EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN E-LEARNING DI SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG Nur Asiah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung email: [email protected] Abstrak: Pembelajaran merupakan totalitas aktivitas pembelajaran yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dan follow up. Perkembangan ilmu pengetahuan diikuti dengan perkembangan teknologi informasi internet dan teknologi mutakhir. Dengan adanya inovasi pendidikan, proses pembelajaran dapat dikembangkan dan ditingkatkan mutu kualitasnya dengan teknologi informasi yang lebih dikenal dengan e-learning. E-learning merupakan model pembelajaran baru dalam pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Permasalahan yang dihadapi pihak sekolah dan guru adalah kemampuan menerapkan e-learning, budaya belajar mandiri yang kurang, guru yang belum mampu menggunakan dan mengembangkan pembelajaran secara e-learning serta sistem jaringan internet yang tidak dapat diakses. Teknik pengumpulan data yang digunakn dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Implementasi e-learning sering menimbulkan perdebatan dikalangan sekolah SMA Budaya Bandar Lampung. Kendala yang dihadapi yakni peserta didik harus memiliki self-efficiacy (kekuatan untuk belajar secara mandiri), dan guru serta pemerintah kurang berkomitmen menjalankan pembelajaran elearning. Kendala lainnya dalam pembelajaran e-learning yakni SMA Budaya Bandar Lampung tidak memiliki biaya yang cukup untuk pengadaan instrument, tidak semua peserta didik memiliki kesanggupan untuk membeli media e-learning. Faktor lainnya yakni tidak semua guru dan peserta didik mampu menyediakan pangkalan untuk mengakses internet. Kata kunci: e-learning, inovasi pendidikan dan PENDAHULUAN Seiring dengan semakin “pembelajaran”. Pendidikan merupakan konsep idealnya, sedangkan berkembangnya ilmu pengetahuan, guru pembelajaran tidak lagi menjadi satu-satunya sumber operasional dalam rangka pengembangan ilmu dalam suatu proses pembelajaran, potensi atau kemampuan manusia dengan melainkan hanya sebagai fasilitator saja. melakukan kegiatan mendidik, melatih Atas dasar ini, maka pembelajaran adalah atau mengajar. Kata pembelajaran di sini merupakan berarti memberi pelajaran. totalitas pembelajaran yang perencanaan dan evaluasi, dengan yang follow konsep diawali dengan Menurut undang–undang Sisdik- diakhiri dengan nas tahun 2003 tentang sistem pendidikan diteruskan nasional bahwa pendidikan adalah usaha kemudian up aktivitas merupakan (tindak lanjut). sadar yang dilakukan untuk menyiapkan Berdasarkan paparan ini, maka tampak peserta didik melalui kegiatan bimbingan, jelas benang merah antara “pendidikan” pengajaran atau latihan. Untuk melakukan 166 perubahan kepribadian tersebut, maka sedangkan CBSA merupakan hasil dari diperlukan inovasi tersebut. upaya pembaharuan pembelajaran yang benar-benar sangat Kehadiran teknologi informasi diperlukan oleh peserta didik. Proses merupakan salah satu bentuk adanya pembelajaran dapat dilakukan dimana inovasi saja dengan berbagai cara misalnya inovasi pendidikan, proses pembelajaran membaca buku, informasi melalui film, dapat dikembangkan dan ditingkatkan surat mutu kabar, televisi, internet dan interaksi. pendidikan. kualitasnya Dengan dengan adanya teknologi informasi yang lebih dikenal dengan e- Perkembangan ilmu pengetahuan learning. E-learning merupakan model diikuti dengan perkembangan teknologi pembelajaran baru dalam pendidikan yang ditandai memberikan peran dan fungsi yang besar dengan perkembangan sistem informasi internet dan teknologi mutakhir lainnya. Dalam bagi dunia pendidikan. konteks E-learning adalah suatu sistem perubahan, pembelajaran dituntut kearah atau “kebaruan pembelajaran”. memanfaatkan teknologi informasi dalam Pembaharuan pembelajaran konsep pendidikan yang proses belajar mengajar. Berikut beberapa merupakan suatu pembaharuan dalam pengertian proses pembelajaran untuk meningkatkan sumber: hasil belajar atau tujuan pembelajaran. 1. Pembelajaran yang disusun dengan Dengan kata lain, pembaharuan ini tujuan menggunakan sistem elektronik dilakukan karena metode atau pendekatan atau pembelajaran yang sebelumnya dianggap mendukung tidak maksimal dalam mencapai tujuan pembelajaran(Michael, 27:2013). pembelajaran. Dengan pembelajaran komputer dari sehingga berbagai mampu proses 2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan melakukan akan ada inovasi menggabungkan prinsip-prinsip dalam kebaruan proses pembelajaran dengan teknologi pembelajaran. Contohnya perubahan yang (Ardiasyah, Evan, 56: 2013). terjadi pada pendekatan DDCH menjadi CBSA. E-learning Perubahan yang 3. Sistem pembelajaran yang digunakan dilakukan sebagai sarana untuk proses belajar merupakan proses inovasi pembelajaran, mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung 167 antara guru dengan peserta sederhana didik(Ardiasyah, Evan, 56: 2013). Pengembangan dilakukan demi dapat difahami sebagai suatu proses pembelajaran yang e-learning peningkatan e-learning memanfaatkan teknologi informasi mutu berupa komputer yang dilengkapi dengan pendidikan melalui penggunaan teknologi sarana telekomunikasi (internet, intranet, internet. Metode ekstranet) dan multimedia (grafis, audio, E-learning tidak saja dipakai di perguruan tinggi, tetapi juga video) dimulai dari sekolah dasar pun juga sudah penyampaian bisa memakai sistem pembelajaran ini. Setidaknya ada empat komponen penting Karena dalam membangun budaya belajar dengan jelas dengan dirasakan adanya kemajuan Terjadi manfaatnya e-learning pendidikan pergeseran di untuk media utama materi menggunakan Indonesia. dan model dalam interaksi. e-learning di sekolah. dalam Pertama, peserta didik dituntut pranata pendidikan dari sifat terpusat secara mandiri dalam belajar dengan menjadi desentralistis. Kebijakan tersebut berbagai pendekatan e-learning. Kedua, dapat guru dimaknai paradigma sebagai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya sekolah dalam mengelola mampu mengembangkan kepada pengetahuan dan keterampilan, sekolah, memfasilitasi dalam pembelajaran, mengembangkan kurikulum, mengatur memahami belajar dan hal-hal yang strategi, metode dan model pembelajaran. dibutuhkan dalam pembelajaran. Ketiga, Pemerintah menerbitkan kurikulum baru tersedianya infrastruktur yang memadai. yakni satuan Terakhir keempat, administrator yang pendidikan (KTSP). Konsekuensi yang kreatif serta penyiapan infrastrukur dalam harus ditanggung oleh sekolah adalah memfasilitasi restrukturisasi dalam pengelolaan sekolah Permasalahan yang dihadapi sekolah saat (capacity building), profesionalisme guru, ini adalah pada tingkat kesiapan peserta penyiapan infrastruktur, kesiapan peserta belajar, didik dalam proses belajar dan iklim pembiayaan, akademik sekolah. sistem penyelenggaraan dan daya dukung kurikulum tingkat Beragam istilah dan batasan telah sekolah pembelejaran. guru, infrastruktur efektifitas dalam pembelajaran, menyelenggarakan dikemukakan oleh para ahli teknologi pembelajaran informasi dan pakar pendidikan. Secara Informasi Komunikasi. 168 sekolah, berbasis Teknologi Dalam dinamika pendidikan saat ini menjadi kendala dalam pembelajaran ini sudah selayaknya sekolah berusaha elearning. (5). Kultur tatap muka dalam semaksimal mungkin mengadakan media proses pembelajaran masih dominan. Ini pembelajaran dipicu oleh kebiasaan dalam menerima perangkat yang komputer menggunakan hasilnya informasi dalam bentuk lisan. (6). Belum sangat nyata bagi perkembangan proses terbentuknya budaya belajar mandiri di pendidikan di sekolah tersebut. Tuntutan kalangan peserta didik. Peserta didik IPTEK ini masih ada ketergantungan dengan guru mendorong pengadaan komputer, internet atau dosen dalam pembelajaran. (7). E- dan perangkat elektronik lainnya berada learning belum menjadi kebutuhan bagi disekolah untuk kemajuan pendidikan peserta didik sebagai sumber belajar. secara umum. Diktat dan dunia karena kerja saat Berkenaan dengan hal tersebut,ada beberapa kendala disekolah-sekolah yang wajib masih mendominasi sumber belajar, terutama di dihadapi (1). buku daerah-daerah. Internet digunakan masih Tidak pada taraf pemenuhan kebutuhan akan semua sekolah mempunyai biaya yang hiburan dan tukar informasi. (8). E- cukup untuk pengadaan instrument yang Learning belum menjadi kebutuhan guru dibutuhkan, dalam pengembangan, seperti: dan pengoperasian, sumber belajar pemeliharaan peserta didiknya. Masih ada guru merasa perangkat e-learning. (2). Tidak semua sangat penting dan harus menyampaikan peserta kemampuan sendiri materi pelajaran pada peserta ekonomi yang sama. Kemiskinan peserta didiknya. Banyak terjadi dikalangan guru didik merupakan kendala utama. Masih mempertahankan banyak penduduk Indonesia berada pada dikarenakan mereka beranggapan bahwa garis kemiskinan. (3). Belum semua guru adalah sumber ilmu. Gejala ini pada daerah mampu menyediakan pangkalan umumnya terjadi pada guru yang sudah untuk mengakses internet. Kondisi ini lama (senior) dalam mengajar. (9). Belum menjadikan daerah di Indonesia terbagi terciptanya menjadi daerah maju, daerah tertinggal masyarakat di negara kita. Pendidikan di serta daerah terpencil. (4). Infrastruktur negara listrik yang belum memadai. Masih (formal). Sumber belajar masih terpusat adanya daerah belum dialiri listrik. Hal di sekolah. (10). Bagi sekolah swasta didik serta memperkaya memiliki 169 kita sikap “statis”nya pendidikan masih berbasis berbasis sekolah (yayasan di wilayah Bandar Lampung) dapat dipahami bahwa inovasi adalah untuk dua tahun belakangan ini sungguh “pembaharuan”, baik berupa idea atau sangat ironis karena adanya sistem “bina gagasan, kelakuan lingkungan” yang berdampak kepada manusia, yang diamati atau dirasakan semakin menurunnya kwantitas peserta sebagai suatu yang baru bagi seseorang didik, dan ini berdampak kepada faktor atau kelompok orang (masyarakat). ekonomi, yang atau benda buatan berpengaruh kepada Inovasi pendidikan dapat diartikan sarana dan prasarana sekolah.(Erdres,15: sebagai suatu perubahan yang baru dan 2015). berbeda untuk meningkatkan kemampuan Sekolah mengadakan Sekolah harus berusaha seperangkat harus berusaha guna mencapai tujuan tertentu secara komputer. maksimal dalam memasang konteks keilmuan, inovasi pendidikan jaringan internet Guru harus dituntut menjadi mampu dibicarakan dari masa ke masa. menggunakan komputer dan mengakses internet Guru harus dituntut berkreatif dalam yang selalu Dalam hangat Isu ini selalu juga muncul tatkala media orang membicarakan tentang hal-hal yang menggunakan berkaitan dengan pendidikan, karena komputer dan internet, misalnya membuat berkenaan dengan pendidikan, karena power point dan mendonload bahan ajar berkenaan dengan penentuan masa depan di internet. Hal ini, maka pendidikan suatu formal termasuk sekolah SMA Budaya sangat futuristik (orientasi masa depan). pembelajaran menciptakan topik pendidikan. atau bangsa, sehingga benar-benar Bandar Lampung diharapkan juga mampu mengembangkan pembelajaran dengan Penemuan sarana e-learning. Penyebaran Pembelajaran PAI Pengembangan Berbicara adalah inovasi (pembaharuan) akan sangat terkait erat Inovasi Pembelajaran Inovasi mengenai dan suatu upaya dengan istilah invention dan discovery. memperkenalkan berbagai hal yang baru Adapun dengan tujuan untuk memperbaiki segala sesuatu yang benar-benar baru. Discovery sesuatu yang sudah terbiasa adalah penemuan sesuatu (benda yang dengan invention ada penemuan maksud supaya timbulnya praktik yang sebenarnya baru (Wijaya dkk, 6:1992) Sehingga Dengan demikian, inovasi dapat diartikan 170 telah adalah sebelumnya). sebagai usaha menemukan karya baru mengetengahkan proses pengembangan atau benda yang baru dengan jalan bahan-bahan melakukan Beberapa kegiatan yang disebut kurikulum elemen yang baru. pengembangan invention dan discovery. Tegasnya, bahwa kurikulum ialah tim ahli penulis program inovasi dapat berupa hasil dari invention kurikulum, sekolah percobaan tempat atau discovery. bahan-bahan Pembaharuan (invention) disiapkan untuk yang diujicobakan, dan desain riset evaluatif terjadi dalam pendidikan kadang-kadang dibuat untuk menilai keefektifan berbagai menggambarkan suatu hasil yang sangat pembaharuan kurikulum. berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Sedangkan konsep diffusion Sebagai contoh penemuan terhadap abjad (penyebaran) seringkali digunakan secara pelajaran yang pertama oleh seorang sinonim dengan konsep dissemination. Inventor James penemuan Definisi Diffusion menurut Roger adalah Thomas Alva (1847-1931) “penyebaran suatu ide baru dari sumber Pitman, Edison menciptakan suatu yang baru yang belum invention-nya pernah ada sebelumnya yaitu penemuan penyerap yang terakhir”. Kalau istilah perekam diffusion adalah netral dan benar-benar suara elektronik, penyempurnaan mesin telegram yang memasudkan kepada pemakai penyebaran atau suatu secara otomatis mencetak huruf mesin, pembaharuan, dissemination digunakan mesin piringan hitam, dan pengembangan disini untuk menunjukkan bola lampu pijar. Sedangkan Discovery diffusi yang terencana yang didalamnya adalah mempunyai makna penemuan beberapa sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah langkah-langkah khusus untuk menjamin ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. agar suatu pembaharuan akan mencapai Pengembangan (development) jumlah biro suatu pola (agency) pengadopsi mengambil (penyerapan pembaharuan) paling banyak.1 menurut Wijaya bahwa pembaharuan biasanya mengalami suatu pengembangan sebelum masuk dalam dimensi skala Karakteristik besar. Development sering bergandengan PAI Inovasi Pembelajaran dengan riset sehingga produser “research King dan Anderson menjelaskan dan development yang biasa digunakan ciri inovasi, (1) suatu inovasi adalah hasil dalam pendidikan. Riset ini 171 yang dapat dilihat, proses atau hasil Urgensi Inovasi Pembelajaran PAI dalam suatu organisasi. (2) suatu inovasi Inovasi jelas penting bagi setiap harus merupakan suatu latar sosial baru kehidupan manusia dan masyarakat. yang diperkenalkan terhadap kelompok Penemuan baru kerja, bidang atau seluruh organisasi, (3) peningkatan suatu inovasi harus bertujuan bukan kesejahteraan manusia. Ada lima tipe sekedar bersifat sesaat. inovasi menurut para ahli, yaitu: yang mutu lebih hidup bagi dan Kebaharuan dalam inovasi diukur secara subjektif, menurut pandangan a. Inovasi produk, yang melibatkan individu. Jika suatu ide dianggap baru pengenalan barang baru, pelayanan oleh seseorang maka ia adalah inovasi baru, (bagi orang itu). Adapun ciri-ciri suatu meningkat. inovasi yang dikemukakan oleh Rogers b. Inovasi adalah sebagai berikut: a. Adanya yang relatif, yaitu substansial proses, implementasi keuntungan secara melibatkan peningkatan kualitas produk baru. sejauh mana satu inovasi dianggap c. Inovasi pemasaran, mengembangkan menguntungkan bagi penerimanya. metode mencari pangsa pasar baru b. Bersifat “kompatibel”, yaitu tingkat dengan meningkatkan kualitas desain, kesesuaian inovasi dengan nilai, pengemasan, promosi, dan lain-lain. pengalaman dan kebutuhan dari d. Inovasi kreasi organisasi baru, praktek penerima. bisnis, cara menjalankan organisasi c. Bersifat “Kompleksitas”,yaitu suatu atau perilaku berorganisasi. inovasi memiliki tingkat kesukaran e. Inovasi model bisnis, mengubah cara untuk memahami dan menggunakan berbisnis inovasi bagi penerimanya. dianut. d. Bersifat “triabilitas”, yaitu suatu Faktor inovasi yang ada apakah dapat dicoba berdasarkan Pendorong nilai yang Inovasi Pembelajaran PAI atau tidak dalam kehidupan penerima. Inovasi pada dasarnya merupakan e. Bersifat “observabilitas”, yaitu suatu pemikiran cemerlang yang bercirikan hal inovasi benar-benar dapat diamati baru ataupun berupa praktik tertentu hasilnya atau keuntungannya. ataupun berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah tehnologi yang 172 diterapkan melalui tahapan tertentu yang diaktualisasikan sebagai sumber belajar, diyakini di antaranya adalah: dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan a. Proses pembelajaran tertentu menekankan ataupun proses tertentu yang terjadi di teknologinya masyarakat. paedagogisnya; Ada beberapa faktor lain yang b. Lebih pada dari memikirkan lebih kapasitas pada aspek prestasi yang juga berpengaruh pada inovasi, yakni: dicapai melalui hard ware dan soft lingkungan kerja yang kondusif dan ware, kreatif, kompleksitas pekerjaan dan tipe peserta didik; pengawasan yang diterapkan dalam ketimbang c. Lebih prestasi mementingkan belajar kualitas perusahaan, budaya dan iklim organisasi teknologi yang dipakai dari pada hebat.2 kualitas dan proses belajar peserta inovatif yang berkinerja Pendorong lainnya untuk inovasi seperti didik; yang disampaikan oleh Barnett dalam d. Konsentrasi guru lebih banyak pada Syafaruddin disebutkan secara terperinci: konten materi dari pada proses belajar (1) keinginan-keinginan yang dari dalam yang dialami peserta didik; sendiri, (2) keinginan atau kebutuhan e. Rancangan e-learning lebih yang bergantung dengan pihak lain, (3) mengutamakan desain tampilan dari kehendak untuk berubah. pada konten materi yang harus dikuasi peserta didik. Kendala PEMBAHASAN SMA Budaya Bandar Lampung seperti dipaparkan di atas, maka ada beberapa Implementasi e-learning sering masyarakat perdebatan pembelajar. solusi dari pihak civitas academika SMA dikalangan Budaya dimaksud, sebagai berikut: di 1. Peserta didik, mereka (Peserta didik SMA Budaya Bandar Lampuung. Ada SMA Budaya Bandar Lampung) harus beberapa kemungkinan yang muncul, jika memiliki self effiicacy yaitu kekuatan dari e-learning dalam diri untuk belajar secara mandiri. di Terutama inovasi pembelajaran PAI melalui e-learning di Implementasi Pembelajaran PAI melalui E-Learning di SMA Budaya Bandar Lampung menimbulkan implementasi implementasikan dan 173 2. Guru, mereka harus memiliki secara e-Learning. Beberapa kendala komitmen bahwa peserta didik SMA yang dirasakan para civitas academika Budaya Bandar Lampung belajar tidak SMA Budaya Bandar Lampung yakni harus bersama guru, melainkan dapat (1) SMA Budaya Bandar Lampung tidak dilaksanakan memiliki dimana-mana dan dari biaya yang cukup untuk berbagai sumber belajar. Guru berfungsi pengadaan instrument yang dibutuhkan, sebagai konseptor, fasilitator, motivator pengoperasian, dan konselor. pemeliharaannya. Kendala berikutnya (2) 3. Pemerintah, juga serta punya Tidak semua peserta didik SMA Budaya komitmen dalam memajukan pendidikan Bandar Lampung memiliki kesanggupan yang perkembangan untuk membeli media e-learning. Faktor zaman, termasuk SMA Budaya Bandar kendala ke (3) tidak semua guru dan Lampung. peserta didik SMA Budaya Bandar 4. Lampung sesuai harus pengembangan, dengan Masyarakat, dapat menjadi mitra mampu menyediakan pendidikan (khususnya SMA Budaya pangkalan untuk mengakses internet. Bandar Lampung) agar akselarasi dalam Daerah tertinggal dan daerah terpencil, dunia bisnis juga dapat diseimbangkan rata-rata tidak dapat mengakses internet. dalam dunia pendidikan. 5. Sekolah, Budaya berikutnya (4) Bandar infrastruktur listrik SMA Budaya Bandar Lampung sebagai tempat penyelenggara Lampung yang belum memadai. Hal ini pendidikan disebabkan masih adanya daerah belum pemakaian SMA Kendala dapat mengoptimalkan e-learning. Desain dan dialiri listrik, bahkan menjadi kendala informasinya selalu di update. dalam pembelajaran e-learning. Kendala 6. Keluarga, Wali murid SMA Budaya SMA Budaya Bandar Lampung dalam Bandar dapat konteks ini adalah sering matinya lampu menciptakan budaya belajar di rumah listrik bergilir dimaksud, hal ini menjadi untuk semua anggota keluarga. problem Lampung sebaiknya tersendiri mengimplementasikan Kendala Inovasi Pembelajaran PAI melalui E-Learning di SMA Budaya Bandar Lampung disaat proses pembelajaran PAI di sekolah. Faktor kendala ke (5) proses pembelajaran secara kendala tatap muka masih mendominasi di SMA dalam pelaksanaan proses pembelajaran Budaya Bandar Lampung. Beberapa guru Indonesia mengalami 174 muda sudah mulai menerapkan proses sepanjang hayat (life long education). pembelajaran PAI dengan menggunakan Paradigma masyarakat terhadap konsep e-learning. pembelajaran masih berada pada: Berikutnya (6) belum terbentuknya budaya belajar mandiri di a. Guru adalah orang tempat menuntut kalangan peserta didik SMA Budaya ilmu. Bandar Lampung. dianggap belajar; Peserta didik SMA Belajar tanpa guru, belum Budaya b. Sekolah, Madrasah, Pesantren adalah dimaksud masih ketergantungan dengan tempat belajar yang dianggap sah dan guru dalam proses pembelajaran PAI sakral; khususnya. Padahal saat ini, hampir c. Ijazah adalah akhir dari kegiatan semua bahan ajar bisa diakses melalui belajar. Belajar adalah untuk mencari internet oleh peserta didik, meskipun ilmu yang ditandai dengan penerimaan tanpa kehadiran guru PAI itu sendiri. ijazah. Faktor kendala berikutnya (7) e- Kalau sudah mendapatkan ijazah, kegiatan belajar berhenti. learning belum menjadi kebutuhan bagi Lebih Jauh dipaparkan bahwa guru dan peserta didik SMA Budaya kendala Bandar Lampung. Internet digunakan khususnya masih pada taraf pemenuhan kebutuhan tentunya tidak luput dari faktor penunjang akan hiburan dan tukar informasi. Ini dan penghambat, di antaranya adalah: dapat a. Faktor Penunjang kita lihat dari beberapa inovasi pembelajaran berbasis PAI e-learning ini, pemanfaatan jejaringan sosial. Kendala ke 1. Penerapan manajemen dengan baik; (9) sangat sedikit tenaga ahli jaringan 2. Kerjasama tim antara guru dan komputer SMA Budaya Bandar Lampung yang berminat pada pendidikan. belum terciptanya Selanjutnya (10) pendidikan berbasis masyarakat pimpinan; 3. Adanya kerjasama yang baik antara pengelola di pendidikan dengan yayasan; sekolah. Pendidikan di SMA Budaya 4. Hubungan komunikasi antara guru Bandar Lampung masih berbasis lokal. dengan wali murid; Hal ini dikarenakan pendidikan berbasis 5. Keuangan dan Pembiayaan. masyarakat belum berlangsung secara komprehensif. Bahkan belum banyak yang mempunyai komitmen untuk belajar 175 b. Faktor Penghambat 1. Kemampuan SDM yang kurang; 2. Fasilitas komputer dan laptop yang kurang memadai; 3. Tampilan website text based; 4. Alokasi waktu yang kurang untuk sosialisasi e-learning; 5. Ada beberapa materi pelajaran yang tidak dapat diterapkan dengan elearning. DAFTAR PUSTAKA [1] Ancok, Djamaluddin, Psikologi Kepemimpinan dan Inovasi, Surabaya: Erlangga, 2011. [2] Allen, Michael, Guide to E-learning, Canada: John Wiley & Sons, 2013. [3] Ardiansyah, Ivan. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2013. [4] B. Miles dan Michael A. Huberman, Qualitative data Analysis, Beverly Hills: Sage Publication, 1984. [5] Edres, Yayasan SMA Budaya Bandar Lampung-wawancara, 2015. [6] Rogert, Everett, dan F. Floyd, Memasyarakatkan Ide-Ide Baru, terjemahan Abdillah Hanafi, Surabaya: Usaha Nasional, 1987. [7] Sa’ud, Udin Syaefuddin, Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011. [8] Wijaya, Cece. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya 176