evaluasi pelaksanaan pembelajaran e

advertisement
EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
E-LEARNING DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG
Nur Asiah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung
email: [email protected]
Abstrak:
Pembelajaran merupakan totalitas aktivitas pembelajaran yang diawali dengan perencanaan
dan diakhiri dengan evaluasi dan follow up. Perkembangan ilmu pengetahuan diikuti dengan
perkembangan teknologi informasi internet dan teknologi mutakhir. Dengan adanya inovasi
pendidikan, proses pembelajaran dapat dikembangkan dan ditingkatkan mutu kualitasnya
dengan teknologi informasi yang lebih dikenal dengan e-learning. E-learning merupakan model
pembelajaran baru dalam pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi pihak sekolah dan guru adalah kemampuan
menerapkan e-learning, budaya belajar mandiri yang kurang, guru yang belum mampu
menggunakan dan mengembangkan pembelajaran secara e-learning serta sistem jaringan
internet yang tidak dapat diakses. Teknik pengumpulan data yang digunakn dalam penelitian ini
adalah pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Implementasi e-learning sering
menimbulkan perdebatan dikalangan sekolah SMA Budaya Bandar Lampung. Kendala yang
dihadapi yakni peserta didik harus memiliki self-efficiacy (kekuatan untuk belajar secara
mandiri), dan guru serta pemerintah kurang berkomitmen menjalankan pembelajaran elearning. Kendala lainnya dalam pembelajaran e-learning yakni SMA Budaya Bandar
Lampung tidak memiliki biaya yang cukup untuk pengadaan instrument, tidak semua peserta
didik memiliki kesanggupan untuk membeli media e-learning. Faktor lainnya yakni tidak semua
guru dan peserta didik mampu menyediakan pangkalan untuk mengakses internet.
Kata kunci: e-learning, inovasi pendidikan
dan
PENDAHULUAN
Seiring
dengan
semakin
“pembelajaran”.
Pendidikan
merupakan konsep idealnya, sedangkan
berkembangnya ilmu pengetahuan, guru
pembelajaran
tidak lagi menjadi satu-satunya sumber
operasional dalam rangka pengembangan
ilmu dalam suatu proses pembelajaran,
potensi atau kemampuan manusia dengan
melainkan hanya sebagai fasilitator saja.
melakukan kegiatan mendidik, melatih
Atas dasar ini, maka pembelajaran adalah
atau mengajar. Kata pembelajaran di sini
merupakan
berarti memberi pelajaran.
totalitas
pembelajaran
yang
perencanaan
dan
evaluasi,
dengan
yang
follow
konsep
diawali
dengan
Menurut undang–undang Sisdik-
diakhiri
dengan
nas tahun 2003 tentang sistem pendidikan
diteruskan
nasional bahwa pendidikan adalah usaha
kemudian
up
aktivitas
merupakan
(tindak
lanjut).
sadar yang dilakukan untuk menyiapkan
Berdasarkan paparan ini, maka tampak
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
jelas benang merah antara “pendidikan”
pengajaran atau latihan. Untuk melakukan
166
perubahan kepribadian tersebut, maka
sedangkan CBSA merupakan hasil dari
diperlukan
inovasi tersebut.
upaya
pembaharuan
pembelajaran yang benar-benar sangat
Kehadiran
teknologi
informasi
diperlukan oleh peserta didik. Proses
merupakan salah satu bentuk adanya
pembelajaran dapat dilakukan dimana
inovasi
saja dengan berbagai cara misalnya
inovasi pendidikan, proses pembelajaran
membaca buku, informasi melalui film,
dapat dikembangkan dan ditingkatkan
surat
mutu
kabar,
televisi,
internet
dan
interaksi.
pendidikan.
kualitasnya
Dengan
dengan
adanya
teknologi
informasi yang lebih dikenal dengan e-
Perkembangan ilmu pengetahuan
learning. E-learning merupakan model
diikuti dengan perkembangan teknologi
pembelajaran baru dalam pendidikan
yang ditandai
memberikan peran dan fungsi yang besar
dengan
perkembangan
sistem informasi internet dan teknologi
mutakhir
lainnya.
Dalam
bagi dunia pendidikan.
konteks
E-learning adalah suatu sistem
perubahan, pembelajaran dituntut kearah
atau
“kebaruan pembelajaran”.
memanfaatkan teknologi informasi dalam
Pembaharuan
pembelajaran
konsep
pendidikan
yang
proses belajar mengajar. Berikut beberapa
merupakan suatu pembaharuan dalam
pengertian
proses pembelajaran untuk meningkatkan
sumber:
hasil belajar atau tujuan pembelajaran.
1. Pembelajaran yang disusun dengan
Dengan kata lain, pembaharuan ini
tujuan menggunakan sistem elektronik
dilakukan karena metode atau pendekatan
atau
pembelajaran yang sebelumnya dianggap
mendukung
tidak maksimal dalam mencapai tujuan
pembelajaran(Michael, 27:2013).
pembelajaran.
Dengan
pembelajaran
komputer
dari
sehingga
berbagai
mampu
proses
2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan
melakukan
akan
ada
inovasi
menggabungkan prinsip-prinsip dalam
kebaruan
proses pembelajaran dengan teknologi
pembelajaran. Contohnya perubahan yang
(Ardiasyah, Evan, 56: 2013).
terjadi pada pendekatan DDCH menjadi
CBSA.
E-learning
Perubahan
yang
3. Sistem pembelajaran yang digunakan
dilakukan
sebagai sarana untuk proses belajar
merupakan proses inovasi pembelajaran,
mengajar yang dilaksanakan tanpa
harus bertatap muka secara langsung
167
antara
guru
dengan
peserta
sederhana
didik(Ardiasyah, Evan, 56: 2013).
Pengembangan
dilakukan
demi
dapat
difahami
sebagai suatu proses pembelajaran yang
e-learning
peningkatan
e-learning
memanfaatkan
teknologi
informasi
mutu
berupa komputer yang dilengkapi dengan
pendidikan melalui penggunaan teknologi
sarana telekomunikasi (internet, intranet,
internet. Metode
ekstranet) dan multimedia (grafis, audio,
E-learning tidak saja
dipakai di perguruan tinggi, tetapi juga
video)
dimulai dari sekolah dasar pun juga sudah
penyampaian
bisa memakai sistem pembelajaran ini.
Setidaknya ada empat komponen penting
Karena
dalam membangun budaya belajar dengan
jelas
dengan
dirasakan
adanya
kemajuan
Terjadi
manfaatnya
e-learning
pendidikan
pergeseran
di
untuk
media
utama
materi
menggunakan
Indonesia.
dan
model
dalam
interaksi.
e-learning
di
sekolah.
dalam
Pertama, peserta didik dituntut
pranata pendidikan dari sifat terpusat
secara mandiri dalam belajar dengan
menjadi desentralistis. Kebijakan tersebut
berbagai pendekatan e-learning. Kedua,
dapat
guru
dimaknai
paradigma
sebagai
sebagai
pemberian
otonomi
yang seluas-luasnya
sekolah
dalam
mengelola
mampu
mengembangkan
kepada
pengetahuan
dan
keterampilan,
sekolah,
memfasilitasi
dalam
pembelajaran,
mengembangkan kurikulum, mengatur
memahami belajar dan hal-hal yang
strategi, metode dan model pembelajaran.
dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga,
Pemerintah menerbitkan kurikulum baru
tersedianya infrastruktur yang memadai.
yakni
satuan
Terakhir keempat, administrator yang
pendidikan (KTSP). Konsekuensi yang
kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam
harus ditanggung oleh sekolah adalah
memfasilitasi
restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah
Permasalahan yang dihadapi sekolah saat
(capacity building), profesionalisme guru,
ini adalah pada tingkat kesiapan peserta
penyiapan infrastruktur, kesiapan peserta
belajar,
didik dalam proses belajar dan iklim
pembiayaan,
akademik sekolah.
sistem penyelenggaraan dan daya dukung
kurikulum
tingkat
Beragam istilah dan batasan telah
sekolah
pembelejaran.
guru,
infrastruktur
efektifitas
dalam
pembelajaran,
menyelenggarakan
dikemukakan oleh para ahli teknologi
pembelajaran
informasi dan pakar pendidikan. Secara
Informasi Komunikasi.
