M ERS - COV ( Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) Oleh : Sukarni, SKM, MKes* Di Indonesia sampai saat ini belum ada kasus MERS COV, namun harus waspada karena ada rata-rata 200.000 jemah haji setiap tahun, 750.000 jemaah umrah setiap tahun, dan ada 1 juta TKI berangkat ke Arab Saudi setiap tahun. Jemaah haji/umrah dan TKI dari daerah Timur tengah ini dapat berisiko terinfeksi MERS COV dan dapat menyebarkan virus tersebut di Indonesia. Untuk itu Negara Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan kapasitasnya dalam menditeksi, merespon dan melaporkan bila ada kasus MERS COV tersebut. Mers-cov. merupakan penyakit sindom pernafasan yang disebabkan virus corona yang menyerang saluran pernafasan mulai dari ringan sampai dengan berat. Virus corona strain baru ini belum pernah ditemukan menginfeksi manasia sebelumnya. Sejak April 2012 sampai dengan 23 Juli 2014, WHO telah melaporkan sebanyak 837 kasus MERS COV terkonfirmasi laboratorium, termasuk 291 kematian (CFR 35%). Mers Cov. Berjangkit dilebih 17 negara, bermula dari Timur Tengah ( Yordania, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Yemen). Menyebar ke Eropa ( Perancis, Jerman, Italia, yunani dan Inggris), Afrika, Asia ( Malaysia, Filiphina dan Amerika Utara Cara penularan Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia secara luas dan bekelanjutan. Mekanisme penularan belum diketahui. Kemungkinan penularannya dapat melalui : Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin. Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. Tanda dan gejala Kebanyakan orang yang terinfeksi MERSCoV menunjukkan penyakit pernapasan akut parah dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas. 30% dari mereka meninggal. Beberapa orang dilaporkan memiliki penyakit pernapasan ringan. 1. a. 1) 2) 3) 4) Cara pencegahan Seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik, dan membantu anak-anak melakukan hal yang sama. Jika tidak tersedia sabun dan air, gunakan pembersih tangan berbasis alkohol. Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin kemudian buanglah bekas tisu tersebut di tempat sampah. Kriteria kasus dalam invetigasi MERS – CoV Ada 3 kriteria kasus, yaitu : Kasus dalam penyelidikan Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan tiga keadaan di bawah ini: - Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam - Batuk - Pneumonia berdasarkan gejala klinis atau gambaran radiologis yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.DAN salah satu kriteria berikut : Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi/ penyebab penyakit lain. Adanya petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien ISPA berat (SARI/ Severe Acute Respiratory Infection), terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. Adanya klaster pneumonia (gejala penyakit yang sama) dalam periode 14 hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit lain. Adanya perburukan perjalanan klinis yang mendadak meskipun dengan pengobatan yang tepat, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian, kecuali ditemukan etiologi/ penyebab penyakit lain. b. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ringan sampai berat yang memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus probable infeksi MERS-CoV dalam waktu 14 hari sebelum sakit 2. a. Kasus probable Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis DAN Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-CoV atau hasil laboratoriumnya negative pada satu kali pemeriksaan spesimen yang tidak adekuat DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV b. Seseorang dengan pneumonia atau ARDS dengan bukti klinis, radiologis atau histopatologis DAN Hasil pemeriksaan laboratorium inkonklusif (pemeriksaan skrining hasilnya positif tanpa konfirmasi biomolekular). Masa inkubasi 2 – 14 hari Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. Hindari kontak dekat, seperti mencium, berbagi cangkir, atau berbagi peralatan makan, dengan orang yang sakit. Sering bersihkan peralatan yang sering dipakai, seperti mainan dan pegangan pintu. Konsumsi makanan yang telah dimasak dengan sempurna Menggunakan masker dan menerapkan etika batuk ketika sakit DAN Adanya hubungan epidemiologis langsung dengan kasus konfirmasi MERS-CoV. 3. Kasus konfirmasi Seseorang yang terinfeksi MERS-CoV dengan hasil pemeriksaan laboratorium positive. A. Hal- hal yang dilakukan bila ada kasus suspek MERS COV di wilayah : a. Puskesmas 1. Melakukan tatalaksana kasus sesuai SOP bila menemukan kasus dengan pneumonia ringan, berikan edukasi untuk isolasi diri (self isolation/ home care) dan ke rumah sakit bila bertambah parah 2. Melakukan tatalaksana dan rujukan sesuai dengan SOP bila menemukan kasus dalam penyelidikan dengan pneumonia berat, dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian infeksi 3. Melaporkan kasus dalam waktu 24 jam ke Dinas Kesehatan Kab/ kota melalui sms atau telepon 4. Melakukan penyelidikan epidemiologi bila menemukan kasus MERS-CoV di bawah koordinasi Dinas Kabupaten/ kota 5. Melakukan surveilans ketat bila ditemukan kasus MERS-CoV yang dinyatakan probable atau konfirmasi dari pemeriksaan lebih lanjut 6. Melakukan komunikasi risiko terhadap masyarakat. 7. Meningkatkan jejaring kerja dengan pemangku kewenangan, lintas sector dan tokoh masyarakat setempat. b. Rumah Sakit 1. Melakukan tatalaksana kasus sesuai dengan SOP bila menemukan kasus dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian infeksi 2. Melakukan pengambilan dan pengiriman sampel. 3. Melaporkan kasus dalam waktu 24 jam ke Dinas Kesehatan Kab/ kota melalui sms atau telepon 4. Melakukan komunikasi risiko dengan keluarga kasus c. 1. 2. 3. 4. 5. Dinkes Kabupaten / Kota Melaporkan kasus MERS-CoV ke pusat dalam waktu 24 jam melalui system pelaporan cepat (sms gateway). Laporan cepat dapat dilakukan juga melalui telp/ surel/ fax/ sms ke Posko KLB yang ditembuskan ke Dinas Kesehatan Provinsi Melakukan penyelidikan epidemiologi bila ada laporan kasus MERS-CoV atau klaster pneumonia dalam 14 hari Melakukan penyelidikan dugaan KLB bila terjadi alert terhadap kasus ILI atau pneumonia di wilayahnya bagi kabupaten/ kota yang sudah menerapkan SKDR (EWARS) Melakukan penyelidikan dugaan KLB bila terjadi peningkatan kasus ILI atau pneumonia yang bermakna secara epidemiologis bagi kabupaten/kota yang belum menerapkan SKDR (EWARS). Melakukan penanggulangan awal sesuai hasil penyelidikan 6. 7. Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat. Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan sektor terkait d. Dinkes Provinsi 1. Melaporkan kasus MERS-CoV ke pusat dalam waktu 24 jam melalui telp/ surel/ fax/ sms ke Posko KLB 2. Melakukan penyelidikan epidemiologi bila ada laporan kasus MERS-CoV 3. Melakukan penanggulangan awal sesuai hasil penyelidikan 4. Melakukan mobilisasi sumber daya yang dibutuhkan bila perlu 5. Melakukan komunikasi risiko pada masyarakat 6. Melakukan umpan balik dan pembinaan teknis di kab/ kota 7. Membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan sektor terkait BILA ada kasus konfirmasi Mers-Cov yang diinformasikan oleh Balitbangkes kepada Dinas Kesehatan Provinsi, maka, tindakan yang harus dikerjakan oleh dinkes provinsi adalah : 1. Melakukan koordinasi dengan KKP setempat dalam melakukan pemantauan kontak kasus 2. Menginformasikan kepada dinkes kab/kota asal kasus dan RS terkait agar pemantauan kontak terus dilakukan dan surveilans dan komunikasi resiko lebih ditingkatkan 3. Berkoordinasi dengan POSKO –KLB Deteksi dini dan kesipsiagaan MERS CoV yang dilakukan di pintu masuk (bandara, pelabuhan, lintas batas) Deteksi dini : a. Pengawasan terhadap orang : pemberian kartu kesehatan jamaah haji yang kembali/HAC bagi pelaku perjalann lainnya dari negara terjangkit, menerima laporan dari awak/operator/nakes kloter ada tidaknya penumpang yang sakit, petugas aktif menanyakan, deteksi penumpang dari Negara terjangkit yang demam menggunakan termal scanner b. Pengawasan terhadap barang : pemeriksaan thd barang yang dibawa dari Negara terjangkit c. Pengawasan terhadap alat angkut pemeriksaan dokumen kesehatan alat angkut, pemeriksaan langsung keehatan alat angkut oleh tim KKP Kesiapsigaan : SDM : mengaktifkan tim gerak cepat, penigkatan kaasitas sdm, meningkatkan jejaringdgn semua otoritas Sarana prasana : kesiapan sarana pelayanan (ruang dimodif dgn cepat utk tatalaksnan sementara sebelum dirujuk), memastikan alat transportasidpt difungsikan, memastikan ketersediaan dan fungdi alat komunikasi , menyiapkan logistic penunjang pelayanan kesehatan (obat suportif, alkes, APD, HAC), KIE, pedoman pengendalian mres cov Pembiayaan : anggaran pemerintah dll SARAN UNTK JEMAAH HAJI DAN UMRAH : 1. Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat 2. Cukup istirahat 3. Jangan merokok 4. Rajin mencuci tangan dengan sabun (CTPS) 5. Bila mungkin menghindari kerumunan bila tidak gunakan masker 6. Bila batuk agar tutup mulut dengan tisu atau lengan 7. Kalau ada infeksi saluran pernapasan agar berobat ke fasilitas kesehatan terdekat PESAN UNTUK PETUGAS KESEHATAN Meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini akan munculnya kasus MERS CoV Meningkatkan dan menerapkan infection control di pelayanan kesehatan *Kepala Seksi Pengendalaian Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara