PROSES MEMAHAMI PESERTA DIDIK DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi / tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka. Beberapa dasar pertimbangan perlunya ” memahami peserta didik ” sebagai berikut : 1) Dasar pertimbangan psikologis bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik. 2) Dasar pertimbangan sosiologi bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah proses memahami peserta didik yang diterapkan pada SMK Piri 1 Yogyakarta tersebut?? II. KAJIAN TEORI A. Pengertian Peserta Didik Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk ‘homo educantum’, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat laten, 1 sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titk optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.” Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya: 1) Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia meruoakan insane yang unik. 2) Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahykan pada penyesuaian dengan lingkungannya. 3) Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi. 4) Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.1 B. Kebutuhan Peserta Didik Tingkah laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kegiatan sekolah pada prinsipnya juga merupakan manifestasi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu tersebut. Oleh sebab 1 Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya. (hlm 39-40) 2 itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan, termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran setepat mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Berikut ini disebutkan beberapa kebutuhan peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru, di antaranya: 1) Kebutuhan jasmaniah Sesuai dengan teori kebutuhan menurut Maslow, kebutuhan jasmaniah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang bersifat instinktif dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan. Kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik yang perlu mendapat perhatian dari guru di sekolah antara lain: makan, minum, pakaian, oksigen, istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak terpenuhi, di samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangn psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmaniah peserta didik ini, sekolah melakukan upaya-upaya seperti: Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang pentingnya pola hidup sehat dan teratur Menanamkan kesadaran kepada peserta didik untuk mengonsumsi makananmakanan yang mengandung gizi dan vitamin tinggi Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk beristirahat Memberikan pendidikan jasmani dan latihan-latihan fisik seperti olahraga. Menyediakan berbagai sarana di lingkungan sekolah yang memungkinkan peserta didik dapat bergerak bebas, bermain, berolahraga, dan sebagainya Merancang bangunan sekolha sedemikian rupa dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, suhu, dan dan sebagainya, yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan nyaman Mengatur tempat duduk peserta didik di dalam kelas sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing. 3 2) Kebutuhan akan rasa aman Rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah. Setiap siswa yang datang ke sekolah sangat mendambakan suasana sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur, serta terhindar dari kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam. Hilangnya rasa aman di kalangan peserta didik juga dapat menyebabkan rusaknya hubungan interpersonalnya dengan orang lain, membangkitkan rasa benci terhadap orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya. Lebih dari itu, perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah. 3) Kebutuhan akan kasih sayang Semua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari orangtua, guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih saying akan senang, betah, dan bahagia berada di dalam kelas, serta memiliki motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya, peserta didik yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, rendah diri, merasa tidak nyaman, sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar, serta memicu munculnya tingkah laku maladaptif. Kondisi demikian pada gilirannya akan melemahkan motivasi belajar mereka. 4) Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri. Mereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. Mereka yang dihargai akan merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka terhadap dirinya dan orang lain akanpositif. Sebaliknya, apabila peserta didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau tidak kurang mendapat tanggapan yang positif atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya terhadap dirinya dan lingkungannya menjadi negatif. Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan rasa berharga di kalangan peserta didik, guru dituntut untuk: Menghargai anak sebagai pribadi yang utuh 4 Menghargai pendapat dan pilihan siswa Menerima kondisi siswa apa adanya serta menempatkan mereka dalam kelompok secara tepat berdasarkan pilihan masing-masing, tanpa adanya paksaan dari guru. Dalam proses pembelajaran, guru harus menunjukkan kemampuan secara maksimal dan penuh percaya diri di hadapan peserta didiknya Secara terus-menerus guru harus mengembangkan konsep diri siswa yang positif, menyadarkan siswa akan kelebihan dan kekurangan yang dimiliknya Memberikan penilaian terhadap siswa secara objektif berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan kualitatif. Artinya, guru harus mampu menilai perkembangan diri peserta didik secara menyeluruh dan bersifat psikologis, tidak semata-mata bersifat matematis 5) Kebutuhan akan rasa bebas Peserta didik juga memiliki kebutuhan untuk merasa bebas, terhindar dari kungkungan-kungkungan dan ikatan-ikatan tertentu. Peserta didik yang merasa tidak bebas mengungkapkan apa yang terasa dalam hatinya atau tidak bebas melakukan apa yang diinginkannya, akan mengalami frustasi, merasa tertekan, konflik dan sebagainya. Oleh sebab itu, guru harus memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam batas-bataa kewajaran dan tidak membahayakan. Mereka harus diberi kesempatan dan bantuan secara memadai untuk mendapatkan kebebasan. 6) Kebutuhan akan rasa sukses Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. Ini menunjukkan bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta didik. Untuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas prestasi yang dicapai, betapapun kecilnya, baik berupa ungkapan verbal maupun melalui ungkapan non-verbal. Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan motivasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan. Kalaupun terdapat peserta didik yang gagal tetap perlu diberi penghargaan atas segala kemauan, semangat, dan 5 keberaniannya dalam melakukan suatu aktivitas. Guru harus menghindari komentarkomentar ynag bernada negative atau menampakkan sikap tidak puas terhadap mereka yang gagal. Komentar-komentar negatif atau sikap tidak puas guru akan membuat peserta didik kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berharga dan putus asa. 7) Kebutuhan akan agama\ Sejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Ynag dimaksud agama dalam kehidupan adalh iman yang diyakini oleh pikiran, diresapkan oleh perasaan dan dilaksanakan dalam tindakan, perbuatan, perkataan dan sikap. Kebutuhan peserta didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat dipenuhii apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang, yang seringkali menguasai pikirannya. Pertentangan tersebut semakin mempertajam keadaan bila reaja tersebut berhadapan dengan berbagi situai, misalnya film di televise maupun di layar lebar yang menayangkan adegan-adegan tidak sopan, mode pakaian yang seronok, buku-buku bacaan serta Koran yang sering menyajikan gambar yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah moral dan agama. Semuanya itu menyebabkan kebingungan bagi remaja yang tidak mempunyai dasar keagamaan dan keimanan. Oleh sebab itu, sangat penting dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai social dan akhlak kepada manusia khususnya bagi remaja sejak usia dini. Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di lingkungannya. Oleh sebab itu pada situasi yang demikian ini peranan orangtua, guru maupun ulama sangat diperlukan.2 C. Karakteristik Perkembangan Peserta didik (Usia Remaja—SMA) Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang yang dewasa. Masa remaja sering dikenal denga masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu: 1) 2 Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya Panut Panuju. 2005. Psikologi remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana. (hlm. 29-30) 6 2) Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagi pria atau wanita dewasa yang menjunjung tinggi oleh masyarakat 3) Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efaektif 4) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya 5) Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya 6) Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak 7) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagi warga Negara 8) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara social 9) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku 10) Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di antaranya: 1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika 2) Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondidi dirinya 3) Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siwa mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olahraga, kesenian, dan sebagainya 4) Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan 5) Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh godaan 7 6) Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif, dan positif 7) Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta 8) Memupuk semangat keberagaman siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran 9) Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya. D. Pentingnya Memahami Peserta Didik Pentingnya Pemahaman Guru Mengenai Peserta Didik diantaranya adalah : 1) Dengan memahami peserta didik, seorang guru akan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan remaja. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orangtua dan guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka, mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan kemampuannya. 2) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak. 3) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai, sehingga guru dapat mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya. 4) Dengan memahami peserta didik, Guru akan lebih mudah dalam memberikan bimbingan belajar yang tepat pada peserta didik.3 III. ANALISA HASIL 3 http://warnadunia.com/psikologi-anak/memahami-peserta-didik-7529/s-37t.htm 8 Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling di SMK Piri 1, bahwa proses memahami peserta didik yang diterapkan di sekolah tersebut adalah dengan cara pendataan hasil observasi terhadap peserta didik yang diamati dari bagaimana tingkah laku peserta didik, bagaimana peserta didik bersikap dalam kesehariannya di sekolah, bagaimana cara peserta didik berpakaian, dan dari bagaiman cara peserta didik berbicara. Memang secara bahasa, apa yang dikemukakan bapak Slamet, selaku Guru Bimbingan Konseling dibandingkan dengan apa yang ada di kajian teori hampir sama, hanya saja kalau di dalam kajian itu jelas lebih detaih juga lebih kompleks. Ditunjukkan ketika di tanyakan mengenai pentingnya memahami peserta didik pada bapak Slamet, bahwa pemahaman mengenai peserta didik itu dibutuhkan agar guru dapat memberikan bimbingan yang tepat kepada siswa, karena siswa mempunyai sikap yang berbeda-beda. Dalam wawancara dengan bapak Slamet, dapat diketahui bahwa mayoritas guru mengartikan ‘memahami peserta didik’ cukup hanya dengan memahami karakter mereka saja tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkan peserta didik. Padahal memahami kebutuhan peserta didik itu adalah hal yang penting. Karena jika kebutuhan peserta didik itu tidak terpenuhi, tentunya akan muncul masalah-masalah yang tidak diharapkan. Selebihnya, teori memang hanyalah teori karena pada pelaksanaannya terkadang ada kendala teknisnya, baik itu dari peserta didiknya itu sendiri, guru-guru, maupun tenaga pendidik lainnya yang kurang memahami apa kebutuhan peserta didik, bagaimana perkembangan peserta didik. Sehingga pelaksanaannya proses memahami peserta didik belum berjalan secara ideal sebagaimana mestinya. IV. KESIMPULAN Pada proses memahami peserta didik penting kiranya memahami kebutuhan peserta didik juga perkembangan peserta didik terlebih dahulu, sehingga peserta didik dapat mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi, sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. V. DAFTAR PUSTAKA Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosdakarya. 9 Panuju, Panut. 2005. Psikologi remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana. http://warnadunia.com/psikologi-anak/memahami-peserta-didik-7529/s-37t.htm 10