Bertens, K. 2009. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
BUSINESS ETHICS
AND GOOD
GOVERNANCE
KONSEP DAN TEORI ETIKA BISNIS
Fakultas
Program Studi
PASCA
MM
Tatap Muka
01
Kode MK
Disusun Oleh
35040
DR.MIRZA, ST , MM
Abstract
Kompetensi
Membahas tentang konsep etika dan bisnis
Diharapkan Mahasiswa mampu menjelaskan
teori dan konsep etika bisnis
Pembahasan
A.
Tiga aspek pokok dari bisnis
Sebelum kita membahas konsep etika dalam bisnis, terlebih dahulu kita perlu memahami
tiga aspek pokok dalam bisnis diantaranya:
Sudut Pandang Ekonomis
Dalam sudut pandang ekonomis, bisnis adalah kegiatan ekonomis, dimana terjadi
proses tukar menukar, jual-beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-memperkerjakan dan
interaksi manusia lainnya, dengan tujuannya memperoleh keuntungan. Dalam pandangan
ini, bisnis yang baik adalah bisnis yang membawa banyak keuntungan. Hal ini bisa
terjemahkan ke dalam beberapa fungsi manajemen. Dalam fungsi manajemen produksi,
bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat mempertahankan produktivitas perusahaan.
Dimana jika produktivitas menurun, biaya produksi akan bertambah, sehingga harga produk
perlu dinaikkan, dan hal ini berdampak pada harga produk bisa menjadi terlalu tinggi
dibandingkan dengan harga yang ditetapkan pesaing. Pada fungsi pemasaran, diartikan
sebagai menjual sebanyak mungkin produk, dimana hal ini akan membawa keuntungan
maksimal bagi perusahaan
Sudut Pandang Moral
Dalam sudut pandang moral, bisnis yang baik adalah bisnis yang baik secara moral.
Perilaku yang baik dalam konteks moral adalah perilaku yang sesuai dengan norma norma
moral, sedangkan perilaku yang buruk adalah perilaku yang bertentangan dengan atau
menyimpang dari norma moral. Perilaku dalam konteksi ini adalah tindakan dan kegiatan
yang dilakukan dalam bisnis, baik itu keputusan bisnis, kebijakan yang diambil dan interaksi
bisnis dengan lingkungannya. Dalam kasus di atas, bisnis boleh saja memiiliki tujuan
mencapai keuntungan, asalkan pencapainya tidak merugikan pihak yang lain serta
dilakukan dengan menghormati kepentingan dan hak orang lain yang terlibat baik langsung
dan tidak langsung dalam aktivitas bisnis itu sendiri.
Sudut Pandang Hukum
Bisnis tidak terlepas dari hukum “ hukum dagang” atau “ hukum bisnis”. Dalam sudut
pandang normative, hukum menetapkan apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan pada aktivitas bisnis. Disini, hukum lebih jelas dan pasti, karena tertulis dan ada
sangsi tertentu bila terjadi pelanggaran. Dari sudut pandang hukum, bisnis yang baik adalah
bisnis yang patuh pada hukum.
2016
2
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menentukan baik tidaknya bisnis dari sudut pandang moral, perlu adanya tolak ukur
dalam menentukan baik buruknya suatu perbuatan dan tingkah laku di setiap aktivitas
bisnis, diantaranya: hati nurani, kaidah emas dan penilaian masyarakat umum.
Penjelasannya sebagai berikut:
1) Hati nurani
Suatu perbuatan dan tingkah laku yang baik, jika dilakukan sesuai dengan hati
nurani, begitu juga sebaliknya. Hati nurani memiliki arti, kita harus melakukan apa
yang diperintahkan hati nurani dan tidak boleh melakukan apa yang berlawanan
dengan suara hati nurani. Setiap manusia memiliki hati nurani dimana bagi yang
memiliki agama suara hati nurani adalah bisikan tuhan. Hati nurani sifatnya subyektif,
karena hanya bisa dijawab oleh orang yang bersangkutan, dan hati nurani bisa
dipakai sebagai pegangan kalau terbentuk dengan baik.
2) Kaidah Emas
Menurut kaidah emas, perilaku yang baik adalah memperlakukan orang lain
sebagaimana kita sendiri ingin diperlakukan. Maksudnya, jika kita ingin diperlakukan
baik oleh orang lain, maka terlebih dahulu perlakukanlah orang tersebut dengan baik
( konsep take and give). Kaidah emas bersifat objektif
3) Penilaian Umum
Untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku, cara ketiga adalah
dengan menyerahkan kepada masyarakat umum untuk menilainya. Disebut dengan “
audit social”. Namun, penilaian ini harus bersifat objektif ( tidak ada kepentingan di
dalamnya) dan terbuka bagi khalayak ramai dengan menerapkan penilaian moral di
dalamnya.
Dari hasil catatan di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis dikatakan baik (good business)
jika tidak bertentangan dengan sudut pandang etika dan hukum.
B.
Etika bisnis
Arti etika dapat dibedakan dari sisi praktis dan refleksi. Etika sebagai praktis yaitu
sejauhmana nilai-nilai dan norma-norma moral diterapkan dan dilaksanakan dalam berbagai
aktivitas dan kegiatan sehari hari. Atau dapat juga di artikan sebagai apa yang dilakukan
sesuai dengan nilai dan moral. Etika sebagai praktis berarti moral atau moralitas: apa yang
harus dilakukan, tidak boleh dilakukan , pantas dilakukan dan sebagainya. Etika sebagai
refleksi adalah pemikiran moral, dimana kita berfikir tentang apa yang dilakukan lebih
spesifik yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti
dan menilai baik buruknya perilaku orang.
2016
3
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa etika adalah cabang ilmu falsafat
yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia ( selaku orang yang menjalankan
aktivitas bisnis di perusahaan).etika bisnis dapat dijalankan pada tiga tingkat yaitu makro,
meso dan mikro. Pada tingkat makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari
system ekonomi sebagai keseluruhan. Disini masalah etika disorot pada skala besar.
Misalnya: masalah keadilan social masyarakat, terutama berkaitan dengan kaum buruh;
masalah utang Negara, kekayaan Negara dan sebagainya. Pada tingkat madya (meso),
etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang organisasi dalam hal ini perusahaan, dan
stakeholder yang berkaitan langsung dengan aktivitas bisnis di perusahaan seperti lembaga
konsumen, pemasok (supplier), investor, pemerintah, lembaga sosial seperti sarikat pekerja,
dan sebagainya. Sedangkakan pada tingkat mikro, etika bisnis difokuskan pada individu
dalam hubungannya dengan ekonomi dan bisnis. Dalam hal ini dipelajari tentang tanggung
jawab etis dari karyawan dan atasan, produsen dan konsumen, pemasok dan investor.
C.
Peranan Etika dalam Bisnis
Etika berfungsi menggugah kesadaran moral pelaku bisnis untuk berbisnis secara
baik dan etis didasari nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi konsumen, masyarakat dan demi
menjaga nama baik bisnis sendiri dalam jangka panjang. Etika bisnis menjadi acuan bagi
pebisnis untuk berbisnis tanpa merugikan konsumen, buruh, karyawan, dan masyarakat
luas. Hak dan kepentingan mereka tidak boleh diabaikan oleh praktek bisnis. Praktek
praktek monopoli, oligopoli, kolusi dan sejenisnya menjurus pada kerugian konsumen,
masyarakat serta Negara menjadi obyek bagi etika bisnis untuk dilakukan perbaikan
semestinya.
Alasan bisnis berlaku etis ada tiga dasar yang mendasarinya yaitu ajaran agama (tuhan
yang maha kuasa), kepentingan sosial dan perilaku pebisnis yang bernilai utama.
1) Ajaran Agama (tuhan yang maha kuasa)
Agama mengatakan bahwa sesudah kehidupan jasmani ini manusia akan hidup
terus dalam dunia baka, di mana Tuhan sebagai Hakim Maha Agung akan
menghukum kejahatan yang pernah dilakukan dan mengganjar kebaikannya.
Pandangan ini didasarkan pada imam kepercayaan, yang tentunya diharapkan
setiap pebisnis akan dibimbing oleh iman kepercayaannya yang menjadi tugas
agama mengajak pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral.
2) Kontrak Sosial
Segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang pebisnis akan selalu berhubungan
dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka pebisnis dalam interaksi bisnisnya
memiliki kontrak sosial dengan masyarakat tempat dimana ia berbisnis untuk selalu
2016
4
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menciptakan kesejahteraan dalam kegiatan bisnisnya. Pandangan ini melihat
perilaku manusia dalam perspektif sosial. Setiap kegiatan dilakukan bersama-sama
dalam masyarakat, menuntut adanya norma-norma dan nilai-nilai moral. Dengan
demikian kehidupan kemasyarakatan senantiasa menjadi lebih sejahtera.
3) Keutamaan
Pebisnis sebagai manusia memiliki nilai mulia dan utama bila melaksanakan
bisnisnya secara bermoral. Keutamaan sebagai ukuran untuk melakukan bisnis
terbaik, merupakan penyempurnaan tertinggi kodrat manusia. Manusia yang berlaku
etis adalah baik, baik secara menyeluruh materil dan spirituil.
