Istilah Fade Out, Fade In : Jenis transisi dari gambar kosong (blank) ke kemunculan gambar tertentu (fade in) atau dari gambar tertentu ke blank (fade out). Sering digunakan untuk menekankan berlalunya waktu atau akhir dari adegan atau cerita. Fast Motion : Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Efek ini sering digunakan untuk mempercepat tempo, menyesuaikan diri dengan sound yang dipakai. Fifty-fifty : Sudut pengambilan gambar ketika dua orang pemeran saling berhadapan sehingga berbagi lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two. Fill Light : Merupakan bagian dari teknis pencahayaan dasar “Three Point Lighting”, digunakan untuk meniadakan bayangan yang timbul akibat adanya key light. First Run : Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan Gala Premiere. Flare : Efek visual yang timbul ketika suatu obyek memantulkan cahaya yang tidak diinginkan secara langsung kepada lensa kamera. Meski seringkali efek ini tidak diinginkan, namun pada sejumlah software editing video justru terdapat fitur untuk memunculkan simulasi flare ini untuk meningkatkan realitas visual. Flashback : Secara harfiah berarti kilas balik. Yaitu alur cerita yang mundur ke belakang mengisahkan kejadian lampau yang dapat menjelaskan latar belakang penyebab kondisi yang ada sekarang. Focus : Gambar secara detail dan tajam, dengan warna yang mendekati aslinya, yang diperoleh dengan setting lensa kamera agar memiliki nilai jarak fokus yang benar. Pada sejumlah kamera handycam, fokus ini bersifat otomatis hasil deteksi kamera. Sedangkan pada kamera yang memiliki setting manual fokus, gambar yang fokus diperoleh jika kameramen pandai mengatur setting fokus ini yang juga memerlukan kejelian mata. Atau kadang digunakan pengukuran jarak agar dapat melakukan setting fokus secara lebih akurat. Fog Maker : Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta. Follow Focus : Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada pemeran yang bergerak mendekati atau menjahui kamera. Follow Shots : Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran dalam adegan. Footage : Gambar-gambar yang telah tersedia dan dapat digunakan. Frame per Second (fps) : Jumlah frekuensi penampilan frame gambar tiap detiknya. Video sebagai “gambar bergerak” sebenarnya hanya merupakan kesan/ilusi penglihatan mata, sebab pada kenyataannya video tersebut terdiri dari serangkaian gambar diam yang ditampilkan berurutan dalam durasi waktu yang sangat singkat. Pada video format PAL, satu detik video terdiri dari 25 gambar, disebut sebagai 25 fps (frame per second), sedangkan format NTSC memiliki 30 gambar, disebut sebagai 30 fps. Freelancer : Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun. Freeze : Perintah bagi pemeran untuk menghentikan aksi namun mempertahankan posisinya. Dalam film yang aktor/aktris atau obyek lain muncul dengan tiba-tiba misalnya “pop in” pada layar maka aktor/aktris dalam adegan akan diminta untuk diam. Orang atau obyek kemudian ditempatkan di posisinya kemudian perintah untuk “action” diberikan dan adegan dilanjutkan. Dalam pemotongan film di bagian tengah dari masuknya aktor/aktris atau penempatan obyek akan dihilangkan. Gobo : Layar kayu yang dicat hitam. Digunakan untuk menghalangi cahaya dari sati atau lebih pencahayaan lampu studio, suatu set peralatan yang digunakan untuk mecegah jatuhnya cahaya yang tidak diinginkan ke lensa kamera atau area set. Biasanya diletakkan pada sanggahan yang dapat disesuaikan. Gobo tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Hairdresser : Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan. Hand Held : Mengambil gambar dengan kamera ringan seperti handycam, jenis yang dapat ditahan oleh operator kamera dengan tangannya selagi mengambil gambar, berlawanan dengan meletakkannya pada gear head atau tripod. Memberikan fleksibilitas yang lebih. Teknik penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod Hot Set : Suatu set yang telah diisi barang dan dekor untuk syuting. Penggambaran ini biasanya mengindikasikan bahwa set tersebut tidak boleh dimasuki atau digunakan. Hot Spot : Area dalam set yang memiliki pencahayaan yang sangat terang. Hunting Location : Proses pencarian dan penggunaan lokasi yang tepat dan terbaik untuk syuting. Idiot Cards : Kartu besar tempat dialog dituliskan untuk aktor yang tidak dapat mengingat kalimatnya. Dapat juga berarti sebuah bagian mesin elektronik yang mahal disebut Tele-Prompter, dimana sebuah gulungan kertas ditempatkan di depan atau dekat dengan kamera dan dituliskan dialognya dengan huruf yang besar sehingga mudah untuk dibaca. Bisa juga disebut dengan Cue cards. Independent : Seseorang yang membuat film tanpa dipekerjakan oleh sebuah studio besar. Insert Shot : Suatu obyek biasanya yang dicetak seperti surat kabar atau sebuah jam, dan dimasukkan ke dalam rangkaian untuk menjelaskan tindakan. Int. : Interior. Bagian dari film yang diambil didalam ruangan. Interior dapat berupa set yang dibentuk di studio atau diluar studio. Lebih dikenal sekarang ini sebagai location interiors. Iris : bagian yang terbuka dari sebuah lensa atau bagian belakang yang mengatur masuknya cahaya kdalam film. ukuran Iris dapat dikontrol oleh operator kamera. Jell : Gelatin atau materi plastik berwarna yang digunakan di depan sebuah lampu untuk mengubah warna cahaya dari lampu tersebut. Bisa juga disebut dengan Gel. Jumping Shot : Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan Jimmy Jib : Merek dagang, lihat Crane. Key Light : Cahaya utama yang digunakan untuk menerangi obyek shooting. Light Meter : Instrumen kecil dan dapat dipegang dengan tangan yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. Lining Up : Membatasi adegan. Operator kamera atau sutradara mengatur penempatan kamera sehingga mencakup ruang pengelihatan yang diinginkan. Dapat juga berarti framing. Limbo : Melakukan pengambilan gambar pada area atau set yang tidak dapat dijelaskan sebagai suatu lokasi khusus. Dapat digunakan untuk adegan close-up, insert, dan lain sebagainya. Lip-Sync : Sesi perekaman saat seorang aktor/aktris menyesuaikan suaranya dengan gerakan bibir dari gambar. Long Shot : Gambar direkam dari jarak jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari sudut panjang dan lebar. Make-Up Departement : bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting. Match : Menghasilkan ulang suatu tindakan yang dilakukan dalam adegan lain sehingga keduanya dapat dipotong sehingga menghasilkan posisi yg dapat disesuaikan. Matching Directions : Penyesuaian adegan dalam film seperi masuk dari kiri ke kanan sehingga orang atau alat transportasi dalam film tidak memiliki arah yang terbalik ketika pengambilan gambar lain dimasukkan. Measuring Tape : Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak dari lensa ke subyek dengan tujuan untuk menentukan fokus secara tepat. Microphone Shadow : Munculnya bayangan dari mikrofon pada bagian set yang masuk pada area pandang kamera. Bila muncul pada gambar maka it’s a no-no (gambar tidak terpakai) Mock-Up : Tiruan suatu benda yang dibuat seperti asli tapi hanya berupa bagian tertentu saja menurut kebutuhan. M.O.S. : Porsi gambar dari sebuah adegan yang diambil tanpa merekam suaranya. Inisial ini awalnya muncul dari sutradara Eropa yang tidak dapat mengucapkan WS dan mengatakan Mit Out Sound. Moving Shot : Teknik pengambilan gambar dari obyek yang bergerak. Music Departement : Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam film. Master Control : Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari berbagai input pada suatu produksi acara. Medium Shot : Gambar diambil dari jarak sedang. N.G. : No Good (tidak bagus). Istilah ini dipakai sebagai catatan atau komentar terhadap pengambilan gambar yang tidak bagus pada laporan kamera dan suara, misalnya N.G. Sound, N.G. Action NTSC (National Television Standards Committee) Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Sistem NTSC terdiri dari 525 garis scanning dengan frekuensi penciptaan gambar 30 fps (frame per secod). O.S. : Off Screen (tidak tampak pada layar) Opening Scene : Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Adegan ini harus dikemas secara kreatif untuk mengundang kepenasaran penonton agar melihat keseluruhan tayangan. PAL (Phase Alternation by Line) : Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Eropa dan negara-negara lain termasuk Indonesia. Sistem PAL terdiri dari 625 garis scanning dengan frekuensi penciptaan gambar 25 fps (frame per secod). Plot : Alur cerita dalam sebuah naskah skenario. P.O.V. : Point of View, yaitu sudut pandang penceritaan. Istilah yang kerap digunakan dalam skenario. Producer : Sebutan bagi orang yang memproduksi film meski tak harus berarti membiayai produksi atau menanamkan investasi dalam produksi tersebut. Tugas produser adalah memimpin seluruh tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek kreatif maupun manajemen pr anggaran yang telah disepakati. Production Unit : Unit produksi yang terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua orang yang terlibat dalam suatu produksi. Panning : Pergerakan kamera secara horisontal (ke kiri atau ke kanan) untuk memperluas liputan obyek. Rain Cluster : Perangkat khusus yang digunakan untuk menciptakan simulasi efek hujan. Sebagai alternatif ialah pemakaian mobil pemadam kebakaran. Reflector : Alat yang berfungsi untuk memantulkan cahaya, yang selain berfungsi untuk mengoptimalkan cahaya yang ada (baik sinar matahari pada shooting outdoor atau cahaya lampu pada shooting indoor), juga untuk memendarkan cahaya agar lebih soft. Bisa terbuat dari bahan apa saja asal memiliki pantulan cahaya yang optimal (jadi harus berwarna putih/terang), misalnya berupa lembaran alumunium foil yang ditempelkan pada lembaran busa/stereoform yang tebal. Remake : Produksi suatu film yang sebelumnya pernah diproduksi. Film remaking dibuat dengan penyesuaian konteks cerita terhadap keadaan jaman terkini dimana peradaban dunia sedang berubah dengan amat cepatnya. Misalnya, kisah cinta klasik Romeo dan Juliet akan difilmkan dengan konteks keadaan terkini dimana komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara yang tidak terdapat pada jaman dulu. Re-Run : Memutar ulang suatu film atau program acara televisi. Resolution : Kemampuan lensa atau film untuk menangkap serta menunjukkan detail obyek. Re-Take : Pengulangan adegan dalam shooting, bisa disebabkan oleh kegagalan akting, dialog, pencahayaan, ketidaksiapan kru, dsb. Reverse Angle : Sudut pengambilan gambar : arah angle yang sebaliknya dari angle gambar yang telah diambil. Roll : Perintah yang biasanya diberikan ketika kru produksi telah siap di posnya masing-masing sehingga adegan tertentu siap dilaksanakan. Running Shot : Pergerakan kamera secara dinamis untuk menyesuaikan diri dengan gerakan pemeran di lokasi shooting. Rundown : Alur cerita dari program acara yang dibatasi oleh durasi, segmentasi, dan bahasa naskah. Scouting : Mencari lokasi untuk produksi. Dapat juga berarti mencari calon pemeran yang berbakat (talent scouting). Screen Play : Naskah yang sudah lengkap dan siap menjadi panduan dilaksanakannya produksi film. Screen Test : Kesempatan ujicoba bagi pemeran untuk memperlihatkan kemampuannya, sudah lengkap dengan penggunaan kostum, make up dan set properti. Script Clerk : Petugas yang bertanggungjawab mencatat sejumlah hal dari pengambilan gambar seperti durasi, akting, properti, pencahayaan dan keberhasilan adegan. Catatan ini kelak akan digunakan oleh editor saat editing video untuk menentukan mana potongan gambar yang akan diambil dan dirangkai dengan gambar lain, dan mana potongan gambar yang harus dibuang. Sequence : Rangkaian adegan. Soft Focus : Pengambilan gambar dengan lensa yang di-set agak out of focus sehingga subyek tampak agak blur. Soft Light : Pencahayaan lembut yang memungkinkan tiadanya bayangan dan berpendarnya cahaya secara merata dan menyeluruh. Still man, Photographer : Pengambil gambar foto yang bertanggungjawab atas publikasi dan pembuatan foto di lokasi. Foto ini dapat berfungsi sebagai dokumentasi behind the scene, dokumentasi proyek, maupun keperluan promosi. Story Board : Gambar ilustrasi adegan. Merupakan salahsatu bentuk upaya sutradara menerjemahkan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa gambar dan untuk memudahkan kegiatan shooting itu sendiri dengan dijelaskannya posisi, adegan, dialog, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya. Gambar ilustrasi ini dirancang oleh sutradara bekerjasama dengan kru lain (misalnya penata fotografi), dan dilakukan oleh seorang juru gambar yang disebut storyboard artist. Sketsa yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempemudah pengambilan gambar. Sunshade (Lens Shade) : Kotak persegi panjang yang dipasangkan di bagian depan lensa kamera untuk membatasi masuknya cahaya secara langsung ke dalam lensa. Superimposure : Penempatan sebuah layer video/grafis diatas layer lainnya, misalnya layer title atau subtitle (terjemahan bahasa) yang diletakkan di atas gambar film. Swish Pan : Jenis panning (pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan) yang cepat yang memunculkan kesan gerakan mata yang menoleh ke samping dengan cepat. Simply Shot : Gambar yang diambil dari sudut mudah, biasanya untuk adegan pengisi yang kurang penting. Script Format : Format penulisan naskah skenario. Format ini bisa fleksibel tergantung tingkat kerumitan produksi video itu sendiri. Script Marking : Pemberian tanda pada naskah skenario untuk menjadi catatan bagi para kru produksi yang terlibat. Stock Shot : Persediaan gambar hasil shooting yang dapat dipilih pada saat proses editing. Suspense : Adegan drama yang menegangkan. Juga merupakan salahsatu genre (jenis) dari film. Steady Shot : Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak dan dapat dinikmati dengan posisi diam. Slow Motion : Pergerakan gambar yang diperlambat, suatu proses yang dikerjakan saat editing video. Pada produk home video seperti wedding video, teknik ini kerap digunakan untuk pada gambar-gambar yang berisi momen bahagia dengan iringan lagu cinta yang bertempo lambat. Slow motion juga kerap digunakan secara “terpaksa” yaitu jika pada proses editing video ternyata ditemukan gambar yang rusak sedemikian rupa padahal informasi yang tertangkap oleh audio-nya penting, sehingga klip video dibuat slow motion untuk menyesuaikan diri dengan durasi audio-nya. Tag Line : Semboyan atau motto suatu film yang dapat merangsang imajinasi calon pemirsa tentang apa yang akan disuguhkan dalam film tersebut. Teaser : Cuplikan adegan-adegan menarik yang mewakili keseluruhan cerita, digunakan di televisi untuk menarik perhatian pemirsa. Tilt : Pergerakan kamera naik turun (vertikal) Tone Track : Sound asli yang diperoleh dari lokasi shooting tertentu yang seringkali tidak disadari namun dapat meningkatkan realitas hasil shooting. Misalnya pada wedding video, suara hiruk pikuk (crowded) merupakan suara yang khas terjadi pada acara resepsi, dan sebaiknya tidak dihilangkan seluruhnya pada proses editing video. Top Lighting : Teknik pencahayaan. Sumber cahaya berada di atas subyek sehingga turun menyinari. Sebagai kebalikannya ialah Down Lighting yang umumnya dipakai untuk kemunculan makhluk misteri dalam suatu adegan horror. Treatment : Rencana sutradara untuk menerjemahkan skenario dengan menyusun adegan, dialog dan prosedur kerja kru produksi di lokasi shooting. Triangle : Alat penahan kaki tripod agar tetap stabil meskipun diletakkan di permukaan yang licin. Two/Three Shot : Sudut pengambilan gambar. Yaitu layar kamera berisi dua/tiga obyek yang sedang berperan. Viewfinder : Instrumen optik yang yang memungkinkan operator kamera untuk mengikuti aksi para pemeran saat kamera sedang diaktifkan. VTR : Video Tape Recording. Alat pendukung produksi. Very Long Shot (VLS) : Jenis sudut pengambilan gambar. Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh untuk maksud khusus, misalnya menjelaskan keterkaitan obyek shooting dengan lingkungannya. Voice Over : Suara tambahan atau alih suara yang dilakukan pada proses editing, untuk mendukung isi cerita. Wardrobe Departement : Bagian yang bertanggungjawab atas pemilihan pakaian yang akan dipergunakan untuk shooting. White Balance : Prosedur untuk men-setting lensa kamera agar dapat menangkap warna detil obyek secara akurat, biasanya dengan menghadapkan kamera ke suatu obyek berwarna putih selama beberapa saat. Wind Machine : Blower (kipas angin besar) yang digunakan untuk menciptakan efek angin. Wrap : Aba-aba untuk seluruh kru produksi bahwa sesi shooting telah selesai.