168
sekolah,
berbasis
Teknologi
Dalam dinamika pendidikan saat
ini menjadi kendala dalam pembelajaran
ini sudah selayaknya sekolah berusaha
elearning. (5). Kultur tatap muka dalam
semaksimal mungkin mengadakan media
proses pembelajaran masih dominan. Ini
pembelajaran
dipicu oleh kebiasaan dalam menerima
perangkat
yang
komputer
menggunakan
hasilnya
informasi dalam bentuk lisan. (6). Belum
sangat nyata bagi perkembangan proses
terbentuknya budaya belajar mandiri di
pendidikan di sekolah tersebut. Tuntutan
kalangan peserta didik. Peserta didik
IPTEK
ini
masih ada ketergantungan dengan guru
mendorong pengadaan komputer, internet
atau dosen dalam pembelajaran. (7). E-
dan perangkat elektronik lainnya berada
learning belum menjadi kebutuhan bagi
disekolah untuk kemajuan pendidikan
peserta didik sebagai sumber belajar.
secara umum.
Diktat
dan
dunia
karena
kerja
saat
Berkenaan dengan hal tersebut,ada
beberapa
kendala
disekolah-sekolah
yang
wajib
masih
mendominasi sumber belajar, terutama di
dihadapi
(1).
buku
daerah-daerah. Internet digunakan masih
Tidak
pada taraf pemenuhan kebutuhan akan
semua sekolah mempunyai biaya yang
hiburan dan tukar informasi. (8). E-
cukup untuk pengadaan instrument yang
Learning belum menjadi kebutuhan guru
dibutuhkan,
dalam
pengembangan,
seperti:
dan
pengoperasian,
sumber
belajar
pemeliharaan
peserta didiknya. Masih ada guru merasa
perangkat e-learning. (2). Tidak semua
sangat penting dan harus menyampaikan
peserta
kemampuan
sendiri materi pelajaran pada peserta
ekonomi yang sama. Kemiskinan peserta
didiknya. Banyak terjadi dikalangan guru
didik merupakan kendala utama. Masih
mempertahankan
banyak penduduk Indonesia berada pada
dikarenakan mereka beranggapan bahwa
garis kemiskinan. (3). Belum semua
guru adalah sumber ilmu. Gejala ini pada
daerah mampu menyediakan pangkalan
umumnya terjadi pada guru yang sudah
untuk mengakses internet. Kondisi ini
lama (senior) dalam mengajar. (9). Belum
menjadikan daerah di Indonesia terbagi
terciptanya
menjadi daerah maju, daerah tertinggal
masyarakat di negara kita. Pendidikan di
serta daerah terpencil. (4). Infrastruktur
negara
listrik yang belum memadai. Masih
(formal). Sumber belajar masih terpusat
adanya daerah belum dialiri listrik. Hal
di sekolah. (10). Bagi sekolah swasta
didik
serta
memperkaya
memiliki
169
kita
sikap
“statis”nya
pendidikan
masih
berbasis
berbasis
sekolah
(yayasan di wilayah Bandar Lampung)
dapat dipahami bahwa inovasi adalah
untuk dua tahun belakangan ini sungguh
“pembaharuan”, baik berupa idea atau
sangat ironis karena adanya sistem “bina
gagasan, kelakuan
lingkungan” yang berdampak kepada
manusia, yang diamati atau dirasakan
semakin menurunnya kwantitas peserta
sebagai suatu yang baru bagi seseorang
didik, dan ini berdampak kepada faktor
atau kelompok orang (masyarakat).
ekonomi, yang
atau benda buatan
berpengaruh kepada
Inovasi pendidikan dapat diartikan
sarana dan prasarana sekolah.(Erdres,15:
sebagai suatu perubahan yang baru dan
2015).
berbeda untuk meningkatkan kemampuan
Sekolah
mengadakan
Sekolah
harus
berusaha
seperangkat
harus
berusaha
guna mencapai tujuan tertentu secara
komputer.
maksimal
dalam
memasang
konteks keilmuan, inovasi pendidikan
jaringan internet Guru harus dituntut
menjadi
mampu
dibicarakan dari masa ke masa.
menggunakan
komputer
dan
mengakses internet Guru harus dituntut
berkreatif
dalam
yang
selalu
Dalam
hangat
Isu ini selalu juga muncul tatkala
media
orang membicarakan tentang hal-hal yang
menggunakan
berkaitan dengan pendidikan, karena
komputer dan internet, misalnya membuat
berkenaan dengan pendidikan, karena
power point dan mendonload bahan ajar
berkenaan dengan penentuan masa depan
di internet. Hal ini, maka pendidikan
suatu
formal termasuk sekolah SMA Budaya
sangat futuristik (orientasi masa depan).
pembelajaran
menciptakan
topik
pendidikan.
atau
bangsa,
sehingga
benar-benar
Bandar Lampung diharapkan juga mampu
mengembangkan pembelajaran dengan
Penemuan
sarana e-learning.
Penyebaran Pembelajaran PAI
Pengembangan
Berbicara
adalah
inovasi
(pembaharuan) akan sangat terkait erat
Inovasi Pembelajaran
Inovasi
mengenai
dan
suatu
upaya
dengan istilah invention dan discovery.
memperkenalkan berbagai hal yang baru
Adapun
dengan tujuan untuk memperbaiki segala
sesuatu yang benar-benar baru. Discovery
sesuatu yang sudah terbiasa
adalah penemuan sesuatu (benda yang
dengan
invention
ada
penemuan
maksud supaya timbulnya praktik yang
sebenarnya
baru (Wijaya dkk, 6:1992) Sehingga
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan
170
telah
adalah
sebelumnya).
sebagai usaha menemukan karya baru
mengetengahkan proses pengembangan
atau benda yang baru dengan jalan
bahan-bahan
melakukan
Beberapa
kegiatan
yang
disebut
kurikulum
elemen
yang
baru.
pengembangan
invention dan discovery. Tegasnya, bahwa
kurikulum ialah tim ahli penulis program
inovasi dapat berupa hasil dari invention
kurikulum, sekolah percobaan tempat
atau discovery.
bahan-bahan
Pembaharuan
(invention)
disiapkan
untuk
yang
diujicobakan, dan desain riset evaluatif
terjadi dalam pendidikan kadang-kadang
dibuat untuk menilai keefektifan berbagai
menggambarkan suatu hasil yang sangat
pembaharuan kurikulum.
berbeda dengan yang terjadi sebelumnya.
Sedangkan
konsep
diffusion
Sebagai contoh penemuan terhadap abjad
(penyebaran) seringkali digunakan secara
pelajaran yang pertama oleh seorang
sinonim dengan konsep dissemination.
Inventor
James
penemuan
Definisi Diffusion menurut Roger adalah
Thomas
Alva
(1847-1931)
“penyebaran suatu ide baru dari sumber
Pitman,
Edison
menciptakan suatu yang baru yang belum
invention-nya
pernah ada sebelumnya yaitu penemuan
penyerap yang terakhir”. Kalau istilah
perekam
diffusion adalah netral dan benar-benar
suara
elektronik,
penyempurnaan mesin telegram
yang
memasudkan
kepada
pemakai
penyebaran
atau
suatu
secara otomatis mencetak huruf mesin,
pembaharuan, dissemination digunakan
mesin piringan hitam, dan pengembangan
disini untuk menunjukkan
bola lampu pijar. Sedangkan Discovery
diffusi yang terencana yang didalamnya
adalah mempunyai makna penemuan
beberapa
sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah
langkah-langkah khusus untuk menjamin
ada sebelumnya, tetapi belum diketahui.
agar suatu pembaharuan akan mencapai
Pengembangan
(development)
jumlah
biro
suatu pola
(agency)
pengadopsi
mengambil
(penyerapan
pembaharuan) paling banyak.1
menurut Wijaya bahwa pembaharuan
biasanya mengalami suatu pengembangan
sebelum masuk dalam dimensi skala
Karakteristik
besar. Development sering bergandengan
PAI
Inovasi
Pembelajaran
dengan riset sehingga produser “research
King dan Anderson menjelaskan
dan development yang biasa digunakan
ciri inovasi, (1) suatu inovasi adalah hasil
dalam
pendidikan.
Riset
ini
171
yang dapat dilihat, proses atau hasil
Urgensi Inovasi Pembelajaran PAI
dalam suatu organisasi. (2) suatu inovasi
Inovasi jelas penting bagi setiap
harus merupakan suatu latar sosial baru
kehidupan
manusia
dan
masyarakat.
yang diperkenalkan terhadap kelompok
Penemuan
baru
kerja, bidang atau seluruh organisasi, (3)
peningkatan
suatu inovasi harus bertujuan bukan
kesejahteraan manusia. Ada lima tipe
sekedar bersifat sesaat.
inovasi menurut para ahli, yaitu:
yang
mutu
lebih
hidup
bagi
dan
Kebaharuan dalam inovasi diukur
secara
subjektif,
menurut
pandangan
a. Inovasi
produk,
yang
melibatkan
individu. Jika suatu ide dianggap baru
pengenalan barang baru, pelayanan
oleh seseorang maka ia adalah inovasi
baru,
(bagi orang itu). Adapun ciri-ciri suatu
meningkat.
inovasi yang dikemukakan oleh Rogers
b. Inovasi
adalah sebagai berikut:
a. Adanya
yang
relatif,
yaitu
substansial
proses,
implementasi
keuntungan
secara
melibatkan
peningkatan
kualitas
produk baru.
sejauh mana satu inovasi dianggap
c. Inovasi pemasaran, mengembangkan
menguntungkan bagi penerimanya.
metode mencari pangsa pasar baru
b. Bersifat “kompatibel”, yaitu tingkat
dengan meningkatkan kualitas desain,
kesesuaian
inovasi
dengan
nilai,
pengemasan, promosi, dan lain-lain.
pengalaman
dan
kebutuhan
dari
d. Inovasi kreasi organisasi baru, praktek
penerima.
bisnis, cara menjalankan organisasi
c. Bersifat “Kompleksitas”,yaitu suatu
atau perilaku berorganisasi.
inovasi memiliki tingkat kesukaran
e. Inovasi model bisnis, mengubah cara
untuk memahami dan menggunakan
berbisnis
inovasi bagi penerimanya.
dianut.
d. Bersifat
“triabilitas”,
yaitu
suatu
Faktor
inovasi yang ada apakah dapat dicoba
berdasarkan
Pendorong
nilai
yang
Inovasi
Pembelajaran PAI
atau tidak dalam kehidupan penerima.
Inovasi pada dasarnya merupakan
e. Bersifat “observabilitas”, yaitu suatu
pemikiran cemerlang yang bercirikan hal
inovasi benar-benar dapat diamati
baru ataupun berupa praktik tertentu
hasilnya atau keuntungannya.
ataupun berupa produk dari suatu hasil
olah pikir dan olah tehnologi yang
172
diterapkan melalui tahapan tertentu yang
diaktualisasikan sebagai sumber belajar,
diyakini
di antaranya adalah:
dan
dimaksudkan
untuk
memecahkan persoalan yang timbul dan
memperbaiki
suatu
keadaan
a. Proses
pembelajaran
tertentu
menekankan
ataupun proses tertentu yang terjadi di
teknologinya
masyarakat.
paedagogisnya;
Ada beberapa faktor lain yang
b. Lebih
pada
dari
memikirkan
lebih
kapasitas
pada
aspek
prestasi
yang
juga berpengaruh pada inovasi, yakni:
dicapai melalui hard ware dan soft
lingkungan kerja yang kondusif dan
ware,
kreatif, kompleksitas pekerjaan dan tipe
peserta didik;
pengawasan
yang
diterapkan
dalam
ketimbang
c. Lebih
prestasi
mementingkan
belajar
kualitas
perusahaan, budaya dan iklim organisasi
teknologi yang dipakai dari pada
hebat.2
kualitas dan proses belajar peserta
inovatif
yang
berkinerja
Pendorong lainnya untuk inovasi seperti
didik;
yang disampaikan oleh Barnett dalam
d. Konsentrasi guru lebih banyak pada
Syafaruddin disebutkan secara terperinci:
konten materi dari pada proses belajar
(1) keinginan-keinginan yang dari dalam
yang dialami peserta didik;
sendiri, (2) keinginan atau kebutuhan
e. Rancangan
e-learning
lebih
yang bergantung dengan pihak lain, (3)
mengutamakan desain tampilan dari
kehendak untuk berubah.
pada konten materi yang harus dikuasi
peserta didik.
Kendala
PEMBAHASAN
SMA Budaya Bandar Lampung seperti
dipaparkan di atas, maka ada beberapa
Implementasi e-learning sering
masyarakat
perdebatan
pembelajar.
solusi dari pihak civitas academika SMA
dikalangan
Budaya dimaksud, sebagai berikut:
di
1. Peserta didik, mereka (Peserta didik
SMA Budaya Bandar Lampuung. Ada
SMA Budaya Bandar Lampung) harus
beberapa kemungkinan yang muncul, jika
memiliki self effiicacy yaitu kekuatan dari
e-learning
dalam diri untuk belajar secara mandiri.
di
Terutama
inovasi
pembelajaran PAI melalui e-learning di
Implementasi
Pembelajaran
PAI
melalui E-Learning di SMA Budaya
Bandar Lampung
menimbulkan
implementasi
implementasikan
dan
173
2.
Guru,
mereka
harus
memiliki
secara e-Learning. Beberapa kendala
komitmen bahwa peserta didik SMA
yang dirasakan para civitas academika
Budaya Bandar Lampung belajar tidak
SMA Budaya Bandar Lampung yakni
harus bersama guru, melainkan dapat
(1) SMA Budaya Bandar Lampung tidak
dilaksanakan
memiliki
dimana-mana
dan
dari
biaya
yang
cukup
untuk
berbagai sumber belajar. Guru berfungsi
pengadaan instrument yang dibutuhkan,
sebagai konseptor, fasilitator, motivator
pengoperasian,
dan konselor.
pemeliharaannya. Kendala berikutnya (2)
3. Pemerintah,
juga
serta
punya
Tidak semua peserta didik SMA Budaya
komitmen dalam memajukan pendidikan
Bandar Lampung memiliki kesanggupan
yang
perkembangan
untuk membeli media e-learning. Faktor
zaman, termasuk SMA Budaya Bandar
kendala ke (3) tidak semua guru dan
Lampung.
peserta didik SMA Budaya Bandar
4.
Lampung
sesuai
harus
pengembangan,
dengan
Masyarakat, dapat menjadi mitra
mampu
menyediakan
pendidikan (khususnya SMA Budaya
pangkalan untuk mengakses internet.
Bandar Lampung) agar akselarasi dalam
Daerah tertinggal dan daerah terpencil,
dunia bisnis juga dapat diseimbangkan
rata-rata tidak dapat mengakses internet.
dalam dunia pendidikan.
5.
Sekolah,
Budaya
berikutnya
(4)
Bandar
infrastruktur listrik SMA Budaya Bandar
Lampung sebagai tempat penyelenggara
Lampung yang belum memadai. Hal ini
pendidikan
disebabkan masih adanya daerah belum
pemakaian
SMA
Kendala
dapat
mengoptimalkan
e-learning.
Desain
dan
dialiri listrik, bahkan menjadi kendala
informasinya selalu di update.
dalam pembelajaran e-learning. Kendala
6. Keluarga, Wali murid SMA Budaya
SMA Budaya Bandar Lampung dalam
Bandar
dapat
konteks ini adalah sering matinya lampu
menciptakan budaya belajar di rumah
listrik bergilir dimaksud, hal ini menjadi
untuk semua anggota keluarga.
problem
Lampung
sebaiknya
tersendiri
mengimplementasikan
Kendala Inovasi Pembelajaran PAI
melalui E-Learning di SMA Budaya
Bandar Lampung
disaat
proses
pembelajaran PAI di sekolah. Faktor
kendala ke (5) proses pembelajaran secara
kendala
tatap muka masih mendominasi di SMA
dalam pelaksanaan proses pembelajaran
Budaya Bandar Lampung. Beberapa guru
Indonesia
mengalami
174
muda sudah mulai menerapkan proses
sepanjang hayat (life long education).
pembelajaran PAI dengan menggunakan
Paradigma masyarakat terhadap konsep
e-learning.
pembelajaran masih berada pada:
Berikutnya
(6)
belum
terbentuknya budaya belajar mandiri di
a. Guru adalah orang tempat menuntut
kalangan peserta didik SMA Budaya
ilmu.
Bandar Lampung.
dianggap belajar;
Peserta
didik
SMA
Belajar
tanpa
guru,
belum
Budaya
b. Sekolah, Madrasah, Pesantren adalah
dimaksud masih ketergantungan dengan
tempat belajar yang dianggap sah dan
guru dalam proses pembelajaran PAI
sakral;
khususnya. Padahal saat ini, hampir
c. Ijazah adalah akhir dari kegiatan
semua bahan ajar bisa diakses melalui
belajar. Belajar adalah untuk mencari
internet oleh peserta didik, meskipun
ilmu yang ditandai dengan penerimaan
tanpa kehadiran guru PAI itu sendiri.
ijazah.
Faktor kendala berikutnya (7) e-
Kalau
sudah
mendapatkan
ijazah, kegiatan belajar berhenti.
learning belum menjadi kebutuhan bagi
Lebih Jauh dipaparkan bahwa
guru dan peserta didik SMA Budaya
kendala
Bandar Lampung. Internet digunakan
khususnya
masih pada taraf pemenuhan kebutuhan
tentunya tidak luput dari faktor penunjang
akan hiburan dan tukar informasi. Ini
dan penghambat, di antaranya adalah:
dapat
a. Faktor Penunjang
kita
lihat
dari
beberapa
inovasi
pembelajaran
berbasis
PAI
e-learning
ini,
pemanfaatan jejaringan sosial. Kendala ke
1. Penerapan manajemen dengan baik;
(9) sangat sedikit tenaga ahli jaringan
2. Kerjasama tim antara guru dan
komputer SMA Budaya Bandar Lampung
yang
berminat
pada
pendidikan.
belum
terciptanya
Selanjutnya
(10)
pendidikan
berbasis
masyarakat
pimpinan;
3. Adanya kerjasama yang baik antara
pengelola
di
pendidikan
dengan
yayasan;
sekolah. Pendidikan di SMA Budaya
4. Hubungan komunikasi antara guru
Bandar Lampung masih berbasis lokal.
dengan wali murid;
Hal ini dikarenakan pendidikan berbasis
5. Keuangan dan Pembiayaan.
masyarakat belum berlangsung secara
komprehensif. Bahkan belum banyak
yang mempunyai komitmen untuk belajar
175
b. Faktor Penghambat
1. Kemampuan SDM yang kurang;
2. Fasilitas komputer dan laptop yang
kurang memadai;
3. Tampilan website text based;
4. Alokasi waktu yang kurang untuk
sosialisasi e-learning;
5. Ada beberapa materi pelajaran yang
tidak dapat diterapkan dengan elearning.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ancok, Djamaluddin, Psikologi
Kepemimpinan
dan
Inovasi,
Surabaya: Erlangga, 2011.
[2] Allen, Michael, Guide to E-learning,
Canada: John Wiley & Sons, 2013.
[3] Ardiansyah, Ivan. Eksplorasi Pola
Komunikasi
dalam
Diskusi
Menggunakan
Moddle
pada
Perkuliahan Simulasi Pembelajaran
Kimia,
Bandung:
Universitas
Pendidikan Indonesia, 2013.
[4] B. Miles dan Michael A. Huberman,
Qualitative data Analysis, Beverly
Hills: Sage Publication, 1984.
[5] Edres, Yayasan SMA Budaya Bandar
Lampung-wawancara, 2015.
[6] Rogert, Everett, dan F. Floyd,
Memasyarakatkan Ide-Ide Baru,
terjemahan
Abdillah
Hanafi,
Surabaya: Usaha Nasional, 1987.
[7] Sa’ud, Udin Syaefuddin, Inovasi
Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2011.
[8] Wijaya, Cece. Upaya Pembaharuan
dalam Pendidikan dan Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosda Karya
176
Download