya dalam Pemilihan Umum 1971 serta
diterimanya sumbangan pemikiran Golongan Karya dalam Sidang Umum
Majelis Permusyawaratan Rakyat bulan Maret 1973 terutama yang
ditetapkanmenjadiGarisGarisBesarHaluanNegara,berartiGolonganKarya
telah mendapatkan kedudukan dan peranan yang nyata dan menentukan
dalam masyarakat, serta menjadi kekuatan inti dalam Pembaharuan dan
PembangunanBangsa.
GolonganKaryainilahbentukpembaharuankonsepsionilmaupunstrukturil
dalam rangka mengarahkan seluruh Rakyat Indonesia sebagai satu Bangsa
yang utuh menuju pembentukan Masyarakat yang adil dan makmur
rokhaniahdanjasmaniahberdasarkanPancasiladanUndangUndangDasar
1945dalamNegaraKesatuanRepublikIndonesia.
C. LANDASAN
Doktrin Golongan Karya berlandaskan PANCASILA dan UNDANG - UNDANG
DASAR1945.
D. ASAS-ASAS
1. AsasKepemimpinanPancasila
2. AsasDemokrasiPancasila
3. AsasKeseimbanganantaraKepentinganUmumdenganKepentinganPribadi
dan/atauKepentinganGolongan.
4. AsasKekeluargaandanGotongRoyong.
5. AsasTidakKenalMenyerahdalamPerjuangan.
BABII
DASAR-DASARPEMIKIRAN
A. HAKEKATKARYA
1. Karyapadahakekatnyaadalahfungsihidupmanusia.Manusiahidupuntuk
berkarya,danberkaryakarenamanusiahidup.MakaKaryabersifatkodrati
danKaryaitulahhidupyangsesungguhnya.DengandemikianKaryaadalah
kegiatankodratimanusiasesuaidengankehendakPenciptaNya.
2. Melalui Karya, baik rokhaniah maupun jasmaniah manusia mengatur dan
mengolah alam hingga semakin berkembang menjadi tempat yang layak
serta sesuai bagi dirinya. Sebaliknya alam yang telah diolah membantu
manusia mengembangkan kesempurnaan dirinya. Dengan demikian Karya
adalah dialog antara manusia dengan lingkungan secara timbal balik
sehingga membahagiakan manusia sebagai umat, manusia sebagai
kelompok,danmanusiasebagaipribadi.
3. Kebahagiaan tersebut ditimbulkan karena Karya sendiri adalah sumber
kegairahandanharusdiselenggarakandemikianrupasehinggabenar-benar
membahagiakanmanusiadalamsegalamatranya.
4. Karya selalu menuntut kemauan, ketekunan, usaha dan tenaga manusia,
maka Karya dalam dinamika hidup biasanya membawa kesukaran dan
pengorbanan.
Namun demikian kesukaran dan pengorbanan itu justru merupakan
tantangan bagi manusia yang apabila dilalui dengan penuh pengertian dan
kesadaranakanmeningkatkannilaiKaryaitusendiri.
5.
6.
7.
8.
Karya sekaligus memiliki sifat sosial dan sifat perorangan yang saling
berkaitan. Maka setiap Karya selalu berguna bagi masyarakat dan
mempunyai arti bagi diri sendiri. Kenyataan ini berlaku dengan sendirinya
secara timbal balik. Oleh karena itu fungsi sosial merupakan sifat yang
melekatpadaKarya.
Karena Karya adalah kegiatan kodrati manusia, maka Karya menjadi
kewajiban setiap orang, baik dengan balas jasa ataupun tidak, dan harus
ditempalkan sedemikian rupa sehingga terciptalah keseimbangan yang
serasiantarakewajibandanhak,sertaantarakeperluandanpengorbanan.
Sebagai konsekuensi dan kewajiban setiap orang untuk berkarya, maka
pengangguranadalahhalyangtidakwajardanharusdiatasisekuattenaga.
Karya dengan demikian adalah kegiatan kodrati manusia yang diabadikan
kepada penyempurnaan hubungan pribadi manusia dengan PenciptaNya,
dengan sesama manusia, dan dengan alam semesta. Dengan berkarya
manusia meningkatkan Kesejahteraannya, dan dalam Karya itu sendiri
tersimpul pengertian keseimbangan yang serasi yang mengarah pada
perwujudanKeadilanSosial.
B. KARYADlDALAMPANCASILA
Dasar pemikiran tentang Karya yang merupakan kegiatan kodrati manusia
tersebut untuk dapat diterapkan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
harusditempatkandiataslandasanPancasiladandengandemikianjugadiatur
dalamkesatuantatananUndangUndangDasar1945.DenganpenempatanKarya
yangdemikiandihasilkanpemikiran-pemikiransebagaiberikut:
1. Dalam rangka Sila KETUHANAN YANG MAHA ESA Karya adalah tanggung
jawabyangdilimpahkanolehTuhanYangMahaEsakepadaUmatNyauntuk
dilaksanakan sebaik-baiknya. Sehingga di samping tujuan duniawi, Karya
mempunyaitujuanakhirat.DengandemikianKaryabaikrokhaniahmaupun
jasmaniah adalah pelaksanaan pengabdian manusia kepada Tuhan Yang
MahaEsa.
2. Dalam rangka Sila KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Karya harus
dinilai menurut norma-norma kemanusiaan. Karena manusia diciptakan
sebagaisatuUmat,makaKaryayangbersifatperoranganharusjugaberguna
untuk sesama, dan melalui sesama berguna bagi Bangsa dan Negara serta
akhirnya berguna bagi seluruh Umat Manusia. Setiap Karya yang melayani
sesama manusia harus pula sesuai dengan martabat manusia. Tidak ada
Karyayanghinaataurendahselamabergunabagisesamamanusia.Syarat-
syaratKaryadengansendirinyajugaharussesuaidenganmartabatmanusia
dalam arti harus dapat meningkatkan kebahagiaan manusia. Dengan
demikian Karya harus menjamin perkembangan pribadi, hasil Karya harus
memuaskan manusia itu sendiri maupun sesamanya, sedangkan balas jasa
harus memadai bagi pemeliharaan pribadi Karyawan, keluarga dan hari
depannya.
3.
4.
5.
Dalam rangka Sila PERSATUAN INDONESIA Karya harus diatur sedemikian
rupa sehingga semakin mempersatukan Bangsa dan memperkuat Negara,
sebab pada dasarnya Karya itu idak mempertentangkan manusia satu
dengan lainnya dengan menumbuhkan perbedaan perlakuan atas dasar
jenis, kesukuan, kedaerahan, keagamaan serta kedudukan sosial. Karya
dengan demikian tidak boleh menimbulkan jurang perbedaan antar
golongan- golongan masyarakat, serta tidak mengenal perbedaan kelas
dalammasyarakat.OlehkarenaituKaryaharusdapatmemupukkerjasama
yang erat diantara kelompok-kelompok jenis kerja dan/atau lingkungan
kerja dalam satu kordinasi yang wajar. Dalam pengertian demikian maka
KaryaitubermanfaatbagiBangsadanNegara.
Dalam rangka Sila KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN Karya
selayaknyaharusdiaturmelaluitatacaraMusyawarahuntukMufakat.Oleh
karena itu setiap pertentangan yang mungkin timbul di antara kelompok-
kelompok Karya tidak dapat diselesaikan secara paksaan sepihak, karena
paksaan sepihak pada dasarnya merugikan tujuan akhir dari segala Karya,
yaitu Kesejahteraan Umum. Sebaliknya, penyelesaian yang berat sebelah
jugabertentangandenganperwujudanKeadilanSosial.
Dalam rangka Sila KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
makaKesejahteraanUmumyangdicapaimelaluiKaryabersamaharusdapat
dinikmati bersama secara seimbang dan merata. Seimbang berarti bahwa
pembagian untuk masing-masing pihak sesuai dengan fungsi karya dan
karyanya,sedangmerataberartitidakdibenarkanadanyajurangperbedaan
yang sangat menyolok. Di sinilah dicita-citakan keseimbangan yang serasi
dalam masyarakat, atau disebut cita-cita Masyarakat Adil dan Makmur
rokhaniah dan jasmaniah berdasarkan Pancasila. Keadilan Sosial juga
mengandung pengertian bahwa Karya harus diiaksanakan bersama dan
untuk kepentingan bersama. Dalam hubungan ini maka khususnya yang
lebih ahli dan lebih kuat justru memiliki tanggung jawab moril untuk ikut
serta meningkatkan yang kurang ahli dan yang lemah. Namun demikian
Keadilan Sosial hanya dapat dicapai melalui perjuangan yang dalam tahap
pendahuluan menuntut pengorbanan yang berat dari setiap warga
masyarakat.
C. HAKEKATKEKARYAAN
1. DengandasarpemikirantentangKaryadanHubungannyadenganPancasila
tersebutKEKARYAANberartisuatuPrinsipPerjuanganuntukmewujudkan
Kesejahteraan Umum dan Keadilan Sosial dalam Masyarakat Bangsa
IndonesiadiataslandasanPancasiladanUndangUndangDasar1945,yang
dilaksanakandenganpemberianDharmaBhaktidalambentukKaryasesuai
denganjeniskerjadan/ataulingkungankerja.
2. KEKARYAAN adalah Prinsip Perjuangan Golongan Karya dalam
mempelopori dan melaksanakan pengisian Cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pembentukan Masyarakat Adil dan
Makmur rokhaniah dan jasmaniah berdasarkan Pancasila dan Undang
UndangDasar1945.
D. KEKARYAANADALAHTUNTUTANJAMAN
1. Telah menjadi kenyataan bahwa pengelompokan politis yang hanya
didasarkanatastingkatansosialkelas,aliran,agamadan/ataukepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan golongan ethnis akan menimbulkan
pertentangan-pertentanganyangberlarut-larut.
2. Kekaryaan merupakan satu-satunya kemungkinan yang baik yang dapat
menyalurkan persamaan-persamaan kepentingan dan mengatasi
pertentangan-pertentangankepentinganyangadadalammasyarakatsecara
kreatif. Pengelompokan yang terjadi atas dasar Kekaryaan merupakan
bentuk pengelompokan yang sesuai dengan kodrat manusia serta tuntutan
jaman.
3. Kekaryaan merupakan saluran yang kreatif sebab berintikan pembagian
kerja yang jelas antar masing-masing bentuk pengabdian yang didasarkan
atas hasil daya, cipta, karsa serta karya. Melalui kekaryaan juga pola
hubungan timbal balik dapat diselaraskan ke arah pemenuhan keperluan
umumsecaraserasi.
E. MASYARAKATKEKARYAAN
1. Perkembangan setiap masyarakat adalah rangkaian kenyataan-kenyataan
sosiologis yang tercermin dalam hubungan timbal balik antar perorangan
dan antar kelompok. Sedang corak hubungan timbal balik yang menjadi
dasar perkembangan itu berpangkal pada bentuk pengelompokan
perorangan, baik yang berbentuk secara naluriah maupun yang berbentuk
berdasarkanperencanaan.
2.
3.
4.
5.
Pada saat pengelompokan dalam masyarakat mulai didasarkan atas
Kekaryaan maka tingkatan-tingkatan sosial kelas, aliran agama dan/atau
kepercayaanterhadapTuhanYangMahaEsa,ataupunantargolonganethnis,
tidaklagimenjadisatu-satunyaukuranobyektif.Halitudisebabkankarena
kekaryaan tidak mengenal pertentangan antar tingkatan sosial antar kelas,
antaraliran,antaragama/ataukepercayaanterhadapTuhanYangMahaEsa,
ataupunantargolonganethnis,sebabtelahberhasilmenumbuhkanukuranukuran baru yang memungkinkan terjalinnya hubungan timbal balik yang
kreatifsertamampumenyelaraskankepentingan-kepentingankhusussetiap
kelompokdalamkeserasiankepentinganumumseluruhmasyarakat.
Dengan demikian masyarakat kekaryaan mendasarkan diri pada hubungan
timbal balik antar kelompok-kelompok karya sesuai dengan jenis kerja
dan/atau lingkungan kerja masing-masing yang diarahkan pada
kesejahteraanyangadilbagiseluruhanggotaMasyarakat.
Denganpolahubunganserupaituakandapatditumbuhkantatacaradalam
orientasidantindakandimanastrukturkekuasaandalammasyarakatbukan
lagi merupakan hasil pertentangan antar golongan tetapi merupakan hasil
pengaturanantarkekaryaan.
Pola pengaturan demikian adalah sesuai dengan aspirasi Bangsa Indonesia
yang menjunjung tinggi asas-asas keselarasan dan keseimbangan. Asas ini
terwujuddalampermusyawaratanuntukmufakat,Gotongroyong,Dayaguna
dan Hasilguna yang pada akhirnya akan mewujudkan proses pemerataan
darihasilPembangunan.
F. MASYARAKATKEKARYAANINDONESIA.
Dengan dasar-dasar pemikiran seperti diuraikan itu maka MASYARAKAT
KEKARYAAN INDONESIA adalah masyarakat yang MENGABDIKAN DIRI
KEPADATUHAN YANG MAHA ESA MELALUI KEKARYAAN BAIK ROKHANIAH
MAUPUN JASMANIAH, MENINGKATKAN MARTABAT KEMANUSIAAN DAN
MENCAPAI KEBAHAGIAAN MELALUI KEKARYAAN BERSATU DALAM
BERKARYA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA BERSAMA, MENEMPUH JALAN
MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT DALAM KEKARYAAN DAN DALAM
MEMECAHKAN PERMASALAHANNYA SERTA BERUSAHA MEWUJUDKAN
MASYARAKATADILDANMAKMURMELALUIKEKARYAAN.
BABIII
GOLONGANKARYA
A. MODALDASAR
1.
2.
3.
Kesadaran, keyakinan keberanian, kejujuran kebijaksanaan, cinta akan Ibu
Pertiwi,danketekunan,dalammenyumbangkankaryabhaktikepadaBangsa
danNegara.
WAWASANNUSANTARAsebagaiWawasanMasyarakatIndonesia.
Hasil perjuangan Golongan Karya bersama seluruh Bangsa Indonesia yang
telah dicapai dibidang ideologi, politik, ekonomi, budaya, pertahanan
keamanan.
4. KeluargaBesarGolonganKarya.
B. HAKEKAT,KEDUDUKANDANFUNGSIGOLONGANKARYA
1. GolonganKaryaadalahsegolonganorangdalamMasyarakatIndonesiayang
menyatukan diri dalam satu organisasi atas dasar persamaan kehendak
untukikutsertamemperjuangkanPembaharuandanPembangunansebagai
pelaksanaan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 melalui pengabdian
Kekaryaan yang didasarkan atas jenis dan/atau lingkungan kerja, dengan
menjunjung tinggi budi pekerti yang luhur dan ketajaman rasio
keseimbanganantarakehidupanrokhaniahdanjasmaniah.
2. Golongan karya berkedudukan sebagai salah satu kekuatan sosial politik
dalamMasyarakatIndonesia.