Pebisnis harus melakukan sesuatu kebaikan, karena hal itu baik. Pebisnis harus
berintegritas. Dalam bekerja, pebisnis boleh mencari keuntungan. Perusahaan
merupakan organisasi sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Namun pebisnis
atau perusahaan dikatakan tidak berintegritas, jika kegiatan mereka mengumpulkan
kekayaan tanpa pertimbangan moral.
D.
Kode etik perusahaan
Sebelum kita mengupas dan membahas mengenai kode etik perusahaan, terlebih
dahulu kita memahami istilah umum yaitu ethics statements diantaranya:
1) Pertama, value statements atau pernyataan nilai.
Banyak pernyataan nilai menegaskan bahwa perusahaan ingin beroperasi secara
etis serta fair dan menggaris bawwahi pentingnya integritas, teamwork, kredibilitas,
dan keterbukaan dalam komunikasi. Jadi nilai yang dikemukakan ini sering lebih luas
daripada nilai-nilai etis.
2) Kedua, Corporate Credo atau kredo perusahaan
Biasanya merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder,
khususnya konsumen, karyawan, pemilik saham, masyarakat umum dan lingkungan
hidup
3)
Kode etik
Kode etik ini menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitas
yang bisa timbul (dan mungkin dimasa lampau pernah timbul), seperti konflik
kepentingan,
hubungan dengan pesaing
dan pemasok,
menerima hadiah,
sumbangan kepada partai politik dan sebagainya.
Manfaat kode etik perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan
sebagai corporate culture. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan
terikat dalam standar etis yang sama, sehingga akan mengambil keputusan yang
2016
5
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sama pula untuk kasus-kasus yang sejenis. Sedangkan secara eksternal, para
stakeholder lainnya seperti pemasok dan konsumen memaklumi apa yang bisa
diharapkan dari perusahaan. Reputasi yang baik di bidang etika merupakan asset
yang amat penting bagi suatu perusahaan.
2. Dapat membantu dalam menghilangkan grey area. Beberapa ambiguitas moral yang
sering merongrong kinerja perusahaan, dengan demikian dapat dihindarkan.
Contohnya menerima hadiah atau komisi, kesungguhan perusahaan dalam
memberantas memakai tenaga kerja anak di bawah umur, dan keterlibatan
perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup.
3. Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab
sosialnya.
4. Kode etik menyediakan bagi perusahaan dalam dunia bisnis untuk mengatur dirinya
sendiri, dengan demikian Negara tidak perlu ikut campur tangan.
E.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
Menurut Sonny Keraf (1998), prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut:
1) Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya, kesadarannya sendiri mengenai
sesuatu kebaikan untuk diberian kepada orang lain.
2) Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan atau perikatan bisnis merupakan keutamaan.
Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Dalam
perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama
lain, bahwa masing-masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan kontrak,
serius, tulus dan jujur melaksanakan perjanjian. Kejujuran sangat penting artinya
bagi kepentingan masing-masing pihak, kejujuran sangat menentukan keberlanjutan
relasi dan kelangsungan bisnis selanjutnya.
3) Prinsip Keadilan
Tindakan memberikan keadilan terhadap keterlibatan semua pihak dalam bisnis
merupakan praktek keutamaan. Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang
dalam kegiataan bisnis secara internal maupun eksternal perusahaan diperlakukan
sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.
4) Prinsip Saling Menguntungkan
Kegiatan bisnis perlu memberikan keadaan saling menguntungkan kepada
keterlibatan setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cerminan prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas moral internal
2016
6
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
pelaku bisnis atau perusahaan agar nama baik pribadi atau nama baik perusahaan
untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya dan kompetitif.
F.
GOOD ETHICS GOOD BUSINESS
Kebanyakan perusahaan pencapai sukses merupakan perusahaan yang memiliki
nilai etika pelaksanaan pekerjaan tinggi. Hal tersebut bisa terjadi karena disaat diterapkan
nilai etika bisnis tinggi, maka konsumen atau masyarakat lainnya merasa puas sehingga
dilain kesempatan mereka bersedia mengikat perikatan bisnis dengan perusahaan tersebut,
dengan demikian bisnis perusahaan beretika tinggi tersebut terus berkembang. Yang baik
harus dilakukan karena hal itu baik, bukan hanya karena membuka jalan menuju sukses.
Peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip keutamaan di zaman Aristoteles. Namun mungkin
etika bisnis hanya bisa berlaku intensif dalam suatu komunitas masyarakat moral. Moralitas
bukan merupakan komitmen individual, namun berlaku dalam suatu jangkauan kerangka
sistim sosial.
2016
7
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Bertens, K. 2009. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius,
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis : Tuntutan dan Relivansinya. Yogyakarta : Kanisius
2016
8
Business Ethics And GCG
DR.Mirza, ST , MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download