indeks angka kuman di ruang pemeriksaan laboratorium rumah

advertisement
INDEKS ANGKA KUMAN DI RUANG PEMERIKSAAN
LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan
pada Program Studi D3 Analis Kesehatan
OLEH :
BELA RESKYA RACHMAN
NIM. 13DA277006
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMADIYAH
CIAMIS
2016
INDEKS ANGKA KUMAN DI RUANG PEMERIKSAAN
LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAMIS
TAHUN 20161
Bela Reskya Rachman2 Doni Setiawan3 Minceu Sumirah4
INTISARI
Laboratorium ialah salah satu bagian dari suatu ruangan yang
berada di rumah sakit, laboratorium kesehatan di gunakan untuk
melakukan pemeriksaan dan analisis terhadap bahan yang berasal dari
individu untuk penentuan berbagai jenis penyakit. Bakteri kontaminasi
adalah salah satu faktor yang mengganggu ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Maka dari itu ruangan laboratorium harus selalu terhindar
dari adanya Bakteri serta mikroorganisme yang lain. Menurut keputusan
menteri kesehatan No.1204/Menkes/SK/X/2004 indeks angka kuman di
laboratorium ialah 200-500 (CFU/M3).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya bakteri
kontaminasi yang terdapat pada Ruang Pemeriksaan Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. Di lihat sudah sesuai atau tidak
dengan Kepmenkes No.1204/Menkes/SK/X/2004.
Penelitian ini merupakan penelitan deskriftif. Penelitian di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis. Sampel di ambil dari 3
ruang pemeriksaan yaitu ruang sampling, hematologi dan kimia klinik.
Hasil penelitian yang telah di lakukan pada 3 ruang pemeriksaan
di Laboratorium rumah Sakit Umum daerah Ciamis diperoleh hasil dari
ruangan Hematologi yaitu 579 CFU/m3, Ruang Kimia Klinik 593 CFU/M3
dan Ruang Sampling 479 CFU/m3. Ruang Hematologi dan Kimia klinik
melebihi standar kepmenkes No.1204/Menkes/SK/X/2004 sebanyak 200500 CFU/M3.
Kata kunci
Kepustakaan
Keterangan
: Indeks Angka Kuman, Ruang Laboratorium.
: 15, 2005-2015/
: 1Judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I,
4 nama pembimbing II.
iv
INDEX NUMBER OF GERMS IN LABORATORY RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CIAMIS YEAR 20161
Bela Reskya Rachman2 Doni Setiawan3 Minceu Sumirah4
ABSTRACT
The laboratory is one part of a room located in a hospital
laboratory, healthcare in use to do the examination and analysis of the
material comes from the individual for the determination of various types of
diseases. Bacterial contamination is one of the factors that interfere with
the accuracy of the results of laboratory examination. Therefore the
laboratory room should always avoid the presence of bacteria and other
microorganisms. According to the decision of the Minister of health no.
1204/Menkes/SK/X/2004 index number of germs in the laboratory is 200500 (CFU/M3).
The purpose of this research is to know the presence of bacterial
contamination found in the Space Laboratory Examinations General
Hospital Area Ciamis. In the view is in compliance or not with the
Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004.
This research is the study deskriftif. Research in the laboratory of
the Ciamis Area General Hospital. Samples taken from the examination
room 3 i.e. the sampling room, haematology and clinical chemistry.
The results of the research that has been done on laboratory
examination room 3 public hospitals Ciamis area retrieved results from
Hematology, namely 579 CFU/M3, space Chemistry Clinic 593 CFU/M3
and a Sampling of 479 CFU/M3. Clinical Chemistry and Hematology space
exceeds the standard kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 as many
as 200-500 CFU/M3.
Keywords
Library
Description
: Index Number Of Germs, Room Laboratory.
: 15, 2005-2015/
: 1 The title of the, 2 name of student, 3 name of
supervisor I, 4 name of supervisor II.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bakteri
adalah
mikroorganisme
bersel
tunggal
yang
panjangnya beberapa meter dan memiliki morfologi dari berupa basil,
kokus sampai bentuk spiral. Keberadaan bakteri sangat penting dalam
kehidupan mulai dari pembentukan zat atau substansi seperti peran
dalam fiksasi dan siklus nutrisi, sampai penguraian serta dekomposisi
atau pembusukan dan penghancuran hidupnya berinteraksi dengan
lingkungan dan makluk hidup lainnya dapat bersifat simbiosis
mutualistis dapat juga bersifat parasitik sebagai patogen tetapi bakteri
juga bersifat merugikan dan dapat menimbulkan penyakit bagi
manusia. Ada beberapa tempat yang merupakan tempat tumbuhnya
bakteri seperti pada tanah permukaan bumi, di perairan air panas, air
laut, di bawah permukaan tanah dan ada yang dapat berkembang
pada sampah zat radioaktif merupakan tempat tumbuhnya bakteri
(Subandi, 2010).
Tempat tumbuh mikroorganisme bukanlah di udara, Laju
ventilasi, padatnya orang dan sifat serta taraf kegiatan orang yang
menempati ruangan tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pencemaran mikroba di dalam ruangan. Mikroorganisme
terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung dan mulut selama
bersin, batuk dan bercakap-cakap. Organisme yang memasuki udara
dapat terangkut sejauh dalam beberapa meter atau beberapa
kilometer, sebagian segera mati dalam beberapa detik, dan yang lain
dapat hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan
lebih lama lagi. Bakteri yang berasal dari udara biasanya akan
menempel pada permukaan tanah, lantai, maupun ruangan. Jenis
bakteri kontaminan yang sering di temukan diantaranya adalah
1
2
bacillus
subtilis,
Stapylococcus
sp,
Streptococcus
sp,
dan
Pseudomonas (Irianto, 2006).
Pengaruh bakteri kontaminasi udara yang terdapat di rumah
sakit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial
adalah infeksi yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit
penularannya melalui udara setelah +72 jam berada di tempat
tersebut yang berasal dari faktor mikribiologis dan faktor lingkungan.
penyakit yang sering terjadi akibat infeksi nosokomial yaitu infeksi
saluran kemih, infeksi aliran darah, pneumonia dan infeksi pada lika
oprasi. Infeksi nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab
meningkatnya angka kematian (mortality) di rumah sakit, sehingga
dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang
maupun negara maju. Saat ini, angka kejadian infeksi nosokomial
telah dijadikan salah satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit. Izin
oprasional sebuah rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka
kejadian di rumah sakit (Darmadi, 2008). Suatu penelitian yang di
lakukan oleh WHO menunjukan sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit di 14
negara eropa, timur tengah, asia tenggara dan pasifik terdapat infeksi
nosokomial dengan asia tenggara sebanyak 10% di Indonesia
sebanyak 39-60% dan Jawa Barat sebanyak 2,2% (Darmadi, 2008).
Kebersihan dijelaskan dalam Quran Surat Al Baqarah ayat
222:
….
Artinya : “….SesungguhNya Allah mengasihi orang-orang yang
banyak
bertaubat,
dan
mengasihi
orang-orang
yang sentiasa
mensucikan diri (Q.S Al Baqarah : 222).
Laboratorium ialah salah satu bagian dari suatu ruangan yang
berada di rumah sakit, laboratorium kesehatan di gunakan untuk
melakukan pemeriksaan dan analisis terhadap bahan yang berasal
3
dari manusia untuk penentuan berbagai jenis penyakit, kondisi
kesehatan
atau
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
perorangan. Penunjang diagnosa berbagai penyakit merupakan hasil
dari pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium harus
memenuhi syarat ketelitian dan ketepatan. Bakteri kontaminasi adalah
salah satu faktor yang mengganggu ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Maka dari itu ruangan laboratorium harus selalu
terhindar dari adanya Bakteri serta mikroorganisme yang lain (Jawtz,
2008).
Menurut
keputusan
menteri
kesehatan
No.1204/Menkes/SK/X/2004 indeks angka kuman di laboratorium
ialah 200-500 (CFU/M3).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang indeks angka kuman di ruang
pemeriksaan Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis tahun
2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Berapa banyak indeks angka kuman
di ruang pemeriksaan Laboratorium RSUD Ciamis?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui indeks angka kuman di ruang pemeriksaan
Laboratorium RSUD Ciamis pada tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memberikan tambahan wawasan tentang indeks angka
kuman
terutama
yang
Laboratorium RSUD Ciamis.
terdapat
di
ruang
pemeriksaan
4
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pembendaharaan karya tulis ilmiah tentang
indeks angka kuman yang terdapat di ruang pemeriksaan
Laboratorium RSUD Ciamis.
3. Bagi RSUD Ciamis
Memberikan informasi kepada pihak Laboratorium RSUD
Ciamis bahwa indeks angka kuman di ruang pemeriksaan
laboratorium No.1204/Menkes/SK/X/2004 indeks angka kuman di
laboratorium ialah 200-500 (CFU/M3), sehingga apabila hasilnya
melebihi nilai standar maka pihak laboratorium RSUD Ciamis
harus lebih memperhatikan lagi kebersihan di ruang pemeriksaan
Laboratorium agar terbebas dari kontaminasi mikroorganisme
seperti Bakteri.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini telah dilakukan survey dan di temukan
peneliti sebelumnya yang mirip dengan penelitian yang akan di
laksanakan
yaitu
identifikasi
jamur
diruangan
Laboratorium
Mikrobiologi STIKes Muhamadiyah Ciamis.
Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu Indeks
Angka Kuman yang terdapat diruang pemeriksaan Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Bakteri
Pada umumnya, pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh
faktor, suhu, cahaya, kelembaban, derajat keasaman (pH), dan
faktor kimia lainnya (Misnadiarly dan Husjain, 2014).
a. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktifitasnya, bakteri dibagi
menjadi 3 golongan:
1) Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah
yang suhunya antara 00-300C, dengan suhu optimum
150C
2) Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah yang
suhunya antara 150-550C, dengan suhu optimum 250-400C
3) Bakteri termofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah yang
bersuhu tinggi antara 400-750C, dengan suhu optimum
250-400C
4) Pada tahun 1967 di yellow Stone Park ditemukan bakteri
yang hidup dalam sumber air panas bersuhu antara 930940C
b. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan
bakteri. Umumnya cahaya merusak sel mikroorganisme yang
tidak
berklorofil.
Sinar
ultraviolet
dapat
menyebabkan
terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian bakteri. Pengaruh
cahaya terhadap bakteri dapat digunakan sebagai dasar
sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
5
6
c. Kelembaban udara
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang
cukup
tinggi, kira-kira 85%. Pengurangan kadar air dari
protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti,
misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
d. Derajat keasaman lingkungan (pH)
Kebanyakan bakteri tumbuh subur pada pH 6,5-7,5.
Sangat sedikit bakteri yang dapat tumbuh padapH asam (di
bawah pH 4). Hal ini yang menyebabkan makanan tertentu
dapat diawetkan dengan penambahan suasana asan atau
secara fermentasi. Beberapa bakteri disebut dengan asidofil
karna dapat menoleransi keasaman.
Bakteri merupakan organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok
organisme: bakteri, protozoa, virus, serta algae (ganggang) dan
cendawan (fungi) mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita
mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (mikroba
atau protista) dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatannya antara
sesamanya seperti juga dengan kelompok, organisme lainnya,
pengendaliannya,
dan
peranannya
dalam
kesehatan
serta
kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan
hidup kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan dan yang lain
merugikan. Banyak diantaranya menjadi penghuni dalam tubuh
manusia. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan
yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari misalnya
seperti pembuatan anggur, keju, yoghurt, produksi penisilin, serta
proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan
limbah (Irianto, 2014)
Bakteri adalah sel prokariotik yang khas, uniseluler dan
tidak mendukung struktur yang terbatasi membran didalam
sitoplasmanya. Sel-selnya secara khas, berbentuk bola seperti
7
batang atau spiral. Bakteri memiliki diameter yang khas sekitar 0,5
sampai 1,0 µm dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 µm. Reproduksi
terutama dengan pembelahan biner sederhana yaitu suatu proses
aseksual. Beberapa dapat tumbuh pada suhu 0 0C, ada yang
tumbuh dengan baik pada sumber air panas yang suhunya 900C
atau lebih. Kebanyakan tumbuh diantara suhu kedua ekstrim ini
(00C sampai 900C) (Irianto, 2014).
Keberadaan bakteri sangat penting dalam kehidupan mulai
dari pembentukan zat atau substansi seperti peran dalam fiksasi
dan siklus nutrisi, sampai penguraian serta dekomposisi
atau
pembusukan dan penghancuran hidupnya berinteraksi dengan
lingkungan dan makluk hidup lainnya dapat bersifat simbiosis
mutualistis dapat juga bersifat parasitik sebagai patogen tetapi
bakteri juga bersifat merugikan dan dapat menimbulkan penyakit
bagi manusia. Ada beberapa tempat yang merupakan tempat
tumbuhnya bakteri seperti pada tanah permukaan bumi, di
perairan air panas, air laut, di bawah permukaan tanah dan ada
yang dapat berkembang pada sampah zat radioaktif merupakan
tempat tumbuhnya bakteri (Subandi, 2010).
Tempat tumbuh mikroorganisme bukanlah di udara, Laju
ventilasi, padatnya orang dan sifat serta taraf kegiatan orang yang
menempati
ruangan
tersebut
adalah
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat pencemaran mikroba di dalam ruangan.
Mikroorganisme terhembuskan dalam bentuk percikan dari hidung
dan mulut selama bersin, batuk dan bercakap-cakap. Organisme
yang memasuki udara dapat terangkut sejauh dalam beberapa
meter atau beberapa kilometer,sebagian segera mati dalam
beberapa detik, dan yang lain dapat hidup selama bermingguminggu, berbulan-bulan, atau bahkan lebih lama lagi. Bakteri yang
berasal dari udara biasanya akan menempel pada permukaan
tanah, lantai, maupun ruangan. Jenis bakteri kontaminan yang
8
sering
di
temukan
diantaranya
adalah
bacillus
subtilis,
Stapylococcus sp, Streptococcus sp, dan Pseudomonas (Irianto,
2006).
2. Bakteri Pencemaran Udara
Dari sekian banyak jenis bakteri yang terdapat di alam
bebas ada beberapa jenis bakteri yang sering ditemukan di
daerah tropis dan berperan sebagai bakteri kontaminan. Jenisjenis
bakteri
kontaminan
di
udara
bebas
yaitu,
bacillus,
Staphylococcus sp, Streptococcus sp, dan Pseudomonas.
a. Bacillus subtilis
Merupakan kuman berbentuk batang gram-negatif, dan
mempunyai spora, fakultatif anaerob dapat bergerak dengan
flagela.
Mikroorganisme ini sering
di jadikan indikator
kontaminasi karna ketahanannya dalam mempertahankan diri
karna terbungkus dengan spora (jawetz,1992). Bakteri ini
terdapat di udara, air, dan debu. Bakteri ini tidak patogen
dapat menyebabkan degenerasi protein, dapat menimbulkan
bau yang tidak sedap. Bakteri ini membentuk spora dalam
lemak, minyak, trmasuk parafin cair, dan dapat bertahan
hingga bertahun tahun (Iswari, 2007).
b. Staphylococcus sp
infeksi Staphylococcus terjadi mulai dari infeksi ringan
sampai yang cepat fatal. Bakteri ini dapat sulit diobati,
terutama yang ditularkan di rumah sakit, karena kemampuan
staphylococcus yang luar biasa untuk menjadi resisten
terhadap antibiotika. Umumnya perlu penurunan kekebalan
tubuh
inang
yang
nyata
untuk
terjadinya
infeksi
Staphylococcus aureus, misalnya kulit yang rusak atau
masuknya benda asing (contonya, luka, infeksi bedah, atau
pemasangan infus). Staphylococcus aureus yang asimtomatik
sering ditemukan, dan organisme ini ditemukan pada 40%
9
orang sehat, dibagian hidung, kulit, ketiak, atau perineum.
Staphylococcus epidermidis merupakan kokus gram positif
bergerombol.
Koagulase
negatif.
Katalase
positif
memproduksi β-laktamase dan merupakan flora normal pada
kulit dan membran mukosa. Transmisi melalui tangan (Irianto,
2014).
c. Streptococcus sp
streptococcus adalah bakteri yang termasuk kedalam
kelompok asam laktat yang merupakan flora bakteri yang
banyak hidup di rongga mulut dan faring manusia dan
beberapa jenis hewan. Sel bakteri streptococus termasuk
gram-positif, katalase negatif, hidup dalam suasana anaerob
fakultatif
dan
berbentuk
sferis
atau
ovoid,
tersusun
berpasangan, atau merupakan rantai pendek atau rantai
panjang. Pneumokokus (S. Pneumoniae) adalah diplokokus
gram positif, sering berbentuk-bentuk atau tersusun seperti
rantai, memiliki kapsul polisakarida yang digunakan untuk
penentuan
tipe
dengan
antiserum
spesifik.
Zat
aktif-
permukaan kemungkinan memindahkan atau menginaktivasi
inhibitor autolisin dinding sel. Pneumokokus normalnya
terdapat di saluran nafas atau pada sekitar 5-40% manusia
dapat menyebabkan pneumonia, sinusitas, otitis, bronkitis,
meningitis, dan proses infeksi lainnya (Jawetz, 2008)
d. Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas merupakan batang gram negatif, bersifat
aerob dan motil beberapa di antaranya menghasilkan pigmen
yang larut air. Pseudomonas banyak terdapat di tanah, udara,
air, tanaman dan hewan. Pseudomonas aeruginosa sering
terdapat pada flora normal usus dan kulit manusia dalam
jumlah kecil serta merupakan patogen utama dalam grup
Pseudomonas.
Pseudomonas
aeruginosa
menyebabkan
10
infeksi pada luka dan luka bakar, menimbulkan pus hijau
kebiruan, dan jika bakteri masuk dapat menyebabkan
meningitis biasanya dapat terjadi setelah pembedahan saraf
dan juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih jika
bakteri tersebut masuk melalui kateter dan peralatan atau
larutan irigasi (Jawetz, 2014).
Pseudomonas
aeruginosa merupakan bakteri Gram-
negatif, berbentuk kokus basil dengan motilitas unipolar.
Bakteri dari keluarga pseudomonadaceae ini dapat hidup
bebas di tanah, air, flora kulit, dan lingkungan buatan manusia
di seluruh dunia. Bakteri ini sifat hidupnya yaitu aerobik
atauanaerobik fakultatif yang dapat menyebabkan penyakit
oportunistik
pada
manusia,
hewan
maupun
tumbuhan.
0
P.aeruginosa dapat tumbuh pada suhu sekitar 40 C,dan dapat
hidup pada minyak diesel. Karna bakteri ini disebut sebagai
mikroorganisme
pengguna
hidrokarbon
yang
dapat
menyebabkan terjadinya karat. P.aeruginosa membentuk
berbagai jenis pigmen, yaitu pyocyanin (biru-hijau), pyoverdine
(kuning-hijau dan berfluoresensi) dan pyorubin (merah-coklat)
(Jawetz, 2008).
3. Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
Laboratorium ialah salah satu bagian dari suatu ruangan
yang berada di rumah sakit, laboratorium kesehatan di gunakan
untuk melakukan pemeriksaan dan analisis terhadap bahan yang
berasal dari manusia untuk penentuan berbagai jenis penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan perorangan. Penunjang diagnosa berbagai penyakit
merupakan
hasil
dari
pemeriksaan
laboratorium.
Hasil
pemeriksaan laboratorium harus memenuhi syarat ketelitian dan
ketepatan. Bakteri kontaminasi adalah salah satu faktor yang
mengganggu ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Maka
11
dari itu ruangan laboratorium harus selalu terhindar dari adanya
Bakteri, virus, jamur serta mikroorganisme yang lain (Jawtz,
2008).
Menurut
keputusan
menteri
kesehatan
No.1204/Menkes/SK/X/2004 indeks angka kuman di laboratorium
ialah 200-500 (CFU/m3).
Di ruangan laboratorium RSUD Ciamis terdapat Berbagai
macam ruangan seperti :
a. Ruang Adminitrasi : Tempat dimana pasien mendaftarkan diri
dan melakukan pembayaran.
b. Ruang Sampling : Ruangan yang biasa dipakai untuk kegiatan
mengambil darah pasien yang digunakan untuk pemeriksaan
laboratorium.
c. Ruang
hematologi
:
Ruangan
yang
digunakan
untuk
memeriksa darah rutin.
d. Ruangan Kimia : Ruangan ini biasa digunakan untuk
pemeriksaan kimia darah dan serologi.
e. Ruang Dokter : Ruangan yang sengaja disediakan untuk
kegiatan dokter.
f.
Ruang Istirahat pegawai laboratorium : Ruangan ini di
gunakan untuk tempat beristirahat pegawai laboratorium pada
saat jam istirahat dan juga sebagai tempat penimpanan
barang pegawai.
g. Ruangan Gudang : digunakan untuk penyimpanan alat dan
bahan yang diperlukan laboratorium (Survey peneliti).
4. Upaya pencegahan Bakteri Kontaminasi diudara
Pengendalian bakteri sangat esensial dan penting didalam
industri dan produki pangan, obat-obatan, kosmetika dan lainnya.
Alasan utama pengendalian organisme adalah : Mencegah
penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme
pada inang yang terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan
perusakan bahan oleh mikroorganisme.
12
Bakteri dapat dikendalikan dengan berbagai cara, dapat
dengan diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau
proses fisika atau bahan kimia.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan jumlah populasi
bakteri diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kebersihan dan sanitasi
Kebersihan dan sanitasi sangat penting di dalam
menurangi jumlah populasi bakteri pada suatu ruang/tempat.
Prinsip
kebersihan
dan
sanitasi
adalah
menciptakan
lingkungan yang tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi
pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar
populasi mikroba.
b. Desinfeksi
Merupakan
proses
pengaplikasian
bahan
kimia
(desinfektans) terhadap peralatan lantai, dinding atau lainnya
untuk membunuh sel vegetatif mikrobial.
c. Antiseptik
Adalah aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis
terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegan
pertumbuhan mikoorganisme dengan cara menghancurkan
atau menghambat aktifitas bakteri.
d. Sterilisasi
Proses penghancuran semua jenis kehidupan sehingga
menjadi
steril.
Sterilisasi
seringkali
dilakukan
dengan
pengaplikasian udara panas,dalam memilih metode sterilisasi,
hendaknya menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitashasil
sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus, mengingat
adanya resiko kontaminasi kembali saat penimpanan dan
terutama pada saat akan digunakan dalam tindakan medis.
13
Ada beberapa metode stelisisasi yang dapat digunakan
yaitu sebagai berikut :
1) Metode Uap panas bertekanan tinggi
Prinsip dasarUap panas pada suhu, tekanan, dan
waktu pemaparan tertentu mampu membunuh mikroba
patogen dengan cara denaturasi protein dari enzim dan
membran inti.
2) Metode panas kering
Melalui
mekanisme
kinduksi,
panas
akan
diabsorbsi oleh permukaan dari luar yang disterilkan. Lalu
merambat kebagian yang lebih dalam dari peralatan
tersebut suhu untuk sterilkan tercapai secara merata.
Mikroba terbunuh dengan cara oksidasi, dimana protein
mikroba akan mengalami biologisnya.
3) Metode gas kimia
Etilen oksida membunuh mikroba melalui reaksi
kimia, yaitu reaksi alkilasi. Pada reaksi ini terjadi
penggantian gugus atom hidrogen pada sel mikroba alkil,
sehingga metabolismedan reproduksi sel terganggu.
e. Pengendalian Mikroba dengan Radiasi
f.
Pengendalian Mikroba dengan Filtrasi(Darmadi, 2008).
5. Standar Bangunan Ruang Laboratorium klinik
a. Dinding terbuat dari bahan porselin setinggi langit-langit atau
dicat dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman,
berwarna terang.
b. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, tinggi
minimal 2,7 meter dari lantai.
c. Lebar pintu minimal 1,2 meter dan tinggi minimal 2,1 meter.
d. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
14
e. Tersedia rak dan lemari untuk penyimpanan reagensia siap
pakai.
f.
Ventilasi atau penghawaan sebaiknya digunakan tersendiri
yang dilengkapi filter bakteri. Pemasangan AC minimal 2
meter dari lantai dan aliran udara bersih.
g. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah
h. Dilengkapi dengan kran cuci tangan
(Kemenkes, 2010)
6. Pemeriksaan Jumlah Bakteri
Angka kuman adalah Angka yang menunjukan adanya
mikroorganisme pathogen atau non pathogen yang amat sangat
kecil yang dapat menyebabkan penyakit.
Menurut Irianto (2006) pemeriksaan jumlah bakteri dapat
diadakan perhitungan langsung secara mikroskopis yaitu:
a. Cara menghitung langsung (metode kaca objek)
1) Metode Bilik Hitung
2) Metode Breed
b. Metode Ukur Kekeruhan
c. Metode Turbidimetri dan Nefelometri
d. Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT)
Menurut (Pratiwi.T,2008) perhitungan jumlah bakteri dapat
di lakukan dengan dua cara yaitu :
a. Pengukuran secara langsung yaitu :
1) Menggunakan bilik hitung (counting chamber)
2) Menggunakan Electric chamber
3) Metode plating technique
4) Metode filtrasi membrane
b. Pengukuran tidak langsung
1) Pengukuran secara kekeruhan
2) Pengukuran secara aktivitas metabolit
3) pengukuran berat sel kering.
15
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah
bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling
sering
digunakan adalah cara
perhitungan koloni
dengan
menggunakan metode Total count yaitu perhitungan jumlah
mikroba, baik bakteri, jamur, mikroalge serta kelompok lainnya,
tampa harus menentukan jenisnya (Sariawiria, 2008).
B. Kerangka Konsep
Ruang Pemeriksaan
Laboratorium RSUD Ciamis
Indeks Angka Kuman
ALT (Angka Lempeng
Total)
Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi standar
No.1204/Menkes/SK/X/2004
No.1204/Menkes/SK/X/2004
Keterangan :
: Memenuhi standar
: Tidak memenuhi standar
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran, Al-Baqarah, 222. (2000) Diponegoro : CV Diponegoro
Darmadi. (2008) Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta: Salemba Medika.
Dorlan, W. A. (2007) Kamus kedokteran Dorlan Edisi 29. Jakarta : KDT
Irianto. (2006) Mikrobiologi Menguak Dunia Mikrobiologi. CV. Yrama
Widya
Irianto. (2014) Bakteriologi medis, Mikologi medis, dan Virologi medis.
Bandung : Alfabeta,CV
Irianto, Koes. (2006) Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikrobiologi. Bandung :
Yrama Widya
Irianto. (2014) Mikrobiologi kedokteran. Bandung : ALFABETA
Jawetz, dkk. (2008) Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Jawetz, dkk. (2014) Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Misnadiarly
dan Husjain. (2014) Mikrobiologi
Laboratorium. Jakarta : PT.Rineka Cipta
untuk
Klinik
dan
Pratiwi, T. Syilvia. (2008) Mikrobiologo farmasi. Jakarta. PT. Erlangga
Soedarto. (2015) Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : CV.Sagung Seto.
Subandi. (2014) Mikrobiologi Perkembangan Kajian dan Pengamatan
dalam Persfaktif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Tamher. (2008) Mikrobiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta : CV.
Trans Info Media
Y. Al-Barry M. Dachlan (dkk). (2001) Kamus Istilah Medis. Surabaya :
Arloka.
26
Download