3. SesuaidengankedudukanituGolonganKarya:
a. berfungsi sebagai pengamal serta pengaman Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai landasan ideologis dan landasan
Konstitusionil Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diproklamasikanpadatanggal17Agustus1945.
b. menyelenggarakan fungsi pendidikan politik. Dengan demikian politik
harus berakar pada kepentingan-kepentingan masyarakat, dan
masyarakatperluberkesadaranpolitikyangmantap.
c. menyelenggarakan fungsi komunikasi politik dengan masyarakat dan
denganPemerintahsecaratimbalbalik.
d. menyelenggarakan fungsi pemaduan kepentingan dan pengajuan
kepentingan masyarakat sesuai dengan cita-cita Pembaharuan
PembangunanBangsa.
Keseluruhan fungsi-fungsi tersebut merupakan perwujudan partisipasi
rakyat dalam penyelenggaraan hidup bernegara dan bermasyarakat yang
harus dijaga kelancaran dan kelangsungannya supaya keseluruhan
kehidupansosial-politikdapatberjalansecarawajar.
C. CITA-CITADANPERJUANGANGOLONGANKARYA
1. Cita-cita Golongan Karya adalah sama dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan17Agustus1945.
2. Untuk mencapai Cita-cita tersebut Golongan Karya melaksanakan
perjuangansebagaiberikut:
a. Mempertahankan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan Pancasila
sebagai Dasar dan Ideologi Negara, serta Undang-Undang Dasar 1945
sebagaiKonstitusiNegara.
b. Menghayati, mengamalkan dan mempertahankan Pancasila
sebagaimanatermaktubdalamPembukaanUndang-UndangDasar1945
sebagai Filsafat Hidup, Ideologi, Dasar dan Moral Bangsa dan Negara
Indonesia. Untuk itu salah satu upaya yang ditempuh ialah berusaha
memantapkan struktur dan kehidupan sosial politik yang berorientasi
pada program pembangunan, serta meninggalkan pertentangan atas
dasarideologigolongan.
c. Melaksanakan Demokrasi Pancasila dalam segala bidang kehidupan
kenegaraan dan kemasyarakatan dengan Pancasila sebagai landasan
idiil serta Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusionil.
Untuk itu berupaya membina rakyat supaya kesadaran hukum,
bernegaradanberdemokrasiPancasila.
d. Memperjuangkan program Pembangunan Nasional yang rasionil untuk
kepentingan rakyat banyak dan mendukung Pemerintah serta
berpartisipasidalampelaksanaannyadisegalabidangkehidupan.Untuk
ituberupayameningkatkanKaryanyatadanmenyempurnakankeahlian
sertaketrampilansesuaidenganjeniskerjadan/ataulingkungankerja,
mendorong pembaharuan, peningkatan produktifitas memperjuangkan
perluasankesempatankerja,sertaperataandarihasilpembangunan.
e. Ikut serta mengusahakan terciptanya Pemerintahan yang kuat,
berwibawa, dan berkelangsungan, serta aparatur yang cakap, penuh
kesetiaandanketaatanpadaNegaradanPemerintah.
f. Menerima sepenuhnya Dwi Fungsi ABRI yaitu peranan ABRI sebagai
kekuatan pertahanan keamanan nasional dan sebagai kekuatan sosial
dalamtugas-tugasnasionaldengandasarpemikiranbahwaABRIadalah
salahsatuunsurMasyarakatKekaryaanIndonesia.
g. Melaksanakan Politik Luar Negeri Aktif yang mengabdi pada
kepentingan nasional, terutama Pembangunan Nasional, menentang
imperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk, serta
mengembangkan kerjasama antar bangsa-bangsa khususnya Asia
Tenggara, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaianabadidankeadilansosial.
PENUTUP
Doktrin Golongan Karya ini disusun, disepakati dan disyahkan sebagai
pengejawantahan tekad seluruh Keluarga Besar Golongan Karya dalam
mengamalkantugasOrganisasi,Pemerintahandankemasyarakatan.
Ditetapkandi :DENPASAR,BALI
Padatanggal :24OKTOBER1978
MUSYAWARAHNASIONALII
GOLONGANKARYA
Download