Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK (LANJUTAN) Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom Bagian Isi A. B. C. D. E. Pengertian etika politik Legitimasi Kekuasaaan Legitimasi moral dalam kekuasaan Pengertian Nilai, Moral, dan Norma Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praksis F. Makna Nilai-Nilai Setiap Sila Sila Pancasila Legitimasi Kekuasaaan Tuntutan legalitas itu merupakan tuntutan etika politik. Namun, legalitas semata-mata tidak dapat menjamin legitimasi etis, karena legalitas menggunakan hukum yang berlaku (hukum positif). Padahal belum tentu, bahwa hukum yang berlaku sendiri dapat dibenarkan secara etis. Oleh karena itu, hukum dalam kerangka etika politik adalah hukum yang berkeadilan dengan fungsinya untuk memanusiakan penggunaan kekuasaan. Karena adanya hukum, kehidupan bersama masyarakat tidak ditentukan semata-mata oleh kepentingan mereka yang kua! melainkan oleh suatu aturan rasional yang seoptimal mungkin menjamin kepentingan semua pihak. . Legitimasi kekuasaan meliputi a. Legitimasi etis, yaitu pembenaraqn atau pengabsahan wewenang negara (kekuasaan negara) berdasarkan prinsipprinsip moral; b. Iegitmimasi legalitas, yaitu keabsahan kekuasaan itu berkaitan dengan fungsi-fungsi kekuasaan negara dan menuntut agar fungsi-fungsi itu diperoleh dan dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Legitimasi moral dalam kekuasaan Moralitas kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh nilai-nilai yang kebenarannya diyakini masyarakat. Apabila masyarakatnya adalah masyarakat religius, maka ukuran apakah penguafjfudemiliki etika politik atau tidak, tidak lepas dari moral agama yang dianut-oleh masyarakatnya. Oleh karena itu, banyak pernyataan-pernyataan yang sering dilontarkan oleh umat beragama, bahwa kekuasaan itu adalah amanah dari Allah dan harus dipertanggungjawabkan kepada-Nya kelak. Di samping itu, terdapat juga ungkapan dari tradisi masyarakat yang menyatakan raja adil raja disembah, raja zalim raja disanggah. Makna dari ungkapan ini tidak lepas dari kemuliaan dan kebaikan seorang penguasa sangat ditentukan oleh masyarakatnya, tentunya sikap masyarakat tersebut dilandasi oleh moralitas yang hidup dalam masyarakat tersebut. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma • • Nilai Kehidupan manusia dalam masyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kolektivitas, senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai, norma, dan moral. Kehidupan masyarakat di mana pun tumbuh dan berkembang dalam ruang lingkup interaksi nilai, norma, dan moral, akan memberi motivasi dan arah seluruh anggota masyarakat untuk berbuat bertingkah, dan bersikap. Dengan demikian nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin dan menyadarkan manusia akan harkat dan martfbatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan di samping sistem sosial dan karya. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma • Moral • Moral berasal dari kata mos (mores): kesusiiaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat pada aturanaturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi, maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturary prinsip-prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan" kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikatkehidupanmasyarakat,rtegara,danbangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral h11kum, moral ilmu, dan sebagainya. Nilai, norma, dan moral secara bersama mengafur kehidupan masyarakat dalam berbagai aspeknya. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma Norma • Manusia cenderung untuk memelihara hubungan dengan Tuhan, masyarakat, dan alam sekitamya dengan selaras. Hubungan manusia terjalin secara vertikal (Tuhan), horizontal (masyarakat), dan hubungan vertikal-horizontal (alam, lingkungan alam) secara seimbang, serasi, dan selaras. Oleh karena ifu, manusia juga memerlukan pengendalian diri, baik terhadap manusia sesamanya lingkungan alam, dan Tuhan. Kesadaran akan hubungan yang ideal akan menumbuhkan kepatuhan terhadap peraturan atau norma. Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan motivasi tertentu . Nilai dasar • Nilai dasar • Sekalipun nilai bersifat abstrak, yaitu tidak dapat diamati melalui panca indera manusia, tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau berbagai aspek kehidupan manusia. Setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu berupahakikat, esensi, intisari, atau maknayangdalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar itu bersifat universal, karena menyangkut kenyataan objektif dari segala sesuatu. Contohnya, hakikat Tuhary d'hnusia, atau makhluk lainnya. Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai dasar itu bersifat mutlak, karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama), dan segala sesuatu yang diciptakan berasal d.ari kehendak Tuhan. Nilai dasar itu juga berkaitan dengan hakikat manusia maka nilai-nilai tersebut harus bersurnber kepada hakikat manusia itu sendiri. Nilai dasar yang bersumber pada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). Nilai instrumental • Nilai instrumental • Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebdt akan menjadi norma moral. Akan tetapi, jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau negara, maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar; sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalamkehidupanketatanegaraankita, nilai instrumental itu dapat kita temukan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Tanpa ketentuan dalam pasal-pasal UUD 7945, maka nilai-nilai dasar yang termuat dalam Pancasila belum memberikan makna yang konkret dalam . praktik ketatanegaraan kita Nilai praksis • Nilai praksis • Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih nyata. Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental dan sekaligus tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut. Nilai praksis dalam kehidupan ketatanegaraan dapat ditemukan dalam undangundang organik, yaitu semua perundang-undangan yang berada di bawah UUD 1945 sampai kepada peraturEr pelaksana yang dibuat oleh pemerintah. Terima Kasih Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom