LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI (EVIDENCE BASED CASE REPORT) Prediksi Harapan Hidup Pasien Tetralogy of Fallot yang Dilakukan Operasi Koreksi Total setelah Usia 1 tahun Disusun oleh: Denisa Prahajna 0906507942 Pembimbing: Dr.dr. Mulyadi M. Djer, Sp.A(K) MODUL PRAKTIK KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK DAN REMAJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO JANUARI 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ............................................................................................................1 PERNYATAAN ORISINALITAS ..........................................................................2 ABSTRAK ..............................................................................................................3 ILUSTRASI KASUS ..............................................................................................4 PENDAHULUAN ..................................................................................................5 PERTANYAAN KLINIS .......................................................................................6 METODE ................................................................................................................6 Strategi Pencarian ....................................................................................................6 Seleksi .....................................................................................................................8 Critical Appraisal ...................................................................................................9 DISKUSI ...............................................................................................................10 KESIMPULAN .....................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13 LAMPIRAN ..........................................................................................................15 1 PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa laporan ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia. Jika di kemudian hari, ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan Universitas Indonesia kepada saya. Jakarta, Januari 2014 Denisa Prahajna, S.Ked NPM: 0906507942 2 Laporan Kasus Berbasis Bukti Prediksi Harapan Hidup Pasien Tetralogy of Fallot yang Dilakukan Operasi Koreksi Total setelah Usia 1 tahun Prahajna D*, Djer M** *Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia **Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ABSTRAK Latar Belakang: Tetralogy of Fallot (ToF) merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling sering ditemukan. Namun, waktu yang optimal untuk dilakukan operasi masih kontroversial karena adanya morbiditas dan mortalitas akibat operasi pada berbagai usia. Tujuan: Mengetahui harapan hidup pasien tetralogy of Fallot yang dilakukan operasi koreksi total setelah usia 1 tahun. Metode: Pencarian literatur dilakukan dengan mengaplikasikan MeSH Terms dan kombinasi Boolean pada database PubMed, Clinical Key, Science Direct, Proquest, dan Cochrane. Dengan menyeleksi artikel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, serta menskrining judul dan abstrak, diperoleh 2 artikel untuk ditelaah secara kritis. Hasil: Studi kohort retrospektif oleh Gerling, et al. menunjukkan bahwa mortalitas pasien yang dioperasi pada usia lebih dari 1 tahun lebih tinggi secara bermakna (p=0,0483) dibandingkan dengan pasien yang dioperasi sebelum mencapai usia 1 tahun, dengan persentase 12,9%. Namun, berdasarkan studi kohort retrospektif oleh Nollert, et al., usia saat operasi definitif tetralogy of Fallot dilakukan tidak mempengaruhi angka harapan hidup selama 35 tahun pascaoperasi (p=0,072). Kesimpulan: Mortalitas pasien tetralogy of Fallot yang dioperasi pada usia di atas 1 tahun lebih tinggi daripada pasien yang dioperasi sebelum usia 1 tahun. Akan tetapi, harapan hidup jangka panjang setiap pasien adalah sama walaupun operasi dilakukan pada usia yang berbeda. Kata Kunci: complete repair, Tetralogy of Fallot, after one year of age, dan survival. 3 ILUSTRASI KASUS Anak I, perempuan, 1 tahun 4 bulan, dirujuk dari RS K, dengan keluhan bibir terlihat biru terutama saat menangis sejak empat bulan sebelum masuk rumah sakit, yaitu saat pasien berusia 1 tahun. Selain pada bibir, kebiruan juga terlihat pada wajah. Kebiruan akan menghilang dengan sendirinya setelah sekitar 15 menit. Riwayat kebiruan sebelumnya disangkal. Riwayat sesak napas juga disangkal. Sejak usia 6 bulan, pasien terlihat cepat lelah saat diberi ASI sehingga pemberian ASI terputus-putus karena pasien terlihat belum merasa kenyang. Ibu pasien juga mengeluh berat badan pasien sulit naik meskipun nafsu makan pasien cukup baik. Pasien merupakan anak pertama. Tidak ada riwayat kebiruan pada keluarga dari pihak ayah dan ibu. Selama masa kehamilan, ibu pasien yang mengandung pada usia 25 tahun, rutin kontrol setiap bulan ke dokter dan tidak pernah mengalami sakit serta tidak ada mengonsumsi rokok, alkohol, jamu, maupun obat-obatan. Pasien dilahirkan secara caesar karena persalinan tidak maju, cukup bulan, dengan berat lahir 2600 g. Riwayat pucat, biru, kuning, kejang, kelainan bawaan saat lahir tidak ada. Saat ini pasien sudah berhenti ASI dan minum susu formula serta sudah mengonsumsi makanan keluarga. Saat ini pasien baru bisa duduk dan berdiri sendiri. pasien juga sudah bisa mengucapkan ‘mama’, ‘papa’. Pasien juga sudah mendapatkan imunisasi hepatitis B, DTP, polio, BCG, namun belum memperoleh imunisasi campak. Pada pemeriksaan umum, didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis, kesan gizi cukup. Pada pengukuran, ditemukan berat badan 6,2 kg, tinggi badan 63 cm, lingkar kepala 42,5 cm. Tanda vital diperoleh dalam batas normal dengan frekuensi nadi 100x/menit, reguler, isi cukup, sama keempat ekstremitas, frekuensi napas 78x/menit, teratur, tidak ada retraksi otot bantu napas, suhu pada axilla 36,70 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis pada mukosa mulut, bunyi jantung I dan II normal, terdapat murmur ejeksi sistolik derajat 3/6 pada sela iga 2 linea sternalis sinistra, serta jari tabuh pada ekstremitas. Pada tanggal 30 Desember 2013 telah dilakukan echocardiography dengan kesimpulan tetralogy of Fallot sehingga direncanakan kateterisasi jantung, yang telah 4 dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2014, dengan kesimpulan diameter arteri pulmonalis cukup. Dengan demikian, pada pasien direncanakan koreksi total sebagai operasi definitif pada tetralogy of Fallot. Berdasarkan ilustrasi kasus di atas, seorang anak perempuan berusia 1 tahun 4 bulan telah diketahui menderita tetralogy of Fallot dan disarankan untuk menjalani koreksi total sebagai operasi definitifnya. Setelah mengetahui hal tersebut, ibu pasien menanyakan pada usia berapakah operasi tersebut sebaiknya dilakukan supaya anaknya dapat bertahan hidup. PENDAHULUAN Tetralogy of Fallot (ToF) merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling sering ditemukan, dengan prevalensi 3,9/10.000 lahir hidup dan mencakup 57% dari seluruh penyakit jantung bawaan.1,2 Pada ToF terdapat kombinasi kelainan yang pertama kali dideskripsikan oleh Fallot pada tahun 1888, yaitu defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.1,3 Diagnosis ToF dapat diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang. Gejala yang dapat muncul pada ToF adalah terdapat sianosis, nafas cepat, dyspnea d’effort, squatting yang sering terjadi setelah anak dapat berjalan, dan riwayat serangan sianotik yang biasanya mulai muncul pada usia antara 6-12 bulan, terutama jika terdapat kejadian pencetusnya, seperti menangis, buang air besar, demam, atau aktivitas yang meningkat. Sedangkan pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan adalah tampak sianosis, getaran bising yang dapat teraba pada bagian atas dan tengah tepi kiri sternum, terdengar bunyi jantung II tunggal dan mengeras, disertai bising ejeksi sistolik di daerah pulmonal, serta adanya jari tabuh.4 Pada tahun 1945, Alfred Blalock memprakarsai strategi pembedahan pada ToF dengan membentuk shunt dari sistemik ke arteri pulmonal. Sejak saat itu, pada tahun 1950-1960an, tingkat mortalitas akibat operasi definitif pada neonatus tinggi dan disarankan untuk dilakukan operasi 2 tahap, yang mencakup tatalaksana paliatif dengan shunt tersebut dan diikuti dengan operasi koreksi total pada usia lebih lanjut.2 5 Namun, sejak tahun 1970, dengan berbagai inovasi, pendekatan tatalaksana ToF berubah menjadi operasi definitif dini, sehingga saat ini, operasi koreksi total pada ToF biasanya dilaksanakan dalam waktu tahun pertama kehidupan (< 1 tahun).1,2,5 Walaupun demikian, waktu pelaksanaan tatalaksana operasi pada ToF yang optimal masih kontroversial.6,7 Hal ini terjadi karena adanya morbiditas dan mortalitas akibat operasi pada berbagai usia dan dampak operasi dini terhadap perkembangan jantung dan paru pascaoperasi.3 Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alexiou C, et al, mendukung konsep operasi koreksi total dini pada ToF, dengan hasil rendahnya insiden aritmia dan harapan hidup selama 20 tahun sebesar 97,8%.7 Di samping itu, dengan dilaksanakannya operasi definitif ToF pada usia dini tersebut juga dapat mengurangi pembentukan hipertrofi ventrikel kiri, mengurangi gejala sianosis, mempertahankan fungsi miokardium, mencegah risiko pulmonary artery shunting, gagal jantung, atau distorsi arteri pulmonal.8 Setelah mengetahui manfaat dan harapan hidup pada pasien ToF yang dioperasi pada usia kurang dari 1 tahun, penulis ingin mengetahui harapan hidup atau mortalitas jika operasi tersebut dilaksanakan pada usia lebih dari 1 tahun, seperti yang terjadi pada ilustrasi kasus di atas. PERTANYAAN KLINIS Berdasarkan ilustrasi kasus di atas, PICO pada laporan ini terdiri dari Tetralogy of Fallot (Patient or Problem), complete repair surgery after 1 year old (Indicator), dan long term survival (Outcome). Dengan demikian, pertanyaan klinis diformulasikan menjadi “Bagaimana harapan hidup pasien tetralogy of Fallot yang dilakukan operasi koreksi total setelah usia 1 tahun?” METODE Strategi Pencarian Pencarian dilakukan pada tanggal 18 Januari 2014 menggunakan PubMed, Clinical Key, Science Direct, Proquest, dan Cochrane dengan menggunakan kata kunci complete repair, Tetralogy of Fallot, after one year of age, dan survival. 6 Pencarian melalui keempat database tersebut menggunakan MeSH Terms dan kombinasi Bollean, seperti OR dan AND (Tabel 1) untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas hasil pencarian. Tabel 1. Strategi Pencarian Literatur Database PubMed Strategi Pencarian Hasil ((("tetralogy of fallot"[MeSH Terms] OR ("tetralogy"[All 13 Fields] AND "fallot"[All Fields]) OR "tetralogy of fallot"[All Fields]) AND (complete[All Fields] AND ("wound healing"[MeSH Terms] OR ("wound"[All Fields] AND "healing"[All Fields]) OR "wound healing"[All Fields] OR "repair"[All Fields]))) AND (after[All Fields] AND one[All Fields] AND year[All Fields] AND ("Age"[Journal] OR "age"[All Fields] OR "Age (Omaha)"[Journal] OR "age"[All Fields] OR "Age (Dordr)"[Journal] OR "age"[All Fields] OR "Adv Genet Eng"[Journal] OR "age"[All Fields]))) AND ("mortality"[Subheading] OR "mortality"[All Fields] OR "survival"[All Fields] OR "survival"[MeSH Terms]) Clinical Key complete repair AND Tetralogy of Fallot AND after one 224 year of age AND survival Science complete repair AND Tetralogy of Fallot AND after one Direct year of age AND survival Proquest complete repair AND Tetralogy of Fallot AND after one 1903 375 year of age AND survival Cochrane complete repair AND Tetralogy of Fallot AND after one 1 year of age AND survival 7 Seleksi Setelah dilakukan pencarian dengan strategi di atas, dilakukan seleksi dengan mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Yang termasuk kriteria inklusi adalah subjek manusia, anak dengan tetralogy of Fallot, usia saat dilakukan operasi lebih dari 1 tahun, dengan tujuan melihat prognosis, tingkat mortalitas, atau survival rate, dan penelitian dengan desain studi kohort. Sedangkan yang termasuk dalam kriteria eksklusi, yaitu usia saat dilakukan operasi yang mencakup neonatus, bayi, dewasa (lebih dari 18 tahun), disertai dengan defek bawaan lainnya, serta dilakukan operasi selain operasi pada tetralogy of Fallot, tidak dimasukkan dalam proses penelusuran berikutnya. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh 15 artikel, yang 5 artikel di antaranya tersedia dalam full text. Pada kelima database ini, diperoleh 2 artikel yang relevan dengan pertanyaan klinis. Gambar 2. Diagram Alur Pencarian Literatur 8 Critical Appraisal Artikel yang ditelaah pada laporan ini terdiri dari 2 artikel yang merupakan studi kohort retrospektif oleh Gerling, et al.9 dan oleh Nollert, et al,10 seperti yang dideskripsikan pada tabel 2. Tabel 2. Critical Appraisal Kriteria11 Gerling, et al9 Nollert, et al10 Ya Ya Is the sample representative? (124 pasien ToF yang (490 pasien ToF menjalani operasi total bertahan hidup yang setelah koreksi antara tanggal 14 operasi total koreksi antara Januari 1992 – 17 Juni tahun 1958-1977) Validity 2003) Was follow up long Ya Ya enough and (12 tahun; 34% lost to (35 tahun; 0,2% lost to complete? follow up ) Were outcomes follow up) Tidak ditemukan Tidak ditemukan Ya Ya measured “blind”? Was there adjustment for important prognostic Importance factors? What is the risk of Grup I (< 1 tahun) : 3,2% < 6 tahun: 91,3% outcome over time? Grup II (> 1 tahun) : 6-10 tahun: 91,9% 12,9% 11-20 tahun: 87,8% > 20 tahun: 72,1% How precise are the SE: 0,043 estimates? 95% CI : 0,04 – 0,21 (SE dan 95% CI) < 6 thn (0,042; 0,83-0,99) 6-10thn (0,018; 0,04-0,95) 9 11-20thn(0,028; 0,82-0,93) >20thn (0,056; 0,61-0,83) Applicability Were the study Ya Ya Ya Ya 2B 2B patients similar to your own? Will the evidence make a clinically important impact? Level of Evidence* * Level of evidence berdasarkan The Oxford Centre of Evidence-based Level of Evidence SE: Standard Error CI: Confidence Interval DISKUSI Gerling, et al9 melakukan studi kohort retrospektif untuk mengetahui apakah usia saat dilakukan operasi definitif pada pasien dengan tetralogy of Fallot dapat mempengaruhi mortalitas, baik pada hari ke-30 maupun pada tahun ke-12 setelah operasi dilakukan. Dengan memperoleh data dari rekam medik di University Hospital Münster (UHM), Jerman, diperoleh 2 kelompok usia saat operasi dilakukan, yaitu kelompok I dengan usia saat operasi < 1 tahun dan kelompok II dengan usia saat operasi > 1 tahun. Setelah menggunakan kriteria inklusi, yaitu pasien tetralogy of Fallot yang menjalani operasi total koreksi, dan mengeksklusi subjek penelitian yang disertai dengan berbagai kelainan yang dapat mempengaruhi tindakan operasi yang dilakukan, diperoleh 124 pasien yang tersebar secara merata pada kedua kelompok, yaitu 62 pasien pada setiap kelompok. Setelah difollow up, Pada kelompok I diperoleh 2 pasien yang meninggal pada tahun ke-12 pascaoperasi, sedangkan pada kelompok II diperoleh 6 pasien yang meninggal pada hari ke-30 dan 2 pasien pada tahun ke-12 pascaoperasi. Dengan demikian, terdapat perbedaan mortalitas antara kedua kelompok dengan persentase 10 3,2% pada kelompok I dan 12,9% pada kelompok II. Perbedaan mortalitas pada kedua kelompok tersebut merupakan perbedaan yang bermakna dengan nilai p=0,0483 setelah dianalisa secara statistik dengan t-test, Fisher’s exact, dan KaplanMeier survival analysis. Studi yang dilakukan oleh Gerling, et al9 ini merupakan hasil penelitian yang valid dengan menggunakan desain kohort retrospektif terhadap pasien yang didata berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang jelas. Di samping itu, studi prognosis ini dimulai pada waktu yang telah ditentukan dan selesai setelah dilakukan follow up selama 12 tahun terhadap semua subjek penelitian secara lengkap (dengan jumlah pasien yang lost to follow up < 80%). Namun, pada studi ini tidak ditemukan adanya blinding dalam penentuan outcome sehingga dapat menimbulkan bias. Nilai 95% Confidence Interval 4% s/d 21% juga mendukung hasil penelitian bahwa mortalitas pasien yang dioperasi pada usia lebih dari 1 tahun mencapai 12,9%. Angka mortalitas tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien yang dioperasi pada usia kurang dari 1 tahun (p=0,0483). Dengan demikian, operasi koreksi total sebagai operasi definitif pada pasien tetralogy of Fallot sebaiknya dilaksanakan dalam waktu 1 tahun kehidupan pertama. Studi prognosis yang valid juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Nollert, et al.10 Penelitian dengan studi kohort retrospektif ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka harapan hidup selama 35 tahun pada pasien yang telah menjalani operasi koreksi total tetralogy of Fallot, yang di antaranya adalah faktor usia saat operasi dilakukan. Subjek pada penelitian ini diperoleh dari data rekam medik pasien tetralogy of Fallot yang menjalani operasi koreksi total dari Desember 1958 hingga Mei 1977. Setelah mengeksklusi pasien yang disertai dengan penyakit jantung bawaan kompleks lainnya, diperoleh 490 pasien yang dapat bertahan hidup setelah 1 tahun pasca operasi. Di antara 490 subjek penelitian, terdapat 1 pasien yang lost to follow up, sehingga selain jangka waktu yang lama, follow up penelitian ini juga terlaksana dengan lengkap. Subjek pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan usia saat operasi dilakukan, yang terdiri dari < 6 tahun, 6-10 tahun, 11-20 tahun, dan > 20 11 tahun. Harapan hidup selama 35 tahun pada setiap kelompok tersebut secara berturut-turut adalah 91,3%, 91,9%, 87,8%, 72,1%. Hasil 95% Confidence Interval pada setiap usia menunjukkan bahwa mortalitas pada pasien yang dioperasi pada usia yang lebih tua semakin meningkat. Akan tetapi, berdasarkan hasil analisis univariat dengan two-tailed chi-square test atau Fisher exact test, perbedaan tersebut tidak bermakna dengan nilai p=0,072. Dengan demikian, usia saat operasi definitif tetralogy of Fallot dilakukan tidak mempengaruhi angka harapan hidup selama 35 tahun pascaoperasi. KESIMPULAN Berdasarkan telaah kritis terhadap kedua artikel di atas dapat disimpulkan bahwa mortalitas pasien tetralogy of Fallot yang dioperasi pada usia di atas 1 tahun lebih tinggi daripada pasien yang dioperasi sebelum usia 1 tahun. Akan tetapi, peningkatan risiko mortalitas tidak berhubungan dengan pertambahan usia pada saat operasi sehingga harapan hidup jangka panjang setiap pasien adalah sama walaupun operasi dilakukan pada usia yang berbeda. Dengan demikian, pada pasien di ilustrasi kasus di atas, dijelaskan bahwa operasi untuk mengobati penyakit yang diderita pasien sebaiknya dilakukan sebelum pasien mencapai usia 1 tahun. Walaupun saat ini pasien telah berusia lebih dari 1 tahun, yaitu 1 tahun 4 bulan, pasien belum terlambat untuk dioperasi. Jika mempertimbangkan faktor usia saat operasi dilakukan, operasi dapat dilakukan pada usia berapa pun, mengingat harapan hidup jangka panjang pascaoperasi yang akan dicapai akan sama pada setiap usia. Akan tetapi, perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang menjadi indikasi operasi pada pasien. 12 DAFTAR PUSTAKA 1. Da-wei Z, Guo-feng A, Qiang F, and Yi-ming N. Long-term outcome of correction of tetralogy of Fallot in 56 adult patients. Chinese Medical Journal. 2013;126(19):3675. 2. Steiner MB, Tang X, Gossett JM, Malik S, and Prodhan P. Timing of complete repair of non-ductal-dependent tetralogy of Fallot and short-term postoperative outcomes, a multicenter analysis. The Journal of Thoracic and Cardiovascular Surgery. 2013:1 3. Parry AJ, McElhinney DB, Kung GC, Reddy M, Brook MM, and Hanley FL. Elective primary repair of acyanotic tetralogy of Fallot in early infancy: overall outcome and impact on the pulmonary valve. Journal of The American College of Cardiology. 2000;36(7):2279. 4. Pudjiaji AH, dkk, editor. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta: IDAI;2009. hal.319-22. 5. Lee JR, et al. Complete repair of tetralogy of Fallot ini infancy. Interactive Cardiovascular and Thoracic Surgery 3. 2004:470. 6. Jonas RA. Early primary repair of tetralogy of Fallot. Pediatric Cardiac Surgery Annual. Elsevier. 2009;12:41. 7. Alexiou C, et al. Outcome after repair of tetralogy of Fallot in the first year of life. Annual Thoracic Surgery. Elsevier. 2001;71: 494,500. 8. Pigula FA, Khalil PN, Mayer JE, Nido PJD, and Jonas RA. Repair of tetralogy of Fallot in neonates and young infants. Circulation. 1999;100:II157. 9. Gerling C, et al. Do the age of patients with tetralogy of Fallot at the time of surgery and the applied surgical technique influence the reoperation rate?: a single-center experience. Herz. 2009;34:155-60. 10. Nollert G, Fischlein T, Bouterwek S, Bohmer C, Klinner W, and Reichart B. Long-term survival in patients with repair of tetralogy of Fallot: 36-year 13 follow-up of 490 survivors of the first year after surgical repair. JACC.1997;30:1374-83. 11. Heneghan C, Badenoch D. Evidence-based medicine toolkit. Ed 2. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2006.p.46-9. 14 LAMPIRAN Lampiran 1. Importance Studi Gerling, et al n 62 p 8/62 (0,129) SE = √{p x [(1-p)/n]} 0,043 95% CI : p ± 1,96 x SE 0,04 – 0,21 Nollert, et al < 6 thn 6-10thn 11-20thn >20thn 46 240 139 64 0,913 0,919 0,878 0,721 0,042 0,018 0,028 0,056 0,83-0,99 0,04-0,95 0,82-0,93 0,61-0,83 Lampiran 2. Grafik Kaplan-Meier pada Kedua Kelompok Subjek Penelitian Gerling et al 15 Lampiran 3. Grafik Kaplan-Meier Harapan Hidup Jangka Panjang Berdasarkan Usia saat Operasi pada Studi Nollert, et al. 16