makalah pancasila sebagai sistem etika

advertisement
MAKALAH PANCASILA SEBAGAI
SISTEM ETIKA
Kelompok 4
Rizal Amami S
: 141020100068
M. Rizal M
: 141020100023
Rizki M
: 141020100015
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
Page
1
SIDOARJO
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.A Latar Belakang………………………………………………………………. 3
1.B Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 4
1.C Ruang Lingkup Penulis……………………………………………………… 4
BAB II LANDASAN
2.A) Pengertian Etika……………………………………………………………... 5
2. B) Pengertian Nilai, Norma dan Moral………………………………………… 6
2. C) Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis…………………………... 7
2. D) Hubungan Nilai, Norma, dan moral………………………………………... 8
BAB III PEMBAHASAN
3.A) Aplikasi Nilai, Norma dan Moral dalam Kehidupan Sehari – Hari………… 9
BAB IV PENUTUP
Page
2
4. A) Kesimpulan…………………………………………………………………. 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait. Dalam hubungannya
dengan pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling melengkapi sebagai
sistem etika.
Pancasila sebagai suatu sistem falsafat pada hakikatnya merupakan suatu sistem nilai
yang menjadi sumber dari penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma
kenegaraan lainnya. Disamping itu, terkandung juga pemikiran-pemikiran yang bersifat kritis,
mendasar, rasional, sistematis dan komprehensif. Oleh karena itu, suatu pemikiran filsafat adalah
suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis atau kehidupan nyata
dalam masyarakat, bangsa dan Negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang kemudian
menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi :
1. Norma moral
: Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik
dan buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila
Norma hukum : Sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan
waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulah Pancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika
Page
3
yang merupakan sumber norma.
3
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Khusus
a)
Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi Pancasila Sebagai Sistem
Etika.
Untuk mendorong semangat mahasiswa agar memiliki etika yang sesuai
dengan Sila dalam Pancasila.
2.
Tujuan Umum
a)
Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika.
b)
Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila Sebagai Sistem
Etika.
Ruang Lingkup Penulisan
Dengan mengacu pada judul, maka penulis membatasi materi ini hanya membahas
tentang Pancasila sebagai Sistem Etika.
4
C.
Page
b)
4
BAB II
LANDASAN
A.
Pengertian Etika
Etika adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia
bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika
adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
Kedua kelompok etika yaitu, Etika Umum dan Etika Khusus.
Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia.
Pemikiran etika beragam, tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan
perbuatan manusia, serta system nilai apa yang terkandung didalamnya.
Etika khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut diatas dalam hubungannya dengan berbagai
aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu (etika individual) maupun makhluk sosial
(etika sosial). Etika khusus dibagi menjadi 2 macam yaitu Etika Individual dan Etika Sosial.
Etika Individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan
agama yang dianutnya serta kewajiban dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
Etika Sosial membahas norma-norma sosial yang harus dipatuhi dalam hubungannya dengan
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara.
B.
Pengertian Nilai, Norma dan Moral
1.
Pengertian Nilai
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau
kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan (motivator)
sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan salah satu wujud kebudayaan
di samping sistem sosial dan karya.
Pandangan para ahli tentang nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat :
Alport mengidentifikasikan nilai-nilai yang terdapat dalam kehidupan masyarakat dalam
enam macam, yaitu :
1). Nilai teori
2). Nilai ekonomi
3). Nilai estetika
4). Nilai sosial
5
5). Nilai politik dan
Page
a.
6). Nilai religi
5
b.
Max Scheler, mengelompokkan nilai menjadi enam tingkatan, yaitu:
1). Nilai kenikmatan
2). Nilai kehidupan
3). Nilai kejiwaan
4). Nilai kerohanian
c. Notonagoro, membedakan nilai menjadi tiga, yaitu :
1). Nilai material
2). Nilai vital
3). Nilai kerokhanian
Nilai berperan sebagai pedoman menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai manusia
berada dalam hati nurani, kata hati dan pikiran sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang
bersumber pada berbagai sistem nilai.
2.
Pengertian Norma
Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi, dan
sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk
dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma agama, norma filsafat, norma
kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena
adanya sanksi.
Norma-norma yang terdapat dalam masyarakat antara lain :
a agama
: adalah ketentuan hidup masyarakat yang ber-
sumber pada agama.
: adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati
nurani, moral atau filsafat hidup.
: adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku
dan bersumber pada UU suatu Negara tertentu.
: adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam
hubungan antara manusia dalam masyarakat.
Pengertian Moral
Pengertian moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan,
kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku
dan perbuatan manusia.
Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma-norma yang
berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang
6
terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral.
Page
3.
6
Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar,
baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai Dasar, Nilai Instrumental dan Nilai Praksis
1. Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia, namun
dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap meiliki nilai dasar
yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar
berifat universal karena karena menyangkut kenyataan obyek dari segala sesuatu. Contohnya
tentang hakikat Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya.
Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan maka nilai dasar itu bersifat
mutlak karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama). Nilai dasar yang berkaitan dengan
hakikat manusia maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat kemanusiaan yang dijabarkan
dalam norma hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Dan apabila nilai
dasar itu berdasarkan kepada hakikat suatu benda (kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai
dasar itu juga dapat disebut sebagai norma yang direalisasikan dalam kehidupan yang praksis.
Nilai Dasr yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila
2. Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai
dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta parameter atau
ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku
manusia dalam kehidupan sehari-hari makan itu akan menjadi norma moral. Namun apabila nilai
instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai instrumental itu
merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi yangbersumber pada nilai dasar sehingga dapat
juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam
kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai instrumental dapat ditemukan dalam
pasal-pasal undang-undang dasar yang merupakan penjabaran Pancasila.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan
yang lebih nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-
7
nilai dasar dan nilai-nilai instrumental.
Page
C.
7
Hubungan Nilai, Norma, dan moral
Keterkaitan nilai, norma dan moral merupakan suatu keyataan yang seharusnya tetap
terpelihara di setiap waktu pada hidup dan kehidupan manusia. Keterkaitan itu mutlak
digarisbawahi bila seorang individu, masyarakat, bangsa dan Negara menghendaki fondasi yang
kuat tumbuh dan berkembang.
Sebagaimana tersebut diatas maka nilai akan berguna menuntun sikap dan tingkah laku
manusia bila dikonkritkan dan diformulakan menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan
manusia untuk menjabarkannya dalam aktivitas sehari-hari. dalam kaitannya dengan moral maka
aktivitas turunan dari nilai dan norma akan memperoleh integritas dan martabat manusia. Derajat
kepribadian itu amat ditentukan oleh moralitas yang mengawalnya. Sementara itu hubungan
antara moral dan etika seringkali disejajarkan arti dan maknanya. Namun demikian, etika dalam
pengertiannya tidak berwenang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
8
seseorang. Wewenang itu dipandang berada di tangan pihak yang memberikan ajaran moral.
Page
D.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A.APLIKASI NILAI, NORMA, DAN MORAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan norma dan juga
moral dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai social
merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dan dapat juga dicontohkan, seorang kepala
keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala
keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula, guu yang melihat siswanya gagal dalam
ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai
landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai
mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalam masyarakat. Itu
adalah yang dimaksud dan juga contoh dari nilai.
Dapat di jelaskan juga bahwa yang dimaksud norma social adalah patokan perilaku dalam
suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya.
Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar
hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang
diharapkan.
Tingakat norma dasar didalam masyarakat dibedakan menjadi 4 yaitu:
1. Cara
Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan
2. Kebiasaan
Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau
kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.
3. Tata kelakuan
Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara kandung.
4. Adat istiadat, Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke
daerah lain.,upacara adat (misalnya di Bali)
Norma hukum (laws)
Page
- Menghormati pengadilan dan peradilan di Indonesia
9
- Tidak melanggar rambu lalu lintas walaupun tidak ada polentas
Norma kesusilaan
9
Contoh :
orang yang berhubungan intim di tempat umum akan di cap tidak susila, melecehkan wanita
ataupun laki-laki didepan orang.
Norma kesopananContoh :
- memberikan tempat duduk di bis umum pada lansia dan wanita hamil.
-Tidak meludah di sembarang tempat, memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan,
kencing di sembarang tempat
Dan ada beberapa norma yang lain yang belum di sebutkan dalam hal ini. Setelah masuk
pada nilai dan norma. Dalam aplikasi yang terakhir akan membahas tentang moral.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit
karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang
sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai
moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan
bermasyarakat secara utuh.
Contoh moral adalah : Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada
orang lain, dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai nilai
HAM. Dapat dicontoh dalam hal nya pendidikan. Seorang siswa yang ingin bersekolah tapi
dengan tidak dana maka ia tak dapat sekolah sampai cita-citanya tidak terwujud.
Contohnya moral dalam halnya kehidupan sehari kalau kita menemukan tas yang
berisikan dokumen penting dan juga sejumlah uang yang tersapat dalam tas tersebut. Seandainya
kita memiliki moral yang baik maka kita akan memberikan tas itu pada kepemiliknya kalau tidak
Page
10
pada yang berwajib.
10
BAB IV
PENUTUP
Demikian penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika. Harapan penulis
semoga penulisan makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Selama melaksanakan perkuliahan dan kegiatan ini, maka penulis atau penyusun dapat
membuat kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Simpulan
Dari hasil pembelajaran penulis selama melaksanakan penyusunan makalah ini, penulis
atau penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pendukung dari Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranan
dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja
kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke
dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar. Dengan
menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika baik yang berlaku dalam
11
masyarakat, bangsa dan negara.
Page
A.
11
Download
Study